...Perkenalkan namaku Fatimah Az-Zahra dan biasa di panggil Zahra umurku 18 tahun dan sebentar lagi aku akan lulus sekolah SMA. ...
...Setiap hariku diwarnai oleh hinaan,cacian,serta bulian yang setiap hari aku dapatkan entah di rumah para tetangga maupun di sekolahku....
... Aku berasal dari keluarga yang sangat sederhana keluarga yang penuh kehangatan, ayah dan ibuku mempunyai usaha laundry an kecil-kecilan,yang setiap hari hanya cukup untuk biaya makan kita sekeluarga sehari-hari aku dan juga adiku, adiku bernama Theo dan inilah awal kisah ku di mulai....
tok...
tok...
tok...
Pintu kamar di ketuk dari luar.
" Zahra bangun sudah siang nak" panggil bu Fatma kepada Zahra di balik pintu kamar yang masih tertutup rapat itu.
Ya yang mengetuk pintu kamar ku adalah ibu, dia seseorang yang selalu menyayangi kedua anaknya.
" iya bu sebentar, memang sekarang jam berapa bu " tanya Zahra yang masih berada di dalam kamar.
'' hampir jam setengah tujuh nak " jawab bu Fatma.
"astaga iya bu Zahra bangun" sahut nya
dengan gerakan cepat gadis yang masih berada di dalam kamar itu segera keluar.
" cepat sayang kamu segera mandi nanti kamu bisa kesiangan nak " ucap bu Fatma sambil menyiapkan sarapan paginya di meja makan.
" ya ibuku tersayang " ucap Zahra sambil mencium pipi sang ibu.
Akhirnya dengan tergesa - gesa gadis delapan belas tahun berparas cantik itu segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
sesaat setelah selesai dengan ritual mandinya.
Dengan kecepatan kilatnya Zahra telah selesai mengganti seragam sekolah milik nya saat ini.
Dan kini Zahra telah keluar dari dalam kamarnya, kemudian segera berpamitan menuju meja makan kepada Fatma.
" ibu Zahra berangkat dulu ya dada ibu " ucap Zahra sambil melambaikan tangannya serta mengunyah sehelai roti yang ia ambil di atas meja makan.
"tidak sarapan dulu nak ini ibu buatkan nasi goreng kesukaan kamu sama adik kamu" sahut bu Fatma sambil mencuci peralatan masak yang baru saja ia pakai.
" tidak usah bu, Zahra takut telat " ucap Zahra sambil berlari ke luar rumah untuk mengambil sepedanya yang tergeletak di sana,
kemudian bergegas untuk segera berangkat ke sekolahnya karena memang sudah siang dan Zahra takut ketelatan.
Sedangkan bu Fatma masih setia di meja makan, menunggu anak laki-laki nya untuk sarapan pagi bersama di sana.
" kebiasaan sekali anak itu selalu seperti itu anak kamu tuh yah" ucap bu Fatma kepada suaminya yaitu pak Anwar yang tak lain adalah ayah Zahra.
Wanita paruh baya itu berucap dengan dirinya yang sedikit melirik ke arah sang suami, sambil menggeleng-gelengkan kepala nya pelan
" ya bu.....itu kan anak ibu juga bagaimana sih ibu " jawab pak Anwar
sambil melirik ke arah sang istri dan sedikit memanyunkan bibirnya pada bu Fatma.
"iya yah ibu hanya bercanda" sahut bu Fatma sambil senyum senyum pada suaminya.
"yah semoga anak-anak kita kelak menjadi anak yang sukses ya tidak seperti kita " ucap bu Fatma lagi kepada sang suami.
" iya bu ayah juga berdoa supaya anak-anak hidupnya kelak enak tidak seperti kita saat ini hidup serba pas-pasan " jawab pak Anwar yang masih setia menunggu anak laki-laki nya untuk sarapan di meja makan.
Tak beberapa lama kemudian Theo muncul dari belakang kursi sang ayah yang tengah mengobrol dengan sang ibu.
" ayah, ibu aku dan kak Zahra senang kok hidup seperti ini kita bahagia meskipun kita hidup pas-pasan " ucap Theo di sela-sela perbincangan mereka sebelum memulai sarapannya.
