"Apa? Masuk pesantren? Nggak Dady, aku nggak mau masuk pesantren, aku nggak mau...!" Kia memelas membuat Renald tak tega melihatnya.
"Kia, mungkin selama ini daddy terlalu memanjakanmu hingga kau selalu bikin ulah." Renald mengalihkan pandangannya karena ia pasti akan luluh jika melihat putrinya memelas.
"Tapi aku nggak bikin ulah Dad, Raka aja yang suka bikin ulah sama Kia, Kia hanya membalasnya Dad," ucap Kia memegang tangan Renald yang sedang duduk di sofa.
"Kamu nggak usah membantah daddy, keputusan daddy sudah bulat, kau akan berangkat sama Anggi besok pagi," ucap Renald.
"Apa? Jadi Anggi akan masuk pesantren juga? kalau gitu aku akan menuruti keinginan Dady," Kia berbinar. "Tapi apakah ayah Rizky mengizinkan Anggi masuk pesantren Dad?" Kia menaikkan sebelah alisnya.
"Justru ini adalah saran dari ayahnya Anggi agar memasukkan kalian ke pesantren, mungkin dengan menitipkan kalian ke pesantren, sikap kalian akan berubah," ucap Renald.
"Emangnya kami kenapa? Kami ini anak baik kok, dady aja yang menilai kami buruk," ucap Kia cemberut.
...*************...
Zaskia Renald Refaldy putri dari Renald dan Muti yang di panggil dengan sebutan Kia. Sedangkan Anggi Rizky pratama adalah putri dari Rizky dan Syeila.
Kia dan Anggi bersahabat sejak kecil, karena Kia yang tak memiliki ibu, ia di rawat oleh Syeila ketika Renald bekerja.
Syeila sengaja meminta tanggung itu untuk merawat Kia kecil ketika Renald ke kantor, sebagai tanda terima kasihnya karena Muti telah bersedia mendonorkan kornea matanya untuk Rizky.
Syeila menyayangi Kia tanpa membeda-bedakan antara Kia dan putrinya sendiri. Ketika Rizky bisa melihat, Rizky langsung menikahi Syeila setelah 2 Minggu dari pulangnya Rizky dari rumah sakit usai operasi, umur Anggi di bawah Kia satu tahun, karena Syeila tidak memakai pil kontrasepsi terlebih dahulu ia langsung di karuniai seorang anak perempuan dan beberapa tahun setelahnya di karuniai seorang putra.
Kia dan Anggi selalu akur, karena Syeila selalu mengajari Anggi untuk selalu mengalah pada Kia, Anggipun mendengarkan ucapan bundanya. Anggi dan Kia sudah seperti saudara kandung yang tak terpisahkan, Meskipun Kia sombong, tapi Kia sangat menyayangi Anggi dan tak membiarkan seorangpun untuk menyakitinya. Mereka satu sekolah, Kia berusia 18 tahun menginjak kelas 3 SMA, sedangkan Anggi berusia 17tahun ia menginjak kelas 2 SMA.
Sebenarnya Anggi nggak terlalu Barbar hanya saja karena berteman dengan Kia ia terkadang juga kena imbasnya meskipun Anggi nggak cari masalah. Namun, Anggi tak pernah marah ataupun menyalahkan Kia, karena ia begitu menyayangi Kia dan menganggaapnya sebagai kakak kandungnya.
...***************...
"Kak...! Apa bener Kakak akan masuk pesantren?" tanya Azka adik kandungnya Anggi.
"Iya...! Kakak nggak tega membiarkan Kia masuk pesantren sendiri, aku takut dia kesepian di sana." Anggi tersenyum sambil mengemasi barang-barangnya untuk di bawa ke pesantren.
"Kak Kia udah besar kali Kak, bilang aja kalau kakak kesepian tanpa kak kia," ucap Azka mencibir.
"Kamu anak kecil sok tau." Anggi mengacak rambutnya Azka.
"Ih... apaan sih Kak, aku bukan anak kecil lagi tau." Azka cemberut.
"Masih Smp aja udah bilang bukan anak kecil, awas ya...! jangan macem-macem!" Anggi menunjuk Azka dengan jari telunjuknya.
"Udah nggak usah nunjuk-nunjuk kayak gitu." Azka menepis tangan Anggi.
"Yang suka macem-macem itu Kakak dan kak Anggi bukan aku, makannya ayah dan dady Renald memasukkan kalian ke pesantren."
"Lebih baik pakai tuh kerudung, berpakailah yang sopan jika ingin masuk pesantren!" Azka melempar kerudung Anggi tepat pada wajahnya.
