NovelToon NovelToon

Married With You [MARZEL]

[1]. Telat

07:02

Seorang gadis dengan seragam putih abu-abu yang melekat di tubuhnya mulai melangkahkan kakinya dengan terburu-buru agar bisa masuk kelas sebelum bel berbunyi.

Leta Nayara Zelia atau lebih di kenal dengan panggilan Zelia, gadis itu berdecak sebal saat sampai di halaman sekolahnya ternyata sudah terlambat. Dia meluruhkan pundaknya sembari berjalan dengan gontai mendekati perkumpulan anak-anak yang terlambat.

"ZELIA!"

Zelia memutar bola matanya dengan malas, guru yang memanggil namanya itu mendekatinya dengan tatapan tajam.

"Mau sampai kapan kamu terus-terusan kaya gini?"marah sang guru yang bernama Sinta.

"Maaf, Bu,"gumam Zelia dengan malas.

Terlihat jelas bahwa Bu Sinta berkali-kali menghembuskan nafas gusar, dia benar-benar emosi menghadapi muridnya yang satu ini.

Tanpa aba-aba dia berjalan menjauhi Zelia yang membuat gadis itu menghela nafas lega.

"SEMUA BARIS DENGAN RAPI!"komando Marvel sang ketua osis dengan tatapan datarnya.

Semua siswa-siswi yang terlambat pun dengan sigap langsung merapikan barisannya masing-masing.

"Ta, bantu catat nama-nama mereka,"perintah Marvel menatap Janeta yang merupakan wakil osis.

Janeta yang di suruh pun langsung melaksanakan tugasnya, dia mulai keliling menanyai satu-persatu nama murid-murid yang telat untuk di masukan ke daftar hitam.

Marvel pun sama dia ikut membantu untuk mencatat nama-nama siswa-siswi yang hobi terlambat.

Matanya menajam saat menatap gadis yang ada di hadapannya."Ngapain?"tanyanya.

Zelia yang tak mengerti dengan pertanyaan Marvel pun mengerutkan keningnya."Apanya?"

"Telat?"

Zelia memutar bola matanya malas, memang berbicara dengan Marvel membutuhkan kesabaran yang sangat ekstra. Karena lelaki itu jika bicara hanya setengah-setengah.

"Iya, gue suka di hukum,"jawab Zelia santai.

"Ikut gue,"titah Marvel.

"Gak, gue gak mau ngikut orang yang sesat."

"Ta, lanjutin ya gue mau ngurus bocah satu ini,"ucap Marvel yang di angguki oleh Janeta.

Marvel tak mempedulikan ucapan Zelia dia justru menarik lengan gadis itu dan membawanya untuk menjauhi halaman sekolahnya.

Zelia mendengus pelan saat ternyata Marvel membawa dirinya ke lapangan."Mau ngapain?"

"Keliling lapangan 20 kali."

Zelia melotot tajam."Lo gila?"

"Gak peduli."

"Dasar manusia tak berperasaan,"gerutu Zelia seraya mulai berlari memutari lapangan.

Marvel mendudukkan bokongnya di kursi yang terletak di pinggiran lapangan, laki-laki itu terus mengawasi Zelia yang sedang memutari lapangan.

"VEL, UDAH YA. LO GAK KASIAN SAMA GUE?"

Zelia mendekati lelaki itu."Udah ya? Gue capek gila!"

Marvel menyilangkan kedua tangannya di depan dada."Berapa putaran?"

"15 putaran, udah ya?"

"Gak, gue minta 20."

"Ck, dasar manusia iblis."Zelia kembali berlari melakukan hukumannya.

"Vel, yang lain udah selesai kok Zelia belom?"tanya Janeta yang baru saja tiba.

Marvel menolehkan kepalanya menatap gadis yang sedang berdiri di sampingnya."Lo ke kelas aja, dia urusan gue."

"Yaudah, gue duluan ya."

