NovelToon NovelToon

Ardanium'S Tale Online (Revised) : The Soul Eater

Prakata.

Salam!

Author di sini!

Selamat datang untuk para pembaca Ardanium’s Tale Online (Revised) : The Soul Eater.

Seperti namanya, ini adalah edisi revisi dari Ardanium’s Tale Online. Atau mungkin bisa juga dikatakan sebagai versi buat ulang.

Bagi teman-teman yang sudah membaca Ardanium’s Tale Online dan lanjut membaca ini. Saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Teman-teman pasti sudah baca di Ardanium’s Tale Online kalau kerangka asli dari cerita itu hilang, sehingga saya membuat kerangka cerita baru yang dibuat dadakan.

Kerangka asli Ardanium’s Tale Online dibuat dalam waktu beberapa bulan, jadi banyak yang terkonsep dengan rapi. Beda dengan kerangka dadakan yang saya pakai sebagai gantinya. Terlihat jelas banyak kekacauan di dalam ceritanya. Dan mungkin ada bagian saya menyampaikan keluh kesah saya yang mana sepertinya sangat tidak enak dibaca.

Kebetulan sekali, saya berhasil menemukan potongan data dari kerangka asli Ardanium’s Tale Online. Meski hanya potongan, tapi ini jauh lebih rapi dari kerangka dadakan itu. Saya baru sadar ternyata banyak jalur cerita yang tak sesuai sehingga jalan cerita selama ini juga banyak kekurangan. Banyak karakter yang hanya disebutkan sekali dan tak ada peran lanjutannya. Ada juga karakter yang salah penempatan afiliasinya. Dan masih banyak lagi.

Sekarang, saya tulis ulang cerita ini sesuai dengan rencana awal saya dahulu.

Mudah-mudah teman-teman pembaca Ardanium’s Tale Online yang lama, masih mau membaca cerita ini meski sedikit banyaknya diulang. Tapi saya di sini berani berjanji kalau cerita kali ini akan jauh lebih luas juga mudah-mudahan lebih seru. Dan cerita tak akan hanya terfokus pada Erra seorang.

Selamat datang bagi para pembaca baru. Semoga bisa terus mengikuti kisah ini. Dan terima kasih juga karena sudah mau mampir ke karya ini.

Sekian prakata dari saya, mudah-mudahan tak terlalu panjang hingga membuat sebal.

Salam sejahtera untuk semua.

1.1 - Prolog

+++

Arc 1 : The Births of The Ender.

Bab 1 : Prolog.

+++

Wuush! Wuush! Wuush!

Boing! Boing! Boing! Boing! Boing!

“Cih! Kenapa kalian tak bisa diam sebentar! Aku hanya mau memotong kalian!”

Pemuda ini merasa begitu kesal saat setiap ayunan pedangnya tak ada yang berhasil mengenai targetnya.

Pemuda berpedang ini, kini tengah menghadapi sekelompok makhluk yang tergolong sebagai monster. Akan tetapi, mereka dikenal sebagai monster paling lemah di dunia ini.

Mereka memiliki bentuk dan ukuran persis bola voli, dengan warna tiap individunya beragam. Ada yang merah, hijau, ungu, dan banyak lagi. Monster bola ini memiliki wajah b4bi pada salah satu sisinya, dan pada sisi yang berlawanan ada ekornya juga.

Sosok monster ini adalah yang dikenal dengan nama, Boink.

Slaash!!

Ngookk!!

Pluk!

“Haha! Kena satu!”

Akhirnya pemuda ini berhasil menebas salah satu Boink, dan berhasil menghabisinya hanya dengan satu tebasan saja. Ia pun melanjutkan untuk memburu Boink lainnya.

Pemuda ini, sedang berburu Boink di sebuah hutan yang bernama Kork Forest. Sebuah hutan yang menjadi tempat tujuan mereka para Petualang.

Petualang adalah mereka yang melakukan petualangan di dunia ini. Ada yang melakukan petualangan untuk mengelilingi dunia dan melihat beragam tempat. Ada yang berpetualang untuk memburu berbagai macam monster demi menjadi pahlawan. Dan beragam tujuan petualangan lainnya.

Slassh!! Slassh!! Slassh!!

