NovelToon NovelToon

Kedua Tanpa Cinta

01.Oh Bella Ku

Namanya Kanaya Anastasia, perempuan dua puluh lima tahun seorang yatim piatu yang tinggal di panti asuhan sejak kecil. Kanaya bekerja di sebuah restoran yang berada tak jauh dari panti. Setiap bulan gajinya harus rela di serahkan pada ibu panti yang bernama Amber. Katanya untuk membantu kebutuhan anak-anak panti asuhan yang sangat banyak.

"Tapi bu, bagaimana bisa aku menikah dengan laki-laki yang sudah beristri dan kami juga tidak saling mengenal?" Naya protes keras atas permintaan ibu panti.

"Mau tidak mau kamu harus mau Naya. Semua ini demi membalas jasa keluarga Alexander yang sudah banyak membantu panti asuhan kita. Kau tahu itu bukan?"

Naya membuang nafas pelan, "Bagaimana perasaan istrinya jika Naya menikah dengan suaminya bu?" tanya Naya, "Lagian, Naya tidak pernah bermimpi untuk menjadi istri kedua atau pun merusak rumah tangga orang lain!"

"Jangan banyak protes Naya, minggu depan mau tidak mau, siap tidak siap kau akan menikah dengan tunggal Alexander. Ini kesempatan mu Naya, kau akan menikah dengan orang kaya raya. Hidup mu akan enak!"

"Tapi bu....!"

"Tidak ada tapian. Jika kau menolak, silahkan kau hitung sendiri biaya dan tenaga yang sudah aku keluarkan untuk membesarkan mu. Dan ingat Kanaya, jika kau tidak mau menikah dengan laki-laki itu, maka bersiaplah jika keluarga Alexander akan menggusur panti asuhan ini."

Ibu panti berlalu pergi, meninggalkan Naya yang sedang menangis di kamarnya. Wanita ini tidak pernah terbayang jika dirinya harus menikah dengan suami orang.

Sementara itu, pertengkaran hebat terjadi antara ibu dan anak yang menolak keras permintaan sang ibu. Namanya Melvin Alexander, laki-laki tampan yang sudah menikah secara diam-diam dengan seorang wanita yang bernama Bella Vellina. Mereka tidak pernah di restui oleh mamah Melvin yang bernama Margareta.

Satu tahun pernikahan, Margareta membiarkan anaknya hidup berdua dengan Bella yang sangat tidak ia sukai.

"Melvin sudah menikah mah. Perasaan Bella akan hancur jika aku menuruti semua permintaan mamah!" ucap Melvin dengan nada tingginya.

"Sejak kapan mamah menyetujui pernikahan kalian?" tanya mamah Reta, "Mamah hanya ingin kau menikah dengan perempuan baik-baik Melvin."

"Bella perempuan baik-baik mah. buktinya sampai sekarang dia sabar menunggu restu dari mamah!" sahut Melvin.

"Mah, ku mohon jangan paksa Melvin untuk menikah lagi," tiba-tiba Bella menyahut pembicaraan mereka.

"Aku bukan mamah mu. Kau tidak punya hak untuk melarang ku!" tegas mamah Reta.

"Mah,....!" Melvin melemah, "Ku mohon jangan paksa aku,"

"Jika kau menolak, silahkan angkat kaki dari rumah ini dan kau tidak akan mendapatkan secuil warisan. Silahkan keluar dan jangan membawa apa pun selain pakaian yang kalian kenakan!" Margareta mengancam anaknya.

"Mah, aku ini anak-anak satu-satunya di keluarga Alexander. Bagaimana bisa mamah mengancam ku dengan lelucon seperti ini?" Melvin tertawa mengejek.

"Apa mamah sedang terlihat bercanda Melvin?" tanya mamah Reta dengan wajah dinginnya.

"Mah, ini sangat berlebihan!" ucap Bella tidak terima.

"Diam kau!" bentak mamah Reta, "Aku tidak memberi mu hak untuk bicara di rumah ini. Jika kau tidak suka, silahkan ceraikan anakku!"

Tentu saja Bella tertunduk diam, wanita ini hanya menunjukkan wajah sedih dan tertekan di hadapan suami dan mertuanya.

