ketika lee hanna mengambil hasil pemeriksaan kehamilan, hatinya merasa kegirangan.
Dia hamil!
Dia mengandung anak kim jinhyun!
setelah dia menikah selama 2 tahun, akhirnya dia mengandung anaknya,
ini benar benar bukan sesuatu yang mudah bagi lee hanna.
Dengan gembira dia mengambil hasil pemeriksaan itu dan berjalan keluar, tak sabar ingin memberikan kabar ini kepada kim jinhyun, namun ketika dia berbelok, dilihatnya sekilas bayangan yang familiar berlalu dengan cepat.
Emma song ? cinta pertama kim jinhyun!
dia tiba tiba berbalik! dengan cepat Lee Hanna mengikutinya, dan dirinya mendapati Kim Jinhyun suaminya yang seharusnya berada di kantor sedang menemaninya di sisinya, memapahnya dengan hati hati. perutnya tampaknya sudah hamil sekitar 5 bulan lebih.
"Kim Jinhyun, aku tak apa apa, jangan gugup anak ini baik baik saja."
"Lebih baik di periksa saja supaya tenang, lagi pula anak dalam kandunganmu itu adalah cucu sulung keluarga kami, susah susah mendapatkannya."
Emma tersenyum manis, Kim Jinhyun begitu sangat lembut, adegan ini menusuk hati Lee Hanna sedalam dalamnya.
"Apa yang sedang kalian lakukan?"
Lee Hanna meremas hasil pemeriksaan kandungan di tangannya, jemarinya meremas kertas itu hingga memutih, namun tetap tak bisa.
Menghilangkan rasa sakit di hatinya.
dia mandul sejak awal, namun demi memberikan seorang anak bagi Jinhyun, selama dua tahun ini dirinya telah memakan berbagai macam obat, telah pergi ke berbagai rumah sakit, bahkan beberapa kali hampir membahayakan nyawanya, namun dia tak menyangka hari dimana dirinya di putuskan hamil, dia justru mendapati Emma tengah mengandung anak Jinhyun."
"Kenapa kalian ada disini?"
Raut wajah Jinhyun menegang, kelembutan bak air yang tadi terpancar di matanya berubah menjadi dingin.
Suhu di sekitar mereka pun terasa ikut turun karenanya.
Melihat sikapnya sebelum dan sesudah, Hanna tak sabar untuk mendesaknya dengan pertanyaan lanjutan.
"Kenapa aku disini? Kim Jinhyun,
aku adalah istrimu, saat ini kamu sedang menemani selingkuhanmu memeriksakan kandungan, dan kamu masih tidak malu untuk menanyakan kenapa aku di sini?"
Pertanyaan yang menyudutkan itu memancing perhatian orang sekitar.
Tiba tiba Emma menangis dengan wajah kasihan.
"Nelson, maaf, aku telah membawa bawa dirimu kalau saja aku tidak kembali, tidak memberitahumu keberadaan anak ini, atau kalau aku mengugurkan anak ini, mungkin Hanna tidak akan salah paham.
maaf semua ini salahku."
Selesai mengatakannya, Emma berbalik lari.
"Nan Ping, ikuti nona Emma, hati hati dengan perutnya. kalau sampai terjadi sesuatu dengan kandungannya,
Hanya kamu yang akan ku tanya."
suara Jinhyun begitu panik.
Nan Ping asistennya itu segera mengejarnya.
Lee Hanna merasa ia sulit bernafas, tidak pernan Jinhyun memberikan perhatian seperti itu padanya.
"Kim Jinhyun kamu bajingan."
Dia mengangkat tangannya, ingin menampar Jinhyun, namun tamparannya itu di tahan oleh Jinhyun, tangannya yang sedikit bertenaga itu memberikan rasa sakit pada tangan Hanna hingga membuatnya meringis.
"Lee Hanna, dua tahun lalu kamu menggunanakan cara licikmu dan naik ke atas ranjangku, Memaksaku untuk mau tak mau harus menikahimu, seharusnya kamu tahu dari pernikahan ini aku tak mungkin memberikan cinta seperti yang kamu inginkan.
Ku peringati kamu, anak dalam kandungan Emma sangat berharga, dan itu adalah darah daging keluargaku, kalau kamu berani melakukan hal buruk padanya, jangan salahkan aku yang tak peduli lagi dengan hubungan suami istri."
Selesai bicara, Jinhyun.
menghempaskan tangan Hanna.
