NovelToon NovelToon

Mafia And Angel

Bag. 1 - Angel Family Andricha

Aku adalah Ziyana Andricha yang biasa dikenal dengan nama Ziya. Usiaku sekarang sudah 25 tahun, sudah cukup dewasa untuk menikah.

Benar sekali !!

Tapi, aku belum menginginkan hal itu, karena aku hanya ingin menghabiskan waktuku di usia sekarang selalu bersama orang tuaku tercinta. Terasa begitu bahagia apabila kita sendiri bisa membahagiakan kedua orang tua kita.

Heemmm,, inilah yang sangat aku inginkan !!

Disaat ini, kehidupan yang sangat aku inginkan yaitu hanyalah kebahagiaan dan ketenangan. Itu saja sudah membuatku merasa sangat bahagia. Ya, walaupun semua orang pasti menginginkan dan mendambakan kehidupan yang bahagia, aman, damai, sejahtera dengan membentuk keluarga baru.

Sejak kecil aku selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik dan terbaik dari yang terbaik di dalam bidang akademik ataupun pendidikan. Itu semua aku lakukan hanya untuk membuat kedua orang tuaku bangga dan bahagia yang pastinya.

Namun, kebahagiaan yang aku dapatkan saat ini hanyalah sampai disini, semenjak adanya suatu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan keluargaku yaitu saudara kembar dariku yang hanya satu-satunya Zoya Andricha dikabarkan menghilang pergi begitu saja dari istana keluarga Alexandre.

Memangnya kenapa ??

Entahlah apa yang terjadi padanya, aku pun tidak tahu !!

Aku dan Zoya dipisahkan sejak kami masih kecil, aku hanya sekali menemuinya, saat itu usiaku masih 8 tahun. Dan, pastinya Zoya juga berusia yang sama seperti denganku, saat itu aku lihat Zoya sepertinya kurang suka denganku karena, wajah kami sangat mirip sekali. Mungkin, saat itu Zoya berpikir aku akan menjadi saingan beratnya. Namun, itu hanya sesaat, sejak pertemuan itu sampai sekarang aku sudah tidak menemuinya lagi.

Zoya saudara kembar denganku itu, sejak kecil kami sudah terpisah, Zoya dibesarkan oleh Pamanku yang bernama Erwin. Pamanku itu memang orang yang sangat kaya raya, karena itulah Zoya sangat berbeda denganku dari segi apapun. Make up, Fashion, bahkan Life Style nya pun sangat jauh berbeda denganku. Aku yang telah dibesarkan oleh kedua orang tua ku yang hidup dalam keadaan sederhana dan hanya bisa melakukan hal yang baik agar bisa membanggakan kedua orang tua ku itu. Walaupun hanya sebatas itu yang kami miliki tapi, aku sangat bahagia.

Siang ini, saat sedang mengerjakan tugas kantor untuk membuat sebuah laporan berkas mengenai keuangan kantor. Aku sedikit kaget karena, mendengar suara ponselku yang sangat nyaring dan memecahkan konsentrasi ku dalam membuat tugas kantor.

" Ya ampuunnn,, ini tugas banyak sekali,, ya maklumlah baru naik pangkat,, hihihihihihi,," Ucap Ziya tertawa sendiri melihat semua tumpukan tugas di atas meja apartemennya.

Karena, kebetulan hari ini Ziya tidak bekerja karena hari libur oleh sebab itu, sepulang dirinya dari membeli sesuatu di luar Ziya segera melakukan tugasnya sebagai pekerja baru yang naik pangkat di tempat dirinya bekerja.

" Heemmm,, secepatnya aku harus menyelesaikan ini semua,," Ucap Ziya yang melihat semua tugas-tugas di atas meja yang cukup menumpuk.

Setelah melihat semua tugas kantor yang begitu banyak sekali, Ziya segera mengambil botol air putih yang ia letakkan di dalam lemari pendingin. Barulah Ziya menuju ke arah meja dimana semua tugasnya telah menumpuk bagaikan cucian kotor di kamar mandi.

" Oke, sekarang kita mulai bekerja,," Ucap Ziya saat membuka layar laptopnya dan terlihat serius sekali dengan laptopnya.

Aku bekerja di sebuah perusahaan terkenal dan terkemuka pastinya, kebetulan yang awalnya aku bekerja hanya sebagai supervisor di kantor tempat bekerjaku itu dan sekarang aku bersyukur jabatan kerja diriku naik lagi, menjadi bagian administrasi keuangan kantor. Karena, sifat dan kedisiplinan ku itu yang mampu mengatasi keuangan, akhirnya jabatan ku dinaikkan juga.

Pastinya aku sangat bersyukur sekali !!

Disaat Ziya sedang fokus dalam membuat tugas kerjanya, terdengar bunyi suara dari ponselnya sehingga membuat Ziya segera melihat telepon yang berbunyi yang telah mengganggu konsentrasinya dalam bekerja.

" Mama,," Ucap Ziya saat melihat telepon dari mamanya.

Dan Ziya langsung saja menerima telepon dari Mamanya.

" Ada apa Mama sayang,," Tanya Ziya pada Mamanya, karena, sangat tumben sekali menelpon dirinya siang seperti saat ini.

