Gadis berparas cantik, berkulit putih, tubuh tak terlalu tinggi dan rambut pendek sebahu, Ratu Bulan Batara. Ia kerap dipanggil Ratu. Putri ketiga dari keluarga Batara, pebisnis besar yang namanya disegani oleh para pengusaha. Keluarga Batara memiliki dua orang putra dan dua orang putri.
Keluarga Batara terdiri dari, kepala keluarga yaitu Batara. Beliau adalah seorang pebisnis besar yang hebat, menggeluti beberapa bidang bisnis dari usia muda. Seperti kata orang, dibalik pria sukses selalu ada seorang wanita dibaliknya. Wanita cantik nan baik hati itu bernama Wulan Dirga. Selain cantik, beliau juga cerdas, karena mampu mendirikan bisnis butik yang memiliki beberapa cabang dibeberapa kota. Semua kesuksesan itu dapat beliau dapatkan karena kerja keras serta dukungan dari suami tercinta.
Anak pertama keluarga Batara bernama Afzam Batara. Ia sudah cukup dewasa sehingga dapat membantu Ayahnya untuk mengurus usaha mereka. Sedangkan putra keduanya, Melvin Batara masih menempuh bangku kuliah. Serta anak ketiga mereka, Ratu Bulan Batara, masih duduk dibangku kelas 3 SMA. Dan yang paling bungsu, Tania Sunny Batara, duduk dikelas 1 SMP. Keluarga mereka saling menyayangi, walaupun Batara dan Wulan harus tinggal jauh dari keempat anaknya, ia selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi keempat anaknya itu.
Sudah dua tahun lamanya Batara dan Wulan harus tinggal diluar negeri. Mereka biasanya mengunjungi anak mereka setiap satu bulan sekali dan tinggal setidaknya selama 2 hingga 3 hari untuk melepas rindu. Karena hal ini, Afzam yang harus bertanggungjawab penuh kepada adik-adiknya.
Keluarga Batara tinggal disebuah perumahan elite yang hanya memiliki sepuluh kepala keluarga disana. Mereka tinggal disebuah perumahan yang bernama Tallest Castle. Dihuni oleh para pebisnis sukses dan ternama.
Di sekolah Ratu, SMA Sinar Mutia atau yang biasa mereka sebut SM, ada beberapa geng disana. Dan salah satunya adalah Same Sky, mereka biasa menyebutnya SS. SS didirikan oleh Melvin dan teman-temannya. Setelah lulus, kini SS hanya menyisahkan Ratu serta teman seangkatannya. Ada tujuh anggota dalam SS, Ratu, Gio, Ezra, David, Aidan, Faiq dan Ubay. Dan ketujuh anggota ini tinggal di Tallest Castle. Karena Ratu adalah satu-satunya perempuan disana, mereka memutuskan untuk menjadikannya Ketua.
Mata para murid SM tak pernah lepas dari anggota SS yang melintas dihadapan mereka. Mereka memang terlihat sedikit angkuh, tetapi mereka juga memiliki kebaikan. Para anggota SS tidak pernah membeda-bedakan pertemanan, seperti layaknya remaja lain yang senang berbuat nakal dan bermain bersama. Tetapi tidak dengan Ratu yang sulit menerima orang baru dalam hidupnya. Ia terkesan dingin dipertemuan pertama, tapi sebenarnya ia adalah teman yang asik untuk diajak berbincang ataupun touring.
Tak hanya SS, SM juga memiliki beberapa geng lain yang sering kali bentrok. Mereka memiliki perjanjian untuk tidak saling mencampuri urusan masing-masing. Perundungan dan kekerasan kerap terjadi disekolah swasta ini. Terkadang beberapa murid merasa terintimidasi atau tersisihkan karena kedudukan orang tua mereka. SM selalu mengadakan penilaian untuk siswa yang dilakukan setiap enam bulan sekali. Dan hasil penilaian itu akan dipajang dipapan pengumuman. Memberi akses pada semua murid yang ingin melihatnya. Mungkin untuk beberapa murid ini bukan masalah besar, walau mereka mendapat nilai rendah, tetapi uang orang tua mereka mampu menyelesaikan semuanya.
Ratu berjalan keluar dari mobilnya, dengan kacamata hitam yang terpasang rapi diwajahnya. Dengan sebuah headphone yang menempel indah pada kedua telinga Ratu. Langkahnya diiringi oleh musik yang menggetarkan jiwa mudanya.
