NovelToon NovelToon

Di Kala Cinta Menyapa

Episode 1

Kring… kring…

Pukul 04.30

Bunyi alarm telah mengganggu tidur seorang gadis yang masih berada dalam lautan mimpi. Dengan mengucap hamdallah dan doa bangun tidur gadis tersebut segera bangun dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan siap-siap untuk menunaikan kewajibannya sebagai muslimah, yaitu sholat subuh.

Setelah selesai menunaikan kewajibannya, dia segera bersiap untuk mandi dan melakukan persiapan pemasukkan judul proposalnya yang akan diperiksa dosen pembimbingnya jam 08.30 nanti. Setelah memastikan semua barang yang dibutuhkan untuk tugas kuliahnya dia pun segera bergegas mandi.

30 menit berlalu saat ini dia telah keluar dari kamarnya dan segera membantu mamanya menyiapkan sarapan.

“Ma.. ada yang bisa Reya bantu?” Tanya Freya sambil memeluk mamanya. Itu adalah rutinitas Freya satiap pagi yaitu tidak lupa memeluk ibunya karena menurutnya dengan memeluk ibunya semua harinya akan berlalu dengan bahagia.

“Iya,, mohon bantu mama untuk menyiapkan alat-alat yang akan kita gunakan sarapan” Pinta mama Freya.

“Siap mamaku sayang!” Jawab Freya. Sambil melepaskan pelukannya dari ibunya dan segera melakukan apa yang diperintahkan ibunya.

“Ahh, kakak kebiasaan deh, selalu peluk mama setiap pagi padahal kan mama sedang sibuk!” ledek Friska, adik pertamanya Freya yang saat itu sedang menyapu.

“Iya, emang kakak gak bosan apa?” timpal Frisya, adik keduanya Freya yang saat itu sedang menyapu juga. Freya melirik sinis kedua adiknya itu yang sedang meledeknya.

“Mama.. lihat tuhh.. Riska dan Risya mereka meledek Reya.” ucap Freya mengadu kepada ibunya meminta pempelaan.

“Sudah-sudah,, jangan bertengkar masih pagi begini kalian selalu saja bertengkar” lerai papanya Freya, yang saat itu menuju meja makan.

“Tuh, pah, Frisya dan Friska meledek Reya!” ucap Freya kembali mengadu kepada papahnya.

“Akhh.. kakak gak asik” ucap Friska dan Frisya berbarengan dan mereka pun segera bergabung dimeja makan bersama Papanya dan Freya setelah menyelesaikan tugas menyapu mereka.

“Sudah-sudah, jangan ganggu kakak kalian, kalian kan tahu alasan kakak kalian melakukan itu” ucap papah Freya melerai.

“Iya, pah, biasa anak mami” timpal Friska sambil melirik kakaknya yang saat ini menjulurkan lidahnya kepada adiknya itu karena merasa dibela papahnya.

“Kamu juga Reya, jangan selalu bertengkar dengan adikmu. Kau itu panutan mereka, Nak!” nasihat papa Freya.

“Tuh, kak dengerin nasihat papa!” ucap Frisya sambil menyendok makanan ke piringnya.

“Iya.”ucap Freya melirik kedua adiknya dengan sinis.

“Sudah-sudah,, ayo kita sarapan” ucap mama Freya menghentikan perdebatan ketiga bersaudara beda umur itu. Karena jika tidak dihentikan akan semakin berlanjut tidak ada habisnya.

“Re..bagaimana kuliahmu sayang?” Tanya papah Freya melirik putri sulungnya itu, saat mama Freya menyendokkan makanan untuk suaminya itu.

“Iya, sayang bagaimana perkembangan proposalmu? Apakah sudah diterima?” ucap mama Freya ikut bertanya pada putry sulungnya itu.

“Itu pah, mah. Sebentar akan diperika lagi oleh dosen, doakan ya mah pah agar diterima.” pinta Freya sambil memasukkan makanannya ke mulut.

