NovelToon NovelToon

MENGAPA SELALU WANITA YANG TERSAKITI

Bab 1

**Assalamualikum warahmatullahi wabarokatu....

hallo Reder semua selamat datang di karya Author yang ke dua semoga kalian suka ya sama isi ceritanya. Author mengambil kisah cerita ini dari kehidupan di dunia nyata ya yang Author coba bikin cerita semenarik mungkin.

terimakasih sudah mamir dan selamat membaca.....🙏**

💞💞💞

hidup adalah sebuah sandiwara ke hidupan yang mana di sutradarai oleh tuhan langsung, sebagai manusia hanya menjalankan skenario yang telah tuhan berikan entah itu susah, senang, bahagia bahkan menderita seklaipun.

adakala nya sebagai manusia pasti menginginkan hidup bahagia dan tanpa suatu permasalahan apapun namun semua itu seperti nya hanyalah sebuah ke inginan dan harapan saja, karna pada dasarnya setiap orang pasti akan memiliki masalah sekecil apa pun itu.

ya itu pula yang di harapkan oleh Ratih ia mendambakan hidup bahagia bersama suami dan anak semata wayang nya bahkan ia sama sekali tak pernah membayangkan akan ada apa di depan nanti yang ia lihat hanya saat ini ia bahagia bersama suami nya meski hidup nya tak se enak orang-orang dengan gaji suami yang pas-pasan tetapi Ratih selalu bersyukur.

selama masih selalu bersama sang suami yang ia cintai meski mereka kini harus menjalani hubungan jarak jauh tetapi Ratih selalu percaya pada suami nya akan selalu setia dan menjaga ke utuhan rumah tangga mereka.

"mas kapan pulang" tanya Ratih dalam panggilan telfon

"minggu depan mungkin pulang dek, kenapa?" tutur sng suami

"enggak apa-apa kasian Iyan mas kangen sama bapak nya selalu di tanyain terus" jawab Ratih sembari mengelus kepala sang putra yang tengah berbaring pulas di pangkuannya

"iya sing sabar yo, bapak lagi kerja buat cari duit biar kehidupan kita semakin baik" jawab sang suami di sebrang telfon sana

"iya mas, hati-hati kerja nya ya jaga ke sehatan dan jaga hati ingat ada yang selalu menunggu mu di sini mas dan selalu menjaga hati nya untuk mu" tutur Ratih mengungkapkan perasaanya

"iya...mas akan selalu jaha hati mas untuk kamu ko, mas akan selalu setia untuk mu! jangan mikir macem-macem di situ mas di sini cuma fokus kerja ko bukan hal yang lain" tutur sang suami meyakinkan Ratih agar selalu percaya padanya

" iya mas, aku percaya sama kamu ko dan aku selalu berdo'a untuk ke suksesan mas " dengan sedikit menitikan air mata Ratih berusaha tersenyum

"iya sayang sabar ya, insya allah minggu depan mas sudah pulang, kalau begitu sudah dulu ya mas mau lanjut kerja lagi" tutur sang suami

" iya mas, Assalamualikum" tutup Ratih dengan salam

"waalaikumsaalam" jawab dari sebrang sana

***"aku berharap kamu tetap setia mas di sana dan aku berharap kamu selalu sehat di sana, aku percaya sama kamu mas meski terkadang hati ini selalu bimbang dan ragu dengan mu, hahhh....Ya Allah lindungilah suami ku di mana pun ia berada jika ia berada di jalan yang benar maka lindungilah dia, namun jika berada di jalan yang salah maka sadarkan lah dia bahwa ada yang selalu setia dan menunggu nya di sini"**** ucap Ratih dalam hati.

kini Ratih masih termenung dengan fikiran-fikirannya meski jam sudah menunjukan pukul 10 malam tetapi Ratih masih belum bisa memejam kan mata nya seolah kantuk tak kunjung datang. Ratih menundukan wajah nya menatap sang putra dengan tatapan sendu bagai mana tidak di usia nya yang baru menginjak 7 tahun ia harus merasakan jauh dari sang Ayah hingga harus memendam rasa rindu yang teramat di hatinya.

lambat laun Ratih pun akhirnya merasakan kantuk ia pun merebahkan kepala nya di atas bantal dan mulai memejamkan matanya menuju alam mimpi.

