NovelToon NovelToon

She'S Mine

Prolog

Kim Alexander atau biasa di panggil Alex. Seorang remaja tampan berusia sembilan belas tahun keturunan Indonesia Korea yang dulu menjadi salah satu member three most wanted boys di Darmawangsa International High School bersama kedua sahabatnya Ello dan Mike. Selain itu, Alex merupakan salah satu anggota tim Tigers yaitu organisasi e-sport profesional di negara ini.

Alex terkenal sebagai seorang playboy kelas kakap karena hampir semua gadis cantik di Darmawangsa International High School pernah berpacaran dengannya. Bahakan rekor terlama dia berpacaran hanya mencapai satu bulan.

Namun semua berubah ketika untuk pertama kalinya Alex merasakan jatuh cinta dan patah hati secara bersamaan. Perasaan cinta tulusnya di tolak mentah-mentah tanpa alasan oleh gadis incarannya, bahkan Alex di tolak di hadapan teman-temannya saat acara pesta perpisahan sekolah.

~

"Wake up Kim, it's already morning," ujar seorang wanita paruh baya dengan paras yang masih terlihat sangat cantik.

"Hmm... yes mom," sahut Alex dengan suara parau dan kedua mata masih terpejam. Bahkan dia kembali menarik selimut untuk membungkus tubuhnya karena cuaca di luar yang mendung, hingga membuat suhu udara pagi ini terasa cukup dingin.

"Yes mom, yes mom tapi mata masih merem," gerutu wanita paruh baya itu. "Kim bangun. Atau mommy siram kamu pake air seember," lanjutnya sambil menarik selimut tebal yang membungkus tubuh sang putra.

"Oh my god, please five more minutes mom. Biar Alex ngumpulin nyawa dulu," sahut Alex yang merasa sebal karena tidurnya terganggu.

"Gak bisa. Bangun sekarang. Kamu ada kelas pagi dan Mommy gak mau kamu terlambat," ujar Mom Lisa. Ia mencelupkan tangannya di gelas berisi air putih yang berada di atas nakas.

"Bangun Kikim bangun!" perintah mom Lisa sambil mengusap wajah Alex dengan tangannya yang basah.

"Mom dingin." Alex terbangun dan mendudukan tubuhnya di atas ranjang, dia mengusap wajahnya yang basah dengan selimut.

"Bangun. Ini udah hampir jam tujuh," ujar mom Lisa sambil berkacak pinggang di sisi ranjang.

"Oh my god. Gue udah berasa kayak anak tiri," gerutu Alex sambil menatap sebal sang mommy.

"Daripada terus ngedumel, lebih baik sekarang kamu mandi Kikim. Jangan sampe your Daddy nungguin kamu hanya untuk sarapan bareng."

"Don't call me Kikim mom, my name is Kim Alexander. Jangan bilang mommy lupa nama anak sendiri," sindir Alex.

"Kikim dan Kim sama aja," sahut mom Lisa santai.

"No mom. Itu beda banget. Alex gak mau di panggil Kikim. Itu sangat menggelikan. So please don't call me Kikim," ujar Alex memohon. Sejak kecil Mom Lisa selalu memanggil namanya Kikim. Dan dia merasa sangat kesal saat dulu pernah menjadi bahan tertawaan Ello dan Mike karena panggilan sayang sang mommy. Hingga saat itu Alex mulai menolak keras jika mom Lisa memanggil dirinya Kikim.

Tapi disisi lain Alex merasa beruntung karena kedua sahabatnya itu bisa mengerti dan tidak ikut-ikutan memanggil dirinya Kikim. Karena bisa dibayangkan bagaimana reaksi orang-orang saat playboy tampan seperti dirinya mempunyai panggilan menggelikan seperti itu.

"Oke, mommy gak bakalan panggil Kikim lagi. Tapi sekarang cepat mandi dan Mom tunggu di ruang makan sepuluh menit dari sekarang!" ujar mom Lisa sebelum bergegas meninggalkan kamar sang putra tanpa permisi, karena ia juga harus membantu sang suami bersiap untuk berangkat bekerja.

"Sepuluh menit buat cebok juga gak cukup," gerutu Alex. Dia meraih ponselnya yang ada di atas nakas dan membaca sekilas beberapa pesan selamat pagi yang masuk dari ketiga pacarnya. Tanpa berniat membalas pesan mereka, Alex justru mencampakan begitu saja ponselnya di atas nakas dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi.

