NovelToon NovelToon

Cinta Salsabila

Bab 1

Malik Nugroho memiliki tiga anak dari hasil pernikahanNya dengan Kirana Zedan. Setelah mereka menikah, Malik pun langsung di angkat menjadi CEO dari SEGI group yang bergerak di bidang perbelanjaan, Kurir, apertemen, pariwisata serta kuliner. Perusahaan ini telah bergerak sejak turun temurun dari nenek moyangnya keluarga Nugroho hingga SEGI group jatuh di tangan Malik dan sekarang Malik termasuk salah satu orang terkaya di indonesia.

Ketiga anak Malik berjenis kelamin 1 laki-laki dan dua perempuan, anak pertamanya bernama Lucas Nugroho, putri keduanya bernama Adena Nugroho dan putri bungsunya bernama Salsabila Nugroho.

Saat ini Lucas menjabat sebagai salah satu direktur di perusahaan SEGI group, ia di kenal sebagai sosok pendiam yang tegas hingga tidak ada karyawan yang berani macam-macam kepadanya. Dan Lucas juga sudah memiliki tunangan seorang dokter umum di rumah sakit xx, dia dikenal sebagai dokter yang sangat ramah dan juga baik hati, siapa lagi kalau bukan dokter Iva yang juga berasal dari keluarga kalangan atas.

Begitu juga dengan Adena putri pertama Malik dan Kirana. Setelah ia lulus kuliah, Malik langsung menempatkan putri keduanya sebagai direktur bagian dari pariwisata. Sejak Adena yang mengolahnya, bisnis bagian pariwisatanya semakin tahun semakin maju dan Adena patut mendapatkan dua jempol dari sang ayahnya. Adena juga telah memiliki kekasih bernama Dafa. Dafa adalah satu-satunya putra dari perusahaan terbesar disana yang sekarang telah menjabat sebagai direktur utama.

Sedangkan putri bungsunya Malik dan Kirana yang bernama Salsabila saat ini masih menduduki bangku di kelas tiga SMA. Ia di kenal sebagai sosok yang sangat nakal, bahkan ia sering sekali membuat onar di sekolahnya sampai-sampai ia selalu mendapatkan surat undangan orang tua. Namun Salsa yang tidak ingin mendapatkan amukan kedua orang tuanya, ia selalu menyewa seseorang untuk menghadiri panggilan tersebut mengingat semua yang berada disekolah itu tidak ada satupun diantara mereka yang mengenal siapa Salsabila yang sebenarnya.

Di dalam kelas selesai pembelajaran pertama, "Salsa" Panggil Naura sang sahabat.

"Mmmmm" Gumam Salsa.

"Kantin yok, dari tadi kamu asik melamun terus. Apa sih yang sedang kamu pikirkan?".

Salsa mendengus, lalu ia menatap lurus kearah jendela kaca ruangannya, "Langit, tolong turunkan hujan hari ini, aku tidak ingin belajar".

"Terus kalau hujan turun, kamu pikir guru kita tidak akan masuk".

"Hehehehe.. Semoga saja dia tidak masuk Naura, apalagi siap ini mata pelajaran kita selanjutnya matematika. Astaga, mengingat itu saja sudah membuat kepala ku ingin pecah".

"Sudah-sudah, sebaiknya kita ke kantin saja. Aku sangat lapar sekali" Tariknya di tangan Salsa. Tetapi saat mereka ingin keluar dari dalam kelas. "Buk Reni" Senyum Naura. "Ada keperluan apa buk?".

"Kamu" Panggil Reni menunjuk Salsa yang sedang memalingkan wajahnya. "Kamu dengar ibu enggak?".

"Hhhmmm? ibu bilang siapa?" Tanya Naura melihat kearah Salsa. "Teman saya buk?".

"Iya, siapa namanya?".

"Salsabila bu".

"Salsabila" Panggil Reni dengan tegas.

Dengan malas Salsa langsung melihat kearahnya, "Iya buk ada ap..

"Ikut saya sekarang juga" Potongnya melangkah pergi.

"Kamu ada masalah apa sama buk Reni Salsa? sampai-sampai kamu dicari kemari".

"Aku juga enggak tau Naura, temanin aku sebentar yok".

"Jangan bilang tadi kamu lompat pagar".

"Hehehehe.. Kamu tau ajah".

"Astaga Salsa, kamu itu yah enggak ada efek jerahnya".

