"Nabila! kamu dipanggil Kepala sekolah diruangannya" Ucap seorang guru yang sedang megajarnya saat ini
"I..iya pak"
"Eh ada apa Bil? Gak biasanya kepala sekolah memanggil, apa lo bikin kesalahan??" tanya Anna dia adalah teman dekat Nabila
"Gue juga gak mengerti?, Do'ain ya? Semoga semua baik-baik aja" Nabila berdiri dan berjalan menuju ruangan kepala sekolah
tok tok
Ada apa ya? Kok aku jadi gelisah gini
"Iya silahkan masuk" Terdengar suara dari dalam ruangan itu, Dengan rasa takut perlahan Nabila membuka pintunya lalu dia pun masuk.
"Pagi Pak.. Apa bapak memanggil saya?" tanya nabila dengan sopan
Didalam ruangan itu bukan hanya kepala sekolah saja, Ternyata ada Mira dan Amir juga. mereka adalah sahabat sekaligus Bos Papahnya Nabila
"Lho.. Om, Tante, Kok bisa ada disini?" Nabila menghampiri mereka dan mencium punggung tangannya. Nabila sangat bingung apa yang terjadi? kenapa tiba-tiba ada Amir dan Mira di sekolah nya?, dan juga kenapa ada kesedihan di wajah kedua orang tersebut?
"Kemarilah Nak! Kamu duduk dulu.. Om akan menjelaskannya" Menepuk kursi diantara Amir dan Mira agar dia duduk ditengah-tengah mereka
Nabila pun duduk sesuai perintah Amir, Dengan sejuta pertanyaan yang masih bersarang di otaknya
Kenapa? Ada apa? Kenapa ruangan ini jadi menakutkan seperti ruang sidang sih.. Dan ini kenapa Tante Mira menangis? sebenarnya ada apa?
"Begini nak Bila,,, Sekarang Papah, Mamah kamu ada dirumah sakit" Ucap Amir
Nabila terkejut tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan. Sementara itu Mira langsung memeluk tubuh Nabila dengan hangat. Dia tidak ingin Nabila Syok dengan kabar buruk yang baru saja dibawanya
"Apa? Tapi kenapa?"
Baru saja pagi ini kedua orangtuanya mengantarnya kesekolah tapi sekarang malah sudah mendapatkan berita buruk
"Iya sayang. Papah, Mamah kamu kecelakaan waktu mereka berjalan menuju bandara" Mira menjelaskan dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya
Orang tua Nabila, Harun dan Ayu mengalami kecelakaan diperjalanan menuju bandara. Ayu mengantar Harun yang ingin terbang kekota karena ada tugas dari dari Amir, Mengecek proyek yang mereka bangun untuk Hotel berbintang nantinya
"Papah!!... Mamah!!" Nabil menangis "Aku mau kerumah sakit Om..Tante?" Memohon pada Amir dan Mira
"Ayo nak kita kesana sekarang" Ucap Amir
Mereka berpamitan pada kepala sekolah, Dan secepatnya menuju ruamah sakit, Diperjalanan Nabila terus menangis. Di tidak bisa membayangkan hal buruk terjadi kepada orang tuanya nanti, Dia tidak memiliki siapa-sipa lagi karena dia hanya anak tunggal dari Harun dan Ayu..
*R**umah sakit*
"Mamah...Papah..!!" Dengan isak tangis Nabila memeluk Ayu dan Harun bergantian, Karena kebetulan tempat tidur mereka bersebelahan, Amir dan Mira tak kuasa melihat kemalangn gadis kecil itu diatas tubuh kedua orang yang masih belum sadar
"Nabila sayang.. Sudah Nak sini sama Tante, Biar ayah ibu kamu siuman dulu baru kita kesini lagi. Kita tunggu diluar ya?" sambil memeluk Nabila. Mira membantunya untuk berdiri
"Bila.. anak Papah" Suara serak keluar dari bibir Harun yang Lebih dulu sadarkan diri
"Papah, Papah udah sadar? Aku takut papa kenapa-napa" Nabila langaung memeluknya
"Sayang Papah gak apa-apa, Sudah jangan nangis" Mengusap ujung kepala Nabila
" Tapi mamah belum bangun.. Aku gak mau mamah tidur lama-lama... Ayo pah bangunin mamah" Merengek seperti anak kecil..
