NovelToon NovelToon

Tragedi Bachelor Party

Satu

Loli masih bergelung di dalam selimutnya. Ia tak peduli dengan kesibukan yang terjadi di rumahnya. Nala Rumaisha kakak kandung yang memilik selisih usia 8 tahun darinya itu akan melangsungkan lamaran nanti malam setelah menjalani hubungan pacaran selama 5 tahun dengan sang kekasih Marcell Okjandra Raihan.

Kairolie Oxhadhita yang masih duduk di bangku kelas 3 SMA yang beberapa bulan lagi akan berusia 18 tahun itu merasa itu bukan urusannya. Ia sama sekali tidak antusias dengan acara yang akan digelar sang kakak. Tentu saja hubungan nya dan Nala seperti saudara kandung lainnya. Namun usia yang terpaut cukup jauh membuat mereka tidak terlalu dekat. Namun di lubuk hati yang paling dalam Loli sangat menyayangi sang kakak begitupun sebaliknya

"Adek, bangun dong sayang. Di bawah lagi rame loh nak. Saudara-saudara banyak yang datang"

Sang mama membangunkannya dengan membawa segelas susu untuk si putri bungsu yang manja.

Setelah meletakkan susu di nakas samping tempat tidurnya sang mama berjalan ke arah jendela dan menarik gorden agar cahaya mentari masuk ke dalam ruangan. Loli menyipitkan matanya menahan silau.

"Mama, silau. Adek masih ngantuk" Loli menarik selimut menutupi kepalanya.

"Dek, masa anak gadis bangunnya siang ih. Ayok buruan minum susunya abis itu mandi lalu turun ke bawah"

Sang mama menarik selimut Loli dan melipatnya. Loli merengut sebal, sang mama berjalan keluar dengan mengulum senyum

 

🍁🍁🍁

Gadis remaja yang berperawakan langsing dan tinggi dengan wajah imut itu menuruni tangga. Kesehariannya Loli adalah gadis feminim yang selalu tampil memukau. Seperti malam ini, ia memakai atasan lengan sabrina berwarna ungu yang dipadukan dengan rok payung hitam sepanjang satu jengkal di atas paha berbahan siffon tampak begitu cantik ditubuh Loli

Rambutnya ia kuncir kuda menampakkan leher jenjang yang dilingkari kalung emas putih simple berliontin kecil. Riasan natural dengan lipstick pink menambah cantik gadis itu malam ini, tidak menutupi usia remaja nya

"Adek, ayo duduk di sini. Bentar lagi calonnya kakak sampe"

Sang mama mendekati Loli dan menuntun gadis itu menuju kursi bergabung dengan sepupunya.

"Cantik banget lu malam ini" Bisik Sinta sepupu yang seumuran dengannya.

"Lu juga cantik Sin, baju lu bagus" Senyum manis tersungging dari bibir Loli melihat penampilan Sinta yang simple khas anak remaja namun tak kalah memukau.

"Tapi kak Nala lebih cantik" Bisik Sinta.

"Emang lu uda lihat kak Nala? gue belum lihat"

Sinta menggelengkan kepalanya.

"Ya emang elu kan cuma sibuk sama dunia lu sendiri aja. Kerjaan di kamar mulu, keluar paling cuma 5 menit. Dasar anti sosial"

Cebik Sinta.

"Enak aja, gue punya banyak teman dodol. Sinta nyebelin"

Balas Loli sambil memasang wajah sebal.

"Adek jangan berisik dong, Tuh rombongan kakak ipar kamu uda di luar"

Mama dan papa Beserta keluarga inti semua berdiri menyambut calon besan yang akan melamar Nala malam ini.

Loli dapat melihat Marcell kakak iparnya terlihat amat tampan dengan balutan batik cokelat dan celana hitam. Rambut pendeknya membuat wajah pria itu tampak begitu segar. Pria berusia 28 tahun itu terlihat matang dan mempesona.

"Ganteng banget kak Marcell nya Lol"

Sinta mencubit lengan Loli.

"Jaga sikap ya say, itu calon kakak ipar kita" Sindir Loli dengan sinis.

"Ih kan cuma mengagumi, kaku banget jadi cewek." Sungut Sinta yang di balas cebikan cuek dari Loli.

Loli memang telah lama mengenal Marcell, namun karena ia tidak begitu akrab pada Nala otomatis ia dan Marcell pun hanya sebatas kenal dan saling menyapa seadanya kalau pria itu datang ke rumahnya.

