Di sebuah Universitas ternama di kota B, terjadi sesuatu hal yang tak terduga, dimana ini merupakan pertemuan pertama bagi Ayunda Larasati dan Dion Pratama Nasution.
Kejadian ini berawal dari Ayunda yang terburu - buru hingga tak memperhatikan sekitarnya karena harus memasuki kelas yang akan dimulai beberapa menit lagi.
Sedangkan dilain tempat, Dion pun tidak memperhatikan sekelilingnya karena ia saat itu sedang melihat handphone nya. Kemudian hal tak terduga itu pun terjadi.
bruk...
Mereka berdua pun bertubrukan hingga jatuh lah barang - barang yang mereka bawa masing - masing. Lalu mereka pun menggambil barang mereka yang jatuh tersebut.
Setelah itu mereka berdua pun, meminta maaf karena kejadian itu. Tapi, sepertinya debaran jantung Ayunda seketika berdetak sangat kencang. Entahlah Ayunda tidak tau apa artinya ini, apa ia seketika punya penyakit jantung atau ada hal lain karena takut, atau karena shock atas kejadian itu, Ayunda pun tidak tau.
Namun ternyata Dion pun sama merasakan debaran jantung yang sangat kencang. Saat ia melihat wajah Ayunda yang manis dan cantik ini. Padahal ia sering sekali melihat wanita cantik tapi tak pernah merasakan jantung yang berdebar hebat ini sama sekali.
"Apa artinya ini semua, kenapa aku merasakan hal yang aneh ini saat melihat dan berada didekatnya. Seperti sesuatu hal yang baru aku rasakan namun tak pernah aku bayangkan sama sekali." ini adalah suara hati dari Ayunda dan Dion saat itu.
Setelah debaran jantung itu mulai normal kembali, Dion pun kemudian meminta maaf kepada Ayunda.
"Maaf, saya tadi tidak melihat sekeliling saya"
"Iya tak apa apa, saya juga tadi tak melihat sekeliling saya karena saya terburu - buru. Maaf juga karena kecerobohan saya ini saya telah membuat handphone kakak jatuh"
"Iya ga papa, handphone saya juga ga rusak"
"Kalau gitu saya permisi dulu ya kak, soalnya ada kelas sebentar lagi"
"Hem, iya silahkan" sambil bergeser memberikan jalan buat Ayunda.
Pertemuan inilah yang membuat mereka berdua pun, selalu tersenyum saat memikirkan pertemuan singkat itu.
Keadaan di kelas saat Ayunda akan memasuki kelas. Ia pun cepat - cepat duduk didekat sahabatnya Rara Agustin.
Ayunda pun kemudian bertanya kepada Rara.
"Ra belum dimulai kan kelasnya"
"Belumlah kan belum ada dosennya juga, ga liat apa" sahut Rara.
"Ih ko gitu sih Ra respon kamu, aku kan cuman tanya kenapa responnya gitu amat sih"
"Ya suka - suka aku dong, lagian kamu ini kebiasaan banget sih telat mulu, sekarang apa lagi coba alesan kamu telat"
"Itu tadi aku ngga sengaja bertubrukan sama orang, apalagi orangnya itu kakak kelas lagi, tapi tau ga Ra..."
Belum selesai Ayunda berbicara kepada Rara, dosen pun masuk ke kelas untuk memulai pembelajaran.
Sehingga Ayunda pun dengan terpaksa tak meneruskan pembicaraannya takut dihukum karena berbicara saat dosen akan memulai pembelajaran.
Beberapa jam kemudian, dosen pun telah selesai memberikan materi hari ini. Dan kemudian dosen itu pun meninggalkan kelas.
"Ra kamu penasaran ga sih, tadi aku telat karena apa?"
"Ngga, sama sekali"
"ih ko gitu sih, padahal tadi aku telat karena sesuatu hal loh"
"Terus aku pikirin gitu. Paling juga karena telat bangun, itukan yang sering kamu jadikan alesan selama ini"
"Bukan tau, tapi karena hal lain"
"Oh ya, massa"
"Ih ko kamu jadi nyebelin kaya gini sih"
bersambung...
