NovelToon NovelToon

Don'T Look At Someone From The Outside

part 1

BRAAAAAKKKK

" Astaghfirullah..... Gini amat hidup gue ya Allah." teriak seorang gadis yang sepedanya tertabrak dari belakang. Ia pun terdorong dan terjatuh, sehingga menyebabkan luka pada telapak tangan dan lututnya.

Ia berusaha berdiri, walau agak kesakitan... Sebenarnya luka ini biasa ia dapatkan saat berlatih beladiri.

Lalu keluarlah seorang pria muda, tampan dari mobil.

" Maaf... maaf.. kamu ga apa-apa kan?" tanyanya

'Buta apa? ga liat ini luka-luka' gumam gadis itu dalam hati, seraya membetulkan sepedanya.

" Ga apa-apa bang" ucapnya sambil menahan perih di lututnya dan mencoba berdiri dengan baik.

"Lain kali ati-ati bang, udah tau sepeda diem.. masih juga di tabrak. Ga liat itu lampu lalu lintas merah? kalo semisal abang ngantuk jangan ngendarain mobil bang. Bahaya buat pengendara lain? " cerocos gadis itu dan menghela nafas panjang.

" Sekali lagi saya mohon maaf, tadi saya aga melamun sehingga tidak memperhatikan jalan. Apa ada yang sakit? Apa sepedanya mau di bawa ke bengkel? Saya akan bertanggung jawab!! " ucap pemuda itu.

" Ga perlu bang, kalau hati sama pikiran abang lagi belibet, mending berenti dulu sampe perasaan abang tenang atau ambil air wudhu terus shalat. Daripada ngelamun kaya gini, malah bikin celaka orang lain. Ya udah saya permisi pamit, mari bang." ucapnya yang sedari tadi menunduk tidak melihat wajah si penabrak, namun tidak demikian dengan pemuda tersebut. Pandangannya tak lepas melihat wajah si gadis, walau tidak jelas karena menunduk, namun ia tau bahwa gadis itu cantik.

Si penabrak pun memperhatikan punggung gadis itu sampai tak terlihat. Ia pun tersenyum dan masuk ke dalam mobil.

" Kenapa ia tidak mau melihat wajahku, apa ia tidak percaya diri dengan wajahnya? Padahal ia sangat cantik." gumamnya seraya mengendarai mobil.

Tak berapa lama gadis tadi sudah sampai di halaman rumahnya dan terbukalah pintu gerbang secara otomatis. Rumah yang sangat mewah dan besar.

" Huft.... sudah 5 tahun ternyata aku tidak pulang." ucapnya seraya masuk ke dalam rumah setelah di bukakan pintunya oleh bi Sum kepala pelayan di rumah tersebut.

" Selamat datang kembali nona" ucapnya dengan mata berkaca-kaca dan menundukkan tubuhnya yang di ikuti oleh beberapa pelayan di belakangnya.

" Assalamu'alaikum bi... bibi tidak baik membungkuk seperti ini, Mei merasa tidak sopan. Apalagi usia kalian lebih tua dari Mei " ucapnya seraya memeluk tubuh bi Sum.

" Wa'alaikumsalam sayang... " jawab bi Sum membalas pelukan Mei.

" Bagaimana kabar kalian semua? Maaf Mei baru bisa pulang." ucapnya seraya memeluk satu persatu pelayan di rumah itu.

" Kami semua baik nona. Terimakasih " jawab semua kompak.

" Bibi sudah menyiapkan kamarmu sayang, sebaiknya bersihkan tubuhmu dan beristirahat lah. Bibi akan menyiapkan makan malam dulu." ucap bi Sum

Mei pun tersenyum dan mengangguk, lalu ia berlalu masuk ke dalam kamar di lantai yang sama. Ya.... semenjak ia di tinggalkan kedua orangtuanya untuk selamanya, ia tidak mau menempati kamarnya yang dulu di lantai 3. Terlalu banyak kenangan bersama kedua orangtuanya.

Mei pun merebahkan tubuhnya di ranjang. Memandang langit-langit kamarnya dan menerawang jauh.

