"Mah laper." Rengek seorang bocah dalam sebuah mobil Aygo x bewarna merah
"Mo makan apa sayang." tanya sang mamah
"Ai mo makan sate ketupat " rengek bocah yang bernama Alfahri itu.
" Ok itu di depan ada penjual sate kita mampir di situ yah " wanita itu pun memarkirkan mobilnya di pinggir sebuah taman .
"Ayok sayang turun." kata wanita itu menggandeng putranya.
"Hole... makan sate." Alfahri bersorak gembira.
Ibu dan anak itu menuju ke salah satu sate gerobak yang sedang mangkal di pinggir taman. mereka mengambil tempat ddk yang aman untuk anak nya.
" Mang sate Padang nya 2 yah" pinta wanita itu pada penjual sate.
"Mamah Ai mau yang banyak ketupatnya " rengek bocah itu.
"Ia sayang." wanita itu mengusap kepala putranya dan tersenyum lembut.
" Satenya mbak " penjual sate itu menyerahkan dua piring sate ke ibu dan anak tersebut,
" Makasih m....." ucapan wanita tersebut terhenti saat matanya menatap penjual sate yang berdiri tepat di depan mejanya.
"Naya ...!?"
kedua nya terdiam sejenak saling pandang
" Mah laper ." rengekan bocah itu mengagetkan Naya dari lamunan singkatnya.
" E..h.. i.. iya sayang , ayo kita makan." Naya menyediakan sendok dan membiarkan putranya makan dengan lahap , sementara itu pandangannya kembali pada penjual sate yang kini tengah melayani pembeli.
" Kenapa dia ada di kota ini, bukankah seharusnya dia di Riau ," bisik hati Naya.
"Nay, boleh aku duduk di sini " Naya mengangkat kepalanya menyadari kehadiran pria itu di depannya.
"I.. iya silahkan ,tapi... bukannya kau harus melayani pembeli mu." tanya Naya sekedar berbasa basi.
"Kebetulan dagangan ku sudah habis" pria itu bicara sambil menatap bocah kecil yang ddk di samping Naya. " putramu ..?" katanya kemudian
"Ah..., iya.. Fahri kenalkan ini om Aldo teman mamah " kata Naya memperkenalkan putranya pada penjual sate
" Hai om aku Ai," Fahri mengulurkan tangannya pada Aldo.
" Hai jagoan, kamu sangat pintar udah sekolah belum" Aldo menyambut tangan Fahri dan mengusap lembut kepala bocah itu.
" Om teman nya mamah Ai, tapi Ai gak pernah lihat om." tanya Fahri dengan nada khas anak anak nya.
" Haha, ia om kerja jauh jadi gak pernah ketemu sama mamah kamu." Aldo menatap Naya sekilas
" Berarti om kenal sama papah Ai dong, " tanya Fahri lagi
" Kenal.., " jawab Aldo singkat
" Om tau papah Ai kerja di mana, kata papa papa akan segera pulang , tapi papa Ai gak pernah pulang , papah bohong terus, Ai benci sama papa." tiba tiba Fahri merasa sedih mengingat papanya.
" Ai , sayang .. gak boleh gitu ah. papa Ai pasti pulang kok , hanya saja papa Ai lagi banyak kerjaan." Naya mengusap kepala putranya dan menarinya ke dalam pelukannya.
"Papanya Fahri kerja di mana nay," tanya Aldo penasaran
"Ia bekerja di Lombok " jawab Naya asal
"O...."
"Ai sangat mirip dengan Josep "
"Bang Aldo sudah larut kami pulang dl, berapa semuanya." tanya Naya pada Aldo
"Nay tidak bisakah kita bicara sebentar lagi."pinta Aldo sendu
"Maaf bang, tapi Abang lihat sendiri mod Fahri juga lagi gak baik. berapa semuanya " kata Naya kembali sambil menekan kan kalimatnya
" Kau ini nay, seperti pada orang asing saja. anggap lah ini sebagai. jamuan pertemuan pertama kita setelah kurang lebih 5 tahun tak bertemu. kapan kita bisa bertemu lagi nay " Aldo mengantarkan Naya ke mobilnya
" Nay, boleh aku meminta no hp mu." pinta aldo ragu ragu
Naya diam sejenak seperti berfikir , jauh di lubuk hatinya ada rindu untuk Aldo, tapi ia takut Aldo telah menikah dan akan terjadi salah faham dalam hubungan mereka.
