NovelToon NovelToon

MySam

Bayang-bayang Freya

#Flash back

Sam merangkul pinggang Freya, mereka duduk berdua di ujung pantai menikmati ombak yang mengeluarkan suara deburan, keduanya menikmati hangat nya pasir putih yang sore itu masih terasa hangat terkena sinar mentari, butiran pasir yang melekat di tubuh mereka berdua pun tak dihiraukan.

Sam masih terdiam dan mengamati deburan ombak sore itu.

"Aku cinta kamu Fe." lirih Sam, tangan cowo itu masih mendekap erat pinggang kecil Freya.

"I love you too Sam." kali ini Freya mulai memandang manik mata kecoklatan milik Sam.

Sam meraih jemari Freya dan menggenggam nya erat, sesekali jemari lentik di tangan nya itu dia kecup mesra.

"Jangan pernah tinggalin aku Fe, i can't live without you baby." lirih Sam lagi. Freya menoleh sebentar ke arah cowo berparas tampan itu. Dia tersenyum kecil, sungguh senyuman Freya selalu saja memabukkan buat Sam.

"Aku gak akan ninggalin kamu Sam, I am yours." bisik Freya pelan.

Sam mendekatkan wajah nya, hembusan nafas hangat Freya bisa Sam rasakan hingga ujung kulitnya. Perlahan Sam mulai mendekatkan bibir nya hingga menyentuh bibir Freya, Sam menautkan lembut bibir tebal nya di atas bibir tipis Freya.

Untuk sesaat mentari sore menjadi saksi mereka, keduanya masih betah merasakan deburan ombak pantai yang berlomba berlari menyentuh jemari kaki Sam dan Freya.

"I love you baby..."

"I love you more Sam."

Kembali mereka berpelukan dan memandangi mentari sore itu.

***Present

Sam kembali meneguk wiski di gelas kristal nya, suara music disco masih saja terdengar memekik kan telinga, lampu kristal warna warni berbentuk bulat masih saja berputar hingga meyorotkan warna warni di sela gelap nya ruang clubing malam itu.

"Beri gue segelas lagi!" titah Sam kepada bartender.

"Lo udah terlalu mabuk Sam....."

"Gue gak peduli, give me one more. Now...!"

Sam setengah menghardik bartender bertopi merah tersebut, melihat Sam yang sudah mulai mabuk, bartender itu tanpa banyak bicara langsung menuangkan satu kali lagi wiski ke dalam gelas kristal milik Sam.

"Nah gitu dong ....!!" racau Sam.

Sepasang bola mata lentik selalu saja melihat Sam dengan tatapan licik nya. Gadis itu terus saja mengamati gerak gerik Sam bahkan dia tidak berniat untuk bergabung dengan kedua temannya yang asik meliukkan tubuh mereka di lantai dansa.

Martha ... gadis itu bernama Martha, salah satu anak borju di kota Metropolitan ini. Dia adalah pewaris pertama perusahaan Baskoro Group, perusahaan paling besar di Jakarta.

Gadis cantik dengan segala kelebihan yang dimiliki, tak dapat dipungkiri jika banyak kaum hawa lainnya yang ingin bertukar posisi mereka dengan Martha.

Banyak cowo yang ingin dekat dengan gadis itu namun bagi Martha hanya ada Samuel Perdana di hatinya.

"Tha... ayo lah lo gak ngelantai? musiknya enak nih" teriak Dara salah satu sahabatnya yang masih asik dengan hentakan musik dance malam itu.

Martha hanya menggeleng, tentu saja gerakan kepala Martha terlihat samar oleh Dara.

"Come on girl, we have fun tonight___" ucap Dara lagi.

Tidak ada reaksi dari Martha membuat Dara dan Ivi mendekati meja sahabatnya.

"Lo kenapa si Tha? Gak biasanya lo kek gini." giliran Ivi yang kini keheranan melihat Martha gadis clubing yang selalu menikmati hentakan musik club, malam ini tiba-tiba hanya duduk diam dan mengamati seseorang dari meja nya.

"Males aja, gue lagi cari cara buat deketin Sam." senyum Martha, bola matanya masih saja mengamati sosok cowo tinggi dengan bahu bidang yang kini semakin mabuk.

Musik club malam itu semakin membuat Martha merasa tertantang untuk mendekati cowo bertubuh atletis itu.

