MITHUN CAKRA BORTY
Pemuda tampan berusia 25 tahun yang ngga pernah pacaran meski banyak kaum hawa yang menggilainya. hal itu di sebabkan tiap dekat dengan wanita yang dia suka, dia menjadi kaku, pendiam, mudah gugup,dan salah tingkah yang berujung malu maluin.
Pemuda mandiri yang tidak suka bekerja dibawah tekanan itu, lebih memilih berwira usaha sebagai tukang seblak. Pesonanya yang menawan ditambah citarasa masakan dia yang sedap mantap, membuat seblak olahannya laris manis hingga viral di akun media. langganannya memang kebanyakan dari kaum hawa.
Dalam tiga tahun jualan seblak, dia berhasil membeli sebuah ruko, dimana di lantai dasar untuk jualan, di lantai atas utuk tempat tinggal. dia juga berhasil membeli 3 motor. meski motor bekas, tapi dia sangat membutuhkannya untuk transaksi pembelian lewat online dan jasa pengirimann.
Saking larisnya, dia berencana akan meminta bantuan kepada kedua sahabatnya yang bernama Mizan dan Mikki. Untuk saat ini hanya Mizan yang baru bersedia membantu. Mikki masih terikat kontrak kerja di ibukota yang akan berakhir dua bulan lagi.
Mereka bersahabat dari sejak mereka dilahirkan hingga menua bersama mungkin. Buktinya di usia mereka yaang ke dua puluh lima, mereka masih bareng dan masih sama sama jomblo.
Mizan, kepribadiannya ngga jauh beda sama Mithun. cuma dia lebih agamis, maklum dia anak ustad. kalau mikki, sebenernya dia punya pacar, tapi Ldr, pacarnya ada di propinsi lain,urusan kerja juga. Mikki berada diujung barat dan pacarnya di ujung timur.
Mithun masih mempunyai orangtua yang lengkap. Mereka biasa dipanggil abah Ramli dan emak Tini. Sehari harinya mereka berjualan ikan pindang di daerah mereka tinggal. Mereka lebih suka hidup di kampung daripada di kota. mereka tinggal bareng kaka mithun yang bernama Govinda dan istrinya bernama Ningsih serta anak kecil yang tak mau dipanggil anak kecil bernama Siva. Govinda juga nempunyai sebuah kios sembako yang lumayan rame.
Mithun adalah pemuda yang lumayan cerdas, dia pandai dalam pelajaran bahasa inggris dan matematika. makanya, keahliannya itu, dia gunakan untuk mencari uang saku dengan membuka les privat di kampungnya sejak dia duduk di bangku SMA. Mithun sengaja ngga kuliah karena otaknya sudah males mikir pelajaran, di tambah lagi penghasilan dari les privat sangat lumayan jadi dia milih mending nyari duit.
Berbagai usaha dalam bentuk jual beli sudah dia lakukan selain les privat. Dari jualan es, makanan ringan, sewa play station, jualan cilok somay sudah dia tekuni. Namun tak berkembang pesat.
Pemuda penyuka pedes itu melirik usaha seblak saat dia lagi piknik ke kota Sunda. Dia melihat penjual seblak pinggir jalan tapi sangat begitu rame. Jiwa bisnisnya meronta. Dia begitu tergelitik ingin mencicicpi seblak itu, dan dia pun mau tidak mau ikut antri demi seporsi seblak.
Setelah cukup lama mengantri, akhirnya seporsi seblak pun berhasil dia nikmati, dan rasanya memang benar benar mantap. Tanpa pikir panjang dia mendatangi penjual seblak itu dan memohon ijin berguru cara meracik bumbu seblak untuk berjualan di kotanya.
selama tiga bulan dia merantau dan ikut tukang seblak itu demi bisa mendapat ilmu tentang perseblakan.
Mithun juga sangat menggilai Film dan lagu lagu india. Mungkin ini pengaruh dari emaknya yang juga sangat menyukai film india sampai kedua anaknya pun dinamai nama aktor india.
Sebagai pemuda normal, dia juga sering mengkhayal punya pacar, terutama cewek india. Dia sering berkhayal memiliki pacar dan nyanyi lagu india berdua.
#####
SANJANA SING RAYZADA
Putri bungsu dari tuan Ladu Sing Rayzada dan Nandini, seoarang pengusaha emas dan berlian dari india.
