Di tahun 2021 adalah masa paling sulit bagi seorang anak bernama Lisa van der gough yang harus merawat ayahnya yang sakit parah selama dua tahun ini, bersama ibunya Romaria sanchezt, mereka sudah berkeliling dunia mencoba berbagai macam pengobatan, namun semua tidak ada hasilnya, yang ada hal itu hanya membuat keuangan mereka semakin menipis.
Sebelum ayahnya sakit mereka merupakan keluarga kaya raya, mereka tak pernah kekurangan uang dan hampir tidak pernah merasakan hawatir terhadap apapun, namun saat sang suami Robert van der gough jatuh sakit, yang tersisa hanya rumah mewah yang menjadi harta terakhir mereka, Lisa bahkan sudah hampir 2 bulan tidak pergi kesekolah karna Lisa bersekolah di sekolah international yang biaya perbulannya sangat tinggi, ia harus memutuskan untuk berhenti sejenak untuk mengurus ayahnya dan demi kesembuhan ayahnya.
Di sore hari Lisa dan ibunya duduk di samping kasur ayahnya, dengan banyak obat2an dan alat bantu medis disekelilingnya.
"Lisa kamu harus pergi sekolah lagi, Ibu bakal usahain untuk bayar tunggakan kamu, asal kamu bisa sekolah," ucap ibu sambil membereskan obat2 ayah
"Ibu tenang aja, kan Lisa bisa ambil paket bu, buat sekarang kita fokus dulu ke ayah, kan kalo ayah sembuh semua bisa normal lagi," ucap lisa dengan wajah yang terlihat lesu dan lelah.
"Maafin ibu ya, dulu ibu ngebuat kamu masuk sekolah yang mahal, karna ibu gak pernah ngira kondisi kita bakal kaya gini."
"Ibu tenang aja, sekarang jangan bahas apa2 lagi, yang penting kita bareng2 terus ngurusin ayah sampe sembuh."
Ibu pun menangis karna merasa lelah dengan kehidupannya saat ini, Lisa beranjak dari tempatnya dan merangkul pundak ibu, memberikan semangat agar ibu tidak menyerah.
"Ibu jangan kaya gini, Lisa gak mau nangis bu, Lisa yakin kita bisa kaya dulu lagi, hidup normal, mungkin emang siklusnya harus kaya gini, tuhan mau liat seberapa kuat kita."
Ibu pun mengusap air matanya dan memeluk Lisa dengan erat, tak lama kemudian ayah terbangun.
"Lisa ayah haus, boleh minta air." ucap ayah dengan suara lirih.
Lisa pun mengambilkan segelas air dan memberikannya pada ayah, ibu membantu memegang kepala ayah dan membantu ayah minum, kemudian ayah batuk seperti tersedak lalu darah keluar dari mulut ayah, seketika Lisa dan ibu panik dan berusaha membersihkan darah di mulut dan leher ayah, kemudian ayah kejang dengan hebatnya, lagi-lagi Lisa dan ibu kepanikan namun Lisa bergegas untuk meminta bantuan dengan tangan yang gemetar Lisa menelpon rumah sakit agar untuk segera membawa ayah, tak lama kemudian kejang ayah mereda ibu yang panik terus memegang ayah ambulance pun datang untuk membawa ayah kerumah sakit.
Saat itu perasaan Lisa dan ibunya benar2 tidak menentu, sedih, takut, dan bingung harus melakukan apa, sesampainya di rumah sakit, ayah diperiksa dan harus di rawat karna kondisinya memburuk, ibu dan Lisa menunggu kabar dari dokter di ruang tunggu, tak lama kemudian hp ibu berbunyi, ibu pun pergi menjauh dari Lisa, setelah beberapa menit ibu menghampiri Lisa dengan raut muka yang lesu dan bingung.
"Siapa yang telepon bu?" tanya Lisa.
Ibu menundukan kepala dan menghela nafas.
"Orang bank Lisa, mereka bilang kalo hutang ayah gak dibayar dalam dua hari, rumah kita bakal disita."