"Hanna berdiri dengan tidak stabil, ia hampir saja terjatuh, buru buru ia berpegangan pada selusur dinding di sampingnya, tanganya yang memegang hasil pemeriksaan kandungan itu segera melemparkanya kepada Jinhyun.
"Kamu hamil?"
sorot mata Jinhyun berubah kaget dalam sekejap.
Lee Hanna malah tertawa, air matanya mengalir dari sudut matanya.
Apa kamu peduli? dua tahun lalu aku
Sudah menjelaskannya padamu, tapi kamu tetap tidak percaya.
tidak peduli bagaimana aku berusaha merebut hatimu, kamu seperti tidak melihatnya.
bahkan sekarang cinta pertamamu akan memberimu seorang anak.
Jinhyun aku memang mencintaimu,
tapi aku juga punya harga diri dan hormat! aku akan menggugurkan anak ini. Hubungan di antara kita sudah berakhir."
Hati Hanna seperti tersayat sayat, namun ia tetap berbalik dan meninggalkn tempat itu.
sorot mata Jinhyun menjadi mendung.
ia melangkah dengan cepat ke depan, memeluk Hanna, dan segera berjalan keluar dari rumah sakit."
"Lee Hanna, kamu kira siapa dirimu?
yang memaksaku menikahimu itu kamu, sekarang yang mengatakan tidak ingin anak juga kamu, kamu kira aku Jinhyun ini tidak punya emosi, di permainkan seperti ini olehmu? kuberitahu kau, tentang kelanjutan anak ini, aku yang menentukan!"
"Jinhyun, lepaskan aku! ini adalah anakku, tidak ada hubungannya denganmu."
"Hanna memberontak dengan penuh amarah, namun ia tetap tidak bisa melepaskan diri dari Jinhyun.
Anakmu? tidak ada aku, bagaimana bisa itu ada? Lee Hanna, sebaiknya kau jangan memancingku!"
Mata Jinhyun yang indah itu menyipit,
aura dinginnya menyelubungi sekelilingnya, membuat orang merasa tertekan.
Di saat itulah teleponnya tiba tiba berdering.
Agar bisa menerima telepon dengan leluasa, Jinhyun melepaskan Hanna, namun satu tangannya tetap menahan dia, begitu mengikat.
Hanna merasa kesakitan.
Setiap kali ia pasti selalu punya insting, merasa Jinhyun sebenarnya sedikit banyak tetap memperhatikan dia, seperti saat ini.
"Apa katamu? Emma ingin bunuh diri? Awasi dia, aku segera kesana!"
Jinhyun mendadak menegang,
sementara pikiran Hanna yang sedikit hangat itu perlahan mulai dingin kembali.
"Lee Hanna, kamu pulang saja dulu, nanti aku akan jelaskan padamu tentang hal ini."
Kim Jinhyun mematikan teleponnya, dahinya berkerut, matanya jelas menyorotkan kekhawatiran dan kepanikan, dan emosi itu bukan di tujukan untuk istrinya.
Hanna mendorongnya dengan dingin.
"Uruslah urusanmu, lagi pula dia memang lebih penting bagimu."
Namun hatinya sedang menitikkan darah.
Jinhyun masih ingin berkata sesuatu lagi, namun akhirnya ia tidak mengatakannya, ia hanya menyetop sebuah taksi, membawanya naik ke dalamnya, dan buru buru meninggalkan tempat itu.
Hanna hanya bisa tersenyum pahit,
hati dan pikirannya membuatnya tersiksa.
Di saat seperti ini ia malah kepikiran pria lain, pernikahan seperti ini, patutkah ia pertahankan?
Setelah sampai di rumah,
pembantunya menyambut Lee Hanna.
namun ia berlalu begitu saja tanpa memperdulikan di sekitarnya.
Ia sedang menatap kamar tidur yang bernuansa hitam putih dimana ia tidak terlibat di dalamnya, tiba tiba ia merasa keberadaannya seperti orang bodoh saja, sementara itu pernikahannya terasa seperti adegan yang kompleks,
yang sampai saat ini harus di sudahi.
"Lee Hanna menunggu Kim Junhyun semalaman.
Ia tidak sekali pun menelponnya.
Sikap dingin semacam ini terus menghujam hati Lee Hanna.
"Anakku, maaf, ibu tidak bisa memberikanmu keluarga yang utuh. tapi kamu tenang saja, ibu akan berkali kali lipat menyangimu."
