Di sebuah ruangan yang penuh dengan buku yang tertata rapi pada tiap-tiap rak, seorang pria yang nampak berusia 30-an sedang duduk di kursi administrasi, melayani seorang kakek misterius.
Kakek itu membawa tongkat yang terbuat dari kayu dan sebuah buku kecil serta cincin hitam yang saat ini tengah disodorkan pada pria yang sedang duduk itu.
“Untukku?” tanya pria itu sambil hendak mengambil cincin hitam yang disodorkan kakek itu.
Kakek itu mengangguk untuk meyakinkan keraguan pria itu. Setelah pria itu mengambilnya, kakek itu pun berkata, “Maaf” dengan singkat tanpa apa-apa lagi dan berlalu pergi.
Pria itu hanya mengangkat sebelah alisnya melihat tingkah aneh kakek itu, namun dia segera mengalihkan perhatian pada cincin hitam yang kini sedang dia pegang. Ketertarikan di matanya terpancar saat melihat pola-pola unik yang terukir pada sepanjang garis lingkaran cincin hitam itu yang belum pernah dilihatnya. Bagaimanapun, dia adalah salah satu dari orang – orang yang dijuluki “Jenius”. Tentunya, hal itu bukanlah sekedar julukan. Mereka nyata memiliki kelebihan yang abnormal.
Pria ini, Veroa Fliff sebenarnya adalah Pangeran Ketiga dari Kerajaan Sylvania yang diketahui telah cacat seumur hidup setelah kecelakaan saat upacara kedewasaan. Saat ini, dirinya terjebak di atas kursi administrasi selama belasan tahun dan telah jauh dia menjelajahi dunia lewat buku yang dibacanya.
Melihat suatu hal yang baru, tentunya dia menjadi bersemangat untuk mencari tahu dan memecahkan misteri itu.
Berhari-hari, dia lewati dengan membaca buku yang sekiranya bersangkutan dengan pola formasi. Bahkan, dia dengan nekat membuka ruang rahasia yang berisi buku – buku langka dan merupakan tempat terlarang bagi siapapun untuk masuk tanpa seizin dari Raja Rein, Raja Kerajaan Sylvania dan merupakan kakak tertua dari saudara - saudara Veroa.
Ini tentang hukum bagi siapapun yang masuk tanpa mendapat izin dari raja, hukumannya adalah hukuman penggal kepala yang dipertontonkan di depan khalayak ramai. Hukum ini baru saja dibuat oleh raja yang baru naik takhta, Raja Rein.
Saat Veroa sedang membaca suatu buku misterius yang memiliki keselarasan dengan cincin hitam yang sedang dikenakannya, sebuah suara langkah kaki terdengar. Itu adalah penjaga yang baru saja mendapat giliran jaga. Mengetahui hal itu, Veroa yang sangat penasaran dengan kelanjutan isi buku itu memutuskan untuk tetap membaca sampai akhir. Dalam hatinya, dia berkata “Setidaknya, aku akan mati tanpa rasa penasaran”.
Keesokan harinya, di depan alun-alun kota, ramai orang – orang berkumpul sambil berbincang-bincang, menunggu tersangka yang akan dihukum, karena telah melanggar larangan yang telah dibuat Raja Rein.
...
Di sebuah ruang kamar, saat ini seorang pemuda berusia 15 tahun sedang didandani oleh seorang pelayan. Dia adalah Veroa Fliff, anak ketiga dari Raja Danmark dan Ratu Roya. Sebagai seorang pangeran, pakaian yang dikenakan pun berkualitas dan megah tentunya. Setelah selesai, dia keluar untuk menemui ayah, ibu beserta saudara – saudaranya yang akan mengantar dan menyaksikan upacara kedewasaannya.
Di depan istana, saudara – saudaranya telah menunggu lebih awal. Mereka sangat antusias menyambut Veroa yang dianggap jenius, karena telah terlihat jelas dari segi tutur katanya, keuletannya dalam belajar dan kecepatannya dalam memahami sesuatu.
Hanya saja, ada satu orang yang sedang memakai topeng, menyembunyikan ekspresi aslinya yang sebenarnya sedang menahan kekesalan. Dia adalah Rein, kakak tertua Veroa sekaligus sebagai putra mahkota dari Kerajaan Sylvania.
