...🦋LIKE, VOTE, KOMEN, AND JADIKAN FAVORIT🦋...
..."Cinta bukan tentang siapa yang kamu pilih diawal, tapi siapa yang mampu menemanimu hingga akhir."...
...*****...
Dipagi hari yang cerah, terlihat gadis remaja berusia 19 tahun yang sedang melamun di taman rumah. Ia bernama Amanda Putri Kusuma, anak ketiga dari Pak Bambang Kusuma dan Ibu Ratna Kusuma. Diusianya yang masih belia ini ia harus segera menikah dengan pria yang usianya lebih tua darinya, bahkan ia tidak tahu siapa pria yang akan dijodohkan dengannya.
Amanda hanya mendengar bahwa pria yang akan dijodohkan dengannya adalah pewaris dari keluarga Sanjaya. Sanjaya sudah tidak asing lagi bagi khalayak umum, salah satu perusahaan raksasa yang di gadang-gadang akan menjadi perusahaan peringkat nomor satu tahun ini.
Akan tetapi Amanda tetap saja gelisah dengan perjodohan ini. Apalagi bukan rahasia umum bahwa seorang pewaris Sanjaya tersebut memiliki cinta lama yang masih ia kejar sampai saat ini. Amanda hanya mampu menangis dan meratapi kehidupannya yang akan datang dengan cobaan yang begitu besar.
Lamunan Amanda terbuyarkan oleh suara seseorang yang begitu ia sayangi sepanjang hidupnya.
" Manda sini sayang!" Panggil Mama Ratna dengan anggun melambaikan tangannya, untuk Amanda segera menghampirinya.
Perlahan berdiri sembari menyahuti sang Mama, " Iya mah, sebentar" Amanda mengusap matanya yang sembab itu.
Manda berjalan kedalam rumah. Sebelum bertemu mamahnya, ia mencuci muka terlebih dahulu agar jejak menangisnya tidak terlihat di wajah manisnya.
" Ada apa mah?" Tanya manda berdiri di sebelah mamahnya.
" Sini sayang duduk dulu" Mama Ratna menepuk sofa disebelahnya. Mengikuti ucapan sang Mama, Amanda pun duduk di sebelah Mama Rita.
" Ada apa mah?"
" Begini sayang, Papa bilang Pak Ferddy dan anaknya Raihan akan datang kesini siang ini. Jadi, Mamah mau kamu bersiap-siap untuk bertemu dengan mereka" Ucap Mama Ratna menggenggam kedua tangan Amanda.
Bahu Amanda menegang, " Apa aku benar benar harus menikah mah?" Amanda tertunduk.
" Mama juga tidak mau kamu menikah di usia muda seperti ini, apalagi dijodohkan dengan lelaki yang mencintai wanita lain. Mama juga tidak mau sayang... Tapi mau bagaimana lagi, Papa kamu sudah berjanji jika suatu saat Keluarga Sanjaya membutuhkan bantuan Papa, sekalipun dengan menikahkan salah satu anaknya ia akan selalu siap membantu. Saat ini keluarga Sanjaya menagih janji Papa-mu itu dan Papa mu tidak bisa menelan ludahnya sendiri nak. Jadi mamah mohon sekali sama kamu untuk menikah dengan anak Pak Ferddy" Ucap panjang lebar, Mama Ratna menangis menggenggam tangan Manda.
Hati seorang ibu mana yang rela anaknya menikah diusia belia, tanpa rasa cinta sedikitpun.
" Mama, jangan nangis... Amanda siap untuk menikah Ma. Amanda ngga mau muka ayah tercoreng dihadapan semua orang" Ucap Manda mengusap air mata Mamanya yang terus mengalir tanpa henti.
Mama Ratna memeluk tubuh sang anak dengan penuh penyesalan," Maaf sayang... Maafkan mama... Terima kasih sayang," Ucap mama Ratna lirih.
Amanda hanya membalasnya dengan anggukan serta lamunan yang entah kemana.
...*****...
