Di dalam ruang kerja di rumah tuan Permana, nampak seorang wanita paruh baya yang berjalan mondar mandir, dengan penuh kecemasan yang dapat di lihat dari raut wajahnya. Beliau adalah nyonya Merina Permana, ibu dari seorang Indra Permana.
Saat ini ia sedang menunggu kedatangan Rey, sang asisten pribadi sekaligus sahabat dari putranya.
Rey adalah orang yang selalu menjadi tameng sekaligus teman curhat Indra. Ya hanya dia seorang, Reyhan Herpavi, putra dari Adik Doni Permana, yang tak lain suami dari nyonya Merina. Rey tinggal bersama Indra sejak ia sekolah dulu, dan sama sama meneruskan perusahaan ZIP Group hingga maju seperti sekarang ini.
" Bagaimana ini Rey? Kita kehilangan jejak gadis itu?" Tanya nyonya Meri setelah Rey datang menghampirinya.
" Tenanglah tante! Aku akan terus mencarinya, aku akan berusaha lebih keras lagi sampai aku bisa menemukan dia." Ujar Rey mencoba menenangkan tantenya.
" Tante serahkan urusan ini padamu Rey, tante percaya akan kemampuan yang kamu miliki, tapi tolong jangan lama lama Rey. Tante sudah tidak sanggup melihat Indra menderita selama ini. Kamu tahu sendiri bagaimana Indra memendam perasaannya selama ini. Tante ingin Indra bahagia Rey, bukan terkurung seperti selama ini." Ucap nyonya Meri sedih jika mengingat nasib sang putra.
" Tenang lah tante! Aku pasti bisa menemukannya." Ucap Rey bersungguh sungguh.
" Tapi kita sudah lama mencarinya Rey, sampai sekarang kita belum bisa menemukannya."
" Besok perusahaan ZIP membuka lowongan besar besaran sebagai Sekretaris tan, aku akan pantau siapa saja yang melamarnya. Siapa tahu dia mencalonkan dirinya, karna memang seharusnya dia sedang mencari pekerjaan untuk saat ini." Ujar Rey menatap nyonya Meri.
" Tante juga berharap seperti itu Rey."
Sudah bertahun tahun nyonya Meri selalu memantau gadis yang menjadi pujaan hati sang putra. Seorang gadis desa, yang bernama Zaskia Azzahra. Namun sudah dua bulan ini mereka kehilangan jejak. Seolah olah kepergian Zaskia bagaikan di telan bumi.
" Soal itu kamu bisa tanyakan pada pihak HRD, jika ada namanya segera hubungi tante." Ujar nyonya Meri sedikit tenang.
" Siap laksanakan tante." Sahut Rey.
" Kalau begitu aku permisi tan, masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan." Rey pamit undur diri.
" Oke semangat bekerja! Terima kasih sudah membantu tante dan Indra selama ini." Ujar nyonya Meri.
" Sama sama tan." Sahut Rey, setelah itu ia segera keluar ruangan untuk melanjutkan pekerjaan.
Sebelum Rey benar benar menghilang, nyonya Meri kembali memanggilnya.
" Rey..." Rey menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah nyonya Meri.
" Iya tan, ada apa?" Tanya Rey.
" Tante mohon tetap rahasiakan ini dari Indra, jangan sampai dia tahu kalau kita sudah mengetahui semuanya." Pinta nyonya Meri.
" Baik tante, aku akan menutup rapat mulutku ini." Sahut Rey melanjutkan langkahnya meninggalkan rumah nyonya Meri menuju perusahaan ZIP.
Tuan Permana telah meninggal saat Indra memasuki sekolah perguruan tinggi waktu itu. Sebagai anak semata wayang, maka siap tidak siap Indra harus mewarisi perusahaan ayahnya. Namun ada satu hal yang Indra sembunyikan dari seluruh dunia selama ini, yaitu dirinya.
Setelah kepergian Rey, nyonya Meri keluar dari ruangan itu, ia berjalan menaiki tangga menuju kamar Indra. Dengan langkah hati hati, ia menuju pintu berwarna coklat kayu lalu membukanya.