Sebagai putra mahkota, dia merasa posisinya terancam untuk diambil alih oleh Veroa. Semua itu, dia perhatikan dari segala perhatian yang didapat oleh Veroa begitu intens daripada terhadapnya. Setiap hari, dia selalu merasa takut ambisinya akan diambil oleh tangan adiknya sendiri.
Itu terjadi pada saat Veroa kecil berlatih pedang dan panahan. Performa yang ditampilkannya sungguh membuat ayahnya bangga. Tak sengaja, Rein mendengar perbincangan antara sepasang suami istri di malam hari pada saat dia melewati pintu kamar orang tuanya. Yang keduanya perbincangkan adalah tentang perandaian bahwa Veroa menjadi penerus takhtanya, Kerajaan Sylvania akan memasuki era keemasan. Hal itu membuatnya merasa terkejut dan segera pergi menuju kamarnya dengan wajah yang geram. Salahnya lagi, dia tak mendengarkan perkataan yang dilontarkan ayahnya selanjutnya.
“Tapi, tidak baik bila mengambil hak anak pertama kita, Rein. Dialah penerus takhta yang paling sah. Takdir mungkin tak mengizinkannya untuk mengemban tugas seorang pemimpin. Bisa jadi, Veroa memiliki jiwa yang bebas. Kita sepatutnya bersyukur dengan apa yang telah kita dapati saat ini.” itulah perkataan yang dikeluarkan dari mulut sang suami terhadap istri tercintanya yang nantinya menjadikan mimpi buruk bagi Veroa di masa mendatang.
Di kamar, setiap malam hari, Rein selalu memikirkan rencana terbaik untuk menyingkirkan adiknya. Bagaimanapun, dia tetaplah seorang kakak, dari lubuk hari terdalamnya masih terdapat rasa sayang. Hanya saja, ambisinya terlalu besar untuk membiarkan rasa sayang itu muncul. Dengan begitu, solusi terbaiknya adalah, dia berencana untuk menyingkirkan adiknya dengan tanpa membuatnya sengsara atau menderita. Kematian instan!
Tapi, dia tak pernah melihat waktu yang tepat untuk melancarkan rencananya itu. Dia juga merasa tak kuasa melakukannya seorang diri. Maka, dengan berbagai pertimbangan, akhirnya dia memutuskan untuk bersabar dan menunggu upacara kedewasaan adiknya. Karena, selama ini, Veroa tak pernah keluar dari istana. Dia selalu berlatih dengan konsisten di tempat latihan pribadinya yang terkadang didampingi ayahnya. Selain itu, waktu luangnya dipakai untuk menimba ilmu di perpustakaan kerajaan yang masih berada di dalam benteng istana. Dengan penjagaan yang sangat ketat di setiap waktu, tentunya hal inilah yang menghalangi rencana Rein selama ini.
Setelah mendengar upacara kedewasaan, dia segera pergi untuk menghubungi pusat layanan Organisasi Ninja dengan tujuan untuk memberikan tugas pembunuhan bersyarat, yakni sistem kematian instan. Setelah memberikan penjelasan rinci tentang misi yang diberikannya, dia segera kembali ke
istana.
Akhirnya, inilah waktu yang ditunggu-tunggu tiba. Upacara kedewasaan Veroa yang dinantikan olehnya. Bukan untuk menyambut antusias Sang Jenius, melainkan untuk menghapuskan penghalang ambisinya di masa depan.
Perjalanan menuju bangunan yang khusus untuk upacara kedewasaan, Katedral, Veroa bersama keluarganya menggunakan kereta kuda yang sangat mewah. Veroa sendiri tengah tertidur, bersandar pada pundak kakak keduanya, Dizz Perquis. Namun, itu tak lama, karena dia segera terbangun dengan wajah terkejut yang segera berubah ekspresinya menjadi kebingungan.
“Ada apa, Nak? Mimpi burukkah?” tanya ayahnya memastikan, Veroa semakin bingung dengan keadaan dan sekelilingnya. Dalam batinnya, banyak pertanyaan yang tak tertampung dalam otak. Semua hal yang berada dalam mimpinya terasa seperti nyata. Perasaan saat kepalanya dipenggal di depan khalayak ramai masih terasa menempel di leher. Apalagi, yang membuatnya sakit hati pada saat itu adalah kakaknya sendirilah yang memberikan perintah hukuman mati, hanya karena dia memasuki area terlarang.
