NovelToon NovelToon

FHADLAN GENERASI MILINIUM-TRENDI

Episode 1

FHADLAN GENERASI MILINUM-TRENDI

Merupakan lanjutan Legenda Cincin Pintak Pinto (CINCIN PERBENDAHARAAN RAJA SULAIMAN),

Jangan lupa kasih like, love dan komen.

Jika di rasa bagus dan bernanfaat tolong juga Bantu Share sama yang lain

*****

Dari pagi matahari terlihat murung memancarkan warna kemerahan seolah sedang menangisi sesuatu. sekalipun Cuaca sangat cerah namun suasana Kota Tapus terasa mencekam terlihat langit agak kemerahan tertimpa sinar matahari yang nenembus setiap sudut Kota Tapus. Angin kencang seperti takhentinya berhembus menerbangkan debu debu jalanan. Orang orang pada memilih sembunyi di dalam rumah seperti ada sesuatu kejadian yang sedang menakutkan. Hanya satu dua penduduk yang terlihat nelintas di jalanan itupun karena mereka memiliki urusan yang sangat penting.

Makin sore sinar matahari semakin merah, terlihat semua awan yang tadi putih seperti salju sekarang berwarna merah darah terkena sinar matahari. Langgit Kota Tapus yang kemerahan tiba tiba di datangi segerombolan Kalong yang jumlahnya ribuan melintas di atas kota, seperti sedang melakukan parade semua kalong berbaris rapi terbang kearah hulu sungai. Seperti tak habis habisnya gerombolan kalong yang melintas memenuhi langit Kota Tapus, hingga tak tau di mana pangkal dan di mana ujungnya.

Dari sebuah rumah megah di Kota Tapus terlihat seorang tua menuntun cucunya kesembuah ruko sembako di pinggir jalan. Si nenek bukannya ingin berbelanja tapi menuju sebuah ruko kosong di sampingnya. Dia memasuki ruko yang terlihat hanya sebagai gudang, di situ terlihat banyak ibu ibu sedang mencacah tembakau.

Melihat umi Kalsum masuk membawa cucnya, Ibu Lela pemilik toko menyapa umi Kalsum saat memasuki rukonya.

"Umi Kalsum... Matahari lagi sakit kok malah bawa cucunya keliaran ke luar rumah" kata ibu Lela menegur Umi Kalsum.

Umi Kalsum cuma tersenyum kecut mendengar teguran ibu Lela.

"Umi kehabisan sirih, jadi umi kesini untuk numpang makan sirih" ucap umi kalsum.

"Lagian uminya Albara akan melahirkan, makanya Albara juga umi bawa kesini biar gak mengganggu uminya" Lanjut umi Kalsum.

"Umi Sarah mau melahirkan?" tanya nenek Pairan ibunya Ibu Lela sambil menawarkan sirih pada umi Kalsum.

"Iya Rani" Jawab Umi Kalsum memanggil Pairan dengan panggilan Rani.

Nenek Pairan merupakan teman kecil umi Kalsum, semasa mereka sekolah Umi Kalsum selalu memanggil Pairan dengan panggilan Rani, bahkan sampai nenek nenek umi Kalsum masih memanggil Pairan dengan panggilan Rani.

"Kalau bisa melahirkannya ditunda hingga pertukaran hari jam 00 nanti" saran nenek Rani.

Nenek Rani juga melipat sirih untuk di makan, seperti yang dilakukan umi Kalsum.

"Kalau di kepercayaan jawa anak kelahiran selasa legi merupakan anak pembawa sial" lanjut nenek Rani.

Saat ke dua nenek nenek ini ngobrol sambil makan sirih, ibu ibu yang sedang mencacah tembakau nyimak apa yang baru saja di ucapkan nenek Rani, mereka dengan yakin mendengarkan ucapan nenek Rani, hingga tak satupun dari ibu ibu yang mencacah tembakau bicara menyela obrolan umi Kalsum dengan nenek Rani.