“Aamiin” ucap mama, papa dan kedua adik Freya bersamaan.

“Makasih, pah mah dan kedua adik bandelku tapi ngangenin” ucap Freya menatap sinis kedua adiknya.

Kedua adik Freya hanya cengesan mendengar ucapan kakak mereka itu dan melanjutkan acara sarapan mereka dengan diam dan hanya menjadi pendengar cerita kakak mereka dan orang tua mereka. Freya pun menceritakan semua kegiatan kuliahnya kepada kedua orang tuanya dengan detail dan sambil makan. Setelah acara sarapan keluarga selesai mereka pun membubarkan diri untuk kegiatan mereka masing-masing. Papahnya bersiap-siap akan ke kebun karena papanya berprofesi sebagai petani jagung. Dan kedua adiknya segera bersiap-siap ke sekolah.

Freya masih ingin membantu mamanya membersihkan meja makan tapi dilarang mamahnya karena dia tahu putrynya itu akan segera ke kampus. Mamanya pun segera menyuruh Freya berangkat agar tidak terlambat nanti karena jarak antara rumahnya dengan kampus membutuhkan waktu kurang lebih satu jam perjalanan menggunakan sepeda motor. Karena berhubung hari ini hari senin jadi dia berangkatnya dari rumahnya di desa, jika hari-hari lain dia berangkatnya hanya dari tempat tinggal neneknya berada lumayan dekat kampusnya hanya membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit.

Freya pun segera kembali ke kamarnya bersiap-siap untuk berangkat ke kampus. Dia segera mengganti pakaiannya keperawatannya yang merupakan pakaian kebanggaannya. Setelah dia mengganti pakaianya dia pun segera keluar dari kamarnya dan mencari kedua orang tuanya dan berpamitan dengan mamahnya karena papahnya sudah pergi ke kebun.

“Mah, Reya berangkat dulu ya!” Pamit Freya

“Iya, sayang. Kamu hati-hati dijalan. Pelan-pelan saja bawa motornya lagian itu kan baru jam 06.10” pesan mama Freya.

“Siap, mamahku!” ucap Freya dengan tangan membentuk hormat sambil tertawa.

Dia pun segera menghidupkan mesin sepeda motornya dan bersiap-siap berangkat.

“Daa.. mama, Reya berangkat!” pamit Freya sekali lagi pada mamahnya.

“Iya.. hati-hati!” pesan mama Freya lagi.

Freya pun berangkat setelah mengucapkan basmallah dan segera melajukan sepeda motornya.

“Kakak sudah berangkat mah?” Tanya Friska yang baru saja keluar kamar.

“Iya, tuh baru saja berangkat” ucap mama Freya, sambil menunjuk jalan.

“Oh, yaa sudah yaa mah, Riska berangkat juga yaa” pamit Friska kepada mamahnya sambil mencium punggung tangan mamanya itu.

“Iya, hati-hati!” ucap mama Freya lagi kepada putry keduanya itu yang saat ini menempuh pendidiikannya di bangku kelas 2 sekolah menengah pertama di desanya.

Friska pun segera keluar, tapi tiba-tiba Frisya memanggil kakak keduanya itu.

“Kakak,, tungguin!” ucap Frisya sambil berlari keluar dari kamar dan berteriak memanggil kakaknya itu.

“Hati-hati sayang!” ucap mama Freya memperingati anak bungsunya itu yang paling ceroboh dalam melakukan sesuatu.

“Hehehh.. maaf mama sayang, kebiasaan” ucap Frisya cengesan dan sambil pamitan kepada mamahnya itu dengan mencium punggung tangan mamanya itu.

“Risya,, buruan!” teriak Friska dari luar

“Daa.. Mah,, kakak sudah protes tuh!” ucap Frisya sambil lari-lari mendekati kakaknya itu yang menunggunya dengan jengkel.

“Iya, nak hati-hati!” ucap mama Freya lagi kepada putry bungsunya yang paling aktif itu yang juga saat ini menempuh pendidikan di bangku kelas 1 sekolah menengah pertama.

