seorang gadis yang masih berumur 18 tahun baru saja menyelesaikan pendidikannya di sebuah pesantren di kota terdekat. Dia adalah Faza Akmala orang biasa memanggilnya Faza dia merupakan sosok wanita yang santun, ramah, lembut , dan juga polos.
Faza bukanlah perempuan yang mempunyai rupa yang indah. tapi orang akan senang melihatnya akan Attitude yang dia miliki suatu hal yang langka di miliki oleh kalangan perempuan pada umumnya yang hanya mengutamakan kecantikannya saja.
-----❤----
di sebuah ruangan terjadi perbincangan hangat antara seorang ibu dan anaknya siapa lagi kalau bukan Faza dengan ibunya yang bernama Fatima.
"sayang habis boyong dari pondok langsung nikah saja ya? ibu sudah dapatkan calon untukmu kebetulan ibu sudah menerimanya saat kamu masih duduk di bangku SD. Tapi ibu yg belum siap mengatakannya langsung pada mu sebelum waktunya tepat." perkataan Fatima panjang lebar.
Faza mengidikkan matanya atas apa yang ibunya katakan tadi dengan pikiran tak percaya akan semua itu.
"ya Allah ibu kenapa sih dadakan gitu, Faza saja belum menikamti masa remaja Faza dengan baik. eeehhh.... malah di suruh cepat nikah padahal cita-cita Faza itu masih banyak perjalanannya juga panjang." ucap Faza
"zaman sekarang itu nak serba fitnah gak baik bagi wanita jalan sendirian tanpa ada muhrim yang menemani masak iya ibu yang mau temenin kamu terus. lagian cita-cita itu kan bisa di kejar meskipun sudah menikah tanpa terkecuali." kembali menasehati Faza dengan kata-kata handalnya.
karena perkataan ibunya tidak bisa di bantah lagi, akhirnya Faza mengalah. Karena tidak mungkin dia akan berdebat dengan ibunya sendiri mungkin itu adalah pilihan yang terbaik bagi ibunya. Dan untuk jodoh sendiri tidak ada yang tau dengan siapa nanti akhirnya yang akan menjadi pasangan hidupnya.
"Faza terserah sama ibu saja asalkan calonnya baik, dan pastinya tampan juga ya." dengan senyum pepsodentnya
"ok... siap laksanakan... tuan putri kesayangan ibu." sambil mengelus kepala Faza yang di baluti hijab.
ibu Faza merupakan orang tua dengan pemikiran yang masih sembilan puluhan. Mana ada anak zaman sekarang yangcmau di jodoh-jodohin seperti ini untung anaknya si Faza yang penurut sama orang tuanya.
tapi apa yang di tuturkan bu Fatima sangatlah benar dalam perjodohannya karena di dalam islam sendiri di larang bahkan tidak ada istilah pacaran kecuali dalam keadaan halal. Kecuali ta'aruf dan berniat memantapkan menjadi seorang imam bagi perempuannya.
----❤----
Di dalan kamarnya Faza masih memikirkan perkataan ibunya tadi tentang perjodohan dirinya. Siapakah laki-laki tersebut apakah dia benar-benar mau menikahi saya setelah mengetahui seperti apa saya. Banyak hal yang terngiang dalam fikirannya yang terlontar hanya dalam hatinya. karena tidak berani menanyakan hal tersebut langsung kepada ibunya.
Biarlah nanti berjalan seperti air yang mengalir tanpa ada hambatan apapun dan semoga ini adalah jalan yang benar yang Allah berikan rerhadap saya.
"Bismillahirrohmaanirrohim." Lirihnya pelan
lalu beranjak pergi ke kamar mandi untuk wudhu' karena sebelum tidur dan hanyut dalam mimpi di anjurkan mempunyai wudhu' dan Faza tidak pernah lupa akan hal itu.
setelah berwudhu' Faza lanjut membaca doa Al Ikhlas 3 kali, Al Falaqh, An Nash, Ayat kursi dan di susul dengan doa sebelum tidur juga. Agar di beri kesehatan dan keselamatan dalam tidurnya.
Bersambung....
"Jodoh datang dari Allah tidak ada yang tau dengan siapa nantinya kita akan bersanding. Meskipun sudah terikat dengan suatu hubungan dalam pertunangan jika bukan jodoh pasti tidak akan bersama."