Dulu Alex memang sering bergonta-ganti pacar dalam waktu singkat. Tapi dia sama sekali belum pernah selingkuh atau memiliki kekasih lebih dari satu.

Namun semua itu berubah setelah cintanya yang tulus di tolak begitu saja oleh Zea Tavisha. Hah...mendengar namanya saja masih membuat hati Alex terasa nyeri dan kesal secara bersamaan.

Bukan bermaksud percaya diri berlebihan, namun Alex merasa Zea memiliki perasaan yang sama padanya. Tapi sampai saat ini setelah hampir satu bulan lebih berlalu, Alex sama sekali tak tahu apa alasan Zea menolaknya. Karena semua akses komunikasinya telah di blokir oleh gadis itu.

"Good morning Dad," sapa Alex langsung mendudukan tubuhnya tepat di hadapan mom Lisa.

"Morning Kikim," sahut Dad Kim.

"Oh come on Dad. Ini masih pagi. Jangan bikin Alex bad mood," ujar Alex sebal saat Dad Kim ikut-ikutan memanggil dirinya Kikim.

"Why? It's cute."

"Karena Alex cowok. Masa gitu aja Daddy gak ngerti," gerutu Alex. "Kalau Dad and Mom pengen nama imut untuk anak kalian, bikin aja anak cewek. Biar Dad and Mom bisa panggil adik Alex, Kikim," sahut Alex sembari mengoles roti dengan selai coklat.

"Mom, Alex pengen adik baru," ujar Dad Kim menggoda Mom Lisa.

"Dad inget umur, harusnya sekarang kita minta Kikim nikah dan buatin kita cucu yang lucu," sahut Mom Lisa sambil tersenyum ke arah sang putra.

"Eitss.. No! No! No! Alex baru sembilan belas tahun. Dan Alex belum mau nikah. Alex masih ingin menikmati masa-masa muda Alex," ujar Alex hingga membuat Mom Lisa menghela nafas panjang. Ia sangat tahu Alex memiliki beberapa pacar sekaligus.

Hal itu karena beberapa minggu yang lalu mom Lisa tak sengaja melihat Alex yang berkencan di mall dengan seorang gadis. Dan kemarin saat di lampu merah, mom Lisa juga melihat putranya yang mencium punggung tangan seorang gadis yang berbeda.

Kalau boleh jujur mom Lisa hanya khawatir Alex salah pergaulan dan melenceng ke se* bebas. "Memang kamu gak pengen kayak Ello? Dia udah mau punya baby lho Lex."

"Ello kan udah ketemu jodohnya. Alex belum. Besok kalau Alex udah ketemu jodohnya juga bakalan cepet nikah dan ngasih cucu yang lucu buat mommy. Jadi mommy gak usah khawatir," ujar Alex sekenanya.

"Udah sayang jangan buru-buru. Biar Alex menikmati masa mudanya," ucap Dad Kim pada sang istri. "Gimana Lex? Kamu beneran mau jadi model buat produk baju terbaru yang bakalan diluncurkan perusahaan Daddy bulan depan?" tanya Dad Kim pada sang putra.

"Jadi dong Dad," sahut Alex. 'Jadilah. Ini kan kesempatan gue buat nunjukin ke dunia seberapa tampan dan mempesonanya seorang Kim Alexander,' batin Alex dengan tersenyum miring.

"Nanti kamu ke perusahaan Aditama Grup. Karena perusahaan Daddy udah kerjasama dengan perusahaan mertua Ello untuk membuat iklan disana," ucap Dad Kim.

"Siap. Nanti pulang dari kampus Alex langsung kesana."

"Hmm... kamu bisa janjian sama Hiro. Karena dia sendiri yang akan menghandle langsung pembuatan iklan kita kali ini," ujar Dad Kim lagi dan di balas anggukan kepala oleh Alex.

.

.

.

Novel untuk orang sabar, karena novel on going ini slow update😁😁

Pembaca punya hak memilih bacaannya.

Dan penulis punya hak menulis sesuai keinginannya. #SalamToleransi

Sahabat Virtual

Rencana Alex bertemu dengan Hiro siang ini diundur karena ternyata Hiro harus menghadiri pertemuan mendadak yang tak bisa di wakilkan. Hingga membuat Alex memutuskan untuk langsung pulang kerumah agar bisa log in game bersama sahabat virtualnya.