" Kau tenang saja, aku tak akan mengganggu rumah tanggamu, aku hanya ingin mengobrol biasa." Aldo menangkap keraguan di mata Naya . " ok baiklah jika kau tak mau, aku tak akan memaksamu , tapi nay please ... datang lagi ke sini jika kau ada waktu. aku ingin ngobrol banyak dengan mu." pinta Aldo
" Baiklah akan aku usahakan , aku pulang dl bang," Naya memasuki mobilnya dan berlalu meninggalkan Aldo .
"Tak kusangka kau telah di miliki orang lain nay, sedangkan aku masih selalu berharap untuk mendapatkan sedikit ruang di hatimu lagi." Aldo tersenyum kecut
***
Naya memasuki kamarnya setelah terlebih dahulu menyuruh Fahri untuk tidur .
"Ah... lelah sekali " gumam Naya.
Tiba tiba... ia teringat akan Aldo. nanya termenung sesaat kemudian menghembuskan nafas beratnya.
" Kenapa kita harus bertemu lagi bang, " bisik hati Naya.
"Aku harap kau sudah bahagia bersama keluargamu."
Naya memasuki kamar mandi dan segera menyegarkan dirinya di air hangat untuk menghilangkan segala ke penataan nya hari ini. setelah selesai dengan rutinitas mandinya ia kemudian melakukan solat Isa, selesai solat ia pun merebahkan diri di kasur empuknya dan melirik jam di hp nya
" Ah... sudah jam 11 malam , aku harus segera tidur" bisik Naya pada dirinya sendiri.
namun baru saja Naya ingin memejamkan matanya suara hp nya kembali mengusik telinganya.
" Aah..., siapa sih malam malam begini." Naya pun menekan tombol hijau di layar hp android nya tampak di sana wajah pria yang setiap malam mengganggu waktu tidurnya.
"Apa kau tak bisa menunggu hingga esok pagi, kenapa selalu menggangguku tengah malam." kata Naya ketus
" sayang... please aku sangat merindukan kalian "
kata pria di ujung sana dengan suara memelas
" Sudah berulang kali aku katakan , aku tak ingin lagi berhubungan denganmu, apa lagi dengan istrimu itu." ketus Naya lagi
"Nay, berulang kali aku katakan dia bukan istriku aku mohon jangan hakimi aku seperti ini nay, atas kesalahan yang tak aku lakukan ." pria itu mulai merasa frustasi dengan sikap Naya yang selalu menolaknya
" Aku mau tidur," Naya hendak mematikan hp nya namun pria itu kembali bicara
"*I*zinkan aku bertemu Fahri nay," pinta pria itu lagi
" Aku telah memberimu izin tapi kau yang selalu mengecewakan nya. " kata Naya dan langsung menekan tombol merah.
" Pria brengsek mengganggu ku saja, " Naya kembali melanjutkan tidurnya.
sementara itu di seberang sana
"Nay...., Naya... " ia membanting hp nya dengan keras hingga hancur terbelah
" Kau kenapa ? apa wanita itu menolak mu lagi." terdengar suara sinis dari seorang wanita
"Siapa yang menyuruh mu untuk masuk ke kamarku."
pria itu menatap tajam seolah ingin membunuh wanita tersebut
"Ayolah Josep , aku ini istrimu wajar kalau aku di sini." wanita itu berusaha untuk bersikap lembut
" Keluar kau dari kamarku , dasar wanita ******." dengan emosi Josep menarik tangan wanita itu dan melemparnya ke luar dari kamarnya serta membanting pintu dengan keras membuat Melinda merinding
" Dasar lelaki sialan, 4 tahun aku menjadi istrinya tapi sikapnya tak pernah berubah , bahkan aku telah melakukan segala macam cara, ini semua gara gara wanita sialan itu." geram Melinda
*****
...jam sudah menunjukkan pukul 02:00 dini hari namun mata Naya tak mampu terpejam sedikit pun , pertemuannya dengan Aldo membuat Naya teringan kenangan 5 tahun lalu sebelum dia menikah dan memiliki Fahri ....
5 tahun lalu
"sayang hari ini Abang akan menemui keluarga mu, dan secepatnya kita akan menikah, Abang sudah tak sabar ingin menikah denganmu." kata Aldo sambil menggenggam erat jemari Naya
"apa kau bahagia, .. hummm.." Aldo mendekatkan wajahnya di balik telinga gadis itu, menghirup harumnya shampo di rambut wanita kesayangannya itu.