"kamu yang rajin ya Theo tiru kakak kamu itu Zahra meskipun dia tidak terlalu pintar, tapi dia selalu semangat dalam mencari ilmu,kita tidak perlu dengarkan omongan orang-orang nak" ucap pak Anwar kepada anak laki-lakinya.
"ya yah aku pasti semangat seperti kak Zahra" jawab Theo sambil mengacungkan jempol tangannya.
Ketika semangatnya meronta- ronta saat dirinya disamakan dengan sang kakak yaitu Zahra,
Dan saat ini ketiganya pun akhirnya sarapan pagi bersama serta diwarnai canda tawa di meja makan.
Sementara di lain tempat Zahra mengayuh sepedanya dengan sangat cepat, karena gadis berparas cantik itu takut gerbang sekolah sampai ditutup oleh satpam di sekolahnya.
karena jarak antara sekolah dan rumahnya sedikit jauh membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk sampai di sana,
dengan kecepatan sonicnya Zahra akhirnya sampai di sekolah.
Ting
Ting
Ting
bunyi bel sekolah mulai terdengar.
Untung saja aku sudah sampai, bel sekolah baru saja sudah berbunyi,hah.....begini ya jadi orang yang tidak punya apa-apa, pergi ke sekolah naiknya sepeda kecil seperti ini.
maklumlah sekolahku kan sekolah mewah sekolah anak orang kaya semua, sepertinya hanya aku saja yang bisa masuk ke sini karena beasiswa, yah meskipun dapat beasiswanya dengan cara yang sangat sulit hahaha... Zahra terus bermonolog sendiri.
Dengan dirinya yang kini tengah menuntun
sepeda mini dari halaman sekolah menuju ke arah parkiran.
sesekali Zahra mentertawakan dirinya sendiri karena begitu menyedihkan menurutnya.
anak-anak lainya diantar mobil-mobil mewah nasib memang nasib,tapi aku bersyukur karena aku masuk sekolah ini karena
kemampuanku bukan karena uang, seperti mereka yang suka membuli aku setiap hari dan sekarang aku hampir lulus,
ahhh...senangnya gumam Zahra dalam hatinya.
Zahra senyum-senyum sendiri ditengah lamunannya karena sedikit merasa berbahagia, dan kemudian seketika lamunan nya buyar setelah mendengar suara yang memanggilnya dengan begitu nyaringnya, ya suara itu adalah milik Erina.
" hey Zahra gadis miskin untuk apa kamu senyum-senyum sendiri, kamu sedang menghayal bisa mendapat laki-laki kaya yang di antar pakai mobil kan, dasar murahan muka cantik tapi aslinya murahan " ucap Erina yang tak lain adalah teman sekolah Zahra.
Erina adalah salah satu gadis yang sering membuli Zahra di sekolah,alias teman satu kelasnya dia adalah anak dari orang kaya urutan kedua di Indonesia.
" ihh ada apa sih kamu Erin " balas Zahra yang merasa tak pernah membuat salah pada temannya yang ia anggapnya sombong itu.
" awas kamu ya nanti akan aku kerjain " jawab Erina sambil bersungut-sungut.
kemudian meninggalkan Zahra dan menghampiri lelaki tampan yang lewat tak jauh dari tempatnya sekarang ini.
" Hen... Hendra kamu baru datang ya, biasanya bawah mobil sendiri " ucap Erina sambil merangkul tangan Hendra.
sedangkan yang di rangkul merasa sangat risih dengan kelakuan Erina.
" ih...kenapa kamu jadi wanita terlalu murahan sekali sih " ucap Hendra tiba tiba sambil berusaha melepas tangan Erina dari pergelangan tangannya saat ini.
Hendra adalah salah satu teman Zahra, dan juga suka bersikap jahat kepada Zahra.
ya dia adalah Hendra Sinaga anak ke kedua dari konglomerat terkaya di indonesia Brandon Sinaga.
Dan sekolah yang saat ini ia duduki adalah sekolahan milik orang tuanya sendiri.
"Hendra kenapa kamu seperti ini padaku" ucap Erina lagi yang merasa sangat kesal kepada Hendra, lelaki yang sangat ia kagumi di sekolah nya.