"Ya udah, lo deketin aja si Sam susah amat sih lo."

"Iya Tha, siapa sih yang gak mau sama lo? Secara lo itu cantik, tajir, populer." sahut Dara.

Martha tersenyum sekilas, perlahan gadis itu berdiri dan mulai mendekati meja Sam, sementara Dara dan Ivi yang masih terlihat menikmati hentakan musik club malam itu hanya tersenyum kecil melihat tingkah Martha.

"Hai Sam___ lo sendirian?" Martha kini duduk disamping Sam, iris nya lekat memandangi wajah tampan cowo itu.

Sam sekilas memandang ke arah Martha, dengusan kecil Sam terdengar sangat jelas ketika melihat sosok gadis cantik di dekat nya.

"Lo gak liat gue sendiri hah?!" ketus Sam.

"Boleh ya gue temenin?"

"Bodo amat!!" desis Sam kesal.

Martha sudah hafal dengan sifat Samuel jika sedang badmood seperti saat ini. Gadis itu hanya terdiam dan masih duduk disamping Sam, iris Martha masih saja lekat memandangi wajah tampan Sam.

"Oh God ___ buatlah makhluk ciptaan Mu ini jatuh cinta sama gue, pliz ____" Martha bermonolog.

"Lo ngomong apa barusan?!" Martha salah tingkah saat Sam tiba-tiba mendekatkan wajahnya, Martha bisa melihat iris coklat mata cowo itu.

"Eh_ _eenggak _ _ tadi cc uu mmaa_ _ _"

"Halah udah gak penting juga buat gue!" potong Sam cepat. Martha menarik nafas lega saat Sam tidak lagi bertanya dan kembali fokus sama gelas kristal nya.

"Lo tau ? Cewe itu semua sama." racau Sam lagi, kali ini Martha menoleh sebentar ke arah Sam yang sudah sangat mabuk.

"Kalian itu sama-sama brengsek, tukang selingkuh dan lo juga" racau cowo itu, telunjuk Sam menuding tepat dimuka Martha.

"Siapa bilang? Gue gak." Martha mencoba membuat pembelaan.

"Lo mabuk Sam"

"Gue gak mabuk Fe, lo jangan tinggalin gue pliss__" racau Sam kali ini, tiba-tiba Sam memeluk Martha erat membuat gadis itu setengah kaget. Sam benar-benar sudah mabuk, pikir Martha.

"Freya ___ plis jangan pergi dari gue" racau Sam lagi, kali ini dia semakin mengeratkan pelukannya membuat Martha hanya diam dan pasrah.

Lagian moment seperti ini lah yang selalu Martha tunggu dari dulu. Gadis itu terlihat menampakkan senyuman smirk nya, semua akal sehat Martha sudah tertutup oleh perasaan nya ke Sam.

"Sam ___ gue juga cinta sama lo." lirih Martha.

Martha hanya diam ketika Sam tiba-tiba mendekatkan bibir tebalnya, dengan cepat Sam menautkan bibirnya kearah bibir gadis dihadapannya yang dia sangka adalah Freya. Sam semakin menautkan bibirnya kasar, mereka saling membalas ciuman. Pengaruh alkohol malam itu membuat Sam lupa diri, mereka saling memainkan lidah nya dan bertukar saliva. Sam berkali-kali menggigit bibir bawah Martha membuat gadis itu terdengar mendesah menikmati nya. "Ssshhh oh Sam__ I love you baby."

"I love you too Fe." balas Sam, cowo itu kembali bertubi-tubi menciumi bibir Martha kali ini kecupan Sam semakin turun ke leher putih gadis itu.

Di dalam remang-remang lampu clubing malam itu Sam semakin meluncurkan aksinya yang tentu saja tanpa dia sadari karena pengaruh wiski.

Bola mata Ivi dan Dara sama-sama membola saat mereka melihat Martha bermesraan dengan Sam, keduanya sama-sama tersenyum senang melihat satu sahabatnya mendapatkan apa yang dia inginkan.

"Enjoy the party girls ____ !!! Yuhuuu !!" teriak Dara sambil mengangkat kedua lengannya. Music kembali berderu kencang.

Muslihat Martha

Sam merangkul pundak kecil Martha, langkahnya sempoyongan dan jika Martha tidak memegangi lengan kekar Sam mungkin cowo itu sudah tersungkur di lantai discotic malam itu. Dia benar-benar sudah mabuk, pikir Martha. Senyuman smirk gadis itu kembali tertarik di sudut bibir cherry nya.