Ceklek...
Dilihatnya Indra sedang duduk di tepi ranjang menghadap keluar jendela.
" Indra sayang.." Panggil nyonya Meri setelah berdiri di belakang Indra, tangannya menyentuh pundak putranya.
"Apa kamu sudah makan sayang." Sambung nyonya Meri. Merasa di tanya oleh sang mama, Indra pun menoleh kearah mamanya.
" Sudah ma." Sahut Indra.
Nyonya Meri duduk di samping Indra dengan terus memperhatikan sang putra. Ia begitu iba dengan kondisi putranya yang terlahir kurang sempurna. Indra kembali menghadap ke jendela.
" Apa yang sedang kamu pikirkan sayang? Coba katakan pada Mama! Siapa tahu mama bisa membantumu. Jangan terus kamu simpan sendiri nak." Ucap nyonya Meri mengelus pundak Indra.
Selama ini Indra tidak pernah mau membagi masalahnya dengan mamanya, ia tidak mau menambah beban pikiran mamanya.
" Tidak ada ma, jangan khawatir! Aku baik baik saja." Kilah Indra.
" Kamu tidak bisa membohongi mama nak, mama bisa merasakan kesedihan yang kamu rasakan hanya lewat sorot matamu saja." Ujar nyonya Meri menghembuskan nafasnya dengan kasar.
" Tidak ma... tenang saja! Aku merasa bahagia kok, aku menjalani hari hari dengan senang tanpa kesedihan ma. sepertinya mama salah menilai aku." Dalih Indra.
" Oh ya? Hmmm semoga saja anak mama ini memang tidak membohongi mamanya." Ujar nyonya Meri
" Enggaklah ma, dosa bohongi orang tua." Sahut Indra berasa bersalah kepada ibu yang telah melahirkannya.
"Maafkan Indra ma, Indra belum bisa cerita tentang Kia sekarang." Gumam Indra dalam hatinya tanpa ia tahu kalau sang ibu sudah mengetahui semuanya.
" Ada yang ingin mama tanyakan padamu." Ucap nyonya Meri membuat Indra menoleh menatap ke arahnya.
" Apa itu ma? Apa ada sesuatu yang serius?" Selidik Indra.
" Tidak. Hanya pertanyaan kecil saja." Ucap nyonya Meri membuat hati Indra lega.
" Mau sampai kapan kamu menutup jati dirimu bak? Apa kamu tidak mau para karyawan tahu siapa dirimu?" Tanya Mama Meri.
" Jika waktunya sudah tiba, aku pasti akan mengumumkan identitasku ma." Jawab Indra.
" Sekali saja, datanglah ke perusahaan." Ujar nyonya Meri menghela nafasnya.
" Entahlah ma, karena keterbatasanku ini aku tidak punya kepercayaan diri yang kuat untuk saat ini, aku tidak punya keberanian untuk menghadapi para karyawan di sana." Ujar Indra.
" Padahal disana banyak karyawan wanita yang cantik cantik lho, siapa tahu kamu tertarik dengan salah satunya, dan memperkenalkannya kepada mama sebagai calon menantu." Goda nyonya Meri. Walau beliau tahu, jika hati putranya sudah terisi dengan satu nama.
" Tidak ada wanita yang membuatku tertarik ma, aku tidak menginginkan wanita manapun untuk menjadi pendampingku, aku sadar dengan keadaanku." Jawab Indra lesu.
"Hanya dia." Lanjut Indra dalam hati.
Nyonya Meri tersenyum simpul mendengar ucapan putranya. Beliau tahu betapa besar cinta putranya untuk calon menantunya.
" Kalau suatu hari ada yang mau gimana?" Tanya nyonya Meri.
" Jangan terlalu berharap ma! Aku takut mama kecewa." Ucap Indra.
" Baiklah terserah padamu saja, jangan bersedih! Mama selalu berdoa semoga suatu saat nanti akan datang seorang gadis yang bisa membuatmu bahagia dan jatuh cinta". Ujar nyonya Meri tulus.