Namun Loli sangat meyakini Marcell adalah sosok pria bertanggung jawab dan baik hati. Nala tidak salah memilih calon suami

Setelah sambutan dari kedua pihak telah selesai saat nya acara tukar cincin, sang calon mempelai perempuan keluar di dampingi oleh adik dari papanya

"Iya cantik banget" Loli tersenyum menatap Nala yang tampak anggun dalam balutan Kebaya berwarna peach yang dipadukan dengan kain batik yang sama dengan baju yang dipakai Marcell. Rambutnya di gelung modern dengan aksesoris bling-bling.

Senyum terus tersungging di bibir Nala, merasa sangat beruntung hubungan nya yang terjalin cukup lama berakhir bahagia. Marcell adalah sosok idaman kaum hawa.

 

🍁🍁🍁

 

Serangkaian acara telah selesai dilaksanakan. para keluarga sudah pulang ke rumah masing-masing. Menyisah kan Nala, Loli dan kedua orang tuanya.

Mereka bercengkrama di ruang keluarga.

"Jadi setelah menikah kak Nala tetap tinggal di sini atau ikut suami?"

Tanya Loli sambil memakan camilan di atas meja.

"Kayaknya masih tinggal di sini dek. Nunggu kakak hamil dan melahirkan baru pindah"

"Kenapa gitu? biasanya orang yang uda nikah ikut suami loh"

"Jadi kamu ngusir kakak?" Nala menatap tajam pada Loli, tentu saja ia hanya pura-pura marah.

"Itu perjanjian yang harus dipatuhi kalo kalian mau nikah" Sang mama yang menjawab.

"Iya, mama kamu ini nggak mau langsung berpisah sama anaknya. Makanya mama ngajuin syarat kayak gitu" Sambung sang papa.

"Jadi kalo adek nikah nanti juga kayak gitu?"

Loli tampak kaget akan informasi yang baru ia ketahui.

"Iya. Makanya kalo adek mau nikah nanti cari suami yang mau memenuhi persyaratan dari mama" Ibu Dita memegang tangan anak bungsunya dan mengusapnya dengan lembut.

"Jadi kak Marcell juga ditanya dulu kak?"

"Iya lah, kalo kak Marcell nggak bersedia lamaran nya nggak di acc."

Jawab Nala sambil tertawa.

"Ih serem deh kenapa kasih peraturan kayak gitu. Kalo nggak di acc kan kasian kak Nala 5 tahun jagain jodoh orang" Loli terkekeh geli, Nala mendaratkan cubitan di pinggang adiknya yang membuat sang adik berteriak histeris.

"Kakak ih, jangan gitu sama adek nya" Ibu Dita mengusap pinggang Loli yang dicubit Nala. Sementara Loli yang merasa dibela menyeringai penuh kemenangan ke arah Nala.

"Kamu uda punya pacar belum dek?"

Loli syok mendengar pertanyaan dari Rudi papanya.

"Papa ih kok nanya itu, malu adek jadinya"

Wajah Loli merona, ia tak biasa membahas asmara pada sang papa.

"Lah emang kenapa? Adek kan uda dewasa bentar lagi 18 tahun"

Timpal papanya lagi.

"Belum lah pa, adek mau sekolah, kuliah, berkarier baru mikirin pacar"

jawab Loli santai.

"Keburu tua lah dek kalo nunggu kerja baru nyari pacar" Protes sang kakak.

"Lah kakak ama kak Marcell pacarannya sejak kapan?"

"Pas kuliah. Tapi sebelum sama kak Marcell kakak uda 5 kali ganti pacar" Ucap Nala sambil terkikik melihat ekspresi Loli yang terlihat begitu lucu ketika sedang kaget.

Matanya membola seperti akan keluar.

"Itu pacaran apa ganti oli kak? kok ganti mulu"

Semuanya terbahak mendengar celotehan sang putri bungsu.

🍁🍁🍁

Mari tinggalkan jejak 🥰😘

Dua

Loli telah bersiap untuk berangkat ke sekolah pagi ini. Rambutnya yang panjang ia biarkan tergerai kemudian memasang bando pita berwarna Cokelat.

