NovelToon NovelToon

Terpaksa Menikahi CEO Kejam

Prolog

Warning hanya untuk usia 21+. Yang di bawah umur jangan membaca takut tergoda😋

Namaku Bulan, aku terlahir dari seorang wanita yang bekerja sebagai mucikari atau germo. Sudah jadi rahasia umum bahwa ibuku yg terkenal dan kekejamannya dengan panggilan Miss Noni. Dia seorang Mucikari dan pemilik sebuah Diskotik dan tempat perdagangan wanita. Banyak dari pria hidung belang dari kalangan elit yang datang kesini cuma untuk melampiaskan ***** bejatnya. Dan juga banyak wanita-wanita yang cantik dan super seksi yang sudah putus asa mencari uang yang lebih dengan cara instan.

Sejak kecil aku sudah terbiasa hidup di lingkungan seperti ini. Bahkan tak jarang aku sering mendapatkan cacian makian dari semua orang. Bahkan mereka semua melihatku dengan pandangan jijik.

Aku tidak tahu siapa ayah kandungku. Melihat riwayat ibuku yang menjadi primadona di waktu masanya dan idola bagi setiap laki-laki hidung belang. Pasti banyak benih yang mengalir di rahim ibuku.

Waktu itu masalah besar muncul menimpa ibuku. Dan aparat kepolisian ingin menutup tempat bisnis haram ibuku karena telah menemukan sebuah narkoba di salah satu bar milik ibuku.

Namun tiba-tiba ada seorang pahlawan yang mau menolong ibuku dengan meminjamkan uang sebesar 1 triliyun dalam waktu satu bulan harus lunas. Untuk membereskan semua urusan hukum. Dialah Tuan Kenzo pelanggan setia di tempat bisnis ibu.

Ibuku terlilit hutang oleh pengusaha muda yang kaya raya, namun juga terkenal oleh kekejamannya. Bahkan dia tidak segan-segan membunuh lawan jika berani melawannya. Dan ibu sudah terlanjur terlibat dengan orang kejam itu.

Saat ini aku sudah tumbuh dewasa menjadi wanita mandiri. Karena aku tidak mau memakan uang haram ibu ku. Sampai suatu hari, aku harus di jual oleh ibu kandungku sendiri untuk membayar hutang agar bisnis haramnya lancar.

Dia marah dan mengancam akan menuntut Ibuku jika tidak sanggup membayar hutang itu. Bahkan ibu rela berlutut di hadapan Kenzo, hingga aku datang karena mendapat kabar dari seorang waiters tentang apa yg menimpa ibuku.

Aku memeluk ibuku yg tengah di caci maki Kenzo dgn kata-kata kasarnya. Bahkan meja gelas kursi sudah porak poranda tidak pada tempatnya. Banyak senjata yang di bawa pengawal yang siap memecahkan kepala ibuku kapanpun dia menghendaki.

"Jangan mengganggu ibuku dan mengancamnya. Sebaiknya kalian pergi dan jangan pernah kembali !!"

Bentak ku pada saat itu.

Kenzo menatap dan tersenyum picik ke arahku. Senjata api itu langsung mengarah kepalaku dan siap menarik pelatuk dan membelah kepalaku.

"Miss Noni, Aku akan menutup kasus ini dan saya anggap semua hutangmu padamu lunas. Asala kan....wanita manis di depanku kau berikan untuk ku, selamanya sampai aku bosan bermain dengannya dan setelah itu baru aku akan kembalikan, kamu setuju??".

Aku terkejut dan gemetaran, terlebih ibuku menjabat tangan pria yg menatapku bagai singa yg kelaparan.

Aku tak percaya, ibuku memenuhi keinginan bejat Kenzo demi Bisnis haramnya tetap aman dan mulus.

Masih penasaran dgn kelanjutan ceritanya?

Yuk ikutin terus jangan lupa follow author dan beri dukungannya, Like, coment, hadiah dan tak lupa vote sebanyak-banyaknya agar author lebih rajin upnya.

Jangan lupa selanjutnya baca juga novel pertamaku Menunggu Cintamu yang tak kalah menariknya.

Sekian dan terimakasih semoga kalian terhibur dengan novel ala kadul dan morat marit karyaku yang masih belum perfect 😅😅🙏🙏

Awal mula

Dor...dor...suara tembakan membahana memenuhi ruangan.