"Naya sangat bahagia bang, tapi Naya takut bagaimana jika kak Aswin tak memberi restu pada kita." gadis itu terlihat sangat khawatir masih terngiang di telinganya saat kk ke duanya itu mengultimatum nya beberapa hari yang lalu.
"jika kau tak mengakhiri hubunganmu dengan pria pengangguran itu. maka kau siap siap angkat kaki dari rumah ini, dan satu lagi aku tak akan pernah mengizinkan mu untuk bertemu lagi dengan mamah." kata kata itu sangat melekat di memori Naya, hingga sekarang
"kita tak akan tau, jika kita tak mencobanya sayang, Abang akan yakinkan bang Aswin kalau Abang bisa menjadi suami yang baik untuk adik kesayangannya ini" Aldo menarik Naya ke pelukannya dan mencium tipis pipi gadis itu.
"jika tak di restui" Naya menautkan kedua alisnya
"Abang akan larikan adiknya ini hingga ia tak mampu menemukannya " candaan Aldo tapi terdengar serius di telinga Naya
" bang...." naya terlihat tak suka dengan candaan Aldo
" iya sayang, Abang bercanda.jika bang Aswin tak merestui kita , Abang akan tetap berusaha sampai mereka mau memberikan restu pada kita." Aldo mencubit hidung Naya
" huf... gak sabar pengen cept nikah" Aldo memeluk Naya erat dari belakang sambil melingkarkan tangannya di pinggang Naya , mereka berdua menikmati angin sejuk di bawah pohon nan rindang di pinggir danau sambil sesekali Aldo mencium pipi gadis kesayangan nya itu.
sore harinya Naya sudah siap dengan berbagai macam kue untuk menyambut kedatangan Aldo . mamah Naya pun tak pernah melarang hubungannya dengan Aldo , hanya saja kedua kk lelakinya ingin Naya memiliki suami yang mempunyai pekerjaan tetap , bukan seperti Aldo yang hanya kuli kadang bekerja kadang tidak.
atas permintaan sang mamah Aswin dan Arif datang ke rumah mamah untuk menemui Aldo yang berniat melamar Naya , kedua kk lelaki Naya itu pun telah datang . sore berganti malam , selepas solat Isa keluarga dari pihak Aldo pun telah datang.
kedua keluarga berkenalan , dengan sangat yakin Aldo menyampaikan niatnya ke pada keluarga Naya. namun kk Naya yang tertua memberikan persyaratan pada Aldo.
"aku tak keberatan jika kau ingin menikah dengan adikku., tapi sebagai seorang kk aku ingin adikku menikah dengan lelaki yang tepat, jika kau benar benar menginginkan adikku maka permintaan kami sangat sederhana ." Arif menjeda sebentar kalimatnya.
" pertama buktikan pada kami kau bisa memiliki pekerjaan atau penghasilan yang tetap , ke dua aku berikan waktu selama satu tahun untuk kau mengumpulkan uang , karena aku ingin adikku satu satunya menikah dengan sebuah pesta yang meriah. jika kau telah memiliki dua persyaratan itu kau bisa datang kembali ke sini. dan aku akan menikahkan kalian" kata Arif tegas.
"bagaimana do, apa kau bersedia dengan persyaratan dari keluarga Naya." tanya ibu Aldo pada anak nya tersebut.
Aldo terdiam sejenak kemudian ia mengangguk pasti , "ya saya bersedia bang, saya berjanji akan berusaha membahagiakan Naya dan akan berusaha agar Naya tak kekurangan semasa hidupnya." janji Aldo pada keluarga Naya.
Aldo dan Naya saling tatap penuh bahagia ,akhirnya sesuai dengan kesepakatan kedua belah keluarga lamaran Aldo di tunda sampai Aldo memiliki pekerjaan tetap. dan untuk itu Aldo hanya butuh waktu satu tahun.
***
hari berganti hari Aldo pun berusaha mencari pekerjaan yang layak dengan berbekal ijazah SMA miliknya. namun ternyata mencari pekerjaan tidaklah mudah Aldo pun mulai frustasi dan patah semangat
" kamu harus yakin sayang, ini baru sebulan, Naya yakin Abang akan mendapatkan pekerjaan " Naya selalu memberi kan semangat pada Aldo.