Ia melangkah dengan riang menuruni tangga dan menuju meja makan. Ia langsung mencium satu persatu mama dan papanya kemudian Nala. Ternyata ada Marcell di sana,

"Selamat pagi kak Marcell"

Marcell menganggukkan kepalanya sambil membalas senyum cerah dari bibir pink milik Loli.

Hanya ada satu bangku tersisah dan itu langsung menghadap pria yang satu bulan lagi akan menjadi kakak iparnya.

"Seger banget kamu hari ini dek, ceria lagi. mau ketemu gebetan ya?"

Nala menggoda sang adik, namun Loli hanya tersenyum tipis.

"Kakak nggak lihat kalo Adek pake seragam? itu artinya adek mau sekolah kak kalo kakak lupa" Jawab Loli santai sambil mengoleskan selai cokelat pada rotinya. Seperti biasa mama Dita menuangkan susu untuk sang putri.

"Maksud kakak adek punya gebetan ya di sekolah?" Nala masih penasaran ingin menggoda Adiknya.

"18 tahun aja belum kak, masa uda pacaran segala. Papa adek bareng ya berangkatnya. Pak Hadi lagi pulang kampung"

"Iya sayang" Papa Rudi menjawab seadanya karena sedang fokus dengan nasi goreng di hadapannya.

"Yeayy adek sayang papa"

Teriak Loli sebelum menggigit roti miliknya.

"Adek nggak sayang mama?"

Sang mama pura-pura cemberut

"Sayang dong ma" Ucap Loli sambil mengunyah.

Marcell tersenyum melihat keceriaan Loli. Yah khas anak remaja tentu saja.

"Sama kakak nggak?" Nala ikut menimpali.

"Kak Nala uda ada kak Marcell yang sayang. Nanti kelebihan beban kalo kebanyakan yang sayang" Jawab Loli cuek.

"Ih apaan jayus banget"

Ucap Nala kesal.

Ponsel milik Papa Rudi berdering, dengan segera pria paruh baya itu menerima panggilan sepertinya dari kantor.

"Adek, papa nggak bisa anterin. Papa buru-buru. Berangkatnya sama kak Nala aja ya"

"Mau nggak kak anterin Loli?"

Loli menatap penuh harap pada sang kakak.

"Kakak belum mandi dek, dianterin kak Marcell aja ya"

Loli menatap ke arah Marcell. Ada perasaan sungkan untuk meminta tolong pada calon suami kakaknya.

"Beb, tolong anterin Loli ya. Searah kan sama kantor kamu?"

"Adek naik taxi aja deh"

Putus Loli cepat.

"Sama kak Marcell aja dek, kita juga searah"

Marcell tersenyum lembut padanya membuat Loli akhirnya menganggukkan kepala.

🍁🍁🍁

Sepanjang perjalanan mereka membicarakan banyak hal tentang sekolah Loli, cita-cita gadis itu dan obrolan-obrolan khas anak remaja. Pembawaan Loli yang ceria membuat mereka tidak terlalu kaku meski ini pertama kalinya mereka berbicara banyak.

Marcell menghentikan mobilnya di depan sekolah Loli, Gadis itu membenahi pakaiannya kemudian membuka ponsel untuk memastikan rambut dan riasannya tidak berantakan. Setelah dirasa oke Loli berbalik menghadap Marcell.

"Makasih kak Marcell uda nganterin adek. adek sekolah ya"

Loli mengulurkan tangannya pada Marcell. Pria itu paham bahwa calon adik iparnya ingin salim.

Ia menerima uluran tangan Loli, gadis itu menunduk mencium tangan Marcell sementara pria itu mengusap rambut Loli.

"Semangat ya dek belajarnya"

Marcell menyemangati, ternyata menyenangkan memiliki adik. Dibesarkan sebagai anak tunggal Marcell tidak tau bagaimana rasanya memiliki seorang adik sebelumnya.

Loli tersenyum lebar dan mengangguk. Ia kemudian membuka pintu mobil dan menutupnya kembali, Marcell membuka kaca jendela dan melambaikan tangan pada Loli. Remaja imut itu membalas lambaian tangan Marcell dengan senyum cerianya kemudian berlari masuk ke sekolah nya.

Setelah Loli tak tampak lagi Marcell melajukan mobilnya ke arah kantor nya. Marcell tidak menyangka ternyata Loli sangat menyenangkan, terlebih gadis itu terlihat cerdas dengan wawasan yang cukup luas untuk ukuran remaja seumuran dia. Beberapa pemikirannya cukup mengagumkan.

