Tok..tok..tok..
"Masuk..."
"Ada apa ma ?"
" Papa mengundang salah satu rekan bisnis nya untuk makan malam bersama kita nanti malam."
"Kamu ga ada acara apapun malam ini kan sayang ?"
"Hmm.. sepertinya ga ada."
"Oke.. jangan lupa bersiap-siap dan berdandan cantik lah."
"Iya ma."
Namaku Ayudia Cinta Ardiatama. Putri dari Arditama Permana seorang pengusaha minyak import di balikpapan.
Ibuku adalah Cintya Ayudia yang merupakan seorang dokter kandungan di salah satu rumah sakit ternama di kota ini."
Menyandang nama Ardiatama merupakan suatu hal yang istimewa bagiku. Nama inilah yang membuatku di segani banyak orang. Apalagi alasannya kalau bukan Ardiatama ayahku yang notabene seorang pengusaha kaya dan cukup terkenal.
Selain karena parasnya nya yang tampan meskipun sudah masuk usia kepala lima tetapi ketampanan papahku tidak pernah surut. Papahku juga mempunyai banyak cabang perusahan minyak import di berbagai kota yang di kenal banyak orang.
Sekilas hidupku sangatlah beruntung. Selain terlahir dari keluarga yang bergelimang harta. Aku sendiri memiliki paras yang cukup bisa di perhitungkan. Memiliki kulit putih dengan tinggi badan 165 dan berat 50 kg membuat tubuhku terlihat sangat ideal.
Ya, inilah warisan gen dari ibuku yang merupakan seorang dokter kandungan cantik di rumah sakit Permata Mulia. Papaku adalah orang yang sangat keras kepala dan segala kemaun nya tidak bisa di bantah. Diantara keempat anak nya hanya akulah yang menyita banyak perhatian papa. Entahlah, aku sendiri tidak mengerti kenapa papa selalu memaksaku. Bahkan papa berusaha menjodohkan ku dengan anak rekan bisnis nya di waktu aku masih duduk d bangku SMA. Dari sinilah kehidupan rumitku bermula.
"Uhukk...uhuukk ...
aku tersedak mendengar perkataan papa."
"cinta pelan-pelan makan nya." Ucap mama lembut."
"Apa.. papa mau jodohin cinta?" Pekikku kaget.
"Kenapa papa ga minta persetujuan cinta terlebih dahulu." ucapku kesal.
Aku langsung berdiri dan pergi meninggalkan makan malam. Aku tidak memperdulikan sikapku yang terlihat tidak sopan mengingat saat ini aku sedang makan malam bersama rekan bisnis papa yang juga merupakan pengusaha sukses. Aku berlari menuju kamar dan membanting pintu sekeras nya. Aku berdiri di belakang pintu, perlahan tubuhku ambruk ke lantai. Tak terasa air mata mulai membasahi pipiku.
"Hikks..hikks..hikks..." aku menangis sesenggukan.
"Kenapa papa selalu mengatur semua hidupku. Bahkan untuk urusan jodoh sekalipun papa harus ikut campur."
Tangisku terhenti ketika aku mendengar suara ketukan pintu.
"Tok..tok..tok.."
"cinta... are you ok? ini mamah sayang".
ku usap air mataku perlahan sambil membuka pintu.
Ceklek..
"Sayang dengarkan penjelasan mama.
Maaf.. Karna mama dan papa tidak bicara
terlebih dahulu soal ini. Ini hanya perkenalan terlebih dahulu antara kamu dan anak nya pak adam. Papa tidak akan menikahkanmu sekarang. Kamu masih bisa melanjutkan kuliah dan mencapai cita-cita kamu." ucap mama mencoba menenangkanku
"Tapi ma cinta bisa cari pendamping hidup cinta sendiri. Kenapa papa selalu ikut campur semua urusan hidup cinta tapi membiarkan anaknya yg lain mengatur hidupnya sendiri. papa egois mah." ucapku sambil terisak.
