NovelToon NovelToon

Kebun Terong Sigadis Narsis

Part 1

" Bismillahirrahmanirrahim "

     Seorang gadis sedang berjalan menelusuri jalan setapak dipinggir sawah. Ia sedang membawa sekeranjang terong yang berwarna ungu pekat. Terong tersebut ia dapatkan dari hasil panennya sendiri tanpa bantuan siapa pun.

"Seperti inilah keranjang yang berisi terong milik Miftah." 😊

     Setiap hari, sebelum berangkat kepasar tradisional untuk menjualkan terongnya pada ibu - ibu pedagang sayur di pasar, ia selalu sempatkan diri untuk membuat rekaman yang mana rekaman itu akan ia upload disosial media setiap harinya.

     "Halo gais! seperti biasa kalian akan bertemu lagi dengan saya. Masih ingat kan nama saya siapa? Miftahul Jannah! saya hari ini seperti biasa mau nganterin  terong saya kepasar. Bagi kalian yang selokasi sama saya jangan lupa beli terong saya yah dipasaran, dijamin terong neng Miftah ini enak!" ucapnya didepan kamera .

     "Walau pun pendapatan dari terong saya gak seberapa sih! tapi itu aja udah membantu banget kelangsungan hidup saya karna menurut saya kemewahan itu gak penting, yang penting itu adalah kedamaian," sambungnya.

     "Oke bye! saya soalnya harus kepasar dulu yah! mau anterin terong - terong saya. Sakit kuping saya nih! sebab dari tadi siterong gak berhenti merengek minta dijual. Sampai bertemu lagi dividio selanjutnya," ucapnya lagi sambil mematikan ponselnya.

     Ia pun mulai masukkan ponselnya kedalam saku rok hitamnya. Ia adalah gadis yang memang terkenal dengan kenarsisannya dipedesaan itu, setiap orang yang tak sengaja lewat dihalaman rumahnya pasti hanya menggeleng - gelengkan kepala ketika melihat tingkahnya yang tidak pernah bosan merekam apa - apa saja yang ia dapatkan.

     Sebenarnya ia anak yang alim, karna ia selalu memakai pakaian yang tak pernah ketat dengan jilbab yang selalu melekat karna tak ia lepaskan. Ia selalu berbicara menggunakan bahasa yang sopan dengan para tetangga atau orang - orang yang ditemuinya. Tapi, entah mengapa jika sudah didepan kemera ia merasa bahwa dunia hanya dihuni olehnya seorang.

     Kini ia sudah sampai ketempat yang ia tuju, kakinya mulai menghampiri seorang wanita yang sedang sibuk mengipasi sayurannya agar tak dapat dihinggapi lalat.

     "Beli bu... Beli pak... Sayur segar - segar..." ucap ibu tersebut yang pandangannya kini sudah tertuju pada seorang gadis cantik yang juga memandangnya sambil tersenyum manis.

     "Eh neng Miftah udah dateng! pasti mau nawarin terong kan?" tanyanya yang memang sudah mengetahui apa maksud kedatangan gadis itu. Ia adalah pelanggan setia Miftah di bandingkan pelanggan lainnya.

     "Ia bu, ibu tau aja," ucapnya ramah sambil tersenyum.

"Ya udah ngapain berdiri disitu? ayo bawa kesini terongnya, gak berat apa?" tanyanya balas tersenyum.

"Eh! iya bu," responnya sambil berjalan kearah ibu Astri.

     Setelah memberikan sekeranjang terong tak lupa menerima uang bayarannya, ia pun langsung pamit sambil mengambil kembali keranjangnya yang sudah tidak terisi lagi.

     Diperjalanan pulang ditengah - tengah jalan setapak ia kembali membuka ponselnya untuk merekam hasil penjualannya.

"Halo gais! Alhamdulillah hari ini terongku laku semua, lihat nih buktinya kalau gak percaya. Keranjang ku kosong kan? dan apakah kalian tau aku langsung dapat uangnya lho... Padahal tadi baru juga dateng, lima puluh ribu! lumayan cukup untuk mengisi dompetku yang kosong ini," ucapnya setelah mengambil dompet dari saku rok sebelahnya yang isinya memang benar - benar kosong, sampai - sampai seekor lalat terbang keluar dari dalamnya.

     Sesampai di rumah, ia langsung melakukan ritual bersih - bersih mulai dari menyapu rumah, halaman, mengepel baru sarapan pagi. Ia memang suka telat jika sarapan, karna kalau pagi abis sholat subuh ia sudah sibuk memetik buah terong yang terletak dibelakang rumahnya untuk ia jual kepasar. Ia malas sekali jika lebih dulu memetiknya, takut kesegarannya akan terlihat berkurang.