"ya tuhan, gimana caranya bu kita bisa bayar," ucap Lisa yang berusaha menahan kesedihannya.
"Yaudah kamu tenang aja, ibu fikirin dulu,semoga aja ada kolega ayah kamu yang bisa bantu."
Dari kejauhan seorang perawat mendekat ke tempat Lisa dan ibunya duduk.
"Dengan keluarga pak Robert betul?" tanya sang perawat.
"Iya suster, saya istrinya, ada apa ya?" Jawab ibu yang berdiri dari kursinya.
"Ibu silahkan ikut saya menemui dokter."
Ibu dan Lisa pun pergi keruangan dokter yang menangani ayah, Dokter pun mulai menjelaskan hasil diagnosa yang dilakukan pada ayah.
"Dari hasil yang kami dapat, suami ibu punya benjolan di dalam kepala yang kami yakini adalah tumor," ucap sang dokter.
Ibu terlihat bingung dan tak menjawab pertanyaan dokter.
"Kita harus lakukan operasi secepatnya bu, jika tidak suami ibu tidak bisa tertolong," ucap sang dokter.
"Lakukan apa yang harus dilakukan dok, buat suami saya sehat kembali" ucap ibu yang terlihat gemetar.
Dokter mulai menyiapkan ruangan operasi, lalu Lisa dan ibu kembali menunggu di ruang tunggu, namun Lisa di buat bingung dengan keadaan ibu yang terlihat seperti memikirkan sesuatu.
"Ibu kenapa?" tanya Lisa.
Ibu hanya menjawab dengan menggelengkan kepala, ibu memang terlihat kebingungan namun tidak seperti sebelumnya, kebingungan ibu muncul saat dokter bilang ayah harus di operasi karna tumor, Lisa yang melihat ibu membisu terus memancing agar ibu berbicara.
"Ibu kenapa sih?Lisa gak enak diem-dieman gini!" ucap Lisa.
Ibu pun menoleh ke Lisa dengan mata yang tampak lelah dan berkata, "Ibu udah bawa ayah kamu ke banyak rumah sakit di luar negeri, dan semua dokter bilang kalau ayah kamu harus di operasi karna..." ucap ibu yang memalingkan wajahnya.
"Karna apa bu?" Tanya Lisa.
"Karna ada benjolan yang didiagnosa sebagai tumor," ucap ibu.
Lisa mulai merasa bingung, lalu berkata, "Terus kalo ayah udah di operasi, kenapa tumornya masih ada bu?"
"Karna dari banyak operasi yang dilakukan hasilnya sama, gak ada apapun di Kepala ayah kamu, benjolannya bener2 gak ada, dan otak ayah kamu normal!" ucap ibu.
Seketika Lisa terdiam dan ibu mulai memalingkan wajahnya, sepanjang proses operasi, waktu habis oleh keheningan fikiran Lisa dan ibu yang menunggu operasi selesai.
5 jam berlalu, dokter pun datang menghampiri Lisa dan ibu, dengan segera mereka beranjak dari kursi dan menuju kearah dokter.
"Bagaimana operasinya dok?" tanya Ibu.
"Maaf bu kami sudah berusaha semaksimal mungkin,namun suami ibu tidak bisa kami selamatkan," ucap dokter.
Lisa dan ibunya pun tersungkur ke lantai dengan tangisan yang tidak bisa terbendung lagi, suasana itu benar2 menghantam Lisa dan ibunya, dokter hanya bisa menenangkan mereka, setelah itu dokter berusaha mengajak ibu berbicara perihal proses operasi, ternyata saat operasi dokter menemukan hal yang benar2 tidak masuk akal.
"Ada yang harus saya beri tahu kepada ibu," ucap dokter.
"Iya dok apa yang perlu saya tau?" jawab ibu yang berusaha menahan tangis.
"Saat operasi pembedahan,kami gak menemukan apapun di dalam kepala suami ibu?" ucap dokter.
"Iya dok saya tau, ini bukan kali pertama, sudah banyak dokter di berbagai negara yang bilang kalau otak suami saya normal saat dilakukan operasi," ucap ibu.