"Papa cuma ingin yang terbaik buat kamu sayang." Ucap mama lalu memelukku dan menyeka air mata yang membasahi kedua pelupuk mataku.
"Kamu mau tau jawabannya kenapa? "
Aku tersentak melihat papa tiba-tiba muncul dan berjalan mendekatiku dan mama dengan sorot mata yang tajam seperti serigala yang ingin menerkam mangsanya.
" Karna kamu yang paling susah di atur. Berapa kali papa bilang jauhi adipati. Papa tidak suka kamu menjalin hubungan dengan anak dari seorang pengkhianat." ucap papa penuh penekanan.
" Papa ga bisa menilai seseorang hanya dari silsilahnya." jawabku membela adipati.
" Jelas. Buah jatuh tidak akan pernah jauh dari pohonnya."ucap papa keras.
" Adipati enggak sama kayak ayahnya. Dia baik dan sama sekali ga tamak akan harta."
" Bicaramu terdengar seperti sebuah pembelaan. Sebegitu cintakah kamu terhadap lelaki itu." tanya papa dengan emosi yang mulai meluap.
" papa adalah pengusaha sukses. aku yakin papa cukup pintar menilai seseorang. tapi sayangnya papa kali ini gagal melakukan itu."
plakk...
sebuah tamparan keras mendarat tepat di pipiku dan menyisakan tanda merah bekas garis tangan papa. Untuk pertama kalinya aku di tampar oleh papaku sendiri setelah hampir 17 tahun aku di besarkan olehnya. Tak terasa buliran air mata mulai membasahi pipiku.
" cukup pa, jangan terlalu kasar sama cinta". ucap mama pelan.
" baru 1 tahun kamu mengenal laki-laki itu kamu sudah berani menasehati papa. Bagaimana jika kalian menjalin sebuah hubungan yang lebih jauh. Aku tidak bisa membayangkan sebuah kehancuran seperti apa yang akan terjadi. Cepat rapikan penampilanmu lalu kembali lagi ke bawah. Aku sudah terlalu lama meninggalkan pak adam hanya untuk menasehati anak keras kepala seperti kamu." ucap papa lalu berlalu meninggalkan aku dan mama yang masih mematung.
Ucapan papa begitu menusuk ke jantungku. Aku berusaha untuk tidak meneteskan air mata lagi. Namun aku tidak bisa. Aku menangis tersedu-sedu di pelukan mama.
" cinta mama mohon untuk kali ini saja. Kamu turuti permintaan papah."
" cinta sudah terlalu banyak menuruti permintaan papa, ma."
" I'm sorry. I can't do it mom."
" demi mama sayang." ucap mama kemudian bersimpuh di kedua kakiku.
" mama .. cinta mohon jangan seperti ini. mama tidak harus melakukan ini." ucapku lalu berusaha membantu mama untuk bangkit dari kakiku.
"kamu sudah mengenal papamu bukan? papa bisa saja melakukan apapun yang dia mau ketika kemauan baiknya di tentang. mama tidak mau papa terlibat perselisihan terlalu jauh dengan kamu bahkan sampai menyakiti kamu sayang." ucap mama kemudian meneteskan air mata.
"Mama turun duluan aja kebawah Nanti cinta menyusul. Aku akan ikuti kemauan papa." ucapku datar
"terimakasih sayang." mama membelai puncak kepalaku lalu keluar dan menutup pintu perlahan. Sementara aku berusaha menguasai diriku yang saat ini tengah di kuasai oleh kesedihan.
"Sementara itu di ruang makan suasana terasa mulai tidak kondusif. Pak adam dan istrinya nampak terkejut dengan sikap penolakan cinta. Namun pak adam mengerti kenapa cinta bisa bersikap demikian karena cinta masih remaja dan masih sekolah.
" kenapa papa menjodohkan richi dngan anak SMA?" Tanya richi pelan.
" Papa ingin kamu membangun cinta yang selama ini pernah hilang." Ucap pak adam sambil tersenyum.
