NovelToon NovelToon

Madu Dimadu

Satu

(Diambil dari kisah nyata yang di samarkan)

Perkenalkan Dia adalah Yenni. Yenni adalah salah satu siswa terbaik di SMA favorit dikotanya pada saat itu. Hampir semua teman Yenni adalah laki-laki, bukan tidak mau berteman dengan perempuan, hanya saja ia lebih nyaman menjadi penasehat teman-teman lelakinya. Yenni memiliki 3 teman lelaki yang sangat akrab yaitu Beri, Dion dan Yogi.

Ketiga teman lelakinya termasuk murid yang terkenal aktif disekolah, hobbinya telat dan melanggar peraturan. Yenni sebagai perempuan yang dekat dengan mereka sering menasehati, merekapun mendengarkan tapi setelah itu mereka akan lupa kembali.

"Gi, coba deh kamu gak usah telat-telat lagi, udah telat gitu bareng-bareng lagi sama si Beri dan Dion. Darimana sih kalian pagi-pagi gitu?" tanya Yenni suatu pagi.

"Ya elah kita kan sarapan dulu yen di kantin depan gang rumah gue. Kita mah nggak ngapa-ngapain, telat juga gak ada setengah jam." bantah Yogi si ketua geng.

"Besok-besok tobat deh Gi kita udah mau lulus." perintah Yenni lagi.

"Iya Yen, tenang aja lu."

"Eh, biasanya uang SPP nggak kamu bayarin ya? Tadi ada mama kamu nelpon aku nitip SPP."

"Gue bayarin Yen, cuma kemarin pas gue lupa jadi gue pake jajan deh. Hehe."

"Kebiasaan kamu ya, ntar jadi kan kerumah kamu? Si Beri sama si Dion ikut gak?"

"Jadi beres itu. Buku PRnya lu yang bawa kan?"

"Iya, ntar aku bonceng sama kamu ya?"

"Siip."

Hampir tiga tahun mereka bersama disekolah ini membuat orang tua mereka saling mengenal karena hampir setiap hari kami nongkrong-nongkrong dirumah secara bergantian. Hingga suatu hari hanya Yenni dan Yogi yang hadir saat mengerjakan tugas dirumah Yogi.

"Gi, kamu itu udah besar gitu kok gak pernah oma lihat kamu bawa pacar, kok cuma Yeni, si Beri dan Dion aja yang kesini. Kok hari ini gak ada si Beri dan Dion kemana mereka?" tanya Oma Yogi

"Ini kan kawan dekat Yogi Ma, ngapain ngajak teman-temen semua kesini menuh-menuhin rumah kita aja." jawab Yogi santai.

"Loh terus ini ngapain cuma berdua? Yang dua lagi mana? Oma juga pengen dikenalin dong Gi dengan pacarmu"

"Iya Ma nanti aku kenalin."

Setelah selesai mengerjakan tugas Yogi mengantar Yeni pulang, saat di perjalanan tiba-tiba.

"Yen, lu mau gak jadi pacar gue? Gue kenalin sama semua keluarga gue." pinta Yogi.

Niat hati hanya bersandiwara memperkenalkan Yeni sebagai pacar dengan keluarganya, malah seluruh keluarga yang berkumpul arisan dirumahnya menyetujui hubungan mereka dan menginginkan mereka menikah setelah lulus sekolah. Yogi dan Yeni kaget dan bingung mendengar pernyataan keluarganya.

"Udah Gi, nikah aja. Pantas aja ya si Yeni sering di bawa kerumah." sahut Oma menggoda keduanya.

"Iya Bu, saya juga sudah kenal betul sama Yeni, anaknya baik, nggak ngikut buruknya si Yogi." sambung Mama Yogi.

"Tapi tante." Yenni yang tak terima pun angkat bicara ingin mengklarifikasi bahwa ini semua rencana Yogi agar tidak ditanya siapa pacarnya oleh Oma setiap hari. Tapi belum sempat Yeni berbicara langsung di potong Mama Yogi.

"Nggak apa-apa Yen, santai saja. Kalian bisa tunangan dulu kalau belum mau nikah." saran Mama Yogi.

