NovelToon NovelToon

Terjebak Nafsu Sesaat

Pagi yang indah

Matahari bersinar cerah, yang terlihat sangat indah. seperti senyuman lepas Natasya yang bersemangat untuk berangkat menuju sekolah nya, dibawah sudah menunggu Mama dan papa yang siap mengajaknya untuk sarapan bareng.

"Pagi mama muaach.. papa... muuaachh."

"Pagi juga sayang." balas mereka bareng.

"Duh, kelihatan nya Putri kesayangan Mama lagi senang banget ya."

"Tentu dong ma,"

Natasya gadis manja dan ceria itu, duduk hendak mulai sarapan. namun suara deringan ponsel dari sahabatan Vita. membuat nya membatalkan untuk sarapan.

"Hallo Vit."

"Tasya kok belum nyampe juga jam segini?"

"Emang mau ngapain sih, buru-buru banget berangkat kesekolah?"

"Sekolah kita kedatangan siswa baru, namanya Farrel. cowok ganteng banget. kalau ngak salah dengar." ucap Vita bersemangat.

"Okey, aku segera berangkat." memutuskan panggilan telpon mereka dan segera bersiap untuk berangkat.

"Natasya, sayang tuh makanan dan susunya kok ngak dihabiskan?"

"Kenyang ma."

Gadis cantik itu segera berpamitan pada kedua orang tuanya, berlari kecil menuju halaman depan. dimana psk sopir sudah menunggu kedatangannya.

"Pagi non Tasya."

"Pagi bang." langsung masuk sambil duduk manis dan memperbaiki penampilan nya.

"Cantik dan segar banget."

Mang Ucup menatap Kagum, Majikan mudanya melalui kaca spion mobil.

"Mang Ucup ngapain sih? ntar mau matanya di colok pakai ini."

Natasya mulai kesal, dan mengepalkan tinjunya pada sopir pribadi yang sudah berumur tersebut.

"Maaf...maaf non, habisnya non Natasya cantik banget sih." puji mang Ucup.

***

"Farrel papa pusing menghadapi sikap mu yang tidak pernah mau berubah."

Sementara Farrel bin Husein, cowok tampan yang memiliki sikap cukup nakal itu cuek bebek ketika kedua orang tuanya memarahi dan menasehati sikapnya.

"Farrel."

Suara Tuan Husein menggema, kesabaran nya hilang melihat tingkah Farrel, dia melemparkan kertas yang berisi surat kepindahan sekolah yang baru, tepat dihadapan wajah Farrel yang tertunduk acuh. anak satu-satunya yang jauh berubah drastis. semenjak papanya Husein menikahi sekretaris nya dikantor.

"Apaan sih pa, teriak-teriak. Farrel ngak budeg tau."

"Ingat ! Farrel, ini sudah sekolah yang ke tujuh, papa tidak mau lagi mendengarkan pengaduan pihak sekolah baru mu ini nantinya, cukup sudah penolakan dari sekolah sebelum nya yang tidak tahan melihat sikap buruk mu itu" bentak Husein emosi melihat tingkah anaknya itu yang selalu berbuat semaunya sendiri.

"Terserah papa, ini juga kemauan papa dan Mama untuk aku tetap sekolah."

"Astaghfirullah."

Tangan tuan Husein terangkat, namun istri nya Sinta segera melerai pertengkaran ayah dan anak itu.

"Sudahlah pa, kendalikan emosimu." Sinta berusaha membujuk suaminya.

Farrel tidak menghiraukan ucapan Papa nya, dan masih asyik bermain games Online bersama sahabat nya, melihat hai itu, spontan tangannya papanya terangkat kembali, menarik ponsel Farrel dan melemparkannya ke dinding hingga hancur.

"Papa.... apaan sih." berdiri kesal, sambil berlalu hendak pergi.

"Kamu yang memancing emosi papa, Farrel ini peringatan terakhir. jika kamu masih belum bisa berubah. dengan terpaksa papa akan menarik semua fasilitas kemewahan dan mencoret namamu menjadi pewaris tunggal kekayaan papa nantinya."

Farrel bergidik juga melihat keseriusan dan pancaran kemarahan papanya itu. karena baru kali ini terlihat begitu emosi.

"Okey ... Farrel akan berubah dan menuruti perintah papa, tapi ingat semua harta yang Farrel dan Mama miliki tidak akan pernah terbagi untuk istri muda papa itu." ucap Farrel.