"Apaan sih Naura, kamu diam saja. Ayo" Hingga kini mereka berdua telah berada di ruang BK buk Reni.

"Kamu ngapain ikut kemari? sana keluar".

"Kalau gitu saya permisi dulu buk" Tunduk Naura. "Yah, aku tunggu kamu di luar" Ucapnya sebelum keluar.

"Mmmmm" Angguk Salsa. Kemudian ia melihat kearah Reni yang sedang melihatnya dengan tatapan tajam lalu Salsa tersenyum tampa merasa bersalah. "Maaf buk, salah saya apa yah sampai ibu memanggil saya kemari?".

"Apa? salah saya apa? kamu baru saja mengajukan pertanyaan sama saya?" Ucapnya sedikit meninggikan suaranya.

"Mmmmmm" Angguk Salsa sampai membuat si ibu guru tersebut terlihat geram kepadanya.

BBBRRAAKKK..

Dengan kuat Reni memukul mejanya, "Berani sekali kamu menyangkal kesalahan kamu sendiri. Kamu berani melawan saya hahhh?".

"Ck, apaan sih dia? aku kan baik-baik bertanya, dianya langsung kaya orang kesurupan saja" Ucap Salsa dalam hati. "Maaf buk, kalau boleh tau kesalahan saya apa yah buk?" Tanyanya dengan sopan.

"Kesalahan kamu hari ini sangat banyak, sangking banyaknya saya harus memanggil kedua orang tua kamu besok kemari. Ini surat untuk mereka, saya akan menunggu mereka disini jam 8 pagi. Bisa kamu mengerti".

"Bisa sih buk, tapi jangan kedua orang tua saya dong buk. Kasihan ibu saya harus berhenti bekerja besok jadi cukup cuman ayah saya saja ya buk. Mmmmm please buk. Kalau besok ibu saya tidak jualan di pasar, terus malamnya kami makan apa? saya pun terlambat setiap hari karna saya harus membantu ibu dulu ke pasar buk, siap itu baru saya berangkat ke sekolah" Ucap Salsa dengan wajah sedih.

Reni mendengus kesal melihat wajah memelas Salsa yang terlihat sangat polos, "Kamu tau Salsa sudah berapa kali orang tua kamu di panggil ke sekolah ini?".

"Tau buk. Tolong maafkan saya kali ini buk".

"Sebenarnya kamu tidak pantas lagi untuk di kasihani Salsa, tapi karna saya masih punya hati jadi besok saya akan menunggu ayah kamu tiba disekolah ini jam 8 pagi. Kamu bisa mengerti".

"Terima kasih buk, terima kasih banyak" Senang Salsa.

"Mmmmm.. Kamu bawa ini dan berikan kepada orang tua kamu".

"Iya buk. Kalau gitu saya permisi dulu buk".

"Iya sana pergi".

Begitu Salsa berada di luar, ia langsung tertawa kecil kepada Naura yang menunggunya di depan ruangan, "Bagaimana?".

"Seperti biasa Na".

Naura tersenyum melihat sahabatnya itu, "Ayo, sedari tadi aku sudah manahan lapar".

"Ayo".

Didalam kantin seperti biasa Salsa dan Naura selalu duduk di atas kursi paling sudut dekat jendela kantin. Sambil menunggu pesanan mereka tiba, Naura menyempatkan diri bermain ponsel, sedangkan Salsa lebih suka melamun sendiri menatap kearah luar kaca hingga kedua matanya tertuju kepada seorang pria yang sedang duduk diatas kursi panjang dekat pembangunan sekolah mereka.

"OMG OMG kenapa dia tampan sekali" Kagum Salsa melihat pria tersebut. Kemudian ia mengucek-ucek kedua matanya, tetapi pria yang baru saja ia lihat itu tidak berada disana lagi, "Kemana dia pergi?".

"Siapa Sal?".

"Hhmmmm?".

"Kamu sedang melihat siapa?".

"Aahhh, tidak ada Na. Kenapa pesanan kita lama sekali? Kak disini, kenapa pesanan kami belum datang juga?" Teriak Salsa.

"Sabar ya dek, sebentar".

"Jangan pakai lama lagi ya kak, lapar nih".

"Iya" Angguknya segera membuatkan pesanan mereka. Setelah itu ia langsung membawanya kepada mereka, "Maaf ya dek lama".

"Iya kak tidak apa-apa" Senyum Naura.

