NovelToon NovelToon

Love Toxic

Bab 1 - Initial

Pernikahan rencana itu telah berlangsung dengan meriah kedua pihak keluarga sama-sama merasa bahagia melihat putra dan putri kesayangan mereka telah menikah. Berbeda dengan sang mempelai pria yang terlihat biasa saja ia tidak menunjukkan sikap bahagianya sama sekali karena pernikahan ini baginya hanyalah sebuah pernikahan untuk menenangkan perasaan kedua orang tuanya yang terus-terusan menuntutnya untuk menikah.

Perempuan itu nampak cantik dan tersenyum menerima sapaan dari tamu undangan yang hadir sampai akhirnya senyum masam itu terlihat ketika suaminya mengatakan sebuah kalimat.

"Ini hanya pernikahan pura-pura jadi jangan terlalu sebahagia itu, kamu paham." ujarnya yang membuat istrinya mengangguk.

Dirgantara Sebastian resmi menikah dengan Sarah Ardila Wirathu.

***

Hari itu Dirga baru saja mendapatkan kabar akan kepulangan kedua orang tuanya dari luar negeri saat ia berbincang dengan ibunya ia berpura-pura mengatakan bahwasanya ia sudah memiliki kekasih dan saat itu pula ibunya memutuskan pulang ke Indonesia karena ingin berjumpa dengan kekasih dari putra semata wayangnya. Hal itu berhasil membuat Dirga kelimpungan pasalnya semua ucapannya hanyalah kebohongan tapi beruntungnya saat ia berkunjung di salah satu cabang perusahaannya di Aceh ia tak sengaja berjumpa dengan salah satu karyawannya yang terlihat cukup menarik untuknya di jadikan kekasihnya.

Sarah yang pada saat itu sedang membutuhkan uang ia mau menerima tawaran dari atasannya menjadi kekasih bayarannya.

Di jakarta ia di kenal sebagai kekasih CEO semua karyawan cukup terkejut mendengarnya pasalnya CEO nya yang terkenal dengan sikap dinginnya itu tidak pernah berhubungan dengan perempuan dan seketika tiba-tiba terdengar rumor telah memiliki kekasih.

"Mas Dirga," Sarah datang ke kantor Dirga seraya membawakan makan siang untuknya.

"Bolehkan aku manggil pak Dirga dengan sebutan Mas," tanyanya yang di balas anggukan kepala.

"Aku bawain makan siang untuk Mas, di makan ya."

"Harusnya kamu enggak perlu repot-repot tugas kamu hanya berpura-pura menjadi pacar saya di depan kedua orang tua saya nanti," ujarnya yang berhasil membuat Sarah menganggukkan kepalanya.

Dirga keluar dari dalam ruangan tanpa melihat dan menyentuh makanan yang di berikan Sarah padanya, Sarah yang mendapatkan perlakuan seperti itu ia hanya bisa menghela nafasnya niatnya hanya ingin mencuri perhatian Dirga tapi nyatanya Dirga benar-benar pria berhati batu.

***

Apartemen mewah yang di berikan Dirga untuk Sarah berserta fasilitas mewah lainnya benar-benar membuat Sarah merasa bahagia dengan pekerjaan barunya.

"Kenapa enggak dari dulu aja coba pak Dirga nawarin aku jadi kekasihnya ya walaupun kekasih bayaran tapi ini semua benar-benar ngebuat aku bahagia," katanya seraya merebahkan tubuhnya di kasur berukuran king size.

Drrt... Ponselnya berdering ia langsung meraihnya mendapatkan panggilan telepon dari Mamanya yang berada di Aceh.

"Apa ma,"

"Sarah kamu punya uang kan, Mama lagi butuh uang sekarang sayang buat pengobatan Papa kamu."

"Ck! Mama tuh ngapain sih masih perduli aja sama si tua bangka itu yang udah nyakitin hati Mama."

"Sarah kamu enggak boleh ngomong kayak gitu bagaimana pun juga dia itu Papa kandung kamu, Mama mohon sama kamu bantu Mama ya,"

"Ya udah iya nanti sarah transfer."

Sarah sebenarnya malas membantu Ayahnya yang kini sedang sakit mengidap penyakit Jantung jika bukan karena Ibunya yang meminta ia tidak akan pernah sudah memberikan bantuan untuk Ayahnya yang sudah berani menyakiti hati Ibunya dengan berselingkuh dengan wanita lain.

Bip.. Pesan dari Dirga.

"Malam ini di restoran hotel xx orang tua saya ingin bertemu kamu, bersiap jangan mempermalukan saya disana."