“Kamu deh kebiasaan lama!” protes Friska

“ih,, gak kebalik tuh kak? Bukannya kakak yaa yang selalu lama?” ledek Frisya balik.

“Sudah akh,, kakak malas berdebat denganmu, ayo kita pergi” ajak Friska pada adiknya itu.

“Yaa,, sudah ayo!” ucap Frisya sambil menggandeng kakaknya itu pergi.

Mama Najwa hanya tersenyum melihat tingkah kedua anaknya itu yang memiliki sifat yang bertolak belakang. Mama Najwa pun segera menutup pintu rumah dan bersiap menyusul suaminya.

******

Kita tinggalkan keseruan keluarga Abraham, mari kita berpindah pada Freya yang sedang mengendarai sepeda motornya menuju kampus. Dia mengendarai motornya dengan kecepatan standar karena dia yakin dia tidak akan terlambat karena berangkatnya masih pagi. dia menikmati perjalanannya itu dengan senyuman sambil menghirup udara segar dipagi hari itu.

Tapi saat tinggal sepertiga perjalanan menuju kampusnya, dia melihat ada seorang pria yang sepertinya kebingungan sambil menatap mobil mewahnya. Freya pun tanpa ragu-ragu mendekati pemuda itu karena dia yakin pemuda itu pasti membutuhkan bantuan tapi sebelum itu dia melihat dulu jam tangannya dan menunjukkan pukul 06.55.

Tanpa ragu-ragu Freya mendekati pemuda itu.

“Assalamu’alaikum akhi” salam Freya kepada pemuda itu.

Happy Reading readers😊

Jangan Lupa Like, Vote dan Komen yaa Guys🙏🙏

Episode 2

“Assalamu’alaikum akhi” salam Freya kepada pemuda itu.

“Wa’alaikumsalam” balas pemuda itu kaget dan termenung menatap wajah Freya lama.

“Maaf akhi, apa ada masalah? Apa ada yang bisa saya bantu?” Tanya Freya setelah sekian lama Freya hanya diam karena heran dengan pemuda itu yang menatapnya lama.

“Astagfirullah, maaf ukhty” jawab pemuda itu malu karena merasa telah ketahuan memandang Freya lama.

“Eeehh,, begini ukhty, ini mobil saya tiba-tiba mogok”jawabnya malu karena merasa tidak bertanggung jawab sebagai pria.

“Ouhh,, apakah sudah dicek apa yang menjadi masalahnya?”Tanya Freya

“Eee.. itu” ucapnya bingung karena tidak mengerti urusan mesin.

“Apa akhi terburu-buru?” Tanya Freya

“Eee.. itu. Iya saya terburu-buru karena ini hari pertama saya bekerja” jawab pemuda itu.

“Ohh.. kalau begitu, begini saja coba akhi cek apakah bensinnya masih ada tau tidak? Siapa tau saja bensinya habis” saran Freya sambil melihat jam tangannya

“Ouhh,, baik ukhty” jawab pemuda itu dan segera memeriksa mobilnya.

“Hehehh..sepertinya memang bensinnya yang habis ukhty” jawabnya malu karena merasa bahwa Freya pasti berpikir yang tidak-tidak tentang dirinya.

“Ouhhh.. kalau begitu begini saja akhy, saya tau dekat sini ada pom bensin. Akhy ambil saja dulu bensin di motor saya nanti saya akan mengisinya disana, berhubung juga motor saya bensinnya masih lumayan full, setidaknya mobil akhy bisa sampai ke tempat pom bensin” saran Freya kepada pemuda itu

“Apa nggak apa-apa ukhty? Lalu bagaimana dengan ukhty?” Tanya pemuda itu dengan perasaan bersalah karena menyusahkan gadis berjilbab itu yang terlihat sangat cantik dengan baju keperawatannya.