"Bukan hanya tumor yang tidak ada bu, namun OTAK SUAMI IBU PUN TIDAK ADA DISANA!!!" ucap dokter.
"Maksud dokter apa?" Tanya ibu yang kebingungan.
"Otak suami ibu menghilang, kepalanya kosong, saya pun baru pertama kali melihat hal semacam ini!" ucap dokter.
Suasana pun berubah, ibu dan Lisa tidak bisa mengerti ucapan dokter,bagaimana hal itu bisa terjadi?
Setelah ibu dan Lisa sudah cukup tenang dokter mengizinkan mereka untuk melihat mayat ayah, dengan perasaan yang sangat hancur Lisa dan ibu masuk keruangan dan melihat kondisi ayah yang sudah terbujur kaku, Ibu dan Lisa memberikan pelukan terakhir dengan air mata yang tak bisa terbendung, namun saat Lisa mulai melepas pelukan perpisahan tiba2 mata ayah terbuka, perawat yang ada disana merasa aneh karna ayah sudah dinyatan meninggal dunia, perawat mencoba memeriksa jenazah ayah namun mayat itu berteriak dan mambuat semuanya ketakutan, perawat lari keluar ruangan begitupun Lisa dan ibu yang juga ketakutan berusaha berlari namun tangan ayah memegang tangan Lisa dan mengucapkan sesuatu.
"JANGAN DEKATI IBLIS!!!!!!!" Ucap ayah yang padahal sudah dinyatakan meninggal.
Kemudian Lisa berteriak dan terus berusaha melepaskan tangan ayah yang sangat dingin namun akhirnya Lisa berhasil melepaskan genggaman ayuah dan segera lari keluar, tak lama perawat kembali dengan dokter, ibu dan Lisa yang ketakutan terlihat sangat shock, dokter punmasuk ke ruangan untuk memeriksa apa yang terjadi, mayat ayah terjatuh dari kasurnya, dan darah keluar dari mata ayah membuat dokter dibuat kebingung.
Beberapa jam kemudian Lisa dan ibunya berusaha menenangkan diri karna kejadian tad benar-benar mengguncang mereka, rasanya masih tak percaya dengan apa yang terjadi.
"Bu ayah kenapa?apa ayah bener udah meninggal?" tanya Lisa.
"Ibu gak tau, semua kaya mimpi, ibu bingung harus jawab apa," ucap ibu dangan mata yang sangat kosong.
"Bu tadi ayah bilang sesuatu," ucap Lisa.
Ibu pun menoleh,dengan tatapan kaget sambil berkata, "Lisa ayah kamu udah meninggal, ibu yakin hal yang terjadi itu bisa di jelaskan secara medis, soalnya kan ayah kamu baru meninggal mungkin aja fungsi tubuhnya belum mati sepenuhnya," ucap ibu.
"Tapi bu ayah bilang jangan dekati iblis katanya, Lisagak tau apa maksdunya," ucap Lisa.
"Lisa tolong, kamu cuma shock aja, ayah kamu udah gak ada!" ucap ibu.
Lisa pun tidak melanjutkannya, walaupun masih banyak kebingungan yang ada di kepalanya, dari kejauhan dokter kembali medekat ke arah mereka.
"Dok kenapa hal kaya gitu bisa terjadi?" tanya ibu.
"Saya gak bisa menjelaskannya bu, saya pun masih bingung tapi ada satu hal lagi yang harus saya beritahu ibu, Mata suami ibu hancur secara misterius," ucap dokter.
"Maksud dokter apa?" Tanya ibu
"Iya bu, darah yang keluar dari mata suami ibu disebabkan karna matanya hancur dengan alasan yang tidak kami ketahui," ucap dokter.
Ibu dan Lisa kembali menangis dengan sejuta pertanyaan di kepala mereka,sebenarnya apa yang terjadi pada ayah, mengapa hal aneh terjadi saat kematian ayah.
Kematian ayah benar-benar membuat kehidupan mereka memburuk, Lisa dan ibunya mulai bersiap menghadapi tantangan baru dalam hidup mereka, memulai segalanya dari nol, bertahan di tengah keterpurukan dan kesedihan mereka.