"sayang, aku rasa kedua kakak mu sengaja ingin menolak lamaran ku secara halus , mungkin dia sudah yakin kalau aku tak akan mendapatkan pekerjaan dan uang yang banyak dalam waktu setahun, jadi mereka bisa memisahkan kita nantinya" kata Aldo pada Naya
"kenapa Abang bisa berpikir seperti itu pada Abang ku, mereka tak mungkin akan membiarkan aku menderita bang, jangan pernah Abang berburuk sangka pada kedua Abang ku." kata Naya tak terima saudaranya di tuduh .
"Abang bukan berburuk sangka, Abang hanya..." kalimat Aldo terhenti ia diam menatap hamparan danau di depan matanya. ia mulai merasa takut, takut aja kehilangan cintanya.
"apa Abang mencintai nay,?" pertanyaan itu tiba tiba keluar dari bibir mungil Naya
"pertanyaan macam apa itu nay, " Aldo menatap tajam ke arah Naya.
"kalau begitu buktikan bang, Abang pasti bisa ." Naya meraih tangan Aldo nan menggenggamnya erat seolah memberi kan kekuatan untuk Aldo.
" nay..., bagaiman jika Abang gagal." tatapan Aldo tiba tiba menjadi sendu.
" Abang harus berusaha dulu." Naya menyandarkan kepalanya di bahu Aldo. Aldo yang begitu takut kehilangan sang kekasih tiba tiba meraih kepala Naya dan memutar posisi duduknya menghadap Naya
" nay....?" Aldo menatap Naya dalam. lalu ia mendekatkan wajahnya pada Naya . tiba tiba Aldo mencium tipis bibir mungil di hadapannya. Naya sedikit tersentak kaget. ini kali pertamanya bibir nya di sentuh oleh seorang pria , biasanya Aldo hanya mencium pipi naya.atau puncak kening Naya.
" bang..." tegur Naya kaget.
" Abang menginginkan ini nay " Aldo mengusap lembut bibir indah itu dengan jarinya.
"tapi bang,?" belum sempat Naya melanjutkan kalimatnya. bibir Aldo telah menempel di bibir Naya. Naya tersentak ia kaget namun berusaha tetap tenang . Aldo menggigit kecil bibir Naya membuat Naya membuka bibirnya dan membalas setiap ******* dari bibir Aldo. bibir Aldo kini dengan leluasa menjelajahi setiap rongga mulut Naya. sementara tangan kanan nya kini pun mulai bergerilya mencari tempat persinggahan yang tepat.
"bang stop." Naya berusaha menghentikan tangan Aldo saat mulai berusaha mendaki kedua gunung kembar Naya. namun Aldo tak menghiraukannya. bibir aldo kini telah berada di leher jenjang milik Naya seolah ia menemukan tempat bermain yang sangat nyaman di sana. Naya berusaha menolak perlakuan Aldo namun Naya tak kuasa, rasa geli dan nikmat membuat sesuatu di sana menginginkan lebih.
" bang hentikan...?" suara Naya mulai serak , sementara tangan Aldo yang dari tadi bermain di kedua gunung kembar itu kini mulai turun ke lembah tertutup milik Naya , berusaha membuka pengait jeans itu namun Naya tiba tiba tersadar .
"bang hentikan." Naya mendorong tubuh kekar Aldo namun tenaga Aldo sangat kuat hingga usaha Naya tak membuahkan hasil.
"bang jika kau melakukan ini, aku bersumpah akan membencimu seumur hidupku." bentak Naya . Aldo tersentak , ia terdiam namun tak lama kemudian
" tidak sayang, jangan lakukan itu, aku sangat mencintaimu , ini satu satunya jalan agar kita bisa bersama." suara Aldo yang sudah mulai parau, nanya mendorong tubuh Aldo dengan sekuat tenaganya.
plak..., sebuah tamparan keras mendarat di pipi aldo.
"kenapa kau lakukan ini padaku bang, aku membencimu." suara Naya bagai kan petir yang menyambar di telinga Aldo. ia tersadar akan perbuatannya.
"nay,.. nay.. maafkan Abang sayang, Abang gak bermaksud " Naya memperbaiki kemeja nya dan segera berlari meninggalkan Aldo .
***
"ahhhh... semua lelaki itu brengsek...." tiba tiba Naya berteriak. mengenang kejadian yang sangat menyakitkan itu.