     Ada juga para tetangga yang membeli dengan cara memetik langsung dari pohonnya dan Miftah sama sekali tidak mempermasalahkannya asalkan mereka mau membayarnya.

     Tak jarang kadang ia memberikan terongnya secara gratis bagi para fakir miskin yang tak sengaja lewat didepan rumahnya.

     Kebun terongnya memang sejak dulu sudah sangat terkenal dikampung itu, tak hanya kenarsisan pemiliknya saja ya, para penduduk sangat nyaman bila berteman dengannya tapi hanya satu hal yang membuat mereka heran, kenapa gadis itu begitu narsis?

     Tak ada yang bisa menebaknya, hingga mereka lebih memilih diam saja karna sangat malas mengurusi urusan orang lain dengan cara bertanya, yang ada malah semakin panjang.

     Usai ritual bersih - bersih rumah dan sarapan baru ia kembali bekerja untuk mencuci bajunya, walau pun sedikit ia tidak pernah malas karna ia paling tidak suka menumpukkan pekerjaanya.

     Disisi lain seorang ibu sedang merengek kepada suaminya untuk dibelikan terong yang langsung dipetik dari pohonnya yang segar, sang suami hanya mampu menggeleng - gelengkan kepalanya lalu menelepon anak tunggalnya yang paling tua.

     "Halo pa, Assalamualaikum!" ucap suara dibalik telpon.

"Wa'alaikum salam nak! kamu lagi dimana? " tanyanya.

"Oh! seperti biasa pa aku masih dikantor kalau jam segini, sebentar lagi mungkin aku pulang karena hampir dzuhur," jawabnya.

     "Bagus kalau begitu," responnya.

"Memangnya ada apa pa? apakah mama mulai mengidam hal - hal yang aneh lagi?" tanyanya yang sepertinya sudah mengetahui apa sebab yang membuat papanya meneleponnya pada jam kerjanya.

     "Kamu memang anak yang bijak nak! dan peka banget sama orang tuamu" puji papanya sambil tersenyum.

Diseberang sana sang anak hanya mampu menghembuskan nafas berat.

"Bagaimana aku tidak tau pa! papa selalu meneleponku ketika mama mengidam sesuatu bahkan papa pernah menyuruhku untuk mencari barang yang bahkan gak masuk akal," responnya yang langsung mendapatkan semprotan dari papanya.

     "Kamu ini selalu saja sifatnya begitu! gak kasian apa sama calon adikmu? kamu mau nanti adikmu ileran? kalau papa yang nyari nanti siapa yang jaga mama kamu? suruh jaga sama kamu kapan sempat, kamu pikirannya cuma kerja - kerja dan kerja," dengusnya.

     "Salah papa suruh aku yang lanjutin perusahaan milik papa jadinya aku malah menjadi orang yang sibuk," elaknya tak terima.

"Kamu ini gimana sih? pokoknya papa gak mau tau! pulang kerja nanti kamu harus kembali kerumah sambil membawa sekeranjang terong yang langsung kamu petik dengan tanganmu sendiri dari kebunnya untuk mama mu," ucapnya yang langsung tak dapat lagi dibantah oleh anaknya.

     "Padahal kan ada bi Ati, bilang aja papa juga malas," ucapnya sambil merendahkan suara tapi masih dapat didengar oleh papanya.

"Apa kamu bilang?" tanya papanya yang langsung mengejutkannya sehingga ia menjawab " iya pa! iya pa! nanti aku cariin terongnya untuk mama, Assalamualaikum," lalu mematikan ponselnya sambil menghembuskan nafas kasar untuk yang kedua kalinya.

     "Wa'alaikum salam," jawab papanya sambil mematikan ponsel.

"Udah ya ma, nanti Firdaus pasti akan membawa pulang terong idaman mama," ucap suaminya lembut sambil mengecup dahi istrinya sedangkan sang istri mulai tersenyum bahagia.

     Dikantor, Firdaus anaknya hanya mampu menyalurkan kekesalannya dengan cara mengepalkan tangannya sekuat tenaga.

"Ya ampun! papa... Papa... Umur sudah hampir tua masih aja ingin bayi lagi. Padahal anaknya udah ada empat, walau pun yang lain udah pada sekolah diluar negri semua. Udah ma kemarin baru aja aku disuruh cari daging ayam potong yang bulu ayamnya warna - warni. Terpaksa deh aku bawa pulang ayam potong yang bulunya udah aku suruh cet sama pelukis handal dengan warna pelangi sehingga tampak seperti asli dan saat mengetahuinya untung mama tak mempermasalahkannya," batinnya sambil menggaruk puncak kepalanya yang tak gatal.