melihat keadaan Harun yang menghawatirkan, Mira berusaha mengangkat Nabila yang masih memeluk papahnya
"Nabila jangan seperti ini. Papah kamu butuh istirahat.. Mari nak Dokter akan memeriksanya, Kita tunggu diluar ya?" Mira membawanya keluar sedangkan Amir masih setia menunggu sahabatnya itu didalam.. Dia ingin memastikan keadaan Harun dan Ayu baik-baik saja
Ayu yang tiba-tiba sesak, Tidak dapat bernapas, Dia memang lebih kritis dari Harun karena Ayu mengalami pendarahan di otak sehingga dia tidak bisa bertahan lebih lama lagi
"Kondisinya semakin buruk, Maaf kami tidak bisa menolong nyonya Ayu" Ucap Dokter
Amir berusaha menenangkan Harun yang terus mencoba mengatur napasnya, Syok karena melihat wanita yang selalu berada disampingnya kini harus lebih dulu pergi meninggalkannya
"Pak Harun tenanglah, Ingat Nabila... Dia akan sangat terpukul melihatmu seperti ini" Ucap Amir
Dokter pun segera menyuntikan obat penenang ditangan Harun, Agar dia bisa lebih tenang sedikit atas ujian yang dihadapinya saat ini bersama Nabila
dan tanpa menunggu lama lagi akhirnya diapun terlelap..
Nabila sangat terpukul dengan berita duka yang disampaikan Dokter tentang kondisi Ayu, Diapun berlari masuk ruangan yang sudah tergeletak tubuh mamahnya tak berdaya. Kehancuran batin Nabila tak bisa menahan kesedihannya sehingga dia menagis sejadi-jadinya di samping jenazah Ayu
"Mamah jangan pergi aku mohon.. Aku butuh Mamah.. Lihatlah Papah.. Siapa yang merawat kita berdua kalau mamah gak ada, maahh please bangun!!.. kasihanilah aku, kasihani kita berdua" Nabila terus menangis
"Sudah Nak Sudah, Kamu harus ikhlas ini sudah jadi kehendak tuhan jangan seperti ini sayang.. Liat papahmu dia butuh kamu" Mira mencoba menenagkan
"Bunda bawa Nabila keluar dari sini.. Ayah akan mengurus jenazah Ayu" Ucap Amir
Mira menganggukan kepala sambil menggandeng Nabila keluar dari ruangan itu, Tapi tiba-tiba tubuhnya lemah dan ambruk dilantai tak sadarkan diri. Kepergian ibunya benar-benar membuat jiwa gadis kecil itu tergoncang, Dia yang selalu ada disamping ibunya kini harus merelakan seseorang yang dia sayangi pergi untuk selamanya...
:
:
:
Bersambung❤❤❤
Jenazah sudah siap dibawa kerumah duka, Sedangkan Nabila belum sadarkan diri juga, Bagaimana pun dia harus ikut mengantarkan ibunya ketempat peristirahatannya yang terakhir.
Mira terus menggosok minyak kayu putih di tangan dan kaki Nabila agar lebih hangat dan aromanya juga bisa menenangkan Nabila nantinya. Dan benar saja tak lama kemudian diapun sadar.
"Mamah.. Jangan tinggalin aku!" Lirih suara Nabila
"Nak.. Kamu sudah sadar?" Ucap Mira
"Mamahku dimana Tante?" Berusaha bangun dari tempat tidurnya
"Mamah kamu sudah dalam perjalanan pulang, Nabila sayang,, Dengarkan Tante,,,. Kamu harus kuat Nak, kasihan mamah kamu nanti, Untuk terakhir kalinya lakukan tugas mu sebagai seorang anak ya?, Dia akan sedih jika kamu tidak mengantarkan kepemakamannya.. Ada Tante akan selalu menemani kamu ok?"