" Terima kasih ma." Sahut Indra memeluk mamanya.
" Berbahagialah Nak, doa mama selalu menyertaimu." Ucap nyonya Meri. Indra melepas pelukannya.
" Terima kasih ma." Sahut Indra.
" Ya sudah, mama keluar dulu." Ucap nyonya Meri.
Setelah mengatakan itu, nyonya Meri keluar dari kamar Indra dan kembali menutup pintunya. Sedangkan Indra terus berperang dengan pikirannya sendiri, Ia menatap langit langit kamarnya.
"Hanya kamu yang mampu membuatku percaya diri dengan keterbatasan ini, hanya kamu, yang bisa membuatku bahagia dan merasakan indahnya jatuh cinta. Sebenarnya dimana kamu sekarang Ki? Setelah hari itu, kamu hilang tanpa kabar, bahkan aku mencari di cafe tempatmu bekerja, tidak ada satupun yang tahu, kau pergi kemana, apakah kamu pulang ke kampung halamanmu? Tapi kenapa tidak ada riwayat perjalanan atas namamu? Semoga suatu saat kita bisa bertemu kembali, I Love U forever Zaskia Azzahra." Gumam Indra dalam hati.
Indra selalu memikirkan Kia sang pujaan hatinya, gadis baik hati yang selalu ceria, pintar, humble, apa adanya dan yang terpenting dia mau berteman dengannya di saat semua orang menjauhinya.
Indra selalu merasa percaya diri bila di dekatnya, Indra mampu melupakan semua kesedihan karna kondisi fisiknya yang tidak seberuntung anak anak lainnya. Tetapi Indra selalu mensyukurinya, Ia yakin semua akan indah pada waktunya.
Jangan lupa tekan like koment vote dan hadiahnya untuk author...
Terima kasih untuk readers yang sudah mampir dan berkenan memberikan suport kepada author...
Semoga sehat selalu...
Miss U All...
TBC....
Setelah beberapa minggu yang lalu melaksanakan interview, akhirnya sekarang Zaskia Azzahra, yang sering di sapa Kia, Diterima kerja di perusahaan ZIP group dengan jabatan Sekretaris. Bagaimana Kia dengan mudah bisa menjadi sekretaris CEO? Kia berpikir mungkin jabatan ini adalah rejeki yang di berikan Allah untuknya.
ZIP Group perusahaan yang bergerak di bidang properti. Yang mana dia dan para karyawan lainnya, tidak pernah tahu siapa dan bagaimana CEO mereka, Selama ini Pemimpin mereka tidak pernah menampakkan dirinya di Perusahaan.
Dengan memakai celana panjang serta mengenakan kemeja putih di balut blazer hitam. Kia pergi menaiki taksi, yang ia pesan sebelumnya.
Sekitar 30 menit, taksi yang Ia tumpangi sampai di depan gedung yang menjulang tinggi dengan Logo " ZIP GROUP." Kia segera turun dari taksi dan melanjutkan langkahnya menuju lobby perusahaan. Kia berjalan ke arah receptionist.
" Pagi Mbak." Sapa Kia setelah berada di hadapan receptionist.
" Pagi.." Sang Receptionist mendongak menatap Kia.
" Kia."
"Lia." Ucap mereka bersamaan.
" Ah... Akhirnya kita bisa bertemu kembali, aku sangat senang Beb, aku sangat merindukanmu." Ujar Lia keluar dari mejanya menghampiri Kia. Mereka berpelukan layaknya Teletubies di film.
" Aku juga Beb." Sahut Kia.
" Jadi kamu Sekretaris baru pak Indra? Wah.. selamat ya atas keberhasilanmu menduduki jabatan ini." Ucap Lia.
" Makasih Li." Sahut Kia.
" Nanti kapan kapan kita hangout bareng ya." Ujar Lia.
" Ok Ok.. sekarang aku mau keruangan Asistent Reyhan dulu ya takut terlambat, oh ya bisa tunjukkan padaku dimana ruangannya?" Tanya Kia.
