Langit berwarna merah darah terasa sangat kelam di atas sebuah kota yang hancur lebur dan penuh dengan makhluk mengerikan berkeliaran dengan gila di jalanan hancur itu.
Ribuan makhluk mengerikan itu menatap satu tempat dengan penuh ketakutan yaitu sebuah lapangan terbengkalai, akan tetapi ada sesosok pria sedang melawan makhluk besar mengerikan yang berwarna merah dengan tanduk panjang di dahinya.
Jika dilihat dengan baik manusia itu adalah seorang pria paruh baya yang memiliki tubuh yang kekar dan penuh dengan otot, wajah yang sangar dan terlihat mengintimidasi dengan satu matanya yang terdapat luka cakaran.
Tapi, pria itu terus dihajar dan dicakar oleh makhluk mengerikan itu hingga seluruh pakaian serta tubuhnya dipenuhi dengan darah segar yang terus mengalir di sekujur tubuhnya.
"Hiyaa! "
BUGH!
Pria itu memukul kepala makhluk mengerikan itu dengan keras, tapi tidak ada yang terjadi dengan makhluk itu.
BUGH! BOOOM!
Makhluk mengerikan itu memukul pria itu dengan keras hingga pria itu terlempar dengan cepat kebelakang dan menghantam sebuah gedung terbengkalai hingga hancur.
"Uhuk! Uhuk!"
Pria itu terbatuk dan seteguk darah segar keluar dari mulutnya, pria itu terengah-engah dan melihat makhluk merah yang sudah mulai mendekati dirinya.
'Apakah ini adalah akhir untukku....'
'Ironis sekali...... Aku telah mengorbankan banyak orang untuk sampai disini, bahkan orang yang kucintai ikut aku korbankan...... Tapi aku akan tetap mati disini....' batin pria itu dengan sedih.
Pria itu bernama Zhara, seorang pria paruh baya yang terlihat berumur 40 tahunan itu sebenarnya telah berumur lebih dari 100 tahun. Dan situasi yang di hadapinya itu adalah sebuah tragedi yang diberi nama sebagai Apocalypse.
Suatu hari cahaya merah misterius menyinari dunia modern yang damai dan mengubah makhluk hidup menjadi makhluk mengerikan yang disebut sebagai Zombie.
Tapi ada juga beberapa manusia yang bermutasi menjadi sosok yang disebut Mutant, dan Zhara adalah salah satunya...
Zhara memiliki kemampuan regenerasi yang unik, tapi dia sudah bertarung melawan makhluk merah yang disebut sebagai Being X itu selama beberapa minggu tanpa henti karena makhluk itu juga memiliki kemampuan regenerasi.
Tapi sekarang pemenangnya sudah ditentukan....
"Khi khi khi khi!"
Being X sudah berada tepat di depan Zhara dengan tertawa menjijikkan yang membuat siapapun yang melihatnya menjadi mual.
Makhluk menjijikkan itu mengangkat tangannya yang berwarna merah darah itu dan dipenuhi dengan cakar yang tajam dan ingin mengakhiri hidup Zhara.
SWOOSH!
CRASSH!
Cakaran tajam dari Being X menghancurkan seluruh gedung itu, tapi Zhara sudah terlebih dahulu melompat keatas dan memeluk leher Being X dari belakang dengan kuat.
"!!!"
Being X sangat kaget dengan kecepatan Zhara yang tidak dapat dilihatnya dan melototkan matanya pada Zhara yang ada di belakang lehernya dan sedang menyeringai dengan dingin.
"Kena kau." kata Zhara menyeringai menyeramkan.
"!!!"
Being X merasakan bahaya dari perkataan Zhara dan ingin menjauh darinya, tapi Zhara tidak membiarkan itu terjadi dan terus memeluk lehernya dengan kuat hingga mencekiknya.
"Khikkkkkk!"