Sanjana adalah gadis manis, enerjik dan mudah bergaul.
Gadis berusia 24 tahun itu sangat menyukai kuliner indonesia. Dulu, di usianya ketika SMA, Sanjana iseng ikut sebuab grup di sekolahnya. Grup itu selalu mengadakan pertukaran pelajar dan salah satunya pertukaran pelajar antar pemerintah india dan indonesia. Mau tidak mau dia harus belajar bahasa indonesia.
Sanjana dan rombongannya menetap di Indonesia selama enam bulan.Berbagai kuliner dia cicipi dan berbagai tempat wisata dia kunjungi.
Berawal dari situlah, dia sangat terkesan dan mulai sangat menyukai masakan indonesia dan juga wisatanya. Dia pun diam diam mulai belajar indonesia dan selalu ingin mengunjungi negara itu lagi.
Sanjana memiliki sahabat bernama Priyanka dan Sasmita. Dan dia juga memiliki dua kakak laki laki bernama Karan dan Arjun.
Keceriaanya berubah, ketika tuan Ladu Sing ingin menjodohkan dirinya dengan putra rekan bisnisnya.
Berbagai cara dia menolak keinginan orang tuanya. Namun keputusan orang tuanya tak bisa diganggu gugat.
Sanjana tahu kalau pria yang akan dijodohkannya bukan pria baik baik. Dengan bantuan temannya dia mencari bukti kuat untuk diperlihatkan ke orang tuanya.
Pria yang hendak dijodohkannya mempuanyai kebiasaan buruk. Dia suka berganti ganti wanita, mabuk dan bahkan pecandu narkoba.
Hingga sanjanapun merencanakan kabur ke negara dimana keluarga dan sahabatnya ngga ada yang tahu kemana dia pergi.
Sebelum kabur. Dia sengaja meminta uang yang lumayan banyak kepada ibu dan kakak kakaknya dengan alasan untuk keperluan kuliah dan keperluan lainnya
Diam diam dia juga membuat rekening lain yang keluarganya tidak tahu dan dia memindahkan semua uang tabungannya. Dia pun mulai mengurusi pasport dan segala sesuatunya agar dia bisa lumayan lama tinggal di negara orang lain.
Dia terpaksa merencanakan kabur dari rumah, sebagai bentuk penolakan perjodohan. karena ayahnya pasti akan menjodohkan dia dengan pria lain jika perjodohan kali ini gagal. mengingat ini adalah perjodohan yang ketiga bagi Sanjana.
Dengan sesempurna mungkin Sanjana menyiapkan rencananya, dia tinggal menunggu waktu yang tepat agar rencana itu berjalan dengan lancar.
Dia memutuskan kabur ke negara Indonesia, dan ingin menetap di negara itu seenggaknya selama enam bulan. Selain dia memang ingin sekali lagi pergi ke negara Indonesia, Dia juga yakin keluarganya tidak akan tahu dia kabur ke negara itu. Bermodal bantuan internet dan dia juga lumayan bisa bahasa indonesia hasil dari belajanya beberapa waktu dulu, Dia nekat pergi sendiri.
Dia merasa yakin, di Indonesia dia merasa aman. karena dia sendiri sudah pernah kesini dan dia merasa, orang orang indonesia sangat ramah dan suka membantu, meski tak tahu bahasa yang di gunakan. Itulah mengapa, dia yakin banget akan pergi kenegara yang terkenal dengan banyak pulaunya itu.
Sanjana boleh saja merencanakan sesuatu sesempurna mungkin dan Mithun boleh saja berkhayal seindah mungkin. Namun mereka tidak sadar, ada jalan takdir yang akan merubah rencana Sanjana dan juga merubah khayalan Mithun.
Mithun Cakra Borty
Sanjana Sing Rayzada
Sebuah surat ditemukan di atas meja dekat ranjang di kamar seseorang di rumah mewah di Negara Hindustan.