" Ada di lantai 15, dari sini kamu naik lift sesampainya di atas akan ada tiga ruangan, nah kamu cari tuh yang bertuliskan Ruangan Asistent." Jawab Lia, yang ternyata adalah sahabat Kia sedari masa SMP.
" Ok aku langsung kesana, Bye." Ujar Kia.
" Bye... Semangat Kia." Ujar Lia yang di balas anggukan oleh Kia.
Kia melangkah menuju Lift, Ia menekan tombol angka 15. Setelah sampai lantai 15, Kia keluar dari lift dan betapa terkejutnya dirinya bahwa di lantai seluas ini hanya ada 3 ruangan. Dimana ruangan CEO yang paling besar, di sebelah kirinya ruangan sekretaris dan sebelah kanannya ruangan Asisten Pribadi. Sisanya lantai seluas lapangan ini entah di gunakan untuk apa.
Tok Tok tok
Kia mengetuk pintu setelah berada di depan ruangan yang bertuliskan "Asistent Reyhan".
"Masuk." Terdengar sahutan dari dalam.
Kia mendorong pintu dengan perlahan, Ia berjalan memasuki ruangan. Terlihat seorang pria sedang duduk di kursi dengan menatap laptop di depannya.
" Selamat pagi pak." Sapa kia dengan ramah sambil melirik tulisan di atas meja, yang bertuliskan " Reyhan Herpavi"
" Pagi.. Silahkan duduk." Ucap Rey melirik Kia yang sedang berdiri di depan mejanya.
" Terima kasih Pak." Sahut Kia duduk di sofa yang ada di ruangan itu. Rey beranjak mendekati Kia dengan berkas di tangannya.
" Perkenalkan pak...Saya..." Belum sempat melanjutkan perkenalan dirinya, Rey sudah memotong Ucapannya.
" Zaskia Azzahra, gadis berusia 24 tahun, Lulusan Universitas xx di Kota J jurusan Managemen Bisnis, berasal dari kota kecil di Jawa Tengah." Potong Rey sambil membaca profile Kia yang ada pada berkas lamaran kerjanya.
" Benar pak." Jawab Kia sambil menunduk.
"*Jadi ini wanita yang membuat saudaraku tergila gila, wanita yang mampu membuat Indra lebih percaya diri bila dia berada di dekatnya, kau sungguh istimewa Nona*." Pikir Rey dalam hati sambil sesekali mengamati wajah Kia dari sebrang sofa.
" Selamat bergabung dengan Perusahaan kami, dan kami menunggu kemampuanmu untuk berkontribute di Perusahaan ini." Ucap Rey memberi selamat.
" Terima kasih pak, saya akan mendedikasikan diri saya untuk Perusahaan ini dan saya mohon bimbingannya Pak untuk menjalankan tugas saya." Sahut Kia.
" Tentu." Sahut Rey.
"Baiklah langsung saja, saya akan menjelaskan semua tugas dan pekerjaanmu di sini, berhubung Ceo kita tidak pernah datang ke perusahaan ini, maka kamu akan banyak berinteraksi dengan saya, Apakah kamu paham Zaskia?" Tanya Rey menatap Kia
" Paham Pak, sekali lagi mohon bimbingannya" Jawab kia tegas.
Setelah itu Rey menjelaskan semua detail detail tentang perusahaan dan apa saja pekerjaan Kia selama menjadi sekretaris di sini. Kenapa harus Rey sendiri yang menjelaskannya? Karna Kia adalah karyawan istimewa baginya.
" Ok jika sudah paham, silahkan langsung keruanganmmu yang ada di sebelah sana." Ucap Rey menunjuk ruangan di sebelah ruangan Ceo. Kia mengikuti arah tangan Rey.
" Baik Pak, sekali lagi saya ucapkan terima kasih, kalau begitu saya pamit undur diri." Ucap Kia sambil membungkukkan badannya.
" Silahkan, semoga harimu menyenangkan." Ucap Rey yang di balas anggukan kepala oleh Kia.
Kia berjalan keluar ruangan Rey, lalu Ia menuju keruangannya.
Didalam ruangan, Rey tersenyum penuh arti setelah kepergian Kia.