"Yeni masih mau kuliah Tante, dan belum berniat untuk menikah muda.” sanggah Yenni, sedangkan Yogi tampak tak acuh mendengar rencana Mama dan Omanya.

"Iya sambil kuliah juga nggak apa-apa Yen."

Hari berganti tibalah di akhir penantian kami lulus, lamaranpun diajukan. Yogi tidak berani protes karena semuanya juga karena rencana dia yang memaksa ku untuk menjadi pacar setingan, ternyata keluarga Yogi menanggapi serius. Kedua orang tua Yeni juga menerima lamaran dari keluarga Yogi. Yenni pun kala itu hanya manut saja ketika tau orang tuanya menyetujuinya. Hingga di putuskan lah bahwa mereka akan menikah setelah lulus kuliah.

Selama kuliah hampir tiap hari Yogi mengantar jemput Yenni. Mereka kuliah di salah satu Universitas swasta di Kotanya mengambil kuliah D3 jurusan Akuntansi. Waktu berlalu tak terasa sampai wisuda mereka bersama. Tak lama setelah selesai mereka melangsungkan pernikahan mewah. Hingga di bulan ketiga pernikahan mereka, Allah menitipkan janin di rahim Yenni. Sungguh lengkap kebahagiaan Yenni dan Yogi kala itu. Saat bunga-bunga baru bermekaran tumbuh bersama seorang janin hasil dari buah cinta mereka.

Semua teman sekolah tak ada yang menyangka bahwa Yogi dan Yenni yang dulunya adalah teman dekat, marena Yenni termasuk perempuan yang tomboy ternyata telah menikah, bahkan hampir memiliki anak. Bahkan ketika memberi kabar tentang pernikahan mereka banyak teman seangkatannya yang exited tidak menyangka bahwa seorang Yogi bisa takluk dengan Yenni.

Waktu berjalan hingga hari kelahiran pun tiba. Lahir seorang anak perempuan yang cantik dan gembil yang di beri nama Ainur Syifa. Disinilah kisah pedih kisah pedih Yenni dimulai.

Awal kelahiran mereka seperti keluarga yang harmonis, memiliki keluarga yang lengkap. Semenjak mempunyai anak, mereka berdua sudah mulai belajar sunnah, mulai hijrah. Yogi juga setiap sholat lima waktu pergi ke masjid. Pernikahan lebih terasa berisi dan bermakna. Yogi sering mengatur Yenni agar menggunakan jilbab syar'i. Meskipun saat itu aku dan suami bekerja diluar, tapi mereka masih rutin ikut kajian. Yenni yang saat itu bekerja di KONI sedangkan Yogi bekerja di salah satu Showroom Mobil ternama. Resiko bekerja di showroom mobil banyak sekali SPG dengan pakaian seksi-seksi. Disitulah awal Yogi mulai diuji keimanannya.

Hingga suatu malam saat Yenni dan Yogi bercengkrama sebelum tidur, Yogi menceritakan hal yang membuat hati Yenni gundah. Ternyata di sini mulai cobaan itu ada.

"Astaghfirullah Bun, di showroom ada SPG seksi banget, kalo udah bercanda sama laki-laki suka pegang-pegang." ucap Yogi kesal.

"Hati-hati Yah sama perempuan kayak gitu. Harus dikuatin lagi iman Ayah. Tapi sebenarnya yang paling penting itu Ayah, asal gak gubris aja gak bakal aneh-aneh pasti dia, Apalagi Ayah udah punya anak dan istri." ucap Yeni tenang.

"Iya Bun. Kalo udah bercanda bisa buat nafsu birahi laki-laki naik." diulangnya kembali sambil terus beristighfar.

“Kok bisa kayak gitu sih Yah? Kamu suka dekat-dekat ya?” tanya Yenni curiga.

”Nggak Bun, tapi aku kan lihat gayanya hari-hari kalau bercanda sama kita kayak gitu.” kilah Yogi.

Hampir tiap hari Yogi menceritakan SPG seksi yang mengusik pikirannya itu ketika mau tidur bahkan Yogi berniat resign agar tidak bertemu dengan SPG seksi tersebut yang bernama Fauziah atau dia lebih senang di panggil Zee.

Hingga suatu hari..

