Setelah mengadakan pergelaran wayang kulit tujuh malam... Gus Hanan di kenal oleh warga Desa Gumuk sebagai Gus majedub atau Gus yang nyeleneh dari keluarga pondok pesantren Spombok.
Bahkan nama Gus Hanan remaja sering menjadi perbincangan di kabupaten Nganjuk Jawa Timur.
Bahkan wajah Gus Hanan terpampang di beberapa majalah Nasional juga koran - koran daerah.
Cara berdakwah Gus Hanan sangat unik dan di terima oleh masyarakat luas. Gus Hanan berdakwah dengan melakukan pendekatan dan melalui ilmu kekeramatan yang di warisi oleh Mbah Wali Kukun.
Lain dengan Panji Kakaknya juga Pakdhe - Pakdhe nya yang menjadi kyai mengajar kitab di pondok pesantren.
*****
Siang itu Gus Hanan memarkir motornya di depan warung nasi pecel yang terlihat sepi di pinggir jalan raya. Setelah duduk,
"Buk beli nasi pecel nya sama kopi ya."
"Alhamdulillah...
Gus Hanan makan disini. Barokallah...
Iya Gus..."
"Dari mana Gus," tanya ibu Lika sambil menyiapkan nasi pecel di piring.
"Dari jalan - jalan Buk, terus mampir ke warung sini."
"Ini Gus, nasinya. Ini air putih sama kopinya."
"Makasih Buk," kata Gus Hanan kemudian menikmati makan siang.
Tak seberapa lama, beberapa orang masuk warung dan memesan makan siang dan es teh. Tak lama lagi, sebuah mobil parkir di depan warung, seorang pemuda keluar dari dalam mobil, lalu masuk ke warung dan memesan nasi 100 bungkus dan 100 Teh hangat.
Kemudian,
Dua orang berboncengan motor berhenti di depan warung. Salah satu orang turun dari motornya lalu masuk ke warung, dan berkata,
"Buk... Pesan nasi sama kopi untuk besok pagi 50 bungkus ya, untuk siang 50 bungkus dengan es teh. Ini uang nya Buk. Untuk pekerja proyek jalan raya depan ituloh."
"Iya Pak.
Makasih ya Pak..."
"Iya Buk sama - sama. Besok pagi jam 8 saya ambil."
"Iya Pak."
Melihat warung ramai pembeli, Gus Hanan berkata,
"Buk... Ini uangnya, saya permisi dulu."
"Iya Gus, bawa saja uangnya."
Setelah Gus Hanan pergi... Ibu Lika berkata lirih kepada suaminya,
"Alhamdulillah... Sudah 4 hari warung sepi. Setiap Gus Hanan makan di warung ini, pasti warung ini rame banyak pembeli.
Semoga Gus Hanan di beri umur panjang, aamiin.
Akhirnya bisa bayar sekolah anak - anak."
Tak seberapa lama, setelah berada di kota, Gus Hanan memarkir motornya di bank Asia. Begitu berjalan menuju pintu bank, para Secuirity uluk salam dan mencium tangan Gus Hanan.
"Silahkan Gus, mari saya antar kedalam."
"Assalamualaikum Gus," sapa manajer Tarjo,
"Silahkan duduk, akan saya pesan kan kopi."
"Terimakasih Pak Tokek," sahut Gus Hanan.
Mendengar Gus Hanan memanggil manajer Tarjo dengan sebutan binatang tokek, satpam yang mengantar Gus Hanan menahan tawa di balik pintu.
"Ini Gus kopinya, silahkan di minum," ujar manajer Tarjo.
Setelah menyeruput kopi, Gus Hanan menyulut rokok di ruang manajer yang ber-AC.
"Aku ingin mencairkan cek ini," kata Gus Hanan sambil menyodorkan selembar cek pemberian Panji Kakaknya.
Setelah melihat nominal cek 250 milyar manajer Tarjo sangat terkejut.