"Iya umi... hari ini kan selasa legi, coba lihat dari pagi matahari memancarkan cahaya merah, dan sekarang seluruh langit seperti merah darah, angin kencang tak hentinya berhembus, lalu ribuan kalong melintas di atas kota, itu pertanda tidak baik kata orang tua tua" kembali nenek Rani mengingatkan.

"Ah kamu Rani dari dulu masih saja percaya yang begituan, kalau takdirnya memang di lahirkan hari ini apa anaknya harus di buang, kayak cerita pada zaman kerajaan kono?" tanya umi Kalsum lagi.

Nenek Pairan diam sejenak

"Gak gitu juga umi" ucap nenek Rani.

"Kalau menurut keyakinan jawa anak yang lahir hari Selasa Legi harus di pisahkan dari orang tuanya, cari aja saudara atau sanak famali yang juga habis melahirkan untuk menyusui anaknya Sarah" nenek Rani memberi solusi.

***

Kita lihat keadaan Ibu Sarah di rumah abu Daud, suasana di rumah Abu Daud sangat rame banyak sanak family berdatangan, Abu Daud tampak gelisah kadang duduk kadang berdiri hilir mudik dari dapur keruang tamu. Sudah hampir delapan jam umi Sarah istri abu Daud berjuang dengan maut saat akan melahirkan anaknya yang kedua. Tenaga umi Sarah sudah hampir habis tapi anaknya tak kunjung keluar, akhirnya ibu Sarah tergeletak lemas tak sadarkan diri, semua yang ada di ruang bersalin dari bidan hingga dukun beranak menjadi panik.

Bidan yang mendapingi Umi Sarah akhirnya menyerah segera merujuk umi Sarah kerumah sakit Kota Tapus. Bidan meminta Abu Daud memasuki Ruang bersalin, menyampaikankan keadaan istrinya yang sedang tergeletak pingsan.

"Pak Daud Yang sabar ya, keadaan Umi Sarah cukup menghawatirkan harus segera di bawa ke rumah sakit" kata bidan menyabarkan Abu Daud.

"Saya juga minta tolong carikan mobil untuk mebawa Umi Sarah" pinta bidan pada Abu Daud.

"Terima kasih buk bidan, saya akan usahakan" ucap abu Daud segera berlalu dari ruang bersalin.

Tahun 2002 Kota Tapus masih merupakan Kota kecil yang terosolir, transportasi belum begitu lancar, yang memiliki mobil pun baru satu atau dua orang saja, yang memiliki Handphone pun bisa di hitung jari, adapun mereka miliki handphone tapi pulsanya tidak ada. Keadaan mereka yang memiliki barang mewah pada saat itu seumpama mampu mbeli kuda tapi tak mampu membeli rumput.

Demikian yang di alami Abu Daud saat dia coba menelepon pihak rumah sakit tapi yang menjawab hanya veronita. Abu Daud makin panik tak tau harus melakukan apa, Abu Daud hilir mudik mencari keberadaan ayahnya Sultan Murod, namun yang di cari tak juga ketemu.

"Ada yang punya handphone yang memiliki pulsa gak?" tanya abu Daud.

"Tidak ada" jawab yang ada di rumah abu Daud.

Seseorang tamu yang ada di rumah abu Daud memperhatikan Abu Daud sedang susah gelisah, dia memduga tentu ada yang tidak beres dengan Umi Sarah, segera saja dia memanggil Abu Daud.

"Pak Abu Daud, coba duduk sini dulu, katakan ada masalah kah, sedari tadi saya lihat kamu linglung duduk tak tenang berdiri tak nyaman" ucap tamu tersebut.

"Ohhh pak RT" kata Abu Daud lalu duduk di samping tamu yang ternyata Pak RT.

Abu Daud seperti ikan yang sedang di obok obok tiba tiba mendapatkan mata air yang mengalir dengan bening mendengar ucapan pak RT, Dadanya yang tadi terasa panas sekarang sejuk bagai di uras dengan air semangka.

"Anu pak Rt. Istri saya harus di bawa kerumah sakit, keadaannya sudah sangat lemah, saya mesti cari mobil untuk membawanya ke rumah sakit" ungkap Abu daud Pada Pak RT.