" Huft... semangat... semangat, ayo bangkitlah Mei. Jangan terus terpuruk dengan semua kejadian yang sudah kamu lewati. Kamu bisa... kamu pasti bisa. " ucapnya menyemangati diri sendiri dan berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengambil air wudhu.

Setelah tubuhnya merasa lebih segar dan sudah melaksanakan shalat isya, ia pun keluar kamar untuk makan malam.

Saat membuka pintu, bersamaan dengan bi Sum yang akan mengetuk pintu.

" Nona... makan malam sudah siap." ucap bi Sum

" Bibi... sudah berapa kali Mei bilang, jangan panggil Mei nona. Mei tidak suka. " ucap Mei

Bi Sum pun tersenyum... " Baiklah.. baiklah.. maafkan bibi sayang. Ayo makan malam sudah siap. "

" Apa yang lain sudah makan? " tanya Mei yang menanyakan para pelayan di rumah itu

" Belum nona.. semua berkumpul di belakang, untuk makan malam bersama. " ucap bi Sum

" Kalua begitu Mei juga ingin ikut bergabung dengan yang lain, aku tidak mau makan sendiri. " ucap Mei

Bi Sum yang sudah tau bagaimana watak nona mudanya pun tersenyum dan meng iyakan permintaan nona mudanya yang sudah di anggap anak sendiri.

" Ayo bi.... " ajak Mei tersenyum dan menggandeng tangan Bi Sum lalu menariknya ke paviliun belakang tempatnya para pelayan berkumpul.

" Selamat datang nona..." ucap para pelayan yang sedang duduk lesehan di bawah.

" Makan apa kita malam ini? " tanya Mei seraya mendudukkan tubuhnya di bawah yang mengikuti para pelayan. Ia sangat senang seperti ini, karena dengan begini ia tidak merasa kesepian.

" Hei.. aku tidak pernah melihatmu, apa kamu anak baru di sini?" tanya Mei pada salah satu pelayan yang terlihat beberapa tahun lebih muda darinya.

" I iya nona... nama saya Sari, sa saya anak bungsu bi Sum." ucapnya

" Waaah... kamu Sari yang dulu selalu bi Sum bawakan bi? Sudah besar ternyata, kamu tumbuh menjadi gadis yang cantik. Panggil aku kaka, aku tidak mau di panggil nona. Peringatan untuk kalian juga jangan panggil aku nona, panggil saja Mei. Ok!! "ucapnya seraya mengunyah makanan

" Ta tapi nona, itu tidak sopan. Bagaimanapun kami hanyalah pelayan" ucap salah satu pelayan yang usianya tidak jauh dengan bi Sum

" Tapi di mata Tuhan kita semua sama, anggaplah Mei seperti anak kalian sendiri. Tak ada bantahan" ucap Mei yang tidak mau di bantah

Para pelayan sangat terharu dan senang memiliki seorang majikan yang tidak pernah membedakan dan memandang rendah mereka.

" Baik Mei" ucap semua kompak

Mei pun tersenyum senang, mereka pun makan sambil bercanda ria. Suasana yang membuat Mei senang dan membantunya untuk selalu bersemangat.

Di rumah ini ada 2 supir, 4 bagian keamanan, 2 tukang kebun, 10 pelayan dan 2 koki.

Jadi rumah ini selalu ramai.. Mei dan kedua orangtuanya memperlakukan para pelayan layaknya keluarga sendiri. Inilah yang membuat para pelayan betah bekerja di rumah ini, sehingga mereka dapat menyekolahkan anak-anak mereka ke jenjang yang lebih tinggi berkat bantuan keluarga Mei.

" Sekarang kamu masih sekolahkan?" tanya Mei pada Sari

" Iya sayang... saat ini Sari sedang mengenyam pendidikan di bangku kuliah. Sari sudah semester 2 dan ia mengambil jurusan management bisnis sepertimu nak." jawab bi Sum

Mei pun mengangguk... " Apa kamu 1 kampus denganku? " tanyanya

" I iya nona.. eh ka Mei. Saya mendapatkan beasiswa di kampus kaka. Sari sangat ngefans sama kaka, selama ini ka Mei adalah panutan Sari. " ucapnya bersemangat

