Joni, laki-laki berusia 28 tahun, tinggal seorang diri, tanpa keluarga. Hidupnya sempat terlunta-lunta di jalanan, sampai suatu hari seorang wanita yang baik hati meminjamkan sebuah rumah kosong untuknya tinggal. Tak hanya itu saja, Setiap pagi dan malam di depan rumahnya selalu ada bungkusan makanan dan uang. Joni menganggap itu berasal dari dermawan.
Joni yang tak ingin terus berharap pada kebaikan dermawan, ia pun berusaha mencari pekerjaan. Awalnya cukup sulit untuk mendapatkan pekerjaan, karena ia tak memiliki skill khusus, hingga akhirnya dia diterima bekerja di sebuah perusahaan sebagai seorang OB.
Pekerjaan itu menyenangkan bagi Joni yang hanya bisa mengandalkan tenaganya. Karena ia tak bisa mengunakan otaknya untuk berfikir terlalu keras, itu akan membuatnya kesakitan.
Suatu hari ia terjebak dalam suatu keadaan yang memaksa dirinya harus menikahi seorang wanita yang tengah hamil tiga bulan.
Dengan terpaksa Joni menikahi seorang wanita yang bernama Arumi, Wanita yang secara sengaja menjebak dirinya kerena Joni menggagalkan upayanya untuk bunuh diri.
Hari-hari Joni lalu dengan begitu berat, Mertuanya tak pernah menganggapnya sebagai menantu. Dirinya diperlakukan seperti seorang pelayan tanpa upah. Banyak cacian yang Joni terima bahkan umpatan kejam pun ia lontarkan. Apapun yang Joni lakukan selalu di pandang rendah dan selalu salah, bahkan Arumi tak pernah menghargai atau menghormati dirinya sebagai seorang suami. Ucapan kasar sering keluar dari mulut Arumi. Saat Joni berusaha mendekati, Arumi akan terus menolak dan bahkan mengusirnya dari kamar.
Setiap malam Joni selalu termenung dalam diam, menyandarkan tubuhnya di tiang teras depan rumah, "Apa salahku, hingga dewa mengutukku menjadi manusia hina seperti ini, Semua keluarga ini merendahkan diriku menganggap ku seperti sampah dedaunan, yang selalu jatuh dihalaman, walaupun berkali-kali dibersihkan akan tetap ada saja sampahnya." gumam Joni mengutuk nasibnya.
Setelah telah menunggu enam bulan lamanya, akhirnya Arumi melahirkan seorang bayi perempuan. Namun sayang bayi tersebut mengalami gangguan penglihatan, membutuhkan waktu lima tahun, baru bisa menjalani operasi donor mata.
Ayana, Joni memberi nama anak itu Ayana, walaupun bukan darah dagingnya, Joni berjanji akan merawat dan membesarkan Ayana seperti anaknya sendiri.
Sebuah pukulan besar bagi keluarga, terutama Arumi. Mereka pun menyalahkan Joni atas apa yang terjadi pada Arumi, cucu yang mereka tunggu lahir dalam kondisi cacat.
"Kamu benar-benar iblis Jon, kamu sudah menodai anakku hingga membuatnya hamil dengan benihmu yang ternyata dia lahir cacat. Aku bersumpah sampai kapanpun aku tidak akan pernah menganggap mu sebagai menantu dalam keluarga ini."
Hati Joni benar-benar hancur. Setiap perkataan mertuanya seperti pisau tajam yang menusuknya tepat di hatinya.
Karena tak kuat atas perlakuan mertuanya, Joni memberikan pilihan pada Arumi, keluar dari rumah atau bercerai. Hal tersebut membuat bimbang hatinya. Arumi sayang pada putrinya, jika ia tetap tinggal ia tak akan bisa bersama lagi dengan putrinya.
Sebuah keputusan pun diambil Arumi, meninggalkan rumah dan ikut Joni tinggal di sebuah rumah kecil yang ia sewa dengan harga murah.
****
Lima tahun berlalu, Joni dan Arumi membesarkan Ayana. Mereka hidup dalam kondisi pas-pasan, kekurangan sering kali menghampiri, Joni yang hanya bekerja sebagai seorang OB tak mampu membiayai kehidupan Arumi yang terbiasa dalam kehidupan mewah.