Siang ini semua orang dirumah Kusuma sudah mempersiapkan segalanya untuk menyambut tamu spesial yang akan datang. Katanya siang ini keluarga Sanjaya akan hadir dan membicarakan soal kelanjutan dari rencana pengikatan tali silaturrahmi kedua belah pihak keluarga. Seperti membahas tempat, undangan, dan gaun untuk acara pernikahan anak mereka nanti. Kemungkinan pernikahan ini akan dirayakan di Hotel Milik keluarga Sanjaya.
Rumahnya kini terlihat cukup sibuk dan semua terlihat disajikan dengan teliti seolah tidak boleh ada kesalahan sedikitpun mulai dari makanan, kebersihan, dan juga kerapihan setiap sudut. Semua pekerja disini sibuk dengan pekerjaannya masing masing,
Amanda hanya mau berdiam di dalam kamarnya. Gaun indah yang terpatri ditubuh idealnya dan riasan cantik yang menghiasi wajahnya sangat pas terlihat bak seorang princess.
Namun sayangnya segala kecantikan itu tidak bisa menutupi raut murung sang pemeran utama pada acara kali ini. Amanda merasa semuanya seperti terlalu cepat, dia yang dulunya masih seorang anak kecil sekarang harus terpaksa menikah.
...*****...
Ting Tong... Ting Tong...
Suara bel berbunyi, sepertinya orang yang di nanti-nanti kehadirannya telah memperlihatkan kehadirannya. Mama Ratna pun menuju pintu utama untuk menyambut tamunya tersebut.
" Assalamualaikum" Ucap dua orang dewasa berumur yang berjalan berdampingan memasuki rumah kediaman Kusuma.
" Waalaikumsalam, Silakan masuk" Ucap Mama Ratna.
Kedua orang dewasa tersebut bernama Ferddy Sanjaya dan Sinta Gustiani. Mereka adalah orang yang menjodohkan anak mereka dengan Amanda.
Semua orang dipersilahkan duduk di ruang tamu hanya satu orang yang belum datang saat ini. Katanya ia akan datang sebentar lagi setelah rapat selesai.
" Aduh... Cantik sekali ya Amanda sekarang jeng," goda Sinta Gustiani.
Amanda hanya bisa tersenyum malu mendengar pujian dari orang yang sebentar menjadi ibu mertuanya.
Suara mobil berhenti dihalaman rumah membuat semua orang teralihkan dari perbincangan santai. Hingga langkah kaki yang begitu perlahan dan berkharisma seperti mendekat ke arah mereka.
Seorang pelayan membukakan pintu ruang tamu, " Silahkan tuan."
" Assalamualaikum, selamat siang Pa Ma dan Om Tante." Sapa Lelaki tersebut, terlihat sekali dari caranya berjalan dan berbicara ia kaku dan datar.
WHAT?! Cowok gini iyang akan menjadi suamiku? Batin Amanda.
...*****...
" Saya rasa semua sudah berkumpul disini, jadi mari kita langsungkan niat awal kami datang kemari," Ucap lebih dulu dari Ferddy Sanjaya.
" Ah ya betul mari kita bahas lebih lanjut Pak," Balas Papa Amanda.
Semua nampak tenang, menunggu apalagi yang akan disampaikan oleh Ferddy Sanjaya.
" Saya sangat senang mendengar persetujuan yang disampaikan keluarga Kusuma tentang keinginan keluarga saya. Jadi, dengan ini saya dan keluarga bermaksud meminang putri kedua Anda untuk menjadi calon dari anak lelaki saya," Ucap Ferddy menegaskan tentang kedatangan meraka ke sini.
Sebelum melanjutkan ucapannya kembali, terdengar suara yang menyela pembicaraan tersebut.
" APA MAKSUDNYA INI DAD! Tidak ada calon, tidak ada pernikahan atau apapun itu! Tidak ada lagi perjodohan keparat ini!" Lugasnya marah terlihat dari wajahnya yang merah pada menahan segala amarah.
" RAIHAN JAGA UCAPAN KAMU!"