"Seperti inilah contohnya. 😂 Bayangin aja kalau ayam potongnya udah gede, terus satu ayam bulunya dicetak kayak pelangi. Aduh makin unyu aja kan? 😉 itu hanya  bayangan ya para pembaca sekalian." 😎

     "Alhamdulillah banget sekarang cuma disuruh cari terong, tapi masalahnya... Gimana caranya aku menemukan kebun terong yang bagus dan masih sangat segar supaya papa dan mama tidak kecewa?" batinnya lagi sambil berpikir keras.

     Tiba - tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar, ia pun menyuruh si pelaku pengetokan untuk masuk ke ruangannya yang tak lain adalah karyawan wanitanya.

"Maaf pak! ini ada dokumen untuk bapak," ucapnya sopan.

"Baiklah! kamu taruh saja diatas mejaku lalu silahkan kembali bekerja," perintahnya yang kini mulai sibuk dengan laptopnya lagi.

     "Kalau begitu saya permisi dulu pak," ucapnya yang hanya direspon dengan deheman oleh Firdaus yang moodnya kini sedang sangat buruk.

_________________________________________

Hai kaka semuanya... 🤗

Makasih ya... Karna sudah mau mampir ke Novel kedua Star... 😇

"KEBUN TERONG SIGADIS NARSIS"

Star sangat berterima kasih bagi Kaka - Kaka yang sudah mau memberi Ranting, like, vote bahkan sampai membaca dan mengomentari karya star... 🙏😊

Star sangat senang hingga jadi lebih semangat... 😄

Dimana bulan disitu bintang 😀

Dimana gelap disitu terang 🤣

Terima kasih bila tlah datang 😆

Star beri ucapan salam sayang 😘

Oke... Sampai jumpa di part selanjutnya ya...

Makasih untuk Kaka - kaka yang selalu hadir...

🍃🍃🍃🍃🍃 🙏🙏🙏 🍃🍃🍃🍃🍃

Oke... Untuk kedepannya diakhir part akan Star hibur dengan kata gombalan aja ya... 😉 Biar gak suntuk aja... 😆 Kalau gak suka silahkan skip aja ya... 🤗

Part 2

Firdaus yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya mulai bangkit untuk bergegas pulang. Ditengah jalan, sebelum ia keluar melalui pintu ia tak sengaja bertemu dengan OB yang sedang sibuk mengepel lantai.

     "Assalamualaikum pak Firdaus," sapanya.

"Wa'alaikum salam kang Juki," jawabnya.

"Lho! kenapa pak Firdaus kelihatan bingung sekali? ada masalah apa to pak?" tanyanya yang masih sibuk mengepel lantai kantor.

     "Ini kang! saya bingung mau cari kebun terong yang bagus dan segar dimana. Mama saya soalnya lagi ngidam," jawabnya dengan wajah yang tampak pusing.

"Aduh pak... Ngapain pusing - pusing sih? dikampung saya ma ada yang jualan terong seger. Udah ma kalau bapak mau, bisa petik ditempat lagi. Emang sih kebunnya tidak terlalu besar, karna hanya ada dibelakang rumah tapi dijamin deh kalau bapak liat bapak gak bakalan nyesel," beritahunya.

     "Baiklah kalau begitu kang!" responnya lalu langsung berangkat ketempat tujuan setelah menanyakan dimana alamatnya.

"Assalamualaikum semuanya, 🤗 perkenalkan aku kang Juki." 😊

     Kini, Miftah sedang sibuk dihalaman belakang rumahnya. Usai menjemur cuciannya, seperti biasa jika hari sudah menjelang siang maka kebun yang sepi dipagi hari kini sudah dipenuhi oleh beberapa pengunjung yang baru pulang dari pertaniannya untuk mampir membeli terong padanya.

  "Seperti inilah gambar kebunnya."

     Tangan mereka sedang sibuk bergerak kesana kemari untuk memilih terong yang menurut mereka cocok untuk dibawa pulang kerumah. Sebuah mobil hitam yang mewah kini sedang berhenti tepat didepan rumah sigadis tersebut.

     "Ini nih gambar mobilnya." 😎

     "Ini neng bayarannya," ucap salah seorang ibu yang plastiknya sudah penuh dengan terong.

Miftah memang sudah terbiasa menaruh plastik bermacam - macam ukuran dipintu gerbang agar para pembeli dapat memilihnya sesuka hati sesuai kebutuhan.

     "Ternyata ini tempatnya," ucap Firdaus setelah keluar dari mobil kemudian menutup kembali pintunya lalu mulai berjalan kebelakang rumah tersebut.