"Masalahnya saya tidak bisa menghubungi pihak rumah sakit untuk memesan Ambulan" keluh Abu Daud.

"Mangkanya di bicarakan jagan masalah di telan sendiri" kata pak Rt.

"Abu Musa, kamu pamgilkan Abu Hamid, sampaikan kalau pak rt mengundangnya ke rumah Abu Daud untuk membicarakan sesuatu yang sangat penting, waktunya sekarang" kata pak Rt.

"Baik pak Rt" ucap abu Musa singkat.

Abu Musa adalah adik Abu Daud yang paling bungsu, segera meninggalkan rumah kakaknya menuju rumah Abu Hamid yang tinggal tak begitu jauh dari rumah Abu Daud. Abu Hamid adalah seorang kaya di Kota Tapus tapi dia sangat terkenal kikir dan sombong, dalam hal kekayaan dia mengangap Abu Daud yang sedang naik daun sebagai saingannya.

Dalam beberapa tahun terakhir dia seperti memusuhi Abu Daud, karena dianggap mulai mengalahkan pamornya. Untuk menaikkan pamornya dari Abu Daud, maka Abu Hamid membeli sebuah Mobil L 300 second yang di belinya dua bulan yang lalu.

Adapun maksud dan tujuan pak Rt mengundang Abu Hamid adalah untuk memimjam mobilnya membawa umi Sarah yang sedang sakit ke rumah sakit Kota Tapus.

Episode 2

Dengan tergesa gesa Abu Musa meninggalkan rumah Abu Daud menuju rumah Abu Hamid, sebuah rumah megah yang terketak tak jauh dari rumah abu Abu Daud.

****

"Apakah maksud pak RT mengundang Abu Hamid untuk meminjam mobilnya?" tanya Abu Daud.

"Iya benar saya pikir cuma mobil Abu Hamid yang bisa kita pinjam, jika Ambulan susah di hubungi" kata pak Rt.

"Terima kasih pak RT, semoga saja Abu Hamid berkenan meminjamkan mobilnya" kata Abu Daud agak spesimis.

"Setidaknya kita coba, sekalipun saya sendiri kurang yakin Abu Hamid bisa bermurah hati. Jika Abu Hamid tidak bisa memenjamkan mobilnya, abu Daud boleh menggunakan motor saya untuk membawa ibu Sarah ke rumah sakit" kata pak Rt lagi.

"terima kasih atas bantuan pak Rt" ucap abu Daud.

Beberapa saat kemudian Abu Musa kembali dari rumah Abu hamid, selang beberapa saat berikutnya abu Hamid juga muncul di dampingi istrinya. Abu Hamid duduk di samping pak RT sementara umi Zakiah istri abu Hamid juga duduk tak jauh dari mereka, seolah tak ingin ketinggalan dalam hal apapun yang akan di bicarakan suaminya dengan pak RT.

*****

"Pak Rt perlu dengan saya?" tanya abu Hamid setelah duduk di samping pak Rt.

"Iya pak Hamid, sudah lama kita tak jumpa bagaimana kabarnya?" tanya pak Rt.

"Baik, pak Rt bagaimana kabarnya?" tanya abu Hamid.

"Saya baik baik saja pak hamid, ooo iya saya mengundang Abu Hamid ke sini untuk keperluan yang sangat nendesak, keadaan ibu Sarah makin memprihatinkan dia harus di rujuk kerumah sakit, tapi ambulan tidak bisa di hubungi, karena itu saya atas nama Rt mengharapkan bantuan abu Hamid meminjamkan mobilnya untuk membawa ibu sarah kerumah Sakit" kata pak Rt.

Abu hamid memandang istrinya meminta pendapat.

"Bagaimana bu?" tanya Abu Hamid pada ibu Zakiah istrinya.

