NovelToon NovelToon

Wanita Bayaran

01

Jasmin, seorang wanita mandiri yang rela membanting tulang bekerja mengumpulkan pundi - pundi uang, untuk bertahan hidup, dan untuk membiayai perawatan anaknya yang sedang sakit.

Tiap hari Jasmin selalu bekerja tak henti - hentinya untuk biaya hidup dan biaya operasi sang anak yang akan di jadwal kan bulan depan. Untung nya, selalu ada Tyas sang sahabat yang selalu saja ada saat Jasmin membutuhkan bantuan untuk menjaga anaknya kala Jasmin sedang bekerja mengumpulkan uang.

"Aku butuh uang yang banyak Tyas, untuk biaya operasi anak ku." Ucap Jamsin sambil membereskan permainan anaknya.

"Aku punya tabungan. Kamu bisa menggunakan nya."

Jasmin menatap wajah sahabatnya.. "Terima kasih Tyas, tapi aku sudah terlalu banyak merepotkan mu. Kamu rela menjaga Ryan untuk ku itu sudah cukup bagiku. Simpan lah uangmu, aku tahu kamu juga saat ini sedang membutuhkan uang."

"Tapi Jasmin."

Jasmin mendekat ke arah Tyas lalu memegang kedua bahu Tyas. "Kamu sahabat terbaik ku, kamu sudah seperti saudaraku. Aku sangat bersyukur bisa mengenal dirimu di kota ini, di mana tak ada satupun orang yang mau menerima ku, tapi kamu dengan baiknya datang mengulurkan tangan mu untuk ku."

Tyas tersenyum mendengar ucapan Jasmin..

"Aku akan bekerja lebih giat lagi. Karna uang yang aku butuhkan sangat banyak, untuk biaya operasi Ryan anak ku."

"Seberapa banyak itu Jasmin?"

"100jt lebih. Yah itulah jumlah uang yang saat ini aku butuhkan. Dan jika dalam sebulan ini aku tidak mendapatkan uang, maka dokter akan angkat tangan mengenai Ryan." Ucap Jasmin sambil menundukkan kepalanya, tak terasa air bening jatuh membasahi pipinya..

Ia mengingat hidupnya dulu. 100jt bukan lah hal yang susah baginya. Tapi ia tinggalkan semua itu karna hatinya tidak rela tinggal dengan seseorang yang pernah menyakiti hatinya..

"Aku bangga padamu, walau pun Ryan bukan anak kandung mu tapi kamu rela membanting tulang, tak kenal lelah, panas dan hujan. Kamu tetap bekerja untuk Ryan."

"Ryan harta satu - satunya yang aku miliki saat ini. Dan aku tidak ingin kehilangan dirinya. Ryan adalah sumber kebahagian ku, bahagia nya Ryan adalah bahagia ku, tangis nya Ryan adalah tangis ku. Dan aku ibunya tidak akan membiarkan anak ku merasakan sakit." Jelas Jasmin.

"Aku berharap ada keajaiban dan semoga kau bisa mendapatkan uang agar Ryan bisa segera melakukan operasi."

"Amin." Jawab Jasmin.

"Kalau begitu aku aku pamit dulu Tyas, ingat nanti jam 11 jangan lupa jemput Ryan yah. Karna mungkin nanti aku akan sibuk karna ada kunjungan pemilik perusahaan datang."

"Siap. Soal Ryan serahkan semuanya padaku." Ucap Tyas sambil mengedipkan matanya.

"Aku pamit kak."

"Hati - hati di jalan."

...🍃🍃🍃🍃...

"Apa semua sudah siap?" Tanya Dave pada asisten nya Rifqi.

"Sudah tuan. Sekarang kita akan pergi ke anak perusahaan kita."

"Oke." Ucapnya sambil duduk di kursi belakang mobil dan membuka ponsel miliknya mengecek pekerjaan nya.

Rifqi mengendari mobilnya menuju kantor yang berada di kota C untuk mengadakan kunjungan dadakan..

****

"Kalian tahu ngak, nanti ada pemilik perusahaan yang akan berkunjung." Ucap salah satu karyawan yang bernama Lisa.

"Aku dengar dia pria yang arrogant." Timpal yang lain nya..

"Tapi yang aku dengar dia orang nya sangat tampan." Ucap Lisa lagi membayangkan wajah pemilik perusahaan.. "Aku jadi tidak sabar untuk melihat dirinya."

Jasmin yang sibuk bekerja, hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar perbincangan para teman - teman nya..

"Jasmin, kenapa diam saja? kau tidak penasaran dengan pemimpin utama kantor kita?" Tanya Lisa mulai mendekat ke meja kerja Jasmin.