•••••••••☆☆☆☆☆••••••••

pagi pun tiba menyapa sang surya yang mulai mengintip di balik pepohonan yang rindang, Ratih sudah bangun dari tidurnya rutinitas tiap pagi ia memasak untuk anak nya makan pagi sebelum berangkat ke sekolah, Ratih tak tinggal sendiri ia kini tinggal bersama orang tuanya nya di kota S di sebuah desa yang sudah maju sebenarnya namun ke asrian di desa tempat ia tinggal tetap terjaga karna mayoritas semua nya adalah petani.

"Ratih.." panggil seorang perempuan

"iya buk.." jawab Ratih

"suami mu kapan pulang, ko sudah lama enggak pulang-pulang" tanya perempuan itu yang merupakan ibu dari Ratih

"insya allah minggu depan bu" jawab Ratih dengan tersenyum

"oh ya sudah, kira sudah enggak inget pulang enggak inget anak" tutur ibu Sumarni

" sutt ....nggak bleh ngomong gitu ah bu mas Yasril pulang ko semalam sudah kasih kabar sama Ratih" jawab Ratih meyakinkan ibunya karna ia tahu sifat ibu nya seperti apa jika sudah menyangkun sang suami yang tak kunjung pulang yang ujung-ujung nya pasti akan mengomel.

"ya sudah bu Ratih mau bangukan Iyan dulu ya ini sudah siang nanti telat ke sekolah" tutur Ratih lalu meninggalkan ibu nya dan emnuju kamar untuk membangunkan Iyan sang putra semata wayang nya

sesampai nya di kamar Ratih langsung menyiapkan seragam sekolah milik Iyan lalu setelah itu baru membangunkan sang putra

"yan..iyan bangun udah siang nak" Ratih menggoyangkan tubuh Iyan agar lekas bangun

"iya ma..." jawab iyan lalu duduk namun matanya masih setia terpejam

"Iyan buka matanya..lekas mandi kan mau sekolah" tutur Ratih dengan menggelengkan kepala nya karna melihat Iyan yang masih setia memejamkan matanya

"hoammm....masih ngantuk ma" keluh Iyan dengan mengeratkan selimutnya

"Iyan ini udah siang ayo bangun, katanya mau ketemu bapak " Ratih melepaskan selimut yang masih Iyan kenakan lalu melipatnya

"emang bapak mau pulang ma..?" tanya Iyan yang langsung membuka matanya

"iya bapak mau pulang, semalam bapak telfon mama" jawab Ratih meyakinkan dengan masih membereskan tempat tidur

"asikkk....bapak pulang horree" Iyan pun berjingkrak kegirangan di atas kasur yang mana Ratih baru bereskan tadi membuat nya berantakan kembali

"Iyan...jangan loncat-loncat di kasur itu lihat berantakan lagi kan, udah sana mandi buruan udah siang" tegur Ratih

"iya ma..maaf" Iyan pun langsung turun dari tempat tidur dan menuju kamar mandi untuk mandi

"huhh...dasar anak itu " Ratih membuang nafasnya dengan kasar mebghadapi sikap anak nya yang kadang suka membuatnya kesal

sepuluh menit kemudian Iyan sudah selesai mandi dan sudah rapih dengan seragam merah putihnya dengan rambut yang sudah rapih, dan sudah duduk manis di meja makan menunggu Ratih mengambilkan makan untuk nya, Ratih pun mengambil nasi, sayur beserta lauk untuk di piring Iyan dan menaruh di hadapan sang putra

"nih di habiskan makan nya" Ratih menaruh piring yang berisikan nasi beserta sayur dan lauknya

Iyan pun menerima itu dengan senyuman lalu memakan makanan nya dengan semangat, setelah selesai sarapan Ratih pun mengantar Iyan menuju ke sekolahnya.

Bab 2

hari berganti hari di mana hari ini adalah kepulangan Yasril, Ratih tengah menunggu di teras rumah dengan perasaan bahagia setelah satu bulan lamanya tak berjumpa dengan sang suami .istri mana yang tak merindukan belahan jiwanya bahkan demi sang suami bahkan istri rela melakukan apa pun demi cinta nya terhadap suami sampai ia lupa membahagiakan diri sendiri karna menurut nya suami dekat dengannya pun sudah membuat nya bahagia.