“Aaa.. itu. Gak usah dipikirkan lagian tinggal dekat juga kok pom bensinnya.” Jawab Freya.

Akhirnya pemuda itu pun mau mengambil bensin motornya Freya dengan menggunakan selang dan lebih beruntungnya lagi Freya membawa selang bensin motor yang biasa digunakan Ayahnya jika ingin menyalin bensin dari motornya Freya. Setelah selesai, pemuda itu pun menghidupkan mobilnya namun sayang tetap gak bisa hidup karena sepertinya mobil membutuhkan lebih banyak bensin.

“Bagaimana akhy, apakah sudah bisa menyala?” Tanya Freya

“Aa,, maaf ukhty, sepertinya belum” jawab pemuda itu.

“Akh,, iya kalau begitu, begini saja saya akan membeli bensin di pom bensin lalu kembali lagi” ucap Freya

“Apa itu gak merepotkan ukhty?”Tanya pemuda itu dengan perasaan bersalah

“Aa,, tenang saja. Tunggu sebentar disini saya akan segera kembali” jawab Freya, dan segera menuju sepeda motornya dan melaju ke pom bensin. Setelah 10 menit berlalu Freya kembali dengan tangki bensin full.

“Maaf akhy, menunggu lama” ucap Freya

“Gak apa-apa ukhty, justru saya yang merasa bersalah karena merepotkan ukhty”jawab pemuda itu, sambil menyalin bensin.

“Gak masalah akhy, saya senang bisa membantu”balas Freya sambil tersenyum

Setelah menyalin bensin selesai, pemuda itu mencoba menghidupkan kembali mobilnya dan akhirnya mobil itu hidup.

“Terimah kasih, ukhty sudah membantu saya” jawab pemuda itu sambil tersenyum.

“Iya,, sama-sama”balas Freya tersenyum

“Aa,, iya, itu untuk uang membeli bensin tunggu sebentar saya akan menggantinya ukhty” ucap pemuda itu sambil masuk ke mobil untuk mengganti uang Freya.

Namun, sayang sepertinya pemuda itu melupakan dompetnya karena terburu-buru berangkat tadi pagi. Pemuda itupun segera turun dari mobilnya sambil menunduk karena merasa malu kepada Freya. Freya yang melihatnya langsung mengerti.

“Apa dompetnya ketinggalan?”Tanya Freya

“Iya, ukhty. Maafkan saya sepertinya saya tidak belum bisa mengganti uang ukhty. Maaf sekali lagi” tutur pemuda itu dengan perasaan yang sangat bersalah.

“Aa,, tenanglah akhy. gak apa-apa kok. Anggap saja itu amal jariyah saya” ucap Freya sambil tersenyum tulus.

“Terimah kasih ukhty. Eee,, begini saja ukhty nanti uangnya saya ganti dengan menstranfer. Boleh saya tahu nomor rekening ukhty?” ucap pemuda itu serius.

Freya pun memandang wajah pemuda itu dan berkata “Sudahlah akhy, gak apa-apa, saya juga ingin beramal”.

“Aa.. iya akhy. kalau seperti itu saya pamit dulu” pamit Freya sambil melihat jam tangannya dan menunjukkan pukul 07.40.

“Apa ukhty terburu-buru?”Tanya pemuda itu sambil mengamati Freya dan juga berkas-berkas yang ada di sepeda motornya Freya.

“Iya, sepertinya begitu.” Jawab Freya.

“Aaa,, iya. Maaf telah mengganggu waktunya ukhty dan terimah kasih banyak atas bantuannya. Saya janji akan mengganti uang ukhty” jawab pemuda itu sungguh-sungguh.

“Apakah akhy ingin melarang saya beramal?”Tanya Freya sambil menatap pemuda itu dalam.

“Ee.. bukan begitu utkhty, hanya saja saya merasa bersalah”jawab pemuda itu.