Baru beberapa jam menguburkan ayah, Lisa dan ibunya harus merapikan barang2 yang mereka bisa bawa, karna rumah mereka sudah disita oleh pihak bank dan harus di tinggalkan secepatnya, dalam kebingungan mereka terus memikirkan kemana mereka harus pergi.
"Bu kita mau kemana, kita gak punya tujuan kan?" tanya Lisa.
"Yaudah yang penting kita keluar dulu dari rumah ini, ibu gak mau tambah rumit," ucap ibu.
Mereka pun selesai merapikan barang-barang yang akan di bawa, hanya bermodalkan 2 koper dan 2 tas gendong mereka berjalan meninggalkan rumah itu, sebenarnya mereka bisa saja pergi kerumah orang tua ibu, namun sudah lama ibu tidak berhubungan dengan keluarganya karna sejak ibu memilih menikah dengan ayah, pihak keluarga ibu tidak pernah setuju dengan pernikahan itu.
Mereka berjalan terus tanpa punya tujuan dan hanya ada kekosongan di kepala mereka yang menemani mereka sepanjang jalan.
Sempat terlintas di kepala ibu untuk kembali ke keluarganya, namun rasanya tidak mungkin karna saat ayah ibu meninggal saja ia tidak datang, Lisa yang merasa sangat sedih berusaha tegar di depan ibu, sudah cukup lama mereka berjalan, mereka mulai merasa kelelahan, pada akhirnya mereka duduk di halte bus untuk beristirahat melihat kendaraan lalu lalang, berjam-jam terbuang hanya untuk memikirkan banyak hal yang ada di kepala mereka hingga tak terasa hari mulai gelap.
"Lisa malam ini kita tidur di situ aja ya," ucap ibu sambil menunjuk ke depan toko yang akan tutup.
"Iya bu gpp," ucap Lisa.
"Maafin ibu ya, semoga aja besok ada jalan terbaik buat kita," ucap ibu.
Mereka pun beranjak dari halte bus dan pergi ke depan toko yang sudah tutup, menggelar kain di lantai dan mulai tidur, walau sangat lelah mata mereka tetap terjaga ditengah dingin malam yang memeluk mereka, lambat laun mata mereka mulai mengantuk dan mereka pun tertidur.
Cahaya matahari mulai muncul, Ibu pun membangunkan Lisa dan menyuruhnya untuk merapikan semua karna ibu hawatir pemilik toko akan mengusir mereka, dengan keadaan yang masih ngantuk mereka merapikan semua dan segera beranjak dari depan toko itu, melanjutkan perjalanan yang tidak punya tujuan.
Tak berapa lama perut mereka mulai berbunyi dan membuat mereka semakin lemah untuk melakukan perjalanan tapa tujuan itu.
"Bu Lisa laper banget, gak kuat jalan lagi kayanya," ucap Lisa.
"Ibu ada uang tapi cuma cukup buat beli satu roti, kita bagi dua aja ya," ucap ibu.
Merekapun berhenti di sebuah warung untuk membeli roti dan membagi dua roti tersebut agar perut mereka terisi, mereka pun melanjutkan perjalanan namun pandangan ibu mulai kabur dan perlahan membuat ibu lemas dan jatuh pingsan, hal itu membuat Lisa panik dan meminta bantuan pada orang-orang disekitarnya, ibu pun dibawa ke tepi jalan oleh orang-orang yang beraedia membantu, saat sadar wajah ibu sangat pucat dan sepertinya terlihat tidak sanggup untuk berjalan lagi, kemudian seorang pria berpakaian sangat rapih mendekat ke arah mereka.
"Ibu kamu belum makan kayanya," ucap pria itu.
"Iya pak tadi sempet makan roti, tapi cuma sedikit," ucap Lisa.
Pria itu menawarkan bantuan agar Lisa dan ibunya mau ikut bersamanya, Lisa pun menyetujuinya dan membawa ibunya ke mobil pria itu, saat di mobil pria itu bilang bahwa dia bisa membantu mereka.
