Kisah berawal dari masa kanak-kanaknya Barnes Darmawan dan Bryna Asmarani Darmawan. Kala itu Barnes dan Bryna bersekolah di Sekolah Internasional. Barnes dan Bryna adalah saudara kembar. Wajah mereka berdua sangat mirip. Jika mereka berjenis kelamin sama maka orang akan kesulitan membedakan mereka berdua. Untungnya Barnes dan Bryna terlahir ke dunia ini sebagai cewek dan cowok jadi, Chery dan Raja bisa membedakan anak kembar mereka itu dengan mudah.
Di Sekolah Internasional tersebut, Bryna dan Barnes memiliki seorang sahabat yang bernama Amanda Dirgantara. Ke mana-mana mereka selalu bertiga. Amanda adalah seorang anak kecil yang sangat cantik. Berambut indah, lurus dan hitam. Selain cantik, Amanda juga anak yang bersinar di kelas. Amanda masuk ranking tiga besar setelah Bryna dan Barnes. Selain itu, Amanda juga sangat pandai menari.
Barnes mulai menaruh hati secara diam-diam ke Amanda saat mereka menginjak kelas enam. Namun, Barnes tidak memiliki kepercayaan diri yang cukup untuk memperlihatkan rasa sukanya ke Amanda. Barnes sangat gemuk saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Barnes juga pendiam dan pemalu berbeda dengan Bryna yang langsing, lincah dan selalu ceria.
Dan di suatu hari yang cerah, secara tiba-tiba Amanda dibawa pergi, pindah ke kota lain oleh adik dari Papanya Amanda. Sejak kedua orang tuanya Amanda meninggal dunia di kecelakaan maut yang terjadi di sebuah tol Amanda kemudian ikut keluarga Omnya.
Amanda berpisah dengan Bryna dan Barnes tanpa sempat berpamitan dengan pantas. Tanpa sempat bertukar benda yang bisa mereka jadikan sebagai kenang-kenangan.
Bryna dan Barnes sedih sekali kala itu. Mereka kehilangan sahabat terbaik mereka dan Barnes tidak bisa melupakan Amanda sampai kapan pun. Di dalam hatinya Barnes hanya ada nama Amanda dan itu tertanam sangat dalam, susah sekali untuk bisa dicabut sampai ke akar-akarnya.
Kebersamaan dengan Amanda sejak mereka duduk di bangku kelas satu sampai di bangku kelas enam, membuat Barnes tidak bisa melupakan Amanda. Apalagi Amanda pernah menolongnya saat ia berjalan sendirian tanpa Bryna di sebuah lorong sempit karena, ia terpisah dari rombongan darmawisata sekolahnya kala itu. Barnes dihadang oleh seorang preman yang menodongkan sebilah pisau ke arahnya dan berkata, "Kau anak orang kaya ya? berikan tas kamu dan semua isi kantong kamu! cepat!"
Barnes gemetaran kala itu dan ia menyerahkan tas sekolahnya ke preman itu lalu tiba-tiba ada sebuah batu melayang dan tepat mengenai kepala preman itu sebelum preman itu berhasil mendapatkan tas sekolahnya Barnes. Dan saat preman iru menunduk kesakitan, tangan Barnes digandeng seseorang dan mengajaknya berlari sekencang-kencangnya. Barnes tersenyum lebar saat ia melihat orang yang menggandeng dan mengajaknya berlari adalah Amanda.
Amanda dan Barnes berhasil kembali ke rombongan darmawisata dengan selamat dan sejak itu, Barnes menganggap Amanda sebagai pahlawannya. Sejak itu pula, benih rasa suka mulai bersemayam di hatinya Barnes.
Kata-kata yang melekat erat di benak Barnes yang keluar dari mulutnya Amanda adalah, "Laki-laki itu harus kuat. Harus bisa menjaga diri sendiri dan harus bisa menjaga wanitanya nanti. Jadi, kuatlah jangan cengeng!"
Perkataan Amanda itulah yang membuat Barnes di tiga belas tahun kemudian lulus dari akademi kepolisian pasukan khusus di bagian intelijen dan berkat kecerdasannya yang di atas rata-rata, membuat Barnes dengan cepat mendapatkan gelar komandan. Sedangkan Bryna tumbuh dengan sangat cantik dan berkat kecerdasan IQ dan EQ-nya, Bryna berhasil menjadi Direktur di salah satu anak cabang perusahaan milik Moses Elruno, kakeknya Bryna dan Barnes.