Setelah kepergian Janeta Marvel kembali mengfokuskan pandangannya kepada gadis yang sedang berlari mendekatinya dengan nafas tak beraturan.

Zelia mendudukkan bokongnya di samping Marvel."Cowok gila,"gumam Zelia seraya meminum air dingin yang dia bawa.

Marvel melirik Zelia tajam,"Gue denger!"

Zelia tak mempedulikan gumaman Marvel, dia memilih bangkit dari kursinya seraya berniat meraih ranselnya yang berada di samping Marvel.

"Siapa yang nyuruh ngambil tas?"

"Dih, gue kan udah selesai. Jadi siniin tas gue,"pinta Zelia.

"Gak, hukuman lo belom selesai."

"Apa lagi?"

"Bersihin kamar mandi cowok sama cewek, gak ada bantahan,"perintah Marvel."Jangan berpikir buat bohong. Gue punya mata-mata,"lanjut Marvel seraya berjalan pergi meninggalkan lapangan.

Zelia menatap punggung Marvel dengan kesal, lelaki itu dengan kurang ajarnya menghukum dirinya dengan sangat-sangat kejam.

"Sumpah gue benci banget sama lo!"Zelia meraih tasnya dengan kasar lalu segera berjalan ke kamar mandi untuk melaksanakan hukuman kedua.

...•••...

"Telat lagi?"tanya Gea saat melihat Zelia yang baru saja memasuki kelasnya setelah bel istirahat berbunyi.

Zelia dengan kasar langsung menghempaskan tubuhnya ke kursi kayu miliknya."Gue di hukum sama Abang lo yang gak punya akhlak!"

"Marvel, Zel?"tanya Fara.

"Ya iyalah, Far. Emang Gea punya Abang berapa?"sahut Liora.

"Tau tu, Fara,"cerca Kara.

"Lo si telat mulu, Zel."

Zelia yang mendengar ucapan Gea pun semakin kesal."Bacot kalian semua."

"Udah, jangan ribut. Ke kantin aja yok?"ajak Fara yang mendapat anggukan dari teman-temannya.

"Zel, ayok?"

"Duluan. Gue nyusul,"sahut Zelia yang masih sibuk dengan ponselnya.

Akhirnya Gea dan yang lainnya pun berjalan keluar kelas. Sebenarnya bel istirahat sudah berbunyi dari 15 menit yang lalu, tetapi berhubung di sekolahnya memberi waktu istirahat selama 45 menit membuat mereka semua santai saat istirahat.

Zelia meletakan kembali ponselnya kedalam baju seragamnya, dia beranjak dari kursinya dan segera pergi keluar kelas untuk ke kantin.

Sesampainya di kantin gadis itu langsung memesan makanan, dia yang melihat keberadaan teman-temannya pun memutar bola matanya malas.

Dengan ogah-ogahan Zelia mendekati meja Gea yang bersatu dengan geng Marvel."Ge, Atm gue yang kemaren mana?"ucap Zelia membuat semua insan yang ada di sana langsung mengalihkan pandangannya kecuali Marvel.

"Wah Neng Zelia, tambah cantik aja lo,"puji Danil.

"Tadi di hukum ya Zel sama Pak Ketos?"tanya Kenzo.

Zelia sama sekali tak menanggapi ucapan teman-teman Marvel, dia masih fokus kepada Gea untuk meminta atmnya yang kemaren di titipkan kepada Gea.

Gea menarik tangan Zelia pelan membuat gadis itu terduduk di sampingnya."Atm lo di ambil Bang Marvel,"bisik Gea.

"APA?"pekik Zelia terkejut, hal itu membuat semua isi kantin menatap Zelia dengan jengah.

"Berisik!"gumam Marvel.

Zelia yang kesal langsung mendekati Marvel. Gadis itu menyodorkan tangannya bermaksud meminta atm miliknya yang ada di Marvel.

Lelaki itu mendongakkan kepalanya seraya mengangkat sebelah alisnya.

Zelia mendengus sebal."Atm gue."