Miftah kini sedang merekam kebun terong yang ada dihadapannya, sambil duduk dikursinya panjang belakang rumahnya yang sederhana.

     "Halo gais! kalian bisa liat kan nih? tuh kebun terong aku lagi pada reme orang. Biasa kalau udah menjelang siang emang sering penuh sama emak - emak yang datang untuk memberikan uang mereka padaku. Ya meskipun kebun saya gak terlalu besar tapi setidaknya inilah satu - satunya benda berharga yang saya punya untuk kelangsungan hidup saya. Yang penting saya harus berusaha dan tidak pantang menyerah agar kebun ini dapat selalu menjadi kebun yang menghasilkan terong yang segar dan pastinya sehat," ucapnya tanpa memperlihatkan wajahnya.

     "Oh iya bagi kalian yang - " tiba - tiba ucapannya berhenti akibat mendengar suara deheman seseorang.

Bukannya membalikkan badan kearah orangnya ia malah berkata " tar lu ya - tar lu ya! ganggu aja," dengusnya setelah mematikan ponselnya.

     "Padahal kan aku belum bilang sampai jumpa! ih! kesel deh! kesel! entah bagaimana nasib penggemarku," dengusnya lagi hingga membuat suara deheman tadi kembali terdengar untuk yang kedua kalinya.

"Aduh! siapa sih yang ngedeham - ngedehem melulu? orang neng cantik lagi sibuk," ucapnya sambil membalikkan tubuhnya kearah pelaku yang tak lain adalah Firdaus.

     "What?" ucapnya yang tanpa sadar telah membuka mulutnya hingga sang pelaku hanya mampu berkata " tuh mulut mu ditutup dulu karna saya tidak mau tanggung jawab jika nanti mulut anda dimasuki lalat," ucapnya dingin.

     Miftah yang mendengar kata - kata dari Firdaus langsung melakukan apa yang diperintahkan olehnya dengan wajah yang telah tersipu malu.

"Aduh... Dasar bodoh kamu! masak kamu memperlihatkan kekonyolanmu pada orang yang baru kenal," batinnya pada diri sendiri.

     "Oh iya! maaf ada apa anda kemari?" tanyanya.

Firdaus hanya mengangkat sebelah alisnya sambil menjawab "menurut mu?" ucapnya malah balik bertanya.

"Kalau kau mau melamarku sorry, aku tak terima sebab kau terlihat sangat tak memiliki sopan santun! karna berani sekali kau berdehem disaat aku sedang merekam kebunku," ucapnya dengan 1000 kepedean.

     Firdaus hanya mampu memasang tampang bingung dan sangat terkejut dengan apa yang dikatakan oleh perempuan yang menurutnya sangat aneh.

"Permisi mbak, saya kesini bukan untuk melamar anda tapi untuk kepedean mu saya akan memberikanmu nilai 100 \+ " ucapnya sambil menatap tajam kearah Miftah yang hanya mampu mengubur dalam - dalam rasa malunya.

     "Oh iya - iya! maaf pak, maaf." ucapnya sambil memaksakan senyuman indahnya keluar.

"Tapi untuk nilai 100 \+nya saya ucapkan terima kasih," sambungnya sambil bangkit dari tempat duduk nya.

     "Ayo pak! saya yakin bapak kesini pasti mau melihat kebun terong saya kan? oke! saya akan ajak bapak berkeliling untuk melihatnya," ajaknya sambil berlalu dari hadapan Firdaus.

     Firdaus yang melihat perubahan ekspresi wanita tersebut hanya mampu memegang dahinya yang terasa pusing.

"Dasar wanita aneh! apakah urat malunya sudah putus? barusan dia dengan PDnya berkata tantang hal yang tak masuk akal mengenai kedatanganku. Tapi sekarang, dia malah dengan santainya mengajakku berkeliling untuk melihat kebunnya tanpa ada rasa malu sedikit pun. Kira - kira uratnya terbuat dari apa ya?" batinnya resah.

     "Pak! mau lihat terongnya gak?" tanyanya sambil melambaikan tangannya kearah Firdaus yang masih menatapnya dengan ekspresi yang tak bisa diartikan.

Para pengunjung hanya mampu menggelangkan kepala melihat tingkah pemilik kebun. cuma mereka sudah biasa. Toh! mereka juga penduduk kampung ini. Jika sang gadis sedang merekam kamera mereka lebih memilih menunggu sebentar baru membayar.

     Firdaus hanya melangkahkan kakinya kearah Miftah tanpa menjawab pertanyaannya. sedangkan orang yang memanggil, kini wajahnya sudah merah padam karena merasa dikacangin.

