NovelToon NovelToon

KENANGAN SEDIH

BAGIAN 1 RIANA DAN REY

***

**Bab 1-9 menceritakan masa Kecil.

Bab 10 keatas menceritakan saat mereka telah dewasa**.

***

Di suatu sore di perkampungan nelayan. Dua sosok anak kecil sedang bermain kejar kejaran. Sedang asik bermain kejar-kejaran, tiba-tiba si anak perempuan berhenti berlari karena terdengar suara yang memanggilnya.

"Riana udah dulu bermainnya, hari udah mulai senja. Pulang dulu Nak," ternyata itu adalah suara dari ibunya Riana.

"Udah dulu ya Rey. Ibuku udah memanggil. Besok kita sambung lagi bermainnya," kata Riana kepada Rey.

"Baiklah Riana, tapi janji ya besok kita bermain lagi," tanya rey ke Riana.

"Pasti Rey, ku akan datang. Dadah Rey," jawab Riana sambil meninggalkan Rey seorang diri.

Rey hanya memandang kepergian Riana bersama ibunya pulang kerumah. Riana adalah kawan dari Rey satu-satunya yang dia miliki. Rey merupakan orang dari anak kaya raya di daerah perkampungan nelayan tersebut.

Rey menatap laut sambil menghayal kalau ibunya akan menjemput dia, tetapi dia tahu kalau itu tidak akan terjadi. Akhirnya Rey segera pergi pulang kerumah dengan sendirinya.

Di malam hari di sebuah rumah Rey yang terlihat megah, terlihat perbincangan antara seorang ibu dan Rey.

"Rey, ada yang ingin Ibu sampaikan," kata ibunya Rey sambil mendatangi anaknya.

"iya Bu, ada apa," Jawab Rey dengan penasaran.

"Rey dalam beberapa hari kita akan pindah" kata ibunya Rey.

"Pindah, ke mana Bu?" tanya Rey yang seakan tidak percaya.

"Kita akan pindah ke kota, Ayahmu di pindah tugaskan," jawab dari ibunya Rey.

Dan setelah menjawab pertanyaan Rey, ibunya pergi ke kamar tidur.

Ayahnya Rey memiliki perusahaan berproduksi bagian perekaman musik yang terkenal namun karena kesibukan dari ayahnya. waktu bersama ayahnya terlihat jarang dan riana lah yang selama ini membuat rasa kesepiannya menghilang.

Setelah selesai berbicara dengan ibunya, Rey tidak banyak membantah karena sudah sifat dari keluarga Rey tidak suka jika ada yang membantah namum Rey hanya termenung dengan ucapan ibunya dengan perasaan sedih, yang terbayang sama Rey hanya dia tidak mau meninggalkan teman satu-satunya yaitu Riana.

Hari pun berganti, menjelang hari sore si Rey duduk dipangkuan pohon kelapa di tepian laut sambil menunggu kedatangan Riana yang berjanji akan bermain ditempat mereka selalu bertemu. Dibawah pohon dan tempat yang tertata rapi oleh pohon kelapa dan suasana tenang. Tidak beberapa lama akhirnya Riana tiba dengan senyum.

"Lama sekali, dari mana saja?" tanya Rey sambil memalingkan muka. Sudah kebiasaan Rey yang selalu merajuk kalau Riana telat datang.

"Maaf Rey. Tadi aku nampak toko yang menjual boneka bintang, bagus sekali. Makanya aku lama datang karena ku tengok dulu Rey," jawab Riana ke Rey sambil memencet hidung Rey jika si Rey mengambek.

"Mang Riana suka dengan boneka bintang?" tanya Rey sambil melepaskan tangan Riana yang memencet hidung Rey.

"Sangat suka. Tapi mu tau sendiri Rey mana ada uangku untuk beli boneka," jawab Riana sambil tertawa.

"Boneka seperti apa?" Tanya Rey dengan penasaran.

"Hmm bonekanya bintang warna merah muda," jawab riana ke Rey.

Dan Riana menjelaskan seluruh bentuk boneka bintang itu ke Rey. Membuat Rey tahu kalau Riana sanggat menyukai boneka tersebut. Si Rey melihat riana menceritakan boneka dan tersenyum sendiri karena betapa manjanya Riana cara menjelaskan boneka tersebut ke Rey.

setelah Riana selesai menjelaskan soal boneka ke Rey. Akhirnya mereka melanjutkan bermain seperti biasa dan pulang kerumah masing-masing menjelang senja.