Tiga belas tahun kemudian, Barnes tumbuh menjadi pria yang sangat tampan, bertubuh atletis, berbeda jauh dengan Barnes sewaktu masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Dan kesempurnaan fisik yang ada di Barnes membuat Barnes digandrungi oleh banyak kaum hawa. Namun, Barnes tetaplah Barnes yang pendiam, pemalu dan dingin kepada kaum hawa. Sikap dingin Barnes kepada semua kaum hawa adalah refleksi dari hati yang kecewa saat Amanda dibawa pergi darinya dan refleksi dari jiwanya yang sangat merindukan sosok Amanda.
Barnes Adiwilaga Darmawan
Bryna Asmarani Darmawan
Si kembar Bryna dan Barnes memiliki seorang adik laki-laki yang berjarak enam tahun lebih muda dari mereka. Nama adik mereka adalah Prince Adijaya Darmawan. Raja memberikan nama Adijaya ke anak bungsunya karena, ia mengagumi sosok Maha Adijaya dan Raja memekik senang saat ia diijinkan oleh Maha untuk menyematkan nama Adijaya di nama anak bungsunya.
Prince, masih kuliah saat kedua kakaknya telah sukses di karir mereka. Prince berbanding terbalik dengan Barnes. Dia ceria, supel dan terkenal sebagai playboy di kampusnya. Dan kelakuan Prince seringkali membuat Raja dan Chery merasa geli, kesal, sekaligus gemas.
Prince Adijaya Darmawan
Barnes dan Bryna tumbuh dengan baik dan berhasil meraih cita-cita mereka dengan gemilang namun, tidak demikian dengan Amanda. Keluarga Omnya tidak tulus menyayanginya, terlebih Tante dan saudara sepupunya yang bernama Laura Dirgantara.
Amanda Dirgantara
Amanda sedari kecil selalu dibedakan dalam hal makan, pakaian dan pekerjaan rumah tangga, membuat Amanda tumbuh sangat berbeda dengan Amanda di waktu kecil. Amanda cantik, imut, berambut panjang, hitam dan indah, sudah ridak ada lagi. Amanda yang ada setelah tiga belas tahun berlalu adalah Amanda yang kurus, kucel, kurang gizi dan rambutnya menjadi keriting dan berwarna kemerahan karena, kurangnya asupan gizi sedari kecil, sejak ia diasuh oleh keluarga Omnya.
Amanda hanya diijinkan bersekolah sampai lulus SMA. Berbeda dengan Laura Dirgantara, putri kandung Omnya yang adalah sepupu kandungnya Amanda, Laura diijinkan melanjutkan ke universitas dan memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya Laura.
Amanda akhirnya bekerja di sebuah butik dan mengumpulkan uang gajinya tiap bulan untuk bisa hidup mandiri dan lepas.dari jerat ikatan kejam Tante dan adik sepupunya. Amanda sudah lelah diperlakukan berbeda dan diperlakukan layaknya pembantu di rumah itu.
Omnya sebenarnya menyayangi Amanda dan sejak Amanda kecil, secara diam-diam memberikan sepiring nasi dan lauk ke kamarnya Amanda setiap kali Amanda tidak diberi makan karena melakukan kesalahan yang sebenarnya hanya fitnahan saja dari Laura. Tapi, itu pun tidak bisa dilakukan oleh Omnya Amanda setiap kali Amanda kena hukuman tidak diberi makan karena, Tantenya sangat ketat mengawasi suaminya dan suaminya tidak berani melawan istrinya. Jadi, Amanda sudah terbiasa makan sehari satu kali atau bahkan tidak makan sama sekali selama sehari.
Laura Dirgantara
Sedangkan Laura memiliki semuanya.karena, apapun yang Laut minta selalu dipenuhi oleh Tantenya Amanda. Dan semua perkataan Laura selalu dipercaya. Itulah yang membuat Laura tumbuh menjadi gadis yang manja dan egois.
Barnes duduk di ruang kerjanya sambil mengelus arloji anak digital yang bukan bermerk dan bermotif pahlawan super. Barnes menatap arloji itu dan tersenyum penuh arti. Arloji bermotif Superman itu adalah kado yang ia dapatkan dari Amanda teman masa.kecilmya ketika ia menginjak umur dua belas tahun, tepat di satu bulan sebelum Amanda kemudian dipisahkan darinya, dibawa pergi oleh Omnya Amanda.
Sembari terus menggenggam dan mengelus arloji bermotif Superman itu, angan Barnes melayang ke tiga belas tahun silam, di saat ia masih duduk di kelas enam bangku Sekolah Dasar. Pada hari itu adalah awal Minggu untuk pergantian tempat duduk dan Barnes merasa sangat gembira dan beruntung karena akhirnya, impiannya tercapai. Dia berhasil duduk satu bangku dengan Amanda.
Barnes yang bertubuh gemuk, yang selalu merasa kurang percaya diri dan tidak pernah memilih duduk di bangku depan walaupun dia peringkat satu di kelasnya bahkan peringkat satu di sekolahannya waktu itu, menunggu kedatangannya Amanda dengan hati berdebar-debar.