     "Ada apa dengan wajahmu? kenapa sangat merah?" tanya Firdaus merasa tak nyaman.

"Menurutmu?" ucap Miftah malah balik bertanya.

"Ya mana saya tau," jawab Firdaus acuh tak acuh.

"Dasar gak peka!!!" gertak Miftah yang sontak membuat Firdaus membulatkan matanya saking terkejutnya.

     "Sabar Firdaus... Sabar... Sekarang tugas mu cepat suruh sigadis gila ples narsis ini untuk memilih dan memetik terong yang bagus untuk mama mu. Lalu, kau bisa bebas dari dirinya," batinnya sambil menahan rasa kesalnya.

     "Oke! aku minta maaf! sekarang aku meminta mu untuk segera memetik buah terong yang bagus untukku satu kantong plastik besar," perintahnya yang hanya direspon gelengan oleh Miftah.

"Enak saja main surah suruh aja! sana petik sendiri! gara - gara kamu vidioku hari ini jadi rusak. Karena masuk suara dehemanmu yang sangat jelek itu," geramnya.

     "Dengar ya! tamu itu adalah raja. Jadi kamu harusnya lebih mengutamakan pembeli dari pada rekamanmu itu," dengusnya yang hanya mampu direspon dengan ucapan "terserah," oleh sigadis.

     Tiba - tiba otak cantik Miftah mulai bekerja.

"Baiklah! aku akan memanfaatkanmu," ucapnya sedangkan Firdaus lagi - lagi hanya mampu terheran melihat perubahannya yang begitu cepat.

     "Tapi ada syaratnya," ucap Miftah yang sontak membuat Firdaus berkata "apa?" Firdaus merasa wibawanya kini telah hilang dirampas oleh seorang gadis yang menurutnya tak layak karna tak mampu mengalahkan kepintarannya.

     "Aku mau kamu membantuku membuat kembali vidioku. Lalu, kamu bisa duduk santai saja karna aku yang akan memetiknya." jawabnya hingga membuat Firdaus kembali membulatkan matanya saking tak percaya.

     "Apa? aku harus mau membuat vidio dengan gadis gila ini? apa aku tidak salah dengar? mau ditaruh dimana muka ku yang tampan ini," batinnya resah.

     "Mau gak? kalau gak silahkan pilih dan petik sendiri," ucap Miftah yang hendak berjalan untuk meninggalkannya.

Tapi langkah kakinya terhenti saat Firdaus dengan berat hati berkata " baiklah " dihadapannya.

     Sedangkan ia sudah bersorak ria didalam hatinya karna tawarannya dapat berjalan dengan mulus.

"Akhirnya pria jutek ini menerima tawaranku. dia pasti dapat sangat membantu rencanaku," batinnya sambil tersenyum miring.

     "Kenapa senyam senyum begitu? awas saja kalau kau membuat rekaman yang membuat harga diriku hancur! aku pastikan kau akan menyesal. Sebenarnya matamu buta apa enggak sih? masak kamu gak liat kalau aku ini adalah seorang CEO yang tampan dan kaya raya. masih aja dibantah," dengusnya sambil menatap tajam kearah Miftah.

     "Justru karna aku tau kau seorang CEO lah aku membutuhkan bantuanmu," jawab Miftah yang masih tak berhenti tersenyum lalu langsung menyuruh si pria untuk bersiap - siap membuat video bersamanya agar bisnis terongnya semakin lancar dan terkenal.

_____________________________________________

Hai kaka semuanya... 🤗

Makasih ya... Karna sudah mau mampir ke Novel kedua Star... 😇

"KEBUN TERONG SIGADIS NARSIS"

Star sangat berterima kasih bagi Kaka - Kaka yang sudah mau memberi Ranting, like, vote bahkan sampai membaca dan mengomentari karya star... 🙏😊

Star sangat senang hingga jadi lebih semangat... 😄

Dimana bulan disitu bintang 😀

Dimana gelap disitu terang 🤣

Terima kasih bila tlah datang 😆

Star beri ucapan salam sayang 😘

Oke... Sampai jumpa di part selanjutnya ya...

Makasih untuk Kaka - kaka yang selalu hadir...

