NovelToon NovelToon

Love Story Zayyan Dan Eliza

Episode 1/ Visual

Eliza Thara Parwez

Seorang gadis berusia 20 tahun memiliki sifat dewasa, gigih. Pada usia 10 tahun memiliki seorang teman bernama Zayyan, terjadi sesuatu hingga mengharuskannya meninggalkan kota padang dan temannya.

Zayyan Albern Winter

Awalnya bernama Zayyan seorang anak gelandangan di kota Padang anak yatim piatu, memiliki seorang teman satunya yaitu Eliza. Mereka sangat dekat satu sama lain hingga suatu hari mereka berpisah karena satu hal.

Farrah giaa Parwez

Ibu dari Eliza sangat menyayangi putrinya dia juga mengetahui pertemanan antara Eliza dan Zayyan. Seorang guru di sekolah cukup ternama di kota Padang.

Irsyad Parwez

Seorang pengusaha cukup ternama di kota Padang juga seorang ayah yang baik untuk putrinya dan suami yang penuh kasih sayang bagi keluarganya.

Jhon Abern Winter

Seorang yang mengangkat Zayyan sebagai putranya sendiri karena suatu kejadian.

Gamila Zaida Winter

Mommy angkat Zayyan dengan pertemuannya dengan Zayyan membuatnya bahagia. Rasanya memiliki seorang anak terwujud dengan hadirnya Zayyan.

Gabriel Bayakana

Sahabat sekaligus asisten Zayyan juga mengetahui kisah pertemanan antara Zayyan dan Eliza, katena Zayyan bercerita padanya

Sebuah perkampungan di kota Padang terlihat seorang anak laki sedang duduk di jalanan sambil memperhatikan mobil melaju dengan kecepatan maksimal.

" Zayyan" teriak seorang pria. Zayyan tersenyum melihat seorang pria yang tidak muda lagi.

" Pak Abdul ada yang bisa saya bantu" kata Zayyan. Zayyan sangat menyayangi pak Abdul karena dia sering memberinya pekerjaan dan dibayarkan dengan makanan.

" Tolong bawa makanan ini ke alamat di kertas ini" kata Pak Abdul, menyerahkan beberapa kotak makanan. Karena pak Abdul memiliki Restoran cukup terkenal di sana.

" Dan ini untukmu" kata Pak Abdul, menyerahkan makanan, minuman dan uang dalam kantong plastik.

" Terima kasih pak" kata Zayyan. Membawa makanan ke tempat yang diberitahu oleh pak Abdul. Walau Zayyan anak gelandangan dia sangat pintar karena pak Abdul mengajarinya cara membaca, menulis dan berhitung.

Sebuah rumah sederhana terlihat keluarga yang baru saja pindah dan membereskan barang.

" Ayah, Ibu biar Eliza membawa ini" kata Eliza yang berusia 10 tahun, membawa buku - bukunya. Orangtuanya menanggukan kepalanya mereka bangga pada Eliza walau memiliki pelayan tapi putrinya mandiri.

" Ayah sudah memesan makanan untuk kita" kata Ibu Farah. " Sudah bu Ayah memesannya di restoran sebentar lagi akan datang" kata Ayah Irsyad.

Taklama datang pelayan membawa makanan yang telah mereka pesan.

" Maaf nyonya, tuan ini makanan dari restoran ujung jalan" kata pelayan. " Terima kasih bi, siapa yang mengantarnya, kamu sudah membayarnya" kata Ayah Irsyad.

" Sudah tuan, anak itu yang mengantarnya" kata pelayan menunjuk Zayyan ysng tersenyum pada mereka.

Orangtua Eliza tersenyum dan menanggukan kepalanya, kemudian Zayyan mencari ke tempat untuknya makan.

Ternyata Eliza melihatnya dari kamarnya dilantai dua.

" Eliza ayo makan" teriak Ibu Farrah, memanggil putrinya untuk makan. Eliza turun menuju orangtuanya. Tiba saja matanya melihat buah dia ambil dan membawanya keluar.

" Sayang dibawa kemana buahan itu" kata Ibu Farrah. " Eliza ingin kasih buah ini ke anak lski di depan" kata Eliza, keluar dari rumah.

" Anak laki-laki laki siapa? " Ibu Farrah. " Maaf nya sepertinya anak laki yang mengantar makanan ini, dan dia duduk di depan sambil memakan makanannya" kata pelayan.

Orangtua Eliza saling melirik karena khawatir terhadap putrinya, mereka mengusulnya keluar.

Eliza membawa buahan itu keluar dia tersenyum melihat Zayyan menikmati makanannya.

" Ini"

Episode 2

" Ini" kata Eliza, memberikan buahan pada Zayyan. Zayyan menatap buahan di hadapannya segera mengambilnya kemudian pergi setelah membuang bungkus nasi yang sudah habis di tempat sampah.