Hari ini Faza mendaftarkan dirinya di suatu universitas islam di bidang tarbiyah jurusan PAI. Faza tidak ingin menghabiskan waktunya di rumah saja tanpa ada kegiatan yang bermanfaat. Hitung-hitung sambil nunggu sampai di halalkan begitulah menurut Faza.
Di sisi lain ibu Faza sedang menuntukan waktu untuk bertemu dengan keluarga si pria yang di pilihkan untuk Faza. Ingin mengadakan makan bersama sekaligus memperkenalkan Faza terhadap calonnya yang bernama Iqbal tepatnya Muhammad Iqbal.
Dan setelah berbincang lama dengan si calon besan akhirnya ibu Fatima menemukan waktu yang tepat untuk acara syukuran makan malam bersama. Terdengar pebincangan mereka di telepon dengan penuh kebahagiaan karena perjodohan ini.
"Assalamualaikum." sapa bu Fatima
"Waalikum Salam." jawab bu Ambar si besan
"jeng... bagaimana kalau kita adakan makan bersama. biar anak-anak kita tambah dekat nantinya hitung-hitung syukuran juga."
"iya tuh jeng saya setuju... tinggal kita atur saja waktunya."
"kalau waktu saya terserah jeng Ambar saja kapan."
"bagaimana kalau besok malam? kebetulan anak saya tidak ada kegiatan." meminta persetujuan dari bu Fatima
"siap kalau begitu." sambil menganggukkan kepalanya.
----❤----
Hari ini Faza pulang lebih awal dari kampusnya karena dosen di jam kedua tidak hadir jadi mereka di pulangkan. Faza berinisiatif untuk pergi ke perpustakaan terlebih dahulu untuk membaca novel sekalian mencari novel terbaru untuk di bawa pulang nantinya. Memang hobi Faza adalah membaca terutama novel yang bergenri romansa.
Di saat memasuki perpustakaan di sisi lain ada seseorang yang memandanginya dari kejauhan. Tanpa di sadari oleh Faza pria tersebut kagum akan tingkah Faza yang terkesan ramah dan selalu tersenyum tanpa adanya masalah dalam dirinya. Padahal sebenarnya Faza sendiri mempunyai banyak fikiran aoan perjodohan ibunya makanya dia bawa ke perpustakaan sambil membaca novel agar pikirannya tenang.
setelah di rasa waktunya cukup dan hari semakin sore Faza lanjut pulang dengan menaiki speda matic ke sayangannya. Dan akhirnya Faza sudah sampai di rumahnya dia langsung memasukkan sepedanya ke dalam garasi. lalu memasuki rumahnya dengan mengucapkan salam terlebih dahulu.
"Assalamualaikum." sambil membuka pintu lalu masuk.
"Waalaikum Salam." terdengar suara jawaban dari dalam yang tak lain adalah ibu Fatima.
lalu Faza menghampiri ibu Fatima dan menjabat tangannya.
"Faza besok malam kamu ada acara tidak? Ibu mau ngenalin kamu sama calon suami yang ibu maksud kemaren sama kamu." fokus pada saluran televisi yang di tonton.
"sekilat itukah ibu yang mau ngenalin Faza sama orang tersebut. kan... Faza belum siap bu... Rasanya Faza masih belum dewasa untuk membina rumah tangga apalagi dengan lelaki yang Faza belum kenal." rengek Faza pada ibunya.
"ya... tidak apa-apa bagus kan... nantinya kamu sekalian belajar dari suami mu cara menjadi istri yang ideal." tersenyum sambil mengangkat satu matanya ke arah Faza.
"iya deh terserah ibu saja Faza manut... Faza mau ke kamar dulu capek banget." pergi menuju kamarnya di lantai dua.
Faza masuk ke kamarnya lalu duduk di tepi ranjangnya dengan hati yang tidak karuan. Di sisi lain dia merasa dirinya masih terlalu dini untuk menikah dan di sisi lain perkataan ibunya tadi membuatnya tidak tega untuk memaksakan ke egoisan dirinya.
Bersambung....