🍃🍃🍃🍃🍃 🙏🙏🙏 🍃🍃🍃🍃🍃

**Bonus kata gombalan**

    

Kamu tau gak kenapa aku kasih jempol buat kamu? 😏

Gak tau kenapa saat aku udah liat senyum kamu jempolku tak pernah mau mengancungkannya selain untukmu... 😋 Karna senyumanmu adalah senyuman termanis dalam hidupku. 🤣

Baiklah Star hanya iseng 😅 lanjut ke part selanjutnya ya... 🤗

Hanya berniat menghibur biar gak terlalu suntuk waktu baca novelnya oke... 😉 Moga aja suka... Kalau enggak silahkan skip aja ya... 😊

    

     

Part 3

Sebuah mobil hitam kini telah berhenti disebuah rumah mewah tiga lantai yang sangat indah. Ia keluar dari mobil dengan wajah kusamnya hingga membuat para penjaga gerbang alias pak satpam tak berani menyapanya.

"Seperti inilah gambar rumah, mewah miliknya." 😎

     "Ma... Pa... Firdaus pulang..." ucapnya sambil berjalan kearah ruang tamu dan terlihatlah kedua orang tuanya sedang sibuk tertawa sambil menonton televisi.

"Yah! kesel banget! dikacangin lagi. Padahal perjuanganku luar biasa banget karna abis ngadepin cewek yang menurutku super gila," batinnya resah.

        "Inilah ruang tamunya." 😊

     "Eh! anak ganteng mama udah pulang," ucap mamanya saat melihat Firdaus meletakkan satu kantong plastik berisi terong.

"Nah itu ada! bagaimana cara kamu menemukannya?" tanya papanya sambil menyeruput segelas kopi sedangkan mamanya dengan mata yang sudah berbinar - binar langsung membuka isi dibalik bungkusan itu.

    " Inilah kopi papanya Firdaus " .

     "Subhanallah pa. coba papa liat deh! terongnya bagus banget. Ditempat - tempat yang sering kita beli aja tak pernah sebagus ini, padahal harganya sangat mahal. Ini murah! tapi memuaskan," ucap mamanya sambil tersenyum senang lalu langsung menyuruh bi Ati untuk memasaknya menjadi terong balado.

" Assalamualaikum semuanya 🤗 , perkenalkan aku Bi Ati 😊 " .

     Firdaus yang merasa kelelahan, sontak langsung berjalan hendak kekamarnya.

Tapi langkahnya terhenti saat papanya berkata "sejak kapan kamu tidak memiliki sopan santun Firdaus? apakah kami tidak pernah mengajarimu? kenapa kamu tidak menjawab pertanyaan papa ha?" tanya papanya bertubi - tubi.

     Dengan malas Firdaus menjawab "Firdaus beli dikampung pa. Udah ah! Firdaus lelah. lagian papa juga gak tau pemilik kebunnya bagaimana, yang ada Firdaus malah semakin naik darah."

     "Benarkah? padahal baru saja mama mau nyuruh kamu untuk datang setiap hari kekebun itu, agar mama bisa selalu menikmatinya." ucap mamanya sedih.

Firdaus yang mendengarkan kata - kata mamanya hanya mampu membulatkan matanya secara sempurna, saking tak percaya dengan apa yang ia dengarkan.

     "Pokoknya, sampai kapan pun Firdaus gak mau kesana lagi! kan ada pak satpam! kenapa mama sama papa gak suruh aja sama mereka," elak Firdaus sebelum dipinta karna ia sudah muak berurusan dengan gadis tersebut.

     "Firdaus!!! sejak kapan papa sama mama mengajarkanmu cara membantah orang tua?" gertak papanya mulai kesal dengan sifat anaknya yang tak seperti biasanya.

     "Pokoknya Firdaus gak mau pa," bantahnya sambil berjalan melalui tangga tanpa menghiraukan perkataan orang tuanya karena kondisi hatinya benar - benar dalam keadaan tidak baik.

     Ia kini telah sampai dikamar. lalu merebahkan dirinya diatas kasur empuknya yang nyaman. Tiba - tiba sebuah SMS masuk dari papanya, dengan malas ia pun langsung membukanya.

     - Papa -

Firdaus papa gak mau tau pokoknya, setiap hari kamu harus mau membeli terong dari kebun itu untuk mamamu

     - Firdaus -

Tapi pa... Apakah harus besok? kan hari ini udah diambil. Secepat itukah habisnya?

     - Papa -

kamu ini gimana sih? kan kamu tau sendiri kalau rumah kita itu banyak assistennya sehingga kan yang makan terongnya bukan hanya mama kamu saja

     - Firdaus -

Tapi kan mereka bisa makan yang lain kan pa... Gak mesti terong pembelian aku itu

     - Papa -

pokoknya gak ada bantahan!!! besok kamu harus kembali kesana untuk membeli terong itu lagi

     - Firdaus -

Tapi pa! papa gak tau kalau penjual itu sangat menyebalkan pa!