"Kenapa harus penasaran." Jawab nya tanpa menoleh sedikit pun ke hadapan Lisa..

"Ihh, aku tuh heran yah sama kamu Jas, kamu itu terlalu tertutup."

Jasmin hanya tersenyum kecil mendengar ucapan Lisa..

Stengah jam kemudian..

Fandi berjalan dengan cepat menghampiri Jasmin dan beberapa temanya..

"Ayo siap - siap, pimpinam sudah berada di lantai bawah." Ucap Fandi sambil mengatur nafasnya, karna capek berjalan..

Jasmin, Lisa, dan Nona yang berada di satu ruangan yang sama, langsung berdiri dari duduknya dan merapikan posisi bajunya.

Lisa dengan sigap mengambil lipstik dari dalam tas nya dan memakai nya langsung ke bibir nya.. "Semoga pimpinan itu bisa melirik ku." Gumam nya yang masih dapat di dengar oleh teman nya yang lain.

"Jangan GR, aku lah yang akan di lirik oleh pimpinan kita." Timpal Nona sambil mengoleskan bedak di wajahnya.

"Kamu dan kamu." Tunjuk Fandi pada Lisa dan Nona secara bergantian.. "Aku yakin tak ada satupun yang akan di lirik oleh pimpinan." Ucap nya..

"Kura*ng ajar loh." Ucap Nona sambil melempar pulpen ke hadapan Fandi.

"Kam*pret kamu Fan." Ucap Lisa yang juga melempar pulpen ke hadapan Fandi..

Prok prok prok... Tiba - tiba terdengar suara tepuk tangan dari arah pintu ruangan mereka.. Srentak mereka menoleh ke arah pintu.

"Ouh, jadi begini kerja kalian, haa???" Bentak Dave dengan tatapan yang dingin.

"Maaf pak." Ucap mereka serentak dan menundukkan kepalanya..

"Kau!!" tunjuk Dave pada Jasmin.. "Kenapa kau tidak minta maaf? Dan kenapa kau tidak menundukkan kepalamu?"

"Maaf pak." Ucap Jasmin lalu menundukkan kepalanya..

"Telat!!, sekarang juga kau ikut aku ke ruangan ku." Titah Dave yang tak ingin di bantahkan..

02

Jasmin berjalan tepat di belakang Rifqi mengikuti langkah nya menuju ruangan Pak Dave. Sambil berjalan Jasmin bertanya - tanya dalam hatinya mengapa ia bisa di panggil ke ruangan hanya karna masalah sepeleh yang terjadi tadi. Jasmin memutar otak nya mengingat - ingat apakah selama ia bekerja di kantor ini pernah melakukan kesalahan sampai - sampai pemilik perusahaan memanggilnya ke ruangan nya. "Sepertinya aku tidak punya salah selama bekerja." Gumam nya sambil terus berjalan.

"Silahkan masuk." Ucap Rifqi pada Jasmin.

Jasmin masuk kedalam dan di lihat nya Pak Dave sedang duduk di kursi kebesaran nya.

"Maaf pak, " ucap Jasmin sambil menunduk. "Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Jasmin.

Dave tetap diam tak bergeming sama sekali mendengar ucapan Jasmin. Dave justru sibuk menatap laptop yang ada di hadapan nya, sesekali memperbaiki posisi kacamatanya tanpa memperdulikan kehadiran Jasmin yang kini sedang ada di hadapan nya berdiri seorang diri.

Beberapa menit kemudian. Jasmin yang sudah merasakan keram di betisnya, mulai merasa gelisah. Karna sedari tadi ia hanya di anggap patung, tanpa di lihat sama sekali.

"Pak." Panggilnya, namun tetap tidak ada jawaban sama sekali.

Karna merasa kesal, akhirnya Jasmin memutuskan untuk teriak. "Pak!!!" Teriak nya, hingga Dave kaget dan menoleh ke arah Jasmin.

"Kamu pikir aku budeg." Bentak Dave sambil menatap tajam ke arah Jasmin.

"Maaf pak." Lirih Jasmin sambil menunduk.

"Kamu punya sopan santun apa tidak?" tanya Dave

"Kamu sendiri punya sopan santu apa tidak?" Gumam Jasmin tapi dapat di dengar oleh Dave.

"Kamu bilang apa barusan?" Tanya nya dan mulai berdiri dari duduknya, dan menghampiri Jasmin.

"Rileks Jasmin, kamu tidak boleh takut. Ingat jangan membantah, Ryan butuh biaya untuk operasi." Batin nya

"Aku dengar kamu karyawan terbaik dan ter-rajin di sini. Sampai aku penasaran, tapi ternyata apa ini yang aku lihat? kau bahkan tidak memiliki sopan santun di hadapan pimpinan mu."