Being X menjerit dengan putus asa, tapi Zhara memasukan sesuatu ke dalam mulutnya ketika makhluk itu membuka mulutnya.
CRASSH!
CRASSH!
Being X mengigit dan mengunyah tangan Zhara dan memakannya, tapi memang itu yang diinginkan oleh Zhara.
'Dengan ini maka selesai sudah.....'
Tubuh Being X bersinar dengan terang, cahaya bersinar terang dari matanya dan badannya sedikit demi sedikit semakin membesar.
Being X menjerit putus asa tapi itu tidak akan menghindarinya dari ledakan kematian.
BOOOOOM!
Ledakan besar terjadi dan menghancurkan seluruh tubuh Being X bersamaan dengan Zhara yang ikut tewas akibat ledakan besar itu.
Pria yang telah bertahan hidup selama lebih dari 100 tahun itupun akhirnya menemui ajalnya....
...-------------------------------...
...-----------------------...
...---------------...
Kriiiing!
Jam alarm berbunyi di pagi hari tepatnya di sebuah rumah sederhana dengan 2 lantai.
Seorang remaja berumur sekitar 16 tahunan terlihat sedang tertidur lelap dengan sebuah selimut tebal yang menyelimuti dirinya.
Karena terganggu dengan suara alarm itu, secara refleks remaja itu meraba jam alarm itu.
TAP!
Jam alarm dipegangnya dan kemudian-
PYARR!
Remaja itu melempar jam alarm itu kesebarang tempat dengan keras dan mengenai sebuah cermin yang ada di kamar itu.
Walaupun suara yang ditimbulkan cukup keras tapi itu tidak mengganggu tidur remaja itu.
CEKLEK!
Pintu kamar terbuka dan memperlihatkan seorang wanita cantik menggenakan sebuah daster putih polos yang memperlihatkan lekuk tubuhnya dengan sempurna.
Wanita itu menggelengkan kepalanya ketika melihat cermin yang dipecahkan oleh remaja itu dan memarahinya.
"Zhara, apa yang kau lakukan!?"
Pemuda yang ternyata bernama Zhara itu kemudian membuka matanya karena suara yang dikenalinya sekaligus di rindukannya itu.
Kemudian dari pandangan matanya yang masih kabur, Zhara melihat wanita itu dengan penuh kebingungan tapi tidak bisa dipungkiri jika ada jejak kerinduan dan kegembiraan terlihat di matanya.
"Ibu..." gumamnya dengan perasaan aneh.
Wanita yang dipanggil Ibu itu sedikit kebingungan dengan sikap Zhara atau anaknya itu.
"Apa kau baik-baik saja putraku? Kau bahkan memecahkan cermin di kamarmu sendiri."
'Cermin?'
Zhara sedikit kebingungan lalu memalingkan kepalanya kearah sebuah cermin yang retak dengan sangat terkejut.
'Bukankah ini wajahku ketika masih remaja?' batin Zhara.
Zhara lebih mendekat kearah cermin retak itu hingga bisa melihat wajahnya sendiri dengan jelas. Wajah yang sangat tampan dan masih muda dengan rambut hitam panjang yang terlihat sangat menawan.
"Zhara, apa kau baik-baik saja?" tanya sang ibu yang mulai khawatir dengan tingkah aneh anaknya.
Zhara berbalik dan menatap ibunya dengan serius.
"Ibu, tahun berapa sekarang?"
"Kenapa kau tiba-tiba bertanya tentang itu, jika kau kurang sehat ibu akan membawamu ke dokter-"
"Ibu tolong jawab pertanyaanku." kata Zhara memotong perkataan ibunya.
Ibunya tidak mempunyai pilihan lain lalu memberitahu tahun, bulan serta hari yang ditanyakan oleh putranya itu.
"Sekarang adalah tahun 2017, bulan 1 dan tanggal 1. Kita baru saja merayakan tahun baru semalam, apa kau tidak ingat?"