     - Papa -

Papa tidak peduli

     Dengan kesal, Firdaus langsung melemparkan ponselnya kesembarangan arah. ia sangat lelah. Apa lagi saat mengingat momennya bersama dengan gadis itu saat dikebun tadi.

*Semua* *sorot hanya sibuk menatapnya heran, karena mau saja tunduk pada sang pemilik kebun karna ajakan narsisnya itu. Sedangkan beberapa gadis lain hanya memandang iri pada Miftah*.

     "Hai gais! kalian tau gak siapa nih yang disamping saya? orangnya ganteng terus kaya lagi. Gimana enggak! karna dia adalah seorang CEO. Oh ya! kalian tau gak kenapa dia datang kesini? ya mau apa lagi kalau bukan untuk membeli terongku yang cantik dan mulus ini. dijamin deh kalau kalian liat langsung terongku kalian pasti akan terpukau," ucap gadis tersebut dengan wajah yang tak berhenti tersenyum lebar sedangkan sang pria sedang berusaha tersenyum kearah kamera.

     "Ayo semuanya! mari mampir kekebun terong saya alias Miftahul Jannah. CEO saja langsung datang kesini untuk membeli terongku, masak kalian enggak. lumayan, mungkin kalian nanti bisa sekalian ketemu dengan babang  guantengnya. oke bye," ucapnya sambil menutup ponselnya lalu sesuai kesepakatan gadis itu langsung memetik terong yang menurutnya paling bagus.

     Firdaus kini hanya meraung tat kala memori saat ia sedang membuat rekaman itu kembali berputar dikepalanya.

"Kurang ajar!!! berani sekali ia terus berputar didalam memori ingatanku ini," gertaknya sambil menggelengkan kepalanya kesana kemarin beberapa kali.

     Saking frustasinya, sebuah ide buruk melintas dikepalanya. Ia pun hanya tersenyum miring sambil menatap nanar kebenda sekelilingnya.

"Kau yang telah membuatku masuk kedalam penderitaanku ini. Jadi, kau akan menanggung akibatnya sendiri karna telah menjatuhkan wibawaku gadis gila. tunggu saja! permainanku akan datang sebentar lagi," dengusnya.

     Disisi lain, Miftah baru saja melaksanakan sholat dzuhur. Lalu ia bergegas untuk makan siang. Selesai makan, ia mulai melangkahkan kakinya ke kamar untuk berganti pakaian menggunakan gamis berwarna hitam dan juga jilbab hitam.

"Inilah gamis yang Miftah kenakan."

     Usai mengunci pintu rumahnya setelah mengucapkan Bismillah baru ia melangkahkan kakinya menuju jalan setapak. Ia berniat untuk pergi ke Musalla yang ada diperkampungannya, untuk  mengajarkan anak - anak membaca Al - Qur'an.

     Ia tidak pernah merekam dirinya saat melakukan ibadah, karna ia tak mau mengumbar - umbar kebaikannya. Ia mengajarkan anak - anak mengaji dengan ikhlas tanpa ada bayaran. Para penduduk yang anaknya diajarkan olehnya juga sangat menghormatinya.

     Terkadang tak jarang selesai mengaji anak - anak memberikannya sedikit sedekah berupa beras atau pun kue padanya. Tapi beberapa orang masih juga bertanya - tanya apa penyebab ia sangat PD didepan kemera ketika mendapatkan penghasilan dari hasil kerja kerasnya sendiri.

     "Assalamualaikum semuanya. Udah lama ya nungguin Kaka?" tanyanya pada anak - anak ngaji yang sudah duduk rapi didalam Musalla.

"Wa'alaikum salam kaka... gak lama kok," jawab mereka kompak.

     "Baiklah kalau begitu. mari kita mulai," ucapnya setelah duduk didepan mereka.

Akhirnya, dari dalam tempat itu hanya terdengar suara merdu anak - anak yang sangat semangat belajar membaca Al - Qur'an dengannya. Mereka tidak pernah absen, kecuali jika keadaan mereka sedang ada halangan berat.

"Inilah gambar Al - Qur'annya." 😇

     Jam hampir menunjukkan waktu ashar. Miftah pun menutup pembelajarannya setelah membaca doa senandung Al - Qur'an lalu anak - anak bangkit dengan tertib sambil berjalan kearah Miftah untuk menyalami tangannya.

               " Inilah doanya 😄 " .

     "Maaf kak ini ada sedikit sedekah dari ibu saya. Ibu saya soalnya abis buat bolu tadi pagi," ucap salah seorang murid sambil memberikan Miftah sepelastik bening yang berisi beberapa potong kue bolu rasa coklat.