" Aaarrrgghh...jeritan orang-orang yang ada di diskotik, "Sudahlah Bulan lebih baik lo ikut aja sama tuan Kenzo dari pada tempat ini hancur di buatnya.."

"Ibu, apa maksud semua ini? Jangan bilang kalau Ibu menjual aku pada laki-laki hidung belang itu!?".

Aku jelas menolak kemauan Ibuku yg tega itu menjual putri kandungnya.

"Heh Bulan, gue membesarkan lu selama 20 tahun tanpa minta balasan,

Hari ini gue cuma gue minta tolong untuk sementara waktu lu layanin dulu tuan Kenzo, nanti juga kalau dia udah bosen dia bakalan buang lu."

Sungguh hati ini terasa sakit, Aku tidak menyangka Ibuku bisa setega itu. Demi mempertahankan tempat maksiat itu.

"Hemm, jadi gadis cantik dan **** ini bukan pelacur baru disini, aku kira dia koleksi terbaru kau Miss Noni."

Kenzo tersenyum sambil memegang daguku, aku merasa jijik disentuh oleh laki-laki bejat itu, kulayangkan tanganku ke pipi Kenzo.

'Plaakkk!'

"Jangan berani-beraninya kamu menyentuhku laki-laki bajingan."

Bentakku pada Kenzo. Wajahnya kini terlihat kesal padaku. Tapi apa yg ku lakukan justru membuat Ibuku murka, dia membalas sakitnya pipi Kenzo dengan menampar balik wajahku hingga tersungkur ke lantai, begitu kuatnya tamparan Ibuku sampai sudut bibirku mengalirkan darah.

"Anak kurang ajar lu Bulan ! Lu mau gue membusuk dipenjara, hah? Lu gak bosen hinaan orang-orang semakin bertambah dengan adanya cemoohan baru, bahwa lu anak Germo yg terciduk narkoba dan banyak hutang, hah!?

Tuan Kenzo cowok tajir mlintir,bahkan kekayaannya gak bakalan habis sampai tujuh turunan! Lu cuma bikin dia senang-seneng dan layani doang gitu aja lu keberatan, dasar anak gak tahu diri anak durhaka!!! "

Ibuku naik pitam, dia sudah bersiap mengayunkan kembali tangannya untuk menamparku yang kedua kali.

Di luar dugaan, Kenzo menghadang tangan Ibuku dengan menggenggamnya, padahal aku sudah memejamkan mataku rapat-rapat.

"Sudahlah Miss Noni, jangan kau pukul lagi anakmu ini, kau sudah melukai bibirnya, jika kau tambah lagi bagaimana dia bisa merasakan nikmatnya sentuhan dari bibir Kenzo yang perkasa ini,

obatin dia, aku sudah tidak sabar mencicipinya." Dengan mengerlingkan mata.

Kalimat dan tatapan Kenzo semakin membuatku jijik, terlebih dia sudah menjilati bibirnya sendiri dengan otak kotornya.

"Hai... kalian... " Kenzo memberikan arahan pada anak buahnya, dan datanglah 2 orang berbadan kekar tepat ke arahku.

Mereka memegangin kedua tanganku, aku meronta sambil meminta tolong pada Ibu.

"Ibu, tolong bu, jangan rusak masa depan ku, aku gak mau ikut dengan laki-laki jahat itu, Ibu..!!".

Aku diseret keluar, bayangan Ibuku semakin menjauh. Ku lihat pemandangan yang menyakitkan Ibu dan Kenzo malah tertawa terbahak-bahak.

Aku pun dipaksa masuk kedalam sebuah mobil, dan kemudian aku sudah

tak sadarkan diri.

"Jadi, apa kau yakin puteri cantikmu itu kau serahkan padaku?

Kau tau kan aku ini seperti Singa, buas?"

Tanya Kenzo dengan senyum liciknya.

"Yakin...yakin banget malah.

Yang penting lu benerkan bebasin hutang gue dan gak ngelaporin gue kepolisi?"

"Selama anak lu bisa membuat gue puas dan melayani gue dengan baik, no problem."