Tak segan-segan Arumi seringkali meminjam uang kepada ibunya untuk kebutuhannya. Awalnya Sukma memberikannya secara cuma-cuma namun akhirnya, sebuah perkataan keluar dari mulut Sukma, bahkan semua uang yang diberikan padanya harus di bayar kembali dengan bunganya jika tidak mampu bayar, Arumi harus bercerai dengan Joni dan menikah dengan Jonathan, laki-laki yang dianggapnya lebih mampu daripada Joni.
Joni yang mengetahui hal itu marah, pada Arumi pada mertuanya dan juga pada dirinya sendiri yang tak bisa menjadi suami yang baik. Suasana hatinya sangat kacau. Ia pun pergi meninggalkan rumah dalam pikiran yang kacau.
Saat dalam perjalanan kepalanya tiba-tiba terasa sangat sakit, bahkan keringat dingin pun keluar dari tubuhnya padahal saat itu udaranya sangat dingin.
Kondisi Joni yang tak fokus berkendara, tak bisa melakukan pengereman mendadak saat di depannya terjadi kecelakaan beruntun. Joni pun akhirnya terlibat dalam kecelakaan beruntun yang terjadi.
****
["Pak, putra bapak, mengalami kecelakaan beruntun dan sekarang sedang ditangani dokter." ucap seorang laki-laki memberikan informasi pada Mahendra.]
["Baik aku akan segera ke sana, Selamatkan nyawanya dan berikan pengobatan terbaik untuknya."]
Mahendra laki-laki berusia 55 tahun, pemilik perusahaan CS company, memiliki Putra tunggal bernama Kelvin Casandro dan anak tiri bernama Marcel dari istri baru bernama Sofia, setelah istri pertamanya meninggal dunia yang bernama Kartika Casandro.
Setelah menunggu beberapa waktu, akhirnya Joni sadar. Saat pertama kali laki-laki itu terbangun yang ia lihat adalah Mahendra lihat laki-laki tua yang selama ini menjadi ayahnya. "Pa..." satu kata keluar dari mulut laki-laki yang tengah terbaring dengan kondisi lemah dan beberapa bagian tubuhnya terluka, lalu ia akan kembali tertidur.
"Pak Mahendra, kondisi putra anda belum stabil, dia akan mengingat semua memorinya secara dan kemungkinan besar dia akan lupa dengan kejadian enam tahun lalu namun secara garis besar dan secara acak ia kan mengingat peristiwa yang menyakitkannya Tanpa ia sadari, bahkan ia akan berhalusinasi mengenai banyak hal. Jika ia kembali pada bapak sekarang, mungkin dia akan sangat sulit mengendalikan pikiran-pikiran yang masuk dalam pikiran mengenai keluarga istrinya. Jika berkenan biarkan dia kembali dulu pada istrinya dan menyelesaikan apa yang belum selesai dan saya akan mengendalikan halusinasinya dan mengikuti apa yang dia ingat."
Lakukan apapun untuk kebaikannya, aku akan muncul jika waktunya sudah tepat. Kendalikan dia dan buat dia agar bisa segera bercerai dengan anak Santoso itu. Kabari istrinya dan bilang padanya semua pengobatannya di gratiskan." perintah Mahendra. Sebelum pergi Mahendra mencium kening putranya yang sudah hampir enam tahun tak bisa bersamanya ia hanya bisa melihat putranya hidup menderita, Mahendra hanya bisa melihatnya dari kejauhan dan memberikan semua kebutuhannya melalui orang lain.
Herlambang adalah dokter kepercayaan keluarga Mahendra, Herlambang lah yang selama ini memantau perkembangan Kelvin . Melalui pemeriksaan gratis yang ia berikan padanya.
Setelah mendapatkan persetujuan, akhirnya Arumi mendapatkan kabar mengenai Joni yang sudah tiga hari menghilang tanpa kabar.
Sesegera mungkin Arumi pergi menemui Joni untuk melihat kondisinya yang ternyata sudah sadar.
Kelvin memandang lekat-lekat wanita yang ada di depannya yang awalnya ia tak ingat sama sekali.
