Aku benci kehidupan yang seperti ini, seharusnya aku tidak pernah dilahirkan, atau setidaknya aku tidak dilahirkan di keluarga yang suram ini. Aku benci jika orang tuaku membanding-bandingkan ku dengan kakakku, yang sama sekali tak memiliki kekurangan.
Kakakku adalah orang yang sempurna dari yang sempurna. Aku sangat iri bagaimana bisa ada manusia yang sesempurna kakakku, dia juga orangnya sangat menyenangkan, dan mudah bergaul. Bukan hanya itu saja, dia sangat cerdas, dan memiliki IQ di atas rata-rata. Karena kakakku yang sempurna itu di mata semua orang, aku menjadi aib bagi keluarga ku.
Aku memang tidak sepandai kakakku, aku memang sulit untuk bergaul dengan orang lain. Tapi setidaknya mereka memikirkan perasaanku, dan jangan melihat ku sebagai binatang yang menjijikan. Memangnya kenapa kalau aku tidak sepintar kakak, dan sempurna seperti kakakku?.
Bahkan ada seseorang yang bahkan lebih buruk dari pada aku, tapi mereka tak memaki-maki nya. Apa karena kakakku yang seorang manusia yang sempurna? dan karena aku tidak sesempurna kakakku maka mereka memperlakukan ku dengan buruk?.
Yang aku inginkan adalah rasa kasih sayang, dan cinta kalian padaku. Kenapa aku tidak pernah mendapatkan kedua hal itu? apa aku harus menjadi sempurna seperti kakakku, baru aku akan di akui?. Aku sudah mencobanya dengan sangat keras, dan sebisaku... namun, tetap saja orang bodoh sepertiku tidak akan mampu melampaui kakakku yang sempurna itu.
Berada di sampingnya pun itu mustahil, perbedaan kami seperti neraka, dan surga. Itulah yang kulihat dalam hidupku, aku tidak butuh harta yang berlimpah, ataupun kekuasaan. Lebih baik aku terlahir sebagai orang miskin yang di cintai banyak orang dari pada seperti ini.
Namun seharusnya aku tidak boleh menyalahkan semuanya pada kakakku. Karena hanya dialah tempat ku untuk bersandar, dia sangat baik padaku sampai mau mendengarkan penderitaan. Rasa sangat memalukan sekali membicarakan penderitaan ku kepada orang yang membuatku menderita.
Tapi pelukan, dan senyumannya terasa hangat sekali bagiku. Aku ingin terus seperti itu, tanpa ada penderita tanpa akhir seperti ini, aku ingin tinggal berdua sama kakak ku saja kalau bisa. Tapi yang di depanku hanya ada kenyataan yang pahit.
Brak!
"Bangun dasar anak pemalas!" teriak ayahku yang memasuki kamarku dengan amarah. Aku yang sedang tertidur pulas di meja belajarku itu pun langsung terbangun. Seperti biasanya, aku menundukkan kepalaku, dan tahu apa yang akan terjadi setelahnya.
Bugh!
"Mau sampai kapan kau terus hidup menjadi aib bagi keluarga ini!" teriak ayahku yang terus menghajar wajahku sampai meninggalkan memar di wajahku. Ini sudah menjadi kebiasaan ku, bukan karena aku melakukan kesalahan, akan tetapi setiap harinya aku akan terus di perlakukan seperti ini.
Tentu saja awalnya aku merasa sangat kesakitan, dan menangis meminta mohon untuk berhenti. Tapi karena sudah terbiasa aku hanya diam, dan bertahan merasakan rasa sakit ini dengan tatapan kosong. Setidaknya aku tidak melawan orang tuaku dengan kekerasan itu jauh lebih baik kan.
"Sekarang hari libur kau tidak boleh malas-malasan! ayah akan memperhatikan mu sampai malam, dan teruslah belajar!" teriak ayahku, kemudian aku mengambil buku pelajaran di tasku, dan menaruhnya di meja belajar dengan bertumpuk-tumpuk hingga menggunung.