Sarah tersenyum bahagia akhirnya ia bisa berjumpa dengan kedua orang tua Dirga dan saatnya ia harus mencuri perhatian kedua orang tuanya, Ia langsung berdandan begitu cantiknya Sarah tidak ingin memperlakukan Dirga nantinya.

***

Setelah menjemput Sarah mereka berdua langsung menuju restoran Sarah masih tertegun dengan kemewahan di dalam mobil Dirga bahkan ia bisa menebak berapa harga mobil sport yang di kendarai Dirga saat ini.

Sesampainya di sana mereka langsung bersikap selayaknya sepasang kekasih kedua orang tua Dirga yaitu Renata dan Bastian ia tersenyum bahagia akhirnya putra semata wayangnya memperkenalkan kekasihnya kepada mereka.

"Jadi ini pacar kamu?" tanya Mamanya.

"Iya Ma,"

"Cantik banget,"

"Terimakasih tante,"

"Kamu sekarang udah pandai ya dalam memilih," kata Bastian seraya tersenyum kepada putranya.

Mereka sudah memesankan makanan utama di restoran termahal ini, di sela-sela obrolan mereka Bastian selaku Ayahnya ia mempertanyakan keseriusan dalam hubungan mereka yang berhasil membuat Dirga tersedak.

"Dirga kamu itu jangan nervous santai aja kita ini kan orang tua kamu, jadi bagaimana keseriusan hubungan kalian."

"Tunggu pa, tapi kalian sudah berapa lama pacaran?" tanya Mamanya berhasil membuat kedua saling pandang.

"Satu tahun," kata Dirga yang berhasil membuat Sarah melongo.

"Nah, itu berarti kalian sudah saling mengenalkan lalu mau apa lagi masa iya mau pacaran terus lebih baik kalian menikah," ujar Bastian.

Sarah tertegun dengan kata Menikah pasalnya ia baru saja mengenal Dirga tapi jika di pikir-pikir tidak ada masalah juga menikah dengan Dirga yang tampan dan mapan.

"Iya Papa benar sudah seharusnya kita memikirkan keseriusan itu tapi aku juga harus meminta persetujuan Sarah terlebih dahulu dan beserta keluarganya yang ada di Aceh."

"Nanti Papa bantu kamu,"

Gila! Dirga benar-benar sudah tidak waras bagi Sarah dia menanggapi semuanya dengan begitu entengnya tanpa memikirkan semuanya dengan jernih.

Dan saat itu mereka berdua menyepakati untuk melanjutkan ke tahap pernikahan pura-pura yang mereka sepakati bersama. Tapi, kedua orang tua mereka tidak mengetahui kebenarannya.

TO BE CONTINUED...

Bab 2 - Two-month

Dua bulan pernikahan berjalan dengan lancar Sarah yang kini sudah ikut pindah ke rumah utama milik Dirga tapi di sana mereka tidak satu kamar karena Dirga tidak ingin sampai teledor dengan segalanya.

Sarah yang sedang marah-marah di telepon dengan seseorang berhasil membuat Dirga kesal sampai ia menegurnya.

"Bisa enggak jangan berisik!"

"Iya maaf mas,"

Sarah mengecilkan volume suaranya, "Pokoknya aku enggak mau kalau sampai dia kesini lagian ya ma rumah ini tuh milik mas Dirga jadi semuanya itu harus dengan izin mas Dirga,"

"Sarah Mama mohon kamu tau kan Mama itu udah enggak mampu nge-biayain sekolah adik-adik kamu, Suami kamu kan Mapan pasti dia juga mau ngertiin keadaan keluarga kita."

"Aku enggak masalah kalau hanya Maudy yang harus aku tanggung disini tapi kalau harus sama si anak ****** itu aku enggak mau!" seketika panggilan terputus.

Dari dulu Sarah tidak pernah sudah menganggapnya seorang adik bahkan ia juga tidak pernah perduli dengan segala urusan tentang adik tirinya.

Sarah memiliki dua adik salah satu dari keduanya hanyalah seorang adik tiri, adik yang di bawa ayahnya hasil dari perselingkuhannya karena katanya selingkuhan ayahnya meninggal saat melahirkan adik tirinya itu. Tapi karena terlalu besar perasaan cinta Ardila Wirathu--Mamanya terhadap Fahriansyah-Ayahnya. Dila akhirnya mau menerima anak dari hasil perselingkuhannya dengan Katharina walaupun dengan terpaksa ia harus menerimanya.