Zhara sedikit terkejut dengan jawaban ibunya, dia tiba-tiba memikirkan hal gila dan kemudian bersikap seolah-olah sedang baik-baik saja dan menyuruh ibunya untuk keluar dari kamarnya karena dia membutuhkan waktu untuk mencerna semua informasi yang ada terlebih dahulu.
...----------------...
Zhara telah sendirian dikamarnya saat ini, dia kemudian mulai mengonfirmasi apa yang sebenarnya terjadi.
Sebelumnya dirinya sedang melawan Being X dan bunuh diri dengan meledakannya bersama dirinya, dan sekarang dia berada di tahun 2017 yaitu 3 tahun sebelum Apocalypse dimulai.
Hanya satu hal yang dapat disimpulkan oleh Zhara dari hal itu.
'Aku telah kembali ke masa lalu!' batin Zhara.
Zhara tidak tahu harus senang ataupun sedih dengan hal itu. Dia senang jika di waktu ini orang-orang yang disayanginya masih hidup seperti ibunya, tapi disisi lain dia juga merasa sedih jika harus mengulang tragedi mengerikan itu...
Tapi jika dia harus menghadapi tragedi itu untuk kedua kalinya, dia pasti tidak akan melakukan kesalahan seperti sebelumnya dan mempersiapkan semuanya dari awal.
Waktu tragedi Apocalypse dimulai adalah tahun 2019, bulan 12 dan tanggal 31 yang berarti dirinya hanya memiliki waktu 1095 hari untuk mempersiapkan kedatangan tragedi Apocalypse.
'Kali ini aku pasti akan mempersiapkan semuanya dengan baik!' batin Zhara dengan tekad yang kuat.
Ketika Apocalypse terjadi, seluruh perkotaan akan dipenuhi dengan ratusan Zombie dan menyebar dengan cepat, satu-satunya tempat yang aman adalah sebuah ruangan bawah tanah atau yang biasa disebut Shelter.
Zhara ingin membangun sebuah Shelter, tapi mengingat biaya yang diperlukan sangat besar sementara dirinya hanya berasal dari keluarga sederhana, jadi tidak mungkin Zhara bisa membangun sebuah Shelter hanya dalam waktu 3 tahun.
Tapi Zhara adalah orang yang memiliki pengetahuan tentang masa depan, jadi dia pasti bisa mendapatkan uang dengan cepat.
'Itu benar, dalam 1095 hari ini aku harus menjadi kaya secepatnya agar bisa mempersiapkan semuanya sebelum Apocalypse dimulai!'
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...𝐽𝑖𝑘𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑒𝑚𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑇𝑦𝑝𝑜 𝐴𝑡𝑎𝑢 𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎𝒉𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑃𝑒𝑛𝑢𝑙𝑖𝑠𝑎𝑛, 𝑇𝑜𝑙𝑜𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎𝒉𝑢 𝐴𝑢𝑡𝒉𝑜𝑟 𝐿𝑒𝑤𝑎𝑡 𝐾𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑃𝑎𝑟𝑎𝑔𝑟𝑎𝑓 𝐴𝑔𝑎𝑟 𝐶𝑒𝑝𝑎𝑡 𝐷𝑖𝑟𝑒𝑣𝑖𝑠𝑖...
Zhara turun dari kamarnya setelah menetapkan tujuan untuk menjadi kaya secepatnya. Di lantai bawah rumah, Ibunya telah menunggunya untuk sarapan pagi bersama.
Ibunya menyambut Zhara dengan senyuman hangat, dia tampaknya tidak mempermasalahkan tindakan Zhara yang mengusirnya sebelumnya.
Sekarang Zhara mengingatnya.
Ketika dia remaja, Zhara merupakan anak yang nakal dan tidak pernah memperdulikan perasaan ibunya, tapi ibunya tidak pernah membencinya dan akan selalu mengkhawatirkan Zhara lebih dari apapun.