"Tapi kayaknya kak cinta ga suka sama kak richi deh." Ucap nada adiknya richi.
"Kak cinta bukan ga suka tapi belum suka. Betul kan pah." Ucap ibu sofia berusaha menengkan keadaan.
Suasana menjadi hening. Tidak ada sedikitpun yang mengeluarkan suara. Tak berapa lama tuan ardiatama datang dan duduk kembali di kursi meja makan. Tuan ardiatama mulai berbicara dan memecah keheningan.
" Maafkan atas sikap putri saya barusan pak adam." Ucap tuan Ardiatama sambil tersenyum.
"Jadi bagaimana rencana perjodohan ini tuan ardiatama, apa masih mau di lanjutkan? Saya kira putri anda tidak berkenan mengenal putra saya lebih jauh." Tanya pak Adam dengan suara pelan namun tegas
"Tentu saja harus di lanjutkan." Tuan Ardiatama pun menjawab tak kalah tegas.
"Ayolah pak Adam.. kejadian tadi hanya sebuah kesalah pahaman antara saya dengan Putri saya. Bukankah benar begitu, sayang."
papa melirikku yang baru saja datang dan duduk di kursi dengan ekor mata tajam seolah menunjukan bahwa amarahnya sudah berada di puncak.
"Iya pa". Jawabku lirih.
"Maafkan saya pak adam atas sikap saya barusan." ucapku dengan senyuman yang sangat terpaksa.
Pak adam hanya tersenyum tanpa berkata apapun.
Mataku menatap lelaki yang tengah duduk di samping pak adam. Lelaki tersebut ternyata menyadari tatapanku hingga mata kami berdua saling beradu beberapa saat.
"Ayo mari di makan dulu makanannya. Dari tadi kita semua hanya sibuk berbincang sampai melupakan semua makanan di meja ini." Ucap ibu Ayudia mencairkan suasana yang terasa beku.
Pagi ini cuaca sangat cerah. Semua siswa di SMA Tunas Bangsa nampak berhamburan. Aku berjalan sempoyongan menuju kelas. Kepalaku terasa sedikit pusing karena kurang tidur. Mataku pun masih terlihat sembab gara-gara menangis semalaman setelah berdebat dengan papa. Perdebatan dengan papa sangat membuang banyak energi. Di tengah fikiranku yang berkecamuk seseorang di belakang tiba-tiba memukul pundakku hingga aku tersungkur ke lantai karena posisi tubuhku yg lemas.
"Haii...."
"Brukk.. aku terjatuh dengan kedua lutut bertumpu pd lantai."
"Oopss.. soryy.. What happened cinta? kamu ngelamun ya ? Sini biar aku bantu." ucap kiran lalu berusaha membantuku untuk berdiri.
"Bisa ga sih klo nyapa gak sampe ngangetin orang nya. Sakit tau !! Ucapku dengan nada kesal.
"Kamu kok bisa sampe jatuh. Aku kan cuma nepuk pundakmu pelan." tanya kiran heran.
" Ya tuhan... cinta... Muka kamu keliatan pucet banget. Why? Are you sick?Apa yg terjadi? Kamu ada masalah ?cerita sama aku ta, aku ini sepupumu, sahabatmu." ucap kiran menghujaniku dengan banyak pertanyaan.
Dia adalah kiran. Sepupu sekaligus sahabat terdekatku. Ibunya Kiran merupakan adik dari papaku. Menurutku Kiran adalah wanita paling cerewet sedunia. Dia bahkan salah satu temanku yang paling kepo terhadap urusan pribadiku. Tapi, walau bagaimanpun kiran adalah teman yang selalu ada di saat suka maupun duka.
" Aku harus jawab yg mana dulu? " Tanyaku ketus
"Ha ha ha.. sorry..." Kiran tertawa renyah.
"Papa menjodohkan aku dengan anak dari rekan bisnis nya." Ucapku datar.
"Seriously ??? kiran terkejut mendengar perkataanku.