(Anggap surat dalam bahasa India )
"Abbi, maafkan sanjana,. Sanjana memilih pergi sementara dari rumah. Sanjana ngga tahan dengan tradisi keluarga yang selalu memaksa sanjana untuk menikah dengan seseorang yang Sanjana tak kenal dan tidak Sanjana cintai. maafkan Sanjana, jika Sanjana banyak salah dan melawan Abbi dan Ammi. Sanjana juga sayang kalian, tapi Sanjana ngga mau dikekang dengan peraturan, maafakan Sanjana Abbi, ini bukti kalau laki laki pilihan Abbi sama sekali tidak cocok dengan Sanjana, maafkan Sanjana Abbi, Sanjana pergi.."
" SANJANA...!!!!!"
#####
"INDONESIA... AKU DATANG...!!!!"
Teriak seorang gadis yang baru menginjakkan kakinya di lantai bandara Indonesia. Dengan senyum cerah dan langkah pasti, gadis itu menarik koper dan tas yang lumayan besar melenggang keluar bandara. Dia juga membawa tas kecil berisi beberapa uang dan kartu tanda penduduk. Dia sengaja ngga bawa ponsel dan berniat beli ponsel dinegara ini. Namun sebelum keluar bandara, gadis itu menuju kesuatu loket untuk menukarkan sejumlah uang yang akan dia gunakan untuk naik taksi ke arah hotel. setelah urusannya selesai, dia segeraa melenggang kepintu keluar dan mencari sebuah taksi.
"ke hotel ini ya pak." ucap perempuan itu ketika dirinya sudah berada di dalam sebuah taksi. Supir taksipun nampak terkejut.
"Loh bisa bahasa indonesia neng.?"
"heheh sedikit pak.."
"Wah, emang neng darimana..?"
"Saya dari India pak.."
"Wah, tetangganya Rahul ya neng.?" Perempuan itu mengernyit.
"Rahul.?"
"Itu neng yang di film kuch kuch hota hai, yang lagunya kaya gini.." Sang sopirpun menyanyikan sebait lagu india sambil joget joget membuat gadis itu tertawa.
"Oh Sakhrukh Khan..?" Si sopir mengangguk. "Saya tetangganya pak.."
"Wah beneran nen.? Rumahnya gede ngga neng..?"
"Gede banget.."
"Wahh, neng, nanti kalau neng pulang kampung bilang sama mas Rahul yah neng, dapat salam dari saya.." Si gadis itu sedikit terkejut. Ada hubungan apa sopir taksi dengan mega bintang boolywood. dan si gadis hanya mengangguk untuk menyenangkan hati pak sopir.
"Ya sudah neng, ayo jalan.." Dan taksipun melaju meninggalkan bandara menuju hotel yang ditunjukan gadis itu.
###
Dikota yang sama ditempat berbeda.
🎶 Aap mujhe ache lagne laagee
🎶 yee aap mujhe ache laghnee laagee
🎶 kee aap mujhe ache laghnee laagee
"Busyet deh, bantuin napa Thun..? India mulu.? Orang lagi berat berat juga.."
"Iya nih boccah aneh, bukannya bantuin malah asyik rebahan.."
Marasa waktu santainya terganggu, seorang pemuda yang sedang bersandar di kursi dekat setir mobil langsung membuka matanya. Kemudian dia memajukan badannya dan menoleh ke arah dua orang yang sedang kesusahan menganggat lemari kayu.
"Bisa ngga sih ngga ganggu waktu istirahatku.? ngangkat gitu saja minta pertolongan.."
"Eh ngga perlu banyak protes, sini turun, cobain angkat.."
Dengan malas, pemuda itupun membuka pintu mobil dan beranjak keluar menuju kearah dua orang dengan tatapan sebal. dan saat sudah dekat, dia dengan pedenya mencoba mengangkat lemari yang jadi sumber masalah itu.
"Eh busyet, ini lemari kayu apa beton bangunan.? berat amat.."
"Tuh kan , ngga percaya kalau di omongin."
"Aneh banget sih kamu Mik, ngapain beli lemari berat kaya gini.?"
"Itu ibu yang bawa Thun, katanya sayang kalau dirumah ngga terpakai.."
"Ya ampun, lemari berat begini pakai di bawa merantau, aneh aneh aja ibumu Mik.."
"Udah sih jangan protes, kita angkat bareng bareng.." Dan ketiga pemuda itupun dengan perjuangan membara mengangkat perlahan lemari itu hingga naik ke mobil.
