David William
Seorang CEO yang sangat tampan, pintar, angkuh, kejam, membunuh tanpa ampun, paling membenci dengan kata pengkhianat dan tidak ada satupun musuh yang hidup jika berhadapan dengan David walau musuh itu memohon ampun sekalipun.
David menguasai ilmu bela diri dan juga berbagai senjata karena banyaknya musuh yang mengincar dirinya.
Han Aberto
Asisten Han adalah asisten yang sangat setia dan juga tangan kanan tuan David, tampan, dingin, tidak mempunyai rasa iba sedikitpun terhadap musuh - musuhnya dan asisten Han juga menguasai beberapa seni ilmu bela diri.
Dokter Karen Angelina Alvonso
Seorang gadis yang sangat cantik berprofesi sebagai dokter dan sekretaris. Selain cantik bodynya bak gitar spanyol, Karen juga gadis yang baik hati, perduli dan rela berkorban terhadap sesama, sangat pintar dalam bidang akademik selain itu juga menguasai ilmu bela diri dan juga pintar memasak.
Dokter Sandra William
Seorang dokter kandungan, dokter Sandra sangat cantik dan baik hati. Dokter Sandra sangat suka menolong orang yang sangat membutuhkan dirinya tanpa membeda - bedakan. Dokter Sandra bersahabat baik dengan Karen. Sama seperti sahabatnya dokter Sandra juga sangat pintar bela diri selain untuk melindungi diri sendiri dari orang yang ingin melukai dirinya juga bisa membantu orang yang membutuhkan pertolongannya.
Awal Mula
" Hallo sayang lagi apa?" tanya kekasihnya.
" Biasa sayang lagi banyak pekerjaan." Ucap David
" Sayang, dua hari lagi kita akan menikah supaya aku tampil sangat cantik kirimin aku uang buat ke salon donk." pinta kekasihnya dengan manja.
" Bukannya tiga hari yang lalu sudah aku kasih dua puluh juta sayang?" tanya David
" Memang benar sayang tapi sudah habis sayang, kirimin lagi ya?" pinta kekasihnya dengan manja.
" Baiklah aku transfer uangnya." Ucap David
" Terima kasih sayang." Jawab kekasihnya sambil tersenyum menyeringai.
" Sama - sama sayang, jangan sampai" kecapaian besok hari pernikahan kita." ucap David menasehati calon istrinya.
" Tenang saja sayang, bye." ucap kekasihnya.
" Ok bye." Jawab David
Tut tut tut tut tut tut
Sambungan komunikasi pun langsung terputus, David melanjutkan kembali pekerjaan yang tadi sempat tertunda. Asisten Han yang kebetulan berada di tempat tuannya menahan kesal.
" Maaf tuan, apakah tuan yakin menikah dengan nona Celinne? tanya asisten Han
" Yakin, memangnya kenapa?" tanya David
" Maaf tuan sepertinya nona Celline tidak tulus mencintai tuan." Ucap asisten Han
" Apa maksudmu Han?" tanya David dengan nada kesal dan menghentikan pekerjaannya.
" Maaf tuan, karena setiap dua sampai tiga kali seminggu nona Celline meminta uang terus. Sepertinya nona Celline hanya memanfaatkan tuan." ucap asisten Han.
" Han, aku bekerja dengan keras dan menghasilkan uang yang sangat banyak dan tentu saja Celline yang harus menghabiskan uangku." Ucap David tegas sambil menatap tajam ke arah asistennya.
Asisten Han hanya menghembuskan nafasnya perlahan.
" Kalau begitu maaf tuan, saya pergi dulu." Ucap asisten Han akhirnya.
" Ya sudah pergilah." Usir David.
( " Aku berharap tuan David cepat sadar kalau nona Celline adalah bukan wanita baik - baik." ucap asisten Han dalam hati )
Asisten Han pergi meninggalkan tuan David sendirian di ruang kerjanya.
xxxxxxx
Hari berlalu dengan cepatnya dan tidak terasa hari ini David dan kekasihnya akan mengikrarkan janji suci di altar pernikahan. David duduk di belakang kursi pengemudi sedangkan bodyguard yang merangkap sebagai sopir duduk di kursi pengemudi dan di samping pengemudi juga ada bodyguard yang mengawal David dalam perjalanan menuju ke gedung pernikahan sedangkan asisten Han menjemput calon pengantinnya di rumah orang tuanya.