Tapi, dia segera menanggapi pertanyaan ayahnya dengan anggukan kepala tanpa bersuara. Dirinya segera menyelami mimpi aneh itu sambil melihat pemandangan luar dari dalam kereta.
Dalam mimpinya, dia telah dewasa dengan hidup yang menyedihkan sebagai manusia yang mendapat julukan “Jenius”. Semua itu berawal dari jalan yang kakak pertamanya ambil, yaitu dengan cara yang kurang tepat untuk memenuhi ambisinya. Dia telah mengetahui orang yang menjadi dalang dibalik kecelakaan yang membuat dirinya cacat, dia yang membunuh ayahnya tanpa diketahui oleh siapapun, dia pula yang mencuci otak penduduk kerajaan dengan menanamkan sugesti kuat agar para penduduk pro terhadap segala keputusannya.
Tiba –tiba, di depan pandangannya muncul sebuah layar yang sedikit transparan. Dalam layar itu tercantum beberapa paragraf huruf yang dia kenali. Dikatakan bahwa layar yang kini berada di depannya itu adalah perwujudan sistem katalis yang telah terintegrasi dengan jiwanya.
Dia membaca dalam diam, berusaha untuk tidak menarik perhatian orang – orang disekitarnya dengan cara berpura-pura untuk tetap memandangi pemandangan di luar kereta. Setelah membaca sampai akhir seluruh paragrafnya, mimpi itu ternyata adalah perwujudan serpihan jiwanya dari masa depan yang telah hancur. Tentang sistem ini, masih belum diketahui dari mana asalnya. Yang pasti, dia takkan mengulangi masa depan yang sama.
Kini, kereta kerajaan telah tiba di depan katedral. Ternyata, di sana telah menunggu orang – orang yang antusias untuk dapat menyaksikan Pangeran Veroa yang akan melaksanakan upacara kedewasaanya.
Di atas panggung pun telah ada seseorang yang berdiri dan menunggu dengan sabar kedatangannya. Dia adalah Cruiser Van Rome, Magician Saints yang telah diakui oleh seluruh dunia akan kehebatannya dengan sukarela datang untuk menjadi pembimbing jalannya upacara kedewasaan ini. Hal itu adalah suatu keajaiban, juga kehormatan yang patut disyukuri, karena belum pernah ada orang yang dibimbing oleh pria hebat ini sebelumnya.
Biasanya, upacara kedewasaan akan dibimbing oleh para sesepuh kerajaan, yang diyakini memiliki pengetahuan dan pengalaman hidup yang melimpah. Tak terkecuali para pahlawan, para pangeran kerajaan, maupun orang – orang populer lainnya. Hanya dia, Veroa seorang yang mendapat kehormatan seperti ini. Tak ada yang mengetahui alasan pria paruh baya itu sampai rela meluangkan waktunya untuk hal kecil seperti ini.
Keluarga kerajaan turun dari kereta kudanya, termasuk Veroa. Sorak sorai semakin meriah saat Sang Jenius muncul dan terlihat oleh orang – orang. Alasannya, mereka baru melihat wajahnya, karena dia selalu berlatih di balik benteng istana. Orang – orang hanya mengetahui bahwa dia adalah orang yang paling jenius dalam berbagai bidang.
Maklumi saja, pada zaman ini, kabar dari mulut ke mulut mudah menyebar dan dicerna dengan mentah oleh orang – orang. Tapi, tentang keabnormalan Veroa, itu adalah fakta.
Untuk Veroa sendiri, saat ini dia tengah mewaspadai sesuatu yang dalam mimpinya diberitahukan sebuah kecelakaan yang fatal pada saat upacara kedewasaan berlangsung. Tak ada yang mengetahui ancaman yang sedang mengintai di balik bayang-bayang, kecuali dirinya. Bahkan, M. S., Cruiser Van Rome pun tak menyadari sebuah keanehan.
Benar. Saat ini, di luar benteng Kota Paladium, di sekitar Hutan Californium, beberapa orang m berjubah hitam dan berpenutup kepala seperti pakaian ninja sedang membuat sebuah formasi besar yang sangat kompleks.