Ayahku tidak hanya memperhatikan ku yang sedang belajar saja, dia juga memberikan pertanyaan kepadaku dari buku yang ku baca. Setelah itu aku harus menjawabnya dengan benar, kalau tidak aku akan di hajar lagi oleh ayahku, karena itu aku harus belajar dengan sungguh-sungguh, dan teliti sehingga saat ayahku memberikan ku sebuah pertanyaan, aku bisa menjawabnya dengan benar.
Akhirnya malam pun telah tiba, aku berhasil melewati semua pertanyaan ayah dengan benar. Aku sangat beruntung kali ini karena dapat menjawab pertanyaannya dengan benar. Aku sangat lelah sekali, dan besok aku sudah harus pergi ke sekolah untuk belajar lagi. Sekarang sudah masuk tengah malam, aku hanya memiliki waktu setidaknya 5 jam kurang lebih untuk tidur.
"Bagus... setelah merapikan buku-buku mu, cepatlah tidur" kata ayahku yang segera meninggalkan kamarku.
Apa bisa kehidupan yang kujalani ini bisa disebut dengan kehidupan? hahaha! lucu sekali kalau aku menganggap kehidupan ku ini sebagai kehidupan. Aku diperlakukan seperti binatang, kalau salah melakukan sesuatu aku akan di benarkan dengan cara di hajar. Layaknya film pacuan kuda yang sudah lama tidak ku tonton di televisi.
Ceklek...
"Psst..."
"Kakak sudah pulang?" tanyaku dengan mata yang berbinar-binar.
"Iya... kakak sudah pulang adik kecilku" kata kakakku yang datang langsung memelukku dengan penuh kasih sayang. Hangat... rasanya hangat sekali, seperti di bawa ke dimensi yang berbeda.
"Kakak! hari ini aku dapat menjawab semua pertanyaan yang ayah berikan padaku dengan benar semua" kataku yang mulai meneteskan air mata.
"Kerja bagus adikku... kakak percaya padamu kalau suatu saat nanti kau akan menjadi orang yang hebat. Orang yang melebihi siapapun di dunia ini termasuk kakakmu ini" kata kakakku dengan tersenyum lebar padaku.
Tapi entah kenapa rasanya seperti ada yang berbeda dari senyuman kakakku kali ini. Rasanya kakakku seperti sedang menyembunyikan sesuatu dariku. Wajahnya juga terlihat mencurigakan, sebenarnya apa yang baru saja terjadi pada kakak?.
"Kak... apa ada yang ingin kakak bicarakan padaku?" tanyaku yang membuat kakakku sedikit terkejut.
"Haha... kau memang sangat pandai memahami orang lain ya. Sebenarnya benar katamu, aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Mungkin ini..." kata kakakku yang tiba-tiba terdiam.
"Ada apa kak?..."
"Sudahlah... kakak sangat mengantuk sekali, kau cepatlah tidur ya. Besok kau harus pergi sekolah loh" kata kakakku yang bersikap sangat berbeda hari ini. Dia terburu-buru untuk meninggalkan kamarku, dan kembali ke kamarnya.
Di tengah malam itu aku sangat memikirkan perkataan kakakku tadi. Sebenarnya apa yang ingin kakak bicarakan padaku? perkataan terakhir kakak membuatku terus memikirkannya. Aku jadi kesulitan untuk tertidur karena kata-kata kakak tadi, dan juga sikapnya yang sangat mencurigakan.
Kemudian tiba-tiba saja ada yang berbisik di hatiku, "Pergi Untuk Selama-lamanya". Seketika jantungku berhenti berdetak, dan membuat tubuhku bergemetar ketakutan. Tidak, kakakku tidak mungkin akan seperti itu kan? itu mustahil! dasar hatiku! kalau kau memang menderita, seharusnya kau tidak mengatakan hal buruk seperti itu pada kakakku.
Kakakku tidak mungkin meninggalkan ku, dia bukan orang yang seperti itu! aku sangat yakin sekali. Pikiranku menjadi semakin kacau, dan akhirnya aku memutuskan untuk bangun, dan pergi ke kamar kakakku. Namun apa-apaan ini!?... kamar kakakku telah kosong, seperti orang yang akan pergi meninggalkan tempat ini.
Tidak mungkin... tidak mungkin kakakku pergi! di tempat tidurnya pun tidak ada kakakku. Padahal tadi kakak bilang kalau dia sangat mengantuk, dan akan segera tidur. Tapi apa ini!? kakak membohongiku, apa jangan-jangan... kakak memang benar akan pergi meninggalkanku, untuk selama-lamanya?.