Entah kebetulan dari mana, saat Alex patah hati, dia tanpa sengaja menemukan sahabat virtual dari game yang dia mainkan. Seorang gadis yang hingga saat ini tak Alex ketahui nama asli maupun rupanya. Karena gadis itu sama sekali tak mau dia ajak untuk sekedar video call atau bertukar foto.

Walaupun tak tau rupa dan namanya, tapi entah kenapa Alex merasa nyaman mencurahkan keluh kesahnya tentang cinta pada sahabat virtualnya itu daripada bercerita pada kedua sahabatnya, Ello dan Mike. Alasannya karena Ello dan Mike selalu meledek dirinya playboy melow.

Alex mencoba mengerti kenapa kedua sahabatnya seperti itu. Karena pada dasarnya Alex sendiri merasa cinta pertamanya ini berhasil membuat dirinya menjadi sosok melankolis hingga pasti membuat kedua sahabatnya merasa tak nyaman. Karena selama ini yang Ello dan Mike hanya tahu jika dirinya akan dengan mudah bergonta ganti pasangan tanpa melibatkan perasaan di dalamnya.

"Abis selesai maen game kita ngobrol ya," pinta Alex di tengah-tengah pertandingan.

Dan pada akhirnya Alex dan sahabat virtualnya mulai melakukan mengobrol di room game.

"Nana," panggilan Alex pada sahabat virtualnya. Nama itu berasal dari user name di akun game gadis itu.

"Iya," jawab gadis itu dengan suara yang selalu terdengar lembut di telinga Alex.

"Kita ketemu yuk," ajak Alex. "Kamu kan juga tinggal di Jakarta. Masa kita udah temenan satu bulan tapi belum pernah ketemu," sambung Alex.

"A-aku...."

"Mau ya, please. Aku pengen ketemu sama kamu. Pengen kenal kamu lebih deket," pinta Alex memohon. Karena kalau boleh jujur, Alex merasa nyaman dan nyambung saat mengobrol dengan sahabat virtualnya hingga Alex sangat berharap mereka juga bisa berteman di dunia nyata.

"Tapi a-aku," gadis itu menjeda ucapannya. Ini bukan pertama kalinya Alex mengajaknya bertemu, tapi gadis itu selalu saja menolak ajakan Alex.

"Please," ucap Alex kembali memohon.

"Emm...baiklah, weekend ini kita ketemuan," jawabnya lirih.

"Yes, thanks Nana. Aku udah gak sabar ketemu sama kamu," sahut Alex girang. Rasanya sangat membahagiakan saat dirinya bisa bertemu dengan sahabat virtualnya. Sahabat yang belum pernah bertemu satu sama lain tapi bisa mengerti dirinya.

"Iya, see you weekend Alex," ujar gadis itu dan langsung keluar dari room game.

Alex menatap layar ponselnya yang mulai redup. Entah kenapa hatinya terasa berbunga-bunga saat mengetahui jika dirinya akan bertemu dengan sahabat virtualnya.

"Gak sabar nunggu weekend," gumam Alex sembari menatap avatar (foto profil akun game) milik Nana dengan foto seorang gadis berambut hitam yang panjangnya hampir sebahu. Tapi sayangnya foto itu di ambil dari belakang hingga Alex tak bisa melihat seperti apa wajah sahabat virtualnya.

~

Rencana bertemu sahabat virtualnya, menjadi mood booster tersendiri bagi Alex. Bahkan dia bangun pagi-pagi sekali sebelum jam alarm berbunyi. Dan ini termasuk rekor bangun terpagi untuk dirinya.

Alex meraih ponselnya yang berada di atas nakas. Semalam dia sudah meminta nomer telepon Nana, dan pagi ini dia ingin mengirim pesan selamat pagi untuk sahabat virtualnya itu.

"Ckk... mereka gak bosen apa spam chat kek gini," gerutu Alex saat melihat puluhan pesan dari ke tiga pacarnya. Dia sama sekali tak berniat membaca apalagi membalas pesan dari mereka. Karena pada dasarnya dia berpacaran dengan mereka hanya karena tak mau berstatus menjadi playboy jomblo lagi.

Alex tak pernah meminta mereka untuk menjadi pacarnya, karena gadis-gadis itulah yang datang dan menawarkan diri untuk menjadi pacarnya.

Alex merasa heran pada pacar-pacarnya. Padahal dia sudah sangat cuek, tapi ketiga sama sekali tak ada yang meminta putus dan memilih bertahan dengan hubungan yang tak ada kejelasan ini.