+++

Selamat!

Kamu naik level!

Level 2 >> Level 3

+++

“Yap! Sudah naik level. Kalau begitu aku sudahi dulu untuk hari ini.”

Pemuda itu pun segera bergerak ke arah luar hutan begitu mendapatkan notifikasi kenaikan level.

Kenapa ia naik level dengan membunuh monster?

Karena ini bukan lah dunia nyata. Ini adalah sebuah dunia virtual yang tercipta di dalam sebuah komputer super. Sebuah dunia virtual yang dijadikan tempat rekreasi manusia dari berbagai macam belahan dunia.

Dunia virtual yang dikenal dengan nama, Ardanium’s Tale Online.

.

.

.

Ardanium’s Tale Online, adalah judul sebuah permainan dengan genre permainan peran masal multi-pemain daring. Atau yang lebih dikenal dengan masively multi-player online role playing game yang biasa disingkat MMORPG.

Jika ingin disebut yang lebih tepatnya, maka genre dari Ardanium’s Tale Online adalah FDVRMMORPG. Yang mana FDVR itu memiliki kepanjangan full dive virtual reality. Yang artinya realitas maya yang menyelam penuh.

Kenapa disebut begitu?

Realitas maya, atau yang lebih populer disebut virtual reality dan biasa disingkat VR. Adalah sebuah teknologi yang memungkin seorang manusia merasa seakan memasuki sebuah dunia maya atau virtual secara nyata. Dan teknologi FDVR adalah kelanjutannya.

Di dalam teknologi FDVR, manusia bukan lagi hanya ‘merasa seakan’ memasuki dunia virtual. Tapi manusia akan ‘merasa sungguhan’ memasuki dunia virtual. Tak perlu lagi alat pengendali gerakan tubuh virtual, karena kini manusia bisa bergerak sesuka hatinya di dalam dunia virtual. Layaknya mereka bergerak di dunia nyata.

.

.

.

Kling!

Bunyi lonceng pintu saat pintu toko ini dibuka.

“Oh, yo! Erra! Hari ini mau jual kulit Boink lagi?” tanya sang penjaga toko.

“Ya, begitu lah. Memangnya aku mau jual apa lagi?”

“Kau tahu, kan? Aku juga menerima tanaman herbal. Kau bisa memetik tanaman herbal liar sambil berburu Boink. Dan itu akan lebih menguntungkan daripada hanya memburu para Boink saja seperti ini.”

“Oh, begitu? Baiklah, aku akan melakukannya mulai besok.”

“Yaha! Akan kunanti. Baiklah, sekarang berapa Boink yang kau dapat?”

Pemuda bernama Erra itu mengeluarkan kulit dari para Boink yang mati diburu olehnya. Ia adalah pemuda yang barusan berburu Boink dan berhasil naik level ke level 3 dari level 2.

“Baiklah, totalnya ada sepuluh. Seperti biasa, satunya seharga 3 Ard. Jadi kau dapat 30 Ard.” Ucap si penjaga toko setelah menghitung jumlah Boink yang Erra serahkan.

“Huh! Kenapa harganya sangat murah? Padahal memburu mereka bukan urusan mudah.” Keluh Erra.

“Haha! Kau berkata begitu karena levelmu masih rendah kawan. Kalau kau setidaknya sudah level 5, kau pasti tak akan mengatakan itu lagi. Ini uangmu.”

Penjaga toko menyerahkan tiga keping koin perak pada Erra. Yang mana memiliki nilai 30 Ard.

Ard adalah mata uang yang dipakai dalam dunia virtual Ardanium’s Tale Online. Yang mana memiliki tujuh perwujudan fisik yang memiliki nilainya masing-masing.

Mulai dari koin tembaga yang tiap kepingnya bernilai 1 Ard. Lalu koin perak yang tiap kepingnya bernilai 10 Ard. Dilanjut koin emas yang tiap kepingnya bernilai 100 Ard. Setelah itu ada lempengan perak yang nilainya 500 Ard. Selanjutnya ada lempengan emas yang nilai tiap kepingnya 1.000 Ard. Setelah itu adalah batangan perak yang bernilai 5.000 Ard tiap batang. Dan terakhir, ada batangan emas yang tiap batangnya bernilai 10.000 Ard.