"Papah"
"Papah kamu masih keritis, Do'akan dia agar bisa menghadapi masa sulitnya, Ayo Nak kita akan memakamkan ibu kamu"
Nabila hanya mengangguk dia pun menuruti apa permintaan Mira karna memang ini yang terbaik untuk saat ini
Mira memapah perlahan Nabila dan masuk kedalam mobil.. Dalam pelukanya Nabila merasakan hangatnya dekapan seorang ibu mengusap lembut kepala Nabila, menyeka air matanya yang terus mengalir di pipi lembut gadis cantik itu, Kedua mata Nabila sudah merah sembab dan tidak bisa untuk dia hentikan lagi
Kediaman Harun
Halaman rumah itu sudah dipenuhi dengan karangan bunga duka yang mengiringi langkah lemah kaki gadis yang tak mampu berdiri dengan tegak,,, Tetangga, Kerabat, Rekan kerja Harun semua mengucapkan bela sungkawa pada Nabila, Tapi dia tidak berguming sedikitpun, Tatapannya kosong dia hanya menatap tubuh yang terkujur kaku dihadapannya saja
"Nabila,, Ayo kita makamkan sekarang, Ini sudah sore kasihan ibu kamu kalau terlalu lama" Ucap Amir
Amir memang sudah mengurus rapih semuanya, Dari biyaya Rumah sakit, Ambulance, Pemandian, Pengapanan, sampai Pemakaman dia yang mengurusnya karena Harun adalah Tangan kanan sekaligus meneger di perusahaan Amir,
"Om boleh Nabila cium kaki mamah untuk yang terakhir kalinya?"
"Tentu sayang silahkan" Ucap Amir
"Mari tante bantu" Tambah Mira
***
Proses pemakaman sudah selelsai, Yang ikut mengantarkan jenazah pun sudah mulai menyusut pulang... Tinggal Nabila, Amir, Mira dan beberapa teman sekolahnya
"Ayah, bunda maaf aku telet, Penerbangan tadi ditunda 1 jam karena cuaca buruk" Ucap Pria yang setengah berlari bersama Asistennya lalu mencium punggung tangan Amir dan Mira
"Iya nak gak apa-apa lagipula ayah sudah mengurus semuanya" Jawab Amir
Teman-teman Nabila terkejut melihat ketampanan dan elegan Pria itu yang baru saja datang, Ketapmpanan ini benar-benar ada didunia nyata, Tubuhnya yang kekar terbungkus dalam balutan jas hitam membuatnya terlihat sexy menurut anak-anak ABG seperti anak SMA itu..
Walaupun terdengar bisikan kagum dari teman Nabila tapi tetap dingin dan cool karena itu sering ia temukan dimanapaun dia berada
Dia adalah Shakil putra tunggal dari Amir dan Mira yang sekarang menjabat sebagai presdir diperusahaan W3XO (Perusahaan yang dirintis Amir bersama Harun dari Nol)
"Tapi bagimana dengan pak Harun?" Ucap Shakil
"Pak Harum masih kritis kita berdo'a saja semoga semua baik-baik saja" Ucap Amir sambil menerima telepon masuk
Nabila masih menatap pusara ayu dengan kesedihannya yang mendalam, Rasanya dia tidak ingin pergi dari sana. Dia masih belum rela ditinggalkan ayu dengan sangat tiba-tiba
"Nabila,, Kita semua pulang ya? Lo jangan sedih terus, Kita juga kan ikut sedih nih" pelukan hangat dari Anna
"Iya bil gue sedih liat lo kaya gini.. Nabila kita yang manis yang selalu ceria mana?" Tambah Romi salah satu dari teman Nabila
"Terima kasih kalian udah mau datang, Dan maaf udah diemin kalian dari tadi" Sambil melepaskan pelukan dari Anna
"Apa sih bil kita gak merasa lo diemin kok, Kita ngerti apa yang lo rasain sekarang" Kata Anna
"Yaudah kita balik ya,, Dan kalau lo butuh apa-apa hubungin gue ok, kita semua selalu ada buat lo" Ucap Romi
"Sekali lagi terima kasih ya guys" Nabila berdiri lalu berpelukan dengan mereka semua dan mereka pun pergi
Amir menghampiri Mira dengan langkah yang tergesa-gesa Setelah berbicara dengan orang yang baru saja menelponnya tadi...