" Ziya, kamu bisa pulang sekarang, nak.." Suara mama Ziya yang terdengar karena ponselnya sengaja di speaker olehnya.

Ziya berpikir sepertinya dia bisa meninggalkan pekerjaannya saat ini.

" Eemm,, bisa, Ma,, memangnya kenapa, Ma." Tanya Ziya yang masih penasaran, kenapa Mama menyuruhnya pulang saat dirinya masih sibuk mengerjakan tugas kantor.

" Nanti kita bicarakan di rumah,," Bilang Mama yang sangat serius sekali pada Ziya.

" Oke, Ma,, Ziya pulang,," Jawab Ziya sambil membereskan semua berkas-berkas yang ada dihadapannya sekarang.

Ziya sangat heran dan penasaran, kenapa Mama menyuruh dirinya pulang secara tiba-tiba seperti saat ini.

Ya, Ziya memang bekerja di sebuah perusahaan ternama, yang cukup jauh dari tempat tinggal orang tuanya. Sehingga Ziya memutuskan untuk tinggal di sebuah apartemen yang sangat dekat dengan kantor tempatnya bekerja.

" Ada apa ya, kenapa tumben-tumbenan Mama nyuruh Ziya pulang,," Bilang Ziya saat dirinya sedang berjalan keluar dari kamar apartemen miliknya.

Tapi, sesaat Ziya berpikir sepertinya Mamanya itu menelepon dengan suara yang sangat serius sekali sehingga membuat dirinya segera kembali lagi ke apartemen dan menelepon salah satu temannya yaitu asisten dari diri Ziya di perusahaan tempat dirinya bekerja itu.

Dengan segera Ziya menelepon temannya itu.

" Halo,," Ucap Ziya sesaat.

" Ya Halo,," Ucap suara temannya Ziya di telepon.

" Vi, aku minta tolong bantuan darimu,, keluargaku sedang ada masalah, jadi aku minta kamu menyelesaikan laporan keuangan kantor yang telah ditugaskan padaku,," Ucap Ziya kepada asistennya itu.

" Heemmm,, oke, antarkan saja ke apartemenku,," Jawab asisten Ziya.

" Oke,," Ucap Ziya tersenyum senang.

Dengan cepat Ziya mengambil semua laporan yang ada di atas mejanya dan membawanya keluar dari kamar apartemennya saat ini. Melangkah menuju apartemen temannya tepat di sebelahnya itu. Dan, segera mengetuk pintunya, temannya Ziya pun keluar dari apartemennya dan menerima semua laporan keuangan milik Ziya.

" Ini,," Ucap Ziya saat Ziya masuk ke dalam apartemen temannya dan meletakkannya di atas meja.

" Sebanyak ini,," Ucap teman Ziya yang bernama Vivi terbelalak melihat laporan keuangan Ziya.

" Yeah,," Ucap Ziya yang tersenyum kepada asistennya saat kerja di perusahaan.

" Ya ampuunnn, Ziya,," Bilang temannya menepuk kepalanya sendiri.

" Please, bantuin aku,," Bilang Ziya memohon kepada temannya dengan gaya yang sangat lucu sekali.

" Iya,, iya,," Jawab Vivi yang sedikit cemberut.

" Hehehehe,, Thanks My best friend,," Ucap Ziya merangkum kedua pipi temannya itu.

" Aku pergi,, selamat bekerja,," Bilang Ziya lagi kepada temannya lagi.

" Dasar,," Ucap temannya yang tersenyum kepada Ziya.

" Kau mau pulang Ziya, ke rumah orang tuamu, lama atau sebentar,," Tanya Vivi kepada Ziya saat itu.

" Entahlah mungkin cukup lama,," Jawab Ziya yang mengira waktu yang akan digunakannya saat bersama dengan orang tuanya itu.

" Oke, aku akan mengerjakan semuanya, titip salam buat orang tuamu,," Bilang Vivi yang tersenyum kepada Ziya.

" Oke, Bye My best friend,," Ucap Ziya saat dirinya melangkah keluar dari apartemen temannya itu.

Lalu, Pastinya dengan perasaan yang sedikit khawatir dan aneh Ziya langsung beranjak keluar apartemen dan menaiki taksi untuk menuju ke rumah orang tuanya.

" Heh!! Syukurlah sudah sampai,," Bilang Ziya saat menuruni dirinya dari taksi tepat di depan halaman rumahnya yang begitu sederhana itu.

Sesampainya di rumah, rasa khawatir Ziya ternyata benar, di kediaman orang tuanya saat ini kedatangan tamu yang sudah sangat lama tidak lagi berkunjung, yang tidak lain lagi adalah Paman Erwin.

" Sepertinya, ini mobil Paman Erwin,," Ucap Ziya saat melihat mobil Erwin telah terparkir di halaman rumahnya itu.

" Apakah Paman Erwin yang berkunjung atau Zoya,," Bilang Ziya yang matanya senang saat dirinya sendiri menyebutkan nama Zoya.

" Yesss, berarti aku bisa bertemu dengan kembaranku, Zoya." Ucap Ziya senang karena sangat terlihat dari kerlingan matanya yang sangat bercahaya.

