Malvin Avana Valerie putra pertama seorang CEO sekaligus anak keturunan konglomerat terkenal, si cowok dingin, cuek, kaku, berprestasi, pintar, dan populer di sekolahnya, tak hanya dingin pada teman perempuannya, ia juga dingin pada teman laki lakinya, dia sangat susah bergaul. Ia mempunyai kelebihan bisa mendengar batin seseorang, dia juga Ketua Osis.
Kevin Alana Valerie putra kedua seorang CEO sekaligus anak keturunan konglomerat terkenal, saudara kembar Malvin, tak kalah dari kakaknya, ia juga cukup populer di sekolahnya, si cowok periang, humoris, dan ramah meskipun ia tak seberprestasi seperti kakaknya, ia dikenal sebagai anak yang nakal tetapi karena parasnya yang tampan, ia cukup disukai oleh para ciwi ciwi disekolahnya. Ia mempunyai kelebihan bisa membaca pikiran seseorang.
Saudara kembar identik tersebut memilik sifat yang sangat berbeda, berbanding terbalik, namun dari perbedaan mereka, mereka saling melengkapi.
Cleo Julio Rafael putra tunggal dari kapten tentara angkatan udara, si cowo baik hati, berteman dengan semua anak tak pandang status sosialnya, ketua kelas yang bijaksana dan pintar.
Larissa Diamanda Rachel, si gadis miskin yatim piatu yang tinggal bersama tante nya, cewek imut nan cantik, pendiam, dan pintar. Karena status sosialnya yang rendah Rachel tidak memiliki teman di sekolah karena sekolah Rachel termasuk sekolah elite yang berisi anak anak orang kaya dan pintar. Tetapi tidak untuk Kevin dan Rafa, kedua cowok tersebut sangat dekat dengan Rachel.
Adrianna Diandra Alya, si gadis sombong, licik, dan berparas cantik, anak dari kepala sekolah, cukup populer disekolahnya yang dikenal sebagai ratu basket dan ratunya olimpiade, dia telah meraih banyak piala dan medali, bisa dibilang sebelas dua belas dengan Malvin.
Visual
Malvin Avana Valerie
Kevin Alana Valerie
Larissa Diamanda Rachel
Cleo Julio Rafael
Adrianna Diandra Alya
~•~
Jam sudah menunjukkan pukul 07.15 yang berartikan bahwa bel masuk telah berbunyi 15 menit yang lalu, Rachel yang masih berada didepan gerbang sekolah, ia mengemis ngemis pada pak satpam agar membolehkannya masuk kedalam sekolah.
Namun pak satpam tetap teguh pada pendiriannya, ia sangat mematuhi perintah sekolah jika ada murid terlambat maka tidak ada kata "iya" untuk mengabulkan murid masuk kedalam sekolah.
"Pak izinin Rachel ya, pliss sekali ini aja, lagian Rachel ga pernah telat kok, cuma sekali ini" rayu Rachel yang masih berdiri didepan gerbang.
"Sekali tidak ya tetap tidak" tolak pak satpam.
Pasrah, Rachel pun memilih untuk berjalan kembali ke arah pulang kerumahnya, namun saat tak jauh dari sekolah, ia menemukan sebuah ide.
Ia berfikir untuk memanjat pagar sekolah dari belakang sekolah, ia pun bergegas berlari ke arah belakang sekolah.
Lalu ia mulai memanjat pagar sekolah melalui tumpukan batu bata yang mungkin sengaja disusun oleh beberapa murid yang terlambat seperti dia sebelumnya.
Setelah dia sudah berada di atas, ia pun segera meloncat turun kebawah, namun siapa sangka salah satu anggota OSIS yang sedang berjaga keliling sekolah melihat seorang murid yang sedang memanjat pagar sekolah, ya tentu saja itu adalah Rachel.
Rachel yang terkejut sontak ia melemparkan tas nya sampai mengenai kepala OSIS tersebut.
"Aaaa!!" teriaknya, lantas terjatuh karena terkejut.
Anggota OSIS tersebut hanya menggelengkan kepalanya lalu segera menyeret Rachel membawanya ke ruang BK.
"Eits bentar, tas gue" Rachel meraih tasnya yang tergeletak di tanah.
Anggota OSIS tersebut tetap erat memegang tangan kiri Rachel membawanya ke ruang BK dengan langkah kaki yang begitu cepat.