"Ouh,"jawab Marvel kembali fokus ke ponselnya.

"HEH! Ah oh ah oh, sini atm gue!"

"Gak!"

"Vel, gue laper jangan bikin emosi,"keluh Zelia dengan tatapan lelahnya.

"Yaelah Vel, lo udah kaya suami yang gak nafkahi istri aja,"celetuk Kenzo yang mengundang gelak tawa teman-temannya.

"Kasian istri lo minta uang, Vel,"timpal Kara seraya terkekeh.

"Istri-istri pala lo!"kesal Zelia.

"Butuh berapa?"tanya Marvel yang semakin membuat Zelia geram.

"Dih, gue minta atm milik gue bukan minta uang lo,"ketus Zelia.

"Atm lo di rumah,"sahut Marvel. Lelaki itu merogoh saku celananya seraya mengeluarkan dompetnya.

"Pake ini dulu,"titah Marvel seraya menyerahkan atm miliknya.

Dengan kasar Zelia langsung merampas atm itu. Sembari menggerutu Zelia berjalan menghampiri warung Mbok Yem untuk membeli batagor.

Zelia kembali dengan nampan berisi juz jambu dan batagor di tangannya. Gadis itu langsung duduk di kursi kosong yang tepat berada di samping Marvel, sebenarnya dia sedikit malas tetapi memang cuma kursi itu yang tersisa.

Zelia tanpa banyak bicara langsung menyantap makanannya. Dia sama sekali tidak mempedulikan keberadaan teman-temannya.

"Pelan-pelan,"tegur Marvel membuat Zelia langsung menghentikan kunyahannya.

"Yeee, Marvel ma diem-diem perhatian,"ledek Rendra yang langsung mendapat tatapan tajam dari Marvel.

Semuanya tertawa karena memang mereka paling suka menggoda Marvel dan Zelia yang selalu bertengkar jika bertemu.

Sedari tadi semuanya sudah asik berbincang-bincang membahas hal-hal yang sama sekali tak penting, kecuali satu orang.

Alden, lelaki itu sedari tadi hanya diam, bahkan belum mengeluarkan suaranya sama sekali. Tatapan datarnya terus tertuju kepada gadis yang duduk tepat di hadapannya. Gadis itu adalah Liora.

"Yang cuma diem aja juga ada,"sindir Gea membuat semua mata langsung tertuju kepada Alden.

"Tau lo, Al. Udah kaya orang sakit gigi aja,"cletuk Kenzo.

"Bacot."Begitulah Alden, sekali bicara sangat membagongkan.

"Yang di perhatiin dari tadi juga gak peka-peka,"ucap Fara berniat menyindir Liora yang duduk di sampingnya.

"Gimana mau baikan, yang satu cuek yang satu gak pekaan. Kalo marahan yang gitu diem-diem aja,"timpal Danil.

"Udah?"tanya Marvel dengan tatapan tajamnya membuat mereka yang sedang tertawa langsung bungkam.

"Bener kata Alden, kalian semua bacottt,"ucap Zelia yang sudah menghabiskan makanannya.

"Lo juga suka ngebacot, Zel."

"Jawab lagi,"kesal Zelia menatap Danil tajam.

Zelia tak menyadari bahwa sedari tadi Marvel terus memperhatikannya. Pemandangan itu sedari tadi tak pernah lepas dari seorang gadis yang duduk tak jauh dari Zelia, menatap mereka berdua dengan tatapan tak suka.

Gue bakal bikin kalian berdua saling benci. gumam wanita itu di dalam hati.

...Tbc...

[2]. Di Hukum

Dengan seragam putih abu-abu yang melekat di tubuhnya, lalu tas yang bertengger di bahunya. Zelia mulai menuruni satu persatu anak tangga berjalan menuju meja makan yang sudah di isi dengan anggota keluarganya.

"Sayang, kok bajunya gak di masukin?"tegur Nia —Mama Zelia, saat melihat Zelia duduk di hadapannya.