Hendra tetap tak menghiraukan si Erin itu dan kemudian Hendra langsung meninggalkan Erina yang masih merasa kesal,karena merasa tak dianggap keberadaanya oleh Hendra.
padahal selama ini Erina menyukai hendra, tetapi perasaanya selalu tak terbalaskan, selalu bertepuk sebelah tangan.
pasalnya Hendra tak memiliki perasaan apapun kepada Erina meskipun mereka dekat tapi sebagai teman biasa.
semua murid pun memasuki kelasnya masing-masing, begitupun dengan Zahra yang mengikuti semua mata pelajaran di kelasnya,
Tak sedikit teman yang sering membuli gadis berparas ayu itu, dan terang -terangan menghinanya di depan matanya, bahkan setiap harinya pun tak luput Zahra dikerjai oleh teman-temanya satu kelas.
Disisi lain teman Zahra yang bernama Erina kini tengah berbisik-bisik dengan tiga teman se
gengnya bernama Erina,Wati, dan Rani mereka semua sungguh sangat membenci Zahra.
Alasan yang pasti mereka membenci Zahra karena Zahra adalah sosok gadis yang lebih cantik tentunya dari ketiganya, bahkan lebih pintar karena ketiga gadis itu sangat takut tersaingi.
Ya Zahra di buli karena dia adalah anak seorang yang miskin maklumlah sekolahan Zahra saat ini kan sekolah elit.
Tak luput teman perempuan bahkan teman laki-lakinya pun yang bernama Hendra dan satu gengnya mereka juga sering membulinya.
Mereka mengira bahwa Zahra bersekolah di sekolahan elit hanyalah untuk mencari pria kaya, ya mereka berfikir seperti itu kepada Zahra karena hasutan dari Erina yang tidak pernah menyukainya itu.
Memang dari sekian laki-laki di sekolahnya sangat banyak yang menyukai gadis bemata bulat tersebut,
dan bahkan setiap harinya Zahra selalu menerima kiriman bunga dari para penggemar rahasianya, yang tak berani menunjukkan jati dirinya.
Karena memang semua teman teman di sekolahnya takut oleh ancaman geng Erina.
Maklum Erina adalah salah satu murid berpengaruh dan juga karena ia berasal dari keluarga yang sangat kaya raya disekolah nya, bisa di bilang sih sekolah para anak Sultan ya 😄😄.
Sesaat kemudian.
bel sekolah pun berbunyi
ting..
ting..
menandakan waktu jam istirahat sekolah telah tiba.
" ahhh....akhirnya sudah jam istirahat yuk teman-teman kita ke kantin sekolah, ada sesuatu hal yang aku kasih tau kepada kalian " ucap Erina kepada dua temannya yang tak lain adalah Wati dan Rani.
" kasih tau apa" jawab Wati yang masih menatap manik hitam milik Erina.
" kamu membuat ku penasaran saja" jawab Rani yang sedikit memajukan sedikit tubuhnya saat ini.
" ada dong pasti kalian suka kepada rencana yang aku buat saat ini " jawab Erina lagi kepada dua temanya yang mulai penasaran.
" rencana apa sih " sahut Rani.
" sudah kalian ikut denganku saja, ke kantin gampang bukan " jawab Erina sambil berjalan mendahului kedua temannya menuju kantin sekolah.
" sudahlah kita ikut saja apa kata Erina, kita pergi ke kantin pasti Erina yang membayar semuanya "
ucap kedua teman Erina yang masih setia mengikuti erina dari belakang itu.
" kalau itu masalah gampang "sahut Erina yang merasa jadi bos di antara kedua temanya tersebut, dan akhirnya Rani dan Wati mengikuti Erina ketua geng yang sedikit sombong itu.
meskipun mereka sama sama kaya tetapi mereka selalu mengandalkan Erina karena dia
adalah ketua geng.
mereka bertiga berjalan menuju kantin dengan gayanya yang seperti model dan kemayu nya itu.
sesaat kemudian akhirnya mereka sampai di kantin.
" sudah sana,kalian mau pesan yang mana aku yang akan membayarnya " ucap Erina dengan nada sombongnya.
" yes,..bos baik sekali " ucap kedua temanya.
