Pengenalan tokoh dalam cerita
Monika Anastasha Putri Prayoga
Seorang putri tunggal dari pasangan bernama Prayoga Wiratama dan Melinda Rusmala, ia adalah mahasiswi kedokteran yang mengambil spesialis kandungan (Obgyn) di salah satu universitas swasta yang terkenal di kotanya.
Monika seorang gadis yang memiliki paras cantik, berkulit putih, rambut lurus, mata yang sedikit sipit dan bibir yang merah. Monika gadis yang pintar dan mudah bergaul dengan temannya, memiliki sifat yang penyayang, humble juga easy going. Orang tua Monika merupakan seorang pengusaha terkenal di kotanya, harapan orang tuanya ialah kelak suatu saat nanti Monika dapat menjadi pengganti orang tuanya yang akan mengurus perusahaannya, namun cita-citanya yang ingin menjadi seorang dokter membuatnya enggan untuk megurus perusahaan orang tuanya. Monika memilih untuk melanjutkan kuliah di fakultas kedokteran
Cita-cita Monika sejak kecil ialah ingin menjadi dokter, dengan menjadi dokter dia bisa menolong orang yang membutuhkannya. Saat ini Monika mengambil jurusan Spesialis Kandungan (Obgyn), alasan Monika mengambil spesialis kandungan karena Monika ingin menolong para wanita melahirkan bayi-bayi mungil kedunia, menjadi orang pertama yang menolong mahluk kecil yang menggemaskan menghirup udara bebas setelah keluar dari kandungan ibunya.
Monika memiliki kekasih bernama Andrean yang sama-sama mahasiswa kedokteran juga namun beda program studinya.
Kisah asmara Monika dan Andrean harus berakhir karena Monika mendapati Andrean sedang bersama wanita lain disaat Monika sedang praktek kerja disalah satu Rumah Sakit swasta yang telah bekerja sama dengan kampusnya.
Pemeran cast sebagai Monika
Evan Erlangga Putra Pratama
Seorang putra tunggal dari pasangan bernama Erlangga Wijaya dan Nirmala Dewi, Evan seorang polisi yang gagah, berwajah tampan, berpostur tubuh yang ideal, penyabar, disiplin dsn juga mandiri. Selain itu juga ia memiliki prestasi dan kinerja yang baik sehingga ia menjadi kepala bagian dan memimpin rekan kerjanya saat ia bertugas diluar. Orang tua Evan juga seorang pengusaha terkenal, ayah dan ibunya berharap Evan akan menjadi penerus usahanya namun Evan memilih menjadi seorang polisi karena sejak kecil cita-cita Evan adalah menjadi seorang polisi. Kedua orang tua Evan selalu mendukung keputusan dan juga pilihan putranya, karena mereka paham benar begaimana karakter putranya itu. Evan seorang yang disiplin, pekerja keras, dan gigih dalam mengejar apa yang ingin ia dapatkan. Sejak Evan menuntut ilmu di Sekolah Kepolisian Evan menjadi pribadi yang mandiri dan selalu disiplin waktu, meski ia anak seorang pengusaha yang kaya raya tapi Evan selalu menjadi pribadi yang mandiri dan tidak menyombongkan kekayaan orang tuanya. Evan memiliki seorang kekasih model cantik yang terkenal bernama Diana Larasati, model terkenal yang saat ini sedang naik daun. Sebagai seorang model terkenal Diana sibuk dengan pekerjaannya, dengan pemotretan dan juga iklan-iklan yang ia bintangi. Sudah lebih dari tiga tahun mereka menjalin hubungan asmara yang akhirnya membuat Evan melamar dan ingin menikahinya, namun setelah Evan melamarnya Evan memutuskan untuk mengakhiri hubungan asmaranya.
Pemeran cast sebagai Evan
Karena kegagalan kisah asmara mereka masing-masing yang akhirnya membuat Monika dan Evan bertemu dan terjebak dalam kepura-puraan yang akan membawa mereka kedalam cerita yang rumit.