***Sebelum Arumi datang***
"Apa anda ingat siapa nama anda?"tanya Herlambang
"Iya aku ingat, aku Kelvin Casandro putra tunggal dari Mahendra dan juga Kartika Casandro, punya seorang kekasih bernama Siska." Kelvin terdiam sesaat, "Bagaimana kabar Siska, sudah dua bulan ini aku tak pernah menghubunginya." lanjut Kelvin.
"Jadi anda mengira bahwa anda baru sadar dari koma pasca kecelakaan itu?" tanya Herlambang dan dan Kelvin mengiyakan.
Herlambang memperlihatkan kalender tahun ini dan memberitahukannya bahwa sudah hampir enam tahun berlalu dan Kelvin melupakan hal itu, Kelvin mengira kalau dirinya sedang koma. Dan itu membuktikan bahwa perjalanan Kelvin selama hampir enam tahun hilang dari memory otaknya.
"Anda ingat laki-laki ini." Herlambang memperlihatkan sebuah foto yang sangat mirip dengannya. Kelvin terdiam lalu ia menggelengkan kepalanya. Tidak aku tidak pernah mengenalnya siapa dia?" Kelvin balik bertanya.
Herlambang menjelaskan semuanya pada joni, mengenai laki-laki yang ada di foto tersebut dan mengatakan wanita muda yang akan datang menemui dirinya adalah istrinya dan mengenal Kelvin dengan nama Joni.
Setelah mengetahui masa lalu Kelvin selama enam tahun lalu, Kelvin kembali bersama dengan Arumi dengan tetap berpura-pura menjadi Joni untuk menyetabilkan mentalnya yang labil.
Joni kini menjelma sebagai sosok yang berbeda, Joni yang sekarang, bukanlah Joni yang lemah yang selalu kalah dan selalu ditekan keluarga dari pihak Arumi, Joni yang sangat jauh bertentangan dengan kehidupannya yang dahulu. Namun sikapnya tak begitu ketara di mata mertua dan ipar -iparnya. Mereka menganggap Joni yang sekarang tetaplah Joni yang sama seperti dulu, seorang menantu yang tak di harapkan dan selalu di pandang sebelah mata, bagi mereka Joni adalah sebuah sampah yang selayaknya untuk di buang.
Joni ingat dimana dirinya Selama berbulan-bulan bersama Arumi tinggal satu atap dengan mertuanya yang kaya dan juga memiliki perusahaan Ekor grup dan juga bersama ipar- iparnya. Joni dianggap seperti pembantu di dalam rumah di perintah dan terus di perintah selain itu Mertua Joni sangat perhitungan dengan apa yang ia keluarkan, semua yang di berikan dianggap sebagai hutang dan harus di bayar.
Akhirnya Joni memilih membawa Arumi untuk tinggal terpisah dan hidup sederhana, namun cacian dan hinaan tetap saja di dapat dari mertuanya dan juga keluarganya yang lain.
*****
Setelah Joni sembuh dari kecelakaan dan beristirahat selama dua bulan, Kini Joni sudah bisa beraktivitas dengan baik.
Pagi itu saat Joni sedang sarapan, Arumi membuka pembicaraan di sela sarapan bersama.
“Mas kamu harus segera cari kerjaan lagi, sejak kecelakaan dua bulan kamu di pecat dari pekerjaanmu di perusahaan Wilmar dan selama itu juga aku meminjam uang kepada ibu dan juga kepada kakak. Keuangan kita sudah semakin menipis, kita tidak bisa mengandalkan mereka untuk bertahan hidup, hutang kita terlalu menumpuk pada mereka. Seminggu lagi mama akan ulang tahun, jika kita tak punya uang bagaimana kita akan memberikan hadiah buatnya. Aku gak mau dipermalukan di depan keluarga kalau kita tak memberi apa-apa.” Ucap Arumi
“Papa, kerja yang rajin ya, biar bisa ngumpulin uang yang banyak dan bisa buat bayar operasi mata ayana, papa tahu tidak, setelah Ayana bisa melihat, yang pertama ingin Ayana lihat adalah wajah papa, karena papa penyemangat Ayana.”Ucapan seorang anak yang tak bisa melihat membuat hati Joni langsung terenyuh.