" Benarkah? waaahhhh.... aku tidak menyangka akan punya fans" ucap Mei tertawa

part 2

" Benarkah? waaahhhh.... aku tidak menyangka akan punya fans" ucap Mei tertawa

" Terimakasih dan aku akan sangat berterimakasih kalau kamu tidak pernah mengatakan Identitas ku di kampus." ucapnya lagi

" Kaka tenang saja, Ibu sudah mengatakan semuanya pada Sari, kalau kaka tidak suka identitas kaka di ketahui orang lain." ucap Sari tersenyum

" Kamu hebat Sar... bisa dapat beasiswa di kampus kaka. Bukan kaka menyepelekanmu Sari, tapi kaka benar-benar salut padamu bisa mengalahkan para pesaing yang tidak sedikit. Selalu bersemangat, jangan menjadi gadis sombong ,selalu rendah diri dan selalu bersikap sopan pada semua orang. " nasihat Mei

" Siap ka" ucapnya seraya hormat dan semua orang pun tertawa. Mereka berkumpul hingga tak terasa waktu menunjukkan pukul 11 malam.

Meila Meylani Albifardzan, biasa di panggil Mei. Gadis cantik yang sebentar lagi menginjak usia 22 tahun, saat ini ia kuliah semester 8 jurusan management bisnis.

Mia adalah gadis cantik, kaya, pintar, ramah dan dewasa. Namun ia tidak pernah menunjukkan jati dirinya, ia pun selalu menggunakan sepeda kemanapun ia pergi.

Sudah 5 tahun Mei menyandang predikat anak yatim-piatu, karena telah di tinggalkan kedua orang tuanya untuk selamanya. Saat itu kedua orang tuanya melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri, namun ternyata pesawat yang di tumpangi kedua orang tuanya mengalami kerusakan mesin dan terjadi ledakan.

Kala itu Mei masih berusia 17 tahun, di saat ia masih duduk di bangku SMA kelas 2. Benar-benar saat dimana ia berada di titik terendah karena di tinggalkan kedua orang tuanya. Beruntung masih ada para pelayan yang setia padanya, sehingga dapat membantunya melupakan dan bangkit dari keterpurukannya.

Sebenarnya ia bisa menyelesaikan kuliah hanya 2,5tahun karena kepintarannya, namun karena ingin mengisi waktunya sampai ia di perbolehkan memegang perusahaan keluarganya. Juga menyibukkan diri untuk membantunya melupakan kesedihan yang ia alami karena di tinggalkan kedua orang tuanya.

Dan karena pewaris tunggal kekayaan kedua orang tuanya, mau tidak mau ia harus mengambil kuliah jurusan management bisnis agar bisa mempertahankan perusahaan yang dirintis ayah dan ibunya dari nol. Selama ini ia bekerja di balik layar, karena kejeniusannya ia dapat memajukan perusahaannya menjadi perusahaan terkaya di dunia sambil kuliah. Selama ini ia di bantu oleh asisten kepercayaannya Alden Devarsi yang sering di panggil ka Al oleh Mei.

Selama ini Mei kuliah sambil menjalankan perusahaannya di balik layar, karena ia belum siap di ketahui banyak orang. Alden akan datang menemui Mei bila membutuhkan tandatangan dan hal penting lainnya.

Tidak ada yang tau bahwa Mei adalah pewaris tunggal keluarga Albifardzan, karena sejak ia lahir kedua orang tuanya tidak pernah memperlihatkan atau memperkenalkan Mei pada dunia, mereka tidak mau bila Mei tersorot dan di ketahui oleh orang banyak. Karena dunia bisnis adalah dunia yang kejam dan menakutkan, mereka takut rival bisnisnya memanfaatkan Mia untuk menjatuhkan perusahaannya.

Dan Mei pun tidak suka di kenal banyak orang, ia termasuk anak introvert. Tidak suka memperlihatkan dan memamerkan kekayaannya, ingin memiliki teman yang benar-benar tulus menyayanginya. Dan mungkin dengan pasangan hidup ya kelak.

Selama ia sekolah, ia selalu mendapatkan beasiswa . Dari SD sampai ia kuliah saat ini, kedua orang tuanya sangat bangga pada Mei. Selain pintar, Mei di kenal anak yang ramah dan santun, tak pernah sombong dan selalu menghormati yang lebih tua juga menghargai yang lebih muda darinya. Mei tidak pernah memandang rendah pada orang lain, begitupun kedua orang tuanya. Sehingga seluruh pekerja di rumahnya betah bertahun-tahun bekerja di keluarganya.