"Ayo Sam" kembali Martha mengaitkan lengan Sam ke leher nya.

"Kita mau kemana Fe?" racau Sam, langkah kaki cowo itu benar-benar sudah sangat sempoyongan dan Martha benar-benar ingin segera melancarkan ide cemerlang nya.

"Sayang ___"

"Sam, ayolah kita udah hampir sampai"

Martha masih dengan sabar menuntun langkah sempoyongan Sam. Kali ini mereka berhenti di depan sebuah kamar yang disediakan oleh discotic mewah tersebut.

Martha sengaja menyewa satu kamar untuk melancarkan aksi liciknya.

Martha membuka pintu kamar, dengan langkah berat gadis itu merebahkan tubuh Sam ke atas bed berukuran delux. Cowo itu kini benar-benar sudah tidak sadar.

Martha berdiri di depan tubuh kekar Sam, senyuman smirk nya kembali tertarik, dia berdiri tepat di depan tubuh Sam. Perlahan Martha membuka Tshirt casual Sam, entah kaos yang dipakai Sam kekecilan atau memang modelnya seperti itu yang sangat jelas memperlihatkan dada bidang dan sixpack Sam. "Lo akan jadi milik gue Sam" desis Martha pelan. Jemari Martha bebas dia mainkan di atas dada kotak-kotak milik Sam. Perlahan Martha juga membuka resleting celana jeans Sam hingga cowo itu hanya terlihat mengenakan boxer.

"Mulai sekarang lo gak akan lagi cuek ke gue Sam" desis Martha dengan ekspresi liciknya. Jemari Martha kembali meraba dada dan lengan berotot Sam. Martha mendekatkan wajahnya menyusuri tiap lekuk tubuh Sam, hidung nya mengendus aroma parfum di leher dan belakang telinga Sam, senyuman licik gadis itu lagi-lagi tertarik di sudut bibirnya.

"I love you Sam, really love you ..."

Martha lalu membuka satu per satu kancing kemeja ketatnya yang hanya menyisakan bra ber renda warna hitam. Dengan cepat Martha meraih ponsel pipihnya dan 'Cekrek'. Gadis itu mengambil beberapa foto dengan posisi mereka berdua yang terlihat sangat intim. Iya dia mengatur posisi tubuhnya sangat dekat dengan Sam, Martha berbaring di atas tubuh Sam yang saat itu sudah tidak sadar lagi dan lagi-lagi gadis itu mengambil gambar dari berbagai angle yang memang terlihat sedikit vulgar.

"Sam... " telapak tangan Martha menepuk pipi Sam lalu jemari lentiknya mengusap rahang kotak cowok itu lalu turun ke bibir Sam, tiba-tiba Martha menautkan bibir tipis nya ke atas bibir Samuel.

Martha kembali mencium Sam dan menenggelamkan kepala nya di dada bidang Sam.

.

.

"Morning baby....." sapa Martha begitu kelopak mata Sam mulai membuka perlahan. Cowo itu spontan terkejut ketika membuka matanya dan melihat Martha berbaring disampingnya dengan menggelayut manja di salah satu lengannya. Matanya kembali membola saat melihat keadaan tubuh nya dibalik selimut. Tubuh Sam hanya berbalut celana boxer pendek sedang Martha.... gadis itu hanya mengenakan bra hitam ber renda yang senada dengan Cd gadis itu.

"Apa yang lo lakuin hah??!!"

"Baby ___ lo gak ingat semalam?"

"Maksud lo?!" Sam mulai geram, dia segera bangkit dari bed empuk itu dan cepat-cepat mengenakan kembali pakaiannya yang semalam telah sengaja di lucuti Martha.

"Lo semalam begitu gila Sam, do you know? kita ML dengan sangat liar." desah Martha yang kini ikut bangkit dan mendekap pinggang Sam erat, kembali jemari Martha merasakan otot perut sixpack milik Sam. Sam mencoba mengelak dari pelukan erat Martha.

"Lepasin gue !!" erang Sam, dengan kasar Sam menampik lengan gadis itu. "Sam... lo tega ya, setelah semalam lo paksa gue, hiks..." tangis Martha, tentu saja tangisan yang hanya dibuat-buat.