Itu bisa dilihat dari tindakan Ibunya yang tidak terlalu memperdulikan masalah cermin pecah dan lebih mementingkan keadaan Zhara sebelumnya.
Zhara menggigit bibirnya ketika mengingat hal itu, dia sama sekali tidak pernah melakukan hal baik sedikitpun kepada ibunya, bahkan ketika Apocalypse terjadi Ibunya mengorbankan nyawanya sendiri untuk menyelamatkan Zhara.
Sekarang Zhara telah bersumpah untuk memberikan kebahagiaan untuk ibunya.
"Zhara apa yang kau tunggu? Ibu disini sudah membuatkan makanan kesukaanmu." ujar Ibunya dengan senyuman hangat.
Zhara tidak menjawab dan hanya duduk untuk menyantap makanan favoritnya yang sudah puluhan tahun tidak pernah dia rasakan itu.
Bukan karena kari ayam itu adalah makanan favoritnya tapi karena makanan itu adalah buatan ibunya.
...----------------...
Sarapan pagi telah selesai dengan Zhara yang hanya diam saja, dia sama sekali tidak tahu harus berbicara apa kepada ibunya.
Ibunya mengambil tasnya dan bersiap untuk meninggalkan rumah untuk bekerja, tapi sebelum itu dia terlebih dahulu menoleh kearah Zhara yang masih terdiam di meja makan dan berkata dengan hangat,"Zhara, usahakanlah untuk datang ke sekolah hari ini."
Salah satu ciri anak nakal adalah tidak pergi ke sekolah dan Zhara adalah contoh itu.
Zhara hanya mengangguk dan ibunya tidak mempermasalahkan itu karena Zhara memang anak yang jarang bicara.
Setelah itu, ibunya kembali berbalik dan bersiap untuk bekerja.
".... Ibu."
Suara Zhara yang memanggilnya membuatnya sedikit tertegun, Ibunya berbalik dan menatap Zhara dengan kebingungan.
"Ada apa sayang?" tanya Ibunya dengan penuh kehangatan.
"...... Hati-hati di perjalanan." kata Zhara singkat masih dengan nada datarnya tapi itu sukses membuat Ibunya tertegun.
Zhara sebelumnya sama sekali tidak pernah mengucapkan hal itu kepada Ibunya. Walaupun perkataan Zhara terkesan datar, tapi Ibunya bisa merasakan kepedulian dari dalamnya, mungkin itu yang disebut sebagai naluri seorang ibu...
Jadi Ibunya hanya tersenyum hangat dan mengangguk setelah itu dia pergi berangkat untuk bekerja dengan semangat yang lebih.
Pekerjaan Ibunya adalah sebagai seorang pelayan di sebuah restoran mewah dan memiliki gaji yang cukup besar untuk membiayai mereka berdua.
Jika kau bertanya tentang ayah Zhara, maka jawabannya adalah dia adalah pria brengsek.
Bagaimana tidak, Ibunya Zhara yang bernama Ayunda sebelumnya ketika masih merupakan seorang Siswi SMA memiliki seorang pacar yang adalah siswa satu sekolahnya dan merupakan orang kelahiran dari korea.
Orang itu telah berjanji kepada Ayunda bahwa dirinya akan bertanggung jawab atas apapun yang terjadi ketika mereka ingin melakukan hubungan intim.
Dan seperti halnya gadis sekolahan yang lugu dan naif, Ayunda mau percaya begitu saja dengan perkataan laki-laki brengsek itu hingga akhirnya Ayunda mengandung Zhara.
Dan ketika Ayunda datang untuk pertanggung jawaban dari orang yang menghamilinya, lelaki brengsek itu sudah kembali ke korea meninggalkan Ayunda yang sedang dalam keadaan terpuruk.
Itulah sebabnya Ayunda terlihat masih sangat cantik dan muda ketika dirinya sudah memiliki seorang anak berusia 16 tahun dan sang anak yang memiliki wajah khas korea dan sangat tampan.