Bagaimana kelanjutan cerita mereka, apakah mereka akan bersama atau mungkin akan bermusuhan, cerita akan segera dimulai selamat membaca..😊😊
"Kriiiiiing..." Bunyi alarm pukul 06.00 membangunkan tidur seorang gadis cantik di kamarnya. Setelah alarm jam itu berdering sampai tiga kali gadis itu hanya menekan tombolnya hanya untuk menghentikan deringannya saja lalu ia memejamkan matanya dan tertidur lagi.
"Mba.. mba Monika hari sudah siang mba" Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar untuk membangunkannya namun gadis itu belum juga terbangun dari tidurnya.
"Bagimana bi.. apa bibi sudah membangunkan Monika?" tanya bu Melinda kepada bi Surti asisten rumah tangga di rumahnya.
"Sudah bu tapi mba Monik tidak menjawabnya, mungkin mba Monika masih tidur nyenyak" jawab bi Surti saat ditanyai oleh nyonya dirumahnya tempat ia bekerja.
" Ya ampun Monika mau bangun jam berapa, bukankah hari ini ada jadwal kuliah pagi. Ya sudah bi nanti biar saya saja yang membangunkannya. Oya bi tolong siapkan sarapannya ya bi sebentar lagi Bapak akan turun untuk sarapan." perintah bu Melinda sambil berjalan menuju kamar putrinya yang ada di lantai atas.
"Baik bu saya permisi dulu." ucap bi Surti sembari membalikan badannya menuju ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi.
Sudah menjadi anak gadis seperti sekarang pun masih suka dibangunkan kalau pagi, bagaimana nanti kalau sudah menikah Monik. gumam bu Melinda dalam hati.
Di ruang makan hidangan sarapan pagi pun sudah tersaji dengan rapi, pagi ini menu sarapan mereka adalah nasi goreng spesial yang dikengkapi dengan telur goreng, daging cincang yang ditumis pedas,kerupuk, dan juga acar. Tak tertinggal ada jus dan susu juga untuk melengkapi sarapan pagi. Piring, sendok, dan gelas sudah disiapkan diatas meja sesuai dengan tempat duduk yang biasa mereka tempati. Tak selang lama nampak seorang pria bertubuh tinggi mengenakan jas rapi menuruni anak tangga menuju meja makan, pria itu adalah Prayoga Wiratama tuan besar dirumah ini.
"Bi Surti.. Ibu dan Monika dimana, kenapa mereka belum siap untuk sarapan?" tanya pak Yoga kepada asisten rumah tangganya.
"Ibu sedang pergi ke kamar mba Monik Pak soalnya mba Monika belum bangun tidur, tadi saya sudah mencoba untuk membangunkannya tapi belum berhasil Pak." jawab bi Surti saat ditanyai oleh pak Yoga.
"Ya ampun Monika.. masih seperti anak kecil saja harus dibangunkan tidurnya." sahut pak Yoga tanpa melihat asisten rumah tangganya yang berada disamping kursinya.
"Saya permisi ke dapur dulu Pak." ucap bi Surti sambil menundukkan kepalanya dan bergegas meninggalkan meja makan menuju kedapur.
"Baiklah, terimakasih bi." Jawab pak Yoga sambil memegangi poselnya melihat beberapa email masuk yang dikirim oleh sekretarisnya.
Dilantai atas Bu Melinda menuju kamar putrinya, lalu ia mengetuk pintu kamarnya
sambil memanggil-manggil putri kesayangannya dengan lembut
"tok tok took.. Monika sayang sudah siang kamu belum bangun nak, bukankah kamu ada jadwal kuliah pagi hari ini?" sambil menempelkan telinganya dibalik pintu dengan harapan putrinya menjawabnya dari dalam kamar.
"Monika sayang.. ayo bangun nak, nanti kamu terlambat ke kampusnya." dan masih belum terdengar adanya suara sahutan dari dalam kamar putrinya, akhirnya bu Melinda membuka pintu kamar dan mendapati putrinya masih tertidur dengan lelap dibalik selimut dan mendapati laptop yang masih standby diatas tempat tudurnya, lembaran-lembaran kertas yang berserak dilantai dan beberapa buku tebal yang berada disamping bantalnya.
Ya ampun berantakan sekali ini, pasti dia habis mengerjakan tugasnya hingga larut malam sehingga dia jam segini masih tertidur pulas. Gumam bu Melinda dalam hati sambil menggelengkan kepalanya.