Sopir tersebut mengendarai mobil dengan kecepatan sedang dalam perjalanan tidak ada masalah namun ketika melewati jalan yang mulai sepi sebuah truk dari arah berlawanan melaju dengan sangat kencang membuat sopir tersebut membanting setir kemudi kemudian menginjak rem mobil tapi tidak berfungsi.
" Gawat tuan remnya tidak berfungsi." Ucap sopir tersebut dengan wajah panik karena kondisi jalanan tersebut turunan tajam.
" Apa??" teriak tuan David panik
" Truk itu juga sepertinya sengaja mengarah ke kita." Ucap bodyguard yang berada di samping pengemudi.
" Iya benar, bagaimana ini tuan?" tanya sopir tersebut karena dirinya juga baru bekerja sebagai sopir sekaligus bodyguard.
" Berusaha tenang dan coba injak lagi remnya." Ucap David walau dirinya juga panik.
" Baik tu.." ucapan sopir itu berhenti karena truk tersebut menabrak mobil yang ditumpangi oleh David dan dua orang bodyguard.
bruk
akhhhhh
akhhhhh
akhhhhh
duar
duar
Mobil dan truk langsung meledak karena ternyata truk tersebut membawa tangki minyak. David berhasil meloncat dari mobil tapi tubuh dan wajahnya terluka parah dan langsung tidak sadarkan diri sedangkan ke dua bodyguardnya meninggal di tempat begitu pula dengan sopir truk tersebut.
Seseorang yang melewati jalan tersebut langsung turun dari mobil untuk melihat para korban ternyata hanya satu orang yang selamat dan langsung di bawa ke rumah sakit.
Sampai di rumah sakit langsung dibawa ke ruang UGD orang itu ikut masuk karena kebetulan dia juga seorang dokter. Setelah empat jam lamanya pria itu dipindahkan ke ruangan icu.
" Dokter apakah mengenal pria itu?" tanya dokter teman satu profesi
" Tidak kenal, kebetulan ketika aku pulang kerja lewat daerah itu ada kecelakaan ketika aku cek satu orang yang selamat." Ucap dokter tersebut
" Dokter selain cantik juga baik sama orang lain." Puji temannya
" Sesama manusia harus saling membantu, oh ya satu lagi kalau ada keluarga yang datang bilang saja ada warga yang melihatnya dan menolongnya." Ucap dokter tersebut.
" Memangnya kenapa?" tanya temannya.
" Aku tidak ingin saja." Ucap dokter tersebut
" Baiklah terserah dirimu saja." ucap temannya
" Ya sudah aku mau pulang kalau ada apa - apa kabarin aku saja." Ucap dokter tersebut
" Ok." Jawab temannya
Dokter tersebut meninggalkan temannya dan melanjutkan langkahnya menuju parkiran mobil.
xxxxxxx
Di tempat yang berbeda asisten Hendrik menjemput calon istri bosnya menuju ke gedung pernikahan. Sampai di gedung asisten Hendrik mencari tuan David tapi belum datang hingga setengah jam lamanya tuan David juga belum datang.
" Hei asisten, kenapa calon menantuku belum datang? kami sudah menunggu setengah jam lebih." Omel ibunya Celline
" Sebentar nyonya saya akan hubungi tuan David." ucap asisten Han.
" Cepatlah, sebentar lagi akan di mulai." Omel ibunya Celline lagi.
Asisten Han berusaha menahan amarahnya rasanya ingin melakban mulut ibunya Celline. Asisten Han menghubungi tuan David tapi ponselnya tidak aktif begitu pula dengan ponsel ke dua bodyguard yang mengawal tuan David.
" Bagaimana sudah di angkat belum?" Tanya Celline
" Belum nona." Ucap asisten Han
" Bagaimana sich." Omel ibunya Celline dan Celline bersamaan.
" Saya akan telephone mansion dulu." Ucap asisten Han
" Cepatlah." ucap ibunya Celline dan Celline bersamaan lagi.
Asisten Han hanya menghembuskan nafasnya perlahan mengatur emosinya yang rasanya ingin meledak mendengar Omelan ibu dan anak.
Asisten Han menghubungi mansion dan kepala pelayan menceritakan kalau tuan David sudah berangkat dari tadi membuat asisten Han menjadi kuatir akan tuan David.