" Akhirnya setelah sekian lama sekarang aku bisa menemukanmu, entah ini suatu keberuntungan atau memang dia jodohmu Ndra, sekarang wanitamu ada di depan mataku, semoga ini menjadi awal yang baik untukmu, semoga kehadirannya mampu membuatmu bangkit menjadi dirimu yang sebelumnya." Ujar Rey dalam hati.
" Aku harus menghubungi Tante Meri." Monolog Rey.
Rey segera mengambil ponselnya, jarinya segera mendial nomer Nyonya Meri. Panggilan terhubung tinggal menunggu Tantenya menjawab panggilannya. Setelah beberapa waktu menunggu akhirnya panggilan terjawab juga.
" Halo Rey.. Bagaimana? Apa ada kabar baik?" Tanya Tante Meri to the point setelah tahu kalau ternyata Kia melamar kerja di perusahaannya.
" Beres Tante, aku sudah menjadikannya Sekretaris Indra tanpa dia curiga, sekarang langkah selanjutnya aku serahkan pada Tante sepenuhnya, apapun yang Tante lakukan aku akan mendukung Tante sepenuhnya." Jawab Rey membuat Nyonya Meri tersenyum.Tanpa ada yang tahu Kia diterima menjadi sekretaris tanpa melakukan seleksi terlebih dahulu, tapi Rey yakin akan kemampuan yang Kia miliki. Ia melakukan semua ini agar Indra lebih dekat dengannya.
" Baiklah terima kasih atas kerja kerasmu Rey, selanjutnya biar Tante sendiri yang akan menjalankan misi ini." Ujar Tante Meri yang langsung menutup panggilan teleponnya. Nyonya Meri tersenyum bahagia.
"Aku harus melakukan sesuatu untuk kebahagiaan putraku, semoga hatinya terketuk dan mau mengabulkan keinginanku." Ucap Nyonya Meri dalam hati.
Sedang di Kantor, seharian ini Kia mulai menyelesaikan pekerjaannya satu persatu hingga sore hari. Bahkan Ia sampai melewatkan makan siangnya. Dia memang selalu lupa makan jika sudah menyangkut pekerjaan. Jam di ruangan Kia menunjukkan pukul 17.00 , waktunya untuk pulang. Kia segera mematikan komputernya dan bergegas keluar ruangan dengan tujuan mencari taksi untuk mengantarnya pulang ke Kostan.
TBC....
Hallo readers maaf jika nanti akan jarang ada suasana di kantor karna othor amatiran ini tidak punya pengalaman tentang perkantoran takutnya palah ambyar... mohon doa dan dukungan like dan koment serta saran yang membangun... Jangan di bully ya.
Hari hari berlalu, tak terasa sudah satu bulan Kia bekerja di Perusahaan ini, kadang pekerjaannya begitu menyita banyak waktunya hingga membuat Ia lupa akan dunianya. Seperti hari ini, Kia harus menyiapkan dokumen dokumen untuk project baru, karna saking sibuknya bahkan Ia tidak tahu kalau aaktu sudah menunjukkan pukul 12.00 yang berarti waktunya istirahat.
" Akhirnya selesai juga." Gumam Kia sambil meregangkan otot ototnya yang terasa kaku akibat terlalu lama duduk menghadap komputer.
" Waktunya makan siang, mumpung ada waktu ajak Lia makan bareng aja kali ya." Pikir Kia.
Selama sebulan bekerja di tempat yang sama mereka hanya bertegur sapa saat akan masuk kerja. Mereka tidak ada waktu untuk pergi berdua walau sekedar makan siang bersama. Kia mengambil ponsel di dalam tasnya, setelah mengotak atik ponselnya, Kia segera keluar ruangan menuju lobby bawah menghampiri sahabatnya.
" Hai, mau makan dimana?" Tanya Kia setelah berada di hadapan Lia, Lia segera menoleh ke asal suara.
" Resto depan aja yang dekat gimana." Kata Lia memberi saran, supaya tidak jauh jauh dari kantor pikirnya.
" OK." Jawab Kia.