Bryna beda kelas dengan Barnes dan sudah berjalan masuk ke kelasnya. Namun, setiap kali bel tanda istirahat berbunyi, Bryna, Barnes dan Amanda selalu berkumpul untuk memakan bekal makan siang mereka secara bersama-sama.
Barnes mulai mengagumi Amanda yang selalu mendapatkan juara di bidang seni seperti, menyanyi, membuat dan membaca puisi, juga menari. Di mata Barnes, Amanda itu perpaduan yang sempurna dari feminin dan pemberani.
Barnes tersenyum lebar ke Amanda ketika Amanda akhirnya masuk ke kelas dan berjalan ke arahnya Amanda lalu menaruh tas sekolahnya ke dalam laci meja dan duduk di sebelahnya Barnes. Amanda membalas senyumannya Barnes dengan senyum manisnya dan memberikan sapaan, "Selamat pagi"
"Se....selamat pagi Amanda" Barnes menjawab sapaannya Amanda dengan canggung karena di saat itu, di hati Barnes sudah mulai timbul benih-benih rasa suka dan Barnes mulai menyadari bahwa dirinya benar-benar menyukai Amanda lebih dari sekadar teman sekelas.
"Kau sudah kerjakan PR matematika kamu?" tanya Amanda sembari mengeluarkan buku tugas Matematika dari dalam tasnya.
Barnes menganggukkan kepalanya. Lalu Amanda bertanya, "Boleh aku pinjam? untuk mencocokkan jawabanku, hehehehe, kau tahu kan, aku lemah banget di matematika"
"Boleh. Tentu saja boleh" Barnes bergegas mengambil buku tugas Matematikanya dari dalam tasnya. Kemudian ia memberikannya ke Amanda.
"Terima kasih" Amanda langsung mencocokkan jawabannya Barnes dengan jawabannya dan Amanda menghela napas panjang. Barnes mengerutkan kening dan langsung bertanya, "Ada apa?"
"Salah separuh, hehehehe. Payah banget ya aku" Amanda hendak memukul sendiri keningnya dan Barnes dengan sigap mencekal pergelangan tangannya Amanda lalu berkata, "Jangan dibiasakan memukul kening kamu! Emm, Kalau ada yang belum kamu pahami, kamu bisa tanya ke aku"
Amanda menoleh ke Barnes lalu Barnes melepaskan pergelangan tangannya Amanda. Amanda kemudian berkata, "Itulah kenapa aku datang sepagi ini. Aku ingin kamu ajari aku Matematika, hehehehe. Biar nilai Matematikaku nggak payah lagi"
Barnes tersenyum senang lalu ia mulai mengajari Amanda beberapa rumus dan teori Matematika yang belum dipahami oleh Amanda.
Amanda tersenyum senang tepat di saat Barnes selesai memberikan penjelasan dan Amanda kemudian berkata, "Kamu lebih pandai daripada guru kita. Diajari sama kamu, aku bisa lebih nangkap. Terima kasih ya Barnes"
Barnes merona malu dan berkata, "Sama-sama"
Tiga orang teman wanitanya Barnes yang lain, yang juga sekelas.dengan Barnes dan Amanda melihat hal itu. Lalu mereka mendekati Barnes,."Aku, Cleo dan Juni, juga mau diajari Matematika sama.kamu kalau gitu Barnes. Boleh?"
Barnes menoleh ke Amanda, "Aku boleh mengajari mereka?"
Amanda menoleh ke Barnes dengan kerutan di dahinya lalu tersenyum lebar dan berkata "Tentu saja boleh"
Barnes menatap Amanda dan bergumam di dalam hatinya, kenapa boleh? kenapa kamu tidak berkata tidak boleh?
"Barnes?" Cleo memanggil Barnes. Barnes tersentak kaget dan menoleh ke Cleo, "Oh iya, maaf! yang mana yang belum kalian pahami?'
"Kita duduk di sana aja yuk! Bangkunya lebih lebar" Cleo dan teman-temannya mengajak Barnes berdiri dan pindah ke bangku panjang yang ada.di dekat meja guru.
Barnes kemudian mengajari ketiga teman wanitanya yang lain itu dengan tanpa senyum. Dan Cleo langsung nyeletuk, "Kok kalau sama Amanda kamu bisa selalu tersenyum? Tapi sama kita, kamu nggak pernah tersenyum.
Barnes hanya memandang ketiga temannya itu dengan wajah datar lalu bertanya, "Sudah paham penjelasanku tadi?"
"Iya sudah. Terima kasih ya Barnes" ucap Cleo.