...🍒🍒🍒🍒🍒...
...TBC...
"Lebih baik pakai tuh kerudung, jika ingin masuk pesantren, berpakailah yang sopan!" Azka melempar kerudung Anggi tepat di wajahnya.
"Azkaaaa...!" teriak Anggi.
Sedangkan Azka lari dari kamar Anggi, Anggi yang kesel langsung mengejarnya sampai ke depan kamar Azka. Namun, Azka mengunci pintu kamarnya sehingga Anggi tak bisa mengejarnya lagi.
"Dasar anak bandel, keluar kau...!" Anggi mengedor-ngedor pintu kamar Azka. Sedangkan Azka malah tertawa puas di balik pintu karena telah berhasil mengerjai kakaknya.
Rizky yang mendengar keributan di depan kamarnya, langsung keluar untuk melihat apa yang di lakukan anak-anaknya.
"Kalian sedang ngapain?" ucap Rizky yang melihat Anggi mengedor-ngedor pintu kamar adiknya.
"Azka ngeselin Yah...! aku pengen menjewer telinganya biar dia kapok." Anggi memberenggut.
"Kalian itu ya...! sudah kayak tikus dan kucing saja. Sudah sana...! mending kamu lanjutkan mengemasi keperluanmu di pesantren dari pada meladeni adikmu, jangan lupa pakai kerudung!" ucap Rizky tersenyum.
"Iya Ayah...!" Anggi melangkah menuju kamarnya untuk menyiapkan apa saja yang harus di bawa ke pesantren.
...***************...
"Ini semua gara-gara si Raka, coba saja dia nggak cari gara-gara, pasti aku nggak akan dapat masalah," gumam Kia.
"Dia duluan yang bilang 'kan? kalau aku itu anak pungut, jadi aku hanya membalasnya saja," ucap Kia sambil mengingat kejadian yang mengharuskannya masuk ke pesantren.
"Lebih baik aku telfon Anggi saja," ucap Kia sambil mengambil ponselnya.
"Nggi...! apa bener kau akan ikut aku mondok?" ucap Kia setelah telponnya di angkat oleh Anggi.
"Ya benerlah...! mana mungkin aku tega membiarkanmu pergi sendirian, kita sudah terbiasa bersama sejak kecil, jadi kemanapun kau pergi aku akan mengikutimu," ucap Anggi tersenyum.
"So sweet banget sih...!" Kia terharu.
"Ngapain kau telpon aku? memangnya kau sudah selesai menyiapkan keperluanmu di pesantren?" ucap Anggi disebrang sana.
"Dady yang sudah mempersiapkan kebutuhanku, lagi pula aku nggak perlu bawa baju-bajuku yang di sini, soalnya di pesantren katanya harus pakai kerudung, aku mana punya pakaian yang kayak gitu?"
"Bener juga sih, sebenarnya aku juga nggak punya, tapi bunda membelikannya tadi sore untukku."
"Andai aku punya mommy pasti aku akan punya tempat untuk mengadukan keluh kesahku," Kia menundukkan kepalanya.
Sedangkan Anggi merasa bersalah karena ucapannya membuat Kia bersedih karena mengingat momynya.
"Kia, kau tak perlu bersedih bukankah bundaku juga bundamu juga?" Anggi menghibur.
"Kau bener Nggi, tapi apakah aku salah jika mengingat momy, aku merindukannya Nggi, sangat merindukannya, aku nggak tega setiap kali melihat ayah memandangi foto momy, dia selalu menangis dalam kesendiriannya, dia hanya pura-pura tegar di depanku," mata Kia mengembun.
"Kau yang tegar Kia...! kau tak boleh bersedih agar momymu tenang di sana," ucap Anggi.
"Kau benar Nggi, aku harus semangat. Andai dady mau menikah lagi, mungkin aku akan tenang, tapi dady selalu menolaknya, karena dady tidak bisa menggantikan posisi momy dihatinya dengan orang lain."
"So sweet banget sih dady Renald." Anggi terharu.
"Sudah ah, kita tidur dulu agar besok nggak kesiangan," ucap Anggi.
"Ya sudah aku tutup dulu telponnya ya...? selamat malam..., mimpi indah adikku sayang," ucap Kia.
"Semoga kau juga mimpi indah,"
Kia menutup telponnya, lalu saat menoleh ternyata dadynya sudah berdiri di ambang pintu kamarnya, membuat kia terkejut.
"Dady...!" ucap kia.
...🍒🍒🍒🍒🍒...