Pagi itu saat mereka sedang sarapan bersama Dirga masih dengan sikap dinginnya yang tidak pernah berubah sejak dua bulan terakhir ini.

"Tadi mama kamu telepon saya,"

"Terus mama bilang apa sama kamu mas?" tanya Sarah penasaran.

"Mama kamu minta bantuan sama saya dia ngejelasin semua tentang permasalahan di keluarga kamu,"

"Terus kamu setuju gitu dengan permintaan Mama,"

"Iya," katanya dengan lantang.

"Kenapa kamu setuju gitu aja kenapa enggak nanya dulu sama aku,"

"Orang tua kamu minta bantuan sama saya kenapa saya harus minta izin sama kamu, lagian orang tua kamu itu minta bantuan kamu harusnya kamu bantu," ujarnya tapi Sarah tetaplah Sarah yang sikapnya penuh dengan kebencian

"Bukannya gitu aku tuh punya alasan sendiri,"

"Sudah simpan saja alasan kamu, saya buru-buru ada meeting pagi ini."

Sarah benar-benar merasa kesal karena Dirga tidak pernah mau mendengarkannya ia selalu bersikap semaunya sendiri. Di tambah dengan Mamanya yang berani menelepon Dirga langsung untuk meminta bantuannya, hidupnya baru saja merasa bahagia kini sudah di mulai kembali bukannya tidak senang dengan kedatangan adiknya Maudy ia sangat senang dengan begitu ia bisa mempunyai teman di rumah sebesar ini tapi untuk adik tirinya ia benar-benar merasa tidak menginginkan keberadaannya disini.

***

Satu Minggu kemudian..

Kedua adiknya Sarah jemput di bandara saat melihat Maudy ia langsung memeluknya dengan erat berbeda saat ia melihat adik tirinya ia hanya menampakkan wajah masamnya.

"Ayo Maudy kita ke mobil,"

Begitu juga dengan sikap Maudy Ardila Wirathu yang acuh terhadap saudara tirinya ia juga tidak perduli akan keberadaannya.

Di dalam perjalanan Sarah terus berbincang dengan Maudy sedangkan dia hanya diam tidak berminat dengan obrolan keduanya ia terus menikmati keindahan ibu kota. Sesampainya di rumah megahnya Sarah langsung mengajak Maudy ke kamar khusus yang sudah ia siapkan untuk adiknya.

"Bi ina anterin dia ke kamarnya,"

"Baik nyonya, ayo non bibi anterin ke kamar,"

"Sena panggil sena aja bi,"

"Oh iya neng Sena,"

Yah, adik tirinya bernama lengkap Sena Kathsura berusia 18 tahun usianya dengan usia Maudy sama.

Kamar yang di berikan fasilitas di dalamnya tidak sama dengan kamar Maudy sudah bisa tidur dengan nyenyak saja Sena sudah bersyukur jadi ia tidak perlu iri dengan apa yang Maudy dapat karena ia pun harus menyadari akan siapa dirinya.

Sarah sudah memilihkan sekolah yang berbeda untuk Maudy dan Sena. Tentu saja Sarah sudah mendaftarkan Maudy di sekolah internasional sedangkan Sena ia daftarkan di sekolah swasta semua keputusan yang Sarah tanpa sepengetahuan Dirga karena pasalnya Dirga terlalu sibuk dengan pekerjaannya jadi ia menyerahkan semuanya kepada Sarah.

***

Siang itu cukup panas Sena berkeliling melihat isi rumah megah tersebut sampailah ia di tempat Gym khusus yang ada di rumah, Sena yang dari dulu suka olahraga ia langsung masuk ke dalamnya kebetulan pintunya tak terkunci.

"Wow di tempat gym biasa aku nge-gym enggak se-komplit disini peralatan gymnya." ujarnya yang terkagum.

Sena mencoba fast run ia sengaja menyumpal telinganya dengan headset kw yang ia beli di konter waktu itu. Pemandangan yang indah yang ia lihat mengarah langsung ke taman dan kolam renang yang ada di bawah sana.

Saat tengah menikmati olahraganya seketika fast run terhenti saat ia melihat ke sampingnya ia mendapati seorang pria bertubuh tegap tengah menatapnya dengan wajah datarnya.

"Kamu siapa? Berani-beraninya masuk ke tempat gym saya," tanya Dirga. Ya, pria itu Dirga.

Sena langsung turun dengan santainya ia menatap Dirga tanpa rasa takut atau bahkan nervous sama sekali.