"kenapa kau harus kembali ke hadapan ku" Naya tersadar ia melihat jam di hp nya , jam 04:00 ia memutuskan untuk bangun dari tempat tidurnya dan mandi serta bersiap untuk solat subuh.
***
"Ai, bangun sayang sudah pagi "
"bental lagi mamah ,Ai masih ngantuk" suara manja nan cadel itu membuat Naya gemes
"mau bangun atau mamah gelitikin"
"ampun mamah ,ia Ai bangun cekalang" Ai langsung bangun dan merentangkan kedua tangannya
" yok anak mamah mandi." Naya mencium tengkuk Ai hingga membuat bocah itu kegelian
"mamah...." Ai terpekik sebel pada sang mamah
" geli mamah" kata Ai sambil terus tertawa kegelian
"hahaha, yok sekarang anak mamah mandi yah , sikat gigi dl." Naya menyiapkan odol dan sikat gigi si kecil kemudian menyiapkan air hangat .
selesai mandi dan berdandan rapi ibu dan anak itu sarapan berdua dengan makanan favorit Fahri yaitu nasi goreng sosis .
"minum susunya sayang, kita turun sekarang "
" ia mamah"
Naya dan Fahri kini telah berada di sebuah restoran yang memiliki konsep sederhana miliknya yang terletak tak begitu jauh dari rumahnya.
semenjak berpisah dengan Josep naya mulai membangun usaha katering Kecik kecilan dan berkat ke gigihan nya sekarang usaha Naya sudah mulai berkembang hingga menjadi restoran yang lumayan terkenal di kota Jambi. walaupun restoran jitu kecil tapi pengunjung nya tak pernah sepi karena konsep restoran nanya yang sederhana dan terjangkau untuk kalangan menengah .
Naya turun ke bagian dapur menemui koki andalannya nya.
" bim , bagaimana untuk persiapan katering Minggu ini." Naya bertanya pada Bima , koki dan sekaligus sahabat Naya.
" beres bos, tapi coba kau tanya pada mbak Eva kelihatannya kita kekurangan anggota dan seperti biasa kelihatanya kita harus nyari pekerja harian nay," kata Bima
" ya sudah aku ke mbak Eva dl." Naya berlalu meninggalkan Bima yang sedang bersiap untuk bertempur dengan alat dapurnya.
"mbak Eva sudah datang nin," tanya Naya pada Nina di bagian kasir.
"kelihatannya belum mbak." jawab Nina
" tumben, mbak Eva telat nggak seperti biasanya. kalau Mbak Eva datang suruh ke ruangan ku yah nin,"
" ya mbak," jawab Nina .
***
tok.. tok..tok..
"masuk mbak Eva." pinta Naya pada Eva
"ini laporan untuk ketering di gedung MULIA , nay." Eva memberikan rincian serta menjelaskan beberapa hal pada Naya.
" jadi kita kekurangan anggota sekitar 5 orang lagi nay," mbak Eva menjelaskan
" seperti biasa mbak, mbak bisa meminta anak magang yang biasa magang di restoran kita, tolong pastikan transportasi mereka. karena kita akan lembur mungkin sekitar jam 12 malam. " mbak Eva mengangguk tanda mengerti.
" ya sudah nay, saya permisi dl, " pamit mbak Eva pada Naya . Naya pun mengangguk.
"mamah bosen..." rengek Ai pada mamahnya.
" kenapa sayang, kan Ai bisa main game atau nonton tv yah sayang, kerjaan mamah masih banyak nih sayang." bujuk Naya pada Ai
"nggak mau mamah Ai bosen" rengek Ai kembali.
" ya sudah Ai mau apa sayang." Naya menghentikan kegiatannya dan membujuk putranya yang lagi manja.
" Ai mau main sama mamah." rengek Ai kemudian
" ya sudah ayo, mau main apa." Naya dengan telaten menemani putranya itu bermain hingga tak terasa sang putra mulai mengantuk dan tertidur di pangkuan Naya. Naya pun memindahkan Fahri ke kasur yang memang ia sediakan di ruangannya untuk istirahat dia dan putranya.
" nin bisa keruangan ku sebentar " panggil nanya pada Nina
" ya mbak " jawab Nina
tok... tok..
" masuk nin, " pinta Naya
"ada apa mbak, " tanya Nina kemudian
"nin aku mau keluar sebentar ada meeting dengan orang dari WO kau bisa menjaga Fahri sebentar. untuk pekerjaanmu kau serahkan pada intan dl." pinta Naya pada Nina.