Ziya segera masuk ke dalam rumah dan terlihat bahwa di dalam rumah hanya Paman Erwin yang datang berkunjung, tidak ada Zoya sedikitpun datang ke rumahnya itu.

" Paman Erwin,," Ucap Ziya kecil saat melihat Erwin sedang duduk tepat di hadapan kedua orang tuanya.

Paman Erwin terlihat sangat jelas menatap Ziya dengan sendu, Ziya merasa pasti ada sesuatu yang terjadi.

Mama dan Papanya Ziya saat menatap kedatangan Ziya juga sangat terlihat begitu khawatir dan mencemaskan keadaan Ziya pastinya.

" Sayang, kamu sudah pulang,," Tanya Zalina yang segera menyambut kedatangan Ziya.

" Kenapa, Paman Erwin menatapku seperti itu,," Ucap Ziya dalam hatinya yang menerka tatapan Erwin padanya itu.

" Duduk disini, nak,," Ucap James kepada Ziya.

" Baik Pa,," Jawab Ziya mengangguk dan menuruti semua kata-kata Papanya.

Ternyata, apa yang dipikirkan oleh Ziya benar, apa yang dikhawatirkannya telah terjadi. Yaitu saat ini Paman Erwin memberitahu bahwa saudara kembar Ziya saat ini menghilang tanpa kabar dan jejaknya.

" Hah!! Apa??" Ucap Ziya dengan mulut yang menganga.

Ziya pastinya sangat kaget!!

Kenapa Zoya menghilang dan kabur tanpa kabar, bukankah dia sudah bahagia telah menikah dengan orang yang sangat kaya raya tidak ada kekurangan apapun, di kota ini yaitu Alberto.

Zoya adalah kakak perempuan Ziya satu-satunya saudara kandungnya, Zoya adalah saudara kembarnya yang selama ini hidup bersama Paman Erwin.

Dia merupakan seorang model cantik yang sangat terkenal saat ini, dan apabila berita kehilangan Zoya terkuak maka ancaman besar bagi keluarga kami terutama James Papa Ziya.

Selama ini Perusahaan keluarga besar James yang kesuksesannya hanya tergantung pada Paman Erwin. Oleh sebab itu, karena Zoya menghilang jejaknya, Paman Erwin melakukan suatu tindakan agar perusahaan keluarga besar James tidak terancam bangkrut, melakukan rencananya terhadap Ziya.

Ziya sangat ingat sekali, disaat pernikahan Zoya beberapa tahun lalu dengan keluarga Alexandre yang sangat berperan dan berpengaruh besar di negara ini. Keluarganya, dilarang muncul dan datang di hari pernikahan Zoya bahkan publik. Karena, publik dan keluarga Alexandre hanya mengetahui bahwa Zoya adalah Putri kandung satu-satunya Paman Erwin, dan tidak memiliki saudara kembar seperti dirinya.

****

Jangan lupa Like👍, Komen 💬, and Share💐

Peluk, Cium For All My Readers..

Salam Hangat Se Angkasa 😘😘🌀🌀

Author

🌹Vira Lydia🌹

Bag. 2 - Kenyataan Mencekam !!

Ziya begitu ingat sekali, disaat pernikahan Zoya beberapa tahun lalu dengan keluarga Alexandre yang sangat berperan dan berpengaruh besar di negara ini. Keluarganya, dilarang muncul dan datang di hari pernikahan Zoya bahkan publik. Karena, publik dan keluarga Alexandre hanya mengetahui bahwa Zoya adalah Putri kandung satu-satunya Paman Erwin, dan tidak memiliki saudara kembar seperti dirinya.

" James, Kamu harus menepati janji yang kamu ucapkan, Kamu lebih memilih menikah dengan Zalina, orang yang ditugaskan untuk membunuh aku. Aku mengizinkan Zalina hidup karena kalian sudah berjanji, kapanpun aku meminta kehidupan kalian. Kalian akan memberikannya.." Ucap Paman Erwin pada Papa yang masih duduk terpaku.

Saat itu Ziya pastinya tidak mengerti, maksud dari omongan Paman Erwin. Yang hanya di benak Ziya ternyata dulunya Papa dan Mamanya menikah tidak disetujui oleh Paman Erwin bahkan keluarga besar Papa.

Ziya tidak mengetahui apa yang terjadi di masa lalu, Ziya tidak ingin memikirkannya lagi, karena apabila dia mengenang hal itu dan bertanya pada Mamanya hanya akan membuat Mamanya menjadi sedih.

Ziya bingung situasi yang dihadapinya sekarang. Yang jelas Ziya melihat tatapan mata mama sangat khawatir dan ketakutan. Ziya mengerti dengan posisi dan keadaan mamanya sekarang, Ziya langsung memeluk erat lengan tangan mamanya berusaha untuk menenangkan pikiran dan perasaan mamanya.

" Maksudnya, Paman apa,,?" Ucap Ziya yang masih bingung dalam hati.

Ziya saat ini masih diam saja, karena dia belum tahu apa penyebabnya dan apa yang sedang dibahas.