Dua

Tiba-tiba suatu malam saat Yogi dan Yenni sedang bercengkerama di kamar untuk melepas lelah setelah bekerja seharian dan sudah menidurkan anak mereka, Yogi seperti biasa menceritakan SPG seksi itu.

"Bun, Alhamdulillah Bun. Akhirnya si Fauziah itu berhenti dari showroom." ucap Yogi dengan perasaan lega. Kini tiada lagi perempuan seksi yang bakal menggoda imannya di tempat kerja.

"Alhamdulillah, Syukurlah Yah. Jadi Ayah tidak perlu resign dari situ." kata Yenni yang tak kalah lega karena tidak ada lagi SPG itu.

"Iya Bun, jadi tenang kerjanya sekarang."

Yenni mengira dengan berhentinya Fauziah dari showroom akan membuat Yenni tenang dan merasa aman karena tidak ada lagi yang mengganggu suaminya di tempat kerja. Ternyata dengan berhentinya dia, malah semakin berani menghubungi Yogi dan terus menerus menghubunginya.

Awal-awal Yogi masih menguatkan imannya, ia tak pernah di gubrisnya chat-chat yang dikirim oleh Fauziah. Bahkan hampir setiap malam Yogi mengeluhkan chat-chat Fauziah yang menggodanya. Hingga suatu malam Yenni memberanikan diri untuk menelpon Fauziah, karena ia khawatir Fauziah akan menghancurkan rumah tangganya dan yogi yang mulai sempurna dengan adanya buah hati kami. Ia juga mulai takut akan hal-hal yang menggoda keimanan Yogi.

"Halo Assalamualaikum. Ini Fauziah?" tanya Yenni.

"Iya. Ini siapa ya?" tanyanya heran.

"Saya Yeni, istrinya Yogi. Fauziah masih ingat Yogi?" Lanjut Yenni lagi.

"Oh mbak Yeni. Ada apa ya mbak?"

"Saya dengar-dengar katanya Fauziah sering chat suami saya ya?"

"Ehm. Nggak kok mbak. Hanya chat biasa aja, sekalian ngumpul-ngumpul sama teman-teman di showroom dulu."

"Oh begitu. Yogi mungkin terganggu dengan chat yang Fauziah kirim. Saya sebagai istri juga merasa terganggu jika ada perempuan lain yang sering chat suami saya."

" Tapi kami gak pernah chatingan kok mbak. Yogi nggak pernah balas, juga nggak pernah ikut ngumpul sama kita."

"Alhamdulillah kalau begitu. Tapi lebih baik Fauziah jangan chat suami saya lagi ya. Saya nggak suka." tegas Yenni kala itu.

"Iya Mbak Yeni. Maaf ya mbak?".

"Ya sudah Assalamualaikum."

Setelah kejadian itu Fauziah memang tak pernah lagi menghubungi Yogi. Tapi itu hanya sekitar 2 minggu, setelah itu ternyata keimanan Yogi mulai goyang. Ibaratkan kucing yang setiap hari melihat ikan menghampiri meski tak laparpun pasti lama-lama ingin dimakan juga. Begitu juga Yogi, yang mulai membalas chat Fauziah diam-diam dibelakang Yenni.

Semenjak sering membalas chat Fauziah sudah tidak pernah lagi dia mengajak Yenni ikut kajian rutin mingguan, tak pernah lagi sholat 5 waktu di Masjid. Yogi yang mengajak Yenni hijrah pun kini ia yang mulai lupa dan meninggalkan semuanya.

Perasaan istri mana yang tidak peka terhadap perubahan suaminya. Meskipun tahu tapi Yenni tak pernah mempermasalahkan itu. Ia hanya ingin tau sejauh mana Yogi akan seperti itu sering chating dengan perempuan yang bukan mahrom, padahal dia sudah tahu hukumnya.

Awal kedekatan Yogi dengan Fauziah hanya lewat chating tapi ternyata lama-kelamaan mereka sering ketemuan, karaokean dan makan bareng. Pernah beberapa kali aku mengungkapkan apa yang aku rasakan atas perubahan Yogi dan kedekatannya dengan Fauziah, tapi Ibu mertuanya tidak percaya. Karena saat itu Yenni memang belum ada bukti.