"Sayang.. bangun sudah siang nak." ucap bu Melinda membangunkan putrinya sembari membelai rambutnya.
"Mmmm.. hooaaamm! Eh mamah, kenapa pagi-pagi mamah ada dikamar Monika mah?" jawab Monika ketika dia membuka matanya dan terheran kenapa Ibunya sepagi ini berada dikamarnya.
"Coba lihat jam berapa sekarang, dari pagi kami membangunkanmu tapi kamu belum bangun juga." jawab bu Melinda sambil melirik jam yang berada diatas nakas samping tempat tidurnya.
"WHAT SETENGAH TUJUH! Habislah aku kalau aku sampai terlambat masuk kuliah pagi ini." dengan cepat Monika melompat keluar dari selimut dan buru-buru lari masuk ke kamar mandi yang berada di dalam kamarnya.
"Mah.. minta tolong suruhkan bi Surti buat menyiapkan sandwich saja untuk sarapanku di mobil, sepertinya tidak akan terkejar jika aku harus sarapan dirumah soalnya aku ada kuliah pagi hari ini." ucapnya dari dalam kamar mandi.
" Baiklah sayang.. tetap mandi yang bersih ya?" sahut bu Melinda sembari meninggalkan kamar putrinya.
Saat menuruni tangga bu Melinda mendapati suaminya sudah menunggunya dimeja makan.
"Mana Monika mah, apa masih belum bangun juga?" tanya pak Yoga kepada istrinya.
"Sudah pah, Monika sedang mandi. Semalam pasti dia habis begadang mengerjakan tugasnya hingga larut malam makanya dia jadi kesiangan seperti ini." jawab bu Melinda sembari mengambilkan sarapan untuk suaminya.
"Kasihan dia, sudah mendekati semester akhir pasti banyak tugas yang harus dikerjakannya." sahut pak Yoga sambil tetap membaca email masuk dalam ponselnya.
"Iya pah hari ini ada jadwal kuliah pagi katanya, dia minta dibikinkan sandwich saja untuk sarapan dimobil. Papah makan dulu, mamah mau menyiapkan sarapan Monika dulu pah." ucap bu Melinda sembari berdiri untuk mengambil beberapa roti tawar dan mengolesinya dengan selai coklat dan selai setrawberi kesukaan putrinya.
"Baiklah, mamah siapkan saja dulu bekal untuk gadis kecil kita." jawab pak Yoga sambil tersenyum dan segera menyantap sepiring nasi goreng yang telah diambilkan oleh istrinya.
Di kamar Monika bersiap untuk pergi ke kampusnya karena ada kuliah pagi
hari ini. Kuliah akan dimulai tepat pukul delapan pagi, dan sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 07.00 WIB.
Ya ampun.. kenapa aku bisa seceroboh ini ketiduran disaat mengerjakan tugas, buku-buku masih berserak, tugas belum ku print dan ini kertas-kertas masih berserak dilantai. Ya Tuhan tolong buat kuliah pagi ini mundur dua jam agar aku tidak terlambat. Gumam Monika dalam hati saat sedang mengenakan pakaiannya. Selesai mengenakan pakaiannya Monika berjalan menuju meja riasnya, ia mengambil sisir dan menyisir rambut panjangnya, memakai bedak diwajahnya dan mengoleskan lipstik warna peach dibibir manisnya. Hari ini Monika berdandan senatural mungkin karena tidak ada waktu untuk berlama-lama jika ia harus memake up wajahnya.
Lebih baik tugas aku cetak sekarang saja, karena tidak akan ada waktu lagi jika aku mencetaknya di kampus. Gumam Monika sembari berjalan menuju ke meja belajarnya untuk menyalakan mesin printer miliknya. Setelah printer menyala ia segera membuka laptopnya dan mencari file tugas yang telah ia kerjakan semalaman dan menyambungkan bluetooth pada perangkatnya.
Sambil menunggu tugas selesai dicetak Monika mengambil ponsel yang ia cas diatas nakas samping tempat tidurnya, terlihat ada satu pesan singkat disana dan dengan cepat Monika membuka dan membacanya. Pesan singkat itu dari Andrean, Andrean kekasih Monika yang telah dua tahun ini menjalin asmara dengannya.