Kenapa tak ada kejelasan? Karena Alex hanya akan menemui mereka seminggu sekali. Dan itupun tak lama.

Setelah berfikir sedikit lama, akhirnya Alex mulai mengetik pesan dan langsung mengirimkannya ke Nana.

[Selamat pagi bestie. SELAMAT!! Karena kamu udah jadi yang pertama aku ucapin selamat pagi. Meskipun aku punya ribuan teman. Mulai dari yang jelek, lumayan sampai yang cakep, tapi aku lebih suka untuk menyapa dari yang paling jelek🤪🤪🤪]

Alex terkekeh saat membaca pesan yang dia kirim. Hingga tak lama kemudian sebuah pesan balasan masuk.

[Selamat pagi juga Alex. Walaupun aku terjelek, tapi aku bahagia karena bisa jadi orang pertama yang mendapatkan ucapan selamat pagi darimu]

Alex tersenyum sambil kembali mengetik pesan balasan. [Walau kamu terjelek, tapi kamu terbaik. Semoga harimu menyenangkan Nana😁😁]

Alex kembali meletakan ponselnya di atas nakas setelah membaca pesan balasan dari sahabat virtualnya. [Semoga harimu juga menyenangkan Alex. *Fighting***💪💪💪**]

Terlalu bahagia mendapat semangat dari sahabat virtualnya, membuat Alex bersiul dan bersenandung saat memulai aktivitasnya. Saat di kamar mandi, saat bersiap ke kampus. Bahkan saat dirinya menuruni satu persatu anak tangga dari lantai dua menuju ke lantai satu rumahnya.

"Dapet wangsit dimana kamu Kim?" tanya Mom Lisa yang baru keluar dari kamarnya. "Kok tumben jam segini udah siap," lanjutnya lagi.

"Mommy apaan sih. Anaknya rajin bukannya di puji biar makin semangat malah di ledekin," sahut Alex sebal.

"Mommy gak ngledek kamu. Cuma mommy merasa sedang terjadi keajaiban dunia pagi ini," ucap Mom Lisa terkekeh.

"Ckk... Mommy ngeselin deh."

"Ada apa sih pagi-pagi udah ribut-ribut?" sela Dad Kim yang juga baru keluar dari kamarnya.

"Ini Dad. Anak kamu tumben banget pagi-pagi udah siap ke kampus. Biasanya alarm aja gak mempan buat bangunin dia," jawab Mom Lisa sembari melirik sang putra yang terlihat cuek bebek.

"Mungkin Alex lagi jatuh cinta Mom. Kayak mommy gak pernah muda aja," ujar Dad Kim sembari berjalan menuju ruang makan dengan di ikuti oleh istri dan putra semata wayangnya.

"Tahayul," gumam Mom Lisa namun masih bisa di dengar oleh Alex yang berada tepat di belakangnya.

"Kok tahayul mom?" tanya Alex hingga membuat mom Lisa berhenti dan menatap tajam kearah Alex.

"Kamu pikir mommy gak tahu kalau kamu itu playboy," jawab mom Lisa menatap sinis ke arah putranya.

"Hah Playboy? Siapa yang bilang?" tanya Alex kaget.

"Kamu gak perlu tahu mommy tahu dari siapa," jawab mom Lisa. "Tapi awas kamu ya kalau sampe aneh-aneh. Mommy bakal pastiin kamu di coret dari KK keluarga Kim," ancam mom Lisa.

"Aneh-aneh apa? Orang Alex gak aneh-aneh kok," sahut Alex tak terima dengan tuduhan sang mommy.

"Jangan sampai kamu terjerumus samapi ke se* bebas. Kalau samapi itu terjadi, mommy bakalan pastiin buat langsung nikahin kamu sama cewek itu. Dan mommy juga bakal pastiin kamu akan di coret dari ahli waris Daddy kamu," ucap mommy Lisa kembali mengancam

"Santai mom. Alex gak bakalan kayak gitu. Karena Alex sadar, kalau Alex masih sangat butuh warisan Daddy biar bisa bertahan hidup," ujar Alex sambil terkekeh. Yang di ucapkan Alex memang benar adanya. Dia tak akan mampu bertahan hidup tanpa harta Daddy nya.

"Bagus kalau gitu," jawab mom Lisa lalu kembali melangkahkan kakinya menuju meja makan karena sang suami sudah berteriak memanggil namanya.