Ibu Zakiah terlihat linglung mau menjawab apa, di hatinya sangat keberatan meminjamkan mobilnya, namun dia tidak punya alasan untuk menolaknya. Tiba tiba ibu Zakiah ingat pembicaraan nenek Pairan dan umi kalsum yang di dengarnya tadi saat ikut mencacah tembakau milik ibu Lela, kalau anak kelahiran selasa legi merupakan anak pembawa sial.

"Mohon maaf pak Rt, Pak Abu Daud saya pernah dengar kalau anak yang lahir selasa legi adalah anak pembawa sial, hari ini adalah selasa legi coba pak rt perhatikan dari pagi matahari memancarkan cahaya kemerahan, suasana seharian juga terasa lain di banding biasanya, saya tidak ingin gara gara mobil kami mengatar ibu Sarah melahirkan anak pembawa sial, nanti keluarga kami malah juga akan ketiban sial" kata ibu Zakiah.

Pak Rt dan Abu Daud nampak sangat kecewa dengan penolakan ibu Zakiah.

"Tidak masalah jika ibu Zakiah tidak bisa meminjamkan mobilnya" kata Abu Daud.

Kakek Sultan Murod yang sudah berada di antara mereka terlihat sangat marah mendengar cucunya di katakan anak pembawa sial.

"Zakiah... sekarang ini adakah milinuim trendi semua anak yang di lahirkan pada awal milinium di sebut GENERASI MILINIUM TRENDI tak perduli mau lahir hari selasa atau rabu. Tidak ada yang membawa sial yang ada mereka akan menjadi generasi pemakmur bumi. Siapa yang bersama mereka akan hidup makmur" kata Sultan Murod emosi.

"Itu benar kakek Murod, yang saya ucapkan merupakan keyakinan yang sudah terbukti turun temurun" bantah ibu Zakiah.

"Abu Musa siapkan tandu, kita bawa Sarah dengan tandu ke rumah sakit" kata Sultan Murod memerintahkan anaknya menyiapkan tandu.

"Ingat Zakiah.. tuhan menciptakan manusia itu untuk tujuan yang sangat mulia, tidak ada yang lahir untuk di sia siakan, tidak ada yang di ciptakan sebagai pembawa sial" kata Sultan Murod garang.

"Kakek lihat aja sendiri, hari ini sangat buruk angin kencang tak hentinya berhembus sekarang langit di hiasi awan berwarna merah darah ini pertanda akan kelahiran Anak sial" kata Zakiah tak mau kalah.

"Jdaaaaaaarrrrrrrrr" suara petir menyambar, langit seakan kaget mendengar ucapan ibu zakiah.

Hampir saja Sultan Murod bangkit berdiri mau nenampar mulut ibu Zakiah, tapi tiba tiba awan hitam menyelimuti langit kota tapus, petir menyambar mengagetkan semua orang.

"Bruk bruk bruk" bumi berguncang seolah juga tidak terima dengan ucapan ibu zakiah, mengguncang permukaannya di mana ibu Zakiah berada, hingga terjadilah gempa bumi yang nerobohkan beberapa rumah termasuk rumah abu Hamid, yang suaranya tetdengar hingga ke rumah abu Daud, sementara rumah Abu daud tetap berdiri tegak tanpa cacat.

"Ahhhhh Aaaahh Aaaah" jerit tangis terdengar di mana mana, semua orang yang tadi bersembunyi dalam rumah sekarang berhamburan keluar rumah.

Sultan Murod menarik anaknya Abu Daud keluar rumah, Bidan desa, juga dukun beranak yang tadi merawat ibu Sarah tak ketinggalan menghabur keluar rumah meninggalkan umi sarah yang terbaring lemah sendirian.

Kota Tapus hiruk pikuk dengan raungan dan tangisan di mana mana. Abu Daud melolong histeris memanggil manggil Sarah istrinya.

"Sarah Sarah Sarah" teriak Abu Daud lalu pingsan di pangkuan Sultan Murod.

Tiap semenit terjadi gempa susulan menyebabkan orang yang ingin ke dalam membantu ibu Sarah kembali menghambur keluar rumah.