Semua mata menatap ke arah Ratu yang lewat dengan santai dihadapan mereka. "Lal, mantan loe tuh lihat" ujar salah satu pengurus OSIS. Bilal menatap Ratu yang sedang berjalan dan menjadi pusat perhatian disana. Bilal lalu mengambil ponselnya dan menelepon Ratu. Gadis itu berhenti dan segera melepas headphone nya karena terkejut. Ia kemudian menerima panggilan masuk itu, "Ada apa?"
"Ini sudah jam berapa? Kenapa masih jalan santai, masuk kelas sekarang" teriak Bilal dengan tegas. Ratu menoleh mencari dimana seseorang yang sedang memperhatikan dirinya. Setelah melihat keberadaan Bilal, Ratu menutup teleponnya dan berjalan mendekat ke arah kerumunan. Ratu berdiri tepat dihadapan Bilal, "Udah lama ya gak ketemu. Makin ganteng aja" ujar Ratu seraya mengedipkan sebelah matanya.
Bilal menjitak kepala gadis itu, dan menyuruhnya untuk segera masuk ke kelas. Baru saja Ratu hendak pergi, seorang wanita tiba-tiba saja mendorongnya. "Belum move on loe dari cowok gue?" Ujar sang wanita. Dorongan kuat itu membuat Ratu kehilangan keseimbangan dan hampir saja ia terjatuh.
Ratu perlahan membuka matanya, ia menoleh kebelakang. Seseorang menjadikan dirinya sebagai tumpuan, agar Ratu tak jatuh langsung membentur tanah. Bilal bergegas menghampiri Ratu dan menolongnya untuk bangun. Setelah berdiri, Ratu menjulurkan tangannya kepada pemuda itu, untuk membantunya berdiri. "Ratu" ucap Ratu seraya memperkenalkan dirinya. "Neil" balas pemuda itu lalu kembali duduk ditempatnya.
"Neil? Apa kamu tau, Neil adalah orang pertama yang mendarat di bulan. Nama kamu Neil dan namaku Bulan, jadi kamu orang pertama yang mendarat di hatiku?" goda Ratu. Seluruh murid berteriak riuh mendengar gombalan itu. Mereka bertepuk tangan dan bersorak girang.
Neil Kenzo, siswa baru di SM. Bisa dibilang dirinya berasal dari keluarga cukup mapan. Tapi tidak bisa dibandingkan oleh keluarga Ratu. Papa Neil adalah seorang manager disebuah perusahaan cukup terkenal. Sedangkan Mamanya adalah seorang Ibu rumah tangga. Neil adalah anak tunggal, karena itulah terkadang sifatnya bisa dingin dan kadang bisa sangat manja.
Wanita itu kembali menarik tangan Ratu. Belum puas rupanya melihat Ratu terjatuh. "Gue udah bilang ke loe, jauhin Bilal, dia udah gak suka sama loe" oceh Hera dengan penuh amarah. Ratu mendengar ocehan itu dengan acuh tak acuh. Hingga titik dimana Hera mencengkram tangannya dengan begitu kuat. Ratu sudah sangat muak, lalu memutar tangannya berbalik mencengkram tangan Hera. Wajah Hera nampak kesakitan dengan cengkraman Ratu. Ia pun memutar tangan Hera kebelakang tubuhnya, lalu mendorong wanita itu kepelukan Bilal.
"Loser" ucap Ratu seraya membalik ibu jarinya kebawah dan kemudian pergi.
Baru lima langkah Ratu berjalan, ia kembali membalikkan badannya. "Neil, semoga kita bertemu lagi" pamitnya lalu benar-benar pergi meninggalkan kerumunan itu.
Ratu berjalan santai memasuki kelasnya yang begitu tenang. Sebab para murid sedang fokus membaca buku baru mereka. Tidak semua murid, hanya murid dibarisan depan yang mengincar peringkat tertinggi disekolah. Gadis itu berjalan menuju bangku tengah yang kosong. Bangku dimana ia bisa fokus belajar dan bermain jika dia ingin.
"Ratu, ntar malem ada tarung bebas. Mau lihat gak loe?" Celetuk Bian membagi informasi yang baru saja ia dapatkan. Ratu sontak menoleh ke belakang dengan semangat. Tanpa pikir panjang ia berkata, "Ikut lah, cuss"
Sudah satu bulan berlalu sejak pertemuan pertama Ratu dan Neil.