Zhara juga sangat membenci orang itu bahkan ingin membunuhnya, tapi dia sekarang belum bisa melakukan apapun dan lebih memilih untuk datang ke sekolah seperti yang disarankan ibunya.
...----------------...
Zhara berjalan menuju sekolahnya menggunakan sebuah seragam sekolah dengan baju yang keluar. Dia merasa agak malu dengan penampilannya yang sekarang.
Bagaimanapun dirinya adalah pria dewasa yang keren dan sangar, bagaimana bisa dia memakai seragam anak sekolahan?
Itu sebabnya Zhara mengeluarkan bajunya walaupun ada peraturan yang mengatakan jika seorang siswa harus memasukan bajunya untuk menjaga kerapian.
Ketika Zhara sedang asyik menikmati pemandangan kota tanpa satupun bercak darah dan zombie yang berkeliaran, seseorang tiba-tiba menepuk pundaknya dari belakang.
Zhara sama sekali tidak terkejut karena dia telah memprediksi hal itu, walaupun dirinya tidak lagi memiliki kemampuan mutant miliknya tapi Zhara masih mempunyai insting bertarung yang tajam.
Jadi dia sudah memprediksi hal itu terlebih dahulu dan tidak menghindarinya karena itu sama sekali tidak mengancam keselamatannya.
"Hai Zhara, seperti biasa kau sangat keren ya." ujar lelaki yang menepuk pundaknya itu.
Zhara tidak menghiraukan keberadaan orang yang menyapanya itu dan membuatnya cemberut.
"Ayolah Zhara, kau sangat tega cuek pada temanmu sendiri."
Zhara akhirnya mengingat orang Itu, dia adalah seorang siswa SMA sama seperti dirinya dan berada di kelas yang sama, dia ingat jika orang itu bernama Andri dan juga merupakan anak nakal sama seperti dirinya.
Dan jika membahas tentang apakah Zhara berteman dengannya, maka jawabannya adalah salah..... Zhara sama sekali tidak pernah menganggap orang itu sebagai temannya.....
Tentunya itu bukan tanpa alasan.....
"Hei Zhara, kita akan minum dan merokok nanti di belakang sekolah, apa kau mau ikut?" kata Andri berbisik di telinga Zhara.
Sebenarnya yang selalu membujuk Zhara untuk berbuat nakal salah satunya adalah Andri, sebelumnya Zhara adalah yang cukup baik walaupun masih pendiam dan cuek, setidaknya dia tidak terlalu nakal.
Tapi semenjak memasuki bangku SMA dan bertemu dengan Andri dan orang lainnya, Zhara menjadi tertarik dan tertantang untuk menjadi nakal, setidaknya dia akan merasakan sedikit adrenalin di kehidupannya yang suram.
Tapi tentu saja Zhara tidak membutuhkan hal itu lagi....
"Aku tidak tertarik, enyahlah." ujar Zhara dengan datar.
Andri tidak percaya dengan apa yang didengarnya, tidak biasanya Zhara bersikap seperti itu...
"Zhara, apa yang kau katakan? bukankah kita sudah sering melakukannya, ada apa denganmu hari ini?" kata Andri memprotes tindakan Zhara.
"Aku sudah bosan dengan tindakan kalian, jadi enyahlah dari hadapanku." kata Zhara dengan dingin, tapi itu tidak membuat Andri pergi dari sana dan malah lebih memprotes Zhara.
"Tidak, aku tidak menerimanya, kami tidak menerimanya! Setidaknya kau harus membayar semua biaya rokok dan minuman yang kau habiskan bersama kami." kata Andri dengan licik.
Zhara yang sebelumnya tidak menatap Andri ketika berbicara langsung menatapnya, lalu berkata dengan dingin,"Kau ingin uangku?"