Ibu tersenyum lebar, dia merasa tenang karena ancaman Kenzo sudah ia lupakan karena Ibu memberikan aku padanya untuk menebus hutang ibuku.

**Di kediaman Kenzo**

Kenzo masuk kedalam kamarnya sambil bersiul ria. Dia melempar senyum kemenangan melihatku terikat di ranjang mewahnya.

Kedua tangan dan kakiku diikat oleh kacungnya yang membawaku tadi.

Aku meronta-ronta, ingin teriak dan memaki laki-laki jahat itu, namun apa daya mulutku terlakban kuat.

Kenzo mulai mendekatiku, dia membuka bajunya, memamerkan tubuhnya yg sixpack.

Tangannya mulai menyentuhku, membelai rambut, wajah hingga ujung kakiku.

Rasanya ingin sekali ku tendang namun aku tak kuasa, semakin ku meronta semakin terasa sakit ikatan yg begitu kuat di tangan dan kakiku.

"Bulan..Bulan?

Nama yang cantik, secantik orangnya. Namamu terdengar indah,

Seindah paras dan tubuhmu."

Kenzo men***bu wajah hingga leherku, aku hanya bisa menggerakkan kepalaku ke kanan dan ke kiri.

Dia lalu membuka lakban yang sedari tadi mengunci mulutku. Ini saatnya aku mengumpati Kenzo atas kelakuannya padaku dan meludahi wajahnya yang menjijikkan.

"Cihhh"

Aku meludah ke arah Kenzo.

"Laki-laki brengsek, kau berani menyiksa seorang perempuan yang tak berdaya?

Dasar pengecut, beraninya cuma dengan perempuan!!!"

Kenzo tersenyum licik, dia menarik daguku dan meraba luka tamparan yang Ibuku berikan.

"Waooo ....kau menantang ku?"

Siapa bilang aku akan menyiksamu Bulan, justru aku akan mengajakmu untuk menikmati surga dunia, bayangkan saja betapa nikmatnya itu..."

Kenzo me**bu bibirku tanpa basa basi. Aku jelas menolaknya dengan berteriak.

"Lepasin aku brengsek! Aku jijik di sentuh olehmu dasar buaya bejat!!".

Umpatan ku membuat Kenzo naik pitam. Dia menghentikan ciumannya yang m*****t bibirku.

"Menarik, singa betina bertemu singa jantan. Hmmm...aku semakin penasaran, seberapa kuat kau bisa melawan mengimbangi sentuhan Kenzo.

Kenzo lalu melepaskan semua ikatan yang membelengguku. Aku segera menghindar darinya, aku mencoba membuka pintu tapi ternyata pintu itu sudah di kunci rapat-rapat olehnya.

"Hahaha, sudahlah jangan menghindar terus cantik."

Kenzo lalu menggendongku di bahunya. Ia merebahkan ku di atas kasur tempatku di ikat.

"Aku mohon, jangan menyentuhku, aku akan melakukan apa pun demi kamu, bahkan jadi budak mu seumur hidup, tapi jangan menyentuhku, ku mohon."

Kenzo tidak mengindahkan kata sama sekali, dia malah menyuruhku untuk membuka baju yang ku kenakan.

"Buka bajumu, cepat! Aku sudah tak tahan."

"Cih..aku gak sudi ! Lebih baik kau bunuh aku sekarang juga Kenzo! Aku lebih baik mati dengan harga diri yang masih utuh, dari pada hidup dgn noda !"

Bentakku menggertak Kenzo, tapi dia malah tertawa terbahak-bahak dan mengeluarkan pistol dari lemari pakaiannya, jelas aku gemetar.

"Kau mau mati? Matilah, bahkan setelah kau matipun aku tetap bisa menikmati tubuhmu Bulan, hahaha"

Kenzo tertawa jahat sambil menodongkan pistol ke arahku. Aku pasrah, jika waktuku hanya sampai disini.

Dia berjalan perlahan ke arahku, aku tidak bisa berjalan lagi karena tubuhku yang sudah di sudut ruangan.

Dengan senyum liciknya pistolnya kini menyentuh dahiku, aku hanya bisa terpejam, Kenzo menghitung mundur, membuatku semakin menerima kematianku.

"3, 2, saaa...."

"Dooorrrrr !!!!"