"Kamu tahu darimana nuduh-nuduh suamimu kayak begitu. Kamu tahu kan menuduh suami selingkuh itu dosa besar Yen. Kalian kan udah pada ngaji, kajian pake kerudung panjang-panjang begitu masak iya nggak tahu hukumnya." cerocos Ibu mertua Yenni ketika ia mengadukan perubahan sikap Yogi padanya.

Yenni melihat mertuanya tidak mempercayainya. Akhirnya Yenni juga menguatkan diri dan berusaha terus berhusnudzon. Mungkin benar kata Ibu mertuanya, Yogi sudah hijrah dan sering kajian tidak mungkin dia melakukan dosa besar seperti selingkuh tanpa hubungan halal.

Kurang lebih hampir sekitar 4 tahun Yenni bertahan, dan percaya sepenuhnya dengan Yogi. Meski Yenni sempat beberapa kali mencari tahu kontrakan hingga rumah asli dari Fauziah. Karena kesibukan Yenni saat itu yang menjadi staff keuangan di KONI membuatnya benar-benar jarang bertemu dengan Syifa anaknya. Ternyata diam-diam Yogi pernah beberapa kali mengajak Syifa ke kostan Fauziah. Mungkin Yogi mengira Syifa yang waktu itu berumur hampir 4 tahun tidak akan mengadu bahwa pernah di bawa kerumah Fauziah itu.

Bukan aku tak pernah mempertanyakan akan hubungan Yogi dengan Fauziah, sudah hampir setiap malam setelah Syifa tidur Yenni selalu menanyakan hubungan mereka. Bukan jawaban yang Yenni terima tapi malah bentakan dan kemarahannya. Selalu begitu jawabannya setiap Yenni mempertanyakan hubungan mereka.

Hingga suatu hari Yenni berazzam pada dirinya sendiri bahwa ia harus bertabayyun dan mencari kebenarannya sendiri. Ia pun mulai mencari-cari info tentang kostan Fauziah dan rumah aslinya. Meski awalnya tidak tau harus bertanya pada siapa akhirnya Allah menunjukkan kuasanya lewat putrinya yang masih polos itu.

"Bun, kemarin syifa diajak ayah jalan-jalan kerumah tante Zee." celetuk polos putri kecil mereka.

"Tante Zee yang mana Nak?"

"Tante Zee teman Ayah yang suka pakai baju pendek-pendek Bun. Tapi dia orangnya baik kok Bun. Syifa waktu itu di belikan coklat."

"Oh Tante Zee yang itu. Syifa ingat nggak nak dimana jalan kerumahnya?"

"Ingat Bun. Nggak jauh kok dari rumah kita."

"Pergi kesana sama Bunda yuk Nak, kita ketemu sama Tante Zee."

Dengan membujuknya akhirnya kami pergi ke kostan Fauziah. Sebenarnya Yenni tak terlalu yakin bahwa Syifa ini benar-benar ingat dimana kostan Fauziah, tapi Bismillah saja ini sebagai salah satu ikhtiar untuk mendapatkan kejelasan dari Fauziah. Ternyata memang benar kata Syifa, kostan Fauziah tidak jauh dari tempat tinggal mereka hanya beda beberapa gang.

Yenni kira setelah masuk ke gang pertama langsung bertemu dengan kostannya ternyata itu adalah jalan tikus, masuk lagi ke gang kecil, dan berbelok-belok, melihat itu pun Yenni mulai tak yakin apakah ini benar-benar yang ditunjukkan Syifa.

Setelah beberapa kali belok-belok masuk keluar gang kecil Syifa menunjuk rumah kost berwarna hijau yang bersebelahan dengan rumah pemilik kostan tersebut. Memang benar ternyata kostan ini bebas, laki-laki dan perempuan bebas masuk. Satu titik terang sangat mungkin kalau Yogi mengunjungi Fauziah kesini. Aku pun segera mencari Ibu Kost dirumahnya.

"Assalamualaikum." ucap Yenni tapi tidak ada jawaban. Oke sekali lagi batin Yenni.

"Assalamualaikum?" terdengar jawaban dari dalam yang kemudian suara semakin mendekat. Dan pintu rumah terbuka.