"Benar." jawab Andri dengan percaya diri.
"...... Baiklah." kata Zhara kemudian kembali berjalan.
Andri terlihat sedikit tidak percaya dengan apa yang didengarnya, sebenarnya dia hanya bercanda tentang menginginkan uang milik Zhara, tapi karena Zhara sekarang sudah setuju maka dengan senang hati dia menerimanya.
Zhara dan Andri berjalan menuju sebuah zebracross tempat banyak orang biasanya menyebrang, tapi lampu penanda belum berwarna hijau yang berarti masih belum ada yang boleh menyerbrang karena kendaraan masih melaju melewati zebracross itu.
Zhara berhenti di ujung zebracross itu dan disusul dengan Andri yang berjalan dengan riang karena dirinya akan segera mendapatkan uang dari Zhara.
TAK!
Zhara tiba-tiba mengait kaki Andri yang ingin berdiri di sambungnya sehingga Andri terjatuh kedepan dan terbaring di jalanan zebracross itu sementara Andri tidak dapat bereaksi.
BEEEEP!
CRASSH!
Bersamaan dengan itu, sebuah bis melaju dengan kencang dan melindas tubuh Andri hingga hancur.
""Aaaahh!!! ""
Teriakan histeris terdengar dari seluruh penjuru jalanan ketika mereka melihat tubuh seseorang yang hancur terlindas sebuah bis yang seberat ratusan kilo itu.
Darah Andri mengalir dengan deras di hadapan tatapan dingin Zhara.
'Ahh..... merusak pemandanganku saja.... ' batin Zhara.
...****************...
Rekomendasi Novel Author. (UP 2X SEHARI WALAU KADANG BOLONG)
cek di profil Author
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...𝐽𝑖𝑘𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑒𝑚𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑇𝑦𝑝𝑜 𝐴𝑡𝑎𝑢 𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎𝒉𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑃𝑒𝑛𝑢𝑙𝑖𝑠𝑎𝑛, 𝑇𝑜𝑙𝑜𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎𝒉𝑢 𝐴𝑢𝑡𝒉𝑜𝑟 𝐿𝑒𝑤𝑎𝑡 𝐾𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑃𝑎𝑟𝑎𝑔𝑟𝑎𝑓 𝐴𝑔𝑎𝑟 𝐶𝑒𝑝𝑎𝑡 𝐷𝑖𝑟𝑒𝑣𝑖𝑠𝑖...
Polisi dan ambulans tiba di tempat lokasi kecelakaan tapi Zhara sudah pergi terlebih dahulu dari sana.
Moodnya untuk menikmati pemandangan indah sembari berangkat sekolah langsung hilang begitu saja karena ulah Andri.
Zhara sama sekali tidak khawatir jika dirinya akan menjadi tersangka karena dia sudah memperhatikan CCTV dengan baik sehingga dirinya tidak akan mendapatkan kecurigaan.
Sebenarnya Zhara tidak membunuh Andri hanya karena alasan sepele seperti Andri yang meminta uang kepadanya tapi karena apa yang dilakukan Andri di masa depan nanti.
Ketika Apocalypse tiba maka bukan hanya zombie yang menjadi sumber bahaya tetapi juga para manusia dengan hati busuk adalah bahaya yang sesungguhnya.
Manusia saling merampas satu sama lain ataupun membunuh untuk bertahan hidup dan Andri beserta kelompoknya adalah salah satunya, karena itulah Zhara membunuhnya.
Setidaknya ia telah membersihkan satu manusia busuk sebelum Apocalypse.
Zhara sebenarnya ingin membersihkan para manusia busuk agar mereka tidak menjadi ancaman kelak, tapi mengigat ini adalah negara hukum dan ada sosok ibu yang disayanginya, Zhara harus memikirkan hal itu dengan lebih baik agar tidak membahayakan ibunya.
Dengan pemikiran itu, Zhara kembali berangkat menuju sekolah yang sudah lebih puluhan tahun tidak dia kunjungi...
