NovelToon NovelToon

Mencintaimu Mr Photographer

Episode 1

Rayyan Alexander, pria yang berprofesi sebagai seorang fotografer, mantan palyboy yang suka sekali mengencani para model di agency nya, mantan pecinta wanita cantik, yang sekarang sudah taubat hanya karena seorang wanita yang kini menjadi istrinya. Siapa lagi jika bukan Nabila Ihnaz.

Nabila yang galak, Nabila yang judes pada akhirnya mampu membuat seorang Rayyan Alexander bertekuk lutut dan cinta mati pada istri nya. Istri yang pada awalnya tak menganggap kehadiran nya.

Tapi sekarang, mereka berdua terlihat begitu kompak dan akrab dalam segala hal. Termasuk dalam urusan percintaan mereka.

Usia pernikahan mereka yang baru seumur jagung, sangat rawan sekali terjadi cekcok, adu mulut dan lain sebagainya. Akan tetapi tak akan bertahan lama karena setelahnya mereka akan kembali berbaikan.

Seperti sekarang ini, disaat Nabila hamil muda, Rayyan berencana untuk memboyong istrinya pulang ke rumah Mama Silvya. Akan tetapi dengan kekeuh Nabila tetap tidak mau pindah dan ingin tinggal bersama Rena dan Qila.

" Okay fine, jika kamu masih tetap ingin tinggal disini... Akupun juga akan ikut tinggal disini," ucap Rayyan yang sanggup membuat Nabila kesal luar biasa.

" Kamu ini...." Nabila menggeram. Kenapa suaminya ini keras kepala sekali.

Nabila masih nyaman tinggal bersama Rena dan Qila. Dua orang teman nya ini lebih dari pada sahabat untuk Nabila. Bahkan mereka berdua adalah keluarga bagi Nabila. Baik Qila juga Rena yang begitu baik dan menjaga Nabila.

" Bagaimana? Kita jadi pindah dan tinggal di rumah mama atau...." Rayyan sengaja menggantung kalimatnya, menunggu reaksi Nabila.

" Oke... Oke... Aku mau pindah ke rumah mama. Puas...."

Melihat wajah kesal Nabila justru membuat Rayyan tergelak, merasa menang berhasil mengintimidasi Nabila.

" Sangat puas sekali, sayang...." ucap Rayyan mantap.

" Jangan senang dulu." sela Nabila. Dia tidak rela melihat kemenangan Rayyan.

Rayyan mengerutkan kening, " Maksudnya?"

" Aku memang setuju untuk tinggal di rumah mama. Tapi tidak sekarang."

" Kalau tidak sekarang... Lalu kapan?"

" Tunggulah satu atau dua bulan lagi. "

" Apa? Hei... Itu terlalu lama. No No, aku tidak mau. Satu minggu lagi. Ya satu minggu lagi aku kasih waktu kamu tinggal disini. Setelahnya... Kamu harus ikut aku pindah ke rumah mama. "

" Ray...! " Nabila ingin protes. Tapi Rayyan menggelengkan kepalanya.

" Tidak ada penawaran lagi buatmu. Suka tidak suka aku akan tetap membawamu pindah ke rumah mama. Satu minggu lagi. Okay. "

Nabila mengerucutkan bibirnya, berdiri dengan menghentak kan kaki dan masuk ke dalam kamarnya. Bahkan dia tidak memberikan akses buat Rayyan untuk menyusul nya ke dalam kamar karena kini kamar telah Nabila tutup dan dikunci.

Rayyan hanya bisa menghela nafas, melihat tingkah labil istrinya. Untung saja Nabila sedang hamil, jika tidak entahlah.

Ponsel di saku celana Rayyan berdering, segera Rayyan merogoh kantong celana jins nya, mendapati Derry yang sedang menelpon nya.

Asisten nya itu selalu saja mengganggu ketenangan hidupnya. Ada saja pekerjaan yang harus Rayyan selesaikan saat ini juga.