"Seharusnya kau bermalu muka untuk tinggal di rumah ini. Melvin, mau tidak mau minggu depan kau harus menikah dengan perempuan pilihan mamah. Setelah menikah kalian akan tinggal di rumah yang sudah mamah persiapkan untuk kalian agar kalian bisa mandiri."

Sekali lagi Melvin mencoba menolak, namun Margareta tegas dengan keputusan dan ancamannya.

Margareta kemudian masuk kembali ke kamarnya, begitu juga dengan Melvin dan Bella.

"Aku tidak mau di madu. Mamah mu sangat keterlaluan," isak tangis Bella sungguh menyayat hati Melvin.

"Mau bagaimana lagi, jika aku menolak mamah pasti akan mengusir dan mencoret ku dari daftar ahli waris,"

"Tidak, aku tidak ingin kau menikah lagi...!"

"Bagaimana jika kita pergi saja, aku rela hidup sederhana asal berdua dengan mu!" ujar Melvin memberi ide.

Wajah Bella langsung panik, wanita ini bingung mengatur kata yang tepat.

"Kau pasti tidak akan bisa hidup sederhana Melvin. Dari pada melihat mu menderita, lebih baik aku saja yang menderita!" ucap Bella memeluk suaminya.

"Tapi, aku tidak tega harus menyakiti mu!"

"Menikah lah Melvin, aku tidak ingin melihat mu menjadi anak durhaka," ujar Bella.

"Oh Bella ku, terbuat dari apa hati mu yang tulus ini? Aku berjanji, aku tidak akan pernah mencintai perempuan itu. Aku hanya mencintai mu seorang. Percayalah jika suatu hari nanti kita bisa hidup bahagia berdua bersama anak-anak kita."

Bella tersenyum dalam tangisnya, mana mungkin wanita ini mau hidup sederhana tanpa uang dan fasilitas dari suaminya. Di banding segalanya, Bella lebih rela di madu asal hidupnya tidak kembali susah seperti dulu.

Setelah berusaha menyakinkan Bella, Melvin pergi ke kamar mamahnya untuk mengatakan jika dia telah setuju untuk menikah lagi dengan perempuan pilihan mamahnya.

"Jika kau kesini hanya untuk menyuarakan protes mu. Keluarlah!" usir Margareta.

"Tidak mah. Aku dan Bella sudah sepakat untuk menerima permintaan mamah. Aku setuju untuk menikah lagi," ujar Melvin membuat senyum Margareta langsung mekar.

"Baiklah, pernikahan minggu depan. Setelah menikah mamah akan menyerahkan jabatan presiden Direktur pada mu!" ucap Margareta membuat hati Melvin langsung senang.

"Benarkah mah?" tanya Melvin tidak percaya.

"Ya, kau harus belajar untuk memimpin perusahaan setalah kau menikah lagi,"

"Terimakasih mah," ucap Melvin langsung memeluk mamahnya.

"Calon istri mu seorang yatim piatu Mel, jangan sakiti dia jika tidak kau akan menyesal nanti. Belajarlah bersikap adil nanti," pesan Margareta untuk anak lelakinya.

Sekali lagi Melvin langsung memeluk mamahnya, pada akhirnya jabatan yang sangat ia impikan akan segara jatuh ke tangannya setelah sekian lama kosong setelah papahnya meninggal. Melvin kembali ke kamarnya lalu menceritakan semuanya pada Bella yang ikut senang atas pencapaian suaminya.

"Jika dengan kau menikah lagi kau bisa mendapatkan semuanya, aku sangat mendukung mu. Akan lebih mudah bagi ku nanti untuk mengambil alih semuanya!" batin Bella tertawa keras.

"Sayang, apa kau benar akan baik-baik saja?" tanya Melvin yang sangat merasa bersalah.

"Selama kau selalu mengutamakan aku sebagai istri mu, aku akan baik-baik saja," jawab Bella dengan wajah sedihnya.

"Tapi aku sangat merasa bersalah karena sudah menyakiti mu. Kita masih memperjuangkan restu mamah tapi kenapa sekarang ada saja masalah yang datang?"

"Yakinlah, setelah kesusahan ada kebahagiaan. Aku yakin jika kita bisa mencapai keduanya. Restu mamah mu dan kebahagiaan keluarga kecil kita," begitu bijaknya kata-kata Bella hingga membuat Melvin semakin mencintai dirinya.