"ma..!!! bapak ko belum datang-datang sih" tanya Adriyan yang biasa di panggil Iyan

"sabar ya nak, mungkin masih di jalan lagian ini kan juga hujan pasti jalan nya licin makanya agak lama" Ratih mencoba menenangkan sang buah hati meski pun ia juga merasa gelisah tetapi ia mencoba berfikiran positif saja

"kalo gitu Iyan masuk dulu ya ma, tunggu di dalam aja" tutur Iyan dan di angguki oleh Ratin

dua jam lamanya Ratih menunggu kepulangan Yasril namun yang di tunggu tak kunjung datang, sampai berkali-kali di telfon pun tak di angkat-angkat, tetapi Ratih masih terus berfikiran positif saja mungkin bisa jadi ada kendala di jalan karna hujan turun lumayan lebat pasti sang suami berteduh dahulu karna menggunakan motor begitu fikir Ratih

sampai pukul 5 sore barulah terlihat sebuah sepeda motor memasuki halaman rumah yang sangat familiar bagi Ratih

"mas Yasril...." senyum mengembang di bibirnya wajah murung karna khawatir pun hilang seketika ketika melihat sang suami sudah ada di depan matanya

Ratih pun langsung menghampiri dan menyambut sang suami dengan mencium punggung tangan sang suami

"ko lama banget mas, " tanya Ratih kemudian

"hujan, jadi tadi neduh dulu" jawab Yasril sembari menaruh helm di spion motor

"ya sudah ayok masuk, Iyan udah nungguin dari tadi" Ratih pun menggandeng tangan suaminya dan mengajak masuk ke dalam rumah

di dalam rumah sudah ada Iyan,dan ibu sumarni sedangkan bapak Agung ayah dari Ratih belum pulang dari tempat kerjanya

"sudah sampai sril, ko lama sekali dari pagi jam segini baru sampe" tanya ibu Sumarni

"iya bu tadi berangkat jam 12 soal nya tadi pagi kerja dulu sebelum ijin pulang" tutur Yasril dan berjalan ke arah ibu Sumarni untuk menyalaminya.

"oh gitu, ya sudah Ratih antar suami mu ke kamarnya pasti capek dia terus siapkan makanan untuk suami mu pasti belum makan dia" tutur ibu Sumarni pada Ratih

"iya bu..., Ayok mas" Ratih pun ke kamar bersama Yasril lalu tak lama kemudian Ratih pun terlihat ke dapur menghidangkan makanan untuk suami nya makan nanti

"mama....bapak mana" tanya Iyan yang memang tadi belum sempat bercengkrama dengan sang Ayah

"ada di kamar" jawab Ratih pada Iyan

" ya udah Iyan ke kamar mau ketemu bapak" tutur Iyan lalu berlari ke kamar Ratih yang melihat hanya menggelengkan kepala saja

setelah selesai menghidangkan makanan Ratih pun menyusul ke kamar untuk memberitahukan suaminya bahwa makanan sudah siap.

"mas makan dulu yuk, makanan nya udah siap" ajak Ratih ketika sudah memasuki kamar

"oh...iya sudah Iyan mau makan bareng bapak yuk" ajak Yasril pada Iyan

"ayok...iyan juga udah laper soal nya nungguin bapak dari tadi" Iyan pun langsung berdiri menarik tangan sang Ayah mengajak nya makan bersama.

setelah makan, sore itu pun di habis kan dengan saling bercengkrama meski Yasril lebih banyak diam tak seperti biasanya.

♤♤♤♤♤♤

pagi pun telah tiba tetapi dua pasutri itu belum juga bangun dari tidurnya setelah semalam bertempur melepas kerinduan yang sudah lama di pendam. sampai jam sudah menunjukan pukul 9 Ratih pun mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.

"eghhh..." Ratih pun duduk dari tidurnya lalu menatap wajah sang suami yang masih terlelap dalam tidur

Ratih tersenyum melihat suaminya yang sangat ia rindukan satu bulan terakhir ini entah mengapa ia benar-benar merindukannya kali ini padahal ia sudah terbiasa berjauhan dari suaminya tapi entah mengapa kali ini ia benar-benar merindukannya seolah-olah tak ingin berjauhan lagi dengan Yasril

Ratih pun bangun dan memunguti satu-persatu pakaiannya yang berserakan di mana-mana lalu memakainya dan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubunya, setelah selesai mandi Ratih pun langsung menuju kamar untuk membangun kan Yasril.