“Kalau memang akhy ingin mengembalikan uang saya, maka masukkan saja itu ke kas masjid atau untuk membeli makanan anak yatim” ucap Freya

“Baiklah ukhty. Terimah kasih atas bantuannya sekali lagi, saya sangat berterimah kasih. In Syaa Allah kebaikhan ukhty dibalas oleh yang Maha Kuasa”ucap pemuda itu sambil mendoakan Freya

“Aamiin.. Terimah kasih atas doanya. Kalau begitu saya pamit dulu” pamit Freya kepada pemuda itu.

“Baik ukhty. Hati-hati dijalan” ucap pemuda itu sambil tersenyum.

Freya hanya membalasnya dengan senyuman pula dan sambil mengendarai sepeda motornya dan berlalu pergi.

“Aaa.. kenapa dengan hatiku, seperti ada sesuatu yang hilang” ucap pemuda itu sambil memegang dadanya dan memandang ke arah Freya pergi.

Karena saking seriusnya pemuda itu memandang ke arah Freya pergi hingga tidak menyadari asistennya telah datang.

“Selamat pagi pak bos, maaf saya terlambat” ucap asisten pemuda itu mendekati bosnya dengan perasaan bersalah karena tidak mengangkat telepon bosnya itu tepat waktu.

“Pagi. Kenapa kau baru datang?” Tanya pemuda itu kesal sambil menatap asistennya itu dengan tajam.

“Maaf pak boss, telpon saya dalam mode silent jadi saat pak bos menelpon saya gak mengetahuinya. Maaf pak bos. Lalu apakah masalah mobilnya sudah selesai pak bos?” ucap asisten pemuda itu bertanya karena tadi saat bosnya itu menelpon mengatakan bahwa mobilnya mogok.

“Sudahlah, kau terlambat.”ucap pemuda itu sambil berlalu masuk ke mobilnya.

“Ayo, cepat masuk, mau saya tinggal?” ucap pemuda itu kepada asistennya yang terlihat bingung dengan perkataanya.

“Akhh.. iya pak boss” ucap asisten pemuda itu sambil masuk ke mobil bosnya itu.

Pemuda itupun segera menghidupkan mobilnya dan melaju, hingga membuat asistennya bingung.

“Bukannya tadi bos mengatakan bahwa mobil ini mogok?”Tanya asistennya itu kepada bosnya itu karena pasalnya saat bosnya itu menelpon dia mengatakan bahwa mobilnya kehabisan bensin.

“Iya, memang mogok tapi ada seorang gadis yang menolong saya membelikan bensin”ucap pemuda itu sambil tersenyum.

“Seorang gadis? Apakah pak bos baru saja tersenyum dan saya tidak salah dengar pak bos membicarakan seorang gadis?”Tanya asisten pemuda itu sambil menggoda bosnya.

Happy Reading readers😊

Jangan Lupa Like, Vote dan Komen yaa Guys🙏🙏

Episode 3

“Seorang gadis? Apakah pak bos baru saja tersenyum dan saya tidak salah dengar pak bos membicarakan seorang gadis?”Tanya asisten pemuda itu sambil menggoda bosnya.

“Hey, jangan menggodaku. Ini semua salahmu yang tidak mengangkat telepon dariku. Mana aku berhutang lagi padanya” ucap pemuda itu lagi-lagi tersenyum membayangkan wajah Freya.

“Hahahahh.. berutang? Apakah aku tidak salah dengar bos? Putra tunggal pewaris perusahaan nomor 1 di kota ini berhutang pada seorang gadis? Sungguh sulit di percaya.” Ucap asisten pemuda itu sambil tertawa menertawakan bosnya itu.

“Hey,, jika saja kau bukan temanku, lama-lama akan ku pecat juga kau sebagai asistenku,” ucap pemuda itu kesal dengan asistennya yang justru menertawakannya.

“Hahahahh.. baiklah-baiklah maaf pak bos tolong jangan pecat aku. Baiklah lalu apakah bos akan mengganti uang gadis itu?” Tanya asistennya serius tapi nanti setelah puas menertawakan bosnya itu.