Formasi ini telah dibuat khusus ditujukan untuk Pangeran Veroa yang saat melewati formasi ini, dia akan terkena kutukan abadi, kutukan ini disebut “Kutukan Penyegel Jiwa”. Dengan sebuah sampel dari bagian tubuh Veroa yang dibawakan oleh Rein, dalam hal ini rambutnya, maka formasi ini telah selesai dibuat. Jadi, mereka akan dapat dengan mudah membunuhnya pada saat dia melakukan ujian perburuan seorang diri.
Selain itu, formasi ini juga dapat memberikan informasi terkait lokasi targetnya saat ini, bila berada dalam formasi. Sehingga, semakin sempurna sudah strategi pembunuhan ini.
Tapi, sayangnya ada M. S., Cruiser Van Rome, di masa depan, dialah yang menyelamatkan hidup Veroa dari pembunuhan ini, namun kecacatannya tak dapat disembuhkan.
Itu bila masa depan sebelumnya, kini target yang dimaksudkan telah mengetahui sebuah ancaman yang sangat berbahaya. Apalagi, bila hal ini telah diketahui oleh M. S., Cruiser Van Rome, formasi seperti itu dapat dihancurkan dengan mudah.
“Nak Veroa, ayo maju ke hadapanku” kata Cruiser sambil menyayunkan tangannya pada Veroa setelah acara beberapa kata sambutan dari Raja dan tokoh – tokoh lainnya, termasuk dirinya.
Suasana hening saat menyaksikan M. S., Cruiser Van Rome membimbing jiwa yang baru
dewasa untuk menempuh jalan yang akan ditempuhnya.
Dari setiap ucapan yang didengar Veroa, itu sama persis seperti yang dia dengar dalam mimpi. Berarti, alur dari rencana pembunuhan itu telah dimulai. Jadi, setelah acara inti ini selesai, dia akan melakukan pembicaraan empat mata dengan M. S., Cruiser Van Rome untuk membicarakan hal itu.
Setelah suasana hening, tiba-tiba suara tepuk tangan mulai bertebaran di setiap sudut area dekat lapangan depan katedral. Upacara kedewasaan telah selesai dilaksanakan. Namun, masih ada tahap lainnya yang perlu dilalui oleh Veroa, yaitu ujian kedewasaan.
Pada tahap ini, Veroa harus melakukan perburuan seorang diri di hutan terdekat. Hasil dari buruan inilah akan menjadi tahap yang paling penting untuk memperlihatkan tampilan terhadap pandangan orang bahwa “Dia itu hebat lho, hasil buruannya binatang buas yang kuat”. Maka, orang – orang akan memandangnya dengan kagum. Tentunya, bagi penduduk biasa, tak perlu berburu binatang
yang langka, tapi bagi mereka yang diagung-agungkan atau orang – orang populer, tentunya hal ini dijadikan ajang kompetisi. Jadi, pada saat waktu tertentu, misalnya pesta, mereka dapat memamerkan hasil buruannya saat ujian kedewasaan.
Sebelum dia memulai ujiannya, dia berbisik kepada M. S., Cruiser Van Rome, mengajaknya
untuk melakukan obrolan empat mata.
...
Di sebuah ruangan yang berada dalam bangunan katedral, Veroa dan Cruiser sedang duduk saling berhadapan.
Melihat tingkah Veroa yang terlihat serius dan mewaspadai sekitar, Cruiser segera mengerti
bahwa sesuatu yang ingin dibicarakan pemuda itu sangatlah rahasia dan penting. Jadi, dia segera mengaktifkan sihir jenis ruang, yaitu Sihir Ruang: Kedap Suara, agar tak ada yang mampu untuk mendengar pembicaraan ini.
“Bicaralah dengan tenang. Aku telah menutup seluruh ventilasi suara. Jadi, takkan ada yang
dapat mendengar tentang apa yang sedang kita bicarakan.”
Mendengarnya, Veroa mengangguk. Dia perlahan mulai tenang. Kemudian, dia berkata secara langsung pada intinya, “Bisakah anda menghilangkan formasi kutukan yang ada di Hutan Californium?”.
Cruiser sedikit mengerutkan kedua alisnya, namun dia meminta Veroa untuk menjelaskan lebih rinci terhadap apa yang dimaksudkannya itu.