Bocil Bikin Bocil

Mobil Alex berhenti tepat di samping mobil Mike. Dia turun dan langsung mencari keberadaan sahabatnya yang selalu setia menunggu kedatangan dirinya dan Ello.

"Mike," sapa Alex dan berjalan ke arah Mike yang saat ini duduk di kursi besi yang ada di sisi parkiran sembari memainkan ponselnya.

Mike mengangkat kepalanya menatap Alex yang berdiri di hadapannya dengan senyum merekah. "Kenapa lo senyum-senyum? Kesambet?"

"Sembarangan mulutmu itu kalau ngomong," sahut Alex sewot. "Gue lagi seneng aja," lanjutnya lagi.

"Gak heran. Tiap hari juga lo seneng di atas penderitaan gue sama Ello," sindir Mike.

"Mkasudnya?" tanya Alex tak mengerti.

"Noh, pacar lo yang ada di kampus tiap hari neror gue sama Ello. Nanyain lo yang gak bales chat dia."

"Pacar gue yang mana? Bella? Rose apa Jesy?" tanya Alex.

"Dih najis, punya pacar banyak bener," ketus Mike memutar bola matanya malas. Dan hal itu justru membuat Alex terkekeh.

"Kak Alex, Kak Mike," sapa seorang perempuan cantik yang saat ini sedang berjalan ke arah mereka berdua.

"Ngapain bocil disini? Bukannya sekolah," ucap Alex saat Ayura berdiri tepat di hadapannya.

"Biarin bocil yang penting Ayura udah bisa bikin bocil sendiri. Daripada kak Alex udah tua tapi belum bisa bikin bocil," ledek Ayura dan seketika itu tawa Mike meledak. Walau dia sama seperti Alex belum pernah membuat bocil, tapi perkataan Ayura itu berhasil membuat wajah Alex yang sejak tadi tersenyum kini terlihat sangat kesal. Dan hal itu tentu saja menjadi hiburan tersendiri untuk Mike.

"Kenapa lo ketawa?" tanya Ello yang baru saja bergabung dengan mereka.

"Bini lo ngapain ada disini?" tanya Alex. Sedangkan Mike masih mencoba menghentikan tawanya.

"Ikut gue kuliah," jawab Ello dengan wajah datarnya.

"Ikut kuliah. Emang dia gak sekolah?"

"For your information nih kak Alex, Ayura udah mulai home schooling. Tapi karna papa Arya belum nemuin guru yang cocok untuk Ayura, jadi hari ini Ayura masih bebas," jawab Ayura.

"Kok bisa? Bukannya nunggu sebulan atau dua bulan lagi kamu baru home schooling?" tanya Alex heran. Karena yang Alex tau istri sahabatnya yang masih duduk di bangku kelas tiga SMA ini akan home schooling saat kehamilannya sudah mulai membesar.

"Ini gara-gara pacar lo," bisik Ello kesal pada sang sahabat.

"Kok bisa?"

"Honey....." panggil seseorang dan langsung melingkarkan tangannya di lengan Alex.

"Ini biang keroknya," gerutu Ello menatap sebal pada kekasih Alex.

"Jesy lo ngapain disini?" tanya Alex kaget.

"Kangen..." rengek Jesy dengan sangat manja.

"Bukannya gue udah bilang. Kita ketemu tiap hari rabu dan sabtu. Dan sekarang masih hari selasa," ujar Alex mencoba melepas tangan Jesy yang melingkar di lengannya.

"Iya aku tau. Tapi kamu gak bales chat aku. Aku khawatir."

"Gue baik-baik aja. Sekarang lepasin tangan lo. Gue mau ke kelas," perintah Alex.

"Tapi honey...."

"Lepas," perintah Alex tegas. Dan mau tak mau Jesy melepaskan tangannya dari lengan Alex. Sedangkan Alex yang sudah terbebas dari jeratan sang kekasih, memilih pergi meninggalkan parkiran dan langsung di ikuti oleh Ayura dan kedua sahabatnya.

"Kakak bilang juga apa, dia itu pacar Alex," bisik Ello pada sang istri.

"Maaf, kan kemarin Ayura gak tau," jawab Ayura menunduk.

"Ya udah gak pa-pa. Tapi lain kali jangan cemburu gak jelas ya," pinta Ello sembari mengusap puncak kepala sang istri.