Ya pria yang sedari tadi di tunggu kehadirannya, kini berteriak marah dan menyuarakan ketidaksetujuannya pada rencana gila ini. Raihan Mahardika Sanjaya itulah namanya, seorang pria yang sudah menginjak kepala tiga itu sudah muak dengan segala rencana gila orang tuanya.
" Aku selalu mencintai Dea dan akan selalu begitu DAD!" Ucap dingin Raihan tanpa melihat Mommynya itu.
Sinta berdiri meraih lengan sang putra untuk menenangkan," Sayang kamu harus sadar nak, Dea bukan wanita yang baik. Dia meninggalkan kamu demi orang lain sayang, Mommy minta tolong sayang lupakan dia. Mulailah hidup baru" Ucap Sinta dengan mata berkaca-kaca menatap anak semata wayang.
Raihan menghempaskan tangan sang Mama, " Tidak bisa! Mom, Dea cinta pertama aku! Mom dan Dad yang udah buat dia pergi dari aku!" Ucap Tegas Raihan.
" Sayang... Bukan begitu nak, Mommy dan Daddy lakuin itu demi kamu. Dia bukan wanita yang baik, kami sayang kamu. Dan Amanda adalah wanita pilihan terbaik untuk kamu," Ucap Sinta memohon agar sang anak luluh.
Raihan hanya diam tidak membalas ucapan orang tuanya. Pikirannya berkecamuk semua terasa memusingkan.
" Oke, Raihan akan lakuin apa mau Mommy, tapi dengan syarat," Raihan memalingkan wajahnya kepada sang Daddy dengan smirk.
...*****...
...Menurut kalian syaratnya apa nih?...
...*****...
Kalau kata Ariana Grande sih...
Thank u! Next next>>
See you!
...🦋LIKE, VOTE, KOMEN, AND JADIKAN FAVORIT🦋...
..."Jika takdir sudah menentukan, kita bisa apa selain menerima."...
...*****...
Part sebelumnya...
Raihan hanya diam tidak membalas ucapan orang tuanya. Pikirannya berkecamuk semua terasa memusingkan.
" Oke, Raihan akan lakuin apa mau Mama, tapi dengan syarat," Raihan memalingkan wajahnya kepada sang Papa dengan smirk.
...*****...
Sinta tersenyum, "Apapun sayang."
" Mama dan Papa tidak boleh mencampuri urusanku selama aku menikah. Termasuk urusan ku dengan wanita itu," Tegasnya sambil menunjuk kearah Amanda.
Semua menoleh dengan khawatir pada Amanda, gadis itu sedari tadi hanya diam mengamati. Sinta tahu anaknya ini seperti apa.
Raihan beranjak membenahi jas navy yang ia kenakan, "Jika tidak ada yang lain saya permisi," Ucapnya pamit untuk undur diri.
" Baiklah, diterima" Ferddy menatap mata sang anak.
Bibir Raihan sedikit terangkat keatas. Ia kembali duduk di sofa menatap orang-orang yang masih berdiri di hadapannya.
" Oke, sampai mana pembahasan kita tadi?" Tanya Raihan dengan raut yang bahagia?
Amanda memandangi pria tersebut, "Apa dia sudah gila, berubah dalam semenit saja eoh?" Gumam Amanda hanya terdengar oleh dirinya sendiri.
...*****...
Acaranya berjalan dengan sangat mulus tanpa hambatan seperti sebelumnya. Benar yang diucapkan Raihan, ia tidak memberontak seperti sebelumnya setelah syarat yang ia ajukan di 'iyakan' oleh orang tuanya.
Suasana tampak bahagia dengan ucapan dan doa yang dipanjatkan agar acara lancar sampai hari-H.
" Amanda sayang, nanti kapan-kapan Hangout bareng Mommy ya," Pinta Sinta antusias.
" Haha... Kamu ini seperti anak muda saja jeng. Lain kali ajak juga Raihan biar lebih akrab dengan Manda," Mama Ratna menanggapi calon besannya.