🍁🍁🍁

"Beb, sahabat aku mau ngadain bachelor party. Gimana menurut kamu?"

Marcell mengusap rambut Nala gadis yang telah menemani nya selama 5 tahun ini. keduanya sedang bersantai di halaman belakang setelah sebelumnya membahas persiapan pernikahan bersama orang tua Nala.

"Asal nggak macam-macam aja sih nggak apa-apa Beb. Kalo uda menikah otomatis intensitas sama teman-teman pasti berkurang kan ya. Jadi nggak apa-apa kalo mau ngadain Bachelor party itung-itung perpisahan"

Marcell tampak berfikir. Ia merasa pesta itu tidak begitu penting, apalagi teman-teman Marcell otaknya rada gesrek. Marcell takut mereka akan melakukan hal konyol terhadap dirinya.

"Kamu tau sendiri kan beb, teman-teman aku kayak gimana. Jahilnya nggak ketulungan loh, ada-ada aja ide mereka buat ngerjain. Takutnya mereka ngelakuin yang aneh-aneh"

Ia ingat terakhir kali sebelum salah satu teman mereka menikah, calon pengantin laki-laki dikurung semalaman bersama wanita bayaran sehabis mereka berpesta.

Teman-temannya selalu berdalih bahwa malam bachelor party adalah malam kebebasan terakhir dari sang laki-laki. Setelah menikah mereka akan terpenjara dalam aturan-aturan sang istri.

"Yah tinggal kasih persyaratan lah beb, dan yang paling penting jangan pake alkohol dan jangan pake wanita"

"Emang kenapa nggak boleh?"

"Eh nyebelin dech. Awas aja kalo berani kayak gitu"

Tegas Nala dengan wajah penuh ancaman. Marcell terkekeh, Ia merangkul leher kekasihnya kemudian mengusap kepala Nala dengan gemas.

"Ih sayang, kusut kan rambut aku" Nala memperbaiki rambutnya yang acak-acakan dengan memanyunkan bibirnya.

"Tapi tetap cantik kok" Marcell meraih wajah Nala kemudian mendaratkan ciuman sekilas pada bibir Nala.

Loli yang tidak sengaja menyaksikan interaksi calon pengantin dari balkon kamarnya itu mengulum senyum malu-malu. Ia senang melihat keduanya yang tampak sangat bahagia.

"Semoga nanti dapat jodoh yang baik, bertanggung jawab, dan ganteng kayak kak Marcell" Bisik Loli sambil kembali ke kamarnya sebelum keberadaannya disadari oleh mereka.

"Ih Loli apaan dech, masa uda mikirin jodoh. Sekolah aja belum tamat ya ampun"

Loli menggetok kepalanya sendiri. Loli tak habis fikir kenapa tiba-tiba menjadikan Marcell sebagai tipe calon suami idealnya. Padahal sebelumnya tidak pernah terfikir kan di benak Loli.

Mungkin karena saat Marcell mengantar dirinya ke sekolah mereka terlibat obrolan yang cukup menyenang kan sehingga meninggalkan kesan positif di hati Loli.

Gadis itu segera kembali ke dunia nyatanya, yaitu tenggelam dalam buku dan pena di tangannya. Selama ini Loli hanya fokus belajar, Ia sama sekali tidak tertarik untuk terlibat dalam romansa seperti teman-teman nya yang sudah berpacaran. Ia merasa buang-buang waktu. Ia ingin memanfaatkan usia mudanya untuk melakukan banyak hal positif.

Tak heran jika Loli selalu meraih juara kelas. Saat di rumah Loli begitu manja karena orang tuanya yang memanjakan dirinya. Namun saat di sekolah ia berubah menjadi gadis mandiri dan tegas memegang prinsip.

Banyak siswa laki-laki yang mencoba mendekatinya. Namun ia sama sekali tak tertarik untuk menjalin hubungan percintaan.

Tiga

"Beb, aku jam 8 berangkat, Teman-teman uda nyiapin pestanya di hotel galaxi"

Sebuah chat dari Marcell masuk ke ponsel Nala. Pria itu berpamitan untuk pergi ke acara pesta bujang yang diadakan oleh teman-teman dari pria yang satu bulan ke depan akan menjadi suaminya itu. Nala melirik ponselnya, masih jam 17.30 artinya 2 jam 30 menit lagi pria itu baru akan berangkat

" Iya beb, hati-hati dan ingat jangan macam-macam. Jangan sampai kebablasan bebasnya. Aku baru pulang tes make up buat akad"

Nala mulai menaiki tangga menuju kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Loli adiknya.

