Sepulang dari jam kantor nya Miranda langsung masuk ke salah kamar hotel, ternyata sudah ada seseorang yang menunggu nya.
Seseorang itu pun langsung menghampiri Miranda dan mereka langsung berciuman.
"Kamu pasti cape sekali yaa sayang,?" ucap Fabian Putra, cowok brondong usia 25 tahun yang menjadi simpanan nya.'
"Iyaa aku cape sekali malam ini, aku niat nya akan pergi pulang tapi terlalu jauh lebih baik aku pulang ke hotel dan bertemu dengan kamu."
Fabian menyiapkan minuman untuk Miranda, dia seperti pelayan khusus untuk Miranda.
"Minum lah dulu, supaya kamu lebih segar."
Miranda meminum Coffe hangat itu.
"Terimakasih banyak yaa sayang kamu sangat perhatian sekali sama aku."
Fabian merupakan lelaki pemuas dia di berikan fasilitas mewah oleh Miranda seperti mobil dan apartemen, Miranda melakukan ini semua tampa sepengetahuan anak perempuan Aliya Mutiara yang usia nya 18 tahun tidak jauh beda dengan Fabian.
Fabian yang menjadi pemuas pun hanya memanfaatkan semua fasilitas yang di berikan oleh Miranda, dia tidak akan pikiran untuk menikah Miranda, hanya ingin hartanya saja.
"Bagaimana dengan perkembangan bisnis kamu sayang, apa semakin meningkat bulan ini ?, seperti nya aku ingin menganti mobil ku ini, boleh kah ?".
Fabian memandang tajam ke arah wajah Miranda, sambil membuka bajunya.
Miranda pun langsung membuka kancing baju kemeja nya, dan semakin mendekati Fabian.
"Aku memang sangat cape sekali, tapi aku ingin kamu bisa menyenangkan ku malam ini."
Miranda langsung langsung memeluk erat tubuh Fabian, mereka mulai melakukan aksi nya malam ini.
Fabian membelai mesra rambut panjang Miranda, hingga membuat nya terus memandangi wajah cantik nya, biarpun Miranda sudah berusia 38 tahun, tapi dia masih terlihat sangat cantik karena dia selalu merawat nya dengan baik.
Fabian mulai mendekati Miranda dan membuat sentuhan hangat yang membuat nya tidak bisa menahan rasa nikmat nya.
Miranda semakin meradang, menjambak rambut Fabian, tapi itu tidak di perdulikanya dia terus melakukan sesuka hati nya.
"Hmmmmmm, sayang."
Fabian mengecup bibir mungil Miranda dengan penuh perasaan.
Mereka pun menghabiskan waktu malam itu dengan penuh rasa yang ada.
****
Keesokan harinya nya, Aliya keluar dari kamar nya dan berniat untuk pergi ke sekolah nya, dia melihat tidak ada sosok ibunya di meja sarapan.
"Mama nggak pulang lagi, dia lebih memilih sibuk dengan urusan pekerjaan nya, aku tidak di pedulikan sama sekali."
Aliya memandangi foto almarhum papa nya, dia meneteskan air mata nya.
"Papa, aku berangkat sekolah dulu yaa, aku sayang papa."
Aliya mencium foto papa nya tersebut, dan menyimpan nya kembali.
Dia memilih langsung pergi dari pada harus sarapan pagi sendiri.
"Kasian nona Aliya, semenjak papa nya meninggal, Ibu Miranda jadi kurang perhatian lebih sibuk mengurus pekerjaan kantor nya."
Aliya langsung masuk ke dalam mobil nya, wajah nya terlihat sangat sedih sekali.
"Pak, ini kan masih sangat pagi sekali tolong antarkan aku ke tempat pemakaman papa yaa, aku rindu sekali," ucap Aliya dengan suara yang bergetar
"Baik nona, akan saya antarkan," supir tersebut terus memandangi wajah Aliya, dia sungguh kasian melihat Aliya yang kurang kasih sayang ibunya.
"Kita beli bunga dulu yaa pak,"
Aliya turun dari mobil nya, dan memilih bunga untuk dia bawa ke pemakaman almarhum papa nya.