“Apa pak bos sudah meminta nomor rekeningnya, biar nanti saya yang akan mentranfernya. Anggap saja itu sebagai permintaan maaf saya karena telah mengabaikan telepon bos” sambung asistennya.

“Dia gak mau, katanya anggap saja itu amal jariyahnya. Dan katanya lagi jika memang ingin mengganti uangnya lebih baik sumbangkan itu kepada anak yatim dan juga masjid” kata pemuda itu mengulangi perkataan Freya.

“Sepertinya gadis itu wanita baik”ucap asisten pemuda itu sambil berpikir.

“Darimana kau tahu dia gadis baik, kau kan gak bertemu dengannya?” Tanya Pemuda itu penasaran akan jawaban asistennya.

“Dari kata-kata pak bos. Selain itu juga mana ada yang mau membantu seorang pemuda yang berdiri di tengah jalan sendirian serta meminjamkan uang untuk beli bensin sementara mobil yang dikendarai oleh pemuda itu adalah keluaran terbaru” ucap asisten pemuda itu.

“Iya, kau benar dia gadis baik” ucap pemuda itu sambil membayangkan senyuman Freya.

“Aa,, sepertinya pak bosku ini sedang jatuh cinta” ledek asistennya.

“Apa katamu? Jatuh cinta? Masa iya aku jatuh cinta pada pandangan pertama?” Tanya pemuda itu.

“Bisa jadi bos, sepertinya saya juga bisa saja jatuh cinta padanya jika saya yang bertemu dengan gadis itu. Bahkan hanya dengan mendengar cerita pak bos saja sepertinya saya jadi mengaguminya” ucap asisten pemuda itu yang langsung mendapat tatapan tajam dan jitakkan dari bosnya itu.

“Aww.. sakit bos” ucap asisten itu mengeluh.

“Rasakan itu, bisa-bisanya kau jatuh cinta padanya” ucap pemuda itu kesal.

“Apakah pak bos cemburu? Apakah memang pak bos telah jatuh cinta padanya?” Tanya asistennya.

Setelah berpikir cukup lama akhirnya pemuda itu berkata, “sepertinya memang iya aku jatuh cinta padanya”

“Wow.. ini harus dirayakan karena setelah sekian lama aku jadi temanmu dan asistenmu nanti sekarang kau mengatakan jatuh cinta pada seorang gadis dan mampu bicara lama dengan seorang gadis selain ibumu dan juga adik sepupumu, biasanya kau selalu menghindari orang yang berjenis kelamin gadis” tutur asistennya itu panjang lebar.

Pemuda itu pun memikirkan perkataan asistennya itu yang sepertinya memang benar karena selama ini dia selalu menghindari wanita selain maminya dan juga Salwa adik sepupunya.

Setelah cukup lama suasana di dalam mobil itu hening karena mereka larut dalam pikirannya masing-masing. Pemuda itu memikirkan apa benar perkataan asistennya yang mengatakan apakah dia jatuh cinta pada gadis yang baru saja ditemuinya itu atau tidak, serta memikirkan bagaimana dia bisa bertemu dengan gadis itu lagi yang entah apa yang ingin pemuda itu lakukan nanti saat betemu dengan gadis itu.

Sedangkan asisten pemuda itu larut dalam pemikiran karena penasaran gadis seperti apa yang telah membuat bosnya itu sampai tersenyum hanya karena menceritakannya dan memikirkan apa yang harus dia kerjakan kedepannya yang pasti sepertinya ini akan menjadi bagian dari pekerjaannya karena dia mengerti bagaimana bosnya itu dalam bertindak, dia tidak akan melepaskan begitu saja orang yang apabila ditemuinya dan itu telah membuat bosnya nyaman. Sudah pasti bosnya itu akan mencari tahu keberadaan gadis itu. Dan dia pun sebagai asisten dan sebagai teman bosnya itu sudah pasti akan melakukan yang terbaik buat bosnya sekaligus temannya itu. Asistennya itu berdoa semoga gadis itu menjadi jodoh bosnya itu dan dia pasti akan membantu sebaik mungkin untuk temannya itu.