Rey saat berjalan pulang kerumah. Selalu berhenti dulu untuk melihat burung camar yang bertebangan lepas di laut. Rey duduk di tepi laut dan menikmati indahnya saat matahari terbenam.

Rey ingin, kalau dia menikmati pemandangan ini bersama Riana. Namun tidak mungkin karena Rey tidak ingin kalau Riana terlalu magrib sampai di rumah dan dimarahi ibunya. Rey lalu menulis nama Riana di pasir dan tersenyum sendiri.

Aku beruntung berteman denganmu Riana. Aku akan selalu berada disisimu dan menemanimu. Ucap Rey dalam hatinya sambil menikmati pemandangan.

Lalu tiba-tiba seseorang datang dan memegang bahu Rey dari arah belakang.

"Maaf tuan muda. Saatnya untuk pulang," kata pria tersebut yang masih muda.

Pria itu adalah supir Rey yang selalu menjemput Rey kalau Rey sudah selesai bermain.

Rey pun berdiri, lalu melihat nama Riana yang dia tulis tadi, terhapus oleh air yang datang. Rey hanya diam melihat nama Riana terhapus lalu Rey berjalan menuju mobil yang di parkir di tepi jalan. Rey didampingi oleh supirnya.

Saat Rey sampai di rumah. Rey selalu melihat kalau keadaan rumah selalu sepi seperti biasanya. Rey tahu kalau ke dua orang tuanya selalu sibuk. Namun Rey sudah terbiasa dengan hal tersebut.

BAGIAN 2 BONEKA BINTANG

Hari berganti hari. Di dalam suasana rumah Riana. Sepasang ibu dan anak perempuan sedang bercerita di depan teras rumah yang tidak lain adalah riana dan ibunya.

"Riana. Dari umurmu 5 tahun sampai 8 tahun, kamu hanya bermain dengan rey, apa tidak ada kawanmu yang lain, Riana?" Tanya ibu Riana sambil memandang anaknya.

"Ada Bu banyak, tapi tidak senyaman Rei Bu, kawan yang lain pas ada maunya aja Bu berteman, di saat susah mereka tidak ada. Tapi Rey beda Bu, dia selalu ada disaat senang dan susah Bu," jawab Riana sambil memandang langit.

"Tapi mu berkawan sama Rey bukan karena dia kaya kan?" Tanya ibu riana sambil tertawa.

"Tidak lah Bu. Riana berkawan sama rey karena rey sudah riana angap sahabat selamanya Riana, Bu," jawab Riana.

"Baiklah Nak. Meskipun kita hidup hanya pas-pasan namun kita tidak boleh memperalat orang atau pun berteman dengan niat ada maunya, itu tidak bagus, hati orang tersakiti dan hati susah disembuhkan Nak. Itu nasehat almarhum Ayahmu," kata ibu Riana sambil mengusap kepala riana.

Ayah Riana sudah meninggal sejak Riana berumur 5 tahun.

"Bu Riana masih umur 8 tahun, belum mengerti sekali bu, perkataan Ibu itu," jawab Riana sambil mikir apa yang dibilang ibunya barusan.

"Suatu saatmu pasti mengerti dan ingat saja perkataan Ibu barusan," jawab ibu Riana.

***

Di lain sisi, di rumah Rey. Terlihat Rey dengan ayahnya berbicara yang saat itu ayahnya sedang dirumah karena persiapan beberapa hari lagi perpindahan rumah keluarga Rey ke luar kota.

Ayah rey saat itu sedang menonton tv. melihat Rey dan memanggil Rey.

"Rey. sini sebentar," kata ayah Rey.

"Ya Yah, ada apa Yah?" jawab Rey yang melihat ayahnya sedang menghampirinya.

"Rey, 2 hari lagi kita siap-siap pindah, Ayah sudah siapkan keperluan semuanya serta surat pindah sekolahmu," kata ayah Rey.

"Kalau kita tetap disini saja, apakah tidak bisa Yah?" Tanya Rey dengan tatapan muka yang murung.

"Tidak bisa rey, perusahaan Ayah akan pindah ke kota. Mau tidak mau kita harus pindah," jawab ayah rey sambil mengendong rey yang masih berumur 10 tahun.

"Kenapa mu terlihat sedih Rey?" tanya ayah Rey.