Jantungku terasa berhenti berdetak, karena suara 'Dorrr' itu bukan dari pistol miliknya, melainkan dari mulut Kenzo, ternyata dia hanya mempermainkan ku.

"Hahaha, kau bernyali besar rupanya, lalu melemparkan pistolnya entah kemana,

Kau pikir aku laki-laki bodoh membiarkanmu mati begitu saja sebelum menikmati tubuh indahmu ini Bulan? Hahaha!"

Aku menangis, aku mendorong Kenzo sekuat tenaga karena dia mengurungku dalam pelukannya.

"Aku beri pilihan untukmu, serahkan tubuhmu, atau aku akan menyerahkan Ibumu ke polisi dan membusuk dipenjara, tidak itu saja bahkan aku bisa mencabik-cabik tubuh ibumu di depan matamu!! ayo pilih Bulan!!?"

Tekan Kenzo dengan wajah yg penuh amarah, semakin membuatku ingin segera menemui ajal ku, ini pilihan yg sulit, Jika aku memberikan kehormatanku, memang aku dan Ibu akan terus hidup, hanya saja aku hidup dengan rasa menyesal, namun Ibuku hidup dgn rasa bahagianya yang tanpa merasa salah.

Pilihanku sudah bulat, sejahat apapun Ibuku pernah mengorbankan nyawanya untuk melahirkan ku ke dunia ini. Kenzo terus menatapku dgn bringas.

"Jangan penjarakan Ibuku, atau membunuhnya, ku mohon."

Itu jawaban atas pilihan yg Kenzo berikan.

Kenzo tertawa karena merasa menang.

"Hahaha...aku akan penuhi itu, berarti sekarang..??"

Kenzo mendorongku ke atas kasur. Deru nafasnya yang penuh birahi begitu terdengar ditelingaku.

"Lepaskan bajumu!!".

Bentak Kenzo, aku hanya bisa menangis sambil meremas bajuku. Aku menggelengkan kepala.

'Plaakk!'

Tamparan tangan Kenzo mendarat di pipiku.

Aku tau siapa Kenzo, dia terkenal dengan kekejamannya dia tidak segan-segan akan menyiksaku lebih dari ini jika aku terus melawan.

Di ambil paksa kesucianku

Bulan di lempar di atas kasur yang empuk dan sangat mewah. Rasa benci dan dendam sudah mendarah daging di hati Bulan.

"Hai cantik, cepat lepaskan pakainmu atau aku akan lebih kejam dari ini !! Diam. Bulan masih diam tidak merespon Kenzo.

"Baik jika itu mau mu lebih baik, biar aku saja yang melepaskannya satu demi satu."

Kenzo dengan ganasnya membuka pakaianku, aku hanya bisa menangis. Kini tak sehelai benangpun yang menutupi tubuhku. Aku mengambil bantal dan memeluknya.

Kini giliran Kenzo, dia mulai membuka ikat pinggangnya.

"Teruslah menangis sayang, karena sebentar lagi kau akan merasakan nikmatnya surga dunia, hahaha."

Kenzo mulai merangkak ke atas tu***ku, aku hanya bisa menangis dan mengumpat laki-laki jelmaan iblis itu.

"Manusia gula, Kau adalah iblis berwajah manusia. Semoga Tuhan mengutuk mu!!! "

Namun umpatan ku tak membuat Kenzo mengurungkan niatnya untuk merebut kesucianku.

"Diam...jangan banyak omong kamu!! Jangan merusak kenikmatan ini."

Bentak Kenzo sambil kembali menutup mulutku dengan lakban.

Aku tak kuasa menghalau tubuhnya yang kini di atasku. Dia sangat bringas dan menyusuri setiap inci tubuhku dengan bibirnya. Memberikan tanda kepemilikannya di setiap tubuhku.

"Aaaaarrghhhh!"

Pekikku perih dalam hati.

Pusaka miliknya berhasil mengoyak mahkota yang selama ini ku jaga.

Terasa sakit...sekali, air mataku tak berhenti mengalir. Mengapa ini harus terjadi padaku? Kenapa aku yang harus menanggung atas dosa ibuku, jeritku dalam hati.

Kenzo semakin menggila dengan kenikmatan yang ia rasakan, hingga keringat membasahi seluruh tubuhnya.