Mei mempunyai 2 teman dekat bernama Andrea Mahatma, gadis yang tak kalah cantik memiliki sifat tegas, dewasa dan aga tomboy. Rea nama panggilannya, ia adalah anak dari pengusaha kaya urutan ke 4 di Asia.

Dan Dhatu Bakhtiar, gadis yang juga tak kalah cantik memiliki sifat feminim, lemah lembut dan cengeng. Tia nama panggilannya, ia adalah anak dari pengusaha kaya urutan ke 5 di Asia.

Mereka berteman sejak duduk di bangku SMP, namun sampai saat ini Mei selalu tertutup dengan kehidupan pribadinya, sehingga mereka tidak tau bahwa Mei adalah pewaris tunggal keluarga Albifardzan. Yang mereka tau Mei adalah anak dari keluarga sederhana, mereka senang berteman dengan Mei karena sikap dan sifatnya yang dewasa dan selalu baik pada semua orang.

Walau ada beberapa orang yang iri karena ia di sukai banyak orang.

Salah satunya Adhisti Rahayu Bharata, gadis yang selalu mencari masalah dengan Mei karena iri pada Mei yang lebih cantik dan pintar di banding dengannya. Ia adalah anak dari pengusaha kaya urutan ke 6 di Asia. Gadis yang sombong dan angkuh, selain kasar... ia pun selalu semena-mena pada orang-orang yang menurutnya miskin dan rendah di matanya. Selalu ingin merebut apa yang di punya oleh Mei.

Mei jarang pulang ke rumah, dari semenjak ia menginjak bangku SMP... ia senang hidup mandiri dan juga merasa nyaman tinggal di rumah kost yang kecil dan sederhana. Maka dari itu orang lain mengenal Mei adalah anak dari kalangan biasa yang beruntung mendapatkan beasiswa selama sekolahnya di sekolah elite. Sekolah elite yang sebenarnya milik keluarganya, namun tidak ada yang tau termasuk para petinggi dan juga guru-guru di sekolah yang selama ini ia tempati. Karena ia tak pernah menyematkan nama keluarga besarnya.

Mei pun memiliki sebuah restoran dan kafe yang cukup terkenal, namun ia hanya berperan sebagai pelayan di tempat miliknya itu. Bahkan para pegawai di restoran dan kafenya tidak ada yang tau bahwa ia adalah pemiliknya, kecuali manager nya.

Sejak Mei di tinggalkan kedua orang tuanya 5 tahun lalu, ia tidak pernah pulang ke rumah utama. Kalaupun dulu bila ia pulang, selalu beralasan pulang kampung pada kedua sahabatnya.

Mei sangat pandai menyimpan rahasianya, dan datanya pun tidak dapat di selidiki atau di tembus oleh orang lain. Karena kepandaiannya di bidang IT, tidak ada yang tau bahwa ia juga seorang hacker dunia. Maka dari itu tidak ada yang bisa meng hack sistem di perusahaannya, karena perisai pelindung yang tak dapat di tembus oleh siapapun.

Keren ga... keren ga... keren lah masa nggak.

Dunia halu aku tuh, haddeeehhhh.....

Saat ini Mei merebahkan tubuhnya di ranjangnya. Ia menutup mata dengan lengan kanannya dan menghembuskan nafas kasar.

Hari ini adalah hari yang luar biasa melelahkan, cukup menguras pikiran dan hatinya.

Selain urusan perusahaannya, ia pun tak menyangka akan mendapatkan pengkhianatan dan penghinaan yang luar biasa hari ini.

Ia tak menyangka akan di khianati oleh laki-laki yang selama 8 bulan terakhir ini menemani hari-harinya, juga penghinaan dari keluarganya.

part 3

Ia tak menyangka akan di khianati oleh laki-laki yang selama 4 bulan terakhir ini menemani hari-harinya, juga penghinaan dari keluarganya.