"Nanti, Ma."

"Kemaren telat lagi?"tanya Gino—Papa Zelia.

Zelia memutar bola matanya malas."Marvel ngadu?"

"Bukan Marvel, Abang yang bilang Mama Papa,"sahut Jordan—Abang Zelia.

Zelia menolehkan kepalanya menatap Jordan yang duduk di sampingnya."Pasti Abang di kasih tau Marvel, kan?"

"Ya dia gak salah. Emang Abang minta dia buat mata-matain kamu,"ungkap Jordan.

"Bang ak—"

"Udah dewasa? Kalo udah dewasa harusnya kamu bisa lebih disiplin dong, Zel."Jordan memotong ucapan Zelia.

"Udah udah, kok berantem si. Jadi makan, gak?"tegur Clara—Kakak Zelia, menengahi yang sedari tadi hanya diam.

"Bang Jor—"

"Zelia udah!"tegur Gino membuat Zelia langsung bungkam.

Pada akhirnya meja makan kembali hening, mereka memulai sarapannya tanpa berbicara.

Clara yang sudah menyelesaikan sarapannya pun bangkit dari kursinya membuat Zelia ikut bangkit.

"Zel, kamu bareng Marvel, ya. Kakak buru-buru soalnya. Jadi gak bisa nganterin kamu,"ujar Clara membuat Zelia menghela nafas pelan.

Zelia menatap Jordan yang masih sibuk dengan sarapannya."Bang Jor—"

"Abang gak bisa. Lagian tadi Papa udah bilang sama Marvel,"sela Jordan yang tau isi otak Zelia.

Zelia meluruhkan pundaknya."Ngeselin semua!"gerutu Zelia seraya mulai menyalami tangan kedua orang tuanya dan Jordan.

Dengan kesal Zelia berjalan keluar rumah. Gadis itu berjalan keluar gerbang menghampiri rumah Marvel yang tepat berada di samping rumahnya.

Setelah masuk pekarangan rumah Marvel, Zelia langsung berjalan masuk ke dalam.

"Pagi Bun, Yah."Zelia berjalan menghampiri keluarga yang sedang sarapan.

"Pagi, sayang. Udah sarapan?"tanya Lia (Mama Marvel dan Gea).

"Udah, Bun. Marvel mana?"

"Masih di kamar, Zel,"sahut Gea yang sedang sarapan.

"Iya, Zel. Samperin aja sana. Tadi pagi Papa kamu bilang kalian mau bareng, kan?"timpal Juan (Papa Marvel dan Gea).

Zelia mengangguk pelan seraya mulai berjalan menjauhi ruang makan. Gadis itu mulai menaiki tangga untuk pergi ke kamar Marvel.

Saat sampai di depan kamar itu Zelia langsung memegang gagang pintu berniat membukanya, tetapi dia terkejut saat pintu sudah terbuka lebih dahulu.

Marvel menaikkan sebelah alisnya saat melihat Zelia berdiri di depan pintu kamarnya."Ngapain?"

"Papa nyuruh gu—"

"Ngapain di depan kamar?"potong Marvel.

Zelia berdecak kesal, memang Marvel paling suka memotong ucapannya."Kata Ayah suruh nyamperin ke kamar."

"Ck, alesan!"decak Marvel seraya berjalan meninggalkan Zelia.

"Dih, lempeng banget,"gerutu Zelia seraya mengikuti langkah Marvel.

"Bun, Marvel berangkat dulu,"pamit Marvel seraya mulai menyalami tangan Lia diikuti Zelia.

"Gea mana, Bun?"tanya Zelia setelah menyalami tangan Bundanya.

"Udah berangkat sama Ayah,"sahut Lia membuat Zelia menganggukan kepalanya.

"Duluan, Bun,"pamit Zelia di angguki oleh Bundanya saat melihat Marvel berjalan meninggalkannya.