"Seperti inilah gambar plastik yang didalamnya berisi beberapa potong kue bolu." 😉

     "Ya Allah makasih ya dek. Nanti Insya Allah akan Kaka makan sampai habis," ucapnya sambil mengelus puncak kepalanya.

"Sama - sama kak. kalau begitu aku mau nyusul teman - temanku dulu ya," responnya sambil berlalu dari hadapan Miftah yang juga mulai bangkit untuk berdiri karna adik yang tadi adalah anak ngaji yang terakhir bersalaman dengannya. Sekaligus anak mengaji yang paling tua disitu, bersama beberapa temannya yang lain. Tak jarang, kadang merekalah yang mengajari anak - anak yang lain sambil menunggu kedatangannya.

     Ditengah jalan pulang, ketika ia hampir sampai kerumahnya tiba - tiba ia dikejutkan oleh pemandangan yang sangat tak terduga. Tubuhnya bahkan sampai bergetar hebat saking tak kuasa melihat apa yang sedang terjadi dihadapannya.

          Miftah sangat terkejut saat melihat pemandangan yang ada dirumahnya. Ternyata, ada banyak sekali lumpur yang sudah ditumpuk didepan rumah dengan cacing yang tak berhenti keluar kesana kemari hingga membuat Miftah sedikit geli.

     Walau pun ia sering berkebun, tapi ia masih merasa geli dengan pemandangan yang ada dihadapannya itu. Palingan jika dikebun ia hanya bertemu dengan dua atau tiga ekor. Tapi sekarang, puluhan ekor cacing yang bermain di atas tanah lembab. Tepatnya pun pas benget didepan pintu rumahnya.

     Ia sampai tidak habis pikir. Ia sangat merasa geli. Tiba - tiba saja langit menjadi mendung, karna siawan hitam telah mengusir siawan putih dengan mudahnya.

    Dengan sekuat tenaga ia mulai memberanikan diri untuk menyapu teras rumah agar tanah yang berisi cacing dapat hilang walau pun masih kotor. Tapi nasibnya sungguh malang, akibat sebuah dahan pohon yang terbang tepat menindih kakinya.

     Ia jadi jatuh terduduk dihadapan lumpur bercacing. Saat tangannya hendak meraih kayu tersebut, tiba - tiba sang angin tanpa rasa kasian kembali menambah beban untuknya dengan mendaratkan dua batang kayu sekaligus tepat di atas kakinya yang juga sedang ditindih.

     Saking sakitnya air mata Miftah semakin mangalir deras.

"Ya Allah... Hamba ikhlas menjalankan semua ini, semoga saja ini dapat menghapus beberapa dosa yang telah hamba perbuat," batinnya lalu pingsan dalam sekejap.

     Disisi lain nampak dua orang pria yang sejak tadi memperhatikan Miftah dari jauh.

"Hei! akhirnya kita berhasil! dahan kayu tadi lumayan membantu sekali! kamu memang pintar! sepertinya alam sedang mendukung kita agar dapat mudah menyiksanya hahahaha," senang pria yang bernama Badar.

     "Iya dong! Ide aku memang paling cemerlang untuk membuat orang teraniaya," responnya sambil tersenyum puas.

     "Dia benar - benar bodoh! masak keberadaan kita yang sedekat ini tidak ia sadari saat kita sedang melempar kayu? berarti umpan cacing yang kita gunakan sangat manjur," jelas pria dua yang bernama Gudara.

     "Kamu memang benar! yasudah mari kita pulang, dari pada kita malah jadi kayak burung hantu yang lagi mantauin mangsanya sampai pagi. Yang ada pulang - pulang malah bawa banyak bintik merah! ini kan mumpung masih sedikit bintik merahnya," respon pria Badar.

     Akhirnya, kedua pria itu pun pergi untuk kembali kerumah mereka masing - masing. Mereka seperti tak sabar untuk menyambut hari esok.

_________________________________________

Hai kaka semuanya... 🤗

Makasih ya... Karna sudah mau mampir ke Novel kedua Star... 😇

"KEBUN TERONG SIGADIS NARSIS"

Star sangat berterima kasih bagi Kaka - Kaka yang sudah mau memberi Ranting, like, vote bahkan sampai membaca dan mengomentari karya star... 🙏😊

Star sangat senang hingga jadi lebih semangat... 😄

Dimana bulan disitu bintang 😀

Dimana gelap disitu terang 🤣

Terima kasih bila tlah datang 😆

Star beri ucapan salam sayang 😘

Oke... Sampai jumpa di part selanjutnya ya...

Makasih untuk Kaka - kaka yang selalu hadir...

🍃🍃🍃🍃🍃 🙏🙏🙏 🍃🍃🍃🍃🍃

 

    

    

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!