*****

Pintu kamar tempat ibu sarah tiba tiba tertutup kencang tak bisa terbuka lagi, setiap orang yang mencoba membuka, bahkan mencoba mendobrak pintu selalu gagal seolah mereka sedang mendobrak tembok yang sangat kuat.

Di ruangan bersalin ibu Sarah terbaring pasrah, hanya bibirnya yang bergerak tak hentinya mengucapkan kalimat tauhid. sebuah keajaiban terjadi pada ibu sarah, saat hari mulai gelap, di selimuti mendung, tiba tiba sebuah cahaya terang benderang tiba tiba menerangi kamarnya.

Lalu lima sosok perempuan setengah baya berpakaian serba putih turun secara ajaib dari langit langit kamarnya, lalu mereka duduk mengelilingi umi Sarah, ada yang duduk di dekat bahu sisi kiri dan kanan, ada yang duduk dekat pinggang sisi kiri dan kanan dan perempuan kelima duduk di antara dua kaki umi Sarah.

"Selamat umi Sarah kamu telah melahirkan anak yang di berkati Tuhan Yang Maha Esa" kata salah seorang wanita setengah baya yang duduk di dekat bahu kananya.

"Kumpulkan tenagamu lalu mengejan" kata wanita yang duduk di samping kiri umi sarah.

Wanita yang duduk di samping kiri lalu mengusap muka umi Sarah. tiba tiba umi Sarah merasakan tenaganya pulih kembali melebihi tenaga sebelumnya.

"Ayo umi mengejan yang keras" perintah dua orang wanita yang duduk di sisi kiri dan kanan pinggang umi Sarah. Lalu mereka seperti meraba perut umi sarah mengelus bayi yang ada di dalamnya.

"Hamba Allah keluarlah, bumi sedang membutuhkanmu" kata mereka.

Detik berikutnya ibu Sarah telah melahirkan anak laki laki, tanpa dia rasakan sesuatu yang menyakitkan.

"Oeek oeeek oeek" terdengar tangisan bayi nyaring sekali memenuhi kamar bersalin umi Sarah.

Wanita yang duduk di antara kedua kaki umi Sarah menyambut anak yang baru lahir lalu mengucapkan Azan di telinga kanan sang bayi, seketika bayi menjadi diam seolah sangat nyaman di pangkuan wanita setengah baya yang menyambut kelahirannya. Lalu bayi laki laki tersebut di bersihkan kemudian di balut kain putih. kenudian Sang bayi di baringkan di samping umi Sarah.

Sementara empat wanita yang lain merawat umi sarah, seluruh ruangan di bersihkan hingga tak setetespun darah tersisa di ruangan tersebut.

"Umi Sarah kami adalah dayang dayang Siti Hawa ibunya manusia, jangan katakan pada siapa siapa kalau kami pernah kesini" kata salah satu dari mereka.

Umi Sarah hanya mengangguk

"Terima kasih umi" ucap umi Sarah.

"Berjanjilah jika kamu tidak akan menceritakan kejadian ini kecuali hanya pada anak mu yang baru saja di lahirkan" kata mereka.

"Baik saya berjanji" kata umi Sarah.

Lalu kelima wanita itu kembali melalui tempat dimana mereka datang juga secara ajaib.

****

Jangan lupa komen kasih masukkan bagi penulis.

Episode 3

Lalu kelima wanita itu kembali melalui tempat dimana mereka datang secara ajaib mereka pergi juga secara ajaib.

Umi Sarah merasa sangat sehat dan kuat seakan dirinya tidak pernah menlahirkan bayi. Setelah kepergian wanita gaib yang nembatunya melahirkan, umi Sarah berbaring di samping bayinya, setelah menyusui bayinya, umi sarah membereskan ruangan semua pakaian kotor di tumpuk di sudut ruangan kemudian mandi membersihkan badan, ganti baju dan seprai.

Pintu kamar bersalin dibuka saat umi Sarah sibuk membereskan ruangan, bidan dan dukun beranak memasuki ruangan dengan cemas.

"Alhamdulillah" bidan desa menjerit kegirangan.