"Sori, Mas ini pasti mas Dirga kan suaminya Mba Sarah, kenalin aku Sena adiknya Mba Sarah." ujarnya seraya mengulurkan telapak tangan kanannya. Sena tersenyum masam seraya menarik uluran tangannya kembali karena sang lawan tidak menerima uluran tangannya.

"Keluar kamu dari disini!" Sena mengangguk ia secepatnya keluar dari dalam.

Sarah yang mengetahui hal itu ia langsung meminta maaf kepada Dirga tak lupa ia bahkan melontarkan kalimat-kalimat sampahnya merendahkan Sena di depan Dirga.

"Maaf ya Mas adik tiri aku itu emang enggak ada sopan santunnya, kalau mas mau bersikap keras sama dia enggak apa-apa kok kasih aja dia hukuman atau apa."

"Jadi dia adik tiri kamu?" Dirga memotong ucapan Sarah.

"Iya Mas tapi Mas tenang aja kalau Maudy dia itu beda kok, Maudy itu anaknya penurut dan enggak berbuat ulah seperti Sena."

"Baguslah kalau adik kamu itu mempunyai attitude yang lebih baik ketimbang adik tiri kamu itu,"

Sena yang sudah berada di kamarnya sudah mempunyai firasat buruk pastilah Sarah akan berbicara yang tidak baik tentangnya, ia juga menggerutuki dirinya sendiri karena sudah lancang masuk ke dalam ruangan Gym khusus milik Dirga.

TO BE CONTINUED...

Bab 3 - Juan

Pagi itu mereka semua sudah siap untuk sarapan bersama namun pada saat yang bersamaan Sena dan Maudy menghampiri meja makan dan ada yang sedikit berbeda dari keduanya berhasil membuat Dirga memicingkan sebelah alisnya.

"Ini Mas rotinya," kata Sarah seraya memberikan roti isi selai coklat kesukaan Dirga.

"Kenapa seragam mereka berbeda?" tanya Dirga berhasil membuat Sarah menelan ludahnya.

"Oh seragam jadi gini Mas tadi aku tuh mau masukin Sena ke sekolah yang sama dengan Maudy tapi kata Sena dia lebih suka sekolah swasta karena pelajaran di sekolah swasta enggak terlalu ribet seperti Sekolah internasional, ya kan sen?" ujarnya seraya menatap Sena tajam.

Sena yang baru saja duduk di tempatnya ia yang kini sedang mengolesi roti miliknya dengan selai kacang mendapati tatapan tajam dan senyum paksa dari Sarah ia langsung menjawabnya dengan lantang.

"Enggak aku enggak pernah minta mau sekolah dimana tapi ya udah karena udah terdaftar di sekolah swasta it's ok enggak masalah buat aku," ujarnya berhasil membuat Sarah naik darah.

"Sarah lain kali kamu jangan membedakan mereka,"

"Iya Mas,"

Pagi itu Maudy dan Sena berangkat diantar supir dan di dalam perjalanan terjadi perdebatan antara Maudy dengan Sena mengenai drama tadi pagi.

"Kamu pasti sengaja ya kan ngomong dengan jujur kayak gitu di depan Mas Dirga,"

"Kalau iya kenapa?"

"Bisa enggak sih kamu sekali aja jangan buat Mba Sarah kesal, kalau bukan karena Mba Sarah kita enggak akan bisa hidup seenak ini."

"Apa seenak ini? Mungkin kamu kali ya Maudy yang hidup enak dan tentang membuat Mba Sarah kesal, aku rasa mau aku berbuat benar ataupun salah Mba kamu itu selalu memandang aku tetap salah."

"Stop pak! Kamu turun disini aja."

"Kamu gila ya sekolah aku masih jauh,"

"Aku enggak perduli cepat sana turun!" Maudy mendorong paksa Sena keluar dari dalam mobil.

"Maaf non sekolah non Sena masih lumayan jauh," ujar Pak Herman selaku supir.

"Udah mendingan Pak Herman itu diem aja mau aku adukan sama Mba Sarah," ancam Maudy berhasil membuat Herman ketakutan.

Sena yang melihat mobil sudah melaju pergi ia merasa kesal karena di turunkan paksa seperti ini, terpaksa ia harus menaiki angkutan umum menuju sekolahnya.

***

Beruntung sesampainya di sekolah ia tidak telat ia langsung diajak oleh guru untuk memasuki kelasnya, Sena di daftarkan di kelas Akuntansi sudah tau dirinya tidak suka hitung menghitung sepertinya Sarah sengaja atau memang asal saja mendaftarkan nya.