Asisten menghubungi beberapa anak buahnya untuk mencari tuan David.
" Bagaimana?" Tanya Celline
" Tuan David sudah berangkat dari tadi." Ucap asisten Han
" Kalau sudah berangkat dari tadi kenapa belum datang?" omel Celline lagi
Asisten Han menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Saya akan mencarinya nona." Jawab asisten Han sambil pergi meninggalkan ke dua wanita yang sangat cerewet membuat asisten bertambah pusing.
" Pusing mikirin keadaan tuan David bagaimana? ini malah dua wanita bikin kepalaku bertambah pusing." Ucap asisten Han sambil masuk ke dalam mobil.
" Kamu tunggu di gedung ini kalau tuan David sudah datang kabarin aku." Perintah asisten Han ke salah satu bodyguardnya.
" Baik tuan." Jawab bodyguard tersebut.
Asisten Han mengendarai mobil dengan kecepatan sedang sambil melirik kanan dan kiri siapa tahu menemukan mobil tuan David. Dalam perjalanan ponselnya berdering asisten Han menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan mengangkat ponselnya.
" Hallo." Panggil asisten Han
" Hallo tuan, mobil tuan David mengalami kecelakaan di jalan xxxx dua orang di dalam mobil yang berada di depan pengemudi kondisinya gosong begitu juga truk yang menabraknya juga kondisinya gosong." Ucap anak buahnya.
" Apa??? bagaiamana keadaan tuan David??" tanya asisten Han dengan nada terkejut
" Tidak tahu tuan tapi ada jejak mobil dan saya akan meminta temanku untuk meretas cctv di jalan raya." Ucap anak buahnya
" Sudah hubungi polisi polisi?" tanya asisten Han
" Sudah tuan sebentar lagi polisi akan datang." Ucap anak buahnya
" Baik saya akan ke sana sekarang." Ucap asisten Han.
Tut tut tut tut tut tut
Sambungan komunikasi langsung terputus, asisten Han menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku jasnya.
" Aku sangat berharap tuan baik - baik saja." Ucap asisten Han sambil mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi menuju ke tempat kejadian.
Singkat cerita kini asisten Han sudah datang ke tempat lokasi kejadian dan melihat mobil polisi, mobil ambulance dan mobil anak buahnya. Asisten Han menepikan mobilnya dengan hati berdebar - debar dirinya sangat takut jika terjadi sesuatu dengan tuan David.
Asisten Han keluar dari mobil dan berjalan ke arah polisi.
" Bagaimana pak?" tanya asisten Han
" Siang tuan Han, saya menemukan jasad tiga pria dalam kondisi gosong. Apakah tuan Han ingin melihatnya?" tanya polisi tersebut.
" Boleh, saya ingin melihatnya." Ucap asisten Han
" Baik tuan, ikuti saya." Ucap polisi tersebut.
Polisi itupun berjalan dengan diikuti oleh asisten Han sampai di mobil ambulance salah satu mayat yang sudah dibungkus di buka oleh polisi.
" Apakah tuan mengenalnya?" tanya polisi tersebut
" Saya tidak mengenalnya." Ucap asisten Han
" Kalau begitu kemungkinan besar dia sopir yang mengendarai truk." Ucap polisi itu sambil menarik resleting agar pembungkus plastik khusus mayat tersebut tertutup kembali.
" Ini mayat yang ke dua." Ucap polisi tersebut
Asisten Han memeriksa mayat yang sudah gosong tersebut membuat asisten Han menghembuskan nafasnya dengan berat.
" Ini anak buahku." Ucap asisten Han
" Baik, sekarang mayat ke tiga." Ucap polisi tersebut.
Asisten Han memeriksa mayat yang terakhir dan tidak berapa lama asisten Han menghembuskan nafasnya dengan berat.
" Ini juga anak buahku." Ucap asisten Han lagi
" Baik tuan." Jawab polisi tersebut.
" Lalu kemana keadaan tuan David?" Tanya asisten Han
" Kami sudah mengecek semuanya dan di bantu oleh anak buah tuan David tapi kami tidak menemukannya." Ucap polisi tersebut.
" Apakah terjatuh ke jurang?" tanya asisten Han
" Kami akan mencoba mencarinya." Ucap polisi tersebut.