Karena Ayunda sudah lelah dengan sikap sahabatnya yang tak menghiraukan perkataannya pun kemudian mengajak Rara untuk pergi ke kantin.
Berhubung pembelajaran telah selesai dan ia merasa lapar. ia pun tak bisa lagi menahan laparnya itu. Dan langsung saja menarik tangan Rara untuk pergi ke kantin.
Sesampainya di kantin Ayunda pun memesan makanan dan minuman, selagi menunggu makanan dan minuman itu datang Ayunda pun berbicara mengenai kejadian itu kepada Rara.
Setelah usai menceritakan semua kejadian yang dialaminya tersebut. Tak lama setelah itu makanan dan minuman yang mereka pesan pun datang.
Berhubung perut mereka sudah lapar maka mereka langsung menyantap makanan tersebut. Setelah usai menyantap makanan dan perut mereka juga sudah kenyang.
Hingga mereka kemudian melanjutkan percakapan yang sempat tertunda karena makanan tadi sudah siap untuk disantap.
"Ayunda, sepertinya menurutku kamu bukan punya penyakit jantung deh, tapi karena..."
Belum usai Rara menyelesaikan ucapannya Ayunda pun langsung saja menyela ucapan dari Rara itu.
"Lalu, karena apa Ra, ko aku jadi panik gini sih, takut kalau misalnya aku nanti punya penyakit yang parah, terus - terus nanti aku tuh perlahan - lahan mati, dan nanti aku..."
Kemudian Rara pun memotong ucapan Ayunda tersebut.
"Jangan aneh - aneh deh Ayunda, emangnya di keluarga kamu ada gitu yang memiliki riwayat sakit jantung"
"Ngga tau, tapi bisa aja kan"
Sambil menghela nafas Rara pun kemudian berbicara lagi. "Gini ya Ayunda, menurut aku sih, debaran jantung kamu itu karena kamu tadi ketemu sama kakak kelas itu, yang menurut aku bisa aja itu pertanda kalau kamu udah mulai suka sama yang namanya laki - laki."
"Gimana sih Ra, aku ko ga paham ya sama yang kamu bilang tadi"
"Ya udah jangan di pikirkan lagi, biar lah mengalir dengan sendirinya. Nanti juga kamu tau akan seperti apa nantinya."
"Hem, baiklah"
Setelah usai pembicaraan itu pun, mereka kembali lagi ke kelas untuk mengikuti pembelajaran di jam terakhir kuliah.
Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa sekarang sudah waktunya pembelajaran selesai Ayunda seketika langsung berpamitan untuk pulang duluan kepada Rara.
"Ra, aku ngga pulang bareng kamu, ga papakan"
"Hem iya Ayunda gapapa, eh iya emangnya kamu mau kemana dulu"
"Aku ada perlu sebentar, jadi harus pulang duluan gitu"
"Oh ya udah, pergilah dan hati - hati"
"Oke. Kamu juga hati - hati"
Tak lama setelah berpamitan kepada Rara, Ayunda kemudian pergi dari kampus ke suatu tempat yang mana ditempat itu ia kembali bertemu lagi dengan kakak kelas itu.
"Hai. Lagi apa disini?"
"Eh hai kak. Loh kakak juga lagi apa disini"
"Saya kan tanya kamu lagi apa disini. Malah balik tanya gimana sih"
"Maaf kak, saya lagi ada perlu kesini kak"
"Oh, sendiri?"
"Hem"
"Kalau kakak sendiri?"
"Ngga berdua sama kamu. Eh maaf maaf bercanda sendiri ko"
"Oh, saya kira beneran tadi berdua"
"Udah selesai keperluannya belum?"
"Udah kak, kalau gitu saya pamit ya kak"
"Eh tunggu - tunggu boleh saya tau nama kamu siapa ngga"
"Boleh kak, nama saya Ayunda. Kalau nama kakak siapa?"
"Oh Ayunda ya, nama yang cantik seperti orang nya. Nama saya Dion"
"Oh oke kak. Kalau gitu ada yang ingin kakak tanyakan lagi tidak kalau ngga ada, saya pamit dulu."
"Ngga ada"
"Kalau gitu saya permisi dulu kak"
"Iya, hati - hati"
Ayunda pun hanya membalasnya dengan senyuman saja kepada Dion.