Kehilangan Zoya memang pukulan yang sangat berat bagi Zalina. Apalagi saat Zoya masih kecil sudah direnggut secara paksa oleh Paman Erwin oleh sebab itu menyimpan luka yang terdalam di hati Zalina.

" Apa yang kamu inginkan ? " Tanya Papa memecahkan keheningan yang terjadi di antara kami saat ini.

" Yang kuinginkan saat ini, tentunya kamu tahu,," Bilang Paman Erwin santai menghadap Mama dan Papa.

Ziya terlihat semakin menjadi cemas, apakah nanti Paman Erwin hendak membunuh Mamanya saat ini.

" Apa, katakan..?" Tanya Papa dengan sangat serius dan berani secara langsung kepada Erwin.

" Aku ingin Ziya menggantikan Zoya.." Ucap Paman Erwin yang membuat Ziya pastinya sangat terkejut.

Ziya sangat terkejut sekali saat mendengarkan ucapan Paman Erwin mengatakan bahwa dirinya akan segera menggantikan posisi Zoya.

" Apa... " Ucap Ziya secara spontan karena hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutnya yang sedang ternganga sekarang.

" Maksudnya posisi Zoya apa,,?" Tanya Ziya dalam hati.

Ziya sangat tidak menyangka bahwa Paman Erwin menginginkan dirinya untuk menggantikan Zoya disaat Zoya sedang menghilang sekarang.

" Ya ampuunnn,, kenapa Papa terlihat begitu kaget, sama seperti diriku,," Ucap Ziya yang menatap wajah Papanya dalam hati.

James terlihat sangat kaget, mendengar permintaan konyol dari Paman Erwin.

Apalagi Zalina, yang tadinya Ziya memegang lengan Mamanya hanya untuk membuatnya tenang, tapi saat ini Ziya sangat melihat wajah Mamanya pucat dan suhu tubuh Mamanya menciut berubah menjadi dingin.

" Mama,, kenapa Mama terlihat seperti ini,, Ziya tidak mau berpisah dengan Mama,," Ucap Ziya yang hanya bisa dilontarkan dalam hatinya.

Ketakutan dan luka yang telah tergores lama akhirnya terulang kembali. Mama Ziya syok mendengar permintaan Paman Erwin saat ini.

Bagaimana dengan Ziya ..?

Apa yang harus dilakukannya..?

Ziya berpikir dalam hatinya apakah maksud dari pamannya itu menggantikan posisi Zoya dalam hal apa ?

" Maksud Paman apa, menggantikan posisi Zoya dalam hal apa,,?" Tanya Ziya dalam hati, Ziya tidak berani membantah sedikitpun saat ini.

Karena, Ziya sangat tahu sekali perpecahan di antara Paman Erwin dan Papanya itu sudah berlangsung sangat lama. Sehingga membuat Ziya hanya bisa berdiam diri saja saat ini. Mendengarkan semua perkataan yang diucapkan oleh Paman Erwin

Tapi, apabila terjadi pertikaian secara berlangsung pastinya Ziya tidak akan tinggal diam.

Disaat Paman Erwin menginginkan diri Ziya untuk menggantikan Zoya, Pastinya Zalina sangat kaget, khawatir, cemas dan tidak akan menginginkan hal yang telah terjadi di waktu dahulu bisa terjadi lagi di waktu sekarang.

" Oh God,, apa yang harus kulakukan,," Bilang Ziya dalam hati saat melihat ketakutan di wajah Mama dan Papanya.

Apalagi disaat Ziya melihat James yang mulutnya menganga dan menggelengkan kepalanya serta mengeluarkan keringat dingin di pelipis keningnya, bingung harus melakukan apa.

" Pa,, Ziya takut,," Ucap Ziya dalam hati saat melihat ketegangan di wajah Papanya.

Terlihat begitu kasihan sekali Mama dan Papa Ziya detik ini, memangnya apa kesalahan kedua orang tuanya sehingga Paman Erwin semena-mena dengan kedua orang tuanya itu.

" Memangnya apa salah orang tuaku, Paman,," Ucap Ziya yang ekspresi wajahnya berubah menjadi cemas dan takut itu.

Suasana saat ini tiba-tiba terasa sangat dingin sekali. Perasaan yang sedang dirasakan oleh Ziya begitu mencekam dan berkecamuk, bercampur aduk menjadi satu, entah apa yang harus dilakukannya ?

Disaat suasana sedang tidak enak ini, Zalina langsung berdiri dari tempat duduknya, lalu dengan langkah gontai Zalina berjalan menuju tempat Erwin yang sedang berdiri.

" Mama,, apa yang mama lakukan,," Bilang Ziya dalam hati sangat cemas sekali atas tindakan Mamanya ini.

Karena, Ziya tahu atas sikap dan sifat dari Pamannya yanh begitu mudah sekali membunuh orang di hadapannya. Saat itu juga sangat jelas sekali di mata Ziya bahwa Zalina berlutut tepat di kaki Erwin. Karena, tindakannya ini membuat mata Ziya kaget dan tidak menyangka.

" Mama.." Ucap Ziya kaget dan hanya kata itu yang keluar dari mulut Ziya saat ini.