Sedangkan dua orang pria yang sedang berdiri menunggu istrinya itu meringis, "Ayo Mom! Pesawat kita sebentar lagi, harus cepat!" Seru Ferddy pada istrinya
Sinta menoleh pada suaminya, "Ish Kamu ini! Aku masih mau sama menantuku tau. Yaudah sayang sampai jumpa Minggu depan," Sinta memeluk Amanda dengan sayang.
"Iya Tante, hati-hati." Amanda tersenyum.
" Eitsss Mommy no no Tante, Mommy bukan Tante girang." Gurau Sinta dan mengundang tawa Rita.
"Eh i-ya Tante... Duh maksudnya M-mommy." Amanda gugup ini kali pertama iya memanggil panggilan 'ibu' selain Mamanya.
Tante girang itu apa? Batin Amanda bingung.
...*****...
" Kenapa muka lo asem" Tanya Romi.
" Lo sendiri tau alasannya" Raihan memalingkan wajahnya.
" Kalau Lo ngga mau buat Gue ajalah" Romi sedikit tertawa.
Dengan kesal Raihan menepuk sandaran kursi mobil di depannya.
" Sialan Lo! Shut up you're fucking mouth!" Serunya kesal dengan ledekan yang diberikan sekertaris sekaligus sahabatnya itu.
Romi adalah sahabat sekaligus asisten pribadi Raihan yang sudah mengabdi selama 5 tahun. Romi menjadi asisten Raihan bukan semata-mata Raihan sahabatnya, akan tetapi memang ia merasa cocok dengan pekerjaan ini. Berbeda dengan Raihan, Romi terlihat lebih humoris jika dengan orang terdekatnya. Namun, di depan khalayak umum ia akan terlihat tenang dah profesional.
Romi masih fokus dengan menyetir mobil dan tawanya yang belum mereda.
"Calm down man... Calm down hahaha."
Romi mengusap air di ujung matanya, "Nyerah aja Rai, Lo bakal dikejar Mommy Lo sampai ke ujung dunia," Ujarnya geli.
" Yeah, dan Lo orang yang bantu Mommy buat nemuin Gue."
Romi menoleh, "Correct!" dengan senyum seluas samudra.
Kemudian dengan cepat wajahnya berubah drastis, menjadi serius.
" Data peluasan pada salah satu bidang sektor mengalami masalah, beberapa petinggi meminta rapat secepat Pak." Saat ini Romi sudah kembali pada kerjaannya sebagai sekertaris, bukan sahabat.
"Laksanakan," begitupun dengan Raihan tidak ada lagi si pemberontak, saat ini adalah sosok Raihan Mahardika Sanjaya.
"Baik."
...*****...
Disini Amanda sekarang. Menikmati masa mudanya dengan duduk bersantai di sebuah cafe yang sedang hype akhir-akhir ini. Cafe terlihat cukup ramai, banyak anak muda yang menghabiskan waktu senggang disini. Entah itu belajar, mengerjakan tugas, ataupun pacaran.
Amanda tentu saja melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi. Ia hanya tinggal menunggu pengumuman kapan akan masuk perkuliahan.
Amanda mencoba minuman rasa baru kali ini Matcha with Flavored Syrup. Matanya membulat sempurna saat rasa minuman itu menyentuh lidahnya.
Enak!!
Sebagai pecinta Matcha ini sangat enak. Amanda akan memesan ini mungkin lain kal-
"Hai, Manda kan?" Sapa seseorang dari arah samping.
Amanda yang sedang menyeruput minumannya menoleh dengan perlahan. Sangat imut, masih tersisa krim di ujung bibirnya.
" Kak Jay?!" Seru Amanda semangat.
Pria yang bernama Jay itu terkekeh, "Masih sama ya, berantakan..." Tangannya perlahan membersihkan susah krim diujung bibir Amanda.
"Kak kapan pulang? Kok ngga ngabarin aku? Darimana aja ngga ada kabar beberapa bulan ini? Kakak disana ngapain aja, sibuk ya?" Cecar Amanda dengan bertubi-tubi ia benar-benar kesal dengan pria dihadapannya ini.
"Aduh... Satu-satu dek, Kakak bingung jawabnya nih. Kangen berat ya ya ya?" Ucapnya jail.