"Pelan dikit napa sih"
Hingga akhirnya, mereka berdua telah sampai di ruang BK, guru BK telah siap menunggu murid yang terlambat.
"Siapa lagi yang terlambat?" tanya guru tersebut dengan posisi kursi membelakangi mereka.
"Siapa nama elo?" bisiknya seraya menyikut lengan Rachel.
"Rachel kelas 11 MIPA A" balas bisik Rachel.
"Rachel kelas 11 MIPA A pak" jawab anggota OSIS tersebut.
"Baik, kamu bisa kembali ke kelas" titah guru BK tersebut pada OSIS yang tadi membawa Rachel ke ruang BK.
"Siap pak"
Setelah kepergian OSIS tersebut, diruang BK tersebut tinggalah 3 orang saja, siapakah mereka?
Yaps, tentu saja guru BK dan 2 anak yang terlambat yaitu Rachel dan anak donatur terbesar sekolah ini, siapa lagi kalau bukan Kevin murid yang terkenal nakal, sering bolos dan terlambat masuk.
'untung gue ga sendiri' batin Rachel menatap Kevin yang duduk santai tanpa ada perasaan takut terlihat dari raut wajahnya.
"Kevin lagi kevin lagi, bapak bosen setiap hari kamu kamu terus" ucap guru BK tersebut membahas kevin lebih dulu.
"Ini lah saya pak, kalo bapak bosen sama saya, kenapa bapak ga ngeluarin saya aja dari sekolah ini?" tantang Kevin dengan santainya.
"Saya bisa saja mengeluarkan kamu dari sekolah ini, tapi saya masih memikirkan reputasi keluarga kamu sebagai donatur terbesar sekolah ini, keluarga kamu memiliki nama yang bagus di negara ini dia sangat berpengaruh, dia bakal malu kalau melihat anaknya, atau pewarisnya seperti ini"
"Ayahmu sangat baik dengan para guru dan staf sekolah, begitu juga dengan kakakmu, kenapa kamu sangat berbeda dengan kakak kamu? contohlah kakak kamu itu yang berkepribadian baik, pintar, berprestasi, sangat berbeda dengan kamu yang nakal, tukang bolos, ga pernah ngerjain tugas"
"Jangan bandingkan saya dengan kakak saya, meskipun kita kembar tapi sifat kita beda pak, semua manusia itu memiliki sifat dan karakter yang berbeda beda, jadi bapak jangan seenaknya banding bandingin saya dengan kakak saya, jangan pernah bandingin saya sama kakak saya! saya ngga suka!" kesal Kevin.
Rachel yang mendengar ocehan Kevin, ia hanya bisa menggelengkan kepalanya seraya menutup mulutnya rapat rapat tak menyangka Kevin seberani itu berhadapan dengan guru BK yang terkenal killer itu.
"Sudah sudah! saya beri kamu hukuman berdiri dilapangan basket sampe bel istirahat berbunyi, berdiri dengan satu kaki dan memegang kedua telinga" ucap guru BK.
"Oke easy, saya sudah terbiasa"
"selanjutnya, Rachel kelas 11 MIPA A, oh kamu yang mendapatkan beasiswa itu ya?"
"I-iya pak, ma-maafkan saya pak karena terlambat"
"Apa alasan kamu bisa terlambat?" tanya guru BK tersebut.
"Sa-saya ha-habis nganterin kue kue jualan tante saya ke toko toko pak, mohon maklum" Rachel menjawabnya dengan menunduk ketakutan.
"Baiklah, kamu sudah melakukan pelanggaran 1 kali, jika kamu melakukan pelanggaran 2 kali lagi, beasiswa kamu akan dicabut dan keluar dari sekolah ini"
"Berhubung kamu siswi yang berprestasi dan hanya melakukan kesalahan sekali, jadi hukuman kamu sama seperti Kevin"
"Ha?"
"Apa? mau melawan? silahkan kalo mau beasiswa kamu dicabut"
"Ihh sukanya kok ngancem, udah basi pak" saut Kevin dengan memutar bola matanya.
"Saya sudah muak dengan kamu Kevin! sekarang kalian keluar dari ruangan ini, dan segera laksanakan hukuman! saya akan mengawasi kalian dari cctv"
"Ba-baik pak" jawab Rachel yang sudah gemetaran dengan bentakan guru BK.