02.Kasihan Bella

Dengan wajah dingin tampak angkuh, Melvin datang bersama mamahnya ke sebuah restoran. Mereka akan bertemu dengan perempuan yang akan di nikahkan dengan Melvin minggu depan.

"Ku pikir cantiknya melebihi Bella, ternyata kampungan!" ucap Melvin ketika melihat dua orang wanita masuk kedalam ruangan.

"Jaga bicara mu Mel!" sentak mamah Reta.

Kanaya dan ibu Amber duduk saling berhadapan dengan Melvin dan Margareta. Wajah maria tersenyum lebar ketika melihat Melvin yang ternyata sangat tampan di luar dugaannya.

"Oh Naya, lihat calon suami mu ini. Dia sangat tampan!" puji Amber hanya di tanggapi senyuman tipis oleh Naya.

Naya dan Melvin saling berkenalan, tentu saja Melvin akan bersikap sangat acuh dan dingin pada Naya bahkan lelaki ini tidak berniat untuk membuka suaranya.

"Nah, pernikahan kalian akan di laksanakan minggu depan. Itu artinya sebentar lagi kalian akan resmi menjadi pasangan suami istri," mamah Reta menjelaskan.

"Aku tidak ingin ada pesta, hanya pemberkatan di gereja saja!" ujar Melvin.

"Kalau hanya pemberkatan, kenapa harus menunggu minggu depan?" tanya Amber yang sudah tidak sabar melihat Naya dan Melvin menikah.

"Bagaimana kalau dua hari lagi?" mamah Reta memberi ide.

"Kenapa sangat cepat mah?" protes Melvin.

"Semakin cepat semakin bagus!" sahut Amber.

Naya hanya menarik nafas dalam, ketika dirinya ingin mengeluarkan suara, Amber selalu mencubit tangannya di bawah meja. Wanita itu sama sekali tidak mengizinkan Naya untuk bicara apa pun di sana.

"Sudah sepakat dua hari lagi. Kalau begitu silahkan di makan hidangannya!" senyum mamah Reta melebar.

Naya hanya tertunduk diam ketika Melvin menatapnya dengan tajam. Sedangkan Amber terus berkelakar memuji ketampanan Melvin yang untuk pertama kalinya bertemu.

Acara pertemuan selesai, Naya dan Maria pulang ke panti menaiki taxi. Setibanya di panti, Naya lagi-lagi melakukan protes pada ibu panti.

"Apakah tidak ada laki-laki lain yang belum menikah bu? kenapa harus laki-laki yang sudah beristri?" tanya Naya dengan harapan ibu panti mau berubah pikiran.

"Jangan bodoh Naya. Melvin adalah anak tunggal kaya raya. Hidup mu akan terjamin meskipun kau hanya akan menjadi istri kedua. Ingat, masa depan anak panti ada di tangan mu sekarang!"

"Aku tidak ingin menyakiti hati perempuan lain bu. Bagaimana perasaan istri pertamanya jika mengetahui aku adalah orang ketiga dalam rumah tangga mereka?"

"Diam kau Naya!" bentak Amber, "Kau harusnya berterimakasih karena keluarga Alexander memilih mu untuk menjadi bagian dalam keluarga mereka!"

Naya hanya bisa menangis, protes pun percuma. Ingin sekali rasanya Naya pergi sejauh mungkin namun bagaimana nasib anak panti nantinya. Naya tidak ingin hanya karena dirinya banyak anak-anak yang harus ikut menderita. Panti asuhan ini juga masih berada di bawah naungan keluarga Alexander. Naya tak berdaya untuk melawan, terlebih lagi jasa ibu Amber sangat besar dalam hidupnya.

Sedangkan Melvin dan Bella terus tertawa, karena Melvin menceritakan bagaimana rupa perempuan yang akan di nikahi Melvin nantinya. Memang, jika di banding Naya, Bella jauh lebih elegan dan terlihat cantik karena wanita itu hanya sibuk merawat dirinya saja.

Berbeda dengan Naya yang harus setiap hari bekerja untuk membantu kebutuhan anak panti. Bukan apa-apa, Naya pernah ingin pergi hidup mandiri seorang diri namun Amber lagi-lagi mengancamnya. Jadi, jika Naya gajian semua uang akan di pegang langsung oleh Amber.

"Dia lebih pantas menjadi pembantu kita sayang," ucap Melvin.