" Nyebelin tau! Aku khawatir sama kakak," Amanda memukul lengan Jay yang duduk di sebelahnya.
Jayden Aurolasto atau yang sering dipanggil 'Jay' oleh Amanda merupakan lelaki berdarah Belanda-indonesia. Dia adalah teman dari kakak Amanda yang saat ini sedang berada di London. Amanda malu menyebutkannya, tapi Jayden lah orang yang dia kagumi sejak dia masih Sekolah Dasar. Cinta monyet memang tapi sepertinya Jayden hanya menganggap kakak-adik dengan Amanda.
" Ciee... Kakak denger-denger ada yang mau nikah nih,"
" Apaan sih kak! Aku ngga mau bahas itu ya, ngga suka!" Dahi Amanda mengernyit seperti ada tanduk diatas kepalanya.
" Baiklah nona pemarah. Gimana sekolahnya lanjut kemana kamu?" Tanya Jayden penasaran.
" Oh aku udah daftar sih kak ke..." Amanda menceritakan semua rencana ia ke depannya dan apa saja yang pernah ia alami selama ini.
Jayden mendengarkannya sambil tersenyum melihat tingkah Amanda yang aktif saat bercerita.
" Kakak terlambat ya dek?" Gumamnya lirih.
Amanda menoleh, "Eh kenapa kak? Aku ga denger tadi sorry."
Jayden tersenyum, "Ngga, ayo lanjut."
Oh tuhan, keberuntungan tidak berpihak pada pria tampan ini.
................
Tanpa mereka sadar, setiap aktivitas Amanda mulai saat ini tidak pernah luput dari pantauan seseorang. Terlihat seseorang yang sedang berbicara dengan telepon di telinganya.
" Lapor pak, seperti yang terlihat pada gambar target bersama seorang pria."
................
Jayden bangkit dari duduknya.
" Oh dek, kakak harus pergi. Sebenernya kakak kesini untuk bertemu dengan client sepertinya sudah sampai," Ucap Jayden sambil membenahi barang barangnya.
" Kenapa ngga bilang kak! Sana cepetan kasian client kakak," Amanda menggerakkan tangannya seperti mengusir.
" Ngusir nih ceritanya? Haha bercanda, marah terus kamu cepet tua dek," Jayden terkekeh melihat wajah banteng imut itu.
...*****...
...Menurut kalian siapa orang ini?...
...*****...
Kalau kata Ariana Grande sih...
Thank u! Next next>>
See you!
...🦋LIKE, VOTE, KOMEN, AND JADIKAN FAVORIT🦋...
..."Janji itu ada untuk di ingkari, tapi denganku janji itu harus kamu tepati."...
...*****...
Part sebelumnya...
" Ngusir nih ceritanya? Haha bercanda, marah terus kamu cepet tua dek," Jayden terkekeh melihat wajah banteng imut itu.
...*****...
Merasa bosan dengan berdiam diri, kini Amanda berencana untuk berjalan-jalan di Mall tidak buruk juga pikirnya. Saat dirinya bersenandung ria menikmati ramainya Mall, melihat takjub pada setiap toko yang menampilkan pakaian edisi terbaru. Sampai-sampai ia tidak melihat kearah depan dirinya berjalan.
Duk
Amanda terjatuh kelantai dengan memegangi kepalanya, makhluk jenis apa ini kepalanya sampai sakit.
" Awsh... Kalau jalan pake mata gak si Lo!" Seraya melihat pada orang yang menjulang tinggi di hadapannya.
Amanda sangat kaget saat melihat wajah pria didepannya.
Amanda bangkit dengan nafas memburu, "LO?!" Jari telunjuknya mengarah pada orang dihadapannya.
"Apa? Saya kenapa?" Tanya pria itu bingung.
"Kenapa?! Heh Cucunguk kalau jalan tuh liat pakai mata! Kalau Gue jatuh terus serangan jantung, meninggal. Lo mau tanggung jawab?!" Seru Amanda dengan dramatis. Ia saja kaget dengan apa yang ia ucapan.
" Meninggal ya dikubur," Jawab Raihan santai.