“Papa akan berusaha, doain papa ya nak, biar papa bisa terus bekerja untuk biaya operasi Ayana.” Ciuman hangat mendarat di kening Ayana.
Setelah selesai sarapan, Joni pun bersiap-siap. Joni segera pamit untuk pergi mencari pekerjaan, namun saat hendak pergi, Sukma datang ke rumah Joni dan mendapati Joni yang sedang berpakaian rapi,
“Mau ke mana kamu Jon?” tanya Sukma dengan sinis, dia adalah mama kandung Arumi.
“Mau mencari pekerjaan ma.” Jawab Joni dengan singkat.
“Oh... Baguslah kalau begitu, biar kamu bisa segera melunasi hutang-hutang yang sudah aku keluarkan, aku beri waktu dua bulan dan kamu harus segera melunasinya atau aku akan meminta Arumi untuk menceraikan kamu dan menikah dengan Jonathan, laki-laki yang sudah memiliki kehidupan mapan dan sanggup memenuhi kebutuhan Arumi dan juga Ayana dan kamu bisa segera keluar dari rumah ini.”
“Mama jangan begitu, Arumi istriku ma. Jangan membuat api dalam rumahku, aku masih bisa memberi nafkah Arumi dan juga Ayana.
“Lihatlah setelah kalian tinggal terpisah dengan kami, apakah kamu sudah bisa membahagiakan anakku dan memberikan semua kebutuhannya? Haah, sampai sekarang saja kamu belum bekerja, bagaimana kamu bisa membuat anakku bahagia, jika bisa mana buktinya, yang ada kamu malah membawa penderitaan buat Arumi, lihatlah penampilannya sekarang dekil dan juga makanannya tak bergizi seperti itu masih kamu bilang mampu, kamu memang benar-benar menantu sampah, menantu gak berguna, menjerumuskan anakku dalam penderitaan di tambah lagi mendapatkan anak yang cacat.” Hinaan demi hinaan keluar dari mulut Sukma hingga membuat telinga Joni panas, namun ia tak bisa melawan karena semua ucapannya itu benar.
“Cukup ma, jangan terus menerus menghina mas Joni. Dia itu juga menantu mama sama dengan yang lain dan jangan hina Ayana ma, lebih baik mama pergi, aku gak mau berdebat dengan mama.”
“Arumi!!” bentak Sukma, “kamu sudah mulai berani melawan mama ya! Ini semua pasti pengaruh dari Joni. Mama kesini Cuma mau bilang, kamu harus datang di acara ulang tahun mama dan Jangan lupa bawa kado yang berharga buat mama, jangan buat mama malu di depan tamu-tamu mama. Dan tawaran mama masih berlaku, jika kamu mau meninggalkan suami tak berguna itu dan mau menikah dengan Jonathan mama akan membiayai operasi Ayana agar bisa melihat lagi. Tapi jika tidak, sepeserpun tak akan mama bantu.” Setelah menghina menantu dan menekan anaknya, Sukma pun pergi.
Joni pun pergi tanpa sepatah katapun, penghinaan dari mama mertuanya masih terus terngiang di sepanjang perjalanan. Ia ke sana ke mari mencoba melamar pekerjaan dan berkali-kali ia ditolak. Di saat Joni mengingat kata-kata Ayana, keputusasaannya sirna, ia harus bisa mendapatkan pekerjaan untuk operasinya Ayana.
Terik matahari selalu mengiringi langkah kaki Joni, peluh sudah membasahi kemejanya. Joni menarik nafas dalam-dalam mencari sedikit rasa untuk berharap ada kesempatan untuknya bisa mendapatkan pekerjaan.
“Pak ...” panggilan itu terasa tak asing terdengar di telinga Joni. Ia pun menoleh ke arah dimana suara itu berasal. Ia melihat seorang laki-laki yang tengah berdiri tak jauh dari tempatnya duduk.
“Hendra ...” satu kata yang keluar dari mulut Joni, orang yang ia ingat karena pernah bertemu di bandara saat menjemput dirinya. Dan orang yang ikut terlibat dalam kecelakaan tersebut. Hendra pun menghampiri dan duduk di sebelah Joni.