Marvel menyerahkan helm kepada Zelia yang langsung di terima oleh gadis itu.

Setelah memasang helmnya Zelia langsung naik ke atas motor besar milik Marvel. Gadis itu menarik sedikit roknya saat merasa pahanya terlalu terekspos.

Marvel yang menyadari itu langsung menyodorkan jaket yang baru saja di ambil dari dalam tasnya kepada Zelia."Pake,"titah Marvel.

Zelia langsung menerimanya dan memasangnya di atas pahanya."Makasih,"ucap Zelia.

Marvel langsung menghidupkan mesin motornya lalu mulai melajukannya meninggalkan pekarangan rumahnya menuju sekolah.

Setelah menempuh perjalanan hampir 25 menit, akhirnya motor yang Marvel kendarai berhenti di parkiran SMA Taruna Nusantara yang terlihat sudah ramai.

Zelia langsung turun seraya melepaskan helmnya.

"Wow, ada yang bareng lagi, ni,"ucap Danil yang baru saja sampai dengan teman-temannya.

Zelia memutar bola matanya malas."Nih, gue ke kelas,"ucap Zelia setelah memberikan helmnya kepada Marvel.

"Baju nya."Marvel menatap tajam gadis yang berdiri di depannya, pasalnya baju gadis itu sengaja di biarkan keluar dari roknya.

Zelia langsung menganggukkan kepalanya."Nanti di toilet."Setelah itu dia langsung berjalan meninggalkan parkiran.

"Kalian masuk,"titah Marvel kepada teman-temannya.

"Siap, Pak Bos,"sahut Kenzo seraya mulai berjalan menuju ke kelasnya bersama teman-temannya.

Sedangkan Marvel, lelaki itu melangkahkan kakinya menuju ruangan osis. Berhubung dia ketua osis jadi setiap pagi akan memimpin tim organisasi untuk memeriksa kedisiplinan siswa-siswi di sekolahnya.

...•••...

"YA AMPUN ZELIA! IBU TU CAPEK LAMA-LAMA SAMA KAMU YA!"pekik Bu Atut marah.

Hal itu membuat anak-anak yang ada di dalam kelas langsung menutup kedua telinganya. Mereka semua menatap Zelia malas.

"Maaf, Bu. Semalem ketiduran."Memang Zelia semalam tidak sempat mengerjakan tugasnya karena ketiduran.

Bu Atut menghela nafas pelan. Dia semakin menajamkan tatapannya."Keluar! Kamu berdiri di depan tiang bendera sampai jam pelajaran saya selesai,"titah Bu Atut tak terbantahkan.

Sedangkan teman-teman Zelia hanya bisa diam. Mereka tidak berani jika berurusan dengan Bu Atut yang terkenal paling galak di sekolah ini.

Zelia memutar bola matanya malas. Gadis itu beranjak dari kursinya dan berlalu keluar kelas begitu saja seakan-akan tidak ada guru di hadapannya.

Zelia berdiri dengan malas di depan tiang bendera, gadis itu menundukkan kepalanya seraya meletakkan tangannya di samping pelipisnya untuk hormat. Karena cahaya matahari yang sangat pekat membuat Zelia terus menundukkan kepalanya.

"Masuk!"

Zelia mendongakkan kepalanya saat mendengar suara seseorang. Begitu melihat Marvel yang berdiri di hadapannya Zelia langsung menghela nafas malas.

"Masuk,"titah Marvel lagi, jangan lupakan tatapannya yang selalu datar dan tajam.

"Gak, gue salah jadi harus nyelesain hukumannya,"jawab Zelia.

Marvel berdecak pelan."Gue ketua osis disini."

"Terus?"

"Masuk, gue bilang masuk!"

"Gak, nanti Bu Atut marah."

"Guru ada rapat. Jadi murid-murid di pulangin,"jelas Marvel lalu berjalan pergi meninggalkan Zelia.

Zelia yang melihat Marvel pergi pun langsung berlari meninggalkan halaman sekolahnya. Gadis itu langsung segera menuju ke kelasnya.