Wajah Lee Hanna yang bersimbah air mata, malam itu ia menandatangani surat cerai yang telah di cetak.
Setiap huruf terasa seperti menggores hatinya, mengalirkan darah segar, Lee Hanna telah menandatanganinya, lalu ia melepaskan cincin kawin yang di berikan Kim Jinhyun padanya.
diletakannya di atas surat cerai itu.
Cincin yang pernah ia anggap sebagai barang berharga miliknya, selama dua tahun ini,
cincin itu telah meninggalkan bekas pada jemarinya.
sampai ketika di lepaskan saat ini, bekas itu masih ada, sama seperti cintanya pada Jinhyun, menyisakan bekas yang tak bisa di hapuskan.
"Lee hanna takut dia berubah pikiran,
takut hatinya kembali melembut, ia pun membulatkan tekad untuk segera angkat koper meninggalkan rumah itu.
"Nyonya, kondisi kesehatan nona Emma sedang buruk, Tuan Jinhyun akan selalu menemaninya.
Tuan Jinhyun memerintahkan kami untuk mengantar nyonya ke luar negeri, kita berangkat sekarang."
Baru saja Hanna keluar dari pintu, ia melihat pengawal Jinhyun menghadang jalan keluarnya, dan mengatakan Hal yang membuat Hanna langsung naik pitam.
"Atas dasar apa menyuruhku pergi ke luar negeri? aku tidak mau."
aku akan pergi dari sini, tapi bukan atas perintahnya.
Maaf, Nyonya, Tuan Jinhyun telah mengatakannya ini bukan pilihan anda!"
Selesai mengatakannya, pengawal itu mendekat dan memukul pingsan Hanna, mendorongnya ke dalam mobil.
Dia di dorong ke sebuah gudang kosong, lalu pakaiannya di lepas paksa, seorang pria berbaring di sebelah tubuhnya dan bercinta dengannya. Kamera di sebelahnya itu terus merekam, setiap gerakan tak senonoh itu terekam satu per satu.
"Nona Emma semua sudah di lakukan dengan baik."
Begitu selesai merekam, orang yang di sebelahnya itu langsung menelepon Emma Song.
"Nona, semua sudah di lakukan sesuai rencana.
"Emma menjawab sambil tertawa dingin, "Bagus. setelah ini sebarkan ke internet, dan aku percaya Jinhyun tak akan mau lagi mempunyai istri yang mencoreng namanya. bereskan semuanya dengan rapi ketika kamu keluar."
" Baik Nona."
Setelah pria itu menutup telepon, ia segera menyiramkan bensin ke sekeliling itu dan melemparkan api.
Dalam sekejap api menjalar dan mulai membakar, di tambah dengan bau bensin yang menusuk dan membuat orang sulit benapas.
Ketika Lee Hanna baru sadar dari pingsannya, sekelilingnya sudah menjadi lautan api, Asap yang tebal membuatnya tak bisa membuka mulutnya, Api semakin menjalar dan menjilat jilat ke arahnya."
"Tolong! Tolong!"
siapa pun? Tolong selamatkan aku."
Lee Hanna tidak memperdulikan tubuhnya sendiri yang lagi lemah saat ini, ia berusaha segera meraih sebatang kayu di sampingnya untuk memukul mukul pintu gudang, namun
yang terdengar justru adalah suara sang penjaga.
"Nyonya, maaf, ini adalah perintah dari Tuan Jinhyun, Pergilah dengan tenang.
"Tuan Jinhyun akan membuatkanmu sebuah nisan yang indah."
Hanna terdiam!"
Jinhyun ingin dia mati?
Mengapa?
Apa karena ia dan Emma sama sama hamil? Karena ia ingin memberikan nama Nyonya Jinhyun pada Emma, Sehingga anak mereka dapat lahir tanpa cela?
Kim Jinhyun, kamu sangat kejam!"
Bahkan sampai akhir pun, kamu tak memikirkan anak darah dagingmu sendiri.
Di tengah kesedihan, Hanna berteriak.
Kim Jinhyun, aku sangat membencimu!!! seumur hidup aku telah buta, mencintai pria sekejam dirimu. Kalau ada kehidupan berikutnya, aku akan membuatmu menderita dan merasakan dibunuh oleh orang yang kau cintai sendiri."
Api yang berkobar menelan suaranya, ia merasa sangat sulit bernapas, matanya perih ia tak sanggup lagi bertahan, dan membiarkan api melahap kulitnya dan menelan jiwanya!"