"busyet deh, tenaganya sampai habis, gila gila, dulu yang ngangkat bawa ke kosanmu siapa kira kira Mik.?" Tanya pemuda yang bernama Mizan.
"Dulu sih tujuh orang yang ngangkat Zan.."
"Busyet, pantes tenaga kita habis, tenaga tiga orang lawan tujuh.."
"Udah deh jangan protes mulu, kita lanjutin, tinggal barang barang yang lebih ringan, abis itu kita makan deket sini baru pulang."
"Okelah."
##
Kembali ke dalam taksi.
"Walah neng, kayanya ada masalah nih dengan ban mobilnya. bentar ya neng.." Taksi pun langsung menepi. dan si supir lagsung keluar begitu mobil benar benar berhenti.
"Aduh neng, kayaknya bannya bocor. gimana ini.?" si gadis nampak terkejut, kemudian dia keluar. "Mana hotelnya masih jauh lagi.."
"Jadi gimana pak.?"
"Gini aja neng, berhubung bapak ngga bawa ban serep, Neng nunggu disini sebentar yah, saya mau coba tanya wara sekitar sini, kali aja ada yang bisa bantu. Dan gadis itu pun mengangguk setelah berpikir sejenak. Sesaat kemudian si supir pergi.
Gadis itu bersandar di pintu belakang mobil. matanya mengitari area sekitar. Disaat dia melihat sekeliling, tiba tiba matanya menangkap dua orang laki laki bertubuh besar sedang menatapnya. Dia langsung berpaling. Wajahnya langsung panik. Dia langsunng celingukan mencari sopir taksi. Padahal siang hari namun tempat itu terasa sepi meski banyak rumah penduduk. diliriknya lagi kearah dua orang itu, namun dia semakin terkejut dan takut. Dua orang itu sedang berjalan kearahnya. Tanpa pikir panjang, Dia langsung lari ke sembarang arah. dia memasuki gang demi gang asal dia selamat. Dia mencari tempat bersembunyi. Dan dia melihat mobil bak terbuka berisi lemari dan beberapa perabot. Tanpa pikir panjang, dia naik ke mobilnya. Dia mencoba mencari tempat bersembunyi. dibukanya pintu lemari dan dia masuk.
Beberapa saat kemudian muncullah dua orang yang tadi mengejar gadis itu dan tiga orang pemuda dari arah lain dan pemuda itu masuk mobil yang ada lemarinya.
"Apa semua sudah kamu cek Mik.? coba di cek lagi kali aja ada yang tertinggal..?"
"Tenang aja Thun, semua beres."
"Zan cek belakang lagi deh takutnya tali pengikatnya kurang kenceng.? perjalannan jauh loh, takut ada barang yang longgar bisa bahaya.."
"Tenang Thun, udah aku cek kok, aman.."
"Ya sudah kalau siap semuanya mah, kita berangkat.."
Dan mobil itupun bergerak maju. Si gadis yang ada di dalam sebuh lemari di mobil itu tak menyadari kalau mobil bergerak karena terlalu panik.
Sementara dua orang yang tadi mengejarnya terlihat celingukan.
"Tu gadis lari kemana.? masa ilang.? Orang mau ditanya perlu bantuan engga ,malah lari.."
"Ya takut kali, dikiranya kita mau ngapain, udah yok ah. udah ilang juga.."
Sementara sang sopir taksi..
"Loh neng tadi kemana.? kok ngga ada.? aduh, gawat bisa ilang tuh gadis.? mana orng tuanya jauh lagi.."
Dan didalam mobil yang membawa lemari.
"Seandainya saja tiba tiba ada keajaiban, di mobil ini tiba tiba ada cewek india. duh bakalan nyanyi india bareng kita hehehe." Kata sang sopir yang akrab di panggil Mithun. Sementara dua orang yang duduk disebelahnya, hanya bergidik dan mencebikkan bibirnya.
Tanpa Mithun sadari, khayalannya dikabulkan dengan adanya gadis india di dalam lemari di atas mobil yang dia kendarai.
@@@@@@
"Astaghfirullah hal'adziim.." Teriak ketiga pemuda hampri bersamaan. Mereka terkejut saat hendak menggeser lemari, tiba tiba pintu lemari terbuka sendiri.
Yang bikin mereka kaget adalah di dalam lemari itu ada sesosok perempuan dengan kondisi lemas terkulai.