" Carilah dan anak buahku juga akan aku kerahkan untuk membantu." Ucap asisten Han.
" Baik tuan." Jawab polisi tersebut.
Salah satu anak buahnya datang mendekati asisten Han.
" Maaf tuan, temanku berhasil meretas rekaman cctv katanya tuan David di bawa ke rumah sakit Cinta Kasih oleh dokter wanita." Ucap anak buahnya melaporkan.
" Baik kita ke sana." Ucap asisten Han
" Kalau begitu kami tidak perlu mencarinya." ucap polisi tersebut.
" Iya betul." Jawab asisten Han
" Terima kasih tuan atas kerjasamanya." Ucap polisi tersebut
" Sama - sama pak." Jawab asisten Han sambil berjalan meninggalkan lokasi kejadian menuju ke rumah sakit Cinta Kasih diikuti oleh beberapa anak buahnya.
Singkat cerita kini mereka sudah sampai di rumah sakit. Asisten Han menemui bagian pendaftaran.
" Maaf mau bertanya apakah ada korban kecelakaan hari ini?" tanya asisten Han
" Hari ini banyak orang yang mengalami korban kecelakaan." Ucap bagian pendaftaran.
" Saya mendapatkan informasi katanya seorang dokter membawanya ke sini." ucap asisten Han.
" Setahu saya dokter Karen yang membawa korban kecelakaan dengan wajah dan tubuh terbakar." ucap bagian pendaftaran
" Sekarang ada di mana?" tanya asisten Han
" Sebentar tuan." Ucap bagian pendaftaran
Seorang dokter wanita datang mendekati bagian pendaftaran.
" Lena, aku pulang dulu ya." Pamit dokter tersebut.
" Baik dok." Jawab Lena bagian pendaftaran.
" Mari tuan." Sapa dokter tersebut sambil tersenyum manis.
Asisten Han hanya menatapnya dengan datar tanpa menjawab ucapan dokter tersebut. Dokter tersebut tidak memperdulikan tatapan datar dan melanjutkan langkahnya.
( " Sombong banget itu orang, tampan sayang sombong." Ucap dokter tersebut dalam hati ).
" Dokter Sandra tunggu." Panggil Lena
" Ada apa Len?" tanya dokter Sandra sambil membalikkan badannya.
" Maaf dok, ada yang menanyakan pasien yang mengalami kecelakaan yang di tolong oleh dokter Karen." Ucap bagian pendahuluan
" Orangnya mana?" tanya dokter Sandra.
" Saya yang menanyakannya, bisa saya melihatnya?" tanya asisten Han dengan suara datar dan dingin.
" Bisa tuan, ikuti saya." Ucap dokter Sandra
Dokter Sandra berjalan menuju ke ruang ICU dan diikuti oleh asisten Han.
" Pasiennya ada di dalam." Ucap dokter Sandra
Asisten Han berjalan menuju ke ruang ICU tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
" Terima kasih dok." Ucap dokter Sandra sambil menyindir asisten Han dan membalikkan badannya meninggalkan asisten Han.
( " Ih amit - amit ketemu pria angkuh itu." umpat dokter Sandra dalam hati ).
Asisten Han hanya menarik sudut bibirnya ke atas dan masuk ke dalam ruang ICU. Asisten Han melihat banyak perban menutupi hampir seluruh tubuh pria itu hanya mata, hidung dan mulut begitu juga banyak selang yang menempel di tubuhnya.
" Bentuk tubuhnya memang seperti tuan David tapi kalau di perban seperti mumi susah mengetahuinya. Bagaimana bisa mengetahui kalau pria ini tuan David atau bukan." gumam asisten Han.
ceklek
Pintu ruang ICU di buka oleh seseorang dan berjalan mendekati asisten Han.
" Selamat siang tuan." panggil orang itu
Asisten Han membalikkan badannya dan melihat seorang dokter sedang menatapnya.
" Ada ada?" tanya asisten Han dengan datar.
" Maaf tuan, apakah anda keluarganya?" tanya dokter tersebut.
" Memangnya kenapa?" tanya asisten Han
" Kalau tuan keluarganya saya mau menyerahkan barang - barangnya." ucap dokter tersebut sambil memperhatikan barang - barang milik pria yang sedang berbaring dan masih tidak sadarkan diri.