...----------------...
Di sebuah ruang kelas, terlihat puluhan siswa yang sedang berbincang dan tertawa gurau bersama temannya, seorang gadis berambut hitam dan terlihat sangat cantik sedang cemberut di bangkunya sendiri.
"Hah...... Orang itu tidak datang lagi ya hari ini....." gumam gadis itu.
Karena gadis itu adalah seorang ketua kelas, jadi dia harus bertanggung jawab atas teman-temannya
Dia sedang mengabsen teman-temannya tapi ada salah satu siswa yang tidak pernah datang selama sekolah dimulai, bahkan dia sama sekali tidak tahu bagaimana penampilan siswa itu.
"Amelia, kenapa kau terlihat sangat cemberut hari ini?"
Sebuah suara terdengar dari belakang gadis itu dan memperlihatkan seorang gadis cantik berambut coklat pendek.
Gadis yang ternyata bernama Amelia itu menghela napasnya dan berkata dengan cemberut.
"Oh Rina..... Sepertinya siswa itu tidak datang lagi hari ini..."
"Bukankah sudah kukatakan untuk tidak terlalu memperdulikan anak nakal itu." kata gadis yang ternyata bernama Rina itu.
"Itu tidak bisa, sudah tugasku sebagai seorang ketua kelas untuk bertanggung jawab terhadap siswa lainnya." jawab Amelia.
Amelia memanglah seorang gadis yang selalu bertanggung jawab atas tugasnya dan selalu bersikap ramah kepada teman-temannya tapi bersamaan dengan itu dia juga orang yang tegas jika ada siswa yang melanggar peraturan
Dan itulah yang membuatnya menjadi sangat populer tapi susah didekati di sekolah
Ketika mereka sedang asyik berbincang, pintu kelas tiba-tiba dibuka dengan keras yang membuat semua siswa refleks menoleh kearah pintu dan mendapati seorang siswa laki-laki yang sangat tampan tapi juga terlihat sangat mengintimidasi karena ekspresinya yang dingin.
Ruang kelas yang sebelumnya berisik langsung menjadi hening karena kedatangan siswa itu dan bisik-bisik terdengar dari siswa lainnya.
"Hei apakah itu murid baru? Aku tidak pernah melihatnya di sekolah sebelumnya." ujar seorang siswa laki-laki.
"Aku tidak tahu itu, tapi yang pasti adalah dia sangat tampan!" kata seorang siswi perempuan dengan gembira.
"Hei aku ini pacarmu lho.... " kata siswa laki-laki itu.
Intinya setiap pembicaraan yang dilakukan oleh para siswa itu menanyakan tentang identitas siswa tampan itu.
"Aku mengingatnya sekarang! Dia adalah siswa nakal Zhara!" kata Rina dengan tiba-tiba yang membuat semua orang menjadi sangat terkejut termasuk Amelia.
Zhara melihat kearahnya dengan menyipitkan matanya, dia bukan melihat Rina melainkan melihat Amelia yang berada di dekat Rina.
'Orang itu....'
Zhara sangat mengingat Amelia melebihi apapun, ketika kekejian dan kemunafikan manusia pasca Apocalypse, sebuah organisasi muncul tiba-tiba dan menamai diri mereka sebagai seorang Executioner.
Organisasi yang hanya beranggotakan beberapa orang itu membuat semua orang yang berbuat jahat sukses gemetaran karena tugas seorang Executioner adalah menghukum orang orang seperti mereka.
Dan alasan kenapa Zhara melihat Amelia dengan aneh adalah karena Amelia merupakan ketua dari organisasi Executioner itu dan sering dijuluki sebagai Queen Of Judgment.
Amelia yang melihat Zhara menatap dirinya langsung menghampirinya sementara Zhara juga sebenarnya ingin berbicara dengan orang yang dimasa depan akan menjadi seorang gadis yang sangat ditakuti itu.