Barnes tidak membalas ucapan terima kasihnya Cleo lalu ia bangkit dengan wajah datar dan kembali ke bangkunya.
Di detik-detik terakhir, sebelum guru kelas mereka hadir di kelas itu, Amanda meletakkan sebuah Kotak berbentuk persegi panjang di atas meja. Barnes menoleh ke Amanda, "Apa ini?"
"Hadiah ulang tahun untukmu. Selamat ulang tahun Barnes" Dan tanpa Barnes duga, Amanda mengecup kilat pipinya Barnes lalu Amanda tersenyum lebar dan menatap kembali ke papan tulis, menunggu guru kelas mereka datang.
Barnes seketika itu mematung, tersenyum lebar dan terus mengusap pipinya.............
Tok, Tok, Tok......Ketukan di pintu langsung membuyarkan lamunannya Barnes. Barnes secara spontan memasukkan kembali arloji bermotif Superman itu ke dalam laci meja kerjanya kemudian menyahut, "Masuklah!"
Asisten pribadi dan anak buahnya masuk. Mereka memberikan hormat ke Barnes kemudian berkata, "Anda akan mulai melakukan penyamaran dua Minggu lagi, Komandan" ucap anak buahnya Barnes.
"Oke! Apa tim yang sudah aku bentuk juga sudah siap?"
"Siap Komandan!" pekik anak buahnya Barnes.
"Berarti selama seminggu, kita bisa pulang ke keluarga kita dulu, kan? Untuk bersantai sejenak sebelum memulai misi"
"Siap Komandan!"
"Oke! Pergilah dan persiapkan semuanya!"
"Siap Komandan!" anak buahnya Barnes kembali memberikan hormat lalu berputar badan ala militer dan pergi meninggalkan ruangannya Barnes.
Barnes lalu menatap Leon, "Kita pulang ke rumah orangtuaku. Aku sangat merindukan keluargaku"
"Siap Tuan" Sahut Leon.
Beberapa jam kemudian, Barnes sudah bercengkerama asyik di meja makan bersama dengan Bryna, Prince, Papa dan Mamanya"
"Bryna dan Prince.udah punya pacar lho Barnes. Kamu kapan kenalin pacar kamu ke Mama?" Chery menatap Barnes dengan senyum jahilnya.
"Belum ada yang cocok, Ma" Sahut Barnes dengan wajah dan nada datar.
"Kak Barnes kan Komandan, Ma. Keren, gagah, cakep. Pasti yang dicari Kak Barnes, wanita yang sempurna. Ya kan, Kak?" Prince mengedipkan sebelah matanya ke Barnes.
Barnes hanya tersenyum tipis menanggapi candaannya Prince.
"Iya! Nggak kayak kamu, cewek model apapun kamu jadikan teman tapi mesra, hmm!" Chery menghela napas.di depannya Prince sambil menggeleng-nggelengkan kepalanya.
Prince dan Bryna terkekeh geli. Dan Barnes hanya tersenyum tipis.
"Kalau Barnes, Papa lihat mirip sama Papa. Satu hati hanya untuk satu cewek. Nah! siapakah cewek itu? kita tunggu tanggal mainnya, hahahaha. Iya kan, Barnes?"
Barnes hanya melempar senyum tipis ke semuanya dan hanya Bryna yang tidak memberikan komentarnya karena ia paham betul akan Barnes. Bryna paham kalau Barnes, masih terus menanti dan mencari Amanda Dirgantara. Sahabat masa kecil mereka.
Obrolan di meja makan cukup bisa membuat hati dan benak Barnes terusik. Barnes kembali teringat akan Amanda Dirgantara dan ia begitu menginginkan usaha pencariannya akan Amanda Dirgantara segera membuahkan hasil sehingga ia bisa segera mengenalkan Amanda Dirgantara ke Papa dan Mamanya sebagai calon istrinya. Pikiran itu alhasil membuat Barnes tidak bisa.tidur dengan nyenyak karena, ia begitu merindukan Amanda Dirgantara.
Keesokan harinya, Barnes bangun pagi-pagi sekali dan memutuskan untuk joging di sekitar rumahnya. Dia joging untuk mengusir rasa.rindunya yang begitu besar pada Amanda Dirgantara.
Sementara itu, di tempat lain, Amanda Dirgantara bangun pagi-pagi buta dan memulai pekerjaannya di pagi hari sebagai tukang antar susu sapi segar kemasan ke beberapa pelanggan. Di pagi hari, Amanda bekerja mengambil susu kemasan di kedai susu sapi segar milik tetangganya lalu mengantarkannya ke beberapa pelanggan. Di siang hari dia membantu tetangganya yang lain menjadi penjaga dan pengasuh anak. Dan di sore hari dia bekerja di butik. Amanda bekerja serabutan dan membanting tulang untuk bisa segera mengumpulkan uang dan pergi dari jerat kejam Tante dan saudara sepupunya untuk selama-lamanya.