Kia dan Lia segera berjalan keluar kantor menuju resto yang ada di sebrang jalan. Sesampainya di resto, mereka berdua segera mencari meja yang kosong.
" Di pojoka sana aja Li, itu masih kosong." Ucap Kia menunjuk meja yang di maksud.
" Ok." Sahut Lia.
Keduanya duduk di meja pojokan saling berhadapan.
" Mau pesan apa Mbak? " Tanya pelayan yang menghampiri mereka.
" Aku pesan ayam lada pedas dan minumnya ice drink syrup aja Mbak, kalau kamu mau pesan apa Li?" Tanya Kia menatap Lia.
" Aku samain aja Mbak." Ujar Lia. Dengan segera Pelayan itupun mencatat pesanan mereka.
" Baik Mbak Ayam lada pedas 2 dan ice drink syrupnya 2, sudah itu aja?" Tanya pelayan yang di balas anggukan kepala oleh keduanya.
" Baiklah ditunggu sebentar ya Mbak." Ucap pelayan dan segera undur diri dari sana.
" Sudah sebulan kita kerja di tempat yang sama, tapi baru kali ini bisa maksi bareng Ki." Ucap Lia membuka obrolan sambil menunggu pesanan mereka.
" Iya maaf, aku sibuk banget Li banyak kerjaan yang harus aku selesaikan." Ujar Kia.
" Its OK aku paham kerjaan sekretaris seperti apa... Oh ya bhy the way sekarang kamu tambah cantik aja, makin glowing, jadi iri aku sama kamu." Ucap Lia memuji kecantikan Kia yang paripurna.
" Kamu bisa aja, eh tapi emang dari dulu gue emang cantik kan." Ujar Kia.
" Hmm." Gumam Lia.
Ya sejak sekolah menengah pertama Kia adalah murid paling cantik yang memiliki kulit seputih susu membuat para siswa banyak yang mengejarnya.
" Kalau gak salah kita lost kontak saat Ospek dulu ya Li, saat itu ponselku hilang jadi gak bisa menghubungimu, e nggak tahunya kita bisa bekerja di tempat yang sama." Ujar Kia.
" Oh ternyata ponselmu hilang? Pantes aja aku gak bisa hubungi nomer kamu, eh kamu beruntung banget tau gak sih bisa dapat posisi Sekretaris, padahal Kandidatnya banyak banget lho, biasanya itu seleksinya ketat banget, gak cukup sekali dua kali seleksi lhoh." Ujar Lia.
" Masa' sih? Buktinya gue gampang tuh di terima di sana." Sahut Kia.
"Apa mungkin kamu ada kenalan sama orang dalam?"Tanya Lia menatap Kia.
" Gak ada." Jawab Kia singkat.
" Atau karna ada seseorang yang sengaja memilihmu Ki." Ujar Lia curiga.
" Kamu meragukan kemampuanku?" Tanya Kia menatap Lia.
" Eh... Bukan gitu maksudku, aku cuma penasaran aja, aku kira kamu punya kenalan orang dalam yang membawamu." Ujar Lia.
" Ya nggak lah, ya yang namanya rejeki kan nggak akan kemana Beb, mungkin memang ini sudah menjadi jalan rezekiku, harus di syukuri aja apa yang Tuhan berikan kepada kita." Sahut Kia.
" Iya juga sih, Tapi...." Sebelum Lia meneruskan ucapannya, pelayan datang membawa pesanan mereka.
" Pesanannya kak, ayam lada pedas 2 dan ice drink syrupnya 2 ya." Ucap pelayan sambil meletakkan pesanan mereka di meja.
" Terima kasih." Sahut Kia dan Lia bersamaan.
Mereka langsung makan sambil sesekali meneruskan obrolannya. Lia menceritakan kalau dia sudah mempunyai kekasih yaitu David dari marketing pemasaran di ZIP group.
" Kalau kamu gimana Ki? Apa kamu udah punya pacar?" Tanya Lia memastikan karna yang dia tahu Kia tidak pernah mengenal yang namanya pacaran.