"Ada apa yah? Kok panik gitu?" Tanya Mira khawatir
"pak Harun semakin keritis. Kita harus segera kerumah sakit" Ucap Amir
"Apa?" Mira dan Shakil bersamaan
Nabila pun terkejut dengan berita yang disampaikan Amir, Tanpa berlama-lama mereka semua menuju rumah sakit, Didalam perjalanan Nabila semakin sering menangis, Ujian apa yang harus dihadapinya lagi, Baru saja dia melepas kepergian Ayu dan sekarang dia dapat berita buruk. Kenapa semuanya bertubi-tubi dalam satu hari
Rumah Sakit
"Dok bagaimana Keadaan papahku" Tanya Nabila yang sudah tidak sabar ingin bertemu Harun
"Iya bagaimana perkembangannya" Sambung Amir sama tidak sabar juga
"Pak Harun kami sudah pindahkan keruang ICU karena tadi dia sudah sadarkan diri tapi kondisinya masih sangat lemah, Jika ada yang ingin menemuinya saya harap satu orang saja dulu, Tapi tadi dia menanyakan anda tuan" Mengarah pada Amir
"Baik Dokter terima kasih" Ucap Amir
"Nabila? Om yang menemuinya lebih dulu tidak apa-apa kan???" Izin Amir
"Iya om silahkan" Nabila mengizinkan Amir masuk duluan, Dan yang lainnya menunggu didepan ruangan itu.
:
:
:
:
Bersambung❤❤❤
Diruang ICU
"Harun!!! Bagaimana keadaanmu??" Sapa Amir lengkap dengan seragam hijau yang sudah dipakaikan oleh suster untuk masuk kedalam rangan steril itu tadi
"Tuan! Maafkan saya mungkin selama ini saya banyak salah" Dengan suara lemah keluar dari bibir Harun
"Harun,, Kamu jangan bicara seperti itu. Kamu tidak pernah melakukan kesalahan, Malah sebaliknya, kamu banyak membantuku dalam segala hal apa pun"
Harun memang banyak berjasa pada Amir, Sejak ia merintis karirnya dari nol Harun yang pertama mendampinginya.
Sampai saat ini perusahaan W3XO masuk daftar lima besar sebagai perusahaan terbesar Seasia itu berkat bantuan dari Harun juga. Tanpa campur tangan Harun, Amir tidak akan sesukses sekarang ini
"Tapi tuan... Saya sudah tidak bisa beratahan lagi. Saya juga tidak bisa menjaga Nabila putri kesayanganku" Harun memegang erat tangan Amir
"Kita akan menjaganya, Kamu jangan khawatir Nabila sama seperti anakku sendiri, Jangan pikirkan itu sekarang fokus saja pada kesehatanmu" Amir memberi support
"Saya ingin sekali tuan, Tapi sepertinya saya sudah tidak kuat untuk bertahan lagi, Apalagi Nabila anak perempuan ku satu-satunya aku ingin selalu ada disampingnya dan aku juga mau..." Perkataanya terpotong karena Amir siap memberikan apapun yang harun inginkan
"Apa?... Apa yang kamu inginkan... Detik ini juga aku akan mengabulkannya.."
"Tidak tuan ini tidak bisa anda lakukan... Semua ayah yang memiliki putri, Mereka hanya ada satu harapan dalam hidupnya yaitu menjadi wali dipernikahan putrinya, Tapi itu tidak mungkin saya tidak bisa karena waktu saya tidak akan lama lagi. Saya hanya ingin menitipkan Nabila dan berikanlah pendamping hidup yang bisa melidunginya. Anda pasti mengerti harapan seorang ayah pada anaknya. Aku menitipkan dia padamu. rawatlah dia seperti anak kandungmu sendiri"
"Lebih dari itu Harun. Walupun kau meminta nyawaku akan aku berikan sekarang untukmu. Apa lagi hanya untuk merawatnya. Putrimu juga putriku.. Sama seperti putraku juga yang kau anggap sebagai putramu. Baiklah kita akan lakukan sekarang, Kamu akan menjadi wali nikah Nabila"
"Ta..Tapi tuan"
"Jangan khawatir.. Bukan kah kamu lebih mengenal anak ku dari pada aku sendiri.. Dia akan melindungi Nabila"
"Jangan. nanti tuan muda?"
"Dia tidak akan menolaknya" ucap Amir dengan yakin.