"Ayura cemburu karena Ayura sayang."

"Iya, iya kakak tau." Ello menggengam tangan Ayura dan melanjutkan langkah kakinya mengikuti kedua sahabatnya yang sudah berada cukup jauh di depannya.

~

"Bini lo gak ikut masuk?" tanya Alex sembari menatap Ayura yang saat ini duduk manis di depan kelas.

"Gak lah, dia nunggu di sana," ujar Ello dan membuat Alex menganggukan kepalanya.

Alex, Mike dan Ello sudah duduk di kursi masing-masing dengan posisi memanjang ke samping dan Alex berada di tengah-tengah kedua sahabatnya.

Mendengarkan dosen menjelaskan materi membuat Alex sangat merasa sangat bosan. Otaknya yang memang sangat pas-pasan membuat dirinya sulit menerima penjelasan dosen. Hingga pada akhirnya dia memilih merebahkan kepalanya di atas meja dengan dua lengan yang di gunakan sebagai bantalan.

Hari ini Alex bangun terlalu pagi dan hal itu membuat kedua matanya terasa sangat berat. Dia mengantuk, bahkan suara dosen yang sedang menjelaskan terdengar sangat merdu seakan seperti lagu penghantar tidur untuknya.

"Lex, Alex," panggil Mike dengan berbisik. Namun sepertinya Alex sudah terbang ke alam mimpi. "Dasar kebo."

Mike beralih menatap ke arah Ello yang sejak tadi tak bisa kosentrasi dengan materi perkuliahan. Karena pandangan matanya justru fokus menatap Ayura yang saat ini terlihat mengobrol dengan seorang mahasiswa. Mike dapat melihat Ello sedang mencoba menahan amarahnya. Dan itu pasti karena Ello cemburu.

"Mr." Ello mengintruksi.

"Ya...."

"Saya minta izin ke toilet," ucap Ello dan dibalas anggukan kepala oleh dosen itu. Dan tanpa menunggu lama Ello keluar dari kelas.

Dari tempat Mike duduk, dia dapat melihat Ello nampak menarik lembut tangan Ayura dan membawanya menjauh dari sana hingga membuat mahasiswa yang sedang mengobrol dengan Ayura terlihat panik karena sudah berani mengobrol dengan wanita milik seorang Grafello.

"Dasar bucin," gumam Mike. Pandangan matanya kembali beralih ke arah Alex yang masih tidur. Bahkan terlihat sangat nyenyak layaknya sedang tidur di ranjang empuk. Hingga tak lama sebuah senyum miring terukir di wajah Mike.

"Lo punya karet atau iket rambut?" tanya Mike pada mahasiswi yang duduk di hadapannya.

"Ehh..ada kak," jawab mahasiswi itu gugup.

"Boleh minta?" tanya Mike lagi.

"Boleh," jawab mahasiswi itu dan memberikan beberapa karet Jepang untuk Mike.

"Thanks," ucap Mike girang.

Masih dengan senyum miring yang menghiasi wajahnya, dengan sangat perlahan dan telaten Mike mulai mengikat rambut Alex ke atas. Dia mengikat rambut Alex seperti anak kecil bernama Boo di film animasi berjudul Monsters Inc.

"Cukup sekian untuk pertemuan kali ini. Sampai bertemu di lain waktu." Ucapan penutup dari dosen bertepatan dengan berakhirnya perjuangan Mike mengikat rambut Alex.

"Lex bangun Lex. Ayo ke kantin susulin Ello," ucap Mike sembari menguncang tubuh sahabatnya. Jangan lupakan wajah Mike yang mulai memerah karena menahan tawanya saat Alex mulai menggeliat dan membuka matanya.

"Udah kelar kelas Mr. Jhon?" tanya Alex dengan suara parau. Dia masih berusaha mengumpulkan kesadarannya.

"Udah. Ayo ke kantin. Bawain tas Ello itu," perintah Mike menunjuk tas Ello yang berada di meja tepat di samping Alex.

"Dia kemana?"

"Udah duluan," jawab Mike.

Alex mengalihkan pandangan ke samping untuk mengambil tas Ello. "Heh ngapain kalian pada senyum-senyum liat gue?" tanya Alex heran. Sedangkan di belakang Mike sudah memberi kode dengan telunjuk di depan bibirnya. Seakan meminta pada yang lain untuk tak memberi tahu Alex jika dia sedang di kerjai oleh dirinya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!