Semalaman itu aku terus menangis tersedu-sedu di kamar kakakku sambil berharap kakakku akan kembali padaku dengan pelukan hangat, dan senyuman yang menenangkan hatiku. Air mataku membasahi tempat tidur kakakku, dan membuat mataku merah karena terus menangis.
Brak!
"Ternyata kamu ada disini! cepat bangun, dan berangkat sekolah sana!" teriak ayahku dengan kasar padaku.
"Ka-ka..."
"Kau ini ngomong apa sih! mimpi apa kau tadi malam sampai menangis seperti ini! dasar anak sialan!" teriak ayahku dengan kesal sambil memukuli wajahku.
"Ka-kakak telah pergi... huhu" tangis ku pada ayahku.
"Dasar bodoh! kakakmu kan sudah biasa pergi, dan jarang pulang seperti ini. Cepat bangun! kalau tidak akan ayah patahkan tangan, dan kakimu!" teriak ayahku yang benar-benar marah padaku.
Memang benar kata ayahku kalau kakak memang jarang sekali pulang karena urusannya yang banyak. Kakakku adalah seorang ilmuwan yang sangat hebat, terkadang dia tertidur di tempat kerjanya, dan tidak pulang. Begitu kakakku bangun dia harus bekerja lagi, karena kakakku bilang ada yang ingin dia teliti tentang sesuatu dengan sendirian tanpa bantuan ilmuwan lain.
Kakak tak pernah cerita tentang apa yang dia teliti sampai-sampai satu tahun lebih ini kakak jadi sangat jarang sekali untuk pulang ke rumah. Tapi saat ini aku sangat bingung dengan perkataan kakak barusan. Kata-katanya, tatapan matanya, senyumannya... menunjukkan bahwa dirinya akan pergi, dan tak akan pernah kembali untuk selama-lamanya.
Padahal dia adalah satu-satunya orang yang menyayangi, satu-satunya cahaya dalam hidupku. Meski tak memiliki banyak waktu untuk di kenang bersama karena urusan kakakku yang sangat padat. Setidaknya bagiku ada satu orang yang sangat memahami ku, namun... kini cahaya itu telah pergi, dan hatiku mulai menggelap kembali.
Semoga saja ini hanya pikiran ku saja, dan tak benar-benar terjadi...
Sudah seminggu berlalu aku menunggu kehadiran kakakku di dunia yang menyedihkan ini. Tapi mengapa kakak tak kembali? aku terus memikirkannya tanpa henti dimana pun aku berada. Pikiranku, hatiku kacau balau karena terus memikirkan kakak. Nilai ku juga mulai menurun karena tak bisa fokus dalam belajar, dan aku jadi lebih sering di hajar ayahku.
Aku juga sangat kesulitan untuk tidur, sampai-sampai penampilan ku sangat buruk sekali, seperti mayat hidup. Aku sudah tak tahan hidup tanpa kakak, aku tak bisa hidup tanpa kakak, lebih baik aku mati dari pada hidup tanpa kehadiran seorang kakak yang sangat ku harapkan.
Plak!
Lagi-lagi seperti ini... kehidupan macam apa ini yang sedang ku jalani?
"Hei kau menghalangi jalanku dasar sampah!" kata seorang temanku, yang padahal aku hanya sedang duduk diam di bangku milikku. Apakah aku menggangunya? tentu saja aku tidak mengganggunya... lalu kenapa semua orang bersikap seperti itu padaku, bahkan seorang guru di sekolah ku pun sama seperti mereka.
Tidak ada yang mempedulikan ku, mereka hanya menganggap ku sebagai binatang. Padahal aku juga sama seperti mereka, aku juga seorang manusia sama seperti mereka. Tapi mereka melihatku dari sisi yang berbeda, kehadiran ku tidak di anggap sama seperti mereka.
"Haha! dasar idiot rasakan ini" Byur... salah satu dari mereka menyirami ku dengan air dari tempat sampah yang sangat bau sekali. Namun apa yang kulakukan? tentu saja aku hanya diam saja di perlakukan seperti ini, karena tidak ada yang bisa dilakukan untuk membalas perbuatan mereka untuk orang yang sangat menyedihkan seperti ku.