"Maaf pak." Ucap Jasmin lagi sambil menunduk. Sebenarnya ingin sekali Jasmin membantah apa yang Pak Dave katakan, tapi Jasmin tahan karna ia sangat butuh pekerjaan ini, lebih tepatnya butuh gajinya untuk biaya anaknya yang sedang sakit.

"Karna kamu sudah tidak sopan padaku, berteriak seenak nya di hadapan ku. Maka gaji mu bulan depan akan aku potong."

"Tapi pak" ucap Jasmin menatap wajah Dave,. Mereka saling memandang satu sama lain. Mata mereka saling menyelam melihat kedalam mata masing - masing.

Sesaat keduanya tersadar dengan lamunan nya. Jasmin langsung kembali membuka suara. "Pak, kumohon jangan potong gajiku."

"Keputusan ku tidak bisa di ganggu gugat." Ucap Dave lalu berjalan menuju kursi kerajaan nya dan medudukkan dirinya di sana..

Tanpa di duga - duga, Jasmin langsung berlutut dan mengatupkan kedua tangan nya di depan dadanya. "Maafkan aku pak, dan kumohon jangan potong gajiku."

"Apa ini? apa yang gadis ini lakukan?" batin Dave lalu sengaja mengalihkan pandangan nya ke layar laptop tapi sesekali mencuri pandang pada Jasmin yang masih setia berlutut.

"Pak kumohon. Jangan potong gajiku, aku sangat membutuhkan nya pak." Ucap nya lagi. "Ayo Jasmin kau jangan menangis, kau tidak boleh lemah, memohon boleh, tapi jangan sampe kau mengeluarkan air matamu" batin nya.

"Sepertinya kau sangat butuh uang?" Tanya Dave yang kini mengukir senyum devil di wajahnya.

"Iya pak, aku sangat membutuhkan nya." Jawabnya dengan benar, karna memang uang itu sangat ia butuhkan.

"Baiklah, gajimu tidak aku potong. Tapi justru akan aku tambah kan dengan nominal yang cukup banyak. Tapi dengan satu syarat."

"Apa itu pak? apapun akan aku lakukan."

"Aku ingin tubuhmu." Jawab Dave dengan menarik sudut ujung bibir atasnya.

Seketika Jasmin berdiri dari posisinya, lalu refleks mengambil map besar yang ada di hadapan nya lalu melemparkan map itu tepat ke dada bidang milik Dave. " Aku memang butuh uang, tapi aku tidak akan sudi menukar tubuhku dengan uang milik mu." Lalu Jasmin berbalik badan dan keluar dari ruangan Dave.

"Gadis yang unik sok jual mahal." Ucap Dave. "Kita lihat saja nanti, aku yakin tubuhmu akan menjadi milik ku." Gumam nya.

03

"Ada apa tuan?" Tanya Rifqi saat masuk ke dalam ruangan tuan Dave.

"Sejak kapan karyawan tadi bekerja di anak perusahaan kita?" Tanya Dave sambil sibuk memainkan ponsel nya.

"Tunggu sebentar tuan aku lihat datanya." Jawab Dave sambil mengecek data yang ada di tab yg ia genggam. "Kurang lebih 5 bulan tuan." Jawab nya kemudian.

"Aku ingin karyawan itu." Ucapnya dengan sudut bibir yang di tarik sedikit keatas.

Rifqi yang sudah tahu jelas maksud tuan nya langsung memberi masukan. "Tapi tuan, wanita ini berbeda dari banyak nya wanita."

"Maksud kamu?"

"Dia wanita yang mandiri yang pekerja keras. Dia tidak mungkin menjual tubuhnya kepada tu,- .."

"Cari kelemahan nya dan buat dia datang memohon padaku. Dan kau tahu sendiri aku tidak ingin ada penolakan sama sekali." Ucap nya dengan tegas.

"Baik tuan." Ucao Rifqi lalu sesaat membukkukan badan dan keluar dari ruangan tuan Dave.

"Unik, hahahahahah" ucap Dave sambil tertawa dan meneguk minuman yang ada di dalam gelas diatas mejanya. "Kau akan datang kepadaku, menawarkan dirimu."

...🍃🍃🍃🍃...

Tiga minggu berlalu belum ada kepastian dari Rifqi sama sekali tentang Jasmin sehingga membuat Dave marah besar pada Rifqi. "Apa ini? kenapa pekerjaan sepeleh itu saja kau tidak bisa kerjakan? atau jangan - jangan kau sudah bosan bekerja?" Bentak Dave saat Rifqi melaporkan bahwa tidak ada jalan sama sekali untum membawa Jasmin pada tuan nya.