“Kau mau ambil atau tidak?” tanya penjaga toko pada Erra yang tak segera mengambil koinnya.

“Tentu saja aku ambil!” Erra mengambilnya dan segera memasukan tiga keping koin perak itu ke sakunya.

“Cih! Mentang-mentang bisa ditukar dengan uang nyata. Dapat uang di dunia ini sangat sulit!” keluh Erra.

“Aku bukan pertama kalinya mendengar avatar sepertimu mengeluhkan hal yang sama. Lama kelamaan aku jadi penasaran dengan dunia kalian para avatar. Dan berapa banyak dunia yang bisa kalian kunjungi? Sepertinya sangat seru bisa mendatangi berbagai macam dunia.” ucap si penjaga toko.

“Ah, kadang aku lupa kau Lander.” Ucap Erra.

Avatar adalah sebutan bagi para pemain di dalam dunia Ardanium’s Tale Online ini. Sedangkan Lander adalah sebutan bagi para NPC di dunia virtual ini.

NPC sendiri adalah kepanjangan dari non player character. Yang mana memiliki arti karakter bukan pemain. Jadi mereka adalah ‘makhluk’ asli dunia virtual ini. Yang terlahir dari untaian program komputer dan teknologi kecerdasan buatan.

“Hm... aku jawab dari mana dulu, ya?”

Erra berpikir sejenak dan lanjut berkata...

“Sebaiknya kau tak perlu penasaran dengan dunia asal kami. Itu bukan dunia yang menyenangkan kalau dibandingkan dengan dunia ini. Lagipula dunia ini memang dibuat untuk menjadi tempat rekreasi, jadi pasti lebih menyenangkan daripada dunia asal kami itu.

Tapi, ya... itu dari sudut pandangku. Mungkin kalau Lander sepertimu punya kesempatan datang ke sana. Kau akan lebih senang berada di sana. Seperti kami yang lebih senang di sini.”

“Ah? Apa ada kesempatan Lander sepertiku mengunjungi duniamu?!”

“Tentu saja tidak ada, itu mustahil.”

“A-ah... begitu, ya?” si penjaga toko terdengar sangat kecewa.

Keduanya pun lanjut mengobrol sampai beberapa lama sebelum akhirnya Erra meninggalkan toko itu dan kembali ke dunia nyata, alias log out.

.

.

.

Bersambung...

Terima kasih sudah mampir....

Tolong jangan lupa Like dan Komentarnya, ya...

Sekalian juga masukan kisah ini ke daftar Favorite-mu!

Dan, kalau ada boleh lah bersedekah Vote...

Salam sejahtera untuk semua...

Sampai jumpa di bab berikutnya...

1.2 - Erlangga Saputra

+++

Arc 1 : The Births of The Ender.

Bab 2 : Erlangga Saputra.

+++

Bandung, Juli 2127.

Tahun ajaran baru dimulai lagi di negeri ini. Banyak anak-anak yang berangkat ke sekolahnya dengan seragam baru mereka. Begitu juga para siswa dari SMA Bintang Nusa ini.

SMA Bintang Nusa adalah bagian dari Yayasan Bintang Nusa. Sebuah yayasan yang memiliki lembaga pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Dan setiap lembaga pendidikan di bawah yayasan ini dianggap sebagai sekolah elit.

Bukan elit karena bayaran tinggi untuk kualitas pendidikan tinggi, apalagi hanya bayarannya yang tinggi tapi kualitasnya tak tinggi.

Yayasan Bintang Nusa menaruh tarif yang tergolong murah untuk biaya pendidikan di zaman ini, untuk fasilitas yang lengkap bahkan di atas rata-rata. Namun, untuk memasuki sekolah yang berada di bawah yayasan ini bukan lah hal yang mudah.

Memiliki kecerdasan yang tinggi atau pun punya banyak prestasi tak menjamin seorang anak bisa bersekolah di bawah yayasan ini. Satu-satunya syarat untuk masuk adalah dengan melakukan wawancara dengan pihak yayasan. Lalu tinggal menunggu hasil apa diterima atau pun ditolak.