Enam Tahun Kemudian??
Asisten Nan Ping memberikan dokumen yang di pegangnya itu pada Jinhyun.
Tuan Jinhyun, ini adalah dokumen yang di berikan oleh desainer dari Group Yinshi dari amerika, katanya hari ini telah sampai di korea, apa kita mau menyuruh orang untuk menjemputnya?
ku dengar desainer ini sangat terkenal di luar negeri, hasil rancangan mobil balapnya sulit didapatkan, kalau bukan
Karena mereka bekerjasama dengan Group Yinshi kali ini, mereka pasti tidak akan meminta desainer itu ketempat kita untuk mengadakan pelatihan."
"Sylvia?"
Mata Jinhyun menyipit.
Nan Ping buru buru mengangguk.
Desainer Sylvia adalah desainer mobil balap yang baru mulai naik daun dua tahun ini, katanya mobil balap pertama yang di rancangnya berjudul "Sayap Bidadari" itu meraih juara pertama dalam lomba desain internasional,
Mobil balap ini belum dipasarkan, banyak pihak yang memperebutkannya, tapi katanya Sylvia hanya memproduksi dua unit, dan harganya selangit, namun tetap saja ada begitu banyak konglomerat yang menginginkannya.
Sampai saat ini karena kerja sama dengan Group Yinshi, Sylvia langsung mengunjungi korea selatan, karena Jinhyun suka dengan mobil balap, barulah Nan Ping memberitahumu tentang ini, kalau bisa membuat Sylvia menetap di Wing On Group (WOG), maka??
Mata Jinhyun kembali menyipit
Ia mengambil dokumen Sylvia dan melihatnya kembali dan ia tersentak ketika matanya terhenti pada nama panggung Slyvia.
Lee Hanna!
Nama panggung Sylvia adalah Lee Hanna?
Mata Kim Jinhyun melirik beberapa kali.
"Adakah foto Sylvia?"
"Tidak ada, Group Yinshi sangat merahasiakan identitas Sylvia, aku telah mencoba mencari foto dari sumber manapun, tapi tak menemukannya.
Katanya ia adalah seorang perempuan yang sangat cantik."
Nan Ping sulit membayangkan, seorang desainer mobil yang menggemparkan dunia justru adalah seorang wanita!
Dan lagi seorang wanita yang sangat cantik!
Ini agak tidak masuk akal.
Wanita mana yang tertarik dengan mobil?
Kebingungan Nan Ping itu tidak dihiraukan oleh Jinhyun, ia hanya terus menatap nama Lee Hanna di dokumen itu begitu lama, kedua matanya terpaku, membuat orang tak bisa menebak isi hatinya, tapi tanpa sadar tangannya mengetuk meja, satu satu, bertempo, dan seketika membuat suasana ruangan kantor itu bingung.
"Tuan Jinhyun??"
"Aturkan saja, aku sendiri yang akan menjemputnya."
Akhirnya Kim Jinhyun membuka mulutnya, kedua matanya itu menyiratkan sinar yang tak seperti biasanya.
"Lee Hanna!"
Nama itu tidak buruk, namun apakah hanya kebetulan saja?
Enam Tahun yang lalu tak seorangpun yang menemukan jasad Lee Hanna di tengah-tengah api, pihak kepolisian mengatakan bahwa api terlalu besar, dan jasad itu telah habis terbakar, namun Jinhyun tak pernah mempercayai bahwa Lee Hanna sudah mati.
Dan sekarang sylvia ini justru bernama Lee Hanna!
Dia tak sabar untuk segera bertemu dengan desainer ini!
Nan Ping sedikit tercenggang, sudah Enam Tahun ini, tidak banyak orang yang Jinhyun mau turun tangan langsung untuk menjemputnya sendiri, namun ia hanya terdiam sedetik, buru-buru ia merespon, berbalik dan segera mengatur jadwalnya.
Ketika mobil tiba di bandara, pesawat yang di tumpangi Lee Hanna baru mendarat.
Lee Hanna menarik kopernya keluar dari pintu pemeriksaan, rambutnya yang berwarna coklat terurai, tubuhnya yang indah sempurna, menarik semua orang yang ada disana.
Sementara itu di sisinya ada seorang anak lelaki berpakaian baju casual berwarna putih, kulit yang putih bersih, bulu matanya yang panjang dan lentik, membuat orang memperhatikannya, ia menggunakan topi berbentuk mulut bebek dengan terbalik, di mulutnya menghisap sebatang lollipop, terus mengikuti Hanna, melihatnya yang begitu menggemaskan, namun matanya yang bulat indah itu menatap sinis, membuat orang tanpa sadar tidak berani mendekat.