Karena lelah dan kantuk yang begitu hebat, Amanda tanpa sadar membelokkan sepedanya masuk ke.dalam sebuah.taman dan melintas di rerumputan hijau alih-alih trotoar yang disediakan khusus untuk jalur sepeda.
Amanda terus menggenjot sepedanya dengan kantuk yang hebat dan tanpa arah. Amanda tersentak kaget saat ia melihat ada seorang laki-laki sedang melakukan pemanasan di tengah rerumputan hijau. Amanda langsung berteriak, "Minggir!" ketika otaknya sudah tidak bisa berkoordinasi secara baik dengan kaki dan tangannya. Amanda lupa mengerem dan justru kakinya terus bergerak menggenjot pedal sepedanya ke arah depan.
Bruk! Amanda memilih menjatuhkan sepedanya ke samping kiri, alih-alih menabrak laki-laki yang sedang melakukan pemanasan itu. Dan laki-laki yang hampir saja ia tabrak itu, kemudian berdiri menjulang tinggi di depannya Amanda sambil berkacak pinggang.
Barnes terus menatap Amanda dan tidak berniat untuk menolong Amanda karena, Amanda terlihat kotor terkena tumpahan susu yang dikemas di dalam botol kaca. Semua susu sapi segar yang dikemas di botol kaca pecah dan beberapa tumpahan susu sapi segar itu mengenai bajunya Amanda.
Alih-alih berdiri, Amanda justru terus menatap Laki-laki di depannya. Selain ia merasa takjub akan postur tubuh gagah dan wajah tampan laki-laki itu, Amanda juga merasa heran karena, ia tidak bisa mendengar apa yang ada di dalam benak laki-laki itu.
Baru kali ini aku menemukan seseorang yang tidak bisa kudengar apa isi di dalam benaknya dan ya ampun! dia gagah dan tampan sekali. Batin Amanda.
"Ehem! Aku tahu aku sangat tampan tapi risih juga kalau kau terus menatapku seperti itu" ucap Barnes sambil terus berkacak pinggang.
Amanda menjulurkan tangannya dengan harapan, laki-laki di depannya itu akan membantunya berdiri. Satu detik, dua detik, sampai tiga detik, laki-laki itu hanya berdiri di depannya dan membiarkan tangannya Amanda terjulur hampa di udara.
"Tolong bantu aku berdiri! Kakiku sakit nih" Pinta Amanda.
"Aku nggak terbiasa memegang seorang cewek. Emm, tunggu sebentar!" Barnes berlari ke pinggir taman untuk mengambil ranting pohon lalu berlari mendekati Amanda untuk menjulurkan ranting itu ke Amanda, "Pegang ranting ini dan aku akan menarikmu!"
Amanda memegang ranting itu dan setelah ditarik oleh Barnes, ia berhasil berdiri. Lalu ia memekik kesal ke Barnes, "Kenapa kau sombong banget sih? mentang-mentang anak orang kaya jadi, kau alergi memegang orang miskin kayak aku?" Amanda menilai laki-laki di depannya sebagai orang kaya dari outfit yang dikenakan laki-laki itu.
Barnes tersentak kaget lalu berkata dengan ketus, "Kau yang hampir menabrakku. Kau juga jatuh sendiri tadi. Kenapa kau justru marah-marah dan mengata-ngataiku?"
Amanda mendengus kesal lalu Barnes menegakkan kembali sepedanya Amanda lalu berkata, "Pegang nih sepeda kamu! Makanya kalau bawa sepeda tuh jangan melamun!"
Amanda memegang sepedanya dan mengedarkan pandangannya ke bawah. Ia menghela napas panjang melihat semua botol susu sapi segar telah pecah sebelum ia mengantarkannya ke para pelanggan dan hari mulai beranjak siang.
"Aku akan bayar semuanya. Berapa semuanya?" tanya Barnes sambil mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam kantong celananya.
Amanda tidak bisa berkata apa-apa. Amanda menyesali kebodohannya karena tidak bisa menghentikan air mata yang mengucur deras dan ia hanya bisa menundukkan wajahnya karena, malu menangis di depan orang yang belum ia kenal.
Barnes tertegun. Dia selalu kebingungan setiap kali melihat seorang wanita menangis. Barnes tidak mengerti harus berkata apa dan harus bertindak bagaimana. Dia hanya bisa mematung dan terus menatap wanita yang belum ia kenal itu. Sedangkan Amanda masih terus menunduk dan menangis sesenggukkan.