"Yess.." jawabku singkat
"Hahahaha..." kiran tertawa dengan keras.
" Kenapa tertawa ? Ada yg lucu !"
"Enggak. Jawab kiran singkat."
"Aku ga nyangka om Ardi sekuno itu. Bukankah semua kakakmu enggak ada yg di jodohin?kenapa om ardi possesive banget sama kamu?"
"Entahlah.."
"lalu bagaiamana hubungan kamu dengan Adipati?".
"Papa udah tau semuanya."
"Whatt..." Ucap kiran setengah berteriak.
" Berisik.. jawabku kesal
"Aku ngerti sekarang. Perjodohan ini di lakukan untuk memisahkan kamu sama Adipati bukan ?"
"Iya. Sepertinya begitu."
"Tapi... Dari mana om Ardi tau hubungan kalian ? Hampir setengah tahun ini kalian berhubungan dan om Ardi baru tau sekarang. Kamu ga curiga?"
" Maksudmu ? Tanyaku berbalik
"Aku rasa ada org yg sengaja melaporkan hubungan kalian kepada Om Ardi. Tapi.. siapa ?"
Flash back on
Di luar gedung perusahan seorang gadis remaja tengah berjalan tergesa-gesa. Ia kemudian mulai masuk dan menemui resepsionis.
"Siang mba... Bisa bertemu dengan pak Ardiatama?"
"Sudah membuat janji ? Tanya resepsionis tersebut."
"Haruskah membuat janji terlebih dahulu?" tanya gadis tersebut.
"Tentu saja. Beliau sangat sibuk dan tidak bisa bertemu dengan sembarang orang."
"Saya adalah teman dari anaknya pak Ardiatama. Dan saya punya berita penting mengenai anaknya."
"baiklah tunggu sebentar."
Resepsionis tersebut lalu melepon sherly yang merupakan sekertaris tuan Ardiatama.
Sherly kemudian menyambungkan telepon nya ke telepon yg ada di ruang kerja tuan Ardiatama.
"Hallo pak.." ucap sherly sekertaris tuan ardiatama.
"Ya sherly Ada apa?" jawab tuan ardiatama singkat.
"Ada anak remaja di bawah mencari bapak. Dia bilang penting dan sangat ingin bertemu bapak karena memiliki berita penting mengenai putri bapak".
Tuan ardiatama mengerutkan keningnya.
" Suruh dia masuk."
" baik pak." jawab sherly kemudian memutus sambungan teleponnya.
Lima menit kemudian gadis remaja tersebut berjalan menuju ruangan tuan ardiatama. dia adalah viona. sahabat cinta di tempat les melukis. setelah sampai di depan pintu mengetuknya secara perlahan. viona tahu bahwa ia sedang berhadapan dengan orang besar karenanya ia harus terlihat sopan agar rencananya berjalan dengan lancar.
tok.. tok..
"masuk"
"Anda siapa dan ada keperluan apa menemui saya? tanya tuan ardiatama.
"Saya salah satu teman putri bapak. Ada hal penting yang ingin saya sampaikan." ucap viona pelan.
"Duduklah".
viona lalu duduk di kursi yang ada di depan meja tuan ardiatama.
"Ini." Viona menjulurkan sebuah amplop yg berisi foto-foto Cinta dan Adipati yang tengah bersanda gurau di taman. Beberapa foto nampak memperlihatkan kemesraan diantara mereka berdua seolah menunjukan bahwa mereka tengah menjalin hubungan lebih dari sekedar teman. Tuan ardiatama melihat satu persatu foto tersebut. Matanya mulai memerah. Rahangnya mengeras hinggan terdengar bunyi gertakan gigi di dalam mulutnya.
Brakk...
tuan ardiatama menggebrak meja dengan keras hingga membuat viona terperanjat. Kedua tangannya mengepal dengan kuat. Sangat terlihat raut wajah tuan ardiatama yang sedang menahan amarah.
"Anak itu." Ucap tuan Ardiatama geram.