"Gus... Ini mau di cairkan berapa dan di simpan berapa..?"
"Buatkan tabungan baru, untuk menyimpan uang 200 milyar. Yang 50 milyar buatkan tabungan baru lagi yang ada ATM nya. Aku minta uang cas 400 juta."
"Baiklah Gus. Jadi tabungan dua, yang 50 milyar ada ATM nya."
"Iya."
Tak seberapa lama,
"Ini Gus, sudah selesai semua. Ini di dalam amplop uang cas 400 juta. Ini kantong plastiknya."
"Terimakasih Pak Tarjo. Kalau begitu saya permisi dulu," Kata Gus Hanan kemudian pergi meninggalkan kantor manajer.
Ketika berada di depan kantor bank, beberapa Secuiriti menyalami dan mencium tangan Gus Hanan.
"Ini uang satu juta, tolong di bagi rata sama teman - teman kerjanya," kata Gus Hanan sambil menyodorkan setumpuk uang.
"Terimakasih Gus. Terimakasih."
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam," jawab para Security senang.
Adzan terdengar menggema di kota Nganjuk. Gus Hanan memarkir motornya di halaman parkir. Setelah wudhu, Gus Hanan berjalan ke arah teras masjid.
Melihat Gus Hanan solat Asar telanjang, hanya mengenakan celana pendek saja, para jamaah masjid menjadi tersenyum dan menganggap Gus Hanan orang gila.
***
Adzan Magrib berkumandang dari dalam masjid. Namun... Gus Hanan masih berdiri mengerjakan solat Asar baru dapat satu raka'at.
Jamaah yang berdatangan hendak melaksanakan solat Magrib pun sangat terkejut sekali. Karena mengetahui Gus Hanan yang dianggap gila masih berdiri solat menghadap kiblat.
Selesai solat, para jamaah pun membubarkan diri. Namun kyai Samad imam masjid duduk di pojok teras masjid sambil melihat Gus Hanan solat.
Adzan Isak terdengar berkumandang dari dalam masjid. Para jamaah solat pun bertambah heran ketika melihat Gus Hanan masih berdiri solat.
Selesai solat Isak... Beberapa jamaah orang kampung pun berkumpul di pojok teras masjid sambil melihat cara solat Gus Hanan.
Karena Gus Hanan tak kunjung selesai... Maka beberapa jamaah pun membubarkan diri satu persatu. Namun, kyai Samad iman masjid, masih duduk di pojok sambil menikmati kepulan asap rokok, dan melihat Gus Hanan solat.
Pada tengah malam, kyai Samad pun tertidur di atas keramik teras masjid.
Adzan Subuh terdengar berkumandang. Namun Gus Hanan masih tetap berdiri menghadap kiblat.
Adzan Dhuhur terdengar berkumandang. Hujan pun turun sangat deras. Ketika terdengar suara ledakan petir menggelegar... Gus Hanan langsung sujud, setelah duduk langsung uluk salam. 🤭
Sebuah mobil mewah memasuki halaman masjid. Seseorang bapak setengah tua keluar dari dalam mobil, lalu bersuci di pancuran. Ketika berjalan menuju pintu masjid, bapak itu terkejut melihat Gus Hanan duduk di teras masjid sambil menikmati rokok.
"Assalamualaikum Gus," sapa pak Mul kemudian sungkem cium tangan.
"Waalaikumsalam," jawab Gus Hanan.
"Saya mau solat dulu ya Gus."
"Iya Pak, silahkan."
Di dalam masjid, ketika hendak solat, Kyai Samad imam masjid bertanya,
"Maaf Pak, siapa orang gila itu..?
Kok barusan bapak sungkem cium tangan?"
"Beliau adalah Gus Hanan Pak, beliau adalah putra kyai Rahmat dari pondok pesantren Spombob desa Gumuk kecamatan Tanjung Anom. Saya tau, karena putra saya mondok di pondok Spombob. Gus Hanan orangnya memang aneh dan nyeleneh dari keluarga pondok pesantren Spombob."