Aliya turun dari mobil nya, sambil membawa bucket bunga untuk papa nya. Dia tertunduk di sepanjang jalan sambil membawa bucket bunga tersebut. Sampai akhirnya dia ada di depan tempat peristirahatan terakhir papa nya.
"Papa, bila waktu bisa ku putar kembali. Aku ingin hidup sederhana saja tapi aku bisa memiliki keluarga yang utuh, aku sangat merindukan papa dan mama, sekarang mama lebih fokus dengan pekerjaan dari pada dengan aku pap, tapi aku tahu itu semua demi untuk masa depan aku. I Love You Papa, aku berangkat sekolah dulu yaa."
Aliya menyimpan bucket bunga tersebut, dia tersenyum manis sambil memandangi bat nissan papa nya.
"Aku pergi dulu ya pap,"
Aliya langsung meninggalkan tempat tersebut, dia masuk ke dalam mobil nya.
"Langsung berangkat ya Pak, saya takut kesiangan," ucap Aliya sambil meneteskan air mata nya.
"Baik nona Aliya".
Aliya merupakan murid yang sangat cerdas dan berprestasi di sekolah nya, tapi mama tidak pernah mengetahui hal itu karena kesibukan nya. Dia pun sangat jarang sekali bertemu bahkan mengobrol dengan anak perempuan tersebut.
"Pak, besok adalah hari ulang tahun aku yang 17 tahun. Apakah mama akan ingat yaa dengan hari itu, kenapa mama begitu sangat sibuk sekali seperti berpikir bahwa dia tidak punya anak saja."
Sesampainya di depan gerbang sekolah, Aliya langsung turun dari mobil nya, dia langsung di hampiri oleh siksa sahabat sejati nya.
"Liya, kamu kenapa ko kaya habis nangis lagi yaa, ya ampun Alya kamu kenapa lagi sih,"
Siksa langsung membawa Aliya untuk masuk ke dalam kelas.
"Ayooo, ayoo kita duduk sini dan ceritakan semuanya."
Aliya hanya tersenyum saja kepada Siska.
"Aku nggak apa-apa ko Siska, aku baik-baik saja tadi cuman sedih aja keinget sama Almarhum papa."
Siska adalah teman yang sangat dekat sekali dengan Aliya, karena Aliya dia lebih menyendiri dari pada berkumpul bersama teman-teman nya.
"Yasudah, kalau begitu tapi ingat yaa kalau mau cerita aja yaa, jangan sampai kamu di pendam sendiri."
Aliya hanya menggangukan kepalanya dan tersenyum manis.
Bell masuk kelas berbunyi Aliya memulai proses pembelajaran nya.
*****
Miranda terbangun dari tidurnya, dia kaget melihat sudah jam 9 pagi.
"Astaga, aku telat masuk ke kantor bagaimana ini yaa," Miranda melirikan mata nya, ternyata Fabian masih ada di samping nya, ia tersenyum manis sambil memandangi wajah lelaki yang umurnya lebih muda dari dia.
"Hei, bangun kenapa kita bisa kesiangan seperti ini sih, kenapa kamu tidak membangunkan aku,"
Fabian tidak menjawab pertanyaan dari Miranda dia malah berpura-pura tidur, ketika Miranda hendak beranjak dari tempat tidurnya. Fabian menarik tangan Miranda dan membuat mereka saling bertatapan.
"Jangan pergi, aku masih ingin di sini bersama kamu sayang," ucap Fabian sambil mencium bibir mungil Miranda.
"Tapi aku harus berkerja hari ini, bagaimana jika besok kita bersenang-senang kembali, tapi aku sangat merasa sangat puas malam ini bersama kamu, sampai kita kelelahan dan kesiangan bersama".
Fabian terus memandangi wajah cantik Miranda, yang walaupun usianya 13 tahun lebih tua dari nya, tapi masih terlihat sangat cantik dan menarik perhatian.
Apapun yang Fabian minta selalu di berikan oleh Miranda, dia lelaki bayaran pemuas hasrat Miranda yang sangat Kesepian.