“Apa yang bapak lakukan di sini?” tanya Hendra sambil memberikan sekaleng minuman kepada Joni.
“Aku sedang mencari pekerjaan, tapi sepertinya tak ada yang mau menerimaku bekerja.” Ucap Joni sambil meneguk sekaleng minuman bersoda.
“Kenapa bapak repot mencari pekerjaan, uang yang bapak miliki tak akan habis sampai bertahun-tahun walau bapak tak bekerja.”
Joni hanya tertawa, perkataan Hendra terasa menggelitik di telinga, “Uang, karena uang aku jadi begini, karena uang hidupku penuh dengan hinaan, biarkan aku bertahan sampai dimana uang bisa mengendalikan aku.”
“Di CS ada lowongan pekerjaan tapi maaf hanya lowongan OB, jika bapak mau, bisa langsung bekerja di sana”
“OB ...” Joni berfikir sejenak lalu ia menganggukkan kepala, “ ya aku mau, setidaknya aku bisa mendapatkan gaji untuk memenuhi kebutuhan Arumi dan Ayana.”
“Baiklah kalau begitu bapak bisa masuk bekerja besok. Saya permisi dulu, sudah selesai waktu istirahat.” Hendra pun meninggalkan Joni dan kembali ke kantor. Sebenarnya Hendra menemui Joni atas perintah dari Mahendra.
Joni pun segera pulang dan memberikan kabar gembira pada Arumi dan Ayana. Joni pun harus naik angkot untuk bisa segera kembali ke rumah.
Di rumah Arumi sedang kedatangan tamu, Bily dan istrinya yaitu kakak dari Arumi. Mereka datang hanya untuk menjenguk adiknya.
“Gimana kabar suamimu, apa dia sudah dapat pekerjaan? Aku harap sudah, setidaknya agak bisa mengembalikan uang yang sudah dia pinjam padaku.”
“Maafkan aku kak, tapi sampai sekarang mas Joni belum mendapatkan pekerjaan. Aku janji nanti setelah mas Joni dapat pekerjaan akan aku lunasi semua hutang yang sudah kami pinjam, tapi beri kami waktu.”
Bily hanya tertawa mendengar ucapan adiknya, “Aku tak habis pikir, bagaimana bisa kamu kenal dengan laki-laki tak berguna seperti dia, yang bisanya hanya bermalas-malasan, apa kamu tak iri dengan saudara-saudaramu yang lain, hidup dengan layak dan tak kekurangan apapun. Saran kakak lebih baik kamu terima tawaran mama, semua itu demi kebaikan kamu. Apa coba yang kurang dari Jonathan, sudah tampan, kaya, dan dan bekerja di CS company.”
Sesampainya di rumah Joni segera mencari Arumi, yang ternyata sedang bersama dengan kakaknya, “Arumi, aku bawa kabar bagus hari ini, apa kamu akan memberikanku selamat!” ucap Joni
“Memangnya kamu bawa kabar baik apa, apakah perlu aku memberikan selamat?” Arumi dan Bily nampak begitu serius ingin mendengar apa yang hendak di katakan Joni.
_TBC
✔️JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK
Pagi hari, Joni sudah bersiap untuk berangkat bekerja, karena rumah dan tempatnya bekerja cukup jauh. Tak ada sarapan pagi di meja, membuat Joni hanya bisa menggelengkan kepalanya. Arumi masih marah padanya saat mengetahui Joni bekerja sebagai OB di perusahaan CS di mana di perusahaan tersebut ada laki-laki yang hendak dijodohkan dengan dirinya.
“Arumi, aku berangkat bekerja dulu, jaga Ayana dan jangan lupa buatkan sarapan untuknya.” Ucap Joni, lalu pergi berangkat kerja.
Dengan menggunakan sepeda motor butut yang ia miliki Joni berharap bisa sampai lebih awal sebelum karyawan kantor datang.
Sesampainya di sana Joni langsung bekerja, sebelumnya Hendra sudah memberitahu security akan ada OB baru yang akan bekerja di sana.Joni kembali menjalani pekerjaannya yang sudah ia jalani selama lima tahun namun di tempat kerja yang berbada. Kini Joni harus bergelut lagi dengan pekerjaan yang menggunakan sapu dan lap.