Barnes tersentak kaget saat ponselnya tiba-tiba berdering dengan sangat nyaring. Barnes kemudian menaruh semua uang yang sedari tadi sudah ia genggam ke dalam.keranjang sepeda milik wanita yang masih menangis sesenggukkan di hadapannya. Lalu tanpa sepatah kata pun, Barnes berlari pergi meninggalkan wanita itu begitu saja sembari mengangkat panggilan telepon yang masuk ke ponselnya.
Amanda menghela napas panjang untuk meredakan tangisannya. Amanda mengangkat wajahnya dan tanpa ia sadari, ia terus melihat punggungnya Barnes yang semakin lama semakin menjauh darinya dan kemudian lenyap dari pandangannya. Entah kenapa Amanda merasa tidak rela laki-laki asing itu pergi meninggalkannya.
Amanda mengusap wajahnya untuk menghilangkan sisa air matanya dan tersentak kaget saat ia melihat ada beberapa lembaran uang kertas berwarna merah di dalam keranjang sepedanya. Amanda mengambil uang itu dan menghitungnya, "Hah?! dia tinggalkan begitu saja uang sebanyak ini di keranjang sepedaku?" Amanda menatap uang sebanyak satu juta rupiah yang sudah berpindah di genggaman tangannya.
"Ini sudah hampir siang dan aku harus ke para pelanggan. Apa aku ganti saja susu pesanan mereka dengan uang tunai? Hmm, iya begitu aja biar cepat selesai urusannya" Amanda kemudian memeriksa sepedanya dan bersyukur karena sepedanya tidak mengalami kerusakan apapun hanya ada sedikit lecet di kedua lututnya lututnya. Dia mulai meringis karena, luka di kedua lututnya mulai terasa perih.Namun, ia segera mengabaikan rasa perih itu dan bergegas menggenjot kembali pedal sepedanya menuju ke rumah para pelanggan susu segar untuk mengganti rugi susu segar pesanan mereka dengan uang tunai.
Barnes langsung menarik Leon masuk ke dalam mobilnya tanpa berniat mengganti setelan jogingnya karena, Leon mengatakan di ponsel tadi bahwa Leon telah menemukan alamat Singgih Dirgantara, Omnya Amanda. "Cepat lakukan mobilnya!" perintah Barnes ke Leon dan Leon langsung menekan pedal gas mobil mewahnya Barnes. Barnes bergegas menuju ke kota Bandung untuk mengejar keberadaannya Amanda dan ia sampai lupa berpamitan dengan keluarganya.
Chery menelepon ponselnya Barnes, "Kau joging di antah berantah ya? kenapa sampai jam segini belum pulang? Mama udah masakin semur daging kesukaanmu"
Barnes menepuk keningnya, "Astaga Ma! Maaf banget, Barnes ada urusan dadakan dan lupa pamit ke Mama dan semuanya. Barnes harus ke Bandung secepatnya"
"Hah? Ngapain ke Bandung?" tanya Chery.
"Ada misi rahasia, Ma" sahut Barnes.
"Oh gitu. Okelah! hati-hati di perjalanan" ucap Chery.
"Siap Ma. Makasih" lalu Barnes mematikan ponselnya dan memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celana jogingnya.
Leon melirik Barnes, "Tuan, belum ganti baju?"
"Nggak sempat. Aku ingin segera bertemu dengan Amanda Dirgantara. Aku sangat merindukannya" sahut Barnes dengan wajah penuh senyum dan harapan baru.
"Tapi Tuan, Tuan nggak malu pakai setelan joging untuk menemui pujaan hati Tuan? Apa Tuan nggak ingin tampil beda di depan cewek yang sudah lama sekali tidak pernah Anda temui?"
"Ah sial! Iya kau benar Yon. Emm, kau bawa dompetku kan? karena uang cash yang aku bawa tadi sudah aku kasih semua ke seorang wanita yang ceroboh dan cengeng yang aku temui tadi di taman" ucap Barnes sambil menoleh ke Leon.
"Tentu saja saya tidak pernah lupa membawa dompetnya Tuan. Dan siapa wanita yang ceroboh dan cengeng itu, Tuan?" tanya Leon sambil melirik sekilas ke Barnes.
"Entahlah. Aku baru pertama kali bertemu dengannya dan kurasa aku nggak akan pernah bertemu lagi dengannya. Kalau toh nanti bertemu lagi, lebih baik aku menghindarinya. Dia sungguh-sungguh ceroboh. Dia hampir menabrakku dengan sepedanya tadi dan dia telah menguras habis isi kantongku"
"Lah kenapa Anda kasih semua uang Tuan ke wanita itu?"
"Karena, aku terkejut dapat telepon dari kamu dan secara spontan aku taruh saja semua uang yang aku genggam ke dalam keranjang sepeda wanita tadi" sahut Barnes.