"Tenang aja my queen. Aku nggak mungkin ngelakuin sesuatu yang akan merugikan kita nantinya. Love u 😘"

Nala tersenyum membaca balasan dari Marcell.

"Senyum-senyum sendiri itu salah satu indikasi penyakit jiwa" Ucap Loli cuek sambil berlalu dari hadapan Nala. Tak peduli sang kakak nampak memelototinya.

"Nggak sopan sama kakak kayak gitu Lollipop" Balas Nala, Tapi Loli tak menghentikan langkahnya sama sekali. Ia menuju halaman rumahnya untuk mengambil pesanan.

Setelah gadis cantik itu kembali menuju kamarnya. Nampak di ujung tangga Nala masih menunggunya dengan tatapan kesal.

"Horor banget mukanya calon pengantin" Kali ini Loli tersenyum menggoda.

"Kamu nyebelin" Nala menatap cemberut pada Loli. Ia melihat paper bag di tangan Loli.

"Apaan tu dek?" Nala mengangkat alisnya memberi kode pada paper bag di tangan adiknya.

"Kado buat Alya, ntar malam dia ulang tahun." Loli tidak sempat membeli secara langsung karena lupa akan undangan Alya. Akhirnya ia memutuskan membeli kado secara online.

"Oh jadi ada yang mau ke pesta nih nanti malam? pestanya di rumah?"

"Kepo amat ih urusan anak muda"

Jawab Loli, membuat mata Nala kembali melotot. Loli terkikik melihat ekspresi sang kakak. Ia begitu puas berhasil mengerjai kakak satu-satunya itu.

"Alya itu anak pejabat kaya raya kak, masa pesta nya di rumah. Dia ngadain pesta di hotel Galaxi kak"

Nala tampak berfikir seperti pernah mendengar nama hotel itu. Ia membuka ponselnya dan benar saja hotel yang adiknya maksud sama dengan hotel yang disebutkan oleh Marcell.

"Dek, kak Marcell juga ntar malam ada pesta sama teman-temannya. pesta lepas lajang gitu. Kamu bareng kak Marcell aja ya? nanti kakak suruh dia jemput kamu"

"Nggak usah ah, nggak enak ngerepotin. adek sama sopir aja"

"Sama kak Marcell aja. Nggak boleh membantah. Pulangnya sekalian bareng. Kamu tau sendiri bachelor party itu kayak apa, teman-temannya kak Marcell otaknya pada kopong. Kakak takut kak Marcell macam-macam. Jadi kalo dikasih tanggung jawab Kak Marcell bisa jaga batasan" Ucap Nala panjang lebar. Loli menatap sinis pada sang kakak.

"Jadi dengan kata lain adek dimanfaatin gitu?" Nala cengengesan, menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ayolah dek, please. Bantuin kakak ya?" Nala menangkup kan kedua tangannya di depan dada.

"Iya dech iya" Loli berlalu menuju kamarnya. Tak peduli teriakan suka cita dari Nala.

🍁🍁🍁

"Dek, kak Marcell uda datang tuh, jangan lama-lama" Nala membuka pintu kamar Loli namun gadis itu tidak masuk karena langsung menemui calon suaminya.

Setelah memastikan penampilannya oke Loli bergegas keluar dari kamarnya. Tak enak hati jika harus membiarkan Marcell menunggunya terlalu lama.

Marcell terpaku sejenak menatap Loli yang terlihat sangat mempesona dengan penampilannya yang terlihat dewasa. Loli memakai dress warna hitam model A-line sedikit di atas lutut dengan lengan off shoulder yang menampakkan punggung mulus miliknya. Rambutnya ia curly dan di biarkan tergerai namun sisi kanan ia berikan sentuhan kepangan kecil yang diberi aksesoris simple berbentuk bunga.

Loli memakai high heels 5 cm menambah jenjang kaki mulusnya berwarna Merah senada dengan tas tangan yang dibawa nya.

"cantik banget adek aku" Nala merangkul sang adik. Ia terpesona, tak menyangka adik nya begitu pintar berdandan. Seperti biasa Loli hanya tersenyum santai.