Melihat itu sikap Hendrawan kembali melunak, dia juga harus pandai-pandai mengambil hati anak dan istri nya, jika sudah menyangkut istri mudanya yang cantik.

Pagi ini Farrel masih meringkuk tidur dalam balutan selimut, saat tangan lembut Mama menguncang pelan tubuh anak laki-laki kesayangan nya.

"Farrel... Farrel bangun nak.'"

"Aaahhk masih ngantuk ma."

'Ayo lah nak, apa kamu ngak capek bertengkar terus dengan papamu. sapa tahu disekolah yang baru ini kamu bisa ketemu bidadari." bujuk Mama.

"Ha...Ha....bidadari habis kecebur got kali ma yang ada."

"Kamu salah Farrel, sekolah tempat kamu itu sekolah terfavorit. dan ngak sembarangan orang yang bisa masuk kesana." kembali berusaha membujuk Farrel.

"Ah bisa-bisa Mama aja."

"Beneran Lo, lagian ini kesempatan kita untuk mempertahankan hak kita dari perempuan itu, kamu harus pintar nak. agar bisa menguasai dan menggantikan posisi papamu diperusahaan." ucap Sinta.

"Baiklah ma."

"Sekarang cepat mandi dan beres-beres, Mama tunggu di meja untuk sarapan."

Farrel mandi kilat khusus, kedua sahabat sekaligus kacungnya. Gilang dan Durga sudah menunggu di bawah. mereka ikut-ikutan pindah kemanapun Farrel sekolah. benar-benar pengawal setia.

"Ayo sarapan sayang."

"Ngak ma."

Farrel pamit dan langsung berangkat menuju sekolah barunya, sepanjang perjalanan Farrel terlihat cuek menatap keluar jendela kaca.

"Ayolah bos semangat." ucap Gilang.

"Malas ah." melongos kasar.

Sampai disekolah baru, mereka langsung menemui kepala sekolah dan diantar ke kelas.

"Tok...tok...Bu Rani ini Farrel dan teman-temannya, murid baru jelas ini." terang kepala sekolah yang bernama pak Karim.

"Silahkan masuk."

Bu Rani menghentikan proses mengajar nya, saat melihat kedatangan kepala sekolah. dan ketiga murid baru dikelas nya.

"Okey anak-anak semua, hari ini kalian kedatangan tiga siswa baru. pindahan dari sekolah lain. bapak harab kalian bisa berteman dengan baik sehingga bisa membantu proses belajar kalian kedepannya." ucap kepala sekolah.

"Farrel, Gilang dan Dirga. silahkan masuk dan perkenalkan diri kalian masing-masing"

Farrel melangkah dengan angkuh yang diikuti kedua sahabatnya, memperkenalkan dirinya, yang membuat semua mata para cewek-cewek membulat sempurna dengan mulut membentuk Oooo.... mereka seakan terhipnotis melihat ketampanan Farrel. namun tidak dengan kedua temannya Gilang dan Dirga yang berwajah jauh dibawah standar level cowok idaman mereka.

Natasya terlihat sibuk sendiri dengan penampilan nya begitu juga dengan Vita, meskipun dia tidak sesibuk Natasya, yang tidak mau kalah. sementara Davina bersikap biasa saja karena menurut nya ketampanan Farrel and The Genk biasa-biasa saja.

Dengan cuek nya Farrel melewati meja Natasya dan Vita yang masih melongo, Farrel duduk di kursi belakang bersama Gilang, dan Dirga di deretan terakhir sendirian.

Farrel mengedarkan pandangan kesekeliling dan menatap seisi kelas yang dipikirnya biasa-biasa saja, namun tiba-tiba dia tercekat, ketika melihat senyuman dan kecantikan alami Putri Davina, teman barunya disekolah yang baru ini.

"Ternyata Mama memang Benar, disekolah ini ternyata ada seorang bidadari yang sangat cantik, ditambah lagi dengan sikap dingin dan acuh nya itu." Gumam Farrel yang merasa tertantang untuk mendapatkan dan menaklukkan gadis didepannya itu.

Farrel tersenyum ketika pandangan nya dengan Davina bertemu, namun kembali dia dibuat kesal. Davina terlihat biasa-biasa saja menanggapi senyuman nya, yang biasanya ampuh membuat cewek-cewek klepek-klepek untuk berusaha mendapatkan cintanya selama ini

Dua sahabat bertengkar

Farrel mulai bersemangat untuk bersekolah ditempat yang baru ini, meskipun baru beberapa hari. tapi dia tidak pernah lagi melakukan yang namanya cabut atau berbuat kesalahan.