Ukuran penerimaan yang dilakukan tidak berdasar pada nilai pelajaran atau barisan prestasi yang telah dicetak seorang anak. Melainkan berdasarkan pada tes psikologi yang dilakukan oleh para ahlinya. Dan ini lah yang memberi sekolah di bawah Yayasan Bintang Nusa mendapatkan predikat elit.

.

.

.

“P-permisi, Kak Putra!”

Ucap ia, seorang siswi tahun pertama SMA Bintang Nusa pada seorang senior lelakinya.

“Ah, ya? Ada apa?” ucap si senior dengan ramah.

“S-sebelumnya perkenalkan, namaku Citra.”

“Ya, ada apa, Citra?”

“A-aku hanya ingin mem-memberikan ini!”

Citra menyerahkan sebuah kotak kecil yang dibungkus layaknya kado ulang tahun lengkap dengan pita pada seniornya itu.

“Ah, begitu? Terima kasih.” Si senior langsung menerimanya dengan nada bicara dan sikapnya yang begitu sopan, membuat Citra semakin salah tingkah.

“S-sama-sama! T-tolong dibuka, ya! Tapi nanti. T-terima kasih, Kak Putra. Aku permisi dulu!”

Citra langsung meninggalkan si senior yang dipanggilnya Kak Putra itu dengan wajahnya yang merah padam. Putra masih memasang wajah ramahnya sambil melihat kepergian Citra. Setelah beberapa lama ia pun berbalik dan melanjutkan perjalanannya ke kelasnya.

“Ck! Apalagi ini?”

Begitu membalik badannya, wajah ramah Putra langsung menghilang. Digantikan wajah dingin yang bisa membuat setiap orang yang melihatnya merasa sedang menatap kegelapan tak berujung. Nada bicaranya juga menunjukkan perassaannya yang sedikit kurang menyukai pemberian Citra.

“Hoyo..!! Kenapa terlihat jengkel begitu? Jangan salahkan gadis itu, salahmu sendiri selalu memasang wajah palsu di depan orang. Kalau kau pasang wajah aslimu ini setiap saat, pasti kau tak akan repot lagi dengan hadiah-hadiah dari para gadis.”

Seorang lelaki yang seangkatan dengan Putra tiba-tiba muncul di depan Putra, dan mengoceh seperti itu.

“Berisik kau, Esa. Minggir, jangan halangi jalanku.” Ucap Putra dengan nada bicara dingin yang bisa menusuk hati pendengarnya.

“Huhu... Seraam...” ucap Esa sambil memberi jalan.

Saat Putra melewatinya, Esa malah berjalan mengiringi Putra.

“Mau apa kau?” tanya Putra tanpa menoleh.

“Kau tahu? Kita satu kelas tahun ini! Pasti tahun ini akan lebih seru dari tahun kemarin!”

“Cih!” Putra enggan menjawab Esa.

Putra, memiliki nama lengkap Erlangga Saputra. Dan Esa, memiliki nama lengkap Esa Pradana.

Kedua siswa tahun kedua ini adalah siswa populer di SMA Nusa Bintang ini. Mereka sudah cukup menarik perhatian bahkan sejak mereka baru mengikuti masa orientasi sekolah tahun lalu. Dan hanya butuh dua bulan bagi kedua pemuda ini untuk menjadi dikenal oleh seisi sekolah. Keduanya bahkan mampu dengan cepat memikat hati para siswi seniornya.

Kedua pemuda ini sama-sama memiliki wajah yang tak bisa dikatakan tak tampan. Namun, keduanya memiliki tipe wajah yang berbeda.

Esa memiliki wajah yang garang, dan mengeluarkan aura kejantanan yang sangat kuat. Sementara itu, Putra memiliki wajah lembut yang membawa kesejukan bagi mereka yang memandangnya.

Keduanya juga memiliki tubuh yang cenderung kekar dan atletis. Akan tetapi Putra sekilas terlihat langsing sedangkan Esa sangat terlihat ototnya.

Singkat cerita, banyak yang mengatakan bahwa Esa itu bagaikan matahari, sedangkan Putra bagaikan bulan. Esa bagaikan api yang membawa kehangatan, sedangkan Putra bagaikan es yang membawa kesejukan.