Hari Senin sudah umumnya setiap sekolah melaksanakan upacara untuk memulai kegiatan mereka diawal minggu. Seluruh murid SM telah berbaris rapi dilapangan. Sebelum upacara dimulai, Bapak Kepala Sekolah memerintahkan pada seluruh murid yang tidak memakai atribut lengkap, untuk segera maju kedepan.
Ratu melangkahkan kakinya menuju tempat para murid yang tidak memakai atribut lengkap. "Ratu, kamu mau kemana? Atribut kamu sudah lengkap" ujar Bapak Kepsek. Ratu terus melangkahkan kakinya dan berhenti didepan seorang pemuda yang sedang menunduk. "Ini bukan topi saya Pak, tapi topi dia" jawab Ratu sembari memakaikan topinya pada pemuda itu. Bapak Kepsek lalu menyuruh sang pemuda untuk kembali ke barisan dan memerintahkan Ratu untuk berbaris didepan.
"Aku sudah menolongmu, jadi aku tidak punya hutang" bisik Ratu. Rupanya pemuda itu adalah Neil, pantang bagi Ratu untuk berhutang budi pada seseorang. Ratu menerima hukuman itu dengan riang, hukuman itu terlihat begitu menyenangkan baginya. Sembari sesekali menatap Neil yang begitu tertib mengikuti upacara bendera.
Setelah upacara selesai, Ratu memutuskan untuk pergi ke UKS dan berbaring disana, ia sedang malas belajar hari itu. Ratu tidur begitu pulas hingga bel istirahat membangunkan tidur cantiknya.
Dengan rambut yang sedikit berantakan, dan mata yang masih setengah terbuka, ia berjalan seperti zombie menuju kantin. Kantin sudah sangat ramai, meja-meja bahkan penuh dan tidak menyisahkan tempat. Tetapi gadis itu dengan santai berjalan menuju meja tempat gengnya berkumpul.
"Ratu, darimana loe? Gue udah bilang mau nyontek PR, loe malah ngilang, jadi dihukum kan gue" rengek Bela seraya mengacak-acak rambut Ratu. Ratu lalu menghadap samping, tempat dimana Bela dan teman-temannya duduk. "Bukunya udah gue kasih si Geya, lagian loe sih pacaran mulu, ngerjain PR kagak" jawab Ratu ketus.
Saat asik berbincang, mereka mendengar sebuah keributan disisi lain. Seperti biasa senior yang sedang berulah pada murid baru disana. Mereka mengganggu junior yang sedang makan, menyuruh pergi seenak jidatnya. Karena sudah ada perjanjian antar geng, Ratu enggan ikut campur dan lebih tepatnya ia tidak peduli. Karena senioritas begitu melekat di SM, para junior tidak berani untuk membalas dan hanya menerimanya saja. Bisa dibilang, junior yang memiliki koneksi yang akan terbebas dari hal semacam ini.
"Kalian bisa dengar gak sih? Minggir, ini tempat gue" bentak senior itu dengan garang. Sedangkan tiga junior yang sedang makan itu saling berpandangan dan mencari solusi. Akan pergi atau tetap tinggal disana. Tak bisa menunggu begitu lama, senior itu mencengkram kerah salah satu pemuda dihadapannya. Tiga lawan lima, itu jumlah yang tak imbang.
Sedang asik membentak sang junior, sebuah tangan datang dan mencengkram tangan si senior tersebut. "Dev, lepas" ujar seseorang dengan nada dingin. Pemuda yang bernama Devan itu menoleh, dan perlahan melepaskan cengkramannya. Devan melipat tangannya didepan dada dan menunggu penjelasan seseorang yang berani ikut campur.
"Kenapa Kak Ratu ikut campur?" Celetuk Devan. Ratu tidak menjawabnya, ia malah mengajak ketiga junior itu untuk duduk di mejanya. "Kalian kalau mau makan, duduk sini aja, aman kok" ucap Ratu dengan senyuman. Teman-teman Ratu menyambut baik ketiga pemuda itu. Sebab mereka tahu, salah satunya adalah seseorang yang Ratu suka. Terlihat dari bagaimana Ratu memberikan topinya dan rela dihukum demi seseorang tersebut.
Ratu terus memandangi Neil sambil tersenyum tanpa alasan. Hal itu justru membuat Neil dan teman-temannya semakin gugup serta merasa tidak nyaman. "Sorry-sorry gue bikin kalian gak nyaman ya? Gue pergi aja kalau gitu, lanjut aja" kata Ratu seraya bangkit dari duduknya.