"Kenalin nama saya Deli, biasa dipanggil Mr Deli," ucap pria itu.
"Iya sebelumnya makasih pak udah bantu saya dan anak saya," ucap ibu.
Dia membawa Lisa dan ibunya kerumahnya yang sangat besar, disana kita disambut oleh banyak pelayan, Mr Deli mengajak mereka ke meja makan dengan banyak makanan di meja itu, Lisa dan ibunya disuguhkan makanan yang sangat banyak, Mr Deli pun menyuruh mereka makan terlbuh dahulu, mereka pun tak segan memakannya karna mereka sangat kelaparan.
"Kalian mau kemana?" tanya Mr Deli.
"Kami gak punya tunjuan, rumah kami disita oleh bank, jujur aja pak kami gak tau harus pergi kemana," ucap Lisa.
"Kalau kalian mau saya bisa pinjamkan kalian rumah untuk kalian tinggal," ucap Mr Deli.
"Nggak usah pak, saya gak mau merepotkan bapak, lagi pula kami gak punya uang untuk nyewa rumah," ucap ibu.
"Jangan takut saya akan memberikannya secara gratis, rumah itu udah lama gak saya tempati, lagi pula sepertinya rumah itu sudah disiapkan untuk kalian," ucap Mr Deli untuk keyakinkan ibu dan Lisa.
"Disiapkan untuk kami?apa maksudnya," tanya Lisa.
Mr Deli hanya tersenyum sambil berkata, "Kalian akan tau nanti."
Akhirnya karna merasa Mr Deli adalah orang yang baik dan belum lagi mereka memang membutuhkan rumah untuk tinggal,membuat ibu menerima tawarannya, rencananya Mr Deli akan membawa mereka ke rumah yang akan mereka tempati esok hari.
"Kalian pasti nyaman disana, di komplek perumahan itu cuma ada 8 rumah, salah satunya rumah yang akan kalian tempati," ucap Mr Deli.
"Tapi bapak gak akan minta apa2 kan dari kita, aoalnya kita gak punya apa-apa," tanya Lisa.
"Kalian tenang aja saya cuma mau bantu, lagi pula saya juga kenal sama ayah kamu," ucap Mr Deli.
Lisa dan ibu pun kaget mendengar ucapan Mr Deli.
"Maksud anda apa? apa bener anda kenal suami saya?" ucap ibu yang terlihat sangat kaget.
"Sebenarnya saya sangat kaget saat mendengar Robert meninggal, dan sudah seharusnya saya membantu kalian," ucap Mr Deli.
Ibu dan lisa pun merasa lega karna ada juga yang bisa menolong mereka, tak lama Mr Deli beranjak dan mengambil secarik kertas.
"Kalo kau setuju untuk menerima bantuan saya, tolong tanda tangani surat ini sebagai bukti kepemilikan rumah yang akan kau dan anakmu tempati," ucap Mr Deli.
Saat ibu melihat kertas itu, warna kertas itu berwarna merah, namun tak ada tulisan apapun disitu, dan anehnya ada cap jempol seseorang dibawahnya, ibu terlihat ragu dan terdiam selama beberapa menit, Mr Deli pun bilang bahwa itu adalah cap jempol ayah Lisa.
"Itu cap jempol suami anda, dia sudah menyiapkan semua ini untuk kalian," ucap Mr Deli.
"Tapi kenapa kertas ini berwarna merah dan gak ada tulisan apapun disini," ucap ibu yang merasa ragu.
"Merah itu perlambang ikatan, dan kertas itu kosong karna isinya harus disuaikan, jika sudah fix baru kita isi dengan data yang semestinya, kamu tenang aja tidak ada yang perlu di hawatirkan," ucap Mr Deli.
Karna ibu merasa tidak ada jalan lain lagi untuk mendapatkan tempat tinggal, ibu pun akan menyetujui surat itu.
"Dimana pulpennya? " tanya ibu.
"Gunakan tinta ini dan cap jempolmu di sebelah cap jempol suamimu," ucap Mr Deli sambil memberikan tinta berwarna merah.