"Berangkat sekarang?" Tanya Marcell setelah berhasil menguasai diri.

"Iya boleh" Balas Loli. Marcell mengangguk kemudian berpamitan pada Nala.

"Ingat semua pesan-pesan aku ya beb" Bisik Nala yang dibalas anggukan disertai senyuman oleh Marcell.

Pria itu kemudian berjalan menuju mobilnya diikuti oleh Loli. Ia membukakan pintu mobil untuk adik iparnya baru kemudian ia berjalan ke sisi kemudi.

"Bye kak, pergi dulu ya" Ucap Loli saat mobil mulai bergerak. Marcell memencet klakson tanda pamit pada Nala. Gadis itu melambaikan tangan, menatap mobil kekasihnya hingga hilang dari pandangan.

"Sampai jam berapa acaranya dek?"

Marcell membuka pembicaraan saat mobil mereka sudah masuk ke jalan besar.

"Nggak tau kak, mulainya sih jam 8 mungkin jam 10 uda kelar"

"Nanti kalau uda kelar telfon kakak ya. Mana nomor hp kamu dek?" Marcell melirik sekilas pada Loli yang mengeluarkan ponselnya.

"Sebutin nomor kakak, biar nanti adek miss call" Marcell mulai menyebutkan nomor ponsel miliknya sambil matanya tetap fokus pada jalanan yang tampak ramai.

"By the way Dari tadi kakak udah nahan diri buat ngomong, kayak nggak pantes gitu buat diucapin. Tapi kayaknya kakak nggak bisa kalo nggak bilang. terus terang Kamu cantik banget malam ini dek, terlihat anggun dan dewasa"

Loli tersenyum santai mendengar ucapan Marcell. Seolah pujian Marcell adalah hal yang biasa. Sangat berbeda dengan gadis lain yang begitu mudahnya tersipu atas pujian lawan jenis.

"Adek kira kak Marcell mau ngomong apa kayak serius banget"

Marcell ikut tersenyum, beruntung Loli tidak salah mengerti pujian dari nya. Meski entah kenapa Marcell sendiri bingung dengan hatinya yang seolah tidak rela menyimpan kekaguman nya terhadap penampilan Loli malam ini

30 menit berlalu, mereka tiba di hotel tempat acara teman Loli diselenggarakan serta tempat di mana teman Marcell menyiapkan acara lepas bujang nya.

"Dek nanti kalau misalnya uda selesai, kakak nggak angkat telfon adek langsung datang aja ke kamar 203 di lantai 3 ya" Teman-temannya baru saja mengabari lokasi diadakan Bachelor party itu. Entah seperti apa konsepnya Marcell hanya pasrah mengikuti teman-temannya. Namun Marcell telah menyebutkan apa saja yang tidak boleh dilakukan pada acara tersebut.

Marcell merasa Loli perlu tau di mana keberadaannya untuk menghindari miss komunikasi. Karena Nala telah mewanti-wanti bahwa ia harus mengantar Loli pulang.

🍁🍁🍁

Marcell tiba di kamar yang telah dipilih oleh teman-temannya untuk berpesta malam ini. Marcel dan genk nya terdiri hanya 5 orang yaitu dirinya Andra, Nathan, Lucky, dan Dodo. Mereka telah bersahabat sejak SMA hingga saat ini.

Andra telah menikah 5 bulan yang lalu, namun ia tetap hadir dalam acara malam ini. Mereka memang mengadakan acara privat hanya berlima.

"Ini kenapa minuman nya banyak banget? kan aku uda bilang no Alkohol"

"Santai bro, ini buat kita bukan buat elu. Kita nggak akan maksa elu buat minum kok" Ucap Nathan.

"Jadi malam ini kita mau ngapain aja?" Marcell duduk di sofa single yang masih kosong.

"Apa aja, pokonya have fun. Main game, nonton bok*p, makan yah pokoknya yang menyenangkan lah."

Entah kenapa Marcell merasa curiga. Tidak mungkin otak sahabatnya selurus ini. Marcell mulai menduga-duga apa yang akan dilakukan oleh para sahabatnya untuk mengerjai dirinya.

"Gue nggak bisa lama-lama. Jam 10 gue udah harus pulang" Ucap Marcell lagi.

"Nggak masalah" Jawab mereka kompak. Semakin membuat Marcell curiga.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!