Sesudah pulang sekolah Aliya seperti biasa di jemput oleh supir pribadi nya, wajah Aliya selalu saja murung tidak pernah tersenyum.
"Kita langsung pulang saja yaa pak, semoga saja Mama ada di rumah."
Aliya masuk ke dalam mobil nya, dia memandangi kaca mobil nya sambil melamun, supir pribadi pun sangat kasian kepada Aliya.
"Nona kenapa,? apa ada permasalahan di sekolah.?" Tanya supir nya tersebut kepada Aliya tapi Aliya hanya menggelengkan kepalanya saja.
"Besok hari ulang tahun aku yang ke 17 tahun, apa Mama akan datang hanya untuk memberikan ucapan tidak perlu hadiah aku sudah sangat senang sekali."
Supir pribadi nya pun langsung terdiam dan tidak berani untuk berkata apa-apa karena memang itu sangat tidak mungkin Mama nya bisa datang.
Sesampainya di rumah, Aliya lebih suka langsung masuk ke dalam kamar menghabiskan waktu nya di sana.
"Nona, mbak bikinin teh manis hangat yaa. Nanti mbak bawa kan ke dalam kamar."
Aliya langsung menjawab dengan singkat.
"Iya mbak terimakasih yaa."
Aliya langsung masuk ke dalam kamar nya, dan menutup rapat pintu kamar nya.
"Kasian sekali nona Aliya semenjak papa nya meninggal dunia dia kekurangan kasih sayang orang tua nya. Semoga saja dia tidak terjerumus pergaulan bebas."
Aliya memandangi foto keluarga nya, dia langsung melempar foto tersebut.
"Aku sudah tidak punya keluarga sekarang, aku harus bisa hidup mandiri apalagi nanti jika aku lulus sekolah dan kuliah, lebih baik aku keluar dari rumah ini saja."
****
Di tempat yang berbeda Miranda berniat untuk segera pergi ke kantor nya, sebelum dia pergi dia pasti menyimpan uang untuk Fabian.
"Aku pergi dulu ya sayang, aku harus langsung berkerja dan kamu jangan pernah bikin aku kecewa pergi bersama perempuan lain."
Ucap Miranda kepada lelaki simpanan tersebut.
"Kamu jangan hawatir sayaaaaang, karena aku pasti akan setia sama kamu."
Miranda langsung meninggalkan apartemen nya, untuk pergi ke kantor nya.
Fabian langsung tersenyum puas ketika melihat uang yang di berikan oleh Miranda.
"Miranda loe adalah mesin ATM untuk gue, gue nggak akan ninggalin loe kalau belum mengambil 1/2 dari harta kekayaan Almarhum Suami loe."
Fabian langsung pergi dari Apartemen itu dan pergi bersenang-senang dengan teman-teman nya di belakang Miranda.
"Di depan loe, gue nurutin apa kemauan loe tapi gue juga lelaki normal yang ingin punya pasangan yang lebih mudah dari gue nggak mungkin yang seumuran sama ibu gue."
Fabian langsung bersiap pergi, menunggu Miranda menjalankan mobilnya. Dia pun langsung pergi dengan mobil pemberian dari Miranda.
"Gue harus lebih memainkan hati nya, supaya gue bisa dapet yang gue inginkan lebih banyak dari ini."
Fabian sungguh berhati licik, dia hanya mengincar harta kekayaan saja.
****
Miranda sampai di kantor nya, ketika dia masuk ke ruangan nya. Dia melihat foto keluarga nya.
"Yaa Tuhan, besok itu adalah hari ulang tahun nya Aliya, sekarang usia nya sudah 17 tahun. Aku yang terlalu sibuk nggak pernah ada di samping Aliya, bahkan seminggu ini aku belum bertemu dengan dia karena kesibukan aku yang luar biasa sekali."
Miranda langsung mengambil handphone nya untuk menghubungi Aliya.
"Hmmmm, sekarang seharusnya Aliya sudah pulang sekolah dia sudah sampai di rumah."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!