"Hmm, ayo hel kita keluar dari sini, gue juga ga betah lama lama disini, gurunya pms" Kevin menggandeng tangan Rachel membawanya ke lapangan basket.
~•~
Rachel dan Kevin telah berada di lapangan basket, mereka pun mulai melaksanakan hukuman yang diberikan oleh guru BK.
Kedua murid tersebut berdiri dengan satu kaki dengan kedua tangan memegang telinga masing masing, keduanya masih melaksanakan hukuman tersebut menunggu sampai bel istirahat berbunyi.
Tepat pukul 09.00 panasnya sinar matahari mulai menyengat, badan kedua remaja tersebut sudah dibanjiri dengan keringat, baju mereka basah, tenggorokan terasa sangat kering, mereka hanya dapat menelan ludah belum lagi mereka harus menunggu bel istirahat yang berbunyi di pukul 10.30
"Uhh panas banget, kapan nih bel istirahatnya bunyi, lama banget" keluh Rachel dengan berulang kali mengusap keringatnya yang turun deras diwajahnya.
"Sabar hel, ini vitamin D kok baik untuk tulang, jalani aja lagian elo ga sendiri kok, gue juga ngerasain panas" jawab Kevin dengan menutupi kepala Rachel dengan satu tangannya.
Rachel pun menatap Kevin dengan tersenyum manis.
'dia baik banget, beda sama kakaknya, si Malvin sombong cuek lagi' pikir Rachel dengan terus menatap Kevin.
Kevin yang masih menatap Rachel, ia bisa membaca pikirannya, ia berusaha untuk menahan tawa.
'pftt hel hel, sifat kita beda, meskipun Malvin banyak kelebihannya daripada gue, tapi dia sombong dan cuek, beda sama gue yang care dan mau berteman dengan siapapun ga mandang status sosial' batinnya membanggakan diri sendiri.
"Kev, elo kenapa? ga kesambet kan?" Rachel mulai ketakutan dengan Kevin yang senyum senyum sendiri.
"Ha?" Kevin tersadar dari lamunannya. "Ehh engga kok" cengir kuda muncul dari bibirnya.
'memalukan, bisa bisa nya gue senyum senyum sendiri di liatin Rachel' batinnya.
****
Bel istirahat telah berbunyi yang mengartikan bahwa hukuman Rachel dan Kevin telah berakhir.
Rachel kembali ke kelasnya, menaruh tas dan akan beristirahat, saat baru saja akan duduk di kursi nya, tiba tiba pengumuman panggilan murid terdengar, yaitu adalah panggilan murid yang ditujukan untuk Rachel.
"Yah baru aja mau duduk" keluh Rachel dengan menarik nafasnya dalam dalam.
Dengan sabar ia melangkah keluar kelas menuju ke ruang guru.
Hingga akhirnya, ia telah sampai di ruang guru, sebelum masuk kedalam ruangan, lebih sopannya ia mengetuk pintu lebih dulu.
Tok tok tok
"Permisi" ucap Rachel dari balik pintu.
"Silahkan masuk" jawab beberapa guru didalam ruangan.
Rachel pun masuk kedalam, ia masih berdiri tegak didepan pintu, masih tidak tau maksud dipanggilnya dia ke ruang guru.
"Silahkan duduk disini mbak" ucap salah satu guru perempuan yang duduk didekat jendela.
"Baik Bu" Rachel menjawab sopan, ia pun berjalan ke bangku guru tersebut.
'ada apa ini? kenapa guru Fisika manggil gue kesini? apa gue buat salah ke dia?' batin Rachel mulai khawatir, ia duduk tepat didepan guru fisika tersebut.
"Kamu kenapa ngga mengikuti mata pelajaran saya?" tanya nya dengan tatapan menindas.
"Ma-maaf bu, tadi saya terlambat ja-jadi saya melaksanakan hukuman berdiri di lapangan basket sampai bel istirahat berbunyi" Rachel menjelaskan kejadian yang sesungguhnya.
"Kenapa kamu bisa terlambat?"
"Sa-saya masih mengantarkan kue kue jualan tante saya ke toko bu"
Guru fisika menghela nafas, ia juga memaklumi kondisi Rachel.