"Hajun, di sini adalah korea bukan Amerika, tolong kendalikan ekspresimu yang sombong itu, dan ikuti aku."
Hanna kewalahan dengan ekspresi anaknya itu, namun disisi lain ia juga menyukainya.
Di saat Lee Hajun mengangkat tangannya, ia semakin melihat bayang-bayang Jinhyun di dalam dirinya, terkadang mau tak mau ia harus mengakui kekuatan genetik, namun ia lebih berharap semoga Hajun lebih mirip dengannya.
"Ibu memangnya apa yang telah kulakukan?"
Hajun mengangkat bahu tanpa rasa bersalah dengan muka nakal.
Hanna hanya menggeleng sambil tertawa kecil, ia mengulurkan tangannya dan mengusap kepala anaknya sejenak.
jangan tunjukkan wajah yang membohongi seluruh dunia itu untuk merengek padaku, kamu adalah anakku, apa aku tak tahu sifat aslimu?
Kuperingati kamu, kali ini kita kembali ke korea kamu harus bersikap baik, jangan membuat onar, dengar tidak?"
"Ibu, kamu kembali untuk berja, aku kembali untuk melihat tempat ibu di besarkan, aku tidak akan melakukan apapun."
"Ibu, aku ini anak ibu loh!"
bagaimana bisa ibu melarangku seperti melarang musuh."
Mulut hajun yang kecil itu cemberut tanda tak puas.
Hanna mengelus kepalanya lembut, "Dasar kamu pintar sekali ya bicara, ibu hanya mengigatkanmu berapa kalimat saja. Ayo jalan, kita keluar dari bandara dulu, nanti aku akan menelpon bibi ling Sue, kita akan tinggal dirumahnya beberapa hari."
"Baiklah."
Hajun tertawa bak malaikat!
Ia menggandeng tangan Hanna dan berjalan keluar.
Tiba-tiba, Hajun merasakan ada sebuah bayangan yang tak asing.
Orang itu 80% mirip dengannya, sekilas bayangan yang dingin yang membuat orang bisa merasakannya dari kejahuan.
"Dalam hati Hajun!"
Orang ini harusnya Kim Jinhyun bukan??
Katanya orang ini adalah Ayahnya??
Hajun diam-diam mengangkat kepalanya dan melihat kepada Hanna sekilas, ia melihat Hanna yang sedang mencari nomor telepon itu.
Tiba-tiba ia memeluk perutnya.
"Aih, ibu, perutku sakit, aku ingin ke toilet."
mendengar anaknya memanggil, Hanna memalingkan kepalanya dan melihat hajun tengah meringkuk sambil memeluk perutnya, wajahnya memerah, kakinya yang kecil itu tidak berenti bergerak, sepertinya ia sudah tidak tahan lagi.
"Ibu akan pergi denganmu."
Sambil berkata demikian, Hanna hendak menggendong hajun, namun tiba-tiba Hajun berlari pergi.
Tidak perlu, Ibu, aku sudah tidak tahan lagi, Ibu diluar saja tunggu aku, aku akan segera kembali Bu!"
Hajun berlari secepat kilat!
Melihat tingkah anaknya itu, Hanna hanya bisa mengeleng-geleng lembut, sambil mulai kembali menelpon.
"Ling Sue, ini aku Lee Hanna, aku telah kembali."
Lee Hanna menelpon Ling Sue sahabat baiknya itu, selama Enam Tahun ini mereka tetap berhubungan, sampai saat ini Ling Sue telah menjadi seorang Dosen.
ia begitu senang ketika mendengar kabar bahwa Lee Hanna telah kembali.
"Kapan kamu kembali? aku akan izin untuk menjemputmu, kamu di bandara?"
Ling Sue kesenangan setengah mati.
"Tidak perlu menjemputku, aku membawa Hajun pulang, aku akan naik taksi saja dan langsung kerumahmu.
Sambil berjalan, Hanna sambil terus berbicara, ia tak melihat orang di depanya, akibatnya dia menabrak orang tersebut.
"Maaf, aku tidak melihatnya."
Disaat Hanna sedang sibuk minta maaf, ia mengangkat kepalanya dan seketia itu juga terdiam.
Itu dia!
Kim Jinhyun??
Benar-benar takdir!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!