"Kalau begitu, setelah pindah nanti kita tidak usah mempekerjakan seorang pembantu. Lumayan ngirit pengeluaran!" ujar Bella memberi ide.

"Kau benar sayang. Istri ku ini memang pintar!" puji Melvin.

"Sayang, jika di banding dia kau lebih segalanya dalam hidup ku. Maafkan aku sudah menyakiti mu," Melvin memeluk istrinya, tentu saja ini adalah waktu bagi Bella untuk menunjukkan seolah dirinya adalah wanita paling tersakiti.

Satu hari menjelang pernikahan, hati Naya mulai gelisah. Dadanya terasa sesak merasa bersalah karena sudah membuat hati seorang wanita hancur berkeping-keping.

Naya berdoa di gereja, memohon kepada Tuhan agar hatinya selalu kuat. Dalam mata terpejam air matanya menetes, dada Naya semakin sesak terasa.

"Ayah ibu, lihat anak mu ini. Aku akan menjadi orang ketiga dalam rumah tangga orang lain. Sudah benarkah keputusan ku ini?" lirih Naya dalam isaknya.

Tiba-tiba seorang anak kecil menghampiri Naya, menyentuh kedua tangan Naya sembari berkata.

"Aku tahu apa yang sedang kau alami kak. Terimakasih atas pengorbanan mu demi aku dan anak-anak yang lain,"

Semakin deras tangis Naya, wanita ini memeluk gadis kecil yang bernama Hellena. Seorang gadis pengidap kanker, yang sengaja di buang orang tuanya beberapa tahun yang lalu.

"Seharusnya kakak kuat demi kalian. Sakit mu jauh lebih sakit di bandingkan dengan kesulitan yang sedang aku alami. Oh Hellena, terimakasih telah memberi ku semangat," ucap Naya lalu menghapus air matanya.

Siang telah berganti malam, sulit sekali rasanya bagi Naya untuk memejamkan mata. Besok adalah hari pernikahan yang sangat tidak di inginkannya. Berbeda dengan Melvin yang sekarang sedang memuaskan istrinya agar Bella merasa yakin jika Melvin hanya mencintai dirinya.

Kicauan burung gereja saling bersahutan, beberapa orang mulai sibuk dengan aktifitas masing-masing. Dengan wajah sayu dan ekspresi sedih, Naya terlihat cantik dengan balutan gaun pengantin berwarna putih pilihan Margareta.

"Kau sangat cantik Naya, aku yakin jika Melvin pasti akan menendang istrinya nanti," ucap Amber.

"Jangan berkata seperti itu bu. Anda seorang perempuan pasti mengerti bagaimana sakitnya di dua kan!" sahut Naya.

Sementara itu, Bella yang sudah berdandan cantik hendak ikut menghadiri acara pernikahan suaminya di protes keras orang sang ibu mertua.

"Mah, Bella istri ku. Dia juga berhak atas kebahagiaan ku!" kata Melvin terus membela istrinya.

"Sampai aku mati sekali pun. Aku tidak akan pernah menganggap dia sebagai menantu ku," ucap mamah Reta dengan tegasnya.

"Biarkan aku mengantar pernikahan suami ku mah!" Bella menunjukkan wajah sedihnya.

"Berhenti memanggil ku mamah!" sentak Margareta, "Jika kau masih ingin bersama anak ku, jangan sesekali memanggil ku dengan sebutan itu."

"Mah, kasihan Bella!" seru Melvin.

"Buka mata mu Melvin, kau telah di butakan cinta oleh perempuan ini," ujar Margareta.

Tiba-tiba Margareta mengeluarkan uang dollar satu gepok lalu melemparkannya pada Bella.

"Pergi berbelanja sana, jangan ganggu kebahagiaan ku!" ujar Margareta.

Sebenarnya Bella sangat senang, di banding menghadiri pernikahan suaminya,Bella lebih memilih pergi bersenang-senang.

"Mah, kenapa tega melakukan ini pada ku?" Bella mengusap air mata yang jatuh.

"Mah, biarkan Bella ikut!"

"Dia ikut atau mamah akan menarik kembali jabatan Presiden Direktur?" mamah Reta memberi dua pilihan.

Melvin sebenarnya ingin menentang sang mamah namun lagi-lagi Bella bisa menyakinkan suaminya bahwa dirinya baik-baik saja.