"Umi melahirkan sendirian? benar benar sesuatu mujizat semoga anaknya juga berbakti pada ibunya" kata Bidan yang merawat umi Sarah.

"Umi jangan kerja dulu nanti kulon" cegah buk bidan.

"Ibu baru melahirkan jika di paksa kerja bisa sakit yang tak tersembuhkan" Dukun beranak yang ikut masuk juga mencoba mencegah umi Sarah yang sibuk beres beres.

Sakit Kulon adalah istilah yang di berikan penduduk Kota Tapus pada wanita yang sakit setelah melahirkan, sakit mereka biasanya di karenakan terlalu memaksakan diri bekerja berat sehabis melahirkan.

Mendengar Bidan berteriak semua orang yang tadi menunggu di luar rumah berhamburan masuk, tak ingat lagi akan ancaman gempa susulan yang masih mengancam. Mereka tercengang melihat umi Sarah yang sudah berganti pakaian dengan bayi yang sudah di balut kain putih bersih. Orang orang jadi heboh mulai bergosip kalau Anak umi Sarah melahirkan anak ajaib yang luar biasa.

Anak umi Sarah di beri nama FHADLAN kakeknya Sultan Murod menyebutnya Fhadlan Generasi Milinium-Trendi.

*****

Gosip tentang anak umi Sarah adalah seorang yang luar biasa tak bertahan lama. Enam hari setelah melahirkan Fhadlan, umi Sarah jatuh sakit air susunya mulai mengering sehingga bayinya selalu menangis kelaparan. Sakitnya Umi Sarah memunculkan gosip baru tentang anaknya Fhadlan yang baru saja enam hari dilahirkan, bahwa Fhadlan merupakan anak pembawa sial.

"Kan benar kata nenek Pairan anak kelahiran selasa legi merupakan anak pembawa sial" kata Ibu Zakiah istri abu Hamid yang sedang berkumpul dengan ibu ibu di tempat ibu Lela ikut mencincang tembakau.

"Coba pikir mau lahiran aja, sudah nyusahin ibunya, umi Sarah harus berjuang sendiri melahirkannya akibatnya sekarang umi Sarah kena seragan kulon (Semacam penyakit terlalu memaksakan diri mengerjakan pekerjaan berat habis melahirkan)" ucap umi Zakiah.

"Iya ya mi kelahiran anaknya juga di tandai dengan kejadian kejadian alam yang luar biasa, matahari berwarna merah, angin bertiup kencang, gempa bumi dan ribuan kalong memenuhi langit" timpal ibu yang lain.

"Justru itu sebuah pertanda kalau anak yang di lshirkan umi Sarah akan membawa mala petaka" ucap umi Zakiah bersemangat.

"Eeee Umi Zakiah, katanya abu Daud sedang mencari seseorang yang mau menyusui anaknya, tapi walau pun di bayar mahal tidak satupun ibu ibu yang bersedia menyusui anak umi Sarah" kata seorang ibu yang mencincang tembakau.

"Iya Iyalah, siapa juga yang mau ketiban sial" ucap umi Zakiah seperti sangat senang kalau umi Sarah mendapat kesusahan.

Seorang ibu muda yang mendengarkan pembicaraan ibu Zakiah, diam diam meninggalkan gudang ibu Lela menuju rumah Abu Daud. Tadi maksudnya ke tempat pencincangan tembakau karena ingin menemui ibu Zakiah untuk meminjam uang. Namun ibu Zakiah bukannya memberi pinjaman tapi malah memaki dirinya karena sering minjam uang.

Mendengar Abu Daud membayar mahal orang yang mau menyusui anaknya, Ibu muda tersebut segera saja menuju rumah abu Daud menawarkan diri untuk menyusui Fhadlan yang baru saja dilahirkan.

Sherina seorang ibu muda yang berasal dari desa di pinggiran Kota Tapus, Sherina baru saja tiga bulan yang lalu melahirkan anak perempuan yang di beri nama Rania. Semenjak di lahirkan Rania Sudah di ponis dokter memiliki kelainan jantung hingga saat ini masih harus di periksa rutin kerumah sakit kota tapus.