Bahkan Farrel paling suka yang namanya tebar pesona, pada teman-teman cewek kelas ini. terutama Davina yang seakan-akan tidak menganggap keberadaan Farrel.

"Pagi Farrel."

Natasya berusaha seakrab dan bersikap manis menyapa Farrel.

"Pagi juga."

Farrel menjawab datar sapaan dan senyuman manis Natasya, yang ditujukan pada dirinya. karena dia tahu diantara cewek-cewek dikelas ini. hanya Natasya lah yang paling gigih berusaha untuk mendekati nya.

"Hedeh...hufft, yang ditaksir Davina, eh malah yang kecantol yang lain." Gumam Farrel kesal.

Farrel dan sahabat langsung menuju kantin untuk sarapan, berusaha meredakan kegundahan nya yang ingin dekat dan menjadi pacar Putri Davina, meskipun terkesan buru-buru, namun Farrel tidak mampu mengendalikan perasaan nya terhadap gadis yang sudah menganggu hari-hari nya.

Di taman sekolah yang asri, tiga sahabat Davina, Vita dan Natasya mulai sibuk dengan cerita mereka masing-masing.

"Duh.... Tampan bangeeetz si Farrel, blasteran deh, kayaknya?" bisik Natasya.

"Iya, aku udah ngak sabaran lagi ingin jadi pacar nya." jawab Vita langsung membayangkan, jika dia tengah mengarungi samudera cinta bersama Farrel dengan pakaian ala-ala bajak laut.

"Ngak... ngak bisa Farrel milik ku, kamu nggak boleh egois dong Vit. lagian kamu sudah pernah berpacaran sebelumnya. tinggal aku yang masih jomblo akuutt..." ucap Natasya kesal sambil memajukan mulutnya.

"Tidak bisa....aku juga belum pernah pacaran. mengingat aku masih punya banyak kesempatan untuk memilih cowok yang aku sukai dan menjadi pacar ku." ucap Vita ngak mau kalah.

Natasya dan Vita bertengkar, hingga mereka berdua tidak menyadari jika Davina, salah seorang sahabat baik mereka sudah pergi duluan ke kantin , kesal melihat sikap Natasya dan Vita yang memperebutkan Farrel yang menurutnya laki-laki yang ngak penting untuk dibahas apalagi sampai diperebutkan.

"Lho mana Davina?"

"Tau' ilang mungkin?" jawab Vita asal.

"Lho sih ribut Mulu sedari tadi."

"Aku harus segera menyusul Davina ke kantin, sapa tahu Farrel juga lagi disana?" pekik Vita lari menuju kantin sekolah.

"Ngak, aku harus duluan sampai dan menarik perhatian Farrel." Natasya tidak mau kalah.

Sampai di depan kantin kedua gadis itu celingak-celinguk mencari posisi keberadaan sahabatnya Davina yang memilih makan bergabung dengan teman-teman yang lain.

"Mana Davina? ah sudahlah, mending duduk disebelah Farrel. sapa tahu dia mau sama aku." berlari memesan makanan.

"Aha...itu dia." ucap Vita saat matanya menangkap sosok Farrel, yang tengah menikmati makanan beserta teman-teman nya. Vita melangkah menuju Farrel sambil membawa nampan berisi jus buah naga dan makanan nya. terlebih dahulu memperbaiki sedikit penampilan.

"Farrel... bolehkan aku duduk disebelah mu " ucap Vita sok imut, sambil mengedipkan mata nya biar terlihat semakin imut

"Silahkan." ucap Farrel acuh.

Sementara Gilang dan Dirga, terlihat senang melihat Vita, yang akan duduk itu, namun tiba-tiba Natasya muncul dengan membawa minuman juga menyerobot hendak duduk juga di sebelah Farrel, sehingga tubuh mereka bertabrakan dan minuman Natasya serta Vita, otomatis tumpah membasahi tubuh Farrel mulai dari kepala hingga pakaian nya.

"Byuuuurrr... byuuuurrr..."

"Ha..Ha...Ha...." semua Mata tertuju pada Farrel lalu mentertawakan nya.

"Maafkan aku fa... Farrel." Natasya tertunduk.