"Wa'alaikum salam. Iya mbak? Mau cari kost-kostan ya"? Diulangnya lagi jawaban salam Yenni dan bertanya balik kepadanya.

"Oh tidak Bu. Saya mau cari teman saya. Katanya ngekost disini." jawab Yenni berbohong.

"Oh siapa namanya mbak?" tanyanya ramah.

"Namanya Fauziah Bu."

"Oh Fauziah. Yakin kalau Fauziah itu teman mbak?" diperhatikannya penampilanku yang mengenakan pakaian syar'i.

"Iya Bu. Lebih tepatnya teman suami saya. Memangnya kenapa Bu?" tanya Yenni penasaran apa maksud dari ucapan Ibu kost itu.

"Boleh saya lihat mana poto suami Mbak?" tanyanya sambil menengadahkan tangannya di depan Yenni. Yenni pun mengambil HP dari tas kecilnya, Dan mencari poto suaminya.

"Yang ini suami saya Bu." Yenni menyodorkan HP ke tangannya dan menunjuk poto Yogi di Hp nya.

"Oh suamimu yang ini? Iya memang sering kesini. Saya sudah capek nasehatin itu si Fauziah, nggak mau denger gonta-ganti cowok melulu. Kemaren ada yang datang marah-marah ngelabrak si Fauziah. Katanya Fauziah sering chat suaminya. Kalau saya lihat memang suami mbak yang paling sering kesini." ucapnya panjang lebar.

Bagai tertusuk duri tajam omongan Ibu Kost yang ceplas-ceplos ini tidak ada yang ditutupi. Diceritakannya semua tentang kelakuan Fauziah di Kostan. Setelah panjang lebar dia menjelaskan akupun masih tetap tenang dan tidak mau gegabah atau marah-marah dihadapan Ibu ini. Hingga akhirnya aku meminta alamat asli dari Fauziah tersebut.

Tanpa disangka setelah sampai rumah Yogi sudah berada dirumah dengan wajah yang penuh amarah. Ini bukan Yogi yang mengajak Yenni hijrah dan kajian dulu. Sudah banyak pengaruh jahat di dalam dirinya. Baru sempat Yenni memarkir motornya Yogi langsung menghampiri.

"Darimana kamu Yen?" sambarnya langsung penuh emosi tanpa memperdulikan ada Syifa di antara mereka.

"Dari rumah teman Yah."

"Jangan bohong kamu. Barusan Zee menelpon katanya kamu datang ke kostannya, dan dia sempat di tegur lagi sama Ibu Kost."

"Memangnya ada hak apa Fauziah harus mengadu sama kamu Yah? Memangnya dia siapa kamu? Semuanya diadukan denganmu?

"Sudah jangan banyak bertanya kamu. Awas sekali lagi aku dengar Zee mengadu padaku kalau kamu mendatangi kostannya." ancamnya sambil melangkah keluar.

Yenni sebagai istrinya tetapi dia membela perempuan lain dari pada Yenni, dan jelas-jelas di depan anak mereka.

Bagaimana Nasib kisah mereka selanjutnya?

Tiga

Keesokan harinya Yenni berniat mengunjungi rumah orang tua Fauziah. Sebelum langsung kerumahnya, Yenni berhenti di warung dekat rumah Fauziah untuk bertanya terlebih dahulu. Sambil memesan es diwarung tersebut.

"Bu, es sis*i satu ya rasa cincau."

"Iya mbak. Minum sini atau bungkus?"

"Minum sini aja Bu."

Yenni memainkan HP, tak lama si penjual mengantarkan pesanannya. Sambil menikmati es Yenni pun mulai bertanya-tanya dengan si penjual es.

"Bu, Ibu kenal Fauziah? Katanya rumah nya di gang ini." tanya Yenni hati-hati.

"Kenal. Kenapa mbak?"

"Saya mau berkunjung kerumahnya Bu."

"Oh , itu rumahnya yang ada Ibu-ibu mandi di depan mbak. Itu mamanya Fauziah."

"Boleh saya tanya-tanya sedikit tentang keluarganya Fauziah gak bu?