Bab 2

Sepulang sekolah, Salsa dan Naura langsung pergi ketempat ia dan Naura berlama-lama disana, "Bang Kardi" Teriak Salsa.

"Mmmmm.. Ada apa kamu kemari?".

"Hehehe.. Seperti biasa bang" Jawab Salsa mendekati kardi yang sedang membaca buku. "Bang, hari ini warnet rame enggak?".

"Lumayan" Hentinya melihat Salsa dan Naura yang sedang tersenyum kepadanya. Kemudian ia menggeleng melihat kertas putih yang berada di tangan Salsa, "Kamu pasti berulah lagi di sekolah" Lalu ia mendengus. "Kali ini berapa bayaran ku?".

"Yeee.. Bang Kardi gitu amat sih" Senyum Salsa merayunNya.

"Abisnya abang bosan tau ke sekolah kamu terus, mana semua guru mu sangat mengenal abang sekali".

"Abang gimana sih? harusnya abang senang dong bisa lihat guru-guru cantik kita. Apalagi ini bang guru BK kita, wih, percaya sama kita bang dia sangat cantik sekali, iya enggak Na?".

"Iya bang Kardi" Angguk Naura.

"Benarkah?".

"Mmmmmm.. Pokoknya kalau sampai bang Kardi jadian sama dia, Salsa yakin hubungan abang sama dia akan langgeng sampai selamanya" Jempol Salsa.

Mendengar perkataan Salsa, Kardi pun langsung tertawa senang, "Baiklah, besok abang akan datang ke sekolah kamu".

"Ok bang thank you dan ini suratnya, besok abang sudah berada disana jam 8 pagi".

"Mmmmm" Angguk Kardi menerima amplop putih tersebut dari tangan Salsa, "Oohh iya, hari ini abang punya pegawai tampan. Kalian mau lihat dia?".

"Mana bang" Kepo Salsa dan Naura.

"Ayo ikut abang" Ajaknya membawa mereka dimana pegawai baru tersebut sedang sibuk melayani para pelanggan di dalam warnet bang Kardi. "Itu dia, kalian lihat?".

"Yang lagi nyapu itu bang?" Tanya Naura.

"Iya".

"Ck, Naura pikir.." Gantungnya ketika Salsa datang menghampiri si pria yang sedang menyapu itu, "Yah, Salsa" Panggilnya.

Dengan senyum mengembang di wajah Salsa ia memanggilnya, "Hay" Sapanya.

Si pria tersebut langsung melihat kearah Salsa yang sudah berada di hadapannya, "Iya nona, ada yang bisa saya bantu?" Tanyanya ramah.

"Mmmmm, kamu pegawai baru disini?".

"Iya nona".

"Oohhh, kalau gitu kenalin namaku aku Salsa. Kalau kamu?".

"Liam" Balasnya.

"Liam?".

"Iya".

"Nama yang bagus seperti orang ya" Gumam Salsa tersenyum.

"Hhhmmm?".

"Aahh Tidak" Geleng Salsa. "Boleh aku bantu kamu enggak membersihkannya? aku juga pegawai disini".

"Nona yakin?".

"Iya, berikan pada ku" Jawab Nasya menarik sapu yang berada ditangan Liam. "Jadi mulai hari ini kita akan bekerja sama membersihkan warnet ini".

"Iya" Angguk Liam tersenyum senang.

Sedangkan Naura dan Kardi yang baru saja melihat kedekatan Liam dan Salsa hanya bisa menggeleng karena Salsa bukanlah tipikal wanita yang sok akrab dengan seseorang apalagi orang yang tidak ia kenal. Namun kali ini ia terlihat sangat berbeda sekali dari yang sebelumnya, setelah itu Naura dan Kardi pergi meninggalkan mereka berdua.

Ting..

"Ada pesan masuk" Gumam Salsa mengeluarkan ponselnya. "Salsa, aku duluan pulang yah" Isi pesan sang sahabat.

Salsa tersenyum, "Ok, hati-hati di jalan ya Na" Balas Salsa. Kemudian ia melanjutkan pekerjaannya dan sekali-kali ia melihat kearah Liam yang sedang mengantar pesanan para pelanggan mereka, "Wah, aku enggak nyangka akan bertemu dengan dia disini. Tapi, dia tadi ngapain yah berada disekolah? melihat dari postur tubuhnya dia bukanlah seorang siswa" Batin Salsa masih saja memperhatikan Liam.