Di permukaan, secara umum orang-orang mengetahui kalau kedua pemuda ini berteman dekat bahkan bersahabat. Namun nyatanya bukan lah seperti itu.

Kedua pemuda ini memiliki kepribadian asli yang berbeda dengan yang dilihat oleh publik. Esa hanya punya sedikit perbedaan, antara kepribadian aslinya dan kepribadian yang ia tampilkan. Tapi berbeda dengan Putra yang mana memiliki kepribadian asli yang sangat berkebalikan dengan kepribadiannya yang ditampilkan pada umum.

Erlangga Saputra, adalah seorang pemuda yang hampir mustahil untuk diterima bersekolah di sekolah umum. Biasanya, orang seperti dirinya berakhir bersekolah dengan mengikuti sistem sekolah rumahan. Beruntungnya, SMA Bintang Nusa memiliki sistem yang sedikit berbeda dengan sekolah lain pada umumnya.

Kenapa Putra sulit sekolah di sekolah umum?

Itu karena ia adalah seorang penderita gangguan kejiwaan. Yang mana gangguan kejiwaan yang dideritanya ini bisa membawa bahaya bagi orang lain di sekitarnya.

Karena gangguan kejiwaannya ini pula, Putra memiliki kemampuan untuk menunjukkan kepribadian yang berbeda dari kepribadian aslinya. Di muka publik, Putra terlihat sebagai seorang pemuda yang penuh sopan santun. Ia sangat ramah pada siapa pun. Dan ia juga punya kepedulian tinggi.

Akan tetapi, pada kenyataannya semua itu hanya lah karangan. Ia yang sebenarnya bahkan tak bisa merasakan empat sedikit pun. Ia selalu bersikap ramah pada setiap gadis yang mendekatinya seperti Citra barusan. Namun nyatanya, ia sangat membenci perilaku para gadis ini. Karena menurutnya, para gadis ini hanya melihat kepribadian palsunya. Dan suatu saat, jika mereka melihat kepribadian aslinya, mereka pasti akan lari tunggang langgang.

Sejauh ini, selain pihak keluarga. Hanya Esa seorang yang mengetahui kepribadian asli Putra.

Sebenarnya Esa bisa dibilang sebagai pemuda normal. Hanya saja ia punya sifat narsisme yang sedikit tinggi. Ia akan merasa gatal dan tidak suka, saat ada orang lain yang ia anggap tak pantas, melampaui dirinya. Seperti halnya Putra.

Esa selalu ingin menjadi pusat perhatian, dan di sekolah ini ia merasa tak akan ada yang mampu menyaingi pesona dirinya. Namun kenyataan berkata lain. Karena ada Putra yang berhasil menyaingi pesona Esa.

Karena keinginannya menjatuhkan Putra agar hanya dirinya yang menjadi pusat perhatian. Esa mulai mendekati Putra untuk mengenalnya terlebih dahulu. Dalam proses itu lah, secara tak sengaja Esa menemukan kepribadian asli Putra yang sangat bertolak belakang dengan yang terlihat.

Esa merasa ini adalah kesempatan emas baginya. Ia ingin mempublikasikan kepribadian Putra yang asli pada khalayak ramai. Akan tetapi ia segera mengurungkan niatan itu saat ia lebih mengenal lagi Putra.

Esa sadar dan terus semakin sadar seiring dengan waktu berjalan. Kalau sosok Erlangga Saputra, bukan lah sebuah eksistensi yang bisa ia ganggu. Kalau ia ingin bisa bertahan hidup di dunia ini. Esa sadar, kemampuannya bertahan hidup tak akan mampu bertahan dari Putra.

Dan akhirnya, entah kenapa. Esa pun mendeklarasikan diri sebagai sahabat Putra.

Tentu Putra tak menyukai itu, tapi demi menjaga citranya. Ia pun tak pernah menampik pernyataan itu.

.

.

.

Bersambung...

Terima kasih sudah mampir....

Tolong jangan lupa Like dan Komentarnya, ya...

Sekalian juga masukan kisah ini ke daftar Favorite-mu!

Dan, kalau ada boleh lah bersedekah Vote...

Salam sejahtera untuk semua...

Sampai jumpa di bab berikutnya...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!