Veroa pun mulai menceritakan hal-hal yang berkaitan dengan sebuah kemungkinan pembunuhan terhadap dirinya. Dia tak sedikit pun menceritakan tentang mimpinya itu, karena takut sesuatu yang buruk terjadi.
“Hm... Saya mengerti. Jadi, itu baru sebuah estimasi ya. Tapi, saya akan mencoba untuk memeriksanya terlebih dahulu dengan sembunyi-sembunyi. Lalu, bila memang terbukti benar, saya akan menghapuskan formasi kutukan itu, sambil memberitahukan kepada masyarakat umum bahwa ada seseorang yang mencoba untuk membunuh Pangeran Veroa. Sehingga, dalang dari rencana itu akan mewaspadai anda.” katanya, menjelaskan rencananya yang keluar secara cepat, juga gaya bicaranya berubah setelah melihat tutur kata Pangeran Veroa yang terkesan berwibawa dari setiap ucapan yang dikeluarkannya. Dia semakin kagum dan yakin akan masa depan pemuda itu.
...
Di depan Hutan Californium, orang – orang telah menunggu Pangeran Veroa memulai perburuannya. Mereka dengan sabar menunggu sambil mengobrol dengan orang yang berada di sekitarnya, memperkirakan tentang binatang apa yang akan diburu oleh Pangeran. Dalam hal ini, sudah pasti ada yang melakukan taruhan secara sembunyi-sembunyi, karena untuk. taruhan secara resmi terlalu sulit untuk orang yang pas-pasan.
Taruhan resmi itu, taruhan yang diadakan oleh seorang saudagar kaya yang telah memiliki persetujuan dari Raja, bernama Roy, D’Market Master. Biasanya, taruhannya ditentukan oleh penyelenggara. Untuk hal ini, penyelenggara membuat beberapa pilihan hasil buruan yang berpotensi untuk dipilih oleh Pangeran Veroa. Siapapun yang memilih pilihan yang benar, dia akan mendapat barang yang telah ditentukan, sedangkan yang kalah, barang yang dipertaruhkan akan menjadi milik penyelenggara.
Ada kualifikasi minimal untuk dipertaruhkan. Barang yang dipertaruhkan harus senilai dengan 1000G, atau bahkan akan mempertaruhkan koin sebanyak itu pun lebih baik. Sedangkan untuk pemenang yang berhasil memilih taruhan yang tepat, barang yang dipertaruhkan akan dilipatgandakan. Yang berarti, semakin besar nilai jual barang yang dipertaruhkan, semakin besar pula untung ataupun ruginya.
Akhirnya, orang yang ditunggu-tunggu tiba bersama orang terhormat di sampingnya, Pangeran Veroa dan M. S., Cruiser Van Rome.
Di depan Hutan Californium, Veroa sedang melakukan persiapan untuk memulai perburuan.
Sistem perburuan dilakukan seperti biasa, yaitu peserta tak boleh menggunakan senjata pribadi, melainkan memilih senjata yang sesuai pada senjata – senjata yang telah disediakan.
Saudara – saudaranya memberikan semangat dari tempat para penonton bersama ayah dan ibunya. Bukan hanya itu, orang – orang yang menyaksikan pun turut memberi semangat yang meriah.
Menyaksikan hal ini, Veroa tersenyum, karena dia tahu, mereka adalah orang yang baik. Hanya saja, kakak tertuanya, Rein termakan oleh sifat egoisnya, sehingga dia mengorbakan segala hal untuk ambisinya.
Sebelum itu, M. S., Cruiser berjalan ke tengah-tengah kerumunan. Kemudian, dia berkata dengan lantang menggunakan bantuan sihir jenis getaran, yaitu Sihir Getaran: Pengeras Suara. Katanya, “Pangeran Veroa! Dimohon untuk berhenti sebentar. Raja Danmark, saya izin bersuara. Untuk semuanya! Saat ini di Hutan Californium ada orang yang berencana untuk membunuh Pangeran Veroa
dengan memasang Formasi Kutukan Abadi: Kutukan Pencabut Jiwa. Bila Pangeran terkena kutukan itu, maka Dia akan cacat seumur hidup. Siapapun yang melakukan rencana ini, pasti adalah orang terdekat Pangeran. Karena, formasi kutukan itu memerlukan sampel dari target. Untuk itu, Saya harap kerjasamanya dari kalian semua. Akhir kata, terima kasih atas perhatiannya” setelah dia berucap seperti itu, dia berlalu pergi ke hutan di depan sana untuk menghapuskan Formasi Kutukan Abadi: Kutukan Pencabut Jiwa.