"Bagaimana bisa di lemari ada orangnya sih Mik.? pantes tadi berat banget.." Keluh Mithun.
"Bukankah tadi pas kita naikkin lemari ini, kita udah cek sama sama kalau d idalamnya kosong.?" Bela Mikki.
"Terus bagaimana bisa gadis ini ada di dalam.? Bisa gawat ini.."
"Lihat deh wajahnya, pucat banget. Apa dia mati.?" Ucapan Mizan sontak membuat ketiganya makin panik.
"Yang benar aja kamu kalau ngomong.?"
"Coba Thun cek nadinya Thun.? Bisa gawat kalau ini cewek mati beneran.? " Dengan perlahan, Mithun berjongkok. Badan Mithun gemetar saat tangannya mengecek pergelangan tangan gadis dalam lemari.
"Nadinya masih berdetak.." Ketiganya langsung bernafas lega.
"Terus ini gimana urusannya.? Mau dibawa kemana gadis ini.? Mana udah malam lagi.?"
"Bawa rumah sakit saja.."
"Ntar siapa yang nanggung biayanya.? Trus kalau ditanya macam macam, kita jawab apa.?"
"Lah trus dibawa kemana.? ke kantor polisi.? Mana aku berani.? Apa lagi kondisi dia kaya gini.? Niatnya nolong, malah kita dijadikan tersangka, ih ngeri.."
Ketiga pemuda itu nampak begitu frustasi. Sepulangnya mengambil barang barang dari kosan Mikki karena pemuda itu sudah habis kontrak kerja dan akan ikut kerja sahabatnya, malah apes dengan kejutan tak terduga.
"Begini aja deh Thun, gimana kalau kita bawa dia ke kios kamu.?"
"Kamu gila, nggak nggak nggak, ngga bisa, enak aja."
"Terus mau ditaruh dimana.?"
"Ini kan lemari kamu Mik, ya dibawa kerumah kamu aja dong.."
"Kamu mau lihat aku malam ini hidup untuk terakhir kalinya Thun, kamu tahu sendiri babeh aku gimana."
"Ya udah dibawa ke rumah Mizan aja kalau gitu.?"
"Jangan gila Thun, gimana nama bapak baik abah nanti.? bisa hancur karir abahku karena anaknya bawa gadis tak dikenal di rumahnya."
"Trus dimana.? apa kita buang saja.?"
"Kamu benaran pengin kita masuk penjara apa gimana.?"
"Ya kan ngga ada yang lihat.?"
"Thun, memang ngga ada yang lihat. tapi kita punya Tuhan Thun. kamu mau, gara gara ide kamu, kita semua masuk neraka.?"
"Ya ampun Mizan, kan kita bisa memohon dan berdoa minta ampunan.."
"Eh kalau tadi pas cewek ini naik, disekitar tempat itu ada cctv gimana.? mikir dong Thun.?"
"Terus mau dibawa kemana hah.? Asal jangan ke kios, aku setuju.."
"Kamu ngga ada jiwa penolongnya sama sekali sih.? dia cewek loh. sepertinya dia juga bukan orang sini. apa salahnya nolong coba.? kamu kan di kios hidup sendirian. apa susahnya sih.? Toh cuma sebentar, nunggu cewek ini sadar. setelah sadar baru kita tanyain macam macam.."
Pemuda bernama Mithun mendengus sebal. Dia terdiam dan berpikir sejenak. Tak lama kemudian.
"Okeh deh aku setuju, nyampe dia sadar, ngga lebih."
"Okeh, kita pindahin cewek ini di depan, trus kita masukin lemari ke daalam rumahku. baru kita cabut."
"Baiklah.."
Dan mereka melakukan sesuai apa yang di rencanakan.
Beberapa lama kemudian mereka bertiga sudah berada di dalam kios. Gadis itu mereka baringkan di tikar yang diambil dari lantai atas.
mereka bertiga duduk dikursi yang biasa digunakan untuk tempat duduk para pelanggan yang suka makan seblak disitu.
"Sepertinya dia bukan orang sini deh Thun.." Ujar Mizan sesaat setelah mereka melepas penat.
"Ya memang bukan orang sini, kamu tadi lihat kan, dia entah darimana datangnya tahu tahu sudah ada di dalam lemari."