" Bisa saya lihat barangnya?" tanya asisten Han
" Silahkan tuan." Jawab dokter tersebut sambil memberikan bungkusan tersebut.
Asisten Han menerima bungkusan tersebut dan membukanya, setelah di periksa asisten Han menghembuskan nafasnya dengan berat karena barang berupa jam tangan dan cincin tunangan hanya satu - satunya limited edition adalah milik tuan David.
" Iya benar, ini milik tuan David." Ucap asisten Han.
" Baiklah kalau begitu silahkan di simpan." Ucap dokter tersebut.
" Bagaimana keadaan tuan David?" tanya asisten Han
" Akibat kecelakaan tersebut wajah tuan David mengalami kerusakan parah dan bagian - bagian tubuhnya mengalami luka - luka kemungkinan ledakan itu sangat hebat." ucap dokter tersebut menjelaskan.
Asisten Han hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
" Apakah wajahnya bisa di operasi wajah." tanya asisten Han
" Bisa tuan." Jawab dokter tersebut
Asisten Han hanya membalikkan badannya dan diam tanpa menjawab ucapan dokter tersebut.
" Kalau begitu saya permisi tuan." Jawab dokter tersebut meninggalkan asisten Han
Asisten Han lagi - lagi diam hanya memandangi tubuh dan wajah tuan David.
" Aku tidak tahu jika tuan sadar apakah menerima ini semua?" ucap asisten Han
Tiba - tiba ponsel milik asisten Han berdering membuat asisten Han keluar dari ruangan icu. Asisten Han mengambil ponselnya dan melihat bodyguardnya menghubungi dirinya.
" Ada apa?" tanya asisten Han
" Maaf tuan, ini nona Celline dan nyonya Cel.." ucap bodyguardnya terpotong oleh Celline
" Hei asisten sia*an kemana calon suamiku?" tanya Celline dengan nada satu oktaf
Asisten Han hanya menghembuskan nafasnya dengan kasar rasanya ingin menampar mulutnya yang tidak sopan dan kurang ajar tapi karena nona Celline adalah calon istri tuan David membuat asisten Han menahan dirinya.
" Hei bod*h kamu dengar ngga sich!!" bentak Celline
" Tuan David mengalami kecelakaan di rumah sakit Cinta Kasih sekarang di rawat di ruang ICU." ucap asisten Han sambil menahan amarahnya.
" Apa???" teriak Celline
Asisten Han langsung menjauhkan ponselnya karena membuat telinganya sakit mendengar teriakan nona Celline.
" Sekarang bagaimana keadaannya?" tanya Celline.
" Wajahnya rusak dan seluruh tubuhnya di perban tubuhnya juga mengalami luka - luka." ucap asisten Han.
Tut tut tut tut tut tut
Celline mematikan secara sepihak tanpa menjawab ucapan asisten Han.
" Akhhhhh rasanya ingin menguliti tubuhnya." ucap asisten Han dengan nada kesal.
Asisten Han langsung menutup mulutnya dan menatap tajam ke arah mereka karena banyak orang yang menatap asisten Han. Asisten Han langsung masuk kembali ke ruang ICU menunggu tuan David.
5 Hari Kemudian
Asisten Han sebelum berangkat ke kantor dan pulang ke kantor selalu mampir ke rumah sakit untuk melihat keadaan tuan David sedangkan Celline tidak pernah datang hanya saja Celline bilang akan datang jika tuan David sudah sadar.
Pulang kerja seperti biasa asisten Han duduk di ruang icu menunggu tuan David sadar. Perbannya ada beberapa yang sudah di lepas hanya tinggal wajahnya yang belum.
" Tuan cepatlah sadar." Mohon asisten Han
Perlahan jari jemari tuan David mulai bergerak membuat asisten Han terkejut sekaligus sangat senang dan langsung menekan tombol. Setelah beberapa menit dokter dan perawat membuka pintu ruang icu.
" Maaf tuan ada apa?" tanya dokter tersebut
" Aku melihat jari jemari tuan David bergerak." ucap asisten Han.
" Baik dan maaf silahkan menunggu di luar." Ucap dokter tersebut.
" Baik." Jawab asisten Han sambil berjalan meninggalkan ruang ICU.