"mas bangun udah siang" tutur Ratih dengan menggoyangkan tubuh Yasril

"jam berapa" tanya Yasril

"jam sepuluh mas" jawab Ratih dengan senyuman

"oh, kamu tolong masukan pakaian ku ke dalam tas ya" tutur Yasril

"loh mau buat apa mas" tanya Ratih bingung

"hari ini aku pulang lagi ke tempat kerja karna aku cuma mintan ijin sehari aja" jawab yasril dengan santai dan posisi badan masih tengkurap di atas kasur

" ko cepet banget sih mas, kasian Iyan baru sehari ketemu malah mas udah mau kerja lagi, emang mas enggak kangen sama aku dan Iyan ya" tutur Ratih sedih dengan menitikan air mata

"bukan begitu sayang, mas kangen banget malah sama kamu dan Iyan tapi mau gimana lagi kerjaan nggak bisa di tinggal karna mas cuma di kasih cuti sehari aja' tutur Yasril lalu duduk dan memeluk Rarih serta mengahapus air matanya

"tapi kenapa cepet banget mas..." rengek Ratih dengan air mata masih terus mengalir

"kan mas kerja juga buat kalian untuk masa depan kita agar bisa naikin derajat kita, udah jangan sedih lagi ya" Yasil pun mencium kening dan kedua mata Ratih bergantian dan terakhir mencium bibirnya

"iya udah mas nggak apa-apa, kalo gitu aku mau beresin baju kamu dulu" tutur Ratih kemudian berdiri dan menghapus air matanya lalu mengepak pakaian Yasril ke dalam tasnya meski dengan berat hati tetapi Ratih berusaha tegar. entah mengapa kali ini ia benar- benar berat melepas Yasril pergi

"ma...bapak mana" tiba- tiba Iyan masuk ke dalam kamar dan menanyakan sang Ayah

" eh...ada bapak lagi mandi" jawab Ratih dengan tersenyum dan menghapus air matanya yang masih tersisa di kelopak matanya

" itu tas bajukan ma, terus mau di apain baju nya ko di masukin tas lagi" tanya Iyan yang belum tahu bahwa Ayah nya akan pergi lagi.

" ini mau di bawa bapak lagi, kan bapak mau berangkat kerja lagi" jawab Ratih berat mengatakan itu

"ko bapak berangkat lagi kan baru kemarin pulang nya" tanya Iyan

"iya bapak cuma di kasih cuti sehari aja jadi bapak nanti sore sudah berangkat lagi" jawab Yasril ketika memasuki kamar dan mendengar percakapan kedua orang itu

" kenapa cepet banget sih pak...hik hik hik" Iyan pun menangis dengan sesegukan

"kan bapak kerja buat Iyan buat masa depannya Iyan, " jawab Yasril dengan mengelus kepala sang buah hati

"tapi kan Iyan masih kangen sama bapak, hikhik" Iyan menjawab dengan masih sesegukan

"ya sabar ya, bapak pasti akan sempetin pulang terus ko udah ah anak laki jangan nangis, masa anak laki cengeng" hibur Yasril dengan menghapus air mata Iyan dan memeluk nya.

dan seharian pun Yasril menghabiskan waktu nya dengan bercengkrama bersama istri dan anak nya hingga tak terasa waktu pun berlalu begitu cepat dan kini sudah jam 5 sore Yasril pun bersial untuk berangkat lagi

" bapak berangjat dulu ya, jagain mama jadi anak yang kuat jangan cengeng kan Iyan anak laki" Yasril mencoba memberikan semangat pada Iyan tetapi Iyan hanya diam saja dengan air mata yang sudah menetes

" mas berangkat dulu ya, baik- baik di rumah" kini Yasril beralih ke arah Ratih

" iya...mas juga hati- hati di jalan" Ratih mencium tangan Yasril begitu pun Iyan

" ya udah mas berangkat. Assalamualaikum" tutur Yasril mengucapkan salam dan berjalan ke arah motornya

" waalaikumsaalam" jawab Ratih dengan nada lemah

ia berdiri di depan rumah sampai sang suami hilang dari pandangannya, rasanya sungguh berat sekali Ratih melepas suaminya entah mengapa kali ini ia sungguh sangat berat melepas suaminya pergi.