"Hei dia kebasahan tuh hahaha! kenapa hanya air kotor itu saja yang kau berikan padanya? seharusnya kau juga membuang sampah-sampah ini kepadanya. Lihat aku... seperti ini lah cara kita menggunakan tempat sampah dengan benar haha!"
"Dasar kau ini hahaha! kau sudah keterlaluan hahaha! kerja bagus kawan"
"Sepertinya kita melupakan sesuatu yang penting..."
"Hah? apa itu?" jawab mereka serentak.
"Cuih... ayo kalian juga harus berikan air suci sepertiku padanya, hahaha!"
"Haha dasar air suci apanya, baiklah ayo kita lakukan secara bersamaan"
Tidak ada siapapun dari mereka walau hanya satu saja untuk menolong ku. Setidaknya mengasihani ku saja sudah cukup, mereka yang tak melakukan hal keji seperti ini hanya membicarakan ku dari belakang, dan menatapku dengan jijik.
Bahkan orang tuaku pun yang tahu kalau aku hidup seperti ini di sekolah sama sekali tak peduli. Lebih baik aku mati saja, dan mengakhiri penderitaan di dunia ini, dari pada aku terus menjalani kehidupan yang menyedihkan ini hanya untuk membuat mereka bahagia.
Namun jika aku mati... apa itu akan membuat mereka lebih bahagia?. Kalau dengan kematian ku membuat mereka semakin bahagia aku tidak peduli dengan hal itu, bagiku yang terpenting aku tidak lagi merasakan kehidupan yang menyedihkan seperti ini. Saat aku sudah berada di depan rumahku, ada tukang pos yang mengirim surat padaku.
Lalu aku mengambilnya, dan membawa surat itu ke kamarku untuk di baca nanti setelah aku selesai membersihkan tubuhku. Setelah aku selesai mandi aku duduk di tempat tidurku, dan membuka surat tadi, aku sangat terkejut kalau surat itu adalah surat yang kakak tuliskan untukku.
Hatiku menjadi tenang sedikit, dan aku mulai tersenyum kembali hanya dengan kedatangan surat dari kakak. Walau tak bisa bertemu, hanya dengan surat, menandakan kalau kakakku masih sangat menyayangi ku kan? sudah kuduga kalau kakak bukan orang yang seperti itu.
"Untuk adik kecilku tersayang... kakak ingin memberikan surat ini sebagai tanda kehadiran kakak untuk yang terakhir kalinya. Karena mungkin kakak tidak akan pernah kembali lagi, kakak tidak tahu apa yang akan terjadi pada kakak setelahnya.
Semoga saja apa yang sedang kakak lakukan ini berhasil. Tapi yang paling kakak takutkan adalah diriku sendiri, karena kakak masih belum pasti dengan apa yang kakak lakukan saat ini. Kau masih ingat kan kalau ada sesuatu yang kakak teliti di tempat kerja kakak, tanpa sepengetahuan para ilmuwan yang lain?
Itulah yang kakak maksud... adik kecilku... jangan pernah menyerah dengan hidupmu. Kau tidak boleh menangis, karena itu tidak enak untuk dilihat sebagai seorang laki-laki. Kau harus tetap bertahan, dan menerima semuanya, meski hidupmu begitu sulit.
Kakak tahu kalau kau menyalahkan kakak, dan membenci kakak karena kakak telah membuat hidupmu menderita seperti ini. Maafkan kakak karena kakak ingin terus menjadi lebih hebat, semua yang kulakukan bukan untuk membuat hidup mu sulit, akan tetapi kakak sangat terobsesi pada sesuatu yang tidak mungkin di dunia ini.
Hingga akhirnya hari ini kakak telah berhasil meneliti sesuatu yang mustahil itu. Dengan usahaku sendiri, tanpa bantuan orang lain akhirnya kakakmu ini menciptakan sesuatu yang hebat, yang sangat tak terduga. Kau mungkin akan terkejut begitu melihatnya, mungkin dengan pandangan yang berbeda jika sesuatu yang terjadi padaku juga berbeda.