Hingga padangan mata mereka berdua bertemu, "Astaga, masih di lihat seperti ini saja sudah membuat jantungku berdebar sangat kencang, apalagi melihat senyuman yang sangat manis. OMG-OMG kalau seperti ini aku bisa mati muda ni" Teriak Salsa dalam hati.

Lalu Liam berjalan mendekatinya, "Ada apa Salsa? kenapa kamu melamun seperti ini?".

"Hhmmm?".

"Kamu sedang memikirkan apa?".

"Astaga, jangan sampai aku ketahuan" Batin Salsa. Setelah itu ia tersenyum, "Tidak Liam, aku tidak sedang melamun kok. Kamu sudah selesai?".

"Sedikit lagi, kamu pasti sudah lelah. Kalau gitu kamu duduklah dulu disitu, biar aku saja yang melanjutkannya" Ucapnya meminta sapu yang berada di tangan Salsa.

"I-iya, maaf yah Liam".

"Tidak apa-apa, duduklah".

"Mmmmmm" Angguk Salsa mendudukan diri diatas kursi yang masih kosong disana. Sambil senyum-senyum sendiri Salsa tidak berhenti memperhatikan Liam yang sangat cepat sekali mengerjakan pekerjaan Salsa yang sedari tadi tidak selesai-selesai. "Oohh Tuhan, kenapa dia sangat tampan sekali meskipun hanya menggunakan pakaian seperti itu saja. Liam sudah punya pacar enggak yah?".

"Terus kalau dia belum punya pacar kamu mau apa?".

"Astaga" Kaget Salsa melihat kebelakangnya dimana Kardi yang ikut juga memperhatikan Liam yang sedang bekerja. "Ck, bang Kardi buat orang kaget saja" Kesal Salsa.

"Siapa suruh kamu mengagumi pegawai ku!".

"Abis pegawai abang sangat tampan sih".

"Tampan?".

"Mmmmm".

"Yah, kamu enggak lagi bercanda kan? sejak kapan kamu mengagumi pria seperti dia? semenjak abang mengenal mu, abang benar-benar belum pernah melihat mu seperti ini. Bahkan pria yang jauh lebih tampan dari dia banyak yang menyukai mu tapi kamu selalu mengganggap mereka angin lewat. Tapi, tapi yang ini? aahh" Geleng Kardi melihat Salsa yang masih tersenyum-senyum sendiri melihat Liam.

"Bang Kardi dapat dia dari mana? kenapa enggak dari dulu saja bang Kardi memperkerjakan dia disini".

"Abang juga tidak mengenalnya, dia sendiri yang datang kemari sambil tanya lowongan kerja. Ya sudah abang terima saja".

"Mmmmm" Angguk Salsa. Kemudian ia melihat kerah Kardi, "Mulai hari ini bang Kardi harus memperlakukan dia dengan baik, ok".

"Kok jadi kamu yang ngatur sih? diakan pegawai abang, jadi suka-suka abang dong mau ngapain dia".

"Ck" Kesal Salsa dengan wajah masam. "Awas saja kalau abang berani ngapa-ngapain dia, Salsa yang akan turun tangan menghajar abang".

"Hahaha.. Kamu terlalu seriusan Salsa" Tawa Kardi dengan gemas mengacak rambut panjang Salsa. "Abang juga enggak sejahat itu Salsa, sepertinya dia itu anak yang baik. Kamu belum pulang? ini sudah jam 4 sore".

"Bentar lagi bang, aku mau pulang bersama dengan dia nanti".

"Ya sudah, bantuin lah dia supaya kalian berdua bisa pulang cepat".

"Mmmm" Angguk Salsa membantu Liam kembali.

.

Sore harinya tepat pukul 6 sore menjelang malam, Liam dan Salsa telah bersiap-siap kembali pulang kerumah mereka masing-masing. "Kalau gitu kita berdua pulang dulu yah bang Kardi" Ucap Salsa.

"Iya, hati-hati dijalan".

"Iya bang" Angguk mereka berdua.

Begitu mereka berdua pergi dari sana, Salsa dengan malu-malu, sekali-kali ia mencuri pandang melihat wajah tampan Liam yang sangat ia sukai, dan tampa Salsa sadari Liam juga bisa mengetahuinya kalau dirinya sedang di perhatikan olehnya. Namun saat Salsa sedang asik memperhatikannya, Liam dengan tiba-tiba menghentikan langkah kakinya, "Kenapa kamu melihat ku seperti itu Salsa?".