**♡♡♡♡♡♡♡

halo reder semua jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya di cerita ini. dan terimakasih sudah mampir

jika ada kekurangan mohon koreksinya ya**

Bab3

waktu berlalu begitu cepat satu bulan Yasril tak pulang ke rumah bahkan sama seklai tak mengubungi hanya sekedar untuk menanyakan ke adaannya. apa lagi kini Iyan tengah demam sudah 3 hari panas nya tak kunjung turun, Ratih sudah berkali-kali menghubungi Yasril tetapi sama sekali tak di angkat olehnya.

"kamu kemana sih mas, kenapa telfon ku nggak kamu angkat-angkat sih" gelisah Ratih mondar mandir di dalam kamarnya melihat sang putra tengah tertidur lelap dengan wajah yang pucat

akhirnya Ratih pun berusaha kembali untuk menghubungi Yasril, kali ini di angkat oleh Yasril

"hallo...." jawab Yasril

"mas kenapa sih aku telfon nggak kamu angkat-angkat, anak kamu tuh lagi sakit mas butuh berobat" Ratih mencerca banyak pertanyaan pada suami nya

"maaf hp aku jatuh dan ada retakan di layar nya jadi nggak tahu siapa yang hubungi aku" tutur Yasril memjelaskan

" mas aku bisa minta kamu kirim uang sekarang, kasihan Iyan 3 hari sudah demam nya nggak turun-turun" ucap Ratih dengan nada lirih karna ia tak enak sebenarnya meminta itu pada suaminya tetapi mau gimana lagi karna saat ini ia sama sekali tak memegang uang

"iya nanti aku kirim, ya sudah kalo gitu" jawab Yasril dan hendak mengakhiri telfon

"tunggu mas, kamu nggak pulang kah buat nengokin Iyan" tanya Ratih karna merasa kasihan terhadap putranya itu yang mungkin rindu dengan sang Ayah karna selalu menanyakannya

"aku nggak bisa pulang sekarang karna masih sibuk kerja di sini' Yasril memberikan alasannya

"ya sudah kalo gitu, hati-hati kerja nya" akhirnya Ratih pasrah tak ingin terlalu memaksa

tak ada jawaban sama sekali dari Yasril karna setelah Ratih berbicara seperti itu Yasril langsung mematikan telfonnya. menetes sudah air mata Ratih melihat kenyataan suaminya bersikap sangat dingin pada nya meski pun Yasril adalah orang yang tempramen tetapi selama ini tak pernah terlihat Yasril bersikap dingin. jika boleh memilih Ratih lebih memilih di pukuli Yasril dari pada harus di diam kan seperti itu apalagi selama satu bulan Yasril sama sekali tak menghubungi

Ratih pun tak mempermaslahkan itu karna di fikirannya dia hanyalah percaya terhadap sang suami meski Yasril bukan lah tipe lelaki yang romantis.

"apa mas Yasril udah ada yang lain sampai-sampai tak merindukan anak nya lagi" fikir Ratih

"nggak...nggak jangan berfikiran macam-macam Ratis dia di sana hanya bekerja. mungkin memang benar sekarang dia lagi sibuk" Ratih menepis fikiran-fikiran jelek itu

ting...

tanda pesan masuk lewat hp nya, Ratih pun membuka pesan itu yang berisi peringtan bahwa uang telah masuk ke rek nya.

"hahh...di kirim cuma 3 ratus, nggak apa-apa lah yang penting Iyan bisa berobat" ucap Ratih lalu ia bersiap berganti baju dan keluar dari kamar memanggil adik nya

"dek...dek" panggil Ratih

"iya..kenapa kak" tanya Angga

" antarin kakak ke klinik ya buat periksain Iyan" jawab Ratih

"iya udah ayok" Angga pun bersedia mengantarkan kakak perempannya itu

" ya udah kakak bangunin Iyan dulu ya" Ratih pun pergi dan menuju kamarnya untuk membangun kan Iyan setelah bangun mereka pun keluar dari kamar dan menuju keluar rumah di mana Angga sudah menunghu di atas motornh

Ratih pun menaikan Iyan setelah itu berganti ia yang naik, Angga pun langsung melajukan motornya menuju jalanan dan menuju klinik.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!