Aku merasa jijik, terlebih bila ku lihat wajah tampan namun berhati iblis.

Kenzo semakin terhanyut dengan aksinya hingga badannya mengejang, dan sesuatu yang hangat menyembur dan mengalir pada rahimku.

"Cih...apa dia akan menanam benih kerahimku?? Bulan, kini kau sudah tidak suci lagi, apa yang kau banggakan dengan benih iblis ini."

Kenzo terlihat lemas, senyum kemenangan itu mengembang di wajah tampannya.

Dia melihat spreinya yang terkena darah kesucianku.

"Hhhmm, rupanya kau masih perawan, pantas saja sangat sulit untuk aku mengoyaknya. Dan aku sangat puas, haha..."

Aku membuka lakban yang menutup mulutku, kini aku tak mampu mengumpat Kenzo karenakan rasa sakit di area bawah dan hatiku. Aku menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhku. Air mata terus mengalir begitu saja. Kehormatan yang harusnya ku persembahkan untuk suamiku telah di renggut paksa oleh bajingan itu.

"Aku orang yang baikkan? Aku bukan iblis yang seperti kau katakan, aku memberikan kenikmatan yang kau rasakan. Ini juga bayaran mu yang setimpal."

Kenzo keluar dari kamarnya, namun sepertinya dia mengunci pintu itu agar aku tidak bisa melarikan diri.

Aku menangis sejadi-jadinya, aku merobek dan mengacak-ngacak uang yang berserakan di atas kasur.

"Aku sudah hancurr...!!"

Jeritku sekencang mungkin.

Setelah menyalurkan hasrat terlarang nya, Kenzo duduk santai sambil mengamati hewan peliharaannya. Tak lupa dia pun menikmati sebatang rokok dan menghisapnya.

Asapnya dia hembuskan mengepul ke udara. Batinnya merasa begitu tenang dan bahagia.

"Kenzo kau memang pria beruntung mendapatkan gadis itu."

Pujinya pada dirinya sendiri.

"Tak sia-sia aku menjebak Noni, dan sekarang aku mendapatkan mainan baru selamanya, haha..."

Ucapnya dengan rasa bangga sambil meneguk sebotol Vodka.

"Aku harus berterimakasih dengan wanita itu yang mau bekerja sama."

Dengus Kenzo yang merasa sangat puas.

"30 juta yang ku gelontorkan untuk wanita malam itu tak sia-sia, dia berhasil menjebak Noni tanpa jejak, dan Aku? Mendapat hadiah yang sangat menarik,

Lumayanlah untuk menemani malam ku yang dingin."

Malam yang begitu indah bagi Kenzo tapi tidak bagi Bulan, malam ini adalah malam terburuk sepanjang sisa hidup Bulan.

Bulan berteriak dan menangis sekencang-kencangnya. Meratapi nasib yang buruk ini. Kenzo yang tak punya hati tertawa terbahak terbahak melihat kehancuran ku.

"Kenzo!! Keluarkan aku dari sini!! Aku ingin pulang, Laki-laki gila! Apa kau tuli hhahh??!!"

Teriakku sambil menggedor pintu kamar yang dikunci rapat olehnya.

Suara ketokan pintu itu membuat kepalan tangan Kenzo membulat, diapun bangkit dari duduk santainya dengan wajah murka.

Kenzo membuka kunci pintu, dan mendorong pintu itu kuat sekali hingga aku terjatuh ke lantai.

"Kamu ingin pulang? Hahaha, sayangnya itu cuma mimpi bagimu, Ibumu bahkan tidak memperdulikan mu, terus kau pulang untuk siapa Bulan? Hahahaha!"

Tawa Kenzo begitu lepas, tidak ada rasa iba sedikitpun melihat keadaanku dengan sudut bibir yang membiru akibat tamparan keras Ibuku dan dirinya.

Aku ketakutan, tak berani bangkit bahkan bergeser posisi sedikit pun. Aku duduk sambil menggenggam kuat selimut yang membalut tubuh yang sudah di renggut harga dirinya oleh laki-laki gila seperti Kenzo.

Kenzo ikut duduk disebelah ku dengan gulungan tembakau yang masih dihisapnya, dan menghembuskan asapnya ke arahku, sontak aku langsung terbatuk.