"Boleh Mbak. Memang sering ada Ibu-ibu nyari rumah Fauziah mbak. Katanya suami mereka ada main dengan Fauziah. Udah beberapa kali ada Ibu-ibu ngamuk-ngamuk, marah-marah nggak terima mbak."

"Oh. Keluarganya gimana bu?"

"Sama aja Mbak, Mbak. Lha wong itu si Fauziah juga gak jelas siapa bapaknya." jawab ibu tersebut santai. Tapi malah membuat Yenni terkejut.

"Oh begitu Bu. Kalau saya mau bertemu keluarganya kira-kira ketemu sama siapa ya bu yang enak di ajak ngobrol?"

"Oh.. Coba mbak ketemu sama pamannya aja. Ada itu di sana namanya pak Bujang. Sebenarnya mbak ada masalah apa sama keluarga Fauziah?"

"Saya mau bertabayyun Bu. Saya curiga suami saya juga ada main sama Fauziah."

"Ya Alloh mbak, baru kali ini ada Ibu-ibu yang nyari Fauziah nggak marah-marah. Malah datang baik-baik. Kemarin aja sampai ada yang ngamuk-ngamuk jambak Fauziah pas kesini." ucap ibu itu menggebu-gebu.

"Saya kan mau bertabayyun dulu bu. Mau memastikan."

"Ya sudah Mbak tanya sama pak Bujang aja sana mbak, biar jelas. Biar di nasehatin tu si Fauziah. Biar Jerak."

"Iya Bu Terimakasih ya bu." ucap Yenni sambil pamit pergi menuju rumah Pak Bujang.

Akhirnya sampailah dirumah Pak Bujang. Yenni di sambut dengan ramah dan baik, dan Yenni pun ceritakan semua kecurigaannya kepada Fauziah, dan Pak Bujangpun mengerti dan berjanji akan menasehati Fauziah.

"Yen, nanti siang jam 2 aku ada tugas di luar kota." tiba-tiba Yoga menghampiri Yenni yang tengah menyiapkan sarapan untuk Yoga dan Syifa.

"Loh kok mendadak Yah? Biasanya kamu nggak pernah dinas ke luar kota?" tanya Yenni kaget. Kini sudah mulai tak ada lagi panggilan Bunda untuk Yenni.

"Iya kebetulan ini sama teman-teman kantor juga." jawabnya sambil melahap roti di atas meja makan.

"Ya sudah Yah, kalau begitu aku sama Syifa ikut aja ya Yah? Aku izin ke kantor hari ini sama besok." pinta Yenni menggebu-gebu ingin ikut bersama Yogi.

"Eh gak usah. Mau ngapain ikut kesana? Aku kan bukan jalan-jalan, aku mau kerja ya setelah itu baru jalan-jalan kalau waktunya sempat." jawabnya gugup.

"Aku janji kok Yah, aku sama Syifa gak bakal ganggu kerjaan Ayah disana. boleh ya Yah?"

"Kalau aku bilang tidak ya tidak. Kamu ini kok suka membangkang!" teriaknya sambil meninggalkan meja makan.

Yenni hanya bisa mengelus dada. Mau pergi kemana Yogi? Bersama siapa? Perasaan Yenni tak karuan, ntah akan pergi bersama siapa suaminya ini hingga membuatnya marah ketika Anak dan Istrinya hendak ikut. Selama beberapa tahun mereka menikah tak pernah Yenni melihat Yogi di tugaskan ke luar kota.

Siang harinya, Yenni melihat Yoga berkemas pakaian menggunakan ransel besar.

"Aku pergi dulu ya. Jaga Syifa baik-baik. Aku pakai motor dari rumah. Nanti di simpan di kantor. Kita perginya naik mobil kantor."

"Hati-hati ya Yah. Kok perasaan aku gak enak ya?"

"Iya. Kamu jangan curiga terus sama aku. Dosa kamu. Tahu dosa?" bentaknya sebelum ia pergi meninggalkan rumah.

Yenni pun merelakan kepergian Yogi, meski berat tapi ia berusaha berhusnudzon.

Tiba-tiba sore itu hujan sangat deras, seolah hujan tau apa yang sedang Yenni rasakan kesedihan yang mendalam, curiga terhadap Yogi tapi tidak tahu harus mencari kebenarannya dimana. Pikiran Yenni kosong menerawang, Yenni melihat gadis kecilnya masih asik mewarnai gambar hello kitty kesukaannya. Yenni melihat Hp nya yang berdering.