Dokter itupun mulai memeriksa keadaan tuan David dan perlahan tuan David membuka matanya dan melihat dokter sedang menatap dirinya. Tuan David sadar dari komanya membuat dokter tersebut sangat senang.
" Haus." Ucap tuan David
" Tunggu sebentar tuan." ucap perawat sambil keluar untuk mengambil minuman.
" Tuan, apakah ada yang sakit?" tanya dokter tersebut
Tuan David mencoba menggerakkan ke dua kakinya tapi tidak bisa membuat dirinya sangat kaget.
" Kenapa ke dua kakiku tidak bisa digerakkan dok?" tanya tuan David panik
" Baik saya akan mengeceknya." Ucap dokter tersebut
Dokter itupun mulai memeriksa ke dua kaki tuan David.
" Apakah tuan merasakan?" tanya dokter tersebut sambil menyentuh salah satu kaki tuan David
" Saya tidak merasakan dok." Ucap tuan David
" Kalau yang ini?" tanya dokter lagi sambil menyentuh kakinya satu lagi.
" Saya juga tidak merasakan dok." Ucap tuan David dengan wajah berubah pucat pasi.
" Baiklah untuk memastikan lebih lanjut tuan David bisa melakukan CT-scan." ucap dokter tersebut.
" Wajahku kenapa di perban dok?" tanya tuan David sambil memegangi wajahnya.
" Maaf tuan, kecelakaan itu mengakibatkan wajah tuan rusak parah atau cacat pada wajahnya dan jalan satu - satunya harus di operasi wajahnya." Ucap dokter tersebut menjelaskan ke tuan David.
" Apa???" teriak tuan David
" Tuan tenanglah." Ucap dokter tersebut sambil menekan tombol
" Apa katamu tenang? dokter tidak merasakan apa yang aku rasakan!!" bentak David sambil berusaha menarik selang yang menempel di tubuhnya tapi tangannya di tahan oleh dokter tersebut.
bruk
Tuan David mendorong tubuh dokter tersebut hingga terjatuh bertepatan kedatangan dokter dan perawat serta asisten Han. Asisten Han yang melihat dokter dan perawat berlari menuju ke ruang ICU membuatnya ikut masuk ke dalam ruang ICU.
Mereka terkejut melihat tuan David hendak melepaskan semua selangnya dan langsung menahan tangan tuan David agar tidak melakukan hal itu dengan di bantu asisten Han.
" Berikan suntikan penenang." Ucap dokter tersebut yang tadi tubuhnya di dorong oleh tuan David sambil berusaha bangun karena tubuhnya terasa sakit akibat terkena benturan lantai.
Dokter yang baru datang langsung memberikan suntikan penenang ke lengan tuan David. Setelah beberapa saat tuan David mulai tenang dan memejamkan matanya.
" Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya asisten Han penasaran
" Ke dua kakinya tidak bisa di gerakkan dan wajahnya cacat. Setelah mengetahui hal itu tuan David marah dan mendorong tubuhku." ucap dokter itu menjelaskan.
Asisten Han sangat terkejut mendengar ucapan dokter tersebut sedangkan dokter dan perawat melepaskan semua selang yang menempel ditubuhnya kecuali selang infus.
" Sebentar lagi akan dipindahkan ke ruang perawatan." sambung dokter tersebut.
Han hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Ke dua dokter tersebut pergi meninggalkan ruang icu sedangkan ke dua perawat mendorong brankar milik tuan David untuk dipindahkan ke ruang perawatan VVIP dengan diikuti oleh asisten Han.
Asisten Han menghubungi calon istrinya karena waktu itu calon istrinya akan datang menemui tuan David. Deringan pertama langsung di angkat oleh Celline.
" Hallo nona Celline." Panggil asisten Han
" Ya ada apa?" tanya Celline dengan nada ketus
" Tuan David sudah sadar." Ucap asisten Han sambil menggenggam tangan kanannya dengan erat sedangkan tangan kirinya menggenggam ponselnya juga dengan erat menahan emosinya yang ingin meledak.
" Syukurlah, besok siang saya ke sana." Ucap Celline
" Baiklah nona Celline saya akan tu..." ucapan asisten Han terputus karena ponselnya di matikan secara sepihak.
tut tut tut tut tut tut
" Brengs*k." umpat asisten Han sambil berjalan ke ruang perawatan VVIP.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!