03. Sudahlah Sayang

Di gereja, Melvin sedikit terkejut melihat perubahan Naya yang sangat cantik. Wajah Naya nampak teduh dan anggun jika di lihat, menenangkan hati berbeda dengan Bella yang sangat agresif bahkan selalu memulai terlebih dahulu.

Margareta terus tersenyum bahagia, Naya adalah wanita baik yang dia lihat lebih pantas jika bersanding dengan anaknya di banding Bella.

Acara pemberkatan pernikahan di mulai, Melvin dan Naya saling mengucapkan janji suci meskipun Naya sangat gugup apa lagi tangannya dan tangan Melvin saling berpegangan.

Setelah pengucapan janji suci selesai, mereka saling bertukar cincin. Melvin juga mengecup kening Naya yang sudah resmi menjadi istri keduanya sekarang.

"Oh Mel, mamah sangat bahagia melihat kau dan Kanaya menikah hari ini," ucap Margareta.

"Aku sudah menuruti kemauan mamah. Sekarang apa lagi mah?" tanya Melvin masih menunjukkan wajah dinginnya.

"Tidak ada. Bu Amber, sekarang Kanaya akan ikut bersama kami," ujar Margareta.

"Oh, tentu saja. Asal jangan lupa pada kami," bisik Amber langsung di iyakan oleh Margareta.

Akhirnya Kanaya ikut bersama suami dan ibu mertuanya. Sepanjang perjalanan mamah Reta terus memuji kecantikan Naya hingga membuat Melvin muak.

Naya tak berkedip ketika memasuki gerbang rumah suaminya yang sangat mewah. Pilar-pilar mewah sangat menunjukkan jika keluarga Alexander bukan keluarga sembarangan.

"Ajak istri mu istirahat di kamar!" titah mamah Reta.

"Mah, itukan kamar aku dan Bella. Bagaimana bisa kami bertiga satu kamar?"

"Untuk dua hari ini sebelum kalian pindah, Bella akan tidur dikamar tamu!"

"Apa mah?" Melvin terperangah tidak percaya, "Bella istri ku mah, mana mungkin aku membiarkan dia tidur di kamar tamu seorang diri,"

"Hanya Naya istri mu. Cepat Melv...!" sentak mamah Reta mau tidak mau Melvin mengajak Naya kekamarnya.

Naya hanya menurut, sejak pertemuan pertama mereka belum sekalipun mengobrol.

"Jangan kau sentuh tempat tidur itu. Tempat itu hanya milik ku dan istri ku," ucap Melvin yang sangat membenci Naya.

"Baiklah," jawab Naya pelan lalu wanita ini memilih duduk di sofa.

Melvin meninggalkan Naya seorang diri di kamar. Lelaki ini mencoba menghubungi Bella namun ponsel milik istri pertamanya itu tidak aktif.

"Sayang, apa kau tidak pulang? suami mu pasti khawatir sekarang!"

"Aku hanya ingin bersama mu, memeluk mu seperti ini," ujar Bella sambil memeluk pria yang selama ini menjadi selingkuhannya.

"Pulanglah, jangan buat Melvin curiga,"

"Tapi aku kurang puas, mari bermain sekali lagi maka aku akan pulang," ujar Bella kemudian dengan agresifnya wanita ini kembali melakukan hubungan suami istri bersama pria lain.

Pukul delapan malam Bella baru pulang, dengan senang hati wanita ini naik kelantai dua menuju kamarnya.

"Aaaa....siapa kau?" Bella syok ketika melihat seorang wanita duduk di sofa yang berada di kamarnya.

"M-maaf,...aku istrinya Melvin!" jawab Naya gugup.

Bella tersenyum masam sambil berkacak pinggang, "Siapa kau yang berani masuk di kamar ku hah?" bentak Bella membuat Naya ketakutan, "apa kau tahu siapa aku hah?" tanyanya dengan nada tinggi.

"Maafkan aku, aku benar-benar tidak tahu," ujar Naya.

"Aku Bella, aku istri sah dari Melvin Alexander. Keluar dari kamar ku sekarang!" usir Bella.

"Siapa kau berani mengusir menantu ku hah?" bentak Margareta yang tiba-tiba muncul.

"Mah,...!" Bella salah tingkah.