Bersambung...
Semenjak saat itu, kami sering sekali bertemu hampir di setiap waktu kami selalu dipertemukan. Dan kami sama - sama ngga tau artinya apa itu semua.
Sampai suatu malam kami tak sengaja bertemu atau memang ini juga adalah sebuah rencana seseorang yang sengaja mempertemukan kami di tempat itu.
Disaat kami bertemu, hal pertama yang kami lakukan adalah saling menyapa dan bertanya keperluan kami disana mau apa.
Tapi di menit berikutnya, kami di buat terkejut atau lebih tepatnya Ayunda lah yang di kejutkan dengan kemunculan kembang api malam itu.
Karena di terakhir kembang api itu terdapat tulisan "I Love You Ayunda" disinilah Ayunda terheran - heran dengan tulisan itu, dan bertanya - tanya dalam benaknya siapa orang yang telah mengungkapkan perasaan cinta kepadanya.
Namun berbeda hal lagi dengan Dion, ia harap - harap cemas dengan apa yang akan diungkapkan oleh Ayunda kepadanya atas pengakuannya tersebut.
Disaat Ayunda sibuk dengan pikirannya. Dion pun kemudian memberanikan diri buat berbicara pada Ayunda.
"Ayunda, gimana apa kamu suka sama kejutannya?"
"Eh, kenapa ka?"
Dion pun sambil menghela nafas mengulangi lagi ucapannya itu kepada Ayunda.
"Gimana kamu suka ga, sama kejutannya"
"Suka gimana ka, tapi tunggu, jadi kejutan ini dari kakak"
"Iya, emangnya kamu kira dari siapa"
"Entahlah ka aku juga ga tau, tapi itu kenapa kakak kasih kejutan seperti itu"
Sambil memegang tangan Ayunda, Dion pun berbicara kembali. "Ayunda, ini adalah hal pertama yang aku ungkapkan untuk seseorang yang selama beberapa hari ini telah membuat jantungku tak berdetak dengan biasanya ketika berada dekat denganmu. Dan ini juga suatu hal pertama aku ingin memiliki seseorang dan melindunginya serta tak ingin jauh darinya walau sehari pun itu. jadi aku disini ingin kamu tau bahwa aku cinta sama kamu sejak pertemuan pertama kita tempo hari. Aku juga tak ingin memaksa kamu buat terima ungkapan cinta aku ini sekarang. jika kamu memerlukan waktu buat menjawabnya aku juga akan menunggu waktu itu. Sampai di mana kamu siap buat berikan jawabannya kepadaku nanti."
"Bentar ka, aku masih ngga paham maksud kakak gimana, aku mau langsung ke intinya aja kakak mau aku gimana?"
"Jadi gini, Ayunda aku ingin kamu jadi pacar aku. itu pun jika kamu mau menerima aku jadi pacar kamu"
"Sebenernya ka, kalau boleh jujur aku juga memiliki hal yang sama ketika kita bertemu tempo hari. jantung aku seperti berdetak tak karuan dan itu juga untuk pertama kalinya, dari sekian banyak laki - laki yang sering aku temuin selama ini."
"Jadi?"
"Jadi, aku aku ga tau mau ngomong apa ka?"
"Ya ampun, Ayunda Larasati sekali lagi aku kasih tau dan kamu harus dengerin baik - baik perkataan ku. Oke, kamu ngerti kan?"
"Hem, baik ka"
"Aku langsung ke intinya aja kamu mau atau ngga jadi pacar aku?"
"Gimana ya ka, aku sebenernya ga tau mau ngomong apa tapi hati aku bilang harus bilang..." tak sempat melanjutkan ungkapannya Ayunda pun hanya menjawabnya dengan anggukan saja sebagai pertanda bahwa ia menerima ungkapan perasaannya Dion.
Karena takut salah mengartikan anggukan dari Ayunda, Dion pun bertanya kembali kepada Ayunda Untuk kejelasannya.
"Jadi kamu menerimanya Ayunda"
Ayunda pun hanya menjawab "Iya" sambil menganggu kan kepalanya.
"Yes" Dion pun bahagian karena ungkapan perasaannya dibalas dengan perasaan yang sama.
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!