" baiklah sekarang aku yang akan memesannya" sahut Rani kepada Erina dan Wati yang saat ini sudah duduk di bangku kantin.
"sekarang aku mau membahas tentang rencana yang aku buat Wat " ucap Erina kepada Wati yang sedari tadi sudah siap menyimak rencana yang akan dibuat oleh Erina itu, sedangkan Rani sibuk dengan menu pesanannya saat ini.
" aku akan mendengarkan mu cerita saja aku akan mendengarnya" jawab Wati dengan santainya.
" aku punya rencana bagaimana sehabis kita makan kau langsung ke parkiran dengan Rani, setelah itu kau kempesi ban sepeda milik Zahra, kemudian sehabis itu kau robek-robek pakai cutter ban sepedanya bagaimana, setelah itu aku langsung pergi ke kelas untuk mengambil langsung dompetnya yang berada di dalam tas miliknya, kemudian aku akan membuang dompetnya supaya dia pulangnya tetap jalan kaki " jelas Erina tentang rencananya itu kepada Wati.
" bagus juga rencana kamu Erin aku setuju kapan lagi kita mengerjai dia,
sebentar lagi kan kita sudah lulus ya kan " jawab Wati sambil tersenyum jahat.
" sip.....aku suka gayamu, sebentar lagi kau beritahu kepada Rani tentang rencana ini, aku lelah jika harus membahas rencana ini untuk kedua kalinya, karena Rani sedikit lemot " ucap Erina kemudian.
" ya, ...sebentar lagi aku akan bicara kepadanya, jangan seperti itu dia kan teman kita juga hahaha " ucap Wati sambil tertawa di sela-sela pembicaraannya bersama Erina.
sedangkan orangnya yang di sebutkan namanya kini telah datang.
'' makanan sudah datang " ucap Rani yang sedari tadi sibuk dengan makanan yang dipesannya itu.
" Wati jangan lupa yang tadi aku bicarakan, jangan lupa kau sampaikan kepada Rani mengerti " ucap Erina kepada temannya Wati, dan Wati pun mengacungkan jempolnya yang berarti siap dengan dirinya yang di perintah oleh si Erina.
Dan ketiganya pun mulai memakan makanan yang mereka pesan, dan setelah acara makan selesai mereka mulai menjalankan aksinya masing masing,Erina pergi ke kelas sedangkan Rani dan Wati pergi ke arah parkiran.
" oke kalian siap " tanya Erina kepada dua temanya itu,
sedangkan Wati dan Rani mengacungkan jempolnya pertanda mereka siap melakukan
tugasnya, keduanya kini berjalan menuju parkiran seolah olah mereka tak melakukan
apa - apa dengan berjalan sesantai mungkin
supaya tidak ada yang mencurigai mereka.
" Ayo kita kempesi sekarang ban sepedanya Ran, rasakan kamu Zahra memang enak " ucap Wati sambil enampilkan senyum
jahatnya.
" sekarang bagian kamu Rani ayo robek ban sepedanya pakai cutter " ucap Wati lagi.
" ok sip aku akan melakukannya, kau lihat kanan kiri ya siapa tau ada orang yang melihat kita "
sreeeeetttt
sreeeeettttt
bunyi cutter yang merobek ban sepeda Zahra saat ini.
" Rasakan kamu Zahra memangnya enak, ayo Wat tugasnya sudah selesai yuk kita masuk ke kelas " ajak Rani kepada Wati setelah pekerjaannya telah selesai.
Wati dan Rani kini berjalan meninggalkan area parkir dengan senyum seringai jahatnya menuju kelas, karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.
sementara di tempat lain.
Erina melakukan tugasnya yaitu mengambil dompet di dalam tas milik Zahra yang Zahra tinggal di dalam kelas.
Zahra memang tidak pernah membawa tasnya diwaktu istirahat dia hanya mengambil bekalnya, dan akan di bawanya ke perpustakaan jika dia membawa bekal ke sekolah, setelah Erina berhasil mengambil dompet milik Zahra kemudian ia membuangnya ke dalam tempat sampah.