" Ada apa Der ," jawab Rayyan dengan menempelkan benda pipih itu di telinganya.

" Bos, buruan ke studio. Sejam lagi ada jadwal pemotretan."

Dan Rayyan baru tersadar jika memang dia ada jadwal pemotretan untuk sebuah iklan majalah.

" Oke aku akan segera datang, tunggulah."

Klik

Sambungan telpon diputus sepihak oleh Rayyan. Lelaki itu berdiri dari duduknya berjalan mendekati kamar Nabila.

Tok... Tok... Tok...

Diketuknya pintu kamar Nabila. Meskipun tak ada jawaban tapi Rayyan yakin jika Nabila masih mau mendengar suaranya.

" Nabila, aku harus pergi sekarang. Kamu baik baik di dalam. Nanti malam aku kembali lagi. I Love You."

Setelah mengatakan itu, Rayyan benar benar keluar dari rumah sewa Nabila. Tak lupa menutup pintu nya setelah dia keluar dan mengunci pintu pagar begitu Rayyan meninggalkan rumah itu.

Sementara itu, Nabila yang berdiam diri di dalam kamarnya mendengar dengan jelas jika Rayyan pamit akan pergi sebentar. Mungkin lelaki itu ada pekerjaan karena profesi Rayyan yang jam kerjanya tak bisa ditentukan.

Setelah mendengar suara deru mobil yang meninggalkan halaman rumah sewa nya, barulah Nabila mendekati jendela. Membuka tirai nya dan Nabila sudah tak mendapati mobil Rayyan di depan pagar rumah. Suaminya itu sudah pergi. Nabila memutuskan keluar kamar dan mengunci pintu depan. Dia di rumah seorang diri karena Qila dan Rena masih berada di kantor.

Sebelum memutuskan untuk tidur siang, Nabila menuju dapur. Tenggorokan nya terasa kering. Membuka lemari pendingin dan mengambil botol air putih. Dibawa ke meja mini bar yang merangkap sebagai meja makan. Dituang air tersebut ke dalam gelas lalu diteguk nya hingga tandas.

Pikiran Nabila menerawang jauh ke depan, permintaan Rayyan sebenarnya tidaklah berlebihan. Rayyan hanya meminta agar dia juga Rayyan bisa tinggal satu rumah. Tidak tinggal terpisah seperti ini. Akan tetapi untuk menyetujui permintaan suaminya itu terlalu sulit. Nabila sendiri juga tidak tahu apa alasan nya.

Apakah karena dia harus tinggal seatap dengan mertua? Bukan nya bagus jika dia bisa tinggal dengan Mam Silvya yang jelas jelas sangat menyayangi nya. Pasti mama silvya akan menjaganya dengan baik. Akan tetapi hati kecil Nabila masih bimbang.

Satu minggu lagi waktu yang Rayyan berikan untuk nya. Dan setelahnya dengan berat hati dia harus meninggalkan rumah ini. Rumah yang terasa nyaman ia tinggali. Rumah yang menjadi saksi tumbuhnya buah hati di dalam perut nya saat ini.

Mata Nabila meneliti sekeliling penjuru rumah ini. Rasanya sungguh berat meninggalkan rumah sejuta kenangan. Akan tetapi jika Nabila tetap pada pendirian nya untuk menetap disini, tidak mungkin juga dia akan membiarkan Rayyan ikut tinggal disini. Dan itu tidak akan mungkin terjadi.

Ah sudahlah, mungkin keputusan Rayyan memang sudah tepat. Sepasang suami istri sudah selayak nya untuk tinggal seatap. Nabila juga tidak boleh terus terusan egois. Apalagi sebentar lagi mereka akan mempunyai seorang anak.

Perlahan tangan Nabila terulus mengelus perutnya yang masih rata. Nabila tak menyangka jika di dalam sana, ada seorang bayi yang sedang menumpang hidup di dalam rahim nya. Nabila senang tapi juga sedih memikirkan jalan hidup nya kedepan akan seperti apa.