Setelah kepergiannya, orang – orang mulai ricuh, membicarakan siapa orang yang berani mencoba untuk membunuh Pangeran Veroa.
Apalagi Ibunya, dia segera berlari ke arah Veroa dan segera memeluknya erat karena terlalu was-was untuk membayangkan kemungkinan terburuk bila anaknya terkena kutukan itu sambil berkata, “Syukurlah Nak, kamu masih belum masuk ke hutan. Bagaimana jadinya, bila kamu terkena kutukan itu...”
Ucapan Ibunya dipotong oleh Ayahnya, “Sudahlah Sayang, jangan berkata yang tidak tidak. Toh, Veroa terselamatkan oleh peringatan Tuan M. S., Cruiser. Kita hendaknya berterimakasih padanya dan memberinya imbalan yang setimpal”.
“Betul itu, Ayah. Aku setuju. Akan disayangkan bila adikku yang jenius ini kenapa-napa.” kata kakaknya, Dizz menyetujui ucapan ayahnya.
Sedangkan untuk seseorang, dia nampak tak percaya dengan apa yang telah terjadi. Dia adalah Rein, sang putra mahkota yang penuh ambisi. Terlalu sulit untuk dapat percaya bahwa rencananya yang telah dibuat dengan matang, dapat digagalkan oleh M. S., Cruiser Van Rome. Padahal, katanya Formasi Kutukan Abadi: Kutukan Pencabut Jiwa, sulit untuk dapat dideteksi oleh siapapun. Tapi, nyatanya itu diluar perkiraan.
Veroa yang telah mengetahuinya, hanya diam tak menghiraukannya. Dia memilih untuk merahasiakannya dari publik dan berencana untuk memecahkan masalah ini di belakang layar. Dia akan berusaha untuk mengendalikan kondisi, agar tak ada perpecahan di antara keluarganya sendiri.
“Silahkan Pangeran. Semuanya telah aman dan terkendali. Seluruh area Hutan Californium telah saya tanamkan Formasi Deteksi: Deteksi Area. Jadi, bila ada sesuatu yang mencurigakan, saya akan langsung menyadarinya dan mengetahui lokasi anda.”
Veroa mengangguk. Kemudian, sebelum pergi untuk memulai ujian itu, dia berterimakasih pada M. S., Cruiser atas apa yang telah dilakukannya. Ujian kedewasaan kini resmi telah dimulai!
...
Di Hutan Californium, semakin jauh ke dalam sana, semakin gelap pula lingkungan sekitar yang dapat dilihat dengan mata normal atau mata telanjang. Itu karena tanah atau area yang berada di bawah dahan – dahan pohon tertutupi dengan lebatnya dedaunan, sehingga sinar matahari hanya sedikit yang dapat tembus ke area bawah. Oleh karena itu pula, tingkat bahaya dan bahan makanan yang aman untuk dikonsumsi semakin sedikit. Dalam artian, bahan makanan hanya akan didapat dari binatang, bukan dari tumbuhan.
Tumbuhan membutuhkan bantuan sinar matahari untuk berfotosintesis. Sehingga, yang tumbuh di area bawah lebat ditumbuhi oleh makroprotista yang mirip dengan karakteristik tumbuhan. Sangat langka dari makroprotista ini yang aman untuk dikonsumsi.
Kebanyakan dari mereka sangat beracun, tetapi ada pula yang berkhasiat sebagai bahan obat yang sangat langka.
Dan saat ini, Veroa sedang berjelajah di tempat berbahaya ini. Bukannya dia memiliki keyakinan untuk dapat bertahan hidup, bahkan dia sendiri sebenarnya sedikit merasa takut. Hanya saja,
saat dia sedang berjalan sendirian menyusuri hutan, layar yang sedikit transparan muncul kembali di hadapannya. Dalam layar kali ini, memberikan tugas pertama yang terlampir sebuah hadiah, bila dia menyelesaikannya. Seandainya gagal, ada kompensasi, yaitu bila suatu kondisi yang mengancam nyawa, dia akan dipindahkan secara instan ke tempat yang aman oleh sistem.