Ingat Joni yang kembali secara acak kadang membuatnya lupa dari mana ia memulai pekerjaannya, padahal sudah pernah menjadi OB selama lima tahun lebih Tapi untung saja ada Adi, yang juga seorang OB. Adi membagi tugasnya dengan Joni sehingga bisa menyelesaikan pekerjaan dengan sama-sama. Joni segera menyapu lantai dan membersihkan meja para karyawan, membersihkan kaca, tak lupa Joni membuatkan kopi dan juga teh, setiap karyawan yang datang tercengang dengan apa yang di lakukan Joni, setiap meja sudah terdapat minuman yang selalu di minta untuk menemani para Karyawan bekerja atas informasi dari Adi.
Seorang pria dengan mengenakan setelan jas masuk ke dalam kantor dan semua karyawan yang ada langsung memberi hormat, ia pun langsung masuk ke dalam ruangan.
Joni ingat bahwa itu adalah Marcel, Kakak tirinya yang sangat ia benci, karena dia, dirinya di kirim papanya ke Amerika untuk tinggal bersama dengan Kakeknya. Joni hanya bisa menatap Marcel yang saat ini tetap menduduki posisi direktur CS company dan Jonathan laki-laki yang ingin di jodohkan dengan Arumi bekerja menjadi manager, Joni yang kurus dan memiliki kumis, membuat siapapun tak akan mengenal jika dirinya adalah Kelvin pemilik CS company.
“Semenjak pak Marcel yang memegang perusahaan ini semuanya pada mengeluh." Ucap Hendra yang tiba-tiba saja berada di samping Joni.
“Bapak minta di buatkan minuman apa? Tanya Joni untuk mengalihkan pembicaraan.
“Aku ...” Hendra menunjuk ke dirinya sendiri, “Tidak aku tidak mau minum apa-apa, antarkan kopi buat pak Marcel sekarang atau dia akan teriak-teriak” Setelah memberi perintah Hendra pun pergi, ia merasa canggung untuk memerintah Joni.
Joni pun membuatkan cappucino minuman kesukaannya, ingin rasanya Joni memberi racun di minuman tersebut agar ia bisa segera menyingkirkan orang yang paling ia benci. Namun itu tak ada gunanya yang ada ia akan masuk dalam penjara.
Joni segera mengantarkan cappucino ke ruangan Marcel namun belum sempat kakinya melangkah, seorang wanita yang ia kenal masuk ke dalam kantor dan segera menuju ke ruangan Marcel. Joni pun segera mengikuti dan berada di belakang wanita tersebut.
Pemandangan di luar dugaan, wanita yang selama ini ia cintai, begitu mudahnya ia berpaling meninggalkan dirinya. Rasa sakit di hati Joni langsung berlipat ganda. Setelah meletakkan capuccino di meja Marcel, Joni pun langsung keluar, ia hanya bisa meremas nampan yang ia bawa untuk pelampiasan.
“Kamu benar-benar tega sis, Ternyata kamu sudah menduakan aku, di saat aku pergi tanpa kabar kamu malah bermain hati dengan yang lain. Tunggu waktunya, aku akan membalas semua rasa sakit ini agar kamu tahu apa yang aku rasakan saat ini.” Gumam Joni dan kembali ke pekerjaannya.
Joni tak ingat bahwa dia telah meninggal Siska selama enam tahun, dan semua perjalanan selama enam tahun, hilang dari memory otaknya,
Kembalinya memori ingatan yang secara acak membuat Kelvin sangat kesulitan, mengurutkan kejadian yang ia ingat. Kecelakaan beberapa kali sudah membuatnya sering mengalami sakit kelapa jika ia terlalu keras memikirkan kejadian yang hilang.
Joni pun menyelesaikan pekerjaannya sampai jam kerja selesai, saat ia hendak pulang, Lisa yang bekerja sebagai resepsionis datang menghampiri Joni yang sedang menghidupkan motornya.
“Tunggu ...” ucap Lisa saat menghampiri Joni.