" Ya ampun, Ma,, apa yang Mama lakukan,," Ucap Ziya dalam hati sambil menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Mamanya ingin sekali Ziya menggapai Mamanya.

Ziya tidak tega melihat Mamanya saat ini berlutut di depan kaki Pamannya itu. Tidak menyangka bahwa Mamanya akan melakukan hal ini, berlutut dan memohon pada Pamannya, agar Pamannya tidak mengulangi kejadian yang telah terjadi di waktu dulu.

" Aku tidak tega melihat Mama berlutut seperti itu,," Ucap Ziya yang tidak sanggup untuk melihat keadaan seperti saat ini.

Ziya segera beranjak bangun dan melangkah menuju ke arah Zalina yang sedang berlutut. Lalu, Ziya memeluk lengan Zalina agar Zalina tidak perlu berlutut di kaki Erwin.

" Ma,," Ucap Ziya spontan menggelengkan kepalanya menatap wajah Zalina.

Tapi, sayangnya sesaat kemudian Zalina menghempaskan tangan Ziya, lalu Zalina masih saja rela berlutut di kaki Erwin, hal itu sangat membuat Ziya semakin kaget.

" Bunuh saja aku kak,, aku rela,, jika sekarang Kakak membunuhku,," Ucap Zalina yang membuat Ziya terhenyak kaget.

" Aku tidak rela kalau kakak menghancurkan kehidupan anakku lagi, hiks... hiks..." Suara ucapan yang keluar dari mulut Zalina saat ini dan langsung terisak menangis.

Seakan terdengar di telinga Ziya bahwa selama ini berarti Paman Erwin selalu menghancurkan kehidupan anak-anaknya Zalina dan James.

" Maksud,, Mama,," Tanya Ziya dalam hati mendongakkan kepalanya menatap Mamanya tidak menyangka atas ucapan Mamanya itu.

Ziya tidak menyangka Mamanya akan memohon seperti itu, demi kebahagiaan Ziya anaknya yang hanya tinggal satu-satunya lagi, Mamanya rela berlutut seperti ini di bawah kaki Erwin.

Dalam sekejap Erwin terlihat seperti mengernyitkan dahinya dan secara langsung berkata pada Zalina.

" Menghancurkan,,? Hahahahahahahaha maksudmu apa, Zalina... Kau tahu semenjak kau membongkar rahasia itu, hidup keluarga ini semuanya sudah hancur.." Ungkap Erwin yang membuat Ziya tambah bingung.

Dan dalam seketika James teriak membentak Erwin disaat Erwin menertawakan perkataan Zalina.

" Cukup Erwin,,,!!!" Teriak James, membentak Erwin agar segera menghentikan ucapannya itu.

Ziya terkejut sekali saat mendengar bentakan yang keluar dari suara James Papanya itu.

Tapi tidak sama sekali membuat Erwin bergeming untuk menghentikan omongannya, dia masih saja melanjutkan pembicaraannya untuk mengingatkan masa lalu yang begitu buruk yang terjadi pada mereka semua.

" James,, apakah kau ingat,, semua ini terjadi karena kau,, Kau yang telah membuat situasi kita menjadi sulit,, dan kau juga yang membuat keadaan kita jadi begini,, Hancuurrrr,,," Ucap Erwin yang pedas, kata demi kata yang keluar dari mulutnya Erwin membuat James sangat marah dengan wajah yang memerah.

" Cukup Erwin, aku bilang cukup,," Bilang Papa dengan mata yang memerah.

Lagi-lagi James membentak Erwin tapi Erwin masih saja tidak bergeming mendengar ucapan James yang telah membentaknya itu.

" Pa,," Suara Ziya yang keluar dari mulutnya tapi sama sekali tidak terdengar oleh siapapun. Hanya Ziya yang bisa mendengarkan ucapannya.

Disaat itu Ziya belum bisa mengambil keputusan dan tindakan yang harus dilakukannya, karena Ziya masih bingung, kenapa saat dirinya pulang terjadi pembicaraan seperti ini, Paman dan Papa berbicara suatu hal yang sangat tidak diketahui olehnya.

" Asal kau tahu James,, jika kau tidak mengundurkan diri dari dunia hitam, aku tidak akan mengambil resiko besar seperti ini,," Ucap Erwin lagi-lagi mengingatkan James yang sedang berbalik ke arah jendela.

Ziya sangat kaget saat mendengar ucapan Erwin mengatakan bahwa dulunya James Papanya itu bekerja di dalam dunia hitam.

Maksudnya dunia hitam, apa ?

Sebuah Pertanyaan yang begitu membuat Ziya penasaran.

" Apa,, maksudnya dulu Papa bekerja di dunia hitam,, aku tidak mengerti maksudnya apa,," Tanya Ziya dalam hatinya sendiri yang bingung atas ucapan Pamannya.

Dan, dengan tiba-tiba Erwin lagi-lagi mengingatkan hal yang terjadi pada waktu dahulu, yang semakin menambah Ziya penasaran dan tidak mengerti.

" Dan kau harus ingat,, karena cintamu ini, kita kehilangan Ayah yang sudah membesarkan kita. Kau tahu itu, keluarga besar kita akan tenggelam dan kita semua akan mati tanpa tersisa,," Ucap Erwin yang membuat James semakin bergetar untuk melakukan sesuatu.