"Apa kau yang bernama Zhara?" tanya Amelia, dia sama sekali tidak merasa ketakutan ataupun gugup berhadapan dengan Zhara yang memiliki ekspresi dingin itu.
'Benar-benar sesuai dengan ekspetasiku.....' batin Zhara.
"Itu benar." jawab Zhara singkat.
Amelia sedikit menaikan alisnya dan berkata,"Kalau begitu seharusnya kau tahu sudah berapa lama kau tidak masuk sekolah kan?"
"Aku tahu itu." kata Zhara dengan tenang.
"Kalau begitu bisa kau sebutkan alasanmu tidak datang ke sekolah selama ini?"
"Tidak ada alasan khusus, aku hanya malas untuk datang....." jawab Zhara dengan cuek tapi tidak dengan Amelia.
"Kau seharusnya dihukum karena hal itu." kata Amelia dengan serius, tapi lagi-lagi dibalas dengan cuek yang membuat Amelia langsung menjadi emosi.
"Terserah, aku juga tidak peduli dengan itu... "
"Kau! Apa kau mau ibumu dipanggil kesekolah untuk kesekian kalinya!?" kata Amelia dengan sedikit marah.
Tatapan mata Zhara langsung tajam karena perkataan Amelia yang menyebut ibunya, Zhara tiba-tiba memegang tangan Amelia dan langsung melempar tubuhnya ke dinding dengan satu tangan Zhara bersandar untuk mencegah Amelia kabur.
"Apa yang kau lakukan!" Amelia terlihat panik dengan wajahnya yang memerah dan ingin segera keluar dari pose memalukan itu tetapi Zhara mencegatnya dengan cara memasukan lututnya ke selang.kang.an Amelia dan langsung membuat Amelia mengerang.
Para siswa yang melihat adegan intim didepan mata mereka terlihat sangat terkejut dan tidak percaya dengan fakta itu, tapi mereka sama sekali tidak berani ikut campur setelah melihat keganasan Zhara.
Amelia menegang setelah melihat tatapan mata Zhara yang menatap tajam ke matanya tapi Amelia sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa, keberaniannya yang sebelumnya telah berubah menjadi sebuah ketakutan....
"Jangan pernah membawa-bawa ibuku...." kata Zhara dengan tanpa emosi yang membuat Amelia sukses bertanya-tanya apakah dia itu benar-benar manusia?
Amelia tidak menjawab dan hanya mengangguk dengan patuh, situasinya yang sekarang tidak membiarkannya untuk melawan perkataan Zhara.
"Kyaaa!"
Sebuah teriakan seorang wanita datang dari arah pintu yang menarik perhatian semua orang.
"Bu guru...." gumam Amelia.
"A-Apa yang kalian lakukan! I-Itu bukanlah sesuatu yang sepantasnya siswa SMA seperti kalian lakukan!" teriak guru wanita itu lalu melanjutkan."Kalian berdua ikut ke ruangan ibu sekarang juga!"
'Gawat!' batin Amelia lalu melihat kearah Zhara yang masih terlihat tenang padahal sudah jelas mereka berdua akan mendapatkan masalah besar.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...𝐽𝑖𝑘𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑒𝑚𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑇𝑦𝑝𝑜 𝐴𝑡𝑎𝑢 𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎𝒉𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑃𝑒𝑛𝑢𝑙𝑖𝑠𝑎𝑛, 𝑇𝑜𝑙𝑜𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎𝒉𝑢 𝐴𝑢𝑡𝒉𝑜𝑟 𝐿𝑒𝑤𝑎𝑡 𝐾𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑃𝑎𝑟𝑎𝑔𝑟𝑎𝑓 𝐴𝑔𝑎𝑟 𝐶𝑒𝑝𝑎𝑡 𝐷𝑖𝑟𝑒𝑣𝑖𝑠𝑖...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!