"WOY ZEL, LO GAK MAU PULANG?"teriak Gea dari kursinya saat melihat Zelia baru memasuki kelasnya.

Zelia berjalan mendekati kursinya."Pulang cepet, ni?"tanya Zelia.

"Iya, Zel. Kita duluan ya gaes,"pamit Liora dan Kara.

"Hati-hati kalian,"jawab Gea di angguki Liora dan Kara yang sudah berjalan keluar kelas.

"Far, lo mau bareng, gak?"tanya Gea.

"Gak, gue di jemput, kok. Gue duluan ya,"pamit Fara. Setelah mendapat jawaban dari Gea dan Zelia gadis itu langsung berjalan meninggalkan kelasnya.

Zelia dan Gea berjalan keluar kelas."Zel, lo sama Bang Marvel, kan?"tanya Gea.

Zelia hanya menganggukkan kepalanya pelan.

"Gue duluan ya, soalnya naik taksi."

"Jangan dong, kenapa gak minta tolong sama Rendra aja,"ujar Zelia menahan lengan Gea.

"Eh, itu mereka."Zelia menunjuk gerombolan cowok yang sedang berjalan di arah yang berlawanan, mereka adalah Marvel dan teman-temannya.

"Bang, pesenin taksi,"pinta Gea saat sudah berhadapan dengan Marvel.

Marvel menolehkan kepalanya."Ren, tolong anterin adek gue, ya,"pinta Marvel yang langsung di angguki Rendra.

"Sama Rendra aja,"lanjut Marvel membuat Gea langsung menganggukkan kepalanya.

"Gue sama lo, kan?"tanya Zelia menatap Marvel.

Marvel mengedikan bahunya acuh. Hal itu membuat Zelia mencebikan bibirnya kesal.

"Sama gue aja, Zel. Kalo Marvel gak mau,"tawar Danil.

Marvel langsung menatap Danil tajam. Tanpa aba-aba dia langsung menarik lengan Zelia membawanya ke parkiran. Teman-temannya pun mengikuti dari belakangnya.

"Yee, makanya jangan kaya gitu, Bos. Di gandeng pula,"goda Kenzo membuat teman-temannya tertawa.

"Sekarang gitu. Nanti lama-lama juga cinta,"timpal Danil.

Akhirnya mereka semua memutuskan untuk pulang ke rumahnya masing-masing.

...•••...

Hai kakak², siapapun yang udah baca karya aku makasih banyakkk:) Terus dukung karya aku ya, dengan cara like dan komen setiap babnya 💚

[3]. Nginep

Malam yang gelap menemani dua gadis yang sedang asik berbincang-bincang, di dalam ruangan yang di dekorasi dengan warna serba hitam namun tetap terlihat aesthetik. Dengan dinding-dinding dan langit-langit kamar yang di penuhi dengan lukisan karya pemilik kamar itu sendiri, Gea.

"Ge, Abang lo ke mana, si? Udah malem gini belom pulang,"tanya Zelia yang sedang tiduran di ranjang milik Gea.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam tetapi Zelia masih belum beranjak dari rumah Gea, karena memang biasanya pun seperti itu. Lagi pula rumah mereka saling bersampingan.

"Gak tau, paling di markas."

Zelia langsung terduduk dengan tatapan yang menyorot tajam kepada Gea."Gimana kalo kita samperin?"

"Gila lo! Mau di marahin Bang Marvel?"

"Ck, ya gimana? Nanti kalo dia kenapa-napa, gimana?"

Gea menyipitkan matanya curiga."Zel, lo gak lagi khawatir, kan?"

"Apa sih! Eng-enggak lah,"jawab Zelia sedikit gugup.

"Nanti kalo Bunda tau, gimana?"lanjut Zelia.

"Bunda sama Ayah aja di luar kota, mereka gak akan tau."

"Tapi gue penasaran,"ujar Zelia.