Langkah Ratu terhenti ketika ia merasakan ada seseorang yang memegangi tangannya. Pandangannya beralih pada orang tersebut, dengan lembut ia kembali duduk dan bertanya alasan pemuda itu memegangi tangannya. "Terimakasih ya Kak topinya" ucapnya sembari mengembalikan topi Ratu. "Itu aja? Ada lagi?" Tanya Ratu.
Neil mengangguk pasti, tidak ada hal lain lagi yang ingin ia tanyakan pada Ratu. Ratu kembali bertanya sekali lagi, meyakinkan Neil apakah benar tidak ada yang ingin ia tanyakan. Dan sekali lagi Neil mengangguk pasti dan berkata tidak. Ratu lalu mengangkat tangannya, tangan yang masih dipegangi oleh Neil. Sontak saja pemuda itu melepaskan tangan Ratu dan meminta maaf. Teman-teman Neil tertawa pelan melihat tingkah bodoh kawannya itu.
Ratu pergi bersama gengnya untuk sekadar berbincang-bincang. "Ratu, hari ini loe ada jadwal latihan Muay Thai kan? Gue nebeng ya, ada les bahasa Prancis, dekat dari tempat loe latihan kok" ucap Faiq. Mereka semua terheran-heran, pasalnya mereka juga baru tahu jika Faiq menerima permintaan Mamanya untuk les bahasa Prancis. Padahal ia menolak itu bahkan sampai kabur dari rumah karenanya. "Jangan lihatin gue gitu, diancem gue, motor dan mobil gue disita. Terpaksa deh" curhat Faiq dengan sedih.
Bukannya prihatin, teman-teman Faiq malah tertawa terpingkal-pingkal. Karena terlalu sibuk tertawa, Aidan tidak memperhatikan jalannya. Pada akhirnya ia menabrak seorang siswi yang sedang membawa tumpukan buku ditangannya. Aidan segera meminta maaf dan membantu siswi itu untuk menata bukunya kembali. "Ciyee, lama-lama jadi cinta nih, kayak yang didrama" celetuk Ezra menggoda. Aidan tersipu malu dan memukul perut Ezra.
"Tunggu" ucap Ratu menghentikan langkah siswi itu. Ratu mengambil semua buku ditangannya, lalu memberikan semua buku pada Aidan. Memerintahkan Aidan untuk mengantar buku-buku tersebut sebagai permintaan maafnya. Melihat senyum Ratu yang menakutkan, Aidan pun pergi bersama sang siswi dengan tumpukan buku ditangan.
Ubay kembali membuka perbincangan diantara mereka. Sembari duduk dan minum didekat mesin penjual minuman, Ubay bertanya mengapa terus membantu Neil. Sebab ini sudah kedua kalinya Ratu membela Neil. Ratu berdalih jika dirinya hanya ingin membantu pemuda itu saja, tak ada hal lain. "Kayaknya susah dapetin dia" celetuk David memancing. Gio, Ezra, Faiq dan Ubay sadar akan pancingan David, merekapun mulai bersatu untuk menggoda Ratu.
"Dia kayaknya gak suka loe" ujar Gio.
"Loe bukan typenya" timpal Ezra.
"Gue yakin loe gak bisa dapetin dia" sambung Faiq.
"Mau taruhan?" Timpal Ubay.
Ratu menatap mata kelima pemuda dihadapannya secara bergantian. Ia tersenyum miring mendengar semua hal yang baru saja mereka utarakan. "Gue gak mau taruhan" jawab Ratu lalu pergi menuju kelasnya. Kelima pemuda itu mengejar Ratu dan menanyakan alasannya. Tidak biasanya Ratu menolak taruhan, ia biasanya menjadi yang paling bersemangat untuk hal seperti ini.
"Gue gak bisa. Gimana kalau pada akhirnya gue beneran jatuh cinta sama Neil? Gue gak mau kehilangan lagi. Karena taruhan ini gue harus kehilangan Bilal, orang yang paling gue sayangi" gumam Ratu lirih. Langkah Ratu terhenti sembari menatap Neil yang berjalan mendekat bersama kedua temannya.
Melihat Ratu dan gengnya berdiri dihadapan mereka, Neil dan kedua temannya juga ikut berhenti berjalan. Mereka semua saling berpandangan dalam diam dan dari jauhnya jarak.