"Gue gak mungkin ngelakuin hal itu sama lo!" erang Sam lagi, bola mata nya membulat kesal, rahang kotak nya terlihat mengeras.

"Oh ya __ ?? tentu saja lo ngelakuin hal itu sama gue, malam ini lo udah merenggut keperawanan gue Sam hiks... hiks...", kembali Martha mencoba mengelabuhi Sam, air mata palsu nya di buat seolah benar-benar dia sebagai korban.

"Bullshit....!! lo bohong kan?! Gue gak mungkin ngelakuin nya sama lo Tha."

Sam memakai kaos putih nya, cowo itu mendekati Martha yang masih duduk di pinggir kasur. Dia dekatkan bibir nya ke telinga Martha, lalu membisikan sesuatu ke Martha, "Lo emang cantik Tha, tapi gue gak pernah suka sama lo!!"

Sam berlalu dari hadapan Martha yang masih diam mematung, iris mata gadis itu membola kesal, bibirnya terdengar mendesis pelan dan tatapan tajam Martha terlihat begitu menakutkan.

"Arrrggggghhhhh.....!!" Martha menghentakkan kasar kedua tangannya di atas bed luas tersebut, dia lempar bed cover dengan kencang ke arah pintu kamar discotic.

"Lo akan jadi milik gue Sam, well you see..."

Kembali senyuman smirk nya tertarik di kedua sudut bibir chery pink gadis itu.

.

.

Sam keluar dari discotic dengan langkah yang sedikit sempoyongan. Kedua netra nya dia picingkan sedikit tatkala sinar mentari pagi menyilaukan iris coklatnya. Kepala Sam masih sedikit terasa berat akibat terlalu banyak meneguk wiski semalam.

Sejak putus dari Freya dan mengetahui jika gadis nya itu selingkuh dengan sahabatnya sendiri di sebuah kamar hotel, Sam memang terlihat suka menghabiskan malam nya ke salah satu discotic mewah di kawasan Jakarta Pusat.

Tidak pernah ada hal aneh yang dia alami selama menghabiskan malam nya dengan mabuk, hingga hari ini... saat dia terbangun dengan Martha yang ada disampingnya tanpa sehelai pakaian, mereka hanya mengenakan pakaian dalam. 'Apa yang udah gue lakuin?!' pikir Sam, kepalanya masih terasa berat seolah ada sebuah godam besar yang memukul-mukul dengan keras.

Berkali-kali dia mengibaskan pelan kepalanya berusaha mengusir rasa pusing yang mendera.

Sam tersadar dari lamunannya ketika sebuah mobil sport Bugatti Chiron Pur Sport keluaran terbaru berhenti tepat di depan pintu masuk discotic, seorang vallet parkir menyerahkan kunci mobil ke arah Sam.

"Mas Sam bisa nyetir sendiri?" tanya sang vallet parkir, laki-laki itu sedikit mengernyit saat melihat Sam masih sedikit ada pengaruh alkohol.

"Gue bisa kok Jo, lo tenang aja" jawab Sam. Memang beberapa karyawan discotic sudah mengenal Sam, CEO muda itu memang tercatat sebagai pelanggan setia discotic tersebut. Dulu sebelum mengenal Freya, Samuel memang sangat rajin mengunjungi club malam tersebut, kebiasaan buruk nya perlahan berkurang saat ada Freya gadis yang sangat Sam cintai. Hingga saat Sam memergoki perselingkuhan Freya dan Jodi sahabatnya sendiri, kebiasaan buruk Sam mulai lagi. Dia sering menghabiskan malam nya dengan bermabuk-mabukan di discotic.

Sam mulai menghidupkan mesin mobilnya dan kembali memacu gas mobil sport tersebut dengan sangat kencang. Bayangan Freya kembali melintas dalam benak Sam.

>>>To be continue

Hei yg sudah mampir makasih y, maaf jika ada adegan 17+ nya heeee semoga bisa bijak menyikapi nya ya.

Cowo Rese

Sam mendengus kesal mengingat kejadian tadi, dia masih tidak percaya kenapa begitu bodohnya bisa terpedaya oleh Martha. Rahang Sam mulai mengeras menahan amarahnya, kini dia harus mempertanggung jawabkan atas kesalahan yang dia perbuat. Setidaknya itu yang ada dalam benak Sam.