Farrel mengepalkan tangannya geram, sedangkan Vita yang panik langsung membersihkan tubuh Farrel mengunakan tissue. sambil terus mengucapkan kata maaf dan perasaan bersalah atas tindakan yang mereka pikir tidak sengaja itu.

Davina yang duduk tidak jauh dari posisi mereka, mengulum senyum, timbul niat iseng dibenaknya. Davina membuka bungkusan pembalut yang disimpan dikantong roknya, dan berjalan ke arah Natasya.

"Nih pakai sapu tangan ku aja." menyerahkan pembalut itu ketangan Natasya.

Natasya yang panik langsung mengambil tanpa melihat benda tersebut dan mengelap kan pada wajah tampan Farrel. sehingga membuat tawa penghuni kantin pecah menyaksikan hal itu. mengingat warna jus buah naga merah yang melekat di pembalut putih itu. sehingga terlihat semakin lucu dan heboh seisi kantin.

Termasuk Gilang dan Dirga, mereka berdua tertawa paling keras dibanding kan yang lain, sambil sesekali lanjut memakan buah pisang. mereka lupa akan kemarahan bos Farrel yang sudah mencapai level sembilan puluh sembilan derajat.

"Diam."

Semua terhenti, suara lantang Farrel menghentikan tawa penghuni kantin. semua melonggo menatap wajah marah dan geram Farrel.

"Minggir Kalian dari hadapan ku." bentak Farrel.

Natasya dan Vita mundur beberapa langkah dengan wajah pucat ketakutan. mereka tidak menyangka kemarahan Farrel sudah mencapai titik ******* nya.

Farrel membalikan meja dihadapan nya penuh emosi, piring dan gelas berserakan dan pecah. Farrel melangkah pergi, dia tidak tahan melihat dirinya dipermalukan seperti ini, disekolah yang baru.

"Awal kesialan Farrel pindah kesekolah ini." bisik Gilang ke telinga Dirga yang duduk disebelahnya.

Farrel yang marah, tidak menyadari jika kakinya menginjak kulit pisang yang ikut jatuh dilantai licin, saat dia membalik meja pemilik kantin barusan. saat Farrel melewati mejanya tersebut alhasil tubuh Farrel ikut ambruk dilantai.

"Bruuuaggkk...." Farrel jatuh karena sebelah kakinya menginjak kulit pisang. suasana yang semula tegang dan mencekam, berubah mencair lagi, karena mereka lagi-lagi mentertawakan Farrel.

Kedua sahabatnya, Gilang dan Dirga. langsung maju menolong Farrel, setelah memberikan sejumlah uang pada pemilik kantin, Dirga berlari menuju mobil menyusul Farrel dan Gilang. mereka langsung tancap gas meninggalkan lokasi sekolah, tanpa peduli jika masih ada jam pelajaran yang akan dimulai setelah Jam istrahat ini.

"Semua ini gara-gara cewek-cewek sialan itu, awas kalian berdua." ucap Farrel geram dan sangat emosi, beberapa kali dia memukul jok mobilnya kesal.

"Sudahlah bos, mungkin ini sudah resiko nya, jadi orang ganteng dan tampan seperti bos ini." bujuk Dirga.

"Diam kamu."

Dirga langsung menutup mulutnya, sambil berusaha untuk tidak tertawa melihat penampilan bos nya saat ini, benar-benar menyedihkan dan juga sangat lucu dan membuat semua mersa terhibur. tapi tidak dengan Farrel, Natasya dan Vita.

Natasya dan Vita tertunduk lesu melihat gebetan mereka marah dan malu karena ulah mereka berdua. jam pelajaran terakhir terlewatkan begitu saja, tanpa sedikitpun dari materi pelajaran itu yang singgah dibenak mereka masing-masing.

"Ini semua gara-gara kamu" Ucap Natasya berlari pergi meninggalkan kedua sahabatnya.

"Enak aja nyalahin aku, kamu yang nyosor datang dan nabrak minuman ku." balas Vita.

"Sudah....sudah. kenapa sekarang kalian berdua jadi berantem. kalian berdua tidak salah tapi yang salah itu anak baru yang bernama Farrel." ucap Davina kesal. melihat kedua sahabatnya yang mulai berantem setelah kedatangan Farrel disekolah mereka.