Gadis itu beranjak dari ranjang dan langsung menarik tangan Gea.

"Kemana?"

"Ke markas Marvel."

"Zel, nant—"

"Jangan takut, bilang aja gue yang ngajak,"potong Zelia membuat Gea pada akhirnya hanya mengangguk setuju.

"Gue udah pesen taksi di depan,"lanjut Zelia. Akhirnya mereka berdua langsung pergi ke markas Marvel.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit lebih, pada akhirnya taksi yang mereka tumpangi berhenti tepat di depan gedung tua yang merupakan markas Marvel.

Zelia dan Gea langsung berjalan masuk ke dalam dan seketika pemandangan yang pertama mereka lihat adalah beberapa motor besar yang terparkir di depannya.

"MARVEL!"pekik Zelia mengundang semua tatapan mata para teman-teman Marvel langsung menatapnya.

"Ck, dasar batu!"decak Marvel saat melihat kedatangan Zelia bersama adiknya.

Marvel bangkit dari kursinya menghampiri dua gadis yang sedang berdiri di depan pintu masuk."Siapa yang nyuruh kesini?"tanya Marvel dingin.

"Gue!"jawab Zelia cepat."Muka lo kenapa?"

"Pulang,"titah Marvel tak mempedulikan pertanyaan Zelia.

"Zel, ayo pulang aja,"ajak Gea yang takut dengan tatapan tajam Marvel.

Marvel berjalan mendekati kursi yang tadi dia duduki lalu meraih jaket dan ponselnya."Ren, anterin adek gue, ya,"pinta Marvel yang di setujui oleh Rendra.

"Lo pulang sama Rendra,"ucap Marvel kepada Gea, lalu segera menarik lengan Zelia untuk mengikutinya.

"Lo berantem, ya?"tanya Zelia seraya menatap Marvel yang sedang memasang helmnya.

Marvel tak mempedulikan pertanyaan Zelia."Naik,"titah Marvel membuat Zelia langsung menurut.

Akhirnya motor yang Marvel kendarai berjalan keluar gerbang markasnya. Lelaki itu melajukan motornya dengan sedikit kencang membuat Zelia langsung melingkarkan kedua tangannya di pinggang Marvel.

Zelia masih terdiam, di sepanjang jalan tidak ada yang mengeluarkan suaranya masing-masing.

Marvel menghentikan motornya tepat di garasi rumahnya. Setelah mematikan mesinnya lelaki itu langsung turun dan melepaskan helmnya.

Marvel mengerutkan keningnya saat melihat Zelia masih terduduk di motornya."Kenapa?"

"Lo berantem?"tanya Zelia, pasalnya banyak sekali bekas luka pukulan di wajah lelaki itu.

"Bukan urusan lo!"

"Dih, di tanyain juga."

"Pulang,"titah Marvel mengusir Zelia.

"Gak mau!"

"Mau di marahin Bang Jordan?"

Zelia mengedikan bahunya tak peduli."Tadi udah izin mau nginep."

"Gak!"

"Apa si, orang gue mau nemenin Gea juga."

Marvel menghela nafas pelan."Turun, masuk udah malem."

"Nanti, nunggu Gea."

Mendengar bantahan Zelia membuat Marvel menjadi geram. Lelaki itu dengan gerakan cepat langsung mengangkat tubuh Zelia seperti sedang membawa karung dan membawanya masuk.

"Marvel! Turunin."

"Vel, ihhhh Bundaaaaa!"pekik Zelia.

Bugh....

Marvel melemparkan tubuh Zelia dengan kasar ke sofa membuat gadis itu memekik terkejut.

Marvel langsung menjatuhkan tubuhnya dengan kasar di samping Zelia. Dia mengeluarkan ponselnya dan langsung memainkannya.

Zelia yang kesal pun terus-terusan menggerutu. Karena gabut dia menggunakan kakinya untuk menendang-nendang paha Marvel yang sedang sibuk dengan ponselnya.