Akankah dia bisa hidup berbahagia bersama anak dan suaminya. Dan apakah Rayyan sanggup menjadi kepala keluarga, menjadi suami dan ayah yang baik untuk anak mereka?

Nabila enggan untuk terus memikirkan nya. Dia turun dari atas kursi. Menyimpan kembali air ke dalam lemari pendingin. Dan setelah mencuci gelas bekas dia pakai untuk minum, Nabila kembali berjalan gontai menuju kamarnya. Dia ingin mengistirahatkan tubuh juga pikiran nya agar saat ia bangun nanti, dirinya merasa lebih baik lagi.

#####

Note Author :

Hai kalian .... iya kalian yang baru nemu cerita ini. Aku hanya ingin menginfokan , jika cerita ini merupakan seri kedua dari ceritaku yang berjudul RAYYAN ALEXANDER.

Tapi mohon maaf sangat-sangat, karena cerita RAYYAN ALEXANDER tersebut ditolak pengajuan kontraknya oleh pihak Mangatoon/Noveltoon. Jadi dengan sangat terpaksa aku harus menghapus isi cerita nya pada karya tersebut .

Bagi pengikut dan pembaca lamaku mungkin sudah pernah membaca RAYYAN ALEXANDER sampai tamat, sehingga aku jamin kalian tak akan bingung dengan alur ceritanya seperti apa.

Tapi , bagi pembaca baru mungkin akan bingung karena belum pernah membaca seri yang pertama .

Jadi, bagi kalian yang masih ingin membaca story emak dan bapaknya Richard bisa japri aja ke ig ku @heni_supatminah.

Episode 2

Nabila sudah selesai mengepack barang barang pribadi nya ke dalam koper serta beberapa kardus. Qila dan Rena yang bertopang Dagu di meja mini bar hanya menatap Nabila dengan tatapan sendu.

" Bil ...! kau yakin mau pindah darisini ? " Tanya Qila

" Bil ... apa kau tak menyayangi kami " timpal Rena.

Nabila menghentikan aktifitasnya yang sedang menyimpan kardus di pojok ruang tamu, agar mempermudah untuk membawanya keluar besok. Nabila meghela nafas berat, berjalan mendekati kedua sahabatnya.

" Jujur, aku masih ingin sekali tinggal disini. Aku senang dan nyaman tinggal di rumah ini. terlebih mempunyai dua sahabat yang begitu baik. Tapi ... kalian kan tahu sendiri jika ini bukan keinginan ku. Rayyan yang memaksanya. dan jika aku tidak megikutinya maka ... " Nabila menjeda ucapan nya.

" Tapi apa Bil ? " Tanya Rena penasaran.

" Rayyan yang akan pindah kesini . "

" Ah kalau itu aku tak keberatan Bil. Setuju kan Ren , " Jawab Qila cepat dan meminta persetujuan Rena segala.

Nabila sudah melotot, " kalian ini  ... " lalu digelengkan kepalanya menatap tingkah absurd dua sahabatnya.

" Iya ... hitung hitung kan cari pemandangan lain Bil. Jika Rayyan ada di rumah ini, aku yakin kami berdua bakalan awet muda karena tiap hari bisa memandangi wajah ganteng seorang pria. " ucap Rena sembari menerawang , membayangkan seandinya di rumah sewa mereka ini dihuni oleh pria setampan Rayyan Alexander.

" Ren .... sadar ... " Qila menyenggol lengan Rena dan membuat Nabila tertawa.

" Kalau kamu pindah nanti, sering seringlah main kesini ? "

" Itu sudah pasti, kalian jangan khawatir, Aku pasti akan sering datang kemari. "

Lalu mereka bertiga berpelukan.

" Bil, jaga adek bayi baik baik ya .... katanya orang hamil muda itu tersiksa dengan morning sicknes. Apa kamu juga merasakan nya Bil ?" kali ini Qila yang bertanya.