Tugas yang diberikan adalah sebagai berikut:
Judul Tugas: “Burulah Macan Kumbang!”
Tingkat: E
Jenis: Tantangan; Tidak dapat ditolak.
Lokasi: Kedalaman Hutan Californium.
Hadiah: [Pilihan]
Kompensasi: Diteleportasi ke tempat aman.
Sesekali, dia terkejut dengan suara gemerisik semak belukar. Nyatanya, lingkungan di sekitarnya saat ini memang sangat menyeramkan, lebih menyeramkan daripada rumah hantu yang biasanya membuat orang – orang lari terbirit-birit karena ketakutan oleh kejutan belaka. Dari sinilah dia belajar tentang pentingnya kekuatan mental untuk menghadapi segala kondisi yang dihadapi. Jadi, dia jadikan ujian ini sebagai pelatihan diri sendiri juga.
Note: Sebenarnya, inilah alasan sistem memberikan tugas pertama yang berbahaya.
Tiba-tiba, sebuah peringatan muncul dari sistem bahwa target perburuan sedang berada di sekitar. Sontak hal itu membuatnya terkejut dan mewaspadai sekitar. Pedang telah siap dihunuskan, panahpun telah siap diluncurkan. Apalagi, belati yang tersembunyi di balik pakaiannya dapat menyerang target dengan serangan kritis.
Bergerak dengan pelan, berusaha untuk tidak bersuara, karena binatang jenis macan sangat
sensitif terhadap suara. Tak lupa pula, dia mengatur nafasnya agar melakukan tarikan dan hembusan nafas seminimal mungkin. Detak jantung kian melemah, ketenangan tanpa sadar dia dapatkan dalam kondisi seperti ini. Dia juga menyadari hal itu, namun dia memilih untuk tetap fokus mendengar dan merasakan gerakan target.
Perlahan tapi pasti, kesunyian terganggu dengan adanya suara hentakan kaki kecil dari target. Saat dia melihat dari balik akar pohon yang besar, ternyata macan kumbang telah berhasil menerkam mangsanya dengan sempurna.
“Kesempatan emas!” katanya dalam hati kegirangan. Dengan konsentrasi yang sangat tinggi, dia menarik tali busur dengan pelan. Anak panah pun siap dilepaskan.
Pada saat ini, dedaunan yang jatuh tertiup angin terlihat seperti melambat, suara – suara yang sangat kecil pun terdengar dengan jelas oleh gendang telinganya. Lalat, nyamuk, jangkrik, tiba-tiba saja dapat dia visualisasikan dalam imajinasinya, seolah-olah dia melihat mereka dengan mata kepalanya sendiri.
Kemudian, pada saat yang dirasa tepat untuk meluncurkan anak panahnya, Veroa pun melepaskan tali busur yang sedang ditahannya. Nah, anehnya, tak ada suara gesekan suara antara tali busur dan anak panah dengan anginnya, sehingga anak panah itu menancap tepat pada leher dekat telinganya yang mana merupakan kelemahan dari binatang jenis macan. Jadi, sekali lepasnya anak panah, tugas pun langsung selesai.
“Ding-dong!”
Layar sistem segera muncul setelah target dinyatakan telah tak bernyawa. “Congratulation!” itu adalah kata yang muncul untuk pertama, segera disusul dengan layar lainnya yang memunculkan pilihan hadiah yang dapat dipilih salah satunya.
Ada empat pilihan, semuanya dari jenis yang sama, yaitu tentang pilihan keterampilan. Tapi,
pilihan keterampilan itu masih pilihan keterampilan umum, seperti keterampilan memasak, belum mengerucut. Di antara keempat pilihan itu, keterampilan bertarung, menempa, olahraga dan pekerjaan rumah, dia memilih keterampilan menempa untuk saat ini.
Setelah dia menyentuh layar yang menunjukkan hadiah keterampilan menempa, semua layar sistem menghilang dan digantikan dengan yang baru, yaitu hasil dari hadiah yang dipilih. Ternyata, dia harus kembali memilih hadiah yang lebih spesifik yang merujuk pada keterampilan menempa.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!