Karena larut dalam pikiran mereka masing-masing, akhirnya mereka tidak menyadari bahwa mereka telah sampai juga ke kantor pusat perusahaan nomor satu di kota itu. Terlihatnya sebuah gedung megah dengan tinggi 20 lantai menjulang dihadapan mereka serta dengan megahnya tertulis di depan gedung itu “ARYAWIGUNA GROUP”.

Pemuda itu pun segera turun dari mobilnya begitupula asistennya yang mengikuti bosnya turun dari mobil. Pemuda itu pun segera menyerahkan mobilnya kepada penjaga yang ada digedung itu untuk diparkirkan di parkiran khusus petinggi perusahaan.

Pemuda itu pun beserta asistennya segera masuk kedalam gedung megah itu dan tidak menyangka ternyata mereka sudah disambut oleh para petinggi perusahaan dan juga para karyawan karena sepertinya mereka sudah tahu bahwa pewaris tunggal perusahaan itu telah kembali dan akan mengambil alih perusahaan. Pemuda itu pun berjalan dengan wibawanya dan menatap kepada seorang pria yang berada di ujung barisan penyambutan itu, pria yang masih terlihat muda diumurnya yang sudah menginjak kepala lima. Yaa.. dialah ayahnya sekaligus pemilik perusahaan itu. Asistennya pun hanya mengikuti bosnya itu dari belakang.

“Nak, kau sudah tiba? Kami disini menunggu menyambut” ucap Ayah pemuda itu sambil menatap putranya dengan perasaan bangga. Pemuda itu pun hanya tersenyum menanggapi ucapan Ayahnya dan akhirnya dia segera berdiri sejajar dengan ayahnya.

“Baiklah, berhubung kita semua berkumpul disini memang untuk menyambut putraku. Baiklah akan aku perkenalkan dia. Dia adalah putraku Mohamad Alvino Putra Aryawiguna, putra tunggalku yang akan segera menggantikan posisiku.” Sambung ayahnya Alvino itu memperkenalkan putranya kepada petinggi perusahaan.

“Selamat pagi semuanya!” sapa Alvino kepada semuanya sambil membungkukkan badannya.

“Mohon bantuannya untuk kedepannya, saya juga masih butuh belajar. Dan untuk perkataan Ayah, akh maksud saya pak William. In Syaa Allah saya sebagai pewaris perusahaan ini menerima posisi itu dan In Syaaa Allah saya bisa mengembangkan perusahaan ini dengan baik kedepannya ” sambung Alvino dengan tegas dan berwibawa, hingga membuat para petinggi perusahaan dan karyawan kagum akan keputusannya.

“Akh.. baiklah-baiklah untuk perkenalannya nanti akan dilanjutkan lagi. Untuk semua segera kembali ke tempat kerjanya masing-masing” ucap Pak William membubarkan kumpulan itu.

Mereka pun segera membubarkan diri mereka masing-masing dan kembali ke pekerjaannya, begitu pula Alvino dan asistennya segera ikut Ayah Alvino menuju ruangan kerja mereka karena berhubung ini adalah pertama kalinya mereka datang ke perusahaan.

“Wow,, tak ku sangka ternyata anak pak bos kita sangat tampan” ucap karyawan A.

“Iya, aku saja sampai dibuat terpesona olehnya” timpal karyawan B.

“Kalau seperti ini aku akan semangat datang ke kantor untuk bekerja” ucap karyawan A lagi.

“Sudah-sudah ayo kita bekerja agar kita bisa selalu melihat putra bos kita itu” tutup karayawan B.

Seketika kedatangan pewaris tunggal perusahaan itu menjadi pembicaraan hangat di kalangan karyawan.

Happy Reading readers😊

Jangan Lupa Like, Vote dan Komen yaa Guys🙏🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!