Ibu pun mengambilnya dan menggunakan jempolnya untuk menandai kertas itu, dan pada akhirnya mereka bisa lega karna memiliki rumah yang didapatkan secara gratis.
"Baiklah besok aku akan mengantar kalian kesana, beristirahatlah kalian, pelayanku akan menunjukan kamar kalian," ucap Mr Deli.
"Baik pak terimakasih atas bantuannya," ucap ibu.
Setelah selesai makan Lisa dan ibunya pun diantar ke kamar untuk istirahat karna mereka akan berangkat di pagi hari, hari mulai malam dan keheningan mulai bersenandung menemani Lisa dan ibunya, namun sebelum tidur Lisa bertanya pada ibunya, "Bu ko ayah gak pernah cerita tentang Mr Deli ya,"
"Temen ayah kamu kan banyak, gak mungkin kita tau semua, lagipula Mr Deli sepertinya orang baik, kita harus bersyukur dia nemuin kita," ucap ibu dengan mata yang tertutup.
"Iya bu semoga aja ini awal yang baik buat kita," ucap Lisa.
Mereka pun tertidur setelah seharian berjalan tanpa tujuan, tentunya mereka bisa menutup mata dengan perasaan tenang di kepala mereka.
Di pagi hari sekali pelayan Mr Deli masuk ke kamar ibu dan Lisa untuk membangunkan mereka, namun karna lelah rasanya sulit sekali untuk membuka mata, pelayan itu memberi tau bahwa Mr Deli akan segera mengantar mereka ke rumah yang akan mereka tempati, Ibu dan Lisa pun bersiap2 untuk berangkat, namun saat melihat keluar rumah langit masih gelap.
"Pukul berapa ini?" tanya ibu.
"Sekarang pukul 2.30 nyonya," ucap sang pelayan.
Ibu dan lisa merasa bingung mengapa mereka harus berangkat saat matahari belum muncul sekalipun, lalu si pelayan menjelaskan bahwa perjalanan akan sangat jauh, dan akan lebih cepat sampai jika berangakat secepatnya, tanpa pikir panjang ibu dan Lisa turun dengan membawa barang2 mereka, sesampainya di teras Mr Deli sudah menunggu dengan pakaian yang sangat rapi.
"Selamat pagi, kalian siap untuk pergi?" tanya Mr Deli.
"Ya kami siap, namun mengapa harus tengah malam seperti ini," ucap ibu.
"Akan lebih cepat sampai jika kita kesana sekarang, jika menunggu pagi perjalanan akan terasa sangat jauh," ucap Mr.deli.
Tanpa fikir panjang mereka pun naik ke dalam mobil, karna masih terasa ngantuk ibu dan Lisa tak bisa menahan rasa kantuk mereka yang membuat mereka tertidur selama perjalanan, tak lama kemudian mereka terbangun karna hentakan mobil yang berhenti.
"Hey kalian kita sudah sampai," ucap Mr Deli.
Mereka pun beranjak dan segera keluar dari mobil, disambutlah mereka di depan sebuah gerbang yang bertuliskan Selamat datang di DIABOLUS, gerbang itu terlihat mewah dan sangat besar, Namun Mr Deli mengatakan kalau ia tidak bisa mengantar kami ke dalam karna Hawatir mobilnya bisa mengganggu orang yang sedang tidur.
"Saya hanya bisa mengantar kalian sampai disini, sebentar lagi akan ada yang datang menjemput kalian untuk membawakan barang-barang yang kalian bawa," Ucap Mr Deli.
"Baiklah Mr Deli kami sangat berterima kasih atas bantuanmu," ucap ibu.
"Senang bisa membantu kalian, hubungi saya jika kalian membutuhkan sesuatu," ucap Mr Deli.
"Ini sudah lebih dari cukup Mr Deli, kami tidak ingin merepotkanmu," ucap Ibu.
Tak berapa lama kemudian seseorang membuka gerbang itu, dan menghampiri mereka, dia terlihat seperti orang luar karna wajahnya seperti bule dan berpakaian sangat rapi.
