"Halo,, iya sayang aku tunggu di tempat biasa ya."
"Iya ini udah mau sampai, tunggu sebentar ya."
Tak lama kemudian.
Tinn.. Tin...
Brakkk.... brakkk.... bomm..
Terdengar suara hantaman disusul dengan ledakan yg amat keras, sontak Rama pun menoleh ke arah sumber suara.
Ada kecelakaan ya, tapi kenapa perasaanku jadi nggak enak gini.
Segera ia menelpon kembali sang kekasih namun tak kunjung mendapat jawaban, setelah 5x mencoba akhirnya telpon itu tersambung.
"Halo sayang kamu udah dimana?"
"Maaf apa ini ponsel kekasih anda?". Tanya seseorang di telpon memastikan.
"Benar, anda siapa? dimana kekasih saya?".
"Maaf pak tadi saya menemukan hp ini di dekat tempat kejadian kecelakaan, mobilnya meledak dan hancur, lokasinya dekat taman kota.
tutt... ia langsung mengakhiri panggilan itu tanpa mengatakan apapun.
Dengan perasaan gelisah dan khawatir Rama langsung berlari menuju tempat kejadian kecelakaan, di amatinya kondisi mobil dan penumpang yg kini tengah di jemput oleh ambulan, sesaat mata rama tertuju pada mobil dengan plat nomor xxx, ia coba mengingat ingat, dan ya itu adalah mobil milik sang kekasih.
Mengetahui hal itu ia semakin gelisah, cemas dan khawatir, dengan kecepatan penuh ia melajukan mobilnya menuju rumah sakit tempat korban kecelakaan akan ditangani.
****
Di rumah sakit.
"Dimana ruang pasien yg tadi mengalami kecelakaan dekat taman kota?" Tanya Rama pada staf rumah sakit.
"Masih di tangani di UGD pak."
"Baiklah terima kasih."
Kini ia sedang menunggu tepat di depan pintu ruang UGD, hatinya tak tenang, sungguh ia takut kehilangan kekasih yg amat ia cintai, tak henti2 nya ia memanjatkan segala doa yg ia bisa agar sang kekasih terselamatkan.
Tak lama kemudian pintu ruangan tersebut terbuka, segera ia menghampiri dokter yg baru keluar dan menodong dokter itu dengan banyak pertanyaan.
"Gimana keadaannyaa dok? dia gppa kan? dia selamat kan? Ayo jawab dok!!" Tanya Rama sambil mencengkeram sedikit lengan dokter itu.
"Maaf Tuan, saya tidak bisa menyelamatkannya, Nona sudah tidak bisa diselamatkan, bahkan wajahnya pun hancur." Jawab dokter itu penuh penyesalan.
"Dan ini saya menemukan cincin ini digenggam erat oleh nona itu, saya berikan itu pada tuan, mungkin itu penting." Ucap dokter itu lagi sebelum akhirnya meninggalkan Rama.
Itu adalah cincin pemberiannya pada sang kekasih, Rama begitu syok, tubuhnya terduduk lemah di lantai rumah sakit, jiwanya seakan ikut tercabut bersamaan dengan kepergian kekasihnya itu. Ia sungguh tak percaya apa yg tengah terjadi saat ini, hatinya menolak untuk percaya.
Namun akhirnya ia memutuskan pergi dari rumah sakit tanpa melihat kondisi kekasihnya untuk kali terakhir. Segera ia menghubungi asistennya meminta agar ia membantu prosesi pemakaman untuk kekasih bosnya itu, sedangkan dirinya akan hadir nanti tepat setelah proses pemakamannya selesai, karena ia tidak akan kuat jika harus melihat sang kekasih, dia tidak akan rela.
Pemakaman itu hanya dihadiri oleh teman2 dan kerabat dekat Rama, karena kekasihnya itu yatim piatu, selama ini Ramalah yg membantu kehidupan gadis itu hingga ia bisa menjadi mandiri.
****
Di pemakaman.
Aku tak percaya, sungguh kau tega melakukan ini padaku sayang. Kamu berjanji tidak akan pernah meninggalkanku tanpa ijin dariku, tapi mengapa? mengapa kamu tega pergi dariku dengan cara seperti ini.
Ini merupakan pukulan terberat untuk seorang Rama, bahkan ia masih tak beranjak dari makam sang kekasih hingga langit gelap.
Asistennya yg melihat bosnya seperti itu turut merasa sedih, pasti sangat sakit di tinggalkan orang yg paling dicintai untuk selamanya. Namun kita sebagai manusia tidak bisa merubah takdir, kita hanya harus bersyukur dan bersabar dengan takdir yg telah kita miliki.
Beberapa bulan telah berlalu, kondisi Rama masih begitu memprihatinkan, ia lebih banyak menghabiskan waktunya di kantor, bahkan lebih banyak kerja daripada tidur. Hal itu ia lakukan semata ingin melupakan sosok gadis yg selalu jadi mimpi indahnya.