"Oh... Itu to, Gus Hanan yang katanya Gus Majedub dan nyeleneh dari desa Gumuk."
"Iya Pak. Saya permisi dulu, mau solat Dzuhur."
"Sikahkan Pak, monggo. Saya mau ke Gus Hanan dulu, mumpung Gus Hanan ada di sini.
Ketika berjalan mendekati Gus Hanan, Gus Hanan sudah pergi.
Lalu Gus Hanan mengendarai motor nya menuju arah pulang ke desa Gumuk. Melihat kerumunan orang.... Gus Hanan pun berhenti.
"Assalamualaikum Gus," sapa beberapa warga kemudian berebut salim dan cium tangan.
"Ada apa ini, kok rame sekali hingga di pinggir jalan," tanya Gus Hanan.
"Ini Gus, Pak Sutris kesurupan dari jam 11 siang belum juga sembuh. Kata salah satu warga.
Tadi sudah di obati sama kyai Danwari tetapi kambuh lagi."
Setelah Gus Hanan masuk ke rumah Pak Sutris... Gus Hanan langsung menepuk pelan pundak Pak Sutris sambil berkata,
"Ayoo kembali ke alam asal mu..!"
Setelah di tepuk oleh Gus Hanan, Pak Sutris langsung sadar dan duduk lemas sambil bersandar tembok.
"Alhamdulillah... Terimakasih Gus," seru istrinya Pak Sutris.
"Buatkan segelas kopi dan sajikan jajan pasar. Taruh lah di kebun belakang rumah ya Buk. Jangan lupa beli dupa, lalu bakar semua dupa itu."
"Baiklah Gus. Kalau boleh tau, suami saya kenapa Gus kok bisa kesurupan?"
"Suami ibuk tadi, kencing di bawah pohon pisang. Dan pas di bawah pohon pisang, ada beberapa anak jin yang bermain pasar - pasaran. jadi suami Ibuk tidak sengaja mengencingi anak - anak jin penunggu kebun. Saya permisi dulu, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam Gus."
*****
Kota Surabaya.
Kring..!
HP Panji berdering. Setelah tersambung,
"Mas... Kamu dimana," tanya Anita.
"Lagi di rumah, sedang makan sama istri. Ada apa," jawab Panji.
"Pram tunangan ku mengancam ku Mas, aku takut sekali. Sudah 4x dia telpon. Bagaimana ini..?"
"Bakklah, aku jemput kamu. habis ini, aku meluncur ke bank Asia."
Sementara...
Bersambung.
Jangan lupa favorit kan novel ini biar mendapatkan notifikasi ketika sudah update episode terbaru. ☺🙏🙏🙏
"Maya... Aku pergi ke Bank dulu ya, ada perlu," kata Panji.
"Baiklah Kak, hati - hati ya, sayang dulu."
Sore jam 4 sore, Panji memarkirkan mobil BMW milik Maya istrinya di halaman bank Asia. Setelah mendapat telpon, tak lama kemudian Anita keluar dari pintu samping menuju tempat parkir.
"Assalamualaikum Mas," sapa Anita kemudian salim mencium tangan Panji.
"Waalaikumsalam. Ayoo masuk, aku antar pulang."
"Baliklah," sahut Anita kemudian duduk di samping Panji.
Perlahan lahan mobil BMW melaju keluar bank menuju arah perumahan Darmo Satelit. Ketika berada di jalan Mejen Sungkono... Tiba - tiba Bruuuak..!!!
Mobil Panji di tabrak dari belakang hingga mobil Panji oleng ke kiri hampir menabrak trotoar, namun dengan cepat Panji mengerem mendadak, lalu mobil itu yang menabrak langsung kabur.
Namun... Tiba - tiba ada mobil phanter berhenti di samping mobil Panji, lalu,
Dor dor dor dor..!