" Hah!! Apa Maksudnya Paman,," Tanya Ziya yang bingung atas semua ucapan Erwin saat terakhir mengatakan bahwa kedua orang tuanya menikah menyebabkan Kakeknya meninggal.

" Kau tahu Ziya, karena, Mamamu ini, Daddy kami meninggal,," Bilang Erwin yang begitu kasar pada Ziya.

Sontak Ziya kaget mendengar ucapan Erwin yang telah menjelaskan bahwa semua ini kesalahan dari orang tuanya.

" Cukup Erwin,," Teriak James yang membuat Ziya kaget.

Sesaat Ziya semakin dibuat James kaget yaitu disaat James mengambil pistol di dalam pinggangnya lalu mengacungkan pistol itu ke kepalanya sendiri.

" Papa, jangan,,,," Ucap Ziya sambil berlari menuju arah James dan coba mengambil pistol dari tangan Papanya, hanya untuk menghentikan tindakan James

" Pa, jangan,, Ziya mohon. Kalau Papa menembakkan diri Papa sendiri, maka selanjutnya Ziya yang akan menyusul Papa.." Ucap Ziya memohon pada James, untuk segera mengurungkan niatnya.

Dengan spontan, perlakuan James seperti ini, membuat Ziya dan juga Zalina berteriak histeris. Karena mendengar permohonan langsung dari putrinya itu hati James langsung luluh, lalu menurunkan pistol itu perlahan dari kepalanya yang telah diangkat sebelumnya.

****

Bag. 3 - Perpisahan !!

Karena mendengar permohonan langsung dari putrinya itu hati James langsung luluh, lalu menurunkan pistol itu perlahan dari kepalanya yang telah diangkatnya itu. Saat melihat James yang luluh atas permohonan Ziya kepadanya, membuat Erwin tersenyum sinis dan segera mengucapkan niat dari dirinya yang sebenarnya.

" Tidak ada pilihan lain, Ziya harus menggantikan Zoya menjadi istri Alberto sekarang juga,," Ucap Paman Erwin yang membuat James sedikit bingung.

" Hah,, Maksudmu,," Tanya James yang bingung maksud dari perkataan Erwin.

Terlihat Erwin kembali membicarakan niatnya itu dengan lembut, kepada James dan Zalina.

" Zoya kabur dari istana Alexandre, dan aku tidak tahu dia sekarang dimana,," Ucap Erwin yang mulai menjelaskan maksud darinya.

Pastinya Ziya kaget, ternyata ini maksud dari Erwin yang sengaja datang menginginkan diri Ziya untuk menggantikan posisi Zoya.

" Apa, Zoya pergi dari istana Alexandre,," Ucapku dalam hati yang bingung atas kejadian Zoya.

" Jika Alberto tahu Zoya sengaja pergi meninggalkannya. Maka kita semua akan menanggung akibatnya, satu-satunya cara adalah Zoya harus kembali ke istana Alexandre.." Ucap Paman Erwin yang mulai melembutkan suaranya.

Seketika James bertanya, karena, bingung dengan maksud dari perkataan Erwin saat ini.

" Maksudmu apa, Erwin..?" Tanya Papa dengan tatapan tajam menyeringai.

Masih dalam keadaan suasana yang dingin dan emosi yang memuncak, tapi, Erwin cukup pintar dalam menjelaskan keadaan maksud darinya dengan tata bicara yang lembut untuk meyakinkan Zalina dan James.

" Satu bulan lebih Zoya pergi meninggalkan istana Alexandre dan telah meninggalkan anaknya Demian di istana Alexandre, sehingga membuat bocah kecil itu selalu menangisi kepergian Mommynya,, ia ingin Mommynya kembali dan datang menemuinya lagi,, tapi aku tidak tahu Zoya sekarang dimana..?" Ucap Erwin seketika, karena dirinya sendiri memang bingung dengan keberadaan Ziya saat ini.

" Oleh sebab itu aku menginginkan Ziya untuk menggantikan Zoya, hanya sementara untuk menjadi istrinya Alberto dan Mommy Demian.." Bilang Erwin yang sangat serius dan pernyataan ini pastinya membuat Ziya sangat terkejut.

" Hah! Apa,," Ucapan yang keluar dari mulut Ziya menganga tidak menyangka atas kejadian yang ada.

Semua orang disana tidak mendengar ucapan Ziya sedikitpun. Karena, Zalina dan James saat ini sedang fokus dengan perkataan Erwin yang sedang menjelaskan keadaan Zoya.

" Kau pasti tahu, kalau Demian adalah satu-satunya cucu pewaris tunggal keluarga Alexandre dan dia juga cucu kalian,, yang pastinya gara-gara kepergian Zoya kita akan mendapatkan masalah." Bilang Erwin lagi menjelaskan kesempitan masalah yang terjadi saat ini pada dirinya.

" Oleh sebab itu, untuk sementara waktu ini, aku ingin Ziya menggantikan Zoya menjadi Mommy Demian." Ucap Erwin yang sangatlah membuat Ziya takut.