Tuan Ardiatama kemudian menyodorkan amplop yang berisi lembaran uang pada viona.
"Ambilah. Terimaksih atas informasi yang kamu berikan." ucap tuan ardiatama
"Tidak perlu pak. saya hanya ingin teman saya tidak berhubungan dengan anak yang dari keturunan orang jahat." jawab viona menolak.
Viona lalu bangkit dari duduknya. meninggalkan ruang kerja tuan Ardiatama dengan senyum penuh kemenangan.
"Maafkan aku cinta. Aku terpaksa melakukan ini semua karena aku sangat mencintai Adipati." Ucapnya pelan.
Fash Back Off
Viona adalah sahabat Cinta. mereka saling mengenal karena sama-sama mengikuti les melukis. cinta memang sangat hobi melukis dari kecil. Cita-cita nya menjadi seorang pelukis terkenal seperti Leonardo da vinchi. Tetapi cita-cita nya terhalang oleh restu papanya yang menginginkan cinta menjadi penerus pemimpin perusahaan papanya.
Dari pertemuan dengan vionalah Cinta kemudian mengenal Adipati. Saat itu mobil viona mogok di tengah jalan. Adipati tak sengaja lewat dan melihat viona. Adipati merupakan teman viona sejak kecil. Ia pun berinisiatif mengantarkan viona yang akan mengikuti les melukis. Saat sampai di tempat les mereka bertemu cinta yang sudah menunggu viona sejak dari tadi. cinta kemudian di kenalkan dengan adipati oleh viona. seiring berjalan waktu mereka berdua kemudian sering bertemu untuk sekedar menghabiskan waktu bersama.
Tak terasa benih-benih cinta mulai tumbuh diantara kebersamaan mereka. Viona yang menyadari hal itu mulai merasa takut adipati akan jatuh hati kepada cinta. Viona sendiri menyimpan perasaan lebih kepada adipati sejak lama tetapi adipati tidak pernah meresponnya. Adipati hanya menganggap viona sebagai adiknya. Viona berusaha menjauhkan mereka berdua namun terlambat. Kedua nya sudah menjalin hubungan.
Viona kemudian merencanakan sesuatu untuk memisahkan mereka dengan cara halus. cinta sangat percaya kepada viona. ia sering menceritakan kisah hidupnya dan juga keluarganya kepada viona. Viona mulai mengetahui bahwa hubungan mereka terhalang restu orang tua cinta. Mengingat adipati adalah anak dari tuan wijaya kusuma. Salah satu rekan bisnis papanya cinta yang kemudian berkhianat dan mengambil salah satu aset perusahan papanya. Inilah yang di jadikan alat bagi viona untuk menghancurkan hubungan mereka.
Di dalam kantor Tuan ardiatama nampak sibuk menelpon seseorang setelah kepergian viona. ia mulai meremas satu lembar foto cinta dan adipati yang ia pegang. kemudian merapikan beberapa lembar foto lain dan memasukan ke dalam tas kerjanya.
"Awasi putriku. Cari tahu semua tentang hubungan putriku dengan anak wijaya kusuma. Dan pastikan putriku tidak akan pernah menemui lelaki itu. Aku tidak suka di kecewakan. Jadi kerjakan tugas kalian dengan sebaik mungkin.
"Baik pak."
Sambungan telepon terputus. Tuan Ardiatama melangkah ke arah jendela. Ia kemudian menarik nafas panjang dan mengelurkan secara perlahan. Ia menerawang kembali kejadian 2 tahun silam dimana perusahaan nya di ambil alih oleh tuan wijaya kusuma.
Mereka bersahabat baik. Tuan Ardiatama mempercayakan perusahaannya kepada tua wijaya kusuma untuk di kelola agar lebih berkembang pesat, mengingat masih ada beberapa perusahaan lain yang tidak mampu tuan ardiatama pimpin secara bersamaan.