" Entahlah, sepertinya aku belum merasakan nya. Hanya terkadang aku akan merasa pusing di pagi hari seusai bangun tidur. "

" Bil ... "

" Ada apa Ren ? "

" Apa kamu jadi resign ? "

Nabila terdiam sejenak. Memikirkan kembali tentang rencanya . Tadi malam Nabila sudah bercerita pada Rena dan juga Qila jika dia berencana untuk resign dari kantor Pak Rudi. Bukan tanpa sebab dia ingin resign. Ada dua hal yang membuatnya harus memutuskan sesuatu yang baginya cukup berat, menyangkut karir nya yang sudah ia bangun dengan susah payah selama ini. Yang pertama karena dirinya hamil, Rayyan pernah mengatakan jika Nabila harus menjaga kandungan nya dan sebaik nya tidak lagi bekerja . Dan yang kedua karena Rega. Nabila tidak ingin menyiksa Rega semakin dalam. bagaimanapun juga Rega adalah lelaki yang baik dan banyak membantunya selama ini. Dengan kehadiran Nabila yang berada di kantor Pak Rudi, bisa dipastikan jika intensitas pertemuan nya dengan Rega akan lebih besar. Nabia telah mematahkan hati rega dan sudah saat nya Rega move on darinya. Salah satu cara agar rega cepat move on adalah dengan menjauh dari lelaki itu.

" Bil ... " Rena menggoyang lengan Nabila membuat Nabila tergagap.

" Ya .... "

" Kamu baik baik saja. "

Nabila mengangguk.

" Jadi bagaimana keputusanmu ? "

" Ya , aku akan tetap resign. Lagipula Rayyan juga tak akan membiarkan ku terus bekerja disaat kondisiku sedang hamil . Tapi tidak tahu lagi jika sudah melahirkan nanti. Mungkin saja aku akan kembali bekerja. "

" Lagian Bil, punya suami tajir ngapain harus capek capek bekerja. Nikmatin saja . Kalau kamu tidak tahu caranya menghabiskan uang nya Rayyan, kasih tahu aku, ntar aku ajari kamu. "

" Sialan kau Ren, Jangan mengajari Nabila yang aneh aneh. Nabila ini masih polos. tidak seperti kita. "

Lalu mereka bertiga tergelak bersama. Melalui malam terakhir kebersamaan mereka dengan Nabila di rumah ini. Semalaman mereka nonton film hingga menjelang pagi.

****

Pagi ini Rayyan sudah berada di depan rumah sewa Nabila. Tumaah tampak masih sepi, seolah tidak berpenghuni. Mengetuk pintu pagar berkali kali tapi tak ada satupun yang membuka nya.

Ini memang weekend dan bisa Rayyan pastikan jika penghuni rumah ini libur bekerja. Apa mungkin mereka masih tidur. Begitulah yang Rayyan pikirkan.

Dirogoh saku celana nya dan mengambil ponsel pintar miliknya. Menelpon Nabila adalah solusi satu satu nya agar ia dibukakan pintu oleh tuan rumah.

Belum sempat dia menelpon istrinya, pintu rumah terbuka. Muncul sahabat Nabila yang tak lain adalah Rena.

" Pagi, Ren... Sorry aku ganggu pagi pagi."

Rayyan tak enak hati apalagi melihat muka bantal Rena kentara sekali jika perempuan itu baru saja bangun tidur.

" Tak apa. Sebentar aku buka pagar nya."

Rena mencari letak Sandal nya lalu berjalan menuju pagar dan membuka nya.

" Masuklah. "

" Thanks. Nabila mana?"

" Masih tidur."

" Tumben."

" Ya, kami baru bisa tertidur saat subuh tadi."

Rayyan melepas sepatunya mengikuti Rena masuk ke dalam rumah.