"Maksud aku, dia bukan asli cewek indonesia. bukan cewek daerah kita ini.."
"Iya ya Zan, cantiknya beda. hidungnya lihat. tajam, kaya omongan tetangga.."
"Mana mungin, bisa jadi dia orang kota, mungin dia saudaranya artis. Artis juga banyak yang cantik dengan wajah sama seperti dia.."
"Tapi firasatku dia bukan orang sini.."
"Apaan sih Zan, ribet banget. ya tinggal ditunggu saja nyampai dia sadar, biar jelas semuanya.."
Dan mereka pun kembali terdiam dalam pikiran masing masing. Tak lama kemudian,
"Euughhh.." Gadis itu mengeluarkan suara lirih, matanya bergerak walau masih terpejam. Ketiga pemuda itu pun tersentak kaget. dan mereka langsung mendekat.
"Paanee.." Ucap gadis itu lirih.
"Dia ngomong apa.?" Tanya mikki.
"Ngga tahu, ngga jelas.." Jawab Mizan.
"Paanee..?" Ucap gadis itu lagi lirih.
"Panen.? Apa yang panen.? ngomong yang bener dong mba..?" Ujar Mithun.
"Paanee.." Jawab gadis itu sembari menggerakkan tangannya yaang lemah menunukkan gaya orang mau minum. Dan mereka ertiga langsung mengerti.
"Oh MInum.? Dia minta minum, cepat ambilin." Mithun segera bangkit mengamnl air minum yang tak jah darinya.
Mithun memangku kepala gadis itu dan dengan pelan mengarahkannya untuk minum.
Setelah dirasa cukup, Mithun membaringkan gadis itu kembali. Gadis itu mulai mengerjap membuka matanya. Da perlahan memandang ke arah tiga pemuda yang juga sedang memandangnya. Wajahnya langsung berubah panik. Dia bangkit dan bergerak mundur. Dia memandang sekelilimg kemudian dia menatap ketiga pemuda itu lagi.
"Main kahaan hoon."
"Apa.? Dia ngomong apa.?"
"Ntar dulu, ntar dulu, sepertinya dia ngomong pake bahasa india.." Jawab Mithun
"Nah bener kan.? berarti dia memang bukan dari negara sini.." ujar mizan
"Coba Thun tanya pake bahasa india.."
"Aku mana bisa..'
"Lah gimana sih.? masa ngga bisa.? kamu kan cinta banget sama lagu lagu india dan filmnya.."
"Ya bukan berarti aku bisa bahasanya kali Mik. cuuma paham. tahu kan maksudku..?"
"sama aja bohong.. coba ditanya pakai bahasa inggris thun..?' Dan Mithun pun mencobanya.
"Who are you..?"
"I'm Sanjana.."
"where are you from..?"
"Hindustan.."
"Beneran dia dari india. Gila. kok bisa sih, coba tanya tanya lagi?"
"Tanya aapan..?'
"ya apaan kek, alamat rumah nama orang tua atau apa.."
'Tapi dia kelihatan ketakitan tahu.."
"tengan kita orang baik baik kok neng, tenanga ya..'"
Dia mana ngerti bahasa kita miki. yang ada dia makin takut.
Namun tiba tiba gadis bernama sanjana itu menangis sesenggukan dan perlahan makin mengeras.
hal itu membuat ketiga pemuda yang memandangnya mengerutkan dahi.
"kenapa dia menangis sangat keras.?"
"Aduh, kalau ada yang mendengar bagaimana.?"
"ngga mungkinlah Thun, oraang tertutup gini."
"Coba deh Zan , kamu tenangin dia.."
"Aku ngga bisa ngomongnya, kamu aja Thun.."
Mithun nampak berpikir, namun sejenak kemudian entah dapat keberanian darimana, mithun mendekat. Ini pertama kalinya seorang Mithun mendekat dan bersikap lembut dengan perempuan.
Mithun mengusap lembut kepala Sanjana pelan. Gadis itu menatap Mithun. Sanjana melihat ada ketenangan dimata Mithun. Dan tiba tiba
Greep
Sanjana memeluk Mithun sambil nangis. Mithun mematung dan gemetar. Mizan dan MIkki matanya membulat sempurna Takjub.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!