"Berapa jumlah uang yang Anda tinggalkan di keranjang sepeda wanita tadi?"
"Entahlah. Aku tidak menghitungnya tadi. Aku asal ambil dari dalam dompet uang cashku dan aku masukkan begitu aja ke dalam kantong celana jogingku tadi pagi karena, aku berniat mampir belanja daging dan sayur di pasar tradisional sepulang dari joging untuk kasih oleh-oleh ke Mama yang sangat suka memasak tapi, semuanya gagal gara-gara wanita tadi" Barnes mendengus kesal
"Anda juga ceroboh Tuan dan saya lihat baru kali ini Anda bertindak ceroboh" kata Leon.
"Iya kamu benar. Baru kali ini aku bertindak sangat ceroboh gara-gara wanita tadi" Barnes kembali mendengus kesal.
"Apa karena wanita tadi sangat cantik jadi, Anda terpesona dan menjadi ceroboh, hehehehe?"
"Cantik dilihat dari mana? Dia kucel, ceroboh, dan rambutnya sangat lucu, keriting parah, kering, berwarna merah dan tidak terawat. Lalu, ia juga sangat kurus" sahut Barnes.
"Tapi berhasil mengalihkan dunia Anda kan, Tuan? hehehehe"
Barnes menepuk bahunya Leon, "Mengalihkan apa? di hati dan pikiranku hanya ada Amanda Dirgantara seorang"
"Yeaaahhh, saya doakan Anda akan segera bertemu dengan Amanda lalu menikahinya. Saya kasihan sama Non Bryna. Non Bryna terus menunggu Anda menemukan Amanda setelah itu, barulah Non Bryna akan menikah" sahut Leon.
"Yeeaahh, adik kembar ku itu emang keras kepala. Dia seharusnya tidak perlu mengambil sikap seperti itu. Dia wanita, dia bisa menikah duluan tapi, Yeeaahh begitulah Bryna, kalau sudah mempunyai pendapat, susah untuk dibelokkan. Keras kepala orangnya" sahut Barnes.
"Anda juga sama lho, Tuan" sahut Leon.
"Hahahaha, iya kau benar. Itulah kesamaan kami sebagai saudara kembar selain wajah kami yang benar-benar mirip" sahut Barnes.
Dan begitulah Barnes.Barnes yang kaku, dingin, dan selalu datar wajahnya, hanya bisa bersikap santai, apa adanya dan bercanda jika, ia bersama dengan keluarganya dan bersama dengan Leon. Leon adalah asisten pribadinya yang paling setia dan paling cocok dengan pribadinya Barnes.
"Anda tadi menanyakan dompet Anda. Anda mau berbelanja pakaian dulu, Tuan?"
"Iya kau benar. Tapi nanti saja kalau kita udah tiba di Bandung" sahut Barnes. "Kalau ada restoran di depan, kita belok dulu untuk sarapan, Yon!"
"Siap, Tuan" sahut Leon.
Amanda bisa bernapas lega karena, seluruh pelanggan susu segar yang ia temui memahami kondisinya Amanda bahkan beberapa diantara para pelanggan susu segar itu menolak menerima pemberian ganti rugi yang berupa uang dari Amanda.
Lalu Amanda balik ke Bosnya, "Bos, setoran saya. hari ini" Amanda meletakkan dua ratus ribu rupiah di atas meja.
"Oke! Ini honor kamu hari ini" Bos pemilik kedai susu segar itu menyodorkan uang tiga puluh ribu rupiah ke Amanda. Amanda menerima uang itu, mengucapkan terima kasih lalu kembali ke kostnya
Amanda memang telah berhasil melarikan diri dari rumah Omnya ketika ia bisa mendengar isi kepala Tantenya yang ingin menjualnya ke duda kaya raya pemilik sebuah klub malam mewah di kota Bandung. Amanda berhasil lari ke Jakarta dan berkat bantuan dari teman SD-nya dulu, ia bisa tinggal di sebuah kamar kost yang sederhana, bisa mendapatkan pekerjaan serabutan dan hidup dengan cukup makan.
Namun, Amanda belum benar-benar terbebas dari jerat maut Tantenya. Tantenya sudah menerima uang yang cukup besar dari si duda kaya raya itu dan Tantenya juga si duda kaya raya itu tidak pernah berhenti mencari keberadaannya Amanda. Untuk itulah Amanda bekerja banting tulang mengumpulkan uang untuk bisa pergi ke luar negeri, jauh dari bayang-bayang Tantenya dan jauh dari ancaman si duda kaya raya yang terkenal kejam suka menjual wanitanya setelah ia mencicipi madunya.