Bab 3

Dengan malu Salsa memalingkan wajahnya, kemudian Liam tersenyum kepadanya, lalu dengan sayang Liam mengusap kepala Salsa. "Ayo, hari sudah semakin malam. Kamu tinggal dimana? aku akan mengantar mu pulang".

"Aahh, tidak usah Liam aku bisa pulang sendiri. Kalau gitu aku duluan yah" Perginya meninggalkan Liam yang masih berdiri disana sambil memegang jantungnya yang sedari tadi berdetak kencang. Setelah ia berada di halte bus, dengan tubuh lemas ia mendudukan diri diatas kursi yang berada disana, "Apakah ini yang disebut jatuh cinta pandangan pertama?".

DDDDRRRTTTT.. DDDRRRTTTT...

"Iya ma" Jawab Salsa.

"Kamu dimana Salsa? ini sudah malam tapi kamu belum kembali pulang kerumah. Apa kamu masih berkeliaran di luar?".

"Maaf ma, ini Salsa sudah mau pulang kerumah".

"Mmmm.. Cepat pulang kerumah, seseorang sudah menunggu mu disini".

"Seseorang? siapa ma?".

"Guru les privat kamu".

"Aarrhhh ma, Salsa enggak butuh guru les privat ma".

"Diam, cepat pulang. Mama menunggu mu 30 menit lagi dari sekarang" Setelah itu Kirana mematikan ponselnya.

Lalu Salsa meremas rambutnya dengan kesal, "Aarrkkhh, aku tidak butuh guru Les. Kenapa mama harus memaksakan itu sih? lihat saja nanti, aku akan membuat dia mengundurkan diri dari pekerjaannya. Hhmmsss" Gumam Salsa segera menaiki bus yang sudah berada di hadapannya.

Setibanya Salsa di rumah, "Selamat malam nona" Ucap pelayan yang berpapasan dengannya.

"Iya malam. Mama dimana?".

"Nyonya ada di ruang tamu nona bersama dengan tuan".

"Mmmmm.. Makasih yah" Senyum Salsa meninggalkan mereka. Lalu Salsa datang menghampiri Kirana yang sedang duduk bersama dengan Malik, "Ck, papa ada disana juga lagi" Semakin kesal Salsa.

Sepasang suami istri itu yang telah melihat kedatangan Salsa, Malik pun langsung menyuruhnya duduk disampingnya. "Kenapa kamu lama sekali pulang? ini sudah jam 7 malam. Sebelumnya papa belum pernah melihat siswa pulang jam segini?".

"Maaf pa, tadi Salsa ada tugas kelompok sama teman Salsa".

"Siapa?".

"Siapa lagi kalau bukan Naura pa".

"Sekarang telpon Naura, kalau dia berkata iya baru papa akan mempercayai mu".

"Baiklah pa" Angguk Salsa terlihat tenang meskipun dalam hatinya berkata sebaliknya. Setelah itu ia menghubungi nomor Naura, "Na please jangan angkat yah. Kalau sampai kamu mengangkatnya tamat sudah hidup ku" Batin Salsa. "Maaf, nomor yang ada tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan".

"Yes.. Akhirnya" Senang Salsa dalam hati. Kemudian ia melihat kearah Malik, "Nomor Naura enggak aktif pa. Oohh iya Salsa lupa pa, tadi kan Naura kehabisan baterai saat kami tugas kelompok".

"Kamu enggak lagi bohongin papa kan".

"Iikkhh papa kok bilang seperti itu sih? mana mungkin Salsa bohongin papa sama mama".

"Ya sudah, kali ini papa dan mama maafin kamu. Tapi lain kali kamu tidak boleh mengulanginya lagi, kalau pun ada tugas kelompok, kamu harus kabari papa dan mama dulu".

"Siap pa" Hormat Salsa bersemangat. "Terus, guru les Salsa mana Pa?".

"Paling sebentar lagi dia datang" Jawab Kirana.

"Mmmmm" Angguk Salsa. "Oohh iya pa, kak Lucas sama kak Dena sudah pulang?".

"Itu kakak kamu sudah pulang" Jawab Malik melihat kearah Lucas yang baru tiba dirumah. "Kamu sudah pulang?".

"Iya pa. Lucas naik dulu".

"Mmmmm" Angguk Malik.

Tidak lama kemudian, Adena juga telah tiba di rumah, "Kak Dena" Senyum Salsa.

Dena tersenyum tipis, "Maaf semuanya, Dena sangat lelah sekali jadi Dena mau langsung istirahat" Ucapnya meninggalkan mereka.