Ratu terus memandang ke arah Neil dan kawannya. Tetapi bukan mereka yang gadis ini perhatikan. Melainkan sepasang kekasih yang sedang berjalan mendekat dengan tangan yang saling mengait satu sama lain. Ratu terus menatap Bilal dan Hera yang berlalu dihadapannya. Sempat matanya dan mata Bilal bertemu sejenak. Sebelum Bilal benar-benar pergi dari hadapannya.
Gadis itu merasa kesal melihat kedekatan antara Bilal dan Hera. Tapi ia tahu, bukan haknya untuk cemburu, mengingat dirinya dan Bilal sudah tak memiliki hubungan apapun. Ratu meremas minuman kaleng ditangannya lalu membantingnya dengan keras. Alhasil minuman itu berceceran dan mengotori lantai.
"Lihat aja, beraninya mereka mainin perasaan gue. Jangan lupa, pembalasan selalu lebih kejam" gumam Ratu sambil tersenyum miring.
"Kalian bertiga ngapain masih disini? Bel sudah bunyi, ayo masuk kelas" ucap Gio seraya menggerakkan tangannya menyuruh pergi. Neil dan kedua temannya lalu menaiki tangga menuju kelas mereka.
Seakan tak ingin tertinggal berita, ketiga pemuda itu kembali membuka suara. Liam terkejut bukan main setelah mengetahui jika Bilal dan Ratu sempat memiliki hubungan. Keduanya memang sempat menjadi couple goals di SM. Tak ada yang tak iri dengan hubungan pasangan itu, namun semuanya selesai begitu saja karena sebuah kesalahan.
"Gue pikir Kak Ratu suka sama loe, dia care banget sama loe Neil" celetuk Damar. Liam setuju dengan ucapan Damar, Ratu memang terlihat seperti sedang mendekati Neil. Tetapi itu semua hanya karena kebaikan atau memang ada perasaan, mereka masih belum bisa menentukan. Neil menghentikan perbincangan konyol temannya, dan mengajak mereka untuk segera masuk kedalam kelas.
Ketika bel pulang berbunyi, Ratu, Gio dan Ubay berjalan beriringan menuju parkiran mobil. Ratu duduk diatas kap mesin mobil sembari memainkan game diponselnya. Menunggu Faiq yang tak kunjung datang.
Saat Ratu sedang asik bermain, Neil yang awalnya berada diparkiran motor langsung mendatangi Ratu. Tak perlu waktu lama, sebab parkiran motor berhadapan dengan parkiran mobil. Neil memanggil nama Ratu, kemudian memberikan jaketnya. Hal itu tentu membuat Ratu bertanya-tanya. "Buat nutupin roknya Kak, takut kelihatan, banyak yang nungguin tuh" ucap Neil menjelaskan. Ratu menatap ke arah belakang Neil, mendapati gerombolan cowok mesum disana.
"Kamu manis banget sih, makasih ya, aku mau masuk mobil aja. Hati-hati pulangnya" ujar Ratu. Untung saja Faiq datang saat itu, Ratu melempar kunci mobilnya pada Faiq, berpamitan pada Neil lalu masuk kedalam mobilnya.
Ratu dan Faiq pergi menuju ke tempat les Bahasa Prancis. Faiq kembali meminta Ratu untuk mengantarnya pulang, ia berdalih sebab lesnya selesai lebih cepat daripada latihan Ratu, dan ia akan datang ke tempat latihan Ratu untuk pulang bersama. Ratu menyetujui hal itu kemudian pergi menuju tempat latihan Muay Thai.
"Tumben loe, biasanya kesini dua kali seminggu, kenapa sekarang jadi tiga kali seminggu? Karena galau habis putus? Makanya cari pelarian?" Ocehan itu keluar begitu lancar dari bibir Zayden, senior Ratu di tempat latihan. Ratu hanya menatap sekilas dan terus memukul samsak dihadapannya dengan begitu cepat. Mengingat Bilal kembali memancing amarahnya.
Tiga jam berlalu sudah, Ratu membaringkan tubuhnya di ring tinju sembari menatap langit-langit. Nafasnya naik turun karena kelelahan. Tak ada apapun dalam pikirannya, ia sejenak melupakan apa yang terjadi. Hingga seseorang datang mengagetkan dirinya. Sebuah wajah yang tiba-tiba saja muncul dihadapannya. "Ayo pulang" ajak Faiq seraya menarik tangan Ratu untuk bangun. Ratu meninju lengan atas Faiq sebagai balasan karena telah mengagetkan dirinya.