"Bos ini sudah waktunya pulang." Ucap Angga asisten Rama.
"Iya kamu duluan saja, saya masih ada kerjaan."
"Tapi bos, dari siang bos belum makan, setidaknya bos makan dulu."
"Nanti saja, saya masih belum lapar."
"Ayolah Ram, aku tau kamu masih terpukul karena kejadian itu, namun kamu juga harus memperhatikan kesehatanmu, kamu harus bangkit Ram, kasihan orang tua mu memikirkan dirimu yg seperti ini." Ucap Angga khawatir.
Dia tidak lagi memanggilnya bos karena ia sudah amat kesal dengan tingkah keras kepala Rama, ia dan Rama adalah sahabat sejak kuliah dulu, itu juga yg membuat ia berani berbicara tidak formal pada Rama saat sedang hanya berdua.
"Udah, kamu lebih baik pulang." Jawab Rama dingin
"Baiklah terserah kamu." Ucap Angga kesal kemudian pergi meninggalkan Rama.
Mengapa aku sama sekali tidak bisa melupakanmu sayang? Mengapa? Aku mohon kembalilah dan bawa aku bersamamu. Gumam Rama sambil memandang foto gadis cantik di ditangannya.
Tepat jam 9 malam akhirnya Rama memutuskan untuk pulang, namun sebelum itu ia mampir sejenak ke restoran untuk mengisi perutnya yg seharian ini belum terisi apapun.
****
Di restoran
"Ada yg bisa dibantu tuan? tuan mau pesan apa?" Ucap seorang pelayan menghampiri.
"Saya mau pesan yg ini sama ini." Jawab Rama tanpa melihat pelayan itu.
"Baiklah tuan, mohon tunggu sebentar." Ucap pelayan kemudian meninggalkan Rama untuk menyiapkan pesanannya.
Beberapa saat kemudian
"Silahkan tuan, selamat menikmati." Pamit pelayan setelah menyerahkan pesanan itu pada Rama.
Namun sebelum sempat melangkah, Rama menarik tangan gadis pelayan itu dan langsung memeluknya erat.
"Akhirnya kamu kembali sayang, kamu sungguh2 kembali padaku, dari awal aku sudah yakin kamu tidak akan pernah meninggalkan aku." Ucap Rama semakin mengeratkan pelukannya.
Sedangkan gadis itu masih diam mencoba mencerna apa yg sebenarnya terjadi, karena ia merasa tak pernah mengenal pria yg memeluknya ini.
"Maaf anda siapa?" Tanya pelayan itu mencoba melepaskan pelukannya.
"Reina sayang, ini aku Rama tunangan kamu." Jawab Rama sembari menggenggam tangan pelayan itu.
"Sekali lagi maaf sepertinya anda salah orang, nama saya Vania bukan Reina." Ucap si pelayan menjelaskan.
"Nggak, kamu pasti Reinaku, tunanganku, dan sekarang ayo ikut aku pulang."
"Maaf tuan sungguh anda salah orang, aku Vania bukan Reina, kalau anda tidak percaya saya ambilkan ktp saya." Jawab Vania mengambil ktp dalam dompetnya, segera ia memberikan itu pada Rama.
"Tuh kan saya nggak bohong nama saya Vania bukan Reina, maaf tuan saya permisi dulu masih banyak pekerjaan." Ucap Vania pamit meninggalkan Rama.
Tidak mungkin, aku yakin itu Reina, wajahnya sangat mirip, hanya rambutnya saja yg sedikit berbeda. Terserah saja mau Vania atau Reina bagiku tak masalah, yg penting kali ini aku tidak akan pernah melepaskannya.
"Halo ngga, tolong selidiki identitas pelayan restoran A yg bernama Vania, saya mau selengkap lengkapnya."
"Siapa Ram? temenmu? atau kekasihmu?" Tanya Angga penasaran.
"Sudah jangan banyak tanya, segera lakukan saya mau secepatnya." Ucap Rama langsung mematikan panggilannya sebelum Angga sempat menjawab.
"Pelayan, tolong bill saya."
"Iya ini tuan."
"Terima kasih, kembaliannya buat kamu saja."
Ucap Rama singkat kemudian langsung pergi meninggalkan restoran itu.
Tunggu aku sayang, nanti aku akan menjemputmu.
Seperti biasanya pagi ini Rama kembali menjalani kesibukannya di kantor, memeriksa dan menandatangani berkas2 yg menumpuk, sesekali konsentrasinya terganggu memikirkan gadis restoran itu.
Tokk tokk tokk..
"Masuk"
"Permisi bos, saya sudah menyelidiki identitas gadis itu, informasinya ada disini." Ucap Angga sambil memberikan berkas pada Rama.