"Kenzo, kau benar, tidak ada orang yang menanti kepulangan ku, maka dari itu, bunuh aku sekarang juga!!"

Ucapku lantang sambil menangis histeris.

Kenzo menatapku dengan tatapan sayu.

Dia membelai pipiku dan merapikan rambut hitam ku yang kusut.

"Untuk apa kau mati, jika kau mati tidak ada gunanya, lebih baik kau hidup Bulan, itu lebih berguna, dan akan aku berikan kenikmatan surga dunia setiap harinya."

Kenzo tersenyum, terlihat hasrat seorang prianya kembali menjalar ditubuhnya yang masih basah dengan keringat.

Dia mendorong kasar tubuhku ke lantai.

"Kau harus tetap hidup sayang agar dirimu lebih berguna!! Hahaha..."

Kenzo kembali melakukan aksi gilanya. Dia kembali menyentuhku padahal aku sudah teriak-teriak karena kesakitan. Dia seperti psikopat, rintihan sakit ku dia anggap irama yang menghiburnya.

"Hentikan!!! Sakit sekali...aku mohon kasihani aku...brengsek..."

Pekik Ku sama sekali tak di indahkan dirinya.

Kurang lebih setengah jam Kenzo olahraga nakalnya tubuhku, puncak kenikmatannya kembali ia rasakan, dan sesuatu yang hangat kembali mengalir hingga pahaku.

Jijik sekali ketika keringatnya menetes di badanku. Dia berdiri, tertawa menyaksikanku yang merintih sakit di bawah lantai.

"Kau...kau manusia kejam Kenzo. Kau binatang, iblis, harusnya kau tidak terlahir di dunia ini!!"

Umpat Ku dengan suara lirih.

Semakin keras dia tertawa sambil menengguk sebotol minuman keras. Dia juga menyodorkan minuman beralkohol itu ke mulutku dengan paksa.

"Ayo minumlah Bulan, kau pasti haus dan lelahkan, ini tu sangat nikmat."

Ucapnya sambil me****ku.

Aku langsung menyemburkan minuman haram itu ke wajahnya yang tampan namun mengerikan.

'Buurrrrffff....

Kenzo menyeka wajahnya yang ku sembur, sorot matanya menunjukkan kebencian padaku.

Dia langsung memegang ipiku hingga bibirku yang terluka tertekan.

"Aaawhhh"

Rintihku tak berdaya.

"Dasar wanita sialan! Di mataku wanita sepertimu itu tidak berharga! Hahaha, kau dan yang lainnya hanya pantas menjadi tempat olahraga ku saja!!"

Kenzo semakin kencang memegang daguku, aku sama sekali tidak takut terhadapnya, justru aku sengaja membuatnya semakin emosi agar dia lekas membunuhku, hingga aku damai dan tak menderita seperti ini.

"Cuihhhhhhh..."

Aku meludah ke arah Kenzo.

"Aku seorang wanita, kau pun lahir dari seorang wanita, kau menyakiti wanita, sama saja kau menyakiti Ibumu sendiri Kenzo!! "

Ucapku lemas. Kenzo semakin terengah nafasnya karena emosi, dia berteriak keras sambil meninju lantai yang hanya berjarak 5 Cm dari wajahku, aku sempat memejamkan mata karena aku mengira dia akan memukulku.

"Aaaaaarrrrghhh!!!"

"Jangan banyak bicara kau wanita menyebalkan! Dan jangan sekali-kali kau bicara tentang Ibuku! Dia dan perempuan sepertimu hanya menjadi sampah tak berharga.

Kenzo lalu meninggalkanku di kamar, dia membanting pintu dengan kuat.

"Bisa-bisanya dia menyebut tentang wanita jahat itu Ibuku!! "

Kenzo menjambak rambutnya sendiri sambil teriak sekencang mungkin.

"Aaaaarrrrrghh, karena kau lah aku menjadi bajingan seperti ini Wanita jahat!!!"

Itulah yang kudengar, saat itu aku belum mengetahui apa yg menyebabkan Kenzo sangat membenci Ibunya. Tapi aku tak peduli bagiku Kenzo adalah iblis yang kejam.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!