Hukuman

"Ih sebel....sebel,"

Natasya membanting asal tas sekolah ke sembarang arah, hatinya saat ini antara kesal, malu dan marah. semua bercampur aduk. terutama sang pujaan hatinya Farrel yang saat ini pasti sangat marah terhadap insiden yang terjadi di kantin sekolah.

"Semua ini pasti gara-gara Vita, gadis sok cantik yang ikut-ikutan suka sama Farrel, hu...hu.. maafin Natasya."

Gadis bar-bar dan cantik itu, belum pernah yang namanya pacaran, sekali suka langsung nyerobot kayak anak kecil ngejar mainan. begitu juga dengan Vita. Mereka berdua sama genit dan centil. berusaha untuk menarik perhatian Farrel yang selalu mengabaikan nya.

Davina serba salah, sekarang Natasya dan Vita mulai saling musuhan. kedua sahabatnya yang dulu begitu akrab, ceria dan bawel. sekarang saling diam-diaman. meskipun Davina sudah berusaha agar keduanya kembali akur, namun usahanya sia-sia.

"Semua ini, semenjak kedatangan anak baru yang bernama Farrel. dulu kami bertiga selalu akur dan kompak. tapi sekarang semua sudah berubah, Natasya dan Vita mulai sering bertengkar dan memperebutkan Farrel." Gumam Davina sedih.

Dirumah nya, Farrel tidak mau sama sekali untuk berangkat kesekolah, insiden kemaren masih menyisakan rasa kesal, marah dan benar-benar membuat harga dirinya sebagai cowok tampan, kaya dan cool. hilang seketika oleh sikap bar-bar dua gadis tersebut.

"Bagaimana bos, apa kita cabut aja. tapi bos sudah berjanji bakal berubah. jika kita cabut bagaimana dengan orang tua bos nantinya." bujuk Gilang.

"Tau ah, pusing gue. apa lagi harus ketemu lagi tuch sama kedua cewek jadi-jadian itu, Nek' tau ngak?" ucap Farrel kesal.

"Memangnya ada kejadian apa sih Rel?"

Mama Farrel yang kebetulan mendengar percakapan mereka bertiga, mau tidak mau Dirga pun menceritakan kejadian yang sesungguhnya tentang kejadian kemaren siang di kantin, termasuk dua siswi wanita yang genit Natasya dan Vita.

"Astaghfirullah, kok bisa seperti ini kejadiannya? anak-anak zaman sekarang benar-benar keterlaluan." ucapnya menggelengkan kepalanya heran.

"Tapi itu bukanlah alasan, untuk kalian tidak pergi kesekolah." ucap papa tiba-tiba.

"Tapi pa."

"Papa, akan beri tahukan kepala sekolah, agar memberi peringatan pada kedua gadis itu. termasuk mereka juga harus meminta maaf kepada mu." bujuk papa.

***

Diruang kepala sekolah, semua berkumpul. termasuk Davina yang menjadi saksi sekaligus, tersangka yang ikut-ikutan memberikan pembalut yang digunakan sebagai tissue untuk membersihkan pakaian Farrel.

Dihadapan kepala sekolah, diputuskan ketiga siswi tersebut mendapat kan hukuman. termasuk membersihkan toilet, agar tidak mengulangi lagi perbuatan nya. meskipun keduanya mengaku tidak sengaja, dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan mereka lagi.

"Kak Farrel, maafin Natasya ya. Natasya benar-benar ngak sengaja." mengulurkan tangannya pada Farrel dengan wajah menyesal nya. begitu juga dengan Vita dan Davina. semua saling bermaaf-maafan dan Berjanj untuk tidak mengulangi nya lagi.

"Demi sang pujaan hati Farrel aku rela, mendapatkan hukuman dan bersih-bersih." ucap Natasya.

"Kalian berdua boleh-boleh saja sih, menyukai Farrel. tapi harus bersaing dengan sportif Dong dan ngak boleh saling rebut apalagi musuhan." terang Davina.

"Okey, mulai sekarang kita bersaing secara baik-baik, dan berjanji persahabatan kita bertiga harus tetap akur dan langeg apapun terjadi." ucap mereka tos bareng dan kembali tertawa bahagia.

*** Enam bulan berlalu,

Tanpa terasa, waktu terus berlalu. sudah satu semester mereka lewati. lambat laun perasaan Vita yang dulu bersemi dan sangat mencintai Farrel lambat laun memudar. bahkan Vita tidak mersa tertarik lagi melihat pesona Farrel.