Ratu bergegas berganti pakaian, berpamitan pada Zayden lalu pulang bersama Faiq. Dalam perjalanan pulang, Ratu menatap ponselnya, memperhatikan foto dirinya dan Bilal. Ia masih tak rela melepaskan Bilal begitu saja, hatinya masih enggan untuk melupa. Jelas sekali terlihat jika Ratu belum bisa move on dari Bilal. Walau kenyataannya Bilal sudah memiliki pengganti dirinya.
"Kenapa loe gak minta maaf aja sama Bilal, terus ajak dia balikan, lagian gue lihat Bilal gak terlalu suka Hera" saran Faiq.
Gadis itu mengatur kursinya agar bisa berbaring tidur. Ia sudah mencoba melakukannya, tetapi Bilal menolak. Sakit hati Ratu saat Bilal menolak bahkan tanpa berpikir. Ratu begitu kemah dihadapan orang yang ia sayangi, sebab itu ia ingin menjadikan Bilal sebagai seseorang yang paling ia benci. Memang belum terjadi, karena rasa cinta itu lebih besar dari kebencian Ratu pada Bilal.
Setelah mengantar Faiq, Ratu pulang kerumah. Ia mendapati Tania sedang mengerjakan PR seorang diri diruang tamu. Gadis itu mencium pucuk kepala Tania dan memeluknya begitu erat. "Aaaahh Kakak bau" rengek Tania seraya mencoba menjauhkan Kakaknya. Ratu tertawa kecil melihat tingkah lucu adik bungsunya itu.
"Kamu ngapain? Laper gak? Mau Kakak belikan sesuatu? Atau Kakak masakin sesuatu? Atau..." ucapan Ratu terpotong karena tangan mungil Tania membungkamnya. Tania memang sudah kelas 1 SMP, tetapi Ratu masih saja menganggapnya seperti anak kecil yang polos dan tidak tahu apapun. "Mau mie ayam sama ceker pedes, beliin yaaa" pinta Tania. Ratu begitu gemas melihat tingkah lucu adiknya.
"Siap nyonya, Kakak mandi dulu ya, yang pinter belajarnya" balas Ratu kemudian pergi ke kamarnya. Membersihkan diri dan berganti pakaian secepat kilat. Setelah siap Ratu berjalan keluar kamar, tetapi langkahnya terhenti saat mendengar suara des*han dari kamar Melvin. Gadis itu langsung membuka kamar Melvin yang tak terkunci, terlihat Melvin dan ketiga temannya sedang menonton film dewasa. Sontak saja mereka terkejut dan berusaha mematikan televisinya. Keempat pemuda itu terlihat begitu gugup seakan mereka telah melakukan pelanggaran hukum yang berat.
"Ratu, kalau mau masuk ketuk pintu dulu dong" ucap Melvin dengan nada sedikit membentak. Ratu menutupi mulutnya menahan tawa, wajah panik para pemuda itu sungguh lucu baginya. "Pelanin dikit dong suaranya, awas aja kalau Tania dengar, gue gak segan-segan buat motong kebanggaan kalian itu" ancam Ratu lalu pergi menutup pintu. Keempat pemuda itu memegangi harta mereka yang paling berharga, sembari membicarakan Ratu yang begitu tega dan kejam.
Ratu berjalan menuju garasi motor, mengeluarkan motor sport merah miliknya. Ratu memang menyukai warna merah, segala sesuatu yang ia inginkan, ia akan mencari warna merah terlebih dahulu sebelum memilih warna lainnya. Gadis itu mengenakan helm merahnya, lalu melajukan motornya keluar rumah. Ratu menuju ke tempat pedagang kaki lima yang sering ia kunjungi, disana ada banyak menu makanan.
Tempat itu tak pernah sepi pengunjung, Ratu harus mengantri beberapa menit untuk mendapatkan pesanan adiknya tercinta. Sambil memainkan ponselnya, Ratu mencoba menstalk akun sosmed Neil. Ia memandangi setiap foto Neil, "Dia terlihat sangat manis" gumam Ratu.
"Kak Ratu" Sapa seseorang. Ratu mendongakkan kepalanya, ia tersenyum lebar menatap Neil yang sedang berdiri dihadapannya. "Apakah pertemuan kita ini disengaja? Ataukah ini takdir? Aku baru saja memikirkan mu dan kau sekarang ada di hadapanku" jawab Ratu. Ia masih tak percaya dengan apa yang terjadi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!