Walaupun Amir sendiri tidak yakin Shakil akan menerimanya tapi dia tidak ingin mengecewakan Harun dengan keadaannya yang sekarang.. Amir pun bergegas keluar untuk menbicarakan hal ini dengan Shakil dan Mira
Lalu mempersilahkan Nabila masuk, Karena Harun memintanya dan ada yang ingin dia bicarakan pada putrinya juga
"Bagimana Yah keadaan pak Harun" Tanya Mira
"Huufh ...Sangat buruk" Mengela napas "Harapannya saat ini hanya ingin menjadi wali putrinya"
"Bagaimana caranya" Tanya Mira
"Shakil.. Dia yang akan menikah dengan Nabila malam ini juga!" Tegas Amir
"Apa?" Shakil terkejut bukan main. "Kenapa jadi aku.. Ayah tidak bisa seperti ini, gadis itu masih kecil dia masih sekolah" Bantah Shakil
"Tolong Nak, Harun itu seperti ayahmu sendiri. Tidak kah ingat bagaimana dia menjagamu dulu melebihi nyawanya sendiri? Bahkan dia tidak menjaga anaknya seperti dia menjagamu tidak bisa kah kamu membalas jasanya?"
"Aku mengerti Yah! Tapi kitakan bisa mengangkat Nabila menjadi anak ayah, Dan aku akan menjanganya seperti adik kandungku sendiri bukan jadi istri"
"Iya yah... Tidak bisa kah ayah mempertimbangkan ucapan Shakil, Bunda sayang pada Nabila dan Bunda juga akan menerimanya baik jadi anak maupun jadi menantu,, Tapi dia masih sekolah" Mira membenarkan perkataan Shakil
"Ayah, Aku mohon tolong pikirkan lagi, Pernikahan bukan untuk dipermainkan seperti ini, Bahkan kalian juga tau aku akan melamar Siska minggu ini"
Siska adalah kekasih Shakil, dan mereka juga sudah memilih cincin untuk lamarannya nanti
"Kamu pikir ayah tidak tau arti pernikahan?.. Kamu pikir ayah tidak memikirkan untuk mengangkat Nabila jadi anak Ayah saja? Ayah tau Nabila masih kecil, Ayah juga tau Nabila masih harus menjalankan kehidupan seperti remaja pada umumnya. Tapi Ayah lebih tau lagi bagaimana cara berbalas budi pada orang lain... Semua harta yang ayah miliki pun tidak akan pernah mampu membayar jasanya pada keluarga kita kau tau itu?, Tanpa Harun kalian tidak akan seperti sekarang ini, Dan tanpa dia juga kamu tidak akan pernah bisa melamar kekasih mu yang hanya melihat materi saja" Amir berbicara dengan suara agak keras
"Ayah sabar! Tolong jangan emosi seperti ini pikirkan jantung Ayah, Mengertilah Shakil bukan maksud membantah, Dia hanya syok dengan permintaan ini" Mira berusaha menenangkan Amir
"Aku sudah katakan pada Harun bahwa aku kan mengurus Nabila seperti anak kandungku sendiri, Tapi hati seorang ayah yang memiliki anak perempuan itu berbeda, Mungkin jika Ayah juga memiliki putri akan sama seperti harapan yang Harun inginkan. yaitu menjadi wali nikahnya, Apalagi Nabila anak satu-satunya dan Harun tidak ada waktu lagi dengan apa yang dia inginkannya sekarang" Amir menjatuhkan tubuhnya di kursi panjang depan ruang ICU
"Ayah maafkan aku" Shakil berlutut dihadapan Amir
"Tidak Nak ayah yang salah, Terkadang tidak semua orang tua itu benar mungkin kamu yang benar saat ini kalau pernikahan bukan mainan, Ayah terlalu egois untuk hal ini sehingga aku tidak memikirkan persaan anakku sendiri. Baiklah setelah ini Ayah akan bicara lagi pada Harun" Menepuk bahu anaknya
"Tidak Ayah" Semua menoleh kearah Shakil
"Aku Akan menikah dengan gadis itu sekarang dan aku akan menjaganya sama seperti pak Harun menjaga dan mempertaruhkan nyawanya untukku dulu" lanjut Shakil
:
:
:
:
Bersambung❤❤❤
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!