"Bacakan"
"Nona itu bernama Vania angelista, usianya 23 th, ia mulai bekerja di restoran itu 3 bulan yg lalu, saat ini ia tinggal di rumah kontrakan di jalan A, yg saya tau dia tinggal sendiri disana, ia juga memiliki kekasih seorang dokter bedah yg bernama Farel bekerja di rumah sakit Husada."
"Soal masa lalunya bagaimana?" Tanya Rama
"Untuk masa lalunya entah mengapa sangat sulit saya lacak, sepertinya dia bukan gadis biasa." Jawab Angga
"Baiklah, terima kasih. Kamu boleh kembali bekerja."
"Baik bos, saya permisi."
Sungguh menarik, semoga ini keajaiban dan itu benar kamu sayang.
****
Hari ini Rama sengaja pulang cepat, ia ingin segera ke restoran menemui gadis yg akhir2 ini mengganggu pikirannya.
Di restoran
"Silahkan tuan mau pesan apa?" Ucap pelayan menghampiri Rama di mejanya.
"Mana teman kamu yg bernama Vania? saya mau dilayani olehnya." Jawab Rama dingin.
"Oh baiklah sebentar saya panggilkan."
Beberapa menit kemudian
"Ada yg bisa saya bantu tuan?" Tanya Vania ramah.
"Saya mau pesen ini dan ini 2 porsi, dan saya mau kamu juga nanti yg mengantarkannya kemari."
"Baiklah tuan, mohon di tunggu sebentar."
Setelah menunggu sekitar 10 menit akhirnya Vania datang mengantarkan pesanannya.
"Silahkan tuan pesanannya, selamat menikmati." Ucap Vania sambil melangkah pergi melanjutkan pekerjaannya.
"Tunggu!! kamu tetap disini temani saya makan!" Cegah Rama yg melihat Vania akan pergi.
"Maaf tuan pekerjaan saya masih banyak, tidak enak juga jika dilihat karyawan lain, mereka sibuk bekerja sedangkan saya malah duduk santai."
"Restoran ini milik sahabat saya, jadi saya bisa pastikan tidak ada yg akan berani menegurmu." Ucap Rama.
"Tapi maaf tuan saya benar2 masih banyak pekerjaan." Tolak lagi Vania.
"Apa kamu lebih memilih saya meminta sahabat saya memecatmu atau kamu temani saya makan sekarang?". Ucap Rama kali ini dengan tatapan mengintimidasi seolah tak menerima penolakan.
"Jangan tuan, baiklah saya temani."Jawab Vania pasrah, ia takut akan kehilangan pekerjaannya ini nanti jika menolak.
"Dan itu kamu makan! saya tidak terima penolakan."
Vania hanya mengangguk kemudian memulai acara makan yg tak terduga ini.
Dasar orang aneh, kemarin peluk2, sekarang maksa ditemenin makan. Umpat Vania dalam hati sambil meneruskan makannya.
"Baiklah tuan saya sudah selesai, terima kasih banyak atas makanannya, saya permisi melanjutkan pekerjaan."
"Kamu pulang jam berapa?"
"Kenapa tuan menanyakan hal itu?"
"Saya mau jemput kamu."
"Tidak perlu tuan, sungguh, saya tidak ingin merepotkan, rumah saya dekat sini kok."
"Yaudah lebih baik saya tanya bos kamu aja." Ucap Rama kemudian menghilang dibalik pintu restoran.
Dasar pria aneh, gila, tukang maksa. Ahhhhhhh apa dosaku Tuhan sehingga kau pertemukan aku dengan pria gila itu. Gerutu Vania sembari melanjutkan pekerjaannya.
****
Tepat jam 11 malam Vania keluar dari restoran, ia berencana memesan ojek online untuk mengantarkannya pulang. Namun sebelum sempat ia memesan, ada suara pria dari belakang yg mengagetkannya.
"Ayo saya antar, kamu mau pulang kan?" Tanya Rama.
"Aduh.. saya kan sudah bilang tuan tidak perlu repot2 menjemput saya, saya bisa pulang sendiri, lagian kita juga tidak saling mengenal."
"Saya kenal kamu, kamu Vania Angelista, usia 23th, tinggal sendiri di kontrakan di jalan A, kamu mulai kerja disini 3 bulan yg lalu, benar kan?"
"Kok tuan bisa tau? Jangan bilang anda adalah penguntit.?"
"Saya kan sudah bilang bos kamu itu sahabat saya."
"Oh maaf saya lupa."
"Sekarang ayo ikut saya, saya antar kamu pulang."
"Maaf tuan nggak usah, saya pulang sendiri aja."
"Saya antar atau kamu kehilangan pekerjaan kamu?"
"Huhh.. dasar tukang maksa, baiklah." Jawab Vania pasrah, sungguh ia tidak berdaya melawan pria tampan di depannya ini.
Aku sangat merindukanmu sayang.
Gumam Rama pelan sambil sesekali melirik gadis di samping kemudinya ini.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!