Eliza merasa bingung dengan sikap Zayyan pergi begitu saja. " Sayang tidak ada luka kan? " Ayah Irsyad, sedangkan ibu Farrah memeluk putrinya.

" Ibu, ayah anak itu aneh deh masa Eliza berikan buah, dia pergi begitu saja" kata Eliza dengan kesal. Orangtuanya hanya tersenyum dan mengajak masuk.

Zayyan belum pergi dia bersembunyi sambil tersenyum kemudian pergi dari tempat itu.

Sudah tiga hari semenjak pertemuan mereka, bahkan mereka tak pernah bertemu lagi, Eliza sering menatap luar di kamarnya seakan menunggu seseorang.

Zayyan selama tiga hari ini sibuk membantu pak Abdul di restorannya, mereka tak takut atas kehadiran Zayyan disana. Malah sangat membantu mereka karena Zayyan pandai bela diri.

Zayyan belajar bela diri dengan teman pak Abdull seorang ahli bela diri, setiap teman pak Abdul datang Zayyan pasti meminta belajar. Dan orang itu tak keberatan dia menanggap Zayyan seperti cucunya sendiri, karena dia hanya tinggal sendirian.

Hari ini kesempatan bagi Zayyan untuk jalan2 karena restoran yang serame sebelumnya, dia memutuskan jalan di sekitar sekolahdimana Eliza bersekolah.

Dia melihat sekelompok orang berdiri di dekat sekolah awalnya dia mengacuhkannya, tak lama terdengar suara bel berbunyi para siswa keluardari sekolah.

Terlihat Eliza sedang menunggu jemputan dan sekelompok orang tersebut mencoba mendekatinya, Zayyan menatap curiga pada mereka sebelum mendekat Zayyan menerobos duluan.

" Hei sini " teriak Zayyan, dengan tangannya di masukan ke dalam celananya, Eliza tersenyum dan mendekati Zayyan membuat mereka kesal karena rencananya gagal apalagi keadaan sekolah masih ramai.

Eliza tersenyum dan mengikuti Zayyan di belakangnya ternyata sekelompok orang tersebut belum menyerah masih mengikuti mereka, Zayyan menyadarinya dan menarik tangan Eliza untuk berlari.

" Jangan berteriak ikuti saja aku" kata Zayyan, Eliza menanggukan kepalanya. Mereka terus berlari hingga berhasil terkepung.

" Uh kalian tak dapat berlari lagi cepat serahkan anak itu pada kami dan kau boleh pergi" kata ketua penjahat, Zayyan tersenyum dan menyembunyikan Eliza di belakangnya. Eliza ketakutan dan terus memanggil ayahnya.

Tetapi Zayyan hanya diam sambil tersenyum karena dia dapat memprakretkan ilmu bela diri ysng dia pelajari.

" Ingat tetap di belakangku tutup mata dan telingamu dan jangan bergerak sedikit pun, aku skan melindungimu" kata Zayyan, Eliza tersenyum dan Zayyan mengelus hijab Eliza kecil.

" Berani juga dia, serang" teriak ketua. Terjadilah saling serang Zayyan mencoba melawan mereka dengan tubuh kecilnya.

Tiba saja terdengar suara sirine polisi yang biasa berpratoli sekitar daerah ini, Zayyan menghebus nafasnya merasa lega melihat mereka kabur.

" Sepertinya aku harus berlatih lebih serius lagi" kata Zayyan, menghapus darah di bibirnya. " Bukalah matamu mereka sudah pergi" kata Zayyan.

Eliza mendengarnya membuka matanya terkrjut melihat luka di bibir Zayyan. " Ayo pulang orangtuamu pasti khawatir" ajak Zayyan.

" Tapi lukamu" kata Eliza, memegang tangannya. Zayyan memang merasakan perih di bibirnya. Akhirnya mereka singgah ke puskesmas di dekat sana.

Setelah dari puskesmas mereka segera ke rumah Eliza, Eliza senantiasa mengikuti Zayyan dari belakang.

" Eliza" teriak ibu Farrah melihat putrinya pulang. " Hiks, hiks, hiks. Nak dari mana saja kami mengkhawatirkanmu" kata Ibu Farrah, Ayah Irsyad mengelus punggung istrinya dan tersenyum pada putrinya.

Eliza menceritakan semuanya pada orangtuanya mereka terkejut ternyata lawan bisnisnya mengejar mereka sampai disini, tak lupa mereka mengucapkan terima kasih pada Zayyan.

Episode 3

Tak terasa sudah setahun mereka bersabat semenjak peristiwa tersebut Zayyan terus menjemput Eliza pulang dari sekolah, orang yang ingin menangkap Eliza sudah tertangkap oleh polisi.