Flashback ON

" Mei... hari ini kamu jadi ke kostan Rega? " tanya Rea, saat ini mereka sedang kumpul di restoran tak jauh dari kostan laki-laki yang menyandang kekasih Mei. Sebenarnya ini salah satu cabang restoran Mei. wkwkwk

Mei pun mengangguk

" Jadi.. tapi dari tadi aku hubungi ponselnya tidak di angkat-angkat. Sesibuk itukah?" jawabnya

" Entahlah Mei, karena sedari awal aku tidak menyukai kamu berhubungan dengannya. Apa ya?? Di mataku ia seperti pria gampangan. hahahaha" ucap Tia tertawa

" Kamu tenang saja, aku juga berhubungan dengannya tidak terlalu memakai hati. Entah kenapa aku juga ga ngerasa klik dengannya. Aku hanya kasian melihatnya terus mengejarku, makanya aku memberikan dia kesempatan. Dan mungkin hatiku bisa menerimanya. " ucap Mei seraya

Saat sedang asyik bercengkrama, Tia melihat ada rombongan masuk menuju private room. Sebenarnya tadi ia tidak terlalu peduli, namun saat matanya melihat seseorang yang ia kenal, ia pun terus melihat pada rombongan itu. Ia melihat sepasang sejoli yang saling berangkulan mesra.

" Bukankah itu Rega?" tanya Tia sambil menunjuk

Posisi Mei dan Rea yang membelakangi rombongan itu pun berbalik. Mei pun mengerutkan dahinya dan tersenyum smirk.

" Itu juga Adhisti kan? Waaahh.... daebak, apa mereka sedang mengadakan pertemuan keluarga Mei?" tanya Rea

" Sepertinya memang begitu, menurut kalian aku harus menghampiri mereka jangan?" ucap Mei

" Feeling aku sih, kalo kamu menghampiri mereka. Kamu bakalan di permalukan Mei." ucap Tia

" Benarkah? Sepertinya itu baguskan? " tanya Mei lagi

" Kamu ga waras Mei, ga... ga.. enak aja, temen aku di permalukan. Jangan macem-macem kamu Mei. " sergah Rea

" Tapi aku penasaran, gimana dong? " saat Mei bicara, ia pun saling menatap dengan Rega dan Adhisti.

Mei pun melambaikan tangan dan tersenyum kepada mereka. Rega sempat kaget, namun ia pun dapat menguasainya.

Akhirnya Mei bangun dari duduknya dan menghampiri rombongan tersebut.

" Mei.. " panggil Rea

" Hai... wiihhh serasi banget nih." ucap Mei

" Kenapa? lu pasti iri kan? pasti sakit hati kan lihat pacar lu gandengan sama gue? ." ucap Adhisti angkuh. Sedangkan Rega hanya terdiam

"Iri? sakit hati? hahaha... itu mah istilah buat lu mungkin Dhis. Bukannya selama ini itu yang lu rasakan sama gue? Gue justru berterimakasih sama lu, karena dengan melihat ini gue jadi tau bagaimana perasaan Rega yang sebenarnya sama gue." ucap Mei yang membuat Adhisti mulai marah.

" Haha... lu kira Rega selama ini berhubungan dengan lu karena suka ma lu?" ucap Adhisti

" Sebenarnya gue gak peduli dia suka ma gue pa ga,lagian gue juga nerima dia karena kasian padanya yang selalu mengejar-ngejar gue." jawab Mei santai

Rega yang mendengarnya pun mulai terpancing.

" Heh..lo pikir gue mau pacaran sama cewe miskin modelan lo, lo tuh cuma beruntung bisa kuliah tinggi karena beasiswa. Gue ngejar-ngejar lo, karena gue taruhan ma temen-temen gue. Sebenarnya alergi gue deket-deket cewe miskin kaya lu." ucap Rega sombong

" Ini ada apa sebenarnya? kenapa kalian jadi ribut di sini? " tanya Yuningsih ibunya Rega

" Ini loh tan, cewe miskin yang jadi cewe taruhan Rega sama temen-temennya. " ucap Adhisti seraya menyunggingkan senyum

" Oohh... ini cewe miskin yang ga tau diri itu, cantik sih. Tapi percuma kalo cuma cantik doang tapi miskin. Jangan-jangan hidup kamu selama ini hasil jual diri lagi?" cecar Ningsih