Ah... maaf mungkin kata-kata kakak sulit di artikan, tapi kau akan segera mengetahuinya. Kakak juga ingin menyampaikan hal terakhir padamu adikku. Suatu saat nanti akan ada satu manusia yang terpilih, manusia yang akan dilahirkan kembali dengan ingatannya yang buram. Manusia itu dilahirkan kembali karena memiliki suatu tujuan entah apa itu.
Hahaha! sepertinya kakak terlalu banyak membaca cerita akhir-akhir ini. Adikku... aku sangat menyayangimu..."
Itulah yang tertulis di surat itu... surat yang sangat berarti bagiku. Bagiku hanya dengan surat ini aku sudah menganggap kalau kakakku sedang bersama ku saat ini. Aku cukup menyesal karena memang benar aku menyalahkan kehidupan ku yang keras ini karena kakakku.
Tapi apa karena itu kakak pergi? dan tak akan menemui ku lagi untuk selama-lamanya, dan lagi apa maksud isi surat kakak ini. Padahal ini adalah perbincangan terakhir yang kakak berikan padaku, tapi mengapa kakak memberitahu hal-hal yang tak ku mengerti. Apa maksud kakak telah berhasil menemukan sesuatu yang tak mungkin?.
Seharusnya kakak memberitahukannya padaku meski hanya sedikit agar aku paham apa yang kakak maksud. Padahal kakak sudah bilang padaku untuk tidak menangis karena itu tidak enak untuk di lihat. Tapi aku malah menangis, aku memang payah, padahal seharusnya aku mengikuti kata-kata kakakku untuk tidak menangis.
Duar!... boom!... brak!... ctar!... blar!... tiba-tiba saja banyak keributan dari luar. Rumahku terasa bergemetar dengan dahsyat, dunia ini tiba-tiba mengalami kerusakan yang sangat dahsyat. Aku pergi melihat keluar jendela banyak ledakan yang terjadi dimana-mana, dan guntur yang sangat besar menghantam bangunan-bangunan besar.
Sekalinya guntur, dan ledakan aneh itu menghantam tanah, tidak ada yang tersisa sedikitpun. Semuanya telah rata secara tiba-tiba, langit pun mulai menggelap semakin lama, dan sinar matahari tak mampu masuk ke dalam, lalu tiba-tiba saja hujan menjadi sangat deras, dan membuat banjir dalam seketika.
Aku melihat banyak orang berlarian kesana-kemari dengan berharap kalau mereka akan selamat dari kiamat ini. Sangat menyedihkan, wajah ketakutan itu, tangis mereka, teriakan histeris itu... mirip sekali dengan milikku. Angin pun mulai berhembus dengan kencang hingga banyak kendaraan berterbangan menerobos gedung-gedung dengan cepat.
Duar!... blar!...
"Hahahaha! hahahaha! hahaha!" tawaku dengan puas di tengah kehancuran dunia, aku sangat senang sekali karena banyak orang yang sama seperti ku sekarang. Banyak mayat yang berserakan di mana-mana, dan ada yang berterbangan, aku sangat puas sekali hingga tertawa dengan keras.
Tanpa sadar aku juga sedang menangis, melihat penderitaan mereka membuatku senang. Padahal aku sempat untuk bunuh diri tadi, dan mengakhiri semuanya sendirian. Tapi kini tidak hanya aku saja yang mengakhiri kehidupan ini, namun juga dengan banyak orang yang ingin mati bersamaku di kehancuran dunia ini.
Wush... surat milik kakakku terbang di udara, aku sangat terkejut, dan tanpa pikir panjang aku langsung melompat dari jendela dari lantai dua. Anginnya mulai melambat, tapi tubuhku hampir terangkat, aku terus berlari sambil menahan rasa sakit karena melompat dari lantai dua.
Aku mengikuti kemana arah surat itu pergi, dan terus mengejarnya tanpa mempedulikan banyak orang yang menderita di sampingku. Aku tetap mengejar surat yang sedang berterbangan itu tanpa arah yang jelas. Sambil menangis, dan berlari dengan lemah aku mengejar surat itu, dan berkata untuk tidak lagi menangis.