Andrean : “Kubisikkan lirih ucapan selamat tidur malam ini, semoga Tuhan berbaik hati mempertemukan kita dalam mimpi. Selamat malam kamu, kamu kekasih hatiku.”
Saat membaca pesan dari Andrean terlihat ada senyum dibibirnya dan terpancar kebahagiaan dari sorot matanya. Dengan jemarinya yang lentik Monika membalas pesan Andrean.
Monika : “Selamat pagi kamu, kamu yang semalam tak datang dalam mimpiku.”
Setelah tugas selesai ia cetak lalu Monika memasukkannya kedalam tas dan bergegas keluar dari kamar menyusuri tangga menuju meja makan. Di meja makan pak Yoga dan bu Melinda sedang sarapan.
“Mah sandwich yang tadi Monika minta sudah disiapkan sama bi Surti kan mah?” tanya Monika pada Ibunya.
“Sudah mamah siapkan sayang, ini diatas meja. Minumlah dulu susu hangat ini, setidaknya perutmu tidak kosong.” Jawab ibunya sembari menyodorkan segelas susu hangat untuk Monika.
“Baik mah.. Monika minum susunya, terimakasih sudah dibuatkan susu selezat ini.” Jawab Monika sambil meminum susu yang diberikan oleh ibunya.
Pak Yoga yang melihat kelakuan putrinya hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala.
“Monika apa Andrean menjemputmu pagi ini?” tanya pak Yoga kepada Monika.
Mendengar pertanyaan ayahnya Monika tiba-tiba tersedak dan menghentikan minumnya.
“Ya ampun Monika pelan-pelan minumnya, lihat itu bajumu ada sedikit noda susu. Kenapa kamu tersedak saat papah bertanya seperti tadi Monika, kalian sedang berantem?” tanya bu Melinda sambil meledek putri kesayangannya.
“Tidak kok mah, Monika tersedak karena Monika melihat jam ternyata sudah jam setengah delapan dan ini benar-benar akn telat sampai kampus.” Jawab Monika sambil mengelap noda susu yang ada dibajunya dengan tisu.
Mendengar jawaban Monika pak Yoga dan bu Melinda hanya menggelengkan kepala saja.
“Pah hari ini Monika ke kampus pakai motor saja ya pah biar cepat sampainya, kalau pakai mobil pasti lama belum lagi kalau macet. Kalau pakai motor kan Monika bisa lewat jalan pintas.” Kata Monika saat meminta izin kepada ayahnya untuk membawa motor ke kampusnya.
“Boleh papah izinkan asalkan kamu membawanya dengan hati-hati, tidak boleh mengebut itu yang terpenting.” jawab pak Yoga saat mengizinkan putrinya untuk membawa motor ke kampusnya.
“Siap laksanakan bos.” Jawab Monika sambil mengangkat tagan kanannya seolah sedang mempraktekkan gerakan hormat sat upacara.
Bu Melinda : “Ya sudah berangkat dulu sana, nanti tambah kesiangan. Hati-hati ya sayang ingat jangan ngebut.”
Pagi hari ditempat lain sang mentari bersinar begitu terang memberikan kehangatan pagi menepis dinginnya malam yang telah berganti. Embun-embun pagi yang membasahi dahan dan rerumputan menyejukkan udara bagi siapa saja yang menghirupnya. Suasana hangat dirumah megah dan mewah di kawasan elit, para penghuni rumah itu sudah memulai menyibukkan diri dengan rutinitas masing-masing. Terlihat beberapa asisten rumah tangga mulai disibukkan dengan aktivitasnya, diluar rumah dihalaman yang hijau dan indah dengan bunga-bunga ditamannya terlihat seorang tukang kebun sedang membersihkan taman, menyirami bunga-bunga yang bermekaran cantik dan juga membersihkan dedaunan kering yang berguguran.
Diruang makan hidangan untuk sarapan pagi telah siap tinggal menunggu tuan besarnya untuk menikmatinya, para tuan besar dan nyonya dirumah ini sedang bersiap untuk rutinitas paginya.