Dia memang seorang bad boy namun Sam bukan lah orang yang tidak bertanggung jawab atas kesalahannya.

"Damned__!!" Lagi-lagi Sam mengumpat kasar.

Setelah melewati trafic ligt, Sam membelokkan mobil sport nya ke arah SPBU terdekat yang searah dengan kantor nya.

Drrttt.....

Ponsel Sam tiba-tiba berdering, bola mata kecoklatan milik nya sekilas melirik kearah layar ponsel pipih miliknya.

"Mama__" lirih Sam.

"Ma__ Iya __ ini Sam juga otewe ke kantor__ Iya Ma, udah ya bye."

Klik

Sam memutuskan panggilan telefon mamah nya, kembali dia membuang nafas berat.

***

Sam turun dari mobil dan berjalan menuju bagasi belakang, dia meraih kemeja serta blazzer biru dongker yang masih dalam packing laundry.

Sam kembali ke arah mobil sport keluaran terbaru dari produsen asal Italia. Kini dia sudah mengganti kaos nya dengan kemeja putih polos berpadu dengan blazer dengan warna senada dengan celana jeans nya, sungguh nampak begitu sempurna Sam hari itu. Yah__ sebenar nya setiap hari pun cowo itu selalu terlihat tampil perfect.

Sepatu kulit pantofel pun menambah kesan macho Sam. Jam tangan Rolex berharga ratusan juta itu pun menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, cowo itu kembali memasuki mobil sport nya dan langsung tancap gas mengarungi trafic Jakarta yang mulai padat pagi itu.

***

"Airin___ gue seneng deh kita bisa magang bareng di tempat yang sama."

"Iya May, gue juga seneng jadi kan gue ada temen disini."

Mereka adalah Maya dan Airin, dua sahabat yang sama-sama mendapat rekomendasi tempat magang yang sama.

Senyuman kembali mengembang di sudut bibir keduanya, terlebih Maya. Gadis bersurai hitam sebahu itu berkali-kali membulatkan matanya senang saat tahu Airin sahabatnya berada dalam satu perusahaan tempat magang dengan dia.

"Ya udah yuk kita masuk, ntar telat lagi." Ucap Maya diikuti anggukan kepala Airin. Mereka pun menjejakkan kaki mereka memasuki pintu utama bangunan megah, kedua nya disambut dengan gedung megah dengan beberapa pernah pernik mewah.

Maya dan Airin mendekati meja panjang yang terletak di tengah ruangan.

Mereka diterima magang di perusahaan Advertising terbaik di Jakarta. Agensi ini bukan hanya berperan dalam mengatasi Brand Managers, namun juga mengambil alih sebagai Production House.

"Maaf kak, kami pegawai magang baru disini dan ini adalah hari pertama kami mulai bekerja. Ee__ kami harus ketemu sama siapa dulu ya kak?"

"Oh__ kaka bawa surat akademik dan panggilan kan kak?" Gadis cantik dan wangi itu dengan ramah menjawab ucapan Maya.

Maya mengangguk cepat.

"Iya kak, kita bawa semuanya."

"Ya udah kaka ketemu dulu sama Manager HRD di lantai tiga."

"Oh gitu ya kak, terima kasih banyak kak." Ucap Maya ramah juga diikuti anggukan kepala pelan Airin. Resepsionis cantik itu pun membalas keramahan Maya dan Airin.

Maya dan Airin melangkah menuju lift yang berada di samping kiri meja resepsionis tadi. Maya menekan tombol lift hingga pintu lift terbuka, rupanya tidak ada orang lain selain mereka berdua yang hendak memasuki lift, mereka pun langsung masuk ke dalam lalu kembali menekan tombol angka tiga untuk sampai ke lantai tiga tadi.

Beberapa detik sebelum pintu lift tertutup rapat seseorang tiba-tiba datang dan menahan lift dengan punggung tangannya yang bias dikatakan terlalu halus untuk seorang cowo.

Maya dan Airin spontan saling melirik geli saat cowo tadi mengibaskan telapak tangannya sejajar dengan bahunya.

"Damned__!!" Umpat cowo itu, cowo yang lumayan ganteng. Bukan__ lebih tepatnya cowo yang sangat tampan.

Maya samar tertawa kecil melihat ekspresi wajah kesakitan cowo aneh itu, hingga kedua netra kecoklatan yang begitu jernih menatap tajam keduanya. Maya dan Airin spontan merotasikan bola matanya menghindari tatapan tajam iris kecoklatan tadi.