"Perkenalkan nama saya Sherman, saya yang bertanggung jawan menjaga komplek ini," ucap pria itu.
"Baiklah mereka yang akan menghuni rumah nomor delapan, bisakah kamu bantu membawa barang-barang mereka," ucap Mr Deli.
Pria itu pun membawa barang2 ibu dan Lisa lalu mempersilahkan mereka untuk segera masuk menuju gerbang itu, ibu dan Lisa pun berpamitan pada Mr Deli dan berjalan masuk melewati gerbang besar itu, tak lama kemudian Mr Deli pergi.
Di perjalanan pak Sherman mengatakan bahwa jarak rumah kami sekitar 50 meter dari gerbang, melihat lingkungannya sepertinya Lisa merasa akan nyaman di tempat itu.
Sepanjang jalan pak Sherman hanya diam dan tak mengucapkan sepatah katapun, sambil mebawa barang milik ibu dan Lisa, pria ituhanya fokus berjalan.
Tak lama kemudian sampailah mereka di rumah yang akan mereka tempatu, Lisa dan ibu pun cukup tercengan melihat rumah itu karna rumahnya cukup besar dengan gaya bangunan eropa klasik, Lisa melihat sekeliling dan terlihat pula rumah-rumah lain dengan ukuran yang lebih besar dibanding rumahnya.
"Disini hanya ada delapan rumah, termasuk rumah kalian," kata pak Sherman.
"Baiklah pak terima kasih atas bantuannya," ucap ibu.
"Sebaiknya kalian bersikap baik dengan tetangga kalian, karna mereka akan melakukan hal yang sama pada kalian, disini kami sangat menjunjung tinggi sikap kekeluargaan, semoga kalian betah tinggal disini," ucap pak Sherman
Walaupun rumah mereka bernomor delapan namun posisinya ada di paling depan, bersebrangan dengan rumah nomor satu.
Lalu pak Aherman pun pamit untuk pulang, Lisa dan ibu pun masuk ke rumah baru mereka dan mulai merapikan pakaian mereka.
"Bu apa bener rumah sebagus ini bisa kita tempatin secara cuma-cuma?" tanya Lisa.
"Ibu juga bingung Lisa, tapi yang penting kita punya tempat tinggal buat sekarang," ucap ibu.
Mereka pun merapikan pakaian dan karna masih merasa ngantuk mereka pun berniat untuk tidur dan saat melihat jam ternyata waktu menunjukan pukul 03.15, ibu dan Lisa merasa bingung padahal mereka berangkat saja pukul 2.30, dan Mr Deli mengatakan bahwa tampat itu cukup jauh, namun karna tak mau memikirkan banyak hal yang tidak terlalu penting, mereka pun kembali tidur karna merasa masih mengantuk dan hari masih gelap.
Pagi pun tiba, Ibu bangun lebih dulu dan melihat semua area rumah, karna saat sampai tadi malam mereka tidak sempat melakukan hal itu, ibu beranjak ke arah dapur saat di dapur ibu melihat lemari es yang sangat bagus, persis seperti miliknya dulu, saat di buka ibu sangat kaget karna lemari es itu penuh dengan bahan makanan, ibu berfikir bahwa Mr Deli lah yang menyiapkan semua untuk mereka, ibu pun mengambil beberapa bahan makanan untuk diolah, tak lama Lisa terbangun dan menghampiri ibu.
"Ibu lagi ngapain?" tanya Lisa.
"Ibu mau masak Lisa, Mr Deki udah nyiapin banyak bahan makanan untuk kita," ucap ibu sambil memotong sayuran.
"Oh bagus deh bu, Lisa laper soalnya," ucap Lisa.
"Yudah kamu sabar dulu ya, sebentar lagi siap," ucap ibu.