"Yah. kalau kita pindah tolong jangan bilang ke siapa-siapa tempat rumah baru kita ataupun mengasih nomor Ayah ke warga sini" pintak Rey sambil memeluk ayahnya dalam gendongan.

"Kenapa Rey," tanya ayah Rey.

"Rey tidak mau Riana mengetahui lokasi rumah baru kita Yah". pintak Rey ke ayahnya.

"Baiklah Rey, jika mau mu itu Rey," balas ayahnya Rey.

Si Rey pun hanya bisa terdiam dan memikir gimana cara bilang ke Riana. Dia tidak mau kawannya serta sahabatnya itu sedih.

"Yah, ketoko boneka yok Yah," Pintak Rey.

"Gapainmu ke toko boneka. Kamu suka boneka sekarang Rey?" Tanya ayah Rey sambil ketawa.

"Tidak Yah, Rey hanya mau beli boneka buat seseorang," jawab Rey sambil malu-malu.

"Hmm ok Rey," jawab ayah Rey sambil meletak kan Rey dari gendonganya.

Akhirnya mereka pergi keluar menuju toko boneka dengan memakai mobil. Sesampainya ayah rey dan Rey ketoko boneka. Rey melihat-lihat jenis boneka bintang yang Riana maksud. Memang Rey sempat bertanya ke Riana boneka yang di maksud dan ternyata boneka bintang disaat mereka bermain dulu. Setelah mencari akhirnya Rey melihat boneka yang dia beli. Setelah membeli boneka Rey menuju tempat parkir mobil ayahnya, di sana dalam mobil ayah Rey menunggu. Dan mereka pun pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah. Rey langsung menuju ke kamarnya dan mengambil beberapa kertas dan menulis sesuatu.

Rey menulis dengan air mata mengalir seakan dia tidak percaya kalau dirinya akan meninggalkan sahabat satu-satunya yang dia sayangi. Dengan tangan bergetar, Rey menulis sebuah kata, membuat kata-kata yang dia tulis berantakan, sehingga beberapa kali Rey harus mengulang dari awal yang dia tulis. Terkadang kertas temlat Rey tulis menjadi basah akibat genangan air matanya.

Setelah Rey menyelesaikan surat yang dia tulis. Lalu Rey memegang boneka yang dia beli. Rey pergi mengarah ke jendela kamarnya dan melihat langit. Rey melihat dengan tatapan kosong. Pikirannya hanya tertuju perpisahan dia sama Riana. Berharap Riana mengerti. Rey ingin bilang langsung tapi dia terlalu takut membuat Riana kecewa kepadanya. Jadi Rey hanya bisa bilang lewat surat yang dia tulis berharap kalau Riana akan mengerti dengan keadaan Rey yang mesti pindah. Lalu setelah beberapa lama Rey melihat langit. Lalu Rey menutup jendela kamar dan siap-siap untuk tidur.

BAGIAN 3 JANJI

Keesokan harinya, dihari sabtu satu hari sebelum keluarga Rey pindah. Rey mengunjungi rumah riana dan sesampainya Rey didepan teras rumah Riana, Rey memanggil Riana dan tidak terlalu lama memanggil seseorang membukakan pintu dan tampaklah ibu Riana.

"Rey rupanya, ada apa Rey?" tanya ibu Riana.

"Si Riana ada Bu?" tanya balik Rey ke ibu riana.

"Ada, dia lagi di belakang memasak kue. Ayok silahkan masuk Rey," kata ibu Riana sambil mendahulukan si Rey masuk.

Rey dikeluarga riana sudah terbiasa dan ibu Riana sudah menganggap si Rey seperti anak sendiri. Begitu juga dengan riana jika bermain kerumah Rey, keluarga Rey menyambut Riana dengan baik dan Riana sudah terbiasa dengan keluarga Rey.

Sesampainya Rey di belakang terlihat Riana mengaduk adonan.

"Kamu rupanya Rey?" tanya riana ke Rey.

"Iya. Lagi pula aku bosan di rumah Rin," jawab Rey sambil duduk di samping Riana.

Terkadang Riana dipanggil oleh Rey sebutan Rin.

"Kamu suka sekali menyebutku terkadang dengan sebutan Rin," kata riana sambil memegang pipi Rey dengan bekas tepung yang masih ditanggan Riana.