Karena Zayyan berhasil menjebak mereka dia bercerita pada pak Abdul dan Pak Abdul bersedia menolong mereka mencoba menghubungi inspektur kepolisi, menjebak penjahat tersebut di sekolah karena mereka selalu di sana sebab Zayyan terus mengawasi pergerakan mereka.

Eliza dan Zayyan sering menghabiskan waktu bersama baik pulang sekolah maupun hari libur, kadang mereka memakan es dan Zayyan membelinya hadiah kecil.

" Zay kita mau kemana" kata Eliza, mereka pergi ke pekan raya yang biasa dirayakan setiap akhir tahun. " kita akan ke pekan raya" kata Zayyan.

" Asyik apa kamu akan membeliku hadiah yang banyak" kata Eliza dengan semangat, Zayyan menanggukan kepalanya.

Mereka terus ke lapangan di mana pekan raya di adakan meski masih siang sudah ramai dengan pengunjung berdatangan, pekan raya biasanya dirayakan dari siang sampai tengah malam.

" Kamu ingin bermain apa disini kita dapat bermain sepuasnya" kata Zayyan, tersenyum tipis.

" Benarkah" kata Eliza terlihat bahagia. Mata Eliza tertuju pada orang yang menangkap ikan di kolam kecil.

" Apa aku boleh menangkap ikan itu" kata Eliza, menunjuk orangtua membantu anak mereka menangkap ikan.

" Ayo ikannya juga boleh dibawa pulang" kata Zayyan, tersenyum melihat wajah Eliza tersenyum. Zayyan membantu Eliza menangkap ikannya.

" Aku hanya ingin dua" kata Eliza, melihat wadah kecilnya sudah terisi dua ikan yang terlihat kecil. " Ayo kita bilang pada petugasnya.

Mereka memperlihatkan hasil tangkapan mereka dan mendapatkan juga akurium kecil untuk membawanya pulang.

Mereka melanjutkan permainan yang lain ketika Eliza menikmati pelukis sedang melukis Zayyan melihat orang menjual aksesoris, entah kenapa dia tertarik dengan sepasang liontin dan membelinya.

" Zay, kita di lukis ya dengan permandangan ini" kata Eliza. Zayyan menanggukan kepalanya, Eliza meminta pelukis untuk melukis mereka dengan komedi putar di belakang.

Di rumah Eliza.

Ayah Irsyad terlihat gelisah setelah mendapat kabar orang kepercayaannya di singapura bahwa perusahaan pusatnya membutuhkannya, sudah setahun dia meninggalkan negara asalnya dia terpaksa meninggalkannya karena lawan bisnisnya ingin mencelakai keluarganya.

Makanya dia ke Padang untuk mengurus perusahaan yang baru saja di buka saat itu hingga perusahaan berkembang, setelah penangkapan musuhnya dia tak tega melihat kebahagiaan putrinya hilang maka dari itu dia menahannya selama setahun.

" Ayah memikirkan apa? " ibu Farrah membawa minuman terlihat suaminya gelisah.

" Ibu dimana Eliza? " Ayah. " Zayyan mengajaknya pekan raya sebentar lagi akan pulang" kata ibu Farrah, karena Zayyan berjanji akan membawa pulang Eliza tepat pada pukul lima yang dikatakannya.

" Anak itu selalu menepati janjinya" kata Ayah Irsyad, mereka sudah sangat menengal Zayyan yang selalu menepati janjinya terutama tentang Eliza.

" Ibu jika kita pergi dari sini bagaimana dengan mereka? " Ayah Irsyad, meminjit keningnya. Ibu tak terkejut lagi dia juga tahu bahwa mereka harus kembali ke negara asal mereka, tapi bagaimana dengan putrinya apakah dia menerimanya terutama berpisah dengan Zayyan.

Ibu Farrah tidak masalah dengan pertemanan mereka, tapi bagaimana dengan putrinya yang sangat dekat dengan Zayyan sampai orang di kampung menyebut mereka pasangan sejati.

Mereka mencoba untuk tersenyum melihat Eliza dan Zayyan pulang, tapi bagaimana dengan putrinya terlihat kesal.

" Sayang kenapa wajahnya terlihat kesal bukankah kalian bermain di pekan raya? " ibu Farrah. " Ya bu tapi Eliza masih ada yang permainan ysng belum di mainkan, Zayyan malah memaksa pulang" kata Eliza dengan kesalnya.

Orangtuanya tersenyum menanggapi putrinya. " Sayang bukankah sekarang sudah sore, tidak baik untuk anak gadis pulang malam" kata Ibu Farrah.

Eliza menangggukan kepalanya kemudian Zayyan pamit karena dia harus membantu pak Abdul di restoran.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!