" Kau masuk saja ke kamar Nabila. Pasti tidak dikunci. Aku... Aku mau melanjutkan tidur ku dulu. Nggak masalah kan? " ucap Rena merasa tak enak hati pada lelaki tampan yang tak lain suami sahabatnya.

" Baiklah Terimakasih. Sorry mengganggu tidurmu."

" Tak apa. Santai saja. "

Setelah mengatakan itu, Rena berlalu meninggalkan Rayya. Gadis itu kembali masuk ke dalam kamarnya. Ingin melanjutkan sesi tidur nya yang terganggu karena keberisikan Rayyan mengetuk pagar rumah.

Rayyan, dengan perlahan mencoba membuka pintu kamar Nabila. Dan benar saja, pintu itu terbuka. Tampak Nabila yang meringkuk di balik selimut. Melangkah pelan Rayyan mendekati ranjang. Ditatapnya wajah Nabila yang begitu mempesona dalam kondisi tertidur seperti ini.

Entahlah, ada rasa tak biasa di hati Rayyan. Getaran itu terasa ada. Mungkin karena Nabila sedang mengandung anaknya.

Rayyan ikut naik ke atas ranjang. Membaringkan tubuhnya di samping Nabila. Tangan nya melingkari tubuh Nabila. Merapat kan tubuh Nabila pada tubuhnya.

Nabila terusik dalam tidurnya. Dia merasakan kehadiran seseorang yang mengganggu tidurnya. Matanya perlahan terbuka. Sedikit kaget karena yang ia lihat adalah wajah Rayyan yang begitu dekat di depan wajahnya.

"Ray...!"

Rayyan hanya tersenyum lebar.

" Kenapa ada disini. Kapan kau datang?"

Nabila beringsut menjauh dari tubuh Rayyan. Tapi Rayyan segera menahan nya.

" Todurlah lagi. Aku akan menjagamu disini."

" Tapi Ray...."

" Aku tahu kau baru saja tertidur. Maafkan aku telah mengganggu tidurmu. "

Rayyan kembali meraoatlam tubuhnya. Dikecup kening Nabila. Merasakan sebuah kenyamanan Nabila memilih untuk memejamkan mata. Berada sedekat ini dengan Rayyan membuat jantungnya tiba tiba berdecak kencang.

Nabila berusaha memejamkan matanya rapat rapat. Ingin kembali melanjutkan tidurnya. Tapi rasanya tak bisa. Kehadiran Rayyan membuatnya susah tidur.

" Ini jam berapa Ray." tanya Nabila masih dengan mata terpejam.

" Jam sembilan."

" Sudah siang rupanya."

" Kalau kamu masih mengantuk tidur lagi saja."

" Tapi aku sudah tak bisa tidur lagi. Aku lapar."

Rayyan melepas pelukan nya. Kepalanya menunduk dan tawa nya pecah. Ada ada saja tingkah Nabila yang tak terduga olehnya.

Episode 3

Mama Silvya menyambut kedatangan menantu kesayangan nya dengan penuh suka cita.

" welcome home...." sambut mama silvya lalu memeluk Nabila.

" Mama senang sekali pada akhirnya Nabila mau juga pindah ke rumah ini. Padahal mama sudah lama menunggu momen ini. Nabila tau tidak, setiap hari mama kesepian di rumah sendiri. Oleh karena itu waktu Rayyan menikah dengan Nabila, Mama sangat berharap Nabila mau tinggal di rumah ini menemani mama. "

Nabila hanya menanggapi dengan senyuman perkataan Mama mertuanya yang sangat panjang itu.

Tapi justru Rayyan lah yang menjawab. " Ma, Please deh... Jangan lebay. "

" Auw... Sayang jangan mencubitku disini. Nanti saja di dalam kamar. "

Ucapan absurd Rayyan membuat Nabila melotot.

" Ray...! Yang sopan bicara sama mama."