Salsa mendengus kesal melihat semua anggota keluarganya yang selalu super sibuk dengan pekerjaan mereka, hingga ia tidak pernah memiliki waktu untuk bermain bersama dengan mereka. "Pa ma, kalau gitu Salsa juga mandi dulu yah sebelum guru les Salsa datang".

"Iya sayang" Angguk Kirana. "Nanti biar mama yang membawa dia ke kamar kamu".

"Mmmmm" Salsa segera menaiki anak tangga menuju kamarnya. Namun saat ia ingin memasuki kamar Adena datang menghampirinya, "Kaka Dena" Senyum Salsa.

"Mmmmm.. Baru pulang?" Tanyanya melihat Salsa yang masih menggunakan seragam sekolah.

"Heheheh.. Iya kak, tadi ada tugas kelompok di rumah teman Salsa".

"Kamu enggak lagi berbohong kan?".

"Hey.. Ayolah, mana mungkin Salsa membohongi kakak" Jawabnya berbohong.

"Bagus, soal guru les privat kamu itu usulan dari kakak supaya kamu menjadi murid pintar dan guru yang akan mengajari kamu bukanlah sembarangan guru. Jadi jangan macam-macam sama dia atau pun kamu berani mengerjainya".

Salsa tertawa kecil, "Siap kak".

"Mmmmm, sekarang masuklah".

"Iya kak" Angguk Salsa memasuki kamarnya. Setelah itu ia menangis kesal di balik pintu, "Jadi ini ide kak Dena? aarrhh, lalu aku harus bagaimana? aku tidak ingin belajar aku tidak ingin belajar, apalagi gurunya nanti guru killer seperti guru matematika kami. Tidak, aku benar-benar habis".

.

Selesai Salsa membersihkan tubuhnya, sebuah ketukan pintu langsung terdengar di kedua telinganya. "Ck" Dengan malas Salsa menjawabnya.

Ceklek!

"Salsa" Panggil Kirana.

"Salsa disini ma" Jawabnya melihat kearah Kirana dan guru les privatnya yang berada disamping Kirana. "Astaga" Kaget Salsa.

"Ada apa sayang?" Tanya Kirana.

"Hhmmmm? hehehe tidak ma. Jadi dia guru les privat Salsa ma?" Tanyanya melihat guru les privatnya itu yang berpenampilan sedikit cupu menurut Salsa hanya karna ia menggunakan kaca mata.

"Iya sayang, kalau gitu mama tinggal dulu yah. Ingat! jangan berbuat macam-macam".

"Siap ma" Senyum Salsa. Setelah Kirana keluar dari dalam kamarnya, dengan senyum mengembang di wajahnya ia datang mendekatinya, "Liam, aku tau itu kamu" Ucapnya sedikit genit. "Kenapa kamu mau jadi guru les privat aku hhhmm?".

Tetapi Liam bukannya menjawab, ia malah berjalan kearah meja belajar Salsa. "Boleh kita mulai nona?".

"Hey, ada apa dengan mu Liam? santai saja mmmm" Senyumnya kembali melihat wajah tampan Liam. "Kenapa kamu tampan sekali Liam meskipun kamu menggunakan kaca mata seperti ini?".

Liam mendengus melihat kearah Salsa, "Kamu mau belajar atau tidak?".

"Tidak Liam".

"Jadi untuk apa saya datang kemari kalau kamu tidak mau belajar".

"Ck, kamu seriusan benget sih Liam dan satu lagi kamu jangan pakai bahasa formal dong. Aku enggak suka dengar".

"Ya sudah, sekarang kamu buka buku pelajaran kamu dan kasih tau aku dari mana kita memulai duluan".

"Kamu sudah makan belum Liam? soalnya aku belum makan malam".

"Aku sudah makan dari rumah".

"Terus gimana dong? aku lapar sekali Liam".

"Ya sudah, aku akan memberimu waktu 10 menit untuk makan malam. Pergilah".

"Tapi aku enggak mau makan nasi Liam" Senyumnya. "Cukup memandangi mu saja selama 10 menit aku pasti sangat kenyang".

"Salsa aku enggak sedang bercanda yah" Ucap Liam dengan tegas menghentikan Salsa. "Tolong bedakan kita lagi di luar dan berada disini dan aku juga bukan sebaya kamu. Jadi tolong hargai saya sebagai guru kamu".

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!