Bats... tiba-tiba saja ada seseorang yang melayang yang mengambil surat milikku. Aku sangat terkejut melihat orang itu, bagaimana bisa di terbang sementara dunia ini hancur, dan angin berhembus dengan dahsyat. Pakaian milik orang yang sedang melayang di udara itu juga terlihat aneh.
Aku tak peduli dengan penampakan aneh yang sedang kulihat saat ini. Aku tidak peduli orang seperti apa dia itu, aku harus pergi menghampirinya, dan mengambil kembali apa yang kumiliki. Lalu saat aku sudah dekat padanya, tiba-tiba saja dalam sekejap dia menghadap ku, dan itu membuatku sangat terkejut... karena orang aneh itu... adalah... kakakku!?.
Apakah ini akhir dari dunia ini? kehancuran terjadi dimana-mana dengan sangat dahsyat. Kematian, dan penderita terjadi dimana-mana, dan sedang dirasakan oleh banyak orang. Namun aku berbeda dengan spa yang mereka rasakan, aku merasakan sebaliknya dari apa yang mereka rasakan, yaitu rasa senang, dan kebahagiaan tanpa akhir.
Aku tertawa lepas hanya dengan melihat mereka menderita sama sepertiku. Itu sudah lebih dari cukup untuk membuatku merasa bahagia, sudah lama sekali aku tak merasakan kebahagiaan seperti ini... ah bukan... mungkin ini bisa dikatakan pertama kalinya aku bisa merasakan kebahagiaan yang belum pernah kurasakan sebelumnya.
Atau mungkin... hanya untukku bagiku ini hujan akhirnya dari dunia ini. Karena orang aneh yang sedang melayang di tengah badai mengerikan yang sedang kulihat ini adalah sosok yang berharga bagiku. Dia... adalah kakakku, jadi ini maksud dari surat yang kakak berikan padaku. Tentang sesuatu yang tak mungkin yang telah berhasil kakak ciptakan.
Yaitu dengan kehancuran dunia ini, ini cukup membuatku terkejut, sesuai dengan apa yang kakak tuliskan pada surat itu. Kakakku memang paling tahu tentangku, dia sudah menyiapkannya selama ini, hanya untuk membuatku tertawa bahagia saat ini, aku sangat berterima kasih pada kakakku.
"Kakak... terima kasih..." kataku dengan penuh haru menatap kakakku dengan berlinang air mata.
"Terima kasih? kakak? apa yang kau bicarakan wahai manusia rendahan?" tanya kakakku, sekilas aku melihat tatapan yang belum pernah kulihat dari kakakku. Tatapan kakakku saat ini sama persis dengan orang-orang yang sangat membenciku, mendengar kata-kata itu, dan tatapannya membuatku terkejut.
Tiba-tiba aku teringat kata-kata yang tertulis di surat itu, "Tapi yang paling kakak takutkan adalah diriku sendiri". Jadi ini yang dimaksud kakak, dia takut kalau kakak tak akan mengingat ku lagi karena apa yang kakak teliti itu adalah dirinya sendiri. Untuk membuat dirinya memiliki kemampuan super yang mustahil ada di dunia ini?.
Kalau begitu aku hanya perlu membuat kakak mengingatnya kembali kan, "Kakak cobalah ingat sesuatu... aku adalah orang yang paling berharga bagi kakak! aku adalah adik yang paling kakak sayangi" kataku dengan berharap kalau kakakku akan mengingatnya kembali.
Namun...
"Hahaha! dasar bodoh aku tidak memiliki orang yang berharga, dan orang yang ku sayangi. Lagi pula untuk apa aku memiliki orang rendahan sepertimu? dan kau bilang kau sangat berharga? hahahaha!" tawa kakak dengan keras hingga petir menyambar kemana-mana.
Ini tidak seperti apa yang kubayangkan... kupikir kakak akan mengingatnya kembali? apa mungkin... ada sesuatu yang lebih berharga, dan lebih di sayangi bagi kakak tanpa sepengetahuan ku?. Tidak... aku tidak boleh berpikir buruk kepada kakakku, mau bagaimana pun juga aku adalah sosok yang berharga baginya! aku percaya pada hal itu.
"Kak... bacalah surat yang sedang kau pegang itu..." kataku dengan berharap kalau kakakku akan mengingatku, karena mungkin itu adalah satu-satunya cara untuk mengingatkannya padaku. Tentang sesuatu yang berharga, dan rasa cinta yang mendalam.