" akhirnya selesai, kasihan sekali kamu Zahra hahahaha..." ucap Erina yang kini merasa begitu bangganya telah mengerjai teman sekelasnya tersebut.
ting
ting
bel sekolah pun kini telah berbunyi menandakan jam istirahat telah selesai,
sedangkan Zahra kini sudah selesai membaca bukunya perpustakaannya,kemudian ia berjalan menuju kelasnya.
untuk apa Erina senyum-senyum ya sepertinya perasaan aku tidak enak gumam Zahra dalam hati.
Zahra bergumam ketika dirinya kini tengah berpapasan dengan Erina.
kapan lagi aku bisa mengerjai kamu Zahra hahaha... rasain kamu gumam Erina dalam hatinya.
Erina juga bergumam ketika dirinya berpapasan dengan Zahra,karena saat ini dirinya merasa lega telah mengerjai seseorang yang sangat ia benci itu.
" bagaimana pekerjaan kamu Ran, Wati bereskan " ucap Erina ketika sesampainya di dalam kelas.
Rani dan Wati pun mengacungkan ke dua jempol nya pertanda mereka sudah menyelesaikan tugasnya.
Kini pelajaran pun berlanjut seperti biasanya detik berganti menit menit pun berganti, dan waktu terus berputar jam pun kini telah menunjukan jam 1 siang
dan sesaat kemudian
akhirnya bel sekolah pun berbunyi menandakan waktu pembelajaran telah selesai dan waktunya untuk pulang sekolah telah tiba.
ting
ting
ting
yeeehhh. . .waktunya pulang
teriak semua murid begitupun dengan Zahra,
akhirnya semua murid mulai berhamburan untuk pulang ke rumah masing masing, ada juga yang menunggu jemputan, dan ada juga yang membawa kendaraan beroda empat sendiri,biasa sekolah elit tak ada yang memakai sepeda, hanya Zahra saja yang membawa sepeda kecil untuk ke sekolah sungguh kasihan sekali si Zahra.
Kini Zahra tengah berjalan menuju parkiran, dirinya terdiam sejenak memandangi sepedanya yang sudah tidak layak pakai itu, di lihatnya ban sepeda miliknya yang
sudah robek-robek mungkin sudah tak bisa digunakan lagi.
ya Allah kenapa selalu seperti apa mungkin hidupku tak akan pernah ada kebahagiaan sama sekali, kenapa teman temanku selalu jahat padaku apa salahku sebenarnya pada mereka gumam Zahra dalam hatinya
Zahra termenung dan terdiam sesaat, ketika teman-temannya mentertawakan dirinya saat ini di parkiran sekolah.
perlahan Zahra menuntun sepeda miliknya yang sudah rusak tak layak pakai itu, dan dari arah kejauhan ada beberapa gadis di dalam sebuah mobil yang juga mentertawakan dirinya saat ini.
siapa lagi kalau bukan si Erina dan gengnya, ke tiga wanita itu terus tertawa hingga terdengar di telinga Zahra saking kerasnya.
Oh ini ulah kalian kan,pantas tadi aku berpapasan dengan si Erina di taman
sekolah dia senyum-senyum tak jelas kepadaku,
ya Allah apa salah ku padanya, kenapa mereka benci sekali kepadaku Zahra terus bergumam sendiri.
Tak ada seorangpun yang berniat menolong Zahra, perlahan gadis cantik itu menuntun sepedanya hingga gerbang sekolah,
dan kemudian di lihatnya teman satu kelasnya yaitu Hendra yang sepertinya tengah menunggu jemputan saat ini.
itu sepertinya Hendra pasti dia menunggu jemputan, ah....sudahlah apa hubungannya dengan ku monolog Zahra.
Dan setelah itu Zahra kembali menuntun sepeda kecilnya yang sudah tak layak pakai itu, tanpa menghiraukan kanan kirinya karena percuma juga seandainya dia menoleh.
kanan dan kirinya pun juga tidak akan ada yang berniat membantunya.
Maka dari itu Zahra memilih terus melanjutkan langkahnya sambil menuntun sepedanya walaupun ban sepeda miliknya itu sudah rusak.
tak beberapa lama langkah Zahra terhenti karena dirinya merasa seperti mendengar seseorang memanggil namanya.
" Za tunggu Za " panggil seseorang itu.
ya suara itu adalah suara si Hendra, Zahra pun menoleh dan benar saja ternyata yang memanggilnya adalah Hendra.