Tak selang lama terdengar suara hentakan kaki yang menuruni anak tangga, pria berbadan tegap, berparas tampan dengan balutan seragam yang membuatnya semakin terlihat berkarisma menuju meja makan.
“Selamat pagi bi” terdengar ucapan selamat pagi dari bibir pria itu kepada asisten rumah tangganya yang berdiri di belakang kursi meja makan, menunggu majikannya untuk menyiapkan sarapannya.
“Selamat pagi juga mas Evan” sahut asisten rumah tangganya sambil menundukan kepalanya menjawabnya dengan sopan.
Tidak selang lama terdengar suara pintu kamar yang terbuka nampaklah pria berkacamata dengan jas hitam yang ia kenakan beserta wanita yang berpenampilan rapi menuju ruang meja makan, mereka ialah tuan dan nyonya besar dirumah ini, pak Erlangga dan bu Nirmala.
“Selamat pagi Pah.. Mah!” sapa Evan kepada kedua orang tuanya.
“Pagi juga nak, kau sudah bersiap untuk berangkat ke kantor?” jawab pak Erlangga sembari menarik kursi meja makan dan mendudukinya.
“Iya pah hari ini ada kegiatan penertiban lalu lintas, jadi Evan harus bersiap dan berangkat pagi.” Jawab Evan sambil mengoles selai strawberi pada roti tawar yang ada ditangannya.
“Sayang bagaimana dengan pekerjaanmu apakah semuanya lancar?” tanya bu Nirmala pada putranya.
“Lancar mah, berkat do’a mamah dan papah.. thank’s all.” Jawab Evan sambil memakan potongan roti tawar yang ada dipiringnya.
“Syukurlah kalau semua berjalan lancar mamah bangga kepadamu nak, jadilah seorang polisi yang mengayomi dan melindungi masyarakat.” Ucap bu Nirmala sambil memasukan potongan apel kedalam mulutnya.
“Evan.. papah lihat kamu sudah mapan, apa kamu masih betah lama-lama berpacaran?” tanya pak Erlangga tiba-tiba yang membuat Evan kaget dengan pertanyaannya.
“Hahaha.. tunggu waktunya pah, Evan akan mempersiapkan semuanya saat semua sudah sama-sama siap, Evan akan melamar Diana” jawab Evan sambil tersenyum malu.
“Sudah lah pah jangan menggodanya lagi.. coba papah lihat muka putra kesayangan kita, terlihat merah padam menahan malu kan pah?” lanjut bu Nirmala yang menangkap ada rasa malu terpancar diwajah putranya.
Suasana menjadi hening saat mereka makan, hanya sesekali terdengar suara garpu yang mengenai piring. Selesai sarapan Evan dan pak Erlangga bersiap-siap untuk berangkat kerja. Bu Nirmala mengantarkan mereka berdua sampai depan pintu rumah utama. Sementara di halaman depan sudah siap mobil yang akan dikendarai oleh pak Erlangga, sopir telah menunggunya. Sementara mobil Evan masih terparkir dalam garasi yang berada di rumahnya.
“Papah hati-hati ya.” Ucap bu Nirmala sambil merapikan jas yang dikenakan suaminya lalu bersalaman mencium punggung tangannya.
“Iya mah mamah juga hati-hati nanti saat berangkat ke butik, papah berangkat dulu sudah ditunggu untuk rapat pagi.” Ucap pak Erlangga sambil mengecup kening istrinya lalu memasuki mobil dan duduk dikursi belakang.
“Hati-hati pah!” ucap Evan sambil melambaikan tangannya.
Sementara Evan masih berdiri disamping mamahnya, tak selang lama iapun berpamitan.
“Mah Evan berangkat dulu.” Ucap Evan sambil bersalaman mencium punggung tangan mamahnya.
“Iya sayang hati-hati ya nak, semoga pekerjaanmu hari ini berjalan lancar.” Jawab bu Nirmala sambil mengusap lengan Evan.
“Aamiin.. terimakasih mah, Evan berangkat ya.” Jawab Evan lalu berjalan menuju parkiran mobilnya.