Disaat Erwin menginginkan Ziya untuk menggantikan posisi Zoya, begitu terlihat sekali bahwa Zalina tidak menyetujui hal ini terjadi. Karena, sudah tahu sendiri bagaimana kejamnya keluarga Alexandre. Sejenak James yang juga tidak setuju segera menolak keinginan James saat ini.

" Kau gila Erwin, kau ingin Ziya masuk dalam istana Alexandre dan tinggal bersama Alberto mafia kejam itu ?" Bilang James yang sangat membuat Ziya terkejut.

" Mafia kejam,, jadi, selama ini Zoya menikah dengan seseorang mafia kejam,," Ucap Ziya dalam hati menerka keadaan suami Zoya.

" Kau perlahan-lahan ingin membunuh putriku, Hah!! Sudah cukup kau membuat Zoya menderita, Tidak cukupkah hal itu, Hah!!" Teriak James begitu marah pada Erwin yang seenaknya memutuskan sesuatu.

Karena, melihat emosi James yang meledak-ledak saat ini, akhirnya Erwin melemah dan melembutkan suaranya untuk memohon pada James.

" Zoya melibatkan dirinya sendiri, sehingga memaksa Alberto menikahinya. Alberto pemuda bertangan dingin, yang bisa saja membunuh siapapun yang dia inginkan, tanpa takut akan proses hukum atau apapun itu. Dia sangat mengerikan dan juga sadis sehingga aku tidak mau keluarga besar kita jadi sasarannya James,," Ucap Erwin yang menjelaskan keadaan Zoya pada James.

" Ya, aku tahu itu, tapi kenapa harus Ziya,, ini semua karena Zoya dan kau yang telah mengambil Zoya dari kami. Kenapa semua putriku harus menjadi umpan darimu, Hah!!" Teriak James yang mencekam membentak Erwin dan membuat Ziya merasakan bahwa James Papanya begitu menyayangi semua putrinya.

Seketika terlihat Zalina hanya menangis histeris mendengarkan pembelaan James terhadap Putrinya itu.

" Cukup sudah kau menghancurkan kebahagiaan putri kami, Erwin.." Bilang Zalina yang menangis sesenggukan, Ziya hanya bisa mengelus lengan Zalina dan memeluknya.

Karena, mengetahui Erwin yang terlalu membebaskan Zoya, membuat James menyalahkan Erwin karena, keteledoran Erwin dalam mendidik Zoya yang akan haus terhadap kekayaan.

" Ini semua karena kelakuanmu Erwin,, kenapa kau membiarkan Zoya terlibat dengan orang yang sangat mengerikan seperti Alberto." Ucap James sekali lagi mengingatkan bahwa ini semua bukan kesalahannya lagi, melainkan kesalahan Erwin sendiri.

" Aku akui, memang aku yang salah, karena terlalu memanjakan Zoya, sehingga apa yang diinginkannya selalu aku berikan dan aku kabulkan." Ucap Erwin yang menatap sendu dengan penuh penyesalan kepada Zalina dan James.

" Alberto telah memberiku kesempatan untuk mencari Zoya dalam waktu tiga hari, dan jika aku tidak menemui Zoya, maka Alberto akan menghancurkan perusahaan keluarga kita, serta menembak mati aku, dengan alasan aku telah membuat putra tunggalnya Demian, menangisi Mommynya." Ucap Erwin yang terdengar serius sehingga membuat bulu kuduk Ziya berdiri.

James menatap mata Erwin dengan tatapan tajam, lalu, mengatakan bahwa apapun yang telah terjadi ini tidak ada kaitannya dengan mereka. Karena, Ziya tidak tahu apa-apa terhadap perlakuan dan keinginan Zoya.

" Itu bukan urusan kami, sebagai seorang Ayah, aku tidak mengizinkan Ziya menggantikan Zoya saat ini. Ziya bisa hidup sendiri sesuai dengan keinginannya. Tanpa ada paksaan dari manapun termasuk kau Erwin." Ucap James yang menatap tajam wajah Erwin.

Ziya merasa bangga dan begitu menyayangi kedua orang tuanya karena, orang tuanya begitu menyayangi dirinya.

" Papa, Ziya sangat menyayangi Papa,," Ucap Ziya dengan suara kecil menatap wajah Papanya.

Karena, merasa tidak bisa memohon untuk menolong masalah yang terjadi padanya saat ini, dengan menghembuskan nafas beratnya Erwin memberikan ancaman yang besar bagi keluarga Ziya.

" Baik, jika itu keputusanmu James, tapi kau harus ingat, kau dan keluargamu akan ku pastikan ikut terkubur mati bersama denganku." Ucap Erwin yang mengancam keluarga Ziya.

" Apa,," Suara Ziya terdengar merasa tidak percaya atas ucapan Pamannya saat ini.

Mendengar ucapan Erwin seperti itu, sehingga membuat Ziya dan keluarganya sangat terkejut sekali atas ucapannya itu dan menggelengkan kepala merasa tidak percaya dengan semua ini.

Ziya berpikir apakah keluarga Alberto sejahat dan sesadis itu ?

Apakah keluarga Alberto sehebat itu di negara ini ?