"ia mbak." Nina pun keluar dari ruangannya Naya dan memanggil intan.
" intan, aku tutup ya, mbak Naya memintaku menjaga Fahri. kau bisa sendiri kan." tanya Nina pada intan kasir 2 .
" bisa kok mbak." jawab intan. Nina pun meninggalkan intan dan kembali ke ruangan Naya.
***
LOMBOK
seorang pria berusia kira kira 37 tahun tampak sedang berbincang dengan seseorang.
"kenapa kau tak menemui mereka ." kata wanita yang kira kira berusia 35 tahun itu.
"aku sangat ingin menemui mereka dek, tapi setiap aku melihat mata Naya yang menatap ku jijik aku tak sanggup, belum lagi wanita sialan itu selalu mengekor kemana pun aku pergi." Josep terlihat sangat kusut.
" kenapa kau tak berusaha menjelaskan semua kejadian itu pada Naya "
"Naya tak pernah memberikan kesempatan pada ku untuk bicara , ia percaya pada cerita karangan Melinda kau tau sendiri wanita ular itu sangat pandai berakting."
" ah..., ingin sekali aku mencekik wanita sialan itu." Sandra terlihat sangat geram
"bagaimana keadaan papa dan mama" Josep mengalihkan pembicaraan
"papa sering sakit, dan mamah ia sangat ingin bertemu Alfahri. kau tau mamah sangat menginginkan cucu laki laki . dan kau satu satunya yang bisa memberikannya. tapi Naya malah membawa nya pergi."
"aku akan membawa nya kembali dek, aku berjanji." kata Josep pada Sandra
"lalu bagaimana dengan Melinda.?"
"saat aku dapatkan bukti perselingkuhannya aku akan langsung melakukan tes DNA pada anak itu. karena aku sangat yakin Tama bukan putraku. aku bahkan tak pernah menyentuhnya sama sekali dan saat itu aku bisa mengembalikan nya pada om Joni ."
"ah... kasian sekali kau bang, kau dan Naya harus terpisah karena permainan wanita iblis itu." Sandra menepuk pundak Abang nya.
"baiklah aku pulang dl, aku akan segera mengirimkan orang kepercayaan ku untuk mendapatkan semua yang kau mau, jangan lupa Minggu depan ulang tahun putramu. aku harap kau memberanikan diri untuk menemui mereka." nasehat Sandra sebelum pergi meningkatkan Josep .
Josep hanya diam , memandang hamparan lautan luas di depannya. tiba tiba terdengar panggilan di hp Josep
"ya , katakan." ketus Josep
"kau di mana Tama sangat merindukanmu." suara wanita di seberang sana.
"berhentilah menjadikan anak itu sebagai alat mu ." Josep langsung mematikan panggilan telponnya
hp nya kembali berbunyi.
" apa lagi sialan " Josep bicara dengan meninggikan suaranya. tanpa melihat siapa yang menelponnya.
"maaf pak, kita ada meeting dengan klien penting dari Malaysia." suara orang dari seberang
" oh.. maaf aku .., ya sudah aku ke sana sekarang" Josep pun bangkit dari tempat ddk nya merapikan sedikit pakaian nya yang terlihat berantakan .
Josep berada di sebuah restoran mewah dengan sekretaris nya menunggu kliennya , Josep terlihat sangat kesal karena ia tak suka menunggu lama . tak berapa lama kemudian orang yang di tunggu pun datang
"bang Aswin....?" Josep terlihat kaget
"jadi kau rupanya pemilik hotel INAYAH." Aswin adalah kakak kedua Naya, dan umurnya tentu lebih muda dari Josep aswin berusia 32 tahun. tapi karena Josep menikah dengan adiknya Josep harus memanggil Aswin dengan sebutan Abang
"apa kabar bang, " Josep mengulurkan tangan namun Aswin tak membalas nya.
"sepertinya perjanjian kita batal. aku akan mencari hotel lain." Aswin langsung mebalikan tubuhnya ingin meninggalkan tempat itu.
"tunggu bang, setidaknya kita bisa bicara baik baik dan tidak mencampur adukkan urusan pribadi dengan bisnis." Josep berusaha menghentikan langkah Aswin
"heh.... apa " Aswin tersenyum sinis
****
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!