Bahkan Vita lebih antusias, ketika mendengar jika sekolah mereka bakal kedatangan dua orang calon siswa baru, yang mendapat beasiswa berprestasi untuk bisa melanjutkan pendidikan mereka disalah satu sekolah favorit, mahal dan bergengsi ini.

Tapi tidak dengan Natasya, rasa cinta dan kagumnya pada Farrel tidak pernah berubah. meskipun Farrel terlihat biasa-biasa saja terhadap nya. bahkan Farrel lebih suka menatap dan curi-curi pandang pada Davina.

"Ketoilet dulu yuk Vit?." ajak Natasya pas jam istrahat dimulai.

"Malez, gue lapar dan pengen cepet-cepet langsung menuju kantin aja." ucap Davina, namun Natasya yang udah kebelet, langsung saja menarik sebelah tangan Davina dan Vita untuk mengikuti langkah nya.

"Okey.. okey, tapi bentar aja ya." ucap Davina pasrah.

Sudah menjadi kebiasaan Vita dan Natasya, mereka bertiga akan berlama-lama memperbaiki penampilan. sebelum pergi meninggalkan toilet wanita tersebut.

***

Aldo murid baru disekolah bergensi ini, masih celingak-celinguk, mengedarkan pandangannya ke sekeliling sekolah. gedung yang menjulang tinggi yang memberikan kesan kemewahan nya, serta bagian samping kiri tertulis perpustakaan, dan ditengah-tengah terdapat lapangan luas. serta Taman yang sangat indah menyejukkan mata serta memberikan kenyamanan bagi para siswa - siswi serta pengunjung sekolah.

"Ini benar-benar keberuntungan bagi ku, mendapatkan bea siswa dan bisa sekolah ditempat ini." Aldo tersenyum puas dengan hasil nilai-nilai nya. dia menyeret koper menuju kamar asrama yang diperuntukkan bagi murid yang berasal dari luar daerah. sedangkan bagi murid yang tinggal dengan orang tuanya diperbolehkan untuk tinggal diluar asrama.

Aldo hanyalah seorang anak petani biasa, namun keberuntungan berpihak padanya. sehingga terpilih untuk mendapatkan beasiswa, bersama temanya Jojo. sehingga dikirim ketempat ini.

Dia menapaki selangkah demi selangkah gedung bertingkat itu, Namum kesialan Aldo dimulai, saat kamar asrama yang baru di masuki terdapat asap tebal yang menyeruak keluar, sehingga dia panik dan berbalik.

"Kebakaran..... Tolong... kebakaran,, Aldo lari sekencang-kencangnya, sambil kebingungan melirik kiri dan kanan nya, saat melihat di bawah ada kolam besar, tanpa pikir panjang dia melompati jendela itu

"Byyuuur.... buuummm "

Aldo Berhasil melompati kolam ikan tersebut, yang sengaja diperuntukkan untuk mempercantik taman belakang sekolah.

semua orang berkumpul menatap wajah nya yang begitu menyedihkan, serta mentertawakan nya. termasuk Farrel dan kedua ajudannya.

"Kok bisa di zaman sekarang, masih ada orang yang mempunyai sikap kampungan seperti dia." tunjuk Farrel sambil tersenyum mencemoohkan.

Namun tidak dengan siswi cewek, mereka semua seakan terhipnotis dengan ketampanan Aldo serta bentuk tubuh nya yang sispeck.

"Wau...tampannya..." semua terpekik histeris

Aldo berusaha naik keatas, terlebih dahulu mengeluarkan anak katak yang ikut masuk dalam bajunya.

"Mana to... toilet?" ucap Aldo gugup bertanya pada Farrel.

"Kamu murid baru ya?" ucap Farrel yang langsung di anggukan Aldo.

Farrel dan teman-teman nya saling berbisik, dia berencana untuk mengerjai Aldo, laki-laki kampung yang terlihat menyedihkan. Farrel kemudian berdehem sambil menunjuk toilet wanita.

Tanpa pikir panjang, Aldo menuju toilet yang terdapat tidak jauh dari posisi nya sekarang, tanpa memperhatikan tulisan yang terpampang di sana "Toilet wanita" alhasil semua berteriak melihat kedatangan laki-laki yang basah kuyup. sementara Farrel dan teman-teman nya memegangi perut sambil tertawa lepas, karena berhasil mengerjai anak baru itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!