" ada apa....apa kamu mau mentertawakan aku juga seperti yang lainya silahkan jika itu membuatmu puas " ucap Zahra sambil dirinya mengingat Hendra adalah salah satu dari mereka yang suka menjahilinya di sekolah.
" siapa yang melakukan ini Za " jawab Bima kepada Zahra yang memang dirinya tidak tau apa-apa tentang semua ini.
" kamu tidak usah berpura-pura Hen aku sudah tau semuanya " sahut Zahra sambil terus mengingat kekesalannya itu.
" tapi memang aku tidak tau Za, mungkin selama ini aku salah sama kamu bahkan sering menjahili,membuli kamu bersama teman teman ku, aku minta maaf sekarang aku sudah tau sebenarnya kamu adalah wanita baik-baik.
tidak seperti yang Erina bilang kamu beginilah begitulah yang tidak pernah terbukti kebenarannya selama ini, maafkan aku Za atas semua yang aku lakukan sama kamu " jelas Hendra panjang lebar kepada gadis cantik di hadapannya saat ini itu.
Ya memang Hendra merasa bersalah selama ini setelah dirinya sering berbuat jahat kepada Zahra, padahal di lubuk hatinya paling dalam Hendra mempunyai sedikit perasaan kepada Zahra yang tidak pernah ia ungkapkan selama ini.
" sudahlah Hen lupakan semuanya aku sudah memaafkan kamu kok tapi jangan kamu ulangi lagi " ucap Zahra sesekali menampilkan senyum manisnya kepada Hendra.
" ya Za aku tak akan mengulanginya lagi perbuatan ku sama kamu, dan terima kasih kamu sudah memaafkan aku Za sekarang kita berteman kan Za " jawab Hendra yang seperti nya bersungguh-sungguh.
"ya baiklah mulai sekarang kita berteman, tapi janji kamu jangan jahat lagi '' sahut Zahra sambil menampilkan senyumnya kembali kepada Hendra
" iya Za aku beneran akan akan berubah" ucap Hendra kemudian.
ya Tuhan sebegitu gampangnya Zahra memaafkan aku, padahal aku banyak sekali salah sama dia selama ini, kenapa dia polos sekali ya, mudah sekali memaafkan seseorang, ternyata selama ini aku salah menilai nya, maafkan aku za aku janji tidak akan pernah menyia nyiakan seseorang seperti kamu gumam Hendra dalam hatinya.
" hei...kenapa kamu bengong Hen " ucap Zahra karena sedari tadi melihat Hendra bengong entah apa yang ada di pikiranya saat ini.
" Ehh,iya Za aku jadi ngelamun nih, aku bantu kamu ya, sepeda kamu kan sudah tak layak pakai bagaimana bisa kamu pulangnya Za kalau begini " ucap Hendra sambil sesekali melihat sepeda Zahra yang memang sudah tak tak layak pakai itu.
" sudah hen tidak apa rumah aku tak begitu jauh kok " jawab Zahra sambil mengeluarkan senyum manisnya dengan dirinya yang tetap menolak pertolongan Hendra.
" beneran Za aku mau bantuin kamu" sahut Hendra lagi yang memang benar-benar tulus berniat membantunya itu.
" iya benar sudah kamu ke sana saja Hen, kamu kan lagi nunggu jemputan '' sahut Zahra lagi - lagi menolak Hendra.
" ya sih Za, beneran nih kamu tidak kesusahan bawa sepedanya Za" sahut Hendra yang masih ngotot ingin membantu gadis yang sebenarnya dia sukai itu.
" Iya hen sudah kamu ke sana saja kalau jemputan kamu datang, terus enak - enakan ngobrol di sini sama aku dikira kamu kemana-mana lagi sama supir kamu " jelas Zahra
" ya sudah hati-hati ya " ucap Hendra sambil menampilkan senyumnya kepada Zahra.
astaga kenapa dia sangat cantik ya jika dipandang dari dekat seperti ini kemana saja aku selama ini gumam Hendra dalam hatinya.
Hendra bergumam dengan dirinya yang terus bengong menatap Zahra kemudian sesaat kemudian dia tersadar dari lamunannya itu.