"Baiklah, karena kamu ga mengikuti mata pelajaran saya, saya kasih kamu hukuman untuk merangkum bab 3 tentang intensitas cahaya sekaligus kerjakan soal soal yang ada di bab 3, waktunya hanya sampai besok saja" titah Bu fisika.
"Jika sampai besok kamu belum mengumpulkan, maka kamu akan mendapat 1 poin tidak mengerjakan tugas"
"Baik Bu, saya usahakan besok akan selesai merangkum bab 3" jawab Rachel mulai cemas apakah dia bisa merangkum bab 3 dan mengerjakan soal soal nya di modul yang diberikan sekolah dalam waktu semalam saja, karena isi buku tersebut sangatlah tebal.
"Yasudah kamu bisa kembali, jangan diulangi lagi ya, masuk sekolah dengan tepat waktu"
"Iya bu, maaf sekali lagi"
Ibu guru hanya mengangguk dan mengizinkan Rachel keluar dari ruang guru, ia pun berjalan keluar dari ruang guru dengan langkah yang begitu berat, ia masih memikirkan hal tersebut apakah dia sanggup menyelesaikan hukumannya.
"Hari yang sungguh sial, udah dihukum berdiri dilapangan basket ditambah lagi tugas merangkum huuu capeknya, trus ntar pulang sekolah juga harus bantu tante buat kue" keluhnya dengan air mata yang sudah menggenang di sudut matanya.
Ia berjalan dengan sempoyongan menuju ke kelasnya untuk menyicil rangkuman bab tiga,
namun tiba tiba ia tak sengaja menabrak salah satu siswi.
"aw!!" pekik siswi tersebut.
Rachel pun mendongak seraya meminta maaf pada siswi tersebut.
"Heh enak banget cuma minta maaf gitu aja, sakit tau! cepet pijetin dan minta maaf dengan cara mencium kaki gue, dasar orang miskin!" siswi tersebut berlagak amat sombong.
"Kan gue udah minta maaf, kenapa gue harus ngelakuin itu semua? lagian gue ga sengaja"
"Ohh mau ngelawan?" siswi tersebut sergap menjambak rambut Rachel cukup erat.
"Aw aw sakit!! gue kan udah minta maaf Al, kenapa elo sejahat ini sama gue?"
"Cium kaki gue!"
"Enggak! gue ga bakal mau cium kaki elo"
"Oh yaudah, gimana kalo kita tanding basket? kalo elo menang, elo gue bebasin, kalo elo kalah, elo harus traktir gue sama kedua temen gue gimana? kalo elo mau cium kaki gue, yaaa ga jadi tanding basket semuanya selesai"
Pilihan yang sangat sulit baginya, ia sungguh tak ingin mencium kaki cewe sombong tersebut ia juga bahkan tak ingin tanding basket dengannya karena dirinya tak bisa bermain basket, apalagi Alya terkenal dengan bakatnya yang hebat dalam bermain basket.
Yap, siswi tersebut adalah Alya, anak dari kepala sekolah, si cewek sombong dan sok cantik.
Rachel berfikir sejenak 'kalo gue tanding basket, gue pasti kalah, trus gue harus traktir mereka bertiga? uang darimana?, trus masa iya gue harus cium kaki dia? gue aja belum pernah cium kaki bunda selama dia masih hidup' batinnya merasa kebingungan.
Rachel pun menghela nafas panjang, berharap jawabannya ini adalah keputusan yang benar, semoga ia bisa mengalahkan siswi yang berada didepannya tersebut.
"Oke, gue mau tanding basket sama elo" jawabnya takut untuk menatap mata Alya, Alya bersorak dengan bertepuk tangan riang.
"Ahahahah ternyata ada yang berani ngelawan ratu basket ya disini? oke kita akan tanding sepulang sekolah! gue tunggu dilapangan basket" Alya berjalan melalui Rachel dengan menepuk pundaknya cukup keras.
Rachel masih tetap berdiri di posisinya sekarang, tak menyangka bahwa ia akan melawan si ratu basket Alya, hari yang benar benar sial bagi Rachel.
"Ya Allah bantu aku" pinta Rachel dengan mata yang mulai berkaca kaca.
Tiba bel masuk berbunyi, Rachel segera menghapus jejak air matanya, dan dia bergegas kembali ke kelasnya.
~•~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!