Rayyan hanya nyengir mendapat peringatan dari istrinya. Padahal hampir setiap hari Rayyan dan mama Silvya itu akan terus saja berdebat tiap kali mereka bertemu. Semoga saja Nabila tidak kaget saat sudah tinggal di rumah ini.

" Ayo.... " Rayyan menarik koper dan meminta pada Nabila agar mengikutinya.

" Nabila istirahat saja dulu, nanti kita makan siang bareng."

" baik Ma." Nabila mengangguk.

Lalu mengikuti Rayyan yang sudah lebih dulu membawa koper miliknya masuk ke dalam kamar.

Nabila memasuki kamar yang untuk kedua kali ia masuki. Dulu dia pernah tidur di kamar milik Rayyan, saat pemilik nya sedang berada di luar negeri.

" Masuk lah." Rayyan menarik lembut lengan Nabila. Membawanya duduk di atas ranjang.

" Jadi, mulai hari ini kita akan tidur berdua di kamar ini." bisik Rayyan lirih di telinga Nabila.

Helaan nafas Rayyan menggelitik telinga Nabila. Satu kecupan mendarat di pipi Nabila.

" Ray, dimana aku bisa menyimpan bajuku?"

" Masalah baju biar nanti saja bibi yang membereskan. "

" Masak bibi, kan nggak enak nyuruh bibi. Sudah biar aku saja yang membereskan."

Nabila beranjak dari duduk nya, baru satu langkah tapi segera ditarik lengan nya oleh Rayyan.

" Ray....! "

Rayyan tersenyum penuh kemenangan. Tubuh Nabila jatuh tepat di atas pangkuannya.

Tatapan mereka berdua beradu. Tangan Rayyan membeli rambut panjang Nabila, diselipkan di belakang telinga istrinya.

" Nabila, kau tahu aku merasa bahagia saat ini. "

Nabila hanya menatap Rayyan dalam diam. " Terlebih sejak dokter mengatakan jika di dalam sana sedang tumbuh anak kita."

Tangan Rayyan beralih mengusap lembut perut Nabila. Desiran halus dirasakan Nabila saat tangan Rayyan mengelus lembut perutnya.

Benarkah dengan kehadiran calon anak mereka, maka bisa mengubah hidupnya. Memperbaiki hubungan kurang baik nya bersama Rayyan.

" Nabila, aku serius dengan ucapanku kemarin. Aku ingin kita benar benar menjalani rumah tangga yang normal seperti pasangan suami istri pada umumnya."

" Ray....!"

" Aku tahu jika aku ini lelaki brengsek. Tapi demi kamu dan demi anak kita, aku akan berubah. Aku sungguh sungguh Nabila. "

Sejujurnya Nabila belum yakin dengan semua kesungguhan Rayyan. Tapi entah kenapa hati kecilnya selalu tak kuasa menolak kehadiran Rayyan dalam hidupnya, terlebih dari hasil hubungan nya bersama Rayyan telah membuahkan bayi yang hidup di dalam perutnya.

Karena Nabila masih terdiam, Rayyan tak bisa menahan lagi keinginan nya untuk mencium bibir istri nya yang begitu menggoda.

Ya, detik selanjutnya Rayyan sudah melabuhkan ciuman di bibir Nabila. Tanpa meronta atau menolak setiap perlakuan yang Rayyan beri padanya, Nabila hanya pasrah.

Menikmati apa yang ia bisa nikmati. Dengan memejamkan mata, Nabila berusaha mengimbangi ciuman Rayyan yang semakin menggila.

Tok... Tok... Tok

Tak hanya Nabila, tapi Rayyan pun juga kaget. Pintu kamarnya yang masih terbuka, dan di depan kamarnya ada mama Silvya yang sudah tersenyum menggoda.

" Ray.... Pintu nya jangan lupa ditutup."

Sungguh Nabila sangat malu karena kepergok mama silvya. Segera Nabila turun dari pangkuan Rayyan. Menerima nampan yang di ulurkan mama Silvya. Ada dua gelas jus jeruk yang mama Silvya beri untuk mereka.