"Kalian kenapa liatin gue hah!?" Ketus cowo tampan tadi.

"Heh__!! Emang siapa yang liatin lo? Ish__ ge er amat jadi cowo." Jawab Maya kesal.

Gadis itu mendecih pelan dan merotasikan kembali bola mata nya sebal.

"Lo gak tau siapa gue hah?!" Bentak cowo itu lagi.

"Ish__ emang lo siapa? Presiden? Lee minho? Bukan kan? Gak usah sok penting deh lo!!" Ketus Maya lagi. Gadis itu bahkan tidak peduli dengan kode Airin yang menyuruh nya diam.

"Lo___!!"

Belum sempat cowo keren tadi meneruskan ucapannya, tiba-tiba pintu lift terbuka dan dengan cepat cowo itu keluar dari lift. Dasar nasib lagi sial kembali bahu bidangnya tanpa sengaja menyenggol tubuh Maya hingga membuat gadis itu sedikit oleng untung saja dia tidak tersungkur kalau hal itu terjadi tentu saja akan menjadi hal yang sangat memalukan buat nya.

"Eh!!! Gue duluan yang keluar, lo ngapain sih dorong-dorong gue?!" Teriak Maya kesal, kembali bola mata kecoklatan itu membola tajam ke arah Maya.

"Siapa yang dorong lo hah?! Oh Jangan-jangan lo sengaja ya deketin gue biar lo bisa kenalan sama gue trus ujungnya lo minta nomor gue?! Udah basi modus kek gitu!!" Kelit cowo itu lagi.

"What__?!! Oh em ji__ lo jadi cowo narsis banget ya. Ngapain gue kayak gitu kurang kerjaan aja, lagian lo itu siapa? Hello__!!!" Maya benar-benar sudah tidak tahan mendengar semua ocehan cowo itu.

"May__ udah dong malu tu dilihat banyak orang." Kali ini Airin berusaha melerai.

Maya dan cowo rese tadi seketika sama-sama membolakan bola mata mereka saat melihat sekeliling mereka ada banyak orang yang melonggo dan melototin mereka berdua.

"Ish__ gara-gara lo tau!" Geram Maya.

"Apa__ lo tu yang rese." balas si cowo tadi.

"Udah deh May" Airin mencoba menengahi.

Bibir Maya mengerucut sebal, hingga dilihat cowo rese tadi dengan cepat berlalu mengambil langkah seribu menghindari Maya dan Airin.

Dengusan kesal masih terdengar samar dari mulut si cowo tadi.

"Bikin badmood pagi-pagi deh tu cowo."

"Tapi ganteng kan May?" Cengir Airin.

"Ganteng dari Korea?!" Timpal Maya yang masih mengerucut kesal.

"Udah yuk cari ruangan Manager HRD."

Ucap Airin kali ini, gadis itu menarik lengan Maya dan melangkah mencari ruangan Manager HRD.

***

Akhirnya keduanya menemukan ruangan sang Manager HRD, perlahan mereka mengetuk pintu dan memasuki ruangan setelah mendengar mereka dipersilahkan masuk.

"Jadi kalian mahasiswi yang akan magang disini?" Tanya sang manager HRD.

Maya dan Airin mengangguk kompak.

"Airin kamu magang di lantai tiga sini dan temui Dara Supervisor senior disini. Dan kamu Maya kamu bekerja di lantai empat."

Ucap sang manager.

"Pak__ gak bisa ya kita satu ruangan ?" Tanya Maya, sang manager membulatkan matanya membuat bulu kuduk Maya dan Airin merinding.

"Iya deh Pak, maaf."

"Terima kasih Pak." Ucap Airin kali ini.

***

Maya dan Airin keluar dari pintu ruang manager dengan muka cemberut. "Yah_ kita gak satu ruangan May." Ucap Airin cemberut.

"Iya tapi kan kita bisa ketemu saat istirahat Rin."

"Iya tapi gak seru."

"Iya juga sih, ya udah aku ke lantai atas dulu ya, kita ketemu di jam makan siang. Oke?" Airin mengangguk pelan, keduanya kemudian saling cipika cipiki.

Setelah itu Maya melangkah kembali mencari lift untuk menuju ke lantai empat.

>>>>To be continue

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!