Namun kebaikan tuan ardiatama di manfaatkan oleh tuan wijaya kusuma. Ia kemudian mencari dokumen penting perusahaan dan membalik nama perusahaan tersebut menjadi nama nya. Tuan wijaya kusuma mendatangi ruang kerja tuan ardiatama untuk meminta tanda tangan. ia yakin tuan ardiatama akan langsung menandatangani berkas tersebut. karena selama ini tuan ardiatama tidak pernah membaca ulang setiap berkas yang tuan wijaya berikan untuk di tanda tangani. ia sangat percaya kepada sahabatnya tanpa menaruh rasa curiga sedikitpun. benar saja, kala itu Tuan Ardiatama sangat ceroboh. Ia tidak membaca ulang berkas yang ia tanda tangani. Tuan Wijaya terseyum. Ia sudah menduga bahwa hal ini akan terjadi.
beberapa bulan kemudian saat membereskan file lamanya tuan arditama menemukan sebuah copyan dokumen yang menunjukan kepemilikan perusahaan. Ia tercengang melihat isi dokumen tersebut yang memperlihatkan nama tua wijaya kusuma sebagai pemilik dari Amaris Group. salah satu perusahaan tuan ardiatama yang di percayakan kepada tuan wijaya kusuma. Beptapa terkejutnya tuan ardiatama setelah membaca dokumen tersebut. ia kemudian langsung menemui tuan wijaya kusuma dan meminta penjelasan. Alih-alih menjelaskan tuan Wijaya malah tertawa dengan keras.
"Sudahlah Ardi. Perusahaan ini sudah menjadi milikku." ucap tuan Wijaya tersenyum penuh kemenangan.
"Apa maksudmu ? Aku memintamu mengurusnya bukan mengambilnya." jawab tuan ardiatama geram.
tuan wijaya tersenyum licik.
"Kau pasti memalsukan tanda tanganku bukan? tanya tuan ardiatama penuh selidik.
"tentu saja tidak. lihat ini asli." ucap tuan wijaya sambil menujuk tanda tangan tuan ardiatama di dokumen kepemilikan perusahaan yang asli.
"Kau lupa pada waktu itu aku memintamu menanda tangani surat penting. Tapi karna kau ceroboh kau menandatangani surat itu tanpa membacanya kembali."
Ha ha ha.. tuan wijaya kembali tertawa dengan keras.
"Brengsek kau wijaya."
Tuan Ardiatama hendak melayangkan tangan nya yang mengepal ke arah tuan wijaya. Namun tangan tuan ardiatama langsung di tepis oleh beberapa pengawal tuan wijaya kusuma.
"Cepat usir dia. jangan sampai dia menginjakan kakinya kembali di perusahaan ini." Ucap tuan wijaya sambil menujuk murka ke arah tuan ardiatama.
Tuan Ardiatama di seret keluar oleh para pengawal tuan wijaya yang awal mulanya merupakan para pengawalnya. Ia menatap satu persatu wajah karyawannya untuk terakhir kalinya.
" Kalian, jangan pernah mau di pimpin oleh seorang pengkhianat" .
Tak ada yang berani membalas ucapan tuan ardiatama. Semua memilih tetap sibuk dengan pekerjaan nya masing-masing karena khawatir akan di pecat jika mengeluarkan suara mengingat saat ini pimpinan mereka bukan lagi tuan ardiatama.
Ini merupakan hari yang paling menyakitkan sepanjang perjalanan hidupnya sebangai seorang pengusaha. Sungguh miris, tuan ardiatama di usir oleh para pengawalnya di perusahan miliknya sendiri. Ia merapikan jasnya lalu memacu memacu mobilnya dengan sangat cepat Meninggalkan perusahaan yang ia bangun dari nol.
tuan Ardiatama mulai tersadar dari lamunannya.
"Akhh... Brengsek.." teriaknya keras.
" aku benci padamu dan pada semua keturunanmu." ucap tuan ardiatama keras.
tuan ardiatama melempar semua berkas yg berada di atas mejanya sehingga lembaran-lembaran kertas tersebut berserakan di atas lantai.