Yap, orang yang Amanda tabrak adalah tunangannya sendiri. Pria Cucunguk kalau kata Amanda.
" Lo aja sana yang mati! Gue ogah!" Teriak Amanda sebari berdiri dan meninggalkan Raihan.
Merepotkan. Batin Raihan.
Raihan mengikuti Manda dari belakang, karena kebetulan sekali mereka bertemu di Mall miliknya. Ia akan menjadikan ini kesempatan untuk membahas sesuatu dengan Amanda, sebelum mereka menikah nanti.
Amanda berjalan menuju salah satu toko buku yang ada di sana. Ada buku novel yang sedang naik daun saat ini, ia harus membacanya. Dari yang Amanda lihat di internet novel ini cepat sekali habis, ia harus buru-buru ke sana. Namun, ia merasakan diikuti oleh seseorang di belakangnya.
Benar saja, saat ia berbalik badan, Raihan sedang mengikutinya hingga di depan toko buku tersebut. Semua pengunjung melihat kearahnya, lantaran seperti di kawal oleh banyak bodyguard. Bagaimana tidak Raihan membawa tiga orang dibelakangnya.
Amanda mulai mengamati orang dibelakang Raihan. Hm, yang satu sepertinya bukan bodyguard, dia ada di acara kemarin.
" Ngapain sih ngikutin om?! Pergi sana, ngga ada urusan," Amanda melakukan gestur pergi, menyuruh Raihan dan cucunguk lainnya pergi.
Raihan menaikan alisnya, "Kamu ngusir saya?!" Tanya Raihan heran.
" Iya om! Emangnya kenapa?!" Amanda makin tersulut emosi.
" Stop panggil saya om. Dasar anak kecil!" Ucap Raihan seraya melepas kancing jas nya. Gerah sekali berbicara dengan gadis mungil ini.
" Ada yang mau saya omongin sama kamu" Ucap Raihan serius. Amanda hanya melihat wajah Raihan sebentar lalu memainkan ponselnya kembali.
Raihan kesal ia menyugarkan rambutnya ke belakang, "Berhenti memainkan ponsel," Tegas Raihan.
" Lo mau ngomong apa sih om, ngomong aja Gue dengerin kok. Nih lihat kuping Gue!" Amanda menunjukkan kupingnya, sambil kembali melihat kearah ponselnya.
Raihan mengambil ponsel Amanda, dan menaruhnya disaku.
Amanda melotot melihat hpnya direbut, "Apa-Apaan sih! Itu voucher novel-nya belum Gue klaim Om! Siniin ngga Handphone-nya!"
Tangannya berusaha meraih saku jas yang digunakan oleh Raihan.
"Saya ingin bicara Amanda Putri Kusuma," Ucap Raihan dingin. Nada bicaranya berubah.
Amanda mengambil tangannya kembali, "Yaudah cepet ngomong apa."
" Tidak disini, ikut saya."
"NOVEL 'LINTANG PRASA' SISA 3 SAJA TEMEN-TEMEN!" Suara speaker terdengar heboh di dalam sana.
Bukannya mengikuti Raihan, Amanda malah masuk ke dalam toko buku tersebut dengan berlari kencang. Ia membelah lautan manusia yang juga sedang mencari buku novel tersebut.
" Hey bocah!" Seru Raihan frustasi.
" Pfftt.." Tawa terdengar dari arah belakang Raihan.
" Diam kau!"
...*****...
Setelah melewati huru-hara di toko buku tersebut. Disinilah Amanda sekarang bersama pria menyebalkan yang tiba-tiba datang di kehidupannya. Mereka sedang berada di sebuah restaurant classic yang ada di sana, terkesan mewah dan old. Cocok sekali dengan pria old di depannya, pikir Amanda.
" Kamu harus tahu saya terpaksa dengan pernikahan ini. Jelas dengan apa yang kamu dengar saat itu, saya masih mencintai pacar saya. Meskipun dia saat ini sedang pergi, saya tetap akan mencintainya. Jika begitu kamu seharusnya paham, saya tidak akan pernah mencintai kamu."