Kemudian kakakku membuka surat itu, dan membacanya, aku sangat senang sekali, dan semakin berharap kalau kakakku akan segera mengingatku. Lalu begitu dia telah selesai membaca surat itu, dia langsung membawaku ke atas langit dengan sangat cepat.
Lalu dia tersenyum padaku, dan hatiku benar-benar sangat gembira saat itu, "Apa kau ingin melihat kehancuran dunia ini?" tanya kakakku sambil mengerahkan satu tangannya ke bawah.
"Ya!" jawabku dengan riang.
"Baiklah... saksikanlah kehancuran dunia ini..." kata kakakku. Lalu tiba-tiba saja ada lingkaran yang bercahaya yang perlahan-lahan mulai membesar dengan cepat, seperti sebuah lingkaran sihir dalam film-film. Kemudian begitu lingkaran sihir itu telah menyelimuti seluruh permukaan bumi... Duar!.
Ledakan yang sangat dahsyat terjadi, sampai-sampai membuat telingaku menjadi tuli, dan buta. Namun dengan kekuatan aneh yang kakak miliki, dia mengembalikan pendengaran, dan pengelihatan ku seperti semula sehingga aku dapat mendengar, dan melihat kembali. Seluruh dunia yang telah meledak itu menjadi rata tanpa sisa kehidupan sedikit pun.
"Indah bukan?" kata kakakku dengan tersenyum lebar padaku. Senyuman ini... terasa sangat menenangkan hatiku.
"Ya, sangat indah... ayo lakukan sesuatu yang lebih indah lagi kak" kataku dengan penuh semangat.
"Oh... kau mau melihatnya?" tanya kakakku.
"Tentu saja kak!" jawabku dengan girang.
"Baiklah..."
Eh!?... kenapa aku melayang? dan semakin lama aku semakin jauh dari kakakku!? sebenarnya apa yang terjadi barusan. Bukankah kakak tadi bilang akan menunjukkan sesuatu yang lebih indah? tapi... apa-apaan ini? mengapa kakak melepaskan ku, hingga aku terjun bebas ke bawah dengan semakin cepat.
"Kau pikir manusia rendahan sepertimu bisa membohongiku? hahahaha! kakak apanya? orang berharga? orang yang paling ku sayangi? omong kosong" kata kakakku dari kejauhan yang suaranya terdengar olehku. Mungkin menggunakan kekuatan yang kakak miliki, atau semacamnya.
Namun di tengah terjun bebas itu, aku hanya bisa tersenyum kepada kakakku sambil meneteskan air mata. Ternyata inilah akhir dari kehidupan ku, menjadi makhluk hidup yang terakhir mati di kehancuran dunia ini. Pada akhirnya aku tak bisa membuat kakakku mengingatku kembali, dan entah kenapa aku tiba-tiba teringat kata-kata yang berisi omong kosong yang tertulis di surat itu.
Tentang manusia yang akan bereinkarnasi, aku malah menjadi semakin mempercayai omong kosong itu. Haha lucu sekali diriku... aku malah jadi berharap kalau aku yang akan bereinkarnasi kembali, dan membuat kakakku mengingat kembali tentang diriku. Namun itu sudah tidak mungkin, karena tidak ada manusia lagi yang hidup selain kakak di dunia ini.
Crak! brak!... seluruh tubuhku hancur lebur, dan terpisah berserakan. Penuh darah yang menyebar dimana-mana, inilah akhir dari hidup yang menyedihkan ini. Toh sejak awal aku sudah terlahir hidup menyedihkan, sudah pasti sepanjang hidupku pasti akan terasa menyedihkan, begitu juga dengan akhir dari hidupku. Aneh sekali kalau aku merasa di akhir hidupku akan terasa membahagiakan.
Sejak awal itu tidak akan mungkin terjadi kepada orang sepertiku. Orang yang terlahir, dan hidup dengan sangat menyedihkan pasti akan tetap merasa menyedihkan selama hidupnya. Itulah diriku, bodoh sekali selama aku hidup kalau aku akan pernah merasa bahagia walau hanya sekejap mata.