" iya Hen, ya sudah aku pulang duluan ya " sahut Zahra kemudian melanjutkan langkahnya meninggalkan Hendra.
" he’em " ucap Hendra sambil mengangguk anggukan kepalanya memandang kepergian Zahra yang semakin menjauh .
tak beberapa lama kemudian
Hendra masih tetap menunggu jemputan nya yang tak kunjung datang itu.
kenapa jemputan nya lama sekali sih monolog Hendra sambil memanyunkan bibirnya menunggu jemputan yang tak kunjung datang itu.
sedangkan ditempat lain,
Zahra yang terus menuntun sepedanya dan ia sedikit mengeluh karena teriknya sinar matahari yang begitu panas siang ini,
ah...sebaiknya aku berhenti sebentar aku sangat haus panas sekali hari ini monolog Zahra.
Dan Zahra kini mulai membuka tasnya untuk mencari dompetnya di dalam sana.
kemana Dompetku sial sekali hari ini aku harus bagaimana aku sangat haus monolog Zahra lagi yang merasa kesal pada dirinya sendiri saat ini.
sambil dirinya yang menghentak hentakan kakinya ke aspal, karena saking kesalnya dia hari ini merasa penuh kesialan,
Dan akhirnya Zahra pun tetap melanjutkan langkahnya untuk pulangnya sambil menuntun sepedanya,meskipun rasa hausnya tak bisa ia pungkiri lagi karena siang itu matahari memang begitu terik sepertinya panas tidak seperti hari hari biasanya.
sedangkan dari arah yang berlawanan tepatnya di perempatan lampu merah ada seseorang yang sedari tadi memandangi Zahra dari arah kejauhan,tepatnya di lampu merah.
ya dia adalah sosok laki-laki tampan tubuhnya yang sangat atletis bak model mata yang sipit hidungnya yang mancung dan bibirnya yang tipis serta kaya raya idaman para wanita.
Siapa lagi kalau bukan pewaris utama perusahaan terbesar, perusahaan raksasa yang mempunyai banyak anak cabang terbesar di Asia bergerak di segala bidang,ya perusahaan itu adalah SINAGA GROUP dan pewaris pertamanya adalah :
1.Madan Bima Sinaga berusia 29 th pengusaha termuda yang sangat sukses dia putra pertama dari pasangan Brandon Sinaga dan Alisya,
2.Hendra Sinaga berusia 18 th masih berstatus mahasiswa putra kedua dari pasangan Brandon Sinaga dan Alisya,( mereka adalah pasangan konglomerat yang sama-sama sukses di bidangnya).
ada apa dengan gadis itu kenapa dia menghentak hentakan kakinya ke aspal,dia terlihat begitu cantik meskipun kelihatan seperti nya lagi kesal dan ada masalah, dan dia marah-marah pada dirinya sendiri gumam Bima dalam hatinya.
Bima terus saja memandanginya dari kejauhan sambil menunggu lampu hijau menyala,
Bima tersenyum sendiri melihat tingkah gadis yang menggemaskan menurutnya itu gadis belia yang ada di depannya yang tidak begitu jauh itu.
tunggu sebentar seragam yang dipakai gadis itu kan seragam yang sama seperti milik Hendra Ya-ya-ya-ya aku tau sekarang apa yang harus aku lakukan sepertinya aku sangat tertarik pada gadis ini hahahaha....
apa yang aku lakukan, apa aku sudah tidak waras, sekali memandangi gadis belia seperti dia dan aku langsung tertarik pada pandangan pertama gumam Bima dalam hatinya lagi dan lagi.
Kemudian lampu hijau pun menyala mobil yang di tumpangi Bima pun mulai melaju dengan kecepatan sedang, Bima tetap saja memandangi gadis yang ada di samping arah berlawanan itu yang terus menuntun sepeda kecilnya.
gadis ini sangat cantik meskipun aku melihatnya tidak begitu dekat dengannya, oh ternyata dia menuntun sepedanya karena ban sepeda miliknya itu kempes dan robek, tapi kenapa bisa padahal disekolah Hendra adalah sekolahan elit kenapa dia membawa sepeda Bima terus bergumam dalam hatinya
seperti ada tanya di dalamnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!