...TBC...
Jika ada yang berkenan mampir ku ucapkan 'Terima kasih'
"Dady...!" ucap Kia.
Renald melangkah mendekati Kia yang sedang duduk di meja riasnya, Renald membelai rambut Kia.
"Maafkan dady, dady belum bisa menjadi yang terbaik untuk Kia," ucap Renald.
Kia berdiri lalu memeluk Renald erat, dan air matanya yang sejak tadi ditahan, kini telah terjun bebas.
Renald merasa bersalah pada putrinya karena Renald tidak bisa memenuhi keinginan Kia, Renald memenuhi apapun keinginan Kia kecuali menikah, sedangkan yang di inginkan Kia adalah seorang ibu, Renald tak pernah ingin menikah karena takut istri keduanya hanya akan menyakiti Kia dan tidak bisa menyayangi Kia layaknya anak kandung.
"Jadilah anak yang baik, dady sangat menyayangimu, dady memasukkanmu ke pesantren agar kau bisa berubah. Kau anak perempuan Kia...! tidak baik jika sikapmu seperti seorang anak laki-laki," ucap Renald.
"Maafkan Kia Dad...! Kia janji sama dady, Kia akan belajar yang rajin di sana." Kia menangis dalam pelukan dadynya, menyalurkan kerinduannya pada Renald karena Renald sering meninggalkannya ke luar kota."
Kia sedih karena mungkin Kia akan lebih jarang bertemu dengan dadynya setelah masuk pesantren.
"Jika Kia tidak lagi disisi dady, dady jangan pernah menangis sendirian lagi, ikhlaskan momy Dad...! dia nggak akan tenang jika dady terus begitu." Kia mendongak menatap wajah tampan dadynya.
"Iya...! dady janji, dady nggak akan sedih lagi." Renald tersenyum menatap putrinya
yang berada dalam pelukanya.
"Kau tau nggak?! kenapa dady terkadang menangis saat melihat foto momymu?" ucap Renald.
Kia menggeleng. "Coba kau lihat foto momymu?" Renald memandang foto Muti yang terpampang di dinding kamar Kia.
"Wajahnya sama persis dengan wajahmu sekarang," ucap Renald sambil tersenyum.
Kia menuntun dadynya untuk duduk di sofa kamarnya. Lalu kia tidur di pangkuan dadynya.
"Dady...! apakah dady marah sama Kia? karena momy meninggal di sebabkan ingin mempertahankan Kia." Kia menatap Renald dengan perasaan bersalah.
Renald membelai rambut putrinya, lalu memgecup keningnya.
"Momy meninggal bukan karenamu sayang...! jangan pernah nyalahin diri Kia sendiri karena momy meninggal sudah menjadi takdirnya," ucap Renald.
"Aku hanya merindukan momymu ketika melihat wajahmu karena kalian begitu mirip." Renald tersenyum.
"Sekarang tidurlah...! jangan tidur terlalu larut, ingat! besok kau harus berangkat pagi." Renald mendudukkan Kia, lalu beranjak hendak pergi dari kamar putrinya.
Namun, Kia kembali memeluk Renald dari belakang. "Aku pasti akan sangat merindukan dady."
Renald membalikkan badan lalu membalas pelukan putrinya. "Dady juga...!"
"Tidurlah sayang...! jangan kayak gini."
Kia mengendurkan pelukannya, lalu mengangguk sembari menghapus air matanya.
Renald tersenyum lalu melanjutkan langkahnya menuju pintu kamar Kia, tetapi tak lama setelahnya Renald balik badan lalu tersenyum.
"Selamat malam, mimpi yang indah sayang!" Renald menutup pintu kamar Kia.
"Dady...! Kia sangat menyayangimu, maafkan Kia yang masih belum bisa membahagiakan dady, Kia masih belum bisa menjadi kebanggaan dady, tetapi Kia janji Kia akan berusaha menjadi orang yang lebih baik lagi, sehingga dady bangga sama Kia." Kia menatap pintu kamarnya.
Setelah itu, Kia beranjak lalu mengambil foto orang tuanya yang berada di atas nakas sisi ranjangnya.
"Momy...! ternyata dady benar, wajahmu begitu mirip denganku, andai saja momy masih hidup, mungkin Kia nggak akan kesepian, dan dady nggak akan sering pergi keluar kota," ucap Kia membelai wajah kedua orang tuanya.
"Aku sangat menyayangi kalian," Kia mengecup foto ke dua orang tuanya lalu mendekapnya erat.
...🍒🍒🍒🍒🍒...
...TBC...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!