" Belum lah Li, masih sama seperti dulu gak kepikiran kesana juga, kalau dah ada yang sreg, akan langsung gue tarik ke pelaminan saja, aku gak mau jagain jodoh orang doang." Jawab Kia menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
" OK OK kalau itu aku sudah tahu, aku hanya memastikan saja apakah prinsipmu sejak dulu sudah berubah atau belum." Sahut Lia.
Keduanya menghabiskan makanannya.
" Yaudah yuk kembali ke kantor keburu jam istirahat habis belum salat juga." Ajak Lia setelah makanan mereka habis.
" Ayo.. Biar aku bayar dulu kekasir." Jawab Kia.
" Widih jadi bu Bos nih, nain traktir makan segala." Canda Lia.
" Amien doakan saja suatu saat nanti aku menjadi bosmu hhhh." Sahut Kia sambil tertawa.
Mereka berjalan kekasir terlebih dahulu untuk membayar makanan mereka lalu melanjutkan langkah menuju kantor.
Setibanya di kantor, Kia menuju lift yang akan mengantarnya ke lantai 15 menuju ruangannya. Kia segera mensucikan diri dan melaksanakan kewajibannya. Ia memang membawa mukena dari rumah, agar dia bisa shalat di dalam ruangan itu. Setelah selesai dengan kewajibannya, Kia berjalan menuju kursi kesayangannya, Ia siap berjibaku dengan pekerjaanya. Baru saja mendudukkan pantatnya, Intercom di depan mejanya berbunyi.
" Kia segera keruangan saya." Titah seseorang di balik intercom itu yang tak lain adalah Asisten Reyhan.
" Baik pak." Jawab Kia, Ia segera menuju keruangan pak Rey.
Setelah mengetuk pintu terlebih dahulu Kia mendorong pintu dengan pelan dan masuk keruangan itu, setelah di persilahkan masuk dari dalam tentunya.
" Siang pak, apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya Kia dengan sopan di sertai senyum manisnya.
" Siang, silahkan duduk!." Sahut Rey.
Kia segera duduk di sofa di sebrang Rey.
"Sebenarnya ada yang mau saya bicarakan di luar pekerjaan denganmu Ki." Ucap Rey menatap Kia.
" Apa Pak?" Tanya Kia menatap Rey.
Keduanya beradu tatapan hingga Rey yang lebih dulu memutus tatapannya.
" Weekend ini ada seseorang yang ingin bertemu denganmu, apa kamu ada waktu?" Tanya Rey sambil memandang wajah Kia.
" Ternyata memang cantik, gimana Indra gak klepek klepek coba, ah sadar Rey." Batin Rey merutuki kebodohannya.
" Kalau boleh tahu siapa ya pak?" Bukannya menjawab palah Kia kembali bertanya.
" Adalah seseorang, nanti kamu tahu sendiri jawabannya setelah bertemu dengannya." Jawaban Rey membuat Kia bertanya tanya dalam hatinya.
" Memang ada keperluan apa Pak sehingga orang itu mau menemui saya? Kenapa tidak ke sini saja?" Selidik Kia.
" Ada yang ingin beliau bicarakan padamu, tenang saja beliau bukan orang jahat kok." Sahut Rey.
" Dimana dan kapan tepatnya Pak?" Tanya Kia sambil menatap Rey. Rey mencoba berpikir mencari waktu yang tepat.
" Hari Minggu di cafe xx jam 9 pagi gimana." Ujar Rey.
Kia berpikir sejenak...
" Baiklah saya akan usahakan untuk datang Pak." Ucap Kia menyetujuinya.
" Oke deal ya, saya tunggu kedatanganmu, sekarang kembalilah keruanganmu." Perintah Rey.
" Baik pak saya permisi." Kia pamit undur diri.
Kia keluar dan menuju ke ruangannya meneruskan pekerjaan yang tertunda. Setelah lama berjibaku dengan pekerjaannya, tak terasa hari sudah sore. Ia segera pulang ke kostannya meninggalkan rasa letih hari ini. Kia selalu berdoa semoga hari esok lebih baik dari hari ini.
TBC.....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!