Amanda yang sedang menyuapkan pancake ke dalam mulutnya, "Terus?"
" Apa yang kamu mau sebenarnya, uang? Saya rasa keluarga Kusuma tidak semiskin itu. Popularitas? Saya bisa berikan itu dengan mudah jika kamu mau. Oh mungkin suntikan dana pada Kusuma Group? Apa yang kamu mau akan saya berikan! Tapi kamu harus membatalkan rencana gila ini." Ucap Raihan tegas, berusaha bernegosiasi.
" Pertanyaannya banyak banget sih Om, Gue masih dengerin ga kemana-mana. Ulangi sekali lagi dong!" Amanda melipatkan tangannya di dada.
" Kurang ajar," Raihan memancarkan aura yang sangat menakutkan. Ia merasa dipermainkan.
Amanda sulit menelan pancakenya, "Hehehe becanda tau om jangan marah-marah nanti cepet tua baru nyesel! Mana handphone Gue dulu, baru di jawab satu-satu," Ucap Amanda.
Amanda ingin mencuri kesempatan untuk mengambil ponselnya disaku jas Raihan, tapi dihalau oleh Raihan.
" Tunggu dulu! Kemana saja kamu hari ini?" Raihan menggenggam tangan Manda yang tadi berusaha mengambil ponselnya.
Amanda menarik tangannya, "Ke cafe. Emang kenapa sih Om? Kepo deh!"
" Oh ya? Dengan siapa?"
Dengan siapa? sama siapa lagi emangnya Gue? Jomblo gini. Batin Amanda.
" Ya sendiri lah, sama siapa lagi! Kenapa sih, udah mana handphonenya!"
Raihan mengambil handphone milik Amanda yang sedari tadi ia sita. "Yakin sendiri?"
Dahi Amanda mengernyit, "Iya! Emang sama siapa lagi kalau bukan sendiri. Temen Gue sibuk liburan semua." Ucapannya terjeda.
"Oh ya, buat semua yang om tanyain itu ngga bener. Keluarga Gue ngga butuh semua itu! Kalau Om mau ngebatalin, kenapa ngga Om aja. Gue ngga bisa karena Gue udah janji sama Mama dan janji harus ditepat." Sambungnya
Raihan hanya diam tak menjawab. Sialan gadis ini seperti menyindir dirinya. Batin Raihan.
" Dan satu lagi,gara-gara Om Gue harus bayar buku novel full harga! Sekarang ganti rugi!" Ucap Amanda dengan tidak santai, ia mengadahkan tangannya di depan Raihan.
" Ck, berapa?" Raihan mengeluarkan ponsel pribadinya.
Amanda punya ide bagus, "Sepuluh juta rupiah sudah sama pajak dan paperbag." Ucapnya dengan raut serius. Seolah memang segitu harganya.
Raihan mengetikan nominal yang disebutkan tadi, "Yang benar saja? Kau serius ada buku dengan harga segitu?"
Amanda menatap ponselnya dengan mata yang berbinar. Rezeki nomplok ini, jarang-jarang ada uang segini banyak di rekeningnya. Papa-nya sangat pelit uang jajannya dalam seminggu saja cuman lima ratus ribu, itu pun sudah dengan uang main. Papanya sangat pelit dengan uang.
Suara sang Papa seperti mengitari kepalanya Hemat nak hemat nak hemat nak
Amanda mengibaskan tangannya dikepala, itu membuat Raihan bingung. Apa gadis ini sudah gila atau bagaimana.
" Udah deh Om, Gue harus pulang sebelum Mama ngomel anak imutnya ini belum pulang. Bye!" Tanpa menunggu jawaban Amanda kini sudah berjalan pergi menuju pintu keluar Mall.
" Hah bisa gila lama-lama," Ucap Raihan.
Ini baru pas api disandingkan dengan bensin, menyala abangku!! Batin Romi tertawa.
...*****...
...Menurut kalian api dan bensin jadi?...
...*****...
Kalau kata Ariana Grande sih...
Thank u! Next next>>
See you!.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!