Sambil menunggu ibu selesai memasak, lisa memutuskan untuk keluar dan melihat lingkungan barunya, diluar rumah Lisa melihat tempat itu agak berkabut namun dari kejauhan dia bisa melihat rumah-rumah besar itu, ia berjalan melihat semua rumah yang ada disana, sampai tiba di ujung jalan teryata ada sebuah danau yang juga diselimuti kabut, Lisa pun mendekat ke danau itu memercikan air yang terasa sangat dingin, saat menoleh ke belakang ada seorang pria yang tersenyum kepadanya, Lisa pun mambalas senyum pria itu
"Kamu orang baru ya disini?" tanya pria itu.
"Betul pak, saya yang tinggal di rumah nomor delapan," jawab Sheila.
"Oh begitu, Perkenalkan nama saya Abraham stok jackob, saya tinggal di rumah nomor satu," ucapnya sambil tersenyum.
"Nama saya Lisa pak, saya tinggal dengan ibu saya Romaria, senang bertemu dengan bapak," ucap Lisa.
"Apakah kamu dan ibumu mau berkunjung ke rumah saya, istri dan anak saya akan sangat senang menerima tamu baru," ucap pak Abraham.
"Oh baik pak, saya akan memberi tau ibu dulu, terimakasih sebelumnya sudah mengundang kami, " ucap Lisa.
"Baiklah datanglah kapanpun kalain siap, Lisa sepertinya saya harus pergi karna ada banyak hal yang harus saya kerjakan," ucap pak Abraham.
Pak Abraham pun pergi berjalan menjauh dari Lisa, karna sudah cukup berkeliling Lisa pun kembali pulang untuk memberi tau ibu, saat sampai di rumah ibu sedang berbincang dengan seorang wanita, Lisa pun mendekat namun wanita itu pergi berpamitan.
"Itu siapa bu?" tannya Lisa.
"Oh dia tetangga kita, namanya Elsa, tinggal di rumah nomor satu, dia ngundang kita ke rumahnya," ucap ibu.
"Oh istrinya pak Abraham ya bu."
"Loh ko kamu tau Lisa?" tanya ibu.
"Iya tadi Lisa juga kenalan sama pak Abraham, dia juga suruh lisa kasih tau ibu untuk berkunjung ke rumahnya," ucap Lisa.
"Oh gitu, orang yang baik ya, sampe keduanya kompak ngundang kita."
Lisa dan ibu pun masuk dan rencananya mereka akan ke rumah pak Abraham sore nanti, saat di meja makan ibu memberi tau sesuatu, "Eh lisa tadi bu Elsa istri pak Abraham ngasih tah ibu kalo mereka punya anak perempuan seusia kamu loh."
"Oh gitu bu, bagus lah Lisa jadi ada temen."
"Kayanya kamu gak bisa deh temenan sama dia," ucap ibu.
"Kenapa bu?" tanya Lisa.
"Soalnya kata bu Elsa anaknya punya penyakit langka, jadi harus selalu pake masker dan baju panjang, karna anaknya gampang banget sakit," ucap ibu.
"Kasian ya bu," ucap Lisa.
"Iya Lisa, yaudah abisin makan kamu, abis ini bantu ibu bersihin ruangan ya."
"Iya bu."
Lalu mereka pun membereskan meja makan dan beranjak untuk membersihkan seluruh ruangan, ibu membersihkan lantai atas, Lisa membersihkan ruang tamu dan area dapur yang masih belum tertata.
Saat membersihkan jendela Lisa melihat seorang anak perempuan berjalan dengan sangat terburu-buru, menggunakan masker dan jaket yang sangat tebal, Lisa yakin itu anak dari pak Abraham dan bu Elsa, dia berjalan sangat cepat dengan pandangan fokus kedepan, karna terburu-buru wanita itu tersandung sesuatu dan terjatuh, Lisa yang panik berlari keluar untuk menolongnya, Lisa membantunya berdiri, namun misa merasa kalau tubuh anak itu begitu keras, kulit anak itu juga begitu pucat dan dingin, setelah berdiri anak itu tidak mengucapkan terima kasih dan langsung berjalan cepat menuju rumah nomor satu, Lisa merasa hal itu wajar karna dia melakukan hal itu untuk menjaga dirinya tetap aman karna kondisi langka yang dideritanya, Lisa pun kembali kedalam rumah dan melanjutkan bersih-bersihnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!