"Ya suka-sukaku dong, ehh kamu menlap tanganmu di pipiku," jawab Rey sambil ketawa dan sekalian mengambil tepung.

Lalu tiba tiba Rey membalas perbuatan Riana yang memegang pipi Rey dengan tepung. Maka terjadilah peperangan antara rey dan Riana. Ibunya Riana hanya memandang dari ruangah tengah perbuatan anaknya dan Rey dengan senyum.

Setelah beberapa lama Rey dan Riana bercanda sambil memasak kue, sore pun tiba.

"Rin. Ketempat biasa yok, ada yang mau ku ceritakan dan ini penting?" pinta Rey ke riana.

"Gapain cerita milih tempat Rey, disinikan bisa," jawab Riana sambil memandang Rey yang penasaran.

"Disana aja. Disana kita pertama bertemu dan berkenalan rin. Ayoklah ikutin saja kataku," pinta Rey buru-buru ke Riana.

"Ya udah ku pamit dulu ke Ibuku" pinta Riana ke Rey.

Setelah itu Riana menuju ruang tengah dan setelah bertemu ibunya, Riana pamit dan pergi ketempat biasa mereka bermain.

Memang tempat Rey dan Riana tidak terlalu jauh dari rumah riana sehingga ibunya Riana mengizinkan anaknya bermain dan berpesan ke Riana agar cepat pulang sebelum magrib.

Setelah sampai maka mereka berdua duduk sambil berbaring di pohon kelapa sambil melihat para nelayan diatas perahu dari kejauhan. Maka Riana memandang Rey.

"Mau ngomong apa Rey," tanya Riana yang dari tadi penasaran ke Rey.

"Besok mu harus datang kesini lagi, ku mohon kepadamu Rin," mintak Rey sekalian sambil menjentik kening Riana.

"Aduh. Mu menjentik keningku jangan keras," kata riana sambil membalas perbuatan Rey.

"Rin. Mu kawanku satu-satunya dan ingatkan saat kita berjumpa. Dulu aku lihat mu menanggis dipohon ini. Aku melihatmu dari jauh. Kutanya mu hanya diam Rin dan ku bingung mau lakuin apa," kata Rey sambil memandang riana.

"Iya mu menjentik keningku waktu itu, dan membuat ku semakin menanggis," jawab Riana sambil tertawa.

"Hahaha. Kalau mengingat kejadian itu ku rasanya mau tertawa sendiri rin," kata Rey sambil tertawa.

"Rey?" tanya Riana.

"Iya Riana," jawab Rey.

"Jangan pernah musuhi aku apa lagi menginggalkanku," pinta Riana sambil memandang rey dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Rey hanya terdiam. Dia tidak sanggup menjawab kata Riana yang dia tahu bahwa keluarganya akan pindah ke luar kota.

"Rey. Jawab donk," rengek Riana.

"Iya. Ku tidak akan meninggalkanmu," jawab Rey yang didalam hatinya merasa bersalah.

"Janji ya?" Kata Riana sambil mengulurkan tangan untuk berjanji jari kelingking.

"Iya," jawab Rey sekalian berjanji jari kelingking.

"Besok jam 4 sore kesini lagi Rin dan jangan tidak datang. Ku mohon" pinta Rey ke Riana.

"Siap Rey," jawab Riana sambil senyum.

Akhirnya tampa disadari hari mulai magrib dan mereka pulang kerumah masing-masing.

Seperti biasa, Rey melihat sekeliling temlat bermainnya dengan Riana.

Besok adalah hari aku akan meninggalkan Riana. Tempat ini akan jarang lagi untuk mengisi hariku dengan Riana. Riana, aku tidak ingin pergi meninggalkanmu tapi aku tidak bisa menolak ajakan orang tuaku. Aku hanya bisa mengikuti perintah mereka. Ucap Rey dalam hatinya sambil berjalan menelusuri tempat dia bermain dengan Riana.

Lalu supir Rey tiba-tiba datang dan mengajak Rey untuk pulang. Rey pun pulang kerumahnya sambil memendam rasa bersalah dan kesedihan. Rey yang menuju arah mobilnya, terkadang Rey sesekali melihat ke arah laut yang dipenuhi oleh burung camar.

Setelah sampai di depan pintu mobil. Supir Rey membuka pintu untuk Rey dan setelah Rey masuk ke dalam mobil. Supirnya pun menutup pintu. Lalu Melanjutkan perjalan pulang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!