...*****...
Berjuta-juta tahun setelahnya... dunia yang rata dengan tanah ini kedatangan badai yang sangat dahsyat, yang membuat dunia ini memiliki lautan, dan perairan yang merata ke seluruh permukaan bumi. Yang membuat hijau-hijau daun bertumbuh kembali, dan mulai menutupi tanah yang gersang itu.
Lalu hewan-hewan kecil mulai bermunculan di daratan, dan di lautan dengan damai. Tak lama setelahnya hewan-hewan besar juga mulai tercipta, dunia yang hancur berjuta-juta tahun kemudian itu telah hidup kembali dengan sangat sempurna. Namun masih belum cukup untuk sempurna karena belum ada spesies makhluk yang dapat mengelola dunia ini.
Lalu beberapa lama kemudian organisme sel tunggal mulai menciptakan spesies baru lagi. Spesies itu di beri nama oleh seorang dewa yang menjaga kedamaian dunia itu dengan nama Leonis, itu adalah sebutan untuk bangsa manusia kucing. Manusia yang memiliki kemampuan seperti kucing, dan memiliki ekor serta telinga kucing.
Tak hanya bangsa manusia kucing saja yang tercipta sebagai awal mula kehidupan baru, ada juga bangsa elf, iblis, dan masih banyak lagi yang mulai bertumbuhan. Mereka semua di sebut sebagai manusia baru oleh dewa yang memiliki dunia ini, dan kami para manusia baru menyembah dewa itu.
Setiap 1 tahun sekali ada perayaan untuk semua ras berkumpul. Semua ras ini berkumpul bukan atas keinginan mereka sendiri, akan tetapi ini keinginan dewa itu sendiri. Karena semua ras yang menyebar di seluruh dunia ini saling membenci satu sama lain, karena kami tidak cocok.
Tapi demi perayaan untuk setiap tahunnya yang diadakan oleh dewa kami. Kami terpaksa untuk berdamai satu sama lain, meskipun kami saling membenci satu sama lain. Setidaknya kami tidak menyebabkan keributan, seperti peperangan antar ras lainnya. Inilah awal mula terciptanya kehidupan baru di dunia yang telah hancur berjuta-juta tahun lamanya.
Bumi menjadi lebih terurus jika dibandingkan dengan manusia lama. Ini adalah cerita yang diceritakan oleh dewa kami setiap tahunnya, dia selalu menceritakan tentang kehidupan sebelum munculnya kehidupan kami sebagai manusia baru yang menghuni dunia ini. Namun dewa itu tak memberitahu kepada kami seperti apa wujud manusia lama itu.
Dewa itu hanya menceritakan kalau manusia lama sangatlah buruk, mereka suka sekali mengacau, dan menyiksa dunia ini. Mereka semua sangat rakus akan dunia ini, sehingga dewa kami menghancurkan kehidupan manusia lama dalam sekejap dengan ledakan yang sangat dahsyat.
Semua ras terdiam di saat dewa itu menceritakan kisah manusia lama. Mereka mendengarkannya dengan tenang, dan mata mereka berbinar-binar karena hanya setiap satu tahun sekali saja dapat melihat dewa kami. Setelah hari itu berakhir, dalam sekejap mata dewa itu menghilang dari pandangan kami.
Dewa kami juga menceritakan kehidupan baru untuk manusia baru sangat berbeda dengan yang dulu. Manusia lama menciptakan sesuatu yang sangat hebat yang disebut sebagai teknologi, namun manusia baru menciptakan ilmu sihir, dan kekuatan lainnya.
Kami para manusia baru tidak mengerti dengan apa yang dimaksud teknologi. Karena ini masih dalam masa manusia baru, masih banyak tempat yang belum di pijak di dunia ini. Jumlahnya kami masih terbilang sangat sedikit jika di bandingkan dengan manusia lama kata dewa kami.
Namun kurasa dunia baru ini tidaklah buruk, aku terlahir sebagai ras Leonis di kehidupan baru ini. Meski aku tak tahu bagaimana kehidupan manusia lama, entah kenapa aku merasa kalau aku sangat senang sekali karena terlahir di kehidupan manusia baru.
Inilah awal mula kehidupan baru di dunia yang baru...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!