"Zel!"geram Marvel, gadis itu memang sangat suka membuat dirinya darah tinggi.

"Apa?"jawab Zelia dengan santainya tanpa menghentikan aksinya yang menendang-nendang paha Marvel.

Marvel menolehkan kepalanya menatap Zelia tajam."Diem!"

"Gue dari tad—"

"Kaki lo!"

Dengan spontan Zelia langsung menarik kakinya."Sorry, gue gabut."

"Gila,"gumam Marvel.

Zelia yang mendengar itu pun hanya mengerucutkan bibirnya sebal. Memang Marvel jarang bicara tetapi sekali bicara bisa menusuk hati.

Gadis itu beralih menatap ke arah pintu saat mendengar suara derap langkah kaki yang mendekat, ternyata Gea.

"Jadi nginep?"tanya Gea yang melihat Zelia ternyata masih di rumahnya.

Zelia mengangguk pelan."Jadi,"jawab Zelia.

"Yaudah, ayo ke kamar,"ajak Gea di angguki Zelia.

Gea terlebih dahulu berjalan ke kamarnya yang berada di lantai dua. Zelia pun yang tak ingin berlama-lama dengan Marvel akhirnya memutuskan untuk menyusul Gea ke kamar.

"Gila, tapi cantik."

...•••...

Zelia membuka matanya saat tiba-tiba tenggorokannya terasa kering. Gadis itu melirik Gea yang masih tidur di sampingnya dengan pulas. Karena tidak ingin menganggu akhirnya Zelia memilih untuk ke dapur seorang diri.

Gadis itu menatap sekelilingnya yang gelap dan mencoba mencari-cari saklar.

Ceklek

Begitu lampu menyala Maura di kejutkan dengan keberadaan Marvel yang tertidur di sofa ruang tamu sembari meringkuk kedinginan.

"Ck, kebiasaan banget. Kaya gak punya kamar aja,"gumam Zelia seraya berjalan ke kamar ruang tamu untuk mengambilkan selimut buat Marvel.

Zelia membawa selimut di tangannya ke tubuh Marvel, menutupinya sampai sebatas dada lelaki itu.

Di saat sedang terpejam seperti ini wajah Marvel terlihat lebih tampan dari biasanya. Bahkan wajah dingin dan datarnya tidak terlihat yang ada hanya wajah damai.

"Ganteng si tap—"

"Ngapain?"

Zelia mendelik kaget bahkan tak melanjutkan ucapannya saat tiba-tiba Marvel membuka matanya.

"Eng-enggak, gue mau minum."Dengan terbirit-birit Zelia langsung berlari ke dapur untuk menyelesaikan tujuannya tadi.

Zelia memegang dadanya yang berdetak tak karuan. Dia benar-benar kaget takut-takut Marvel mendengar ucapannya tadi.

"Ck, jangan dipikirin, Zel,"tegur Zelia pada dirinya sendiri seraya berjalan menaiki tangga tanpa menoleh ke arah Marvel yang masih mengamati dirinya.

Marvel menatap selimut yang membungkus tubuhnya dan seketika senyuman manis sedikit terbit di bibirnya. Ingat! Sedikit ya.

Marvel langsung beranjak dari sofa dan ikut menaiki tangga untuk pergi ke kamarnya. Tadi saat sedang bermain game sepertinya dia ketiduran di sofa.

Tetapi sebenarnya saat Zelia menyalakan lampu Marvel sudah terbangun, hanya saja enggan membuka mata sampai pada akhirnya menyadari pergerakan Zelia yang memberikan selimut di tubuhnya.

Bahkan Marvel sadar Zelia sempat mengamati wajahnya beberapa menit sebelum terkejut dengan ucapannya.

Sesampainya di kamar Marvel langsung menjatuhkan tubuhnya di ranjang dan seketika langsung terlelap.

...•••...

Jangan lupa like dan komennya kakak:) Biar lebih semangat nulis bab selanjutnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!