Bagaimana bisa Zoya masuk ke keluarga yang sangat sadis itu ?

Demi uang Zoya melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya ?

Bagaimana Ziya harus menghadapi ini semua ?

Sejenak Ziya terduduk lemas setelah mendengarkan semua ucapan yang keluar dari mulut Erwin yang menyatakan apabila dirinya tidak bersedia menggantikan posisi Zoya, maka keluarganya akan terkubur mati semua. Begitu juga terlihat dengan Zalina yang langsung menangis histeris atas kenyataan yang dilontarkan oleh Erwin di tengah pembicaraan keluarganya ini.

Karena, atas percakapan Erwin yang terakhir, begitu membuat Ziya kaget dan tidak ingin membuat keluarganya kena sasaran kekejaman keluarga Alexandre. Oleh sebab itu Ziya berpikir untuk mengambil keputusan yang menurut dirinya keputusan ini akan membantu keselamatan keluarganya. Entah ini keputusan benar atau salah yang terpenting bagi Ziya sekarang adalah keselamatan keluarganya terutama keselamatan orang tuanya.

Dengan rasa percaya diri diawali dari menghirup napas dan menghembuskan kembali napasnya itu, Ziya memberanikan diri untuk menyampaikan niat keputusannya. Bagaimanapun yang akan terjadi Ziya akan tetap melakukannya demi keselamatan orang tuanya.

" Baiklah Paman,, Ziya akan menggantikan posisi Zoya saat ini.." Ucap Ziya yang menyampaikan keputusannya.

Karena, mendengar ucapan Ziya seperti itu, pastinya membuat semua mata terbelalak, terutama Zalina dan James, Mama dan Papa Ziya menggelengkan kepalanya menandakan tidak setuju atas niat keputusannya Ziya ini.

Karena, mengingat hal yang dulu begitu buruk sekali dan tidak mau hal seperti dulu terulang lagi, dengan cepat Zalina segera melarang niat keputusannya Ziya.

" Tidak nak,, Mama tidak setuju atas keputusanmu ini." Teriak Zalina yang membuat Ziya spontan tersenyum tulus di hadapannya.

Karena mendengar pencegahan dari Zalina. Ziya segera melangkah mendekati Mama dan Papanya itu. Di balik wajah Ziya yang terukir senyuman tulus, Ziya pun menggapai kedua tangan orang tua tercintanya dan menyampaikan pesan kebijakan pada orang tuanya.

" Ziya sayang Mama dan Papa. Ziya tidak ingin terjadi apa-apa dengan keluarga kita, lebih baik sekarang Ziya menggantikan Zoya sampai Zoya ditemukan." Ucap Ziya lembut dan membuat tangisan Mama Ziya menjadi-jadi.

Serta saat itu James segera memeluk Ziya dengan sangat erat mendengar keputusan yang telah diambil oleh Ziya.

" Tidak nak,, Papa tidak akan setuju untuk membiarkan kamu hidup dengan penuh bahaya dan penderitaan." Ucap James yang memeluk Ziya, Ziya pastinya terharu mendengar suara Papanya yang melarang dirinya membuat keputusan seperti ini.

Namun, Ziya tetap saja bersikeras untuk menengahi semua masalah yang

sedang terjadi di dalam keluarganya ini.

" Pa, Ma Ziya berharap semoga Zoya cepat kembali dan Ziya akan kembali lagi bersama kalian. Ziya janji tidak akan mendapatkan bahaya maupun penderitaan disana." Ucap Ziya yang membujuk kedua orang tuanya agar mereka bisa merelakan dirinya untuk pergi ke istana Alexandre sekarang.

" Tapi nak." Ucap James yang masih saja berat hati atas keputusan Ziya ini.

Ziya tahu, bahwa saat ini Papa dan Mamanya sangat berat melepaskan dirinya untuk masuk dalam kehidupan keluarga Alexandre yang cukup mengerikan di kotanya ini. Oleh sebab itu Ziya dengan cepat membujuk kedua orang tuanya untuk bisa melepaskan dirinya dengan lapang dada dan penuh kepercayaan.

" Papa jangan sedih ya, kebahagiaan Papa dan Mama adalah yang utama bagi Ziya." Ucap Ziya yang kembali memeluk Papanya, diikuti dengan Zalina juga memeluk Ziya dan James.

" Maafin Papa nak, yang tidak bisa melindungimu." Ucap James yang tidak bisa berbuat apa-apa pada pemikiran Ziya saat ini.

Dan pastinya membuat Ziya sangat sedih. Tapi sedikitpun Ziya tidak menumpahkan air matanya supaya Zalina dan James bisa kuat untuk merelakan dirinya pergi dari rumahnya itu.

" Apa yang ku lakukan ini benar ?" Ucap Ziya dalam hati yang masih berada di dalam pelukan kedua orang tuanya.

Hemm, entah benar entah salah, apa yang Ziya lakukan ini, Ziya juga tidak mengetahuinya. Yang pastinya Ziya saat ini hanya ingin menyelamatkan keluarganya dalam ruang lingkup bahaya yang telah dilakukan oleh Zoya dahulu.

****

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!