"pak ardi.. Anda kenapa ?"
Sherly yang dari tadi mengetuk pintu namun tak menemukan jawaban akhirnya langsung masuk begitu saja. Ia kaget saat melihat ruangan pak ardi sangat berantakan. Di tambah wajah pak ardi yang terlihat sangat kacau.
" Kenapa kamu masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu".
"Maafkan saya pak. Saya sudah mengetuk pintunya berkali-kali bahkan menggedornya. tapi bapak tak menjawab. Akhirnya saya memberanikan diri masuk tanpa izin bapak." Terang sherly yang mulai takut melihat ekspresi wajah CEO nya tersebut.
"Ada apa?" tanya tuan ardiatama yang mulai bisa menguasai dirinya.
"Meeting bersama client akan di mulai 5 menit lagi pak."
"Baiklah."
"Saya permisi pak."
"tolong Panggil petugas kebersihan untuk membersihkan ruanganku".
"Baik pak".
Tuan Ardiatama lalu merapikan jas nya dan bergegas keluar menemui client nya. Langkahnya terhenti saat matanya melihat sosok yang tak lain adalah temannya waktu kuliah di jerman.
"Ardiatama... Kau kah itu ?" Ucap laki-laki tersebut lalu berdiri dan menjulurkan tangannya.
"Adam".. jawab tuan ardiatama tak kalah terkejut sambil menjabat tangan lelaki tersebut.
"wahh... Aku tidak menyangka kita akan bertemu kembali setelah sekian lamanya. Ternyata kau yang akan menanam saham dan bekerja sama di perusahaanku." ucap tuan ardiatama.
"Siapa dia?" Mata tuan ardiatama mengekor pada sosok lelaki muda di samping tuan adam.
" owhh iya..perkenalkan ini richi erlangga putraku, calon penerus bisnisku." ucap pak adam.
"Richi, ini tuan ardiatama. Teman masa kuliah ayah dulu. "
" Salam kenal om."
Richi menjabat tangan Tuan ardiatama.
"Tampan sekali putramu, aku fikir dia tertukar di rumah sakit." Ucap ardiatama sambil terkekeh.
"Ha ha ha.. kau tidak pernah berubah ardiatama, selalu saja bergurau." jawab tuan adam sambil tertawa.
"Sudah menikah? Tanya tuan ardiatama pelan sambil menatap richi dengan intim.
" Masih mencari om". jawab richi pelan.
Tuan ardiatam tersenyum. " Sosok wanita seperti apa yang kau cari?" tanya tuan ardiatama kemudian.
"Yang pasti perempuan yang tidak akan meninggalkan saya dalam keadaan apapun." jawab richi singkat.
tuan ardiatama kembali tersenyum.
" Aku berharap perempuan itu adalah putriku."
"Maksud om ?" tanya richi terkejut.
"Hei.. hentikan pertanyaan konyolmu itu ardiatama. Kita di sini untuk membahas perusahaan, bukan untuk membahas sisi kehidupan pribadi putraku." ucap tuan adam memotong pembicaraan mereka.
" Ha ha ha. Adam..bagaimana kalau aku meminta putramu untuk menjadi menantuku.
Aku undang kau datang ke rumahku untuk makan malam bersama." ucap tuan ardiatam sambil menyeruput coklat panasnya.
"Kau serius ?" tanya tuan adam tak percaya.
"Seperti yang kau lihat. Seorang ardiatama tidak pernah bergurau di waktu yang tidak tepat. Satu hal lagi. Aku paling tidak suka di tolak." Ucap tuan ardiatama kembali tertawa renyah.
"Owhh sitt... aku kira setelah kau menikah dan memiliki banyak anak sikap egoismu bisa hilang. Ternyata tidak sama sekali." Ucap tuan adam mencibirnya.
Mereka bertiga kemudian berbincang cukup lama. Alih- alih membicarakan perusahaan mereka malah berbicara tentang kehidupan masing-masing.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!