Keadaan ekonomi keluarganya tergolong orang tak punya sehingga dia harus menjual semua perhiasan bahkan pinjam uang kesana kemari untuk menebus obat Anak satu satunya. Obat penyakit jantung memang terasa mahal untuk ukuran Sherina yang tak berpunya.

Setelah menemui Abu Daud Sherina pergi ke rumah sakit, menemui suaminya yang sedang menjaga anaknya yang sedang cek up di rumah sakit Kota Tapus.

"Bagaimana menurut abang, jika Sherina mengambil anak Abu Daud untuk di susui, Sherina sudah mengajukan bayaran bulanan dan biaya pengobatan Rania anak kita, Abu Daud juga sudah menyetujui usulan Sherina" ucap Sherina.

"Abang tidak masalah jika kamu mau" kata Perdinan suami Sherina.

"Tapi bang saya dengar isu kalau Fadlan anak abu Daud merupakan anak pembawa sial" kata Sherina.

"Sherina istriku, kita memang sudah sial dari dulu, jika kita tabah kesialan lagi mana tau jadi keberuntungan" ucap Perdinan.

"Iya lah bang jika abang setuju nanti saat kita pulang mampir di rumah abu daud dulu untuk menjemput Fadlan" kata Sherina.

"Ok. Anggap saja kita membantu orang yang lagi butuh dan yakini kalau perbuatan baik akan menuai kebaikan juga" kata Perdinan meyakinkan istrinya.

"Oh ya, bang bagaimana keadaan Rania, apa hasil cek upnya?" tanya Sherina.

Perdinan terlihat sangat sedih lalu menarik napas dalam dalam.

"Rania akan di beri obat tapi minggu depan kalau kondisinya makin buruk maka Rania akan di rujuk ke rumah sakit jantung di Jakarta, jantung Rania harus di bedah dengan resiko berhasil hanya di bawah 40 persen" ucap Perdinan suami Sherina.

"Kalau Sherina sudah iklas bang, biarlah Rania di rawat di rumah saja jika medis hanya menjanjikan 40 persen keberhasilan" ucap Sherina.

"Tuan Perdinan!" panggil seorang perawat.

Perdinan menggenggam tangan istrinya lalu memasuki ruang cek up khusus anak. Sementara Sherina menunggu suaminya dengan rasa cemas. Tak lama kemudian Perdinan keluar membawa Rania di gendongannya. Kindisi Rania memang menyedihkan, Napasnya sesak dan tidak teratur, mukanya biru karena kekurangan oksigen.

Perdinan dan Sherina meninggalkan rumah sakit menuju rumah abu Daud, dimana kedatangan Perdinan dan Sherina sudah di tunggu abu Daud di rumahnya.

"Sherina yakin mau menyusui dan mengasuh anak saya Fhadlan" tanya abu Daud.

"Sudah pak, kami sepakat untuk membawa nak Fhadlan, sekalian menjadi saudara Rania anak kami" Jawab Sherina.

"Iya kan bang?" tanya Sherina minta pendapat suaminya.

"ya pak abu Daud, saya sudah menyetujui keputusan istri saya" jawab Perdinan.

"Baiklah kalau demikian coba lihat perjanjian kontrak antara kita, jika kalian setuju tolong di tanda tangani di atas materai" kata abu Daud.

Perdinan nembaca kontrak yang di berikan abu Daud, lalu mengangguk setuju, kontrak di serahkan pada Sherina untuk di tanda tangani. Demikianlah akhirnya Fhadlan di susui oleh Sherina dan di angkat sebagai ibu asuhnya.

****

Saat Fhadlan dan Rania di baringkan di satu ranjang, satu lagi keajaiban terjadi Rania seperti tersenyum terlihat ceria, tubuhnya yang tadi membiru kini terlihat memerah, napasnya yang biasanya sesak dan deras, mulai lembut dan teratur. Seminggu kemudian Rania di bawa lagi untuk cek up ke rumah sakit hasilnya dokter mengatakan kalau Rania tidak lagi memiliki gejala sakit jantung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!