" Asal kamu tau ya, kami ini orang kaya urutan ke 6 dan ke 7 se Asia. Tidak level bila harus bergaul dengan gadis miskin Macam kamu. Dan harus kamu tau kami di sini akan membicarakan pertunangan Rega dan Adhisti. Jadi sebaiknya kamu jauh-jauh dari kami. Gatal-gatal nanti badan kami." ucap Ratna ibu Adhisti

Mei pun bertepuk tangan dan tertawa

" Hahahahaa.... ya ampun kalian emang 2 keluarga yang cocok, cocok banget! Heh...Nyonya kaya 6 dan 7,asal kalian tau kaya aja ga cukup kalo kalian tidak ber etika dalam hidup. Kenapa harus jual diri? Teman-teman saya aja udah kaya, mereka adalah putri dari pengusaha urutan ke 4 dan ke 5 se Asia. Tapi mereka tidak se sombong kalian."

" Ingat... di atas langit masih ada langit. Jangan pernah menjadi orang sombong dan congkak hanya karena kekayaan duniawi. Kenapa? karena kekayaan kalian tidak akan bertahan lama. Roda itu berputar.... apalagi dengan sifat dan sikap kalian seperti ini, aku yakin kekayaan yang kalian bangga-banggakan tidak akan bertahan lama." ucap Mei seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Ningsih yang tidak Terima perkataan Mei pun, akhirnya melayangkan tangannya untuk menampar Mei. Sehingga membuat ujung bibir Mei pecah dan mengeluarkan darah.

" Kamu... jaga ucapan kamu, tidak akan mudah keluarga kami bangkrut. Kenapa? kamu tidak Terima karena kamu miskin hahh?! " ucap Ningsih

Mei pun menyeka darah dari bibirnya dengan ibu jarinya dan tersenyum jahat.

" Aku jadi ingin segera melihat kalian jatuh menjadi gelandangan. Kita liat nanti, akan ku beri waktu sampai kelulusan ku untuk kalian bersenang-senang dan akan selalu aku ingat penghinaan ini" ucap Mei

" Memang kamu bisa apa? kamu mau minta tilang pada sugar daddy mu? Hahahahaha" ucap Adhisti sambil tertawa. Sedangkan Mei hanya mengangkat bahunya.

" Tunggulah... lumayan ada 2 bulan lagi sampe wisuda. Jadi pergunakan waktu kalian sebaik-baiknya, jangan sampai menyesal ok. Sebenarnya aku tidak suka menggunakan kekuasaan untuk membuat kalian jatuh miskin dan menangis. Tapiiiii.... karena melihat kalian seperti ini" ucap Mei seraya tersenyum smirk

" Aaahhh... dan saat tiba waktunya, walau kalian memohon dan berlutut padaku. Tak akan aku dengar dan pedulikan. " ucapnya lagi seraya berlalu pergi

" Cihh..memang siapa dia bisa membuat kita sampai jatuh miskin?! Sudah ayo kita masuk dan kita mulai bicarakan hari bahagia anak-anak kita. " ucap Ningsih

Walau sebenarnya tadi ia sempat takut dengan aura yang di keluarkan oleh Mei, namun karena sifatnya yang iuuhhh... sombong dan angkuh, jadi ia pun tak memperdulikan hal itu.

Mereka pun berlalu masuk ke private room.

" Mei... kamu baik-baik saja? " ucap Tia seraya memegang pipi Mei yang merah.

" Heiii... aku baik-baik saja, kalian jangan terlalu khawatir." ucap Mei

" Daaannn... aku ingin memberitahukan kalian sesuatu, rahasia yang selama ini aku simpan. Namun karena ketulusan kalian berteman denganku, aku akan menceritakan semuanya pada kalian, tapi tidak sekarang. Besok kalian datanglah ke alamat ini. Katakan kalau kalian ingin menemuiku dan sebutkan nama kalian. Kalau begitu aku pamit pulang duluan oke. Assalamu'alaikum " ucap Mei seraya memeluk mereka berdua dan berlalu pergi.

Dan saat di lampu merah..

BRAAAAKKKK

FLASHBACK OFF

Tanpa terasa Mei pun tertidur pulas

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!