Barnes telah berganti pakaian di sebuah butik lalu beberapa jam kemudian, ia duduk di depan Om dan tantenya Amanda. Laura juga berada di sana. Laura terus menatap takjub ke Barnes dan berniat menjadikan Barnes sebagai lelakinya.
"Apakah saya bisa bertemu dengan Amanda?" tanya Barnes setelah ia memastikan bahwa laki-laki yang duduk di hadapannya adalah benar-benar Omnya Amanda Dirgantara.
Singgih hendak membuka suara namun, kalah cepat dengan mulut pedas istrinya, "Amanda sudah minggat dari rumah ini. Dasar anak tidak tahu diuntung. Diasuh, dirawat dan dibesarkan, eh malah minggat"
Singgih hanya bisa menghela napas panjang dan diam seribu bahasa.
"Amanda bukan orang yang seperti itu" sahut Barnes. Barnes tidak terima, ada orang yang menjelek-jelekkan pujaan hatinya.
"Dia memang seperti itu. Kalau Anda berniat melamar anak gadis di keluarga kami, lamar saja Putri saya ini! Namanya Laura, dia mahasiswi jurusan komunikasi. Cantik dan anggun anaknya" sahut Tantenya Amanda sambil merangkul bahu putri tunggal kesayangannya.
Tantenya Amanda terus melihat Barnes dan berkata di dalam hatinya, Dia pasti kaya raya. Outfitnya saja mahal, minyak wanginya pun harumnya terkesan mahal, dan mobilnya.... Ah? Kalau Laura bisa menikah dengan laki-laki ini, aku pasti dapat hidup enak. Batin Tantenya Amanda.
Barnes mulai menggertakkan gerahamnya menahan kesal lalu berucap, "Saya hanya ingin bertemu dengan Amanda"
"Kenapa Anda ngeyel? Amanda itu tabiatnya sangat buruk dan sangat bodoh. Dia hanya lulusan SMA karena, bodoh dan tidak berhasil ikut ujian masuk universitas mana pun. Untuk itulah ia minggat karena, malu. Berbeda dengan Putri saya ini yang cantik dan anggun, kan?" Tantenya Amanda terus merangkul bahunya Laura dan terus membanggakan anak kesayangannya itu.
Laura terus menatap Barnes dengan tanpa malu dan terus mengulas senyum menggodanya ke Barnes yang membuat Barnes merasa mual.
"Anda jangan menjelek-jelekkan Amanda! Karena saya yakin, Amanda ridak seperti itu" Barnes mulai kesal.
"Itu kenyataannya. Saya tidak mengada-ada" sahut Mamanya Laura tidak kalah kesalnya.
"Apa saya boleh meminta foto Amanda yang terbaru? Saya akan mencarinya" tanya Barnes dengan raut wajah dingin dan datar.
"Cih! untuk apa saya menyimpan foto gadis buruk rupa dan bertabiat buruk itu. Nggak ada fotonya! satu pun fotonya Amanda, tidak ada di rumah ini" sahut Mamanya Laura sambil melipat tangannya karena ia merasa kesal. Usahanya menyodorkan anak gadisnya ke Barnes tidak mendapatkan respons yang menjanjikan dari Barnes.
"Baiklah kalau begitu, saya permisi" Barnes bangkit, segera berputar badan dan pergi begitu saja meninggalkan keluarga Singgih Dirgantara.
Laura mengejar Barnes dan dengan penuh kepercayaan diri yang sangat besar ia memegang pergelangan tangannya Barnes, "Jangan pergi dulu! Saya ingin mengenal Anda lebih dekat lagi. Kita makan siang dulu? Saya tahu restoran yang enak dan ......."
Barnes berkata, "Lepaskan tanganku!" tanpa melihat Laura.
"Saya hanya......."
Barnes langsung menarik tangannya dan dengan berlari kecil ia bergegas masuk ke dalam mobil, mengunci pintu mobil dan menyuruh Leon untuk tancap gas. Laura menghentakkan kakinya di atas tanah karena, Barnes pergi begitu saja meninggalkannya.
Di dalam mobil yang sedang melaju, Barnes berkali-kali menghela napas kecewa, "Kenapa dia harus minggat? Apa keluarga Omnya tidak memperlakukannya dengan baik?"
"Saya lihat sih seperti itu Tuan. Saya lihat Omnya Non Amanda tadi sangat tertekan wajahnya dan sepertinya ingin menyampaikan sesuatu ke Anda tapi takut sama istrinya" Sahut
Leon.
"Iya kau benar. Sikap dan tingkah laku dari Tantenya Amanda dan sepupunya Amanda membuatku merasa mual. Lalu di mana lagi aku harus mencarinya? dia nggak muncul di sosial media mana pun dan aku nggak tahu wajahnya yang sekarang ini seperti apa" Barnes menghela napas panjang.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!