"Panggil aku nyonya. Aku bukan mamah mu!" ucap Margareta dengan tegas, "sekarang kamar ini bukan lagi kamar mu. Jika kau masih ingin menjadi istri Melvin, silahkan tidur di kamar tamu."

"Mah, jangan membentak Bella. Dia istri ku, menantu mamah!" tiba-tiba Melvin datang dan langsung membela istri pertamanya.

"Di rumah ini, hanya Kanaya Anastasia yang berhak mendapatkan gelar nyonya Alexander. Bukan Bella!"

Bella meraih tangan suaminya, "Sayang, sudahlah. Jangan lawan mamah lagi, aku baik-baik saja. Aku tidak masalah jika harus tidur di kamar tamu," ucap Bella lagi-lagi menunjukkan raut wajah sedihnya.

"Baguslah jika kau sadar diri. Pergi sana!" usir Margareta.

"Maafkan aku," lirih Naya.

Dengan berat hati Bella pergi ke kamar tamu. Sedangkan Melvin masih tak kuasa untuk melawan mamahnya.

"Lihat, lihat sebab kau Bella sangat tersakiti. Dasar perempuan tidak berguna!" Melvin mengumpat pada Naya.

"Maafkan aku, aku juga di paksa!" sahut Naya dengan air mata.

"Kenapa kau tidak menolak atau pergi saja hah?"

"Ibu Margareta mengancam ku, jika aku tidak menurut untuk menikah dengan mu. Maka beliau akan menggusur panti asuhan,"

"Alasan saja. Jangan harap kau akan hidup dengan nyaman nantinya. Awas saja kau!" ancam Melvin kemudian keluar dari kamar.

Naya terduduk lemas di sofa, air matanya mengalir deras. Impian pernikahan bahagia telah kandas, Naya sudah tidak tahu lagi bagaimana masa depannya nanti.

"Sayang, maafkan aku." ucap Melvin yang baru saja masuk ke dalam kamar Bella.

"Aku baik-baik saja, percayalah pada ku!" ujar Bella langsung memeluk suaminya.

"Aku tidak akan tidur apa lagi menyentuh perempuan itu. Aku berjanji hanya akan menyentuh mu saja!"

"Jangan membantah mamah mu, aku khawatir kau akan dalam masalah jika kau terus melawan. Sayang, aku tidak apa-apa seperti ini,"

Melvin memeluk erat Bella yang masih berpura-pura sedih. Melvin melihat mamahnya sudah tidur jadi pria ini tidak kembali ke kamar utama.

Seharusnya malam ini menjadi malam pertama Melvin dan Naya namun nyatanya Melvin hanya ingin tidur dengan Bella, istri yang sangat Melvin cinta.

Memang pemain handal, Bella bahkan tak ada lelah lah bercinta dengan laki-laki yang berbeda. Wanita ini haus akan *****, banyak kebohongan yang dia sembunyikan dari Melvin sejak pacaran bahkan sampai menikah sekali pun.

Malam telah berganti pagi, Naya bingung ingin melakukan apa karena semua pekerjaan di lakukan oleh masing-masing pelayan di rumah ini.

Sarapan pagi yang sangat canggung, di meja makan ada Margareta juga Melvin dan Bella.

"Makan yang banyak Naya," ucap mamah Reta dengan senyum lebarnya. Bahkan, mamah Reta mengambilkan lauk pauk untuk Naya hingga membuat Bella merasa iri.

"Mah, Bella juga menantu mamah. Kenapa hanya perempuan ini yang mamah manjakan?" Melvin tidak terima melihat sikap tidak adil mamahnya.

"Mamah tidak pernah menganggap dia sebagai menantu di rumah ini. Jadi jangan banyak protes!"

"Sudahlah sayang, aku baik-baik saja!" ucap Bella.

Melvin melirik tajam kearah Naya, pria ini semakin membenci istri keduanya ini. Naya hanya tertunduk, makanan yang masuk kedalam mulutnya bagai bongkahan batu.

"Sayang, aku pergi bekerja dulu. Baik-baik di rumah," Melvin hanya berpamitan pada Bella.

Sedangkan Naya hanya diam memandang dari jarak yang tidak terlalu jauh. Naya hanya tersenyum tipis ketika melihat suaminya mencium kening sang istri pertama.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!