“iya, ada apa mbak? “ tanya Joni dengan sopan.
“Kamu OB baru di sini kan? Apa aku bisa minta tolong?”
“ Minta tolong apa mbak? selagi saya bisa bantu akan saya bantu.”
“Bisakah kamu antarkan saya pulang, saya sedang buru-buru harus pulang dan gak sempat kalau harus nunggu angkot.”
“Tapi saya hanya bawa motor butut mbak, apa mbak gak malu saya bonceng pakai motor ini.” Lisa pun menggeleng dan langsung duduk di boncengan motor Joni. Dengan terpaksa Joni mengantarkan Lisa pulang ke rumahnya yang kebetulan searah dengan jalan pulang.
Namun di jalan Joni berpapasan dengan Bily dan melihat Joni sedang membonceng wanita. Tanpa sepengetahuan Joni, Bily mengambil gambar mereka dan langsung mengirimkannya pada Arumi.
“Mampus kau Joni, sebentar lagi Arumi pasti akan minta cerai darimu. Sudah jadi laki-laki miskin masih saja belagu dan sombong. Apa yang bisa kamu banggakan dengan dasar sampah.” Ucap Bily menghina.
Setelah mengantar Lisa, Joni pun segera pulang ke rumah dan lagi-lagi bukan sambutan hangat yang dia terima tapi amarah sang istri yang ia dapatkan.
“Ini siapa mas, kenapa kamu berbohong denganku, kamu bilang bekerja jadi OB kenapa sekarang kamu pulang dengan perempuan? Jawab mas, aku tidak suka di bohongi, jika mas sudah tidak sanggup hidup denganku lebih baik ceraikan aku. Benar apa yang dikatakan mama, mas laki-laki tak berguna, yang tak akan bisa menepati janji, jika tahu begini akhirnya sudah dari dulu aku minta cerai darimu mas.” Ucap Arumi.
“Cukup Arumi, kenapa datang-datang langsung menyerangku, jika kamu butuh jawaban bertanyalah dengan baik-baik, aku akan menjelaskannya. Dia Lisa resepsionis di kantor tempatku bekerja, dia minta tolong untuk di antarkan pulang dan kebetulan rumahnya searah dengan jalan pulang, apa begitu saja kamu cemburu. Tunggu dulu darimana kamu tahu aku pulang dengan Lisa, siapa yang memberitahumu.”
“Ah... Sudahlah gak usah ditanya aku tahu dari mana, sekarang yang harus mas pikiran bagaimana bisa membelikan hadiah untuk mama, aku tak punya uang untuk membelinya.”
“Biar aku pikirkan nanti, sekarang biarkan aku masuk ke rumah, aku sangat lelah dan aku juga lapar.” Joni pun masuk ke rumah di ikuti Arumi di belakang.”
Setelah membersihkan diri dan makan malam, Joni tak lupa menemani Ayana sebelum tidur, Joni membacakan dongeng untuknya hingga Ayana terlelap dalam tidurnya. Setelah dirasa Ayana sudah tidur Joni keluar dan duduk di teras, ia merenung dengan hidup yang ia jalani.
“Aku harus bertahan, sampai aku benar-benar merasa lelah dan bosan” Gumam Joni sambil memandang langit yang di penuhi bintang.
“Mas... “ panggil Arumi sambil membawakan segelas kopi hitam, “ aku minta maafkan karena sudah curiga padamu, aku benar-benar terbawa emosi saat ada kiriman foto mas dengan wanita lain.”
“Aku juga minta maaf sudah membentak kamu, aku juga minta maaf sampai sekarang belum bisa membahagiakan kamu, aku hanya seorang OB dengan gaji yang pas-pasan dan tampang pun pas-pasan, mama pasti akan malu melihat aku di sana, lebih baik nanti kamu saja yang datang biar aku di rumah saja, aku gak mau mempermalukan kamu dihadapan orang banyak.
“ Gak mas, kamu juga harus datang, kamu juga salah satu menantunya.”
Joni hanya mengangguk dan tersenyum, dibalik Arumi yang cuek dan seperti tak perduli tapi di dalam hatinya masih terselip rasa sayang.
_TBC
✔️ jangan lupa tinggalkan jejak
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!