Setelah Evan melajukan mobilnya bu Nirmala kembali masuk kedalam rumah, ia akan bersiap-siap untuk mengunjungi butik miliknya. Butik yang ia miliki menjual berbagai jenis fashion mulai dari baju, sepatu, dan juga tas. Barang yang disediakan di butik itu pun merupakan barang-barang branded yang selalu mengikuti mode dan trend masa kini.
Sementara dijalan Evan melajukan mobilnya dengan pelan, karena jarak kantor dari rumahnya tidak begitu jauh. Tiba-tiba ponsel Evan berdering ada tanda panggilan masuk dari Diana kekasih Evan, dan segera Evan memasangkan earphone ketelinganya agar Evan tetap fokus dalam mengemudikan mobilnya.
“Slamat pagi sayang?” terdengar suara lembut dari sebrang sana.
“Pagi juga Diana.” Jawab Evan sambil tetap fokus mengemudikan mobilnya.
“Sayang, ramai sekali ini apa kamu lagi dimobil?” tanya Diana pada Evan.
“Iya, aku sedang dijalan menuju ke kantor.” Jawab Evan.
“Pagi sekali berangkatnya, ini lebih pagi dari biasanya.” Sahut Diana kembali bertanya.
“Iya hari ini ada penertiban lalu lintas, jadi harus berangkat pagi untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Sudah sarapan?” tanya Evan pada Diana.
“Belum sebentar lagi, baru minum jus. Oya hari ini pulang jam berapa?” ucap Diana kembali bertanya.
“Belum tau, kenapa memangnya?” jawab Evan.
“Gak apa-apa, hari ini aku ada pemotretan jadi mungkin sedikit sibuk.” Jawab Diana sambil terdengar tawa ceria dari sebrang sana.
“Baiklah kalau begitu, aku sudah sampai kantor nanti lagi telfonnya ya?” ucap Evan sambil memarkirkan mobilnya di parkiran kantor.
“Oke, selamat bekerja.. Love you” ucap Diana mengakhiri telfonnya.
Setelah memarkirkan mobilnya diparkiran kantor, Evan mengambil tas yang ia letakkan dikursi samping kemudinya lalu merapikan seragam kerjanya dan segera membuka pintu mobil berjalan menuju kedalam ruang kerjanya. Dihalaman kantor sudah terdapat beberapa anggota polisi lain berkumpul untuk melaksanakan kegiatan rutin dipagi hari yaitu apel pagi. Setelah Evan tiba diruang kerjanya, ia meletakkan tas diatas meja lalu bergegas mengikuti apel pagi.
Kepala polres yang menjadi pemimpin pada kegiatan apel pagi, Beliau memberikan arahan atas pekerjaan yang akan dilaksanakan pada hari ini. Apel pagi berlangsung selama kurang lebih tiga puluh menit, setelah memberikan arahan, memberi semangat kerja untuk para anggotanya lalu menutupnya dengan do’a. Selesai apel pagi anggota dibubarkan dan kembali kedalam kantor menuju meja kerja masing-masing.
Evan kembali ke ruang kerjanya, dan terdengar suara ketukkan pintu dari luar.
“Masuk!” jawab Evan mempersilahkan seseorang yang berada diluar untuk masuk kedalam ruangannya, lalu orang itu masuk dan berdiri dihadapan Evan. Dia adalah Doni Kusuma, rekan kerja Evan sekaligus teman dekatnya. Mereka berteman sejak SMA hingga sekarang sama-sama menjadi polisi dan bekerja ditempat yang sama.
“Kamu sudah siap?” tanya Doni pada Evan. Saat mereka hanya berdua mereka tidak memakai panggilan yang formal, karena mereka bersahabat sehingga mereka berbicara layaknya sahabat.
“Ini lagi siap-siap.” Jawab Evan sambil membuka laci meja kerjanya.
“Pagi ini kita bertugas menertibkan jalan di jalan Merdeka, anggota yang lain sudah bersiap.” Ucap Doni.
“Baiklah, mari kita berangkat.” Jawab Evan sambil berdiri dari kursi kerjanya.
Mereka berdua keluar dari ruangan dan segera menuju ke halaman depan karena mobil patroli sudah menunggunya, beberapa anggota polisi yang lain terlihat bertugas menggunakan motor patroli.
Tak selang lama rombongan patroli pun berangkat menuju ke tempat yang telah ditentukan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!