'Ayah?' Gumam Yenni dalam hati lalu ia mengangkat telpon dari Yogi.

"Assalamualaikum ada apa Yah?"

"Mana Syifa?"

"Ini dia lagi mewarnai gambar."

"Berikan telponku padanya." Yenni membisikkan ke Syifa bahwa Ayahnya ingin berbicara dengannya.

"Halo Iya Yah. Ada apa?"

"Syifa sayang. Syifa sayang sama Ayah kan?" tanyanya aneh

"Iya Yah, Syifa sayang sama Ayah kok. Kenapa Yah?"

"Syifa sayang sama Ayah kan?" tanyanya di ulang sampai berkali-kali membuat pikiran buruk Yenni menari-nari di otak. Sebenarnya ada apa dengan Yogi. Tidak biasanya dia seperti ini.

Akhirnya Syifa marah karna selama menelpon Yogi hanya menanyakan itu, akhirnya Yenni menganbil alih HP nya dari Syifa.

"Yah. Ini hujan deras banget Yah. Aku khawatir perjalanan Ayah terganggu. Bahaya ini Yah."

"Tidak bisa ini sudah keputusan dari kantor."

"Ya sudahlah Yah, kalau memang tidak bisa di tunda. Ayah hati-hati di jalan ya?"

"Ya." sahutnya sambil mematikan telepon.

Ntah perasaan apa yang berkecamuk di dada Yenni kala itu. Yang jelas Yennu merasa ada yang aneh dengan tingkah Yogi. Kali ini Ka beranikan diri untuk mencari tahu lewat teman kami, Berry.

Yenni hubungi Berry awalnya dia tidak ingin menceritakan kebenarannya dia hanya bilang bahwa tidak ada tugas keluar kota. Yogi masih di kota ini. Karna kurang detail info yang Yenni dapatkan. Akhirnya Yenni bertanya lagi kepada teman kami Dion. Dari Dionlah Yenni mendapatkan petunjuk bahwa Yogi sekarang sedang berada di salah satu diskotik di Kota Kami.

Dengan modal nekat Yenni pergi meninggalkan Syifa ketika dia tidur. Yenni keluar rumah tanpa izin dengan mertua ku. Saat itu Yenni pergi kurang lebih sekitar pukul 23.20 menuju diskotik tersebut.

"Maaf Mbak, di sini tidak bisa wanita pakai kerudung masuk ke dalam Mbak." tegur satpam saat melihat Yenny datang, Apalagi kala itu Yenni memakai kerudung panjang.

"Ya sudah Pak. kalau tidak boleh saya tunggu di luar saja." pinta Yenni dengan santai.

Hampir lima belas menit Yenni menunggu tiba-tiba, Ia melihat Dion dan Berry datang bersama beberapa temannya. Berry yang ketakutan langsung gugup menarik tangan Dion yang lebih tenang.

"Yen. Lu ngapain kesini? Pulang Yen. Gak bagus perempuan pakai kerudung kayak kamu di tempat ini." Berry menghampiri Yenni dan langsung menyuruhnya pulang.

"Nggak. Aku cuma nungguin Yogi. Di luar aja Ber. Nggak bisa masuk.”

"Nggak ada Yogi disini Yen, ayo pulang pulang. Gue antar lu pulang ayo dah." paksanya sambil mengambil motornya.

Akhirnya Yenni pun mengikuti perintah Berry yang menyuruhnya pulang. Mungkin benar kata Berry, kalau Yogi tidak ada di tempat ini. Berry mengantar Yenni pulang dengan motor masing-masing. Di tengah perjalanan, Yenni merasa sudah tidak perlu di antar akhirnya Yenni menyuruh Berry pulang karena sudah dekat dengan rumah Yenni.

"Ya sudah Ber, kamu pergi aja deh. Aku berani kok. Udah deket."

"Yakin lu Yen?"

"Iya."

"Ya sudah, gua langsung pulang ya?"

Berryberputar arah kembali ke diskotik.

Dan aku pun langsung....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!