Sena mendapatkan duduk sebangku dengan seorang perempuan berkacamata bulat yang sekarang mereka sudah berkenalan ia mengetahui teman barunya bernama Flo.

"Senang berkenalan dengan kamu sena,"

"Iya, btw di kelas ini kok isinya kebanyakan cewek sih?"

"Peminatnya lebih kebanyakan cewek disini kalau cowok kebanyakan di kelas IPS,"

"Oh gitu."

Saat jam istirahat Sena bersama Flo ingin mengisi perut mereka ke kantin tapi saat di Koridor sekolah ia tanpa sengaja bertabrakan dengan seorang pria tampan.

"Sori gue enggak sengaja," katanya yang terpana melihat kecantikan Sena.

"Iya enggak apa-apa kok, ayo Flo." katanya seraya beranjak pergi namun langkahnya di hentikan.

"Tunggu lo murid baru ya di sekolah ini," Sena mengangguk.

"Btw kenalin gue Juan anak kelas IPS nama lo siapa?"

"Sena," ucapnya langsung pergi bersama Flo.

Flo yang sedari mengoceh karena kegirangan bisa melihat dengan jelas seorang Juan Alexander sang famous di sekolah.

"Kamu grogi enggak sih Sen pas waktu Juan ngajakin kenalan," katanya seraya menatap Sena yang masih menikmati semangkuk bakso miliknya.

"Enggak biasa aja,"

"What! Kamu tau enggak sih Sena dia itu Juan Alexander cowok tampan yang di gilai murid-murid cewek di sekolah kita,"

"Masa sih perasaan dia enggak ganteng-ganteng amat deh biasa aja," Flo melongo mendengar ucapan Sena barusan pasalnya Sena seperti perempuan yang tidak menyadari pesona seorang Juan.

***

Maudy yang lebih dahulu pulang dari sekolahnya ia langsung diajak Sarah berbelanja ke Mall sedangkan Sena ia baru saja sampai rumah tak perlu di jelaskan sudah sangat jelas Maudy di jemput supirnya sedangkan ia harus menunggu angkutan umum terlebih dahulu.

Sena yang bosan dari tadi siang hanya rebahan di kamarnya ia memutuskan untuk turun kebawah.

"Rumah segede ini penghuninya pada kemana sih,"

Bi Mina yang melihat Sena duduk sendirian seraya mengamati kolam renang beliau langsung menawarkan minuman dan makanan tapi Sena menolak tawarannya ia lebih memilih membuat mie instan sendiri untuknya.

Saat ia sedang menikmati mie instan buatannya seketika ia mendengar suara klakson mobil yang ia yakini itu pasti Sarah dan Maudy tapi pada saat ia sedang menikmati mienya suara bariton terdengar jelas.

"Bi Mina buatkan saya kopi,"

"Baik tuan,"

Dirga yang melihat Sena sedang duduk tenang di meja makan seraya menikmati semangkuk mie instan ia menghampirinya ikut duduk di depannya.

"Mas Dirga, makan mas?" katanya dengan santai.

"Bi Mina buatin sama Mie instan,"

"Baik tuan,"

Bi Mina cukup tertegun pasalnya tuannya itu tidak pernah meminta makanan fast food tapi entah setan apa yang membuatnya minta di buatkan mie instan mungkin karena melihat Sena makan dengan lahap jadi berhasil membuat cacing di perutnya minta menu yang sama dengan Sena.

"Yang lain pada kemana?"

"Mba Sarah sama Maudy sih keluar tadi enggak tau kemana,"

"Oh, kamu enggak ikut?"

"Mm.. Enggak di luar panas,"

Kopi berserta Mie instan milik Dirga sudah siap dan ia langsung menyantapnya tanpa menawarkan kepada Sena.

Aktifitas makannya terhenti saat ia melihat Sena mengikat rambut panjangnya yang tergerai, akibat pedasnya cabai merah yang ia tambahkan di Mienya berhasil membuat Sena keringetan. Saat Sena menengguk es jeruk miliknya Dirga bisa melihat dengan jelas leher jenjang putih Sena.

Dirga mengalihkan pandangannya tapi ia kembali mencuri pandang dengan melihat Sena yang kini sedang menyeruput habis kuah mienya. Bibirnya yang berwarna pink kemudaan berhasil mengundang daya tarik Dirga.

Jika di perhatikan dengan jelas Sena memang berbeda dengan kedua saudaranya, wajahnya yang cantik dan matanya yang begitu lentik benar-benar berhasil membuat Dirga terpesona.

TO BE CONTINUED...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!