" Diminum dulu. Pasti Nabila haus kan? Jangan lupa, mama tunggu di meja makan. Kita makan siang bersama. "

" Baik Ma. Terimakasih minuman nya."

" Sama sama sayang...."

Mama Silvya keluar kamar, menutup pintu sambil berteriak, " Jangan lupa tutup pintunya! "

Pipi Nabila sudah merona malu pada Mama Slivya.

Setelah menaruh nampan di atas meja, Nabila menghampiri Rayyan dan memukul dada suaminya.

" Gara gara kamu. Aku jadi malu sama mama."

Rayyan kembali menarik pinggang Nabila hingga kembali terduduk dipangkuan Rayyan.

"Biarkaan saja. Mama ya begitulah. Jangan kaget. Lama lama juga akan terbiasa."

" Tapi kan tetep aja malu...."

Rayyan terkekeh dan kembali mencuri ciuman dari Nabila.

" Ray! Lepaskan. Mama sudah menunggu kita makan siang."

" Biarkan saja. Urusan kita berdua lebih penting. "

" Urusan apa? "

" Urusan ranjang. "

Dan tanpa bisa mengelak lagi Rayyan sudah menjatuhkan tubuh Nabila diatas ranjang.

*****

Rayyan keluar dari dalam kamar mandi dengan handuk melilit pinggang ke bawah hingga batas tengah paha. Nabila yang sedang mengeringkan rambutnya dengan hair dryer sambil duduk di atas ranjang segera memalingkan muka nya. Wajahnya pasti sudah merona. Entah kenapa dia sangat malu melihat Rayyan setengah telanjang seperti itu.

Tubuh Rayyan yang proporsional, dengan beberapa bagian yang menampakkan otot kekar nya selalu gagal membuat Nabila berpaling. Ini sudah gila, sungguh bagaimana bisa Nabila terpesona. Karena wajahnya yang semakin memanas, Nabila menundukkan kepala.

Dulu mungkin Nabila membenci Rayyan karena kelakuan buruk Rayyan padanya. Untuk memaafkan saja sulit Nabila lakukan. Rayyan, lelaki yang sudah tega melecehkan nya hingga Nabila harus kehilaangan sesuatu yang sangat berharga . Tapi sekarang lihatlah, bahkan rasa benci nya dulu menguap entah kemana.

Rayyan yang tak lagi segan menunjukkan kemesuman nya justru membuat Nabila suka. Ini memang gila. Nabila menggeleng geleng kan kepalanya masih dengan hair dryer berada di tangan nya.

Setelah mengambil baju dari dalam almari, Rayyan sudah akan melepas handuk nya, tapi melihat keanehan pada Nabila, lelaki itu berjalan mendekat. Duduk di atas ranjang berhadapan dengan Nabila yang sedang menundukkan kepala.

Tangan Rayyan jatuh di paha Nabila, " Sayang.... Kau kenapa?"

Nabila terjengit kaget karena sentuhan tangan dingin Rayyan. Saat dia mendongak betapa Nabila susah menelan saliva nya. Pahatan sempurna makhluk ciptaan Tuhan terpampang di hadapan nya.

Pandangan Nabila terfokus pada dada bidang Rayyan yang putih tanpa ditumbuhi bulu bulu. Perut six pack nya yang padat berisi menandakan jika Rayyan memang rajin berolahraga.

Sekarang Nabila percaya kenapa banyak perempuan diluar sana yang begitu menggilai seorang Rayyan Alexander. Bahkan saat dulu Rayyan masih berambut gondrong pun pesona nya juga mampu mengalahkan segalanya. Nabila saja yang tidak peka dan terlalu terlarut akan perasan bencinya pada lelaki itu. Hingga rasa benci yang begitu besar telah berubah menjadi perasan cinta. Ah, benarkah dia sudah jatuh cinta pada Rayyan?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!