2 tahun sebelum perjodohan Faza
Hari ini merupakan liburan pondok ramadhan banyak dari santri yang antusias dalam liburannya. Berbagai liburan sudah mereka rencanakan sebelumnya di jauh hari mulai dari mudik, liburan ke pantai dan masih banyak lagi. Sama halnya dengan Faza yang di setiap tahunnya akan pergi mudik ke rumah neneknya yang berada di Jember kecamatan Sumber Baru.
Selama liburan bulan puasa Faza hanya di rumah saja tanpa adanya kegiatan di luar rumah. Hanya tadarus dan memperdalam ilmunya dengan mutola'ah kitab yang pernah di ajarkan di pesantren dan mengulangi kata demi kata yang gurunya ajarkan terhadapnya.
----❤----
Hingga akhirnya hari yang di tunggu telah tiba, hari lebaran di mana mereka akan saling bermaaf-maafkan saling bersilaturahmi akan hari yang begitu besar bagi umat muslim seluruh duni.
Ke esokan hari raya seperti biasa keluarga Faza akan berangkat mudik ke tempat kelahiran ibunya. Senang bukan main... itulah yang Faza rasakan karena selama berada di rumah neneknya akan selalu ada kunjungan tiap harinya ke rumah family mereka. Bahkan ada yang tidak di kunjungi karena waktu Faza di sana hanya seminggu saja.
Sesampainya di Jember ke esokan harinya mengawali dengan kunjungan pertama, kali ini si Ayah yang mengajak silaturahmi ke familynya terlebih dahulu di karenakan tempatnya yang tidak jauh dan juga strategis karena ada di pinggir jalan raya. Hal yang di senangi Faza saat ke rumah bibinya ini adalah karena si bibik banyak mempunyai acsesoris cantik yang nantinya bakal Faza minta darinya. Pasti si bibik itu akan memberikannya tanpa bantahan apapun.
"Assalamualaikum..." Ayah Faza bapak Anwar yang bersuara di ikuti yang lain.
"Waalaikum Salam... Ma Sya Allah, lama tidak bertemu si Faza sudah besar saja cantik juga." sambil memegang pipi cabi Faza.
Sambil menyalami tangan bibinya Faza tersipu malu mendengarkan ucapan ibu Ainun.
"Iya jeng tinggal di nikahin saja kalau ada calonnya." timpal ibu Fatima sambil terkekeh pelan.
semua yang ada di sana tertawa ria mendengar ucapan ibu Fatima. Pak Anwar, Faza, ibu beserta adiknya di persilahkan duduk dengan di suguhi makanan ringan beserta minumnya. Mereka sudah menyambut kedatangan mereka semua sebelumnya karena pak Anwar mengabarinya terlebih dahuly jika ingin mampir kerumah bu Ainun.
Saat sedang menikmati hidangan tiba-tiba datang sosok pria muda dan juga tampan menghampiri Ayah dan ibu Faza. Sedangkan Faza sendiri merasa kagum akan pria yang nerada di depannya tersebut. Siapakah dia apakah anaknya bibik kenapa saya belum pernah melihat dia sebelumnya. Bermacam pertanyaan yang ada di dalam hatinya.
"Assalamualaikum... Tante." sambil menyalami ibu Fatima
"Waalaikum Salam... Duh calon mantu ibu sudah besar tambah ganteng lagi... beda jauh sama yang dulu pas ke rumah, iya kan Yah?" sambil menyenggol pak Anwar.
"Eh... iya ya bu' beda tambah dewasa kalau sekarang. Bagaimana kabar mu nak, apa saja kegiatan mu sekarang?"
"Alhamdulillah baik Om. sekarang saya masih meneruskan kuliah sambil ngajar juga di pesantren."
Di sisi lain Faza berpura-pura tidak menghiraukan percakapan mereka. Tapi sebenarnya dia sangatlah paham akan perkataan ibunya yang menyebutkan bahwa pria itu adalah calon mantunya.
"Tidak mungkin orang yang ibu sebut adalah aku." gumamnya
"Ah... jangan GR kamu Faza, mana mungkin juga dia bakal jadi suami mu sedangkan keadaan mu seperti ini tidak cocok menjadi pasangan pria tampan itu."
Faza tetap hanyut dalam dunia khayalnya tersebut hingga panggilan ibunya membuyarkan lamunannya.
Bersambung....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!