Setelah menembak mobil Panji 4x, mobil itupun kabur tancap gas.
Setelah penembak itu kabur, tak lama kemudian datang dua orang polisi lalulintas yang menjaga ketertiban jalan mendekati mobil Panji.
"Selamat sore Mas..."
"Selamat sore juga Pak," jawab Panji kemudian keluar dari dalam mobil.
"Apakah Mas baik - baik saja..?"
"Alhamdulillah Pak, baik - baik saja, karena mobil saya anti peluru."
Setelah mengambil beberapa peluru bekas tembakan di jalan, pak polisi berkata,
"Mari Pak ikut ke kantor polisi untuk di mintai keterangan."
"Baiklah Pak."
Walau Panji mengetahui yang menabrak dan yang menembak dirinya adalah Pramono tunangan Anita dan orang suruhannya. Namun, Panji mengaku kepada polisi kalau dirinya tidak mengenal orang yang menembaknya dan Panji mengaku tidak tau masalahnya apa. Dan Panji menyerahkan urusan penyerangan kepada pihak yang berwajib.
Setelah keluar dari kantor polisi, Panji mengantar Anita pulang.
Di dalam mobil Panji berkata,
"Anita... Besok pagi berangkat kerja, kamu akan di antar oleh sopir dan pengawal. Jadi... Kamu tidak perlu khawatir."
"Iya Mas.Tetapi... Kejadian barusan membuatku sangat takut. Seandainya kaca mobil mu tidak anti peluru, mungkin kamu dan aku sudah mati terkena peluru."
"Sudah sampai, aku akan langsung ke bengkel BMW."
"Baiklah lah, terimakasih."
Setelah salim dan cium tangan, Panji langsung melajukan mobil BMW milik Maya ke hotel Hening.
Hotel Hening.
Melihat Panji, presiden Direktur Hening Grup berjalan di lobi hotel, Candra menyapa,
"Selamat sore Godfather..."
"Selamat sore juga Manajer Candra. Kamu tambah cantik saja..."
Setelah salim dan cium tangan, Candra berkata,
"Dari dulu juga cantik Tuan. Apa ada yang bisa saya bantu..?"
"Temani aku ngopi di cafe Dodo ya?"
"Baiklah Godfather," jawab Candra kemudian mengikuti Panji berjalan menuju cafe Dodo yang berada di samping hotel.
"Selamat malam Tuan," sapa seorang pelayan cafe.
"Malam juga."
"Tuan mau pesan apa," tanya pelayan cafe sambil menyodorkan buku menu.
"Pesan kopi India dan juss apucat, sama bir bintang serta es batu. Oh iya... Apa bos Devi ada disini..?"
"Sudah dua bulan ini, bos Devi tidak kesini Tuan."
"Ya sudah," kata Panji kemudian memencet no telpon. Setelah tersambung,
"Naga Barat, aku ingin bertemu dengan mu sekarang. Aku tunggu di cafe Dodo samping Hotel Hening."
"Baiklah Godfather."
Kring..!
Hp Agen Vina berdering. Setelah tersambung,
"Selamat malam Godfather, tumben kamu telpon aku. Apa mau minta di temani tidur..? Hahahaha."
"Dimana kamu sekarang..?"
"Ada di pulau Batam. ini lagi di bandara, rencananya mau ke Jakarta."
"Buang saja tiket mu, kamu beli tiket ke Surabaya ya, aku tunggu di cafe Dodo samping Hotel Hening."
"Kok kayaknya serius banget..?
Tetapi baiklah, tunggu satu jam lagi kalau begitu," ujar agen kepolisian Vina kemudian menutup teleponnya.
"Ini kopinya Tuan," kata pelayan kemudian meletakkan pesanan di atas meja.
"Terimakasih Mas.
Candra, ayoo di minum jusnya."
"Baiklah Godfather," sahut Candra kemudian meraih segelas juss apucat.
"Selamat malam Godfather," sapa Anton Naga Barat.