"Maaf tuan."

"Aku tidak butuh maaf darimu. Cepat kau kembali ke kota itu, dan bawa Jasmin padaku!!" Titahnya yang dan ingin di bantah. "Jangan kembali sebelum kau membawa Jasmin." Ucapnya lagi.

Rifqi menghela nafas panjang nya saat mendengar titah dari tuan nya. "Haruskah aku memaksa Jasmin dengan cara yang aku tahu?" tanya nya pada diri sendiri.

.....

"Bagaimna apa kau sudah mendapatkan biaya untuk operasi Ryan?" tanya Tyas

Jasmin yang sedari tadi duduk di sofa sambil memikirkan dari mana ia harus mendapatkan uang sebanyak itu sedangkan waktu operasi yang di tentukan tinggal seminggu lagi. "Belum" jawab nya dengan lesu.

"Jangan putus semangat, aku yakin kau bisa mendapatkan uang itu. Percayalah!!"

"Aku sudah bekerja pagi hingga malam, tapi tetap saja uang nya belum bisa terkumpul. Masih kurang sangat banyak."

"Yang sabar. Ini semua cobaan,"

"Aku tidak bisa tinggal diam seperti ini, anak ku membutuhkan diriku, anak ku harus di operasi, Ryan berhak sembuh dan berhak untuk hidup bahagia." Ucapnya lalu berdiri dan berjalan masuk ke dalam kamar mengamb jaketnya.

"Mau kemana?" Tanya Tyas menatap Jasmin yang sedang memakai jaket.

"Aku harus pergi mencari pekerjaan."

"Ini sudah jam 10 malam Jasmin. Mana ada pekerjaan di jam segini?"

"Kita tidak tahu rejeki bukan? sempat saja rejeki ku sekarang berada di jam segini." Ucapnya penuh dengan keyakinan."Aku pergi dulu Tyas, tolong jaga Ryan untukku." Pamit nya.

"Hati - hati Jasmin ..." Teriak Tyas saat Jasmin sudah keluar dari rumah.

Rifqi yang memang sudah berada di kota di mana Jasmin berada, terus saja memantau Jasmin tanpa sepengetahuan Jasmin tentunya. Dan saat Jasmin keluar dari rumah ini lah kesempatan Rifqi menemui Jasmin.

"Kau lagi? Sudah aku katakan aku tidak sudi!" ucap Jasmin yang memang sudah berapa kali menolak ajakan Rifqi. Bahkan dulu Jasmin sempat menampar wajah Rifqi saat Rifqi menawarkan uang dengan tubuh Jasmin.

"Maafkan aku, tapi ini demi kebaikan kita bersama."

"Kebaikan kau bilang?" ulang Jasmin lalu tertawa. "Menjual tubuh, menurutmu itu kebaikan? Bodoh!" ucapnya kembali lalu terus melangkahkan kaki nya meninggalkan Rifqi yang diam mematung.

"Bagaimana dengan biaya operasi anak mu." Teriak Rifqi membuat Jasmin menghentikan langkah nya. "Aku tahu kau butuh uang untuk operasi anakmu yang kurang lebih seminggu lagi. Aku janji padamu akan melunasi semuanya, asal dengan satu syarat, dan kau pun tahu syarat itu apa." Jelas Rifqi.

Jasmin hanya diam di tempat tanpa menoleh ke belakang dimana Rifqi sedang berbicara. Rifqi yang tidak mendapatkan respon sama sekali dari Jasmin mencoba melangkah mendekat ke arah Jasmin.

"Ini kartu nama ku, terdapat no ponsel ku disitu. Jika kau menerima tawaran ku, hubungi saja no ponselku." jelas Rifqi sambil memberikan Jasmin kartu namanya.

Jasmin tak menerima dan juga tak menolak. Jasmin bimbang benar benar bimbang saat ini. Apakah ini yang di maksud dengan rejeki yang ia bahas barusan di dalam rumah nya, atau apakah ini yang di bilang musibah keluar di malam hari? entah lah. Pikiran Jasmin hanya tertuju pada kebahagian sang anak tercintanya.

Rifqi menarik tangan Jasmin dan meletakkan kartu namanya di telapan tangan Jasmi lalu berkata. "Semua rahasia mu aman bersama ku, jika kau melayani tuan ku." Lalu Rifqi berjalan meninggalkan Jasmin yang diam mematung.

Jangan ki lupa like komen, dan masukkan ke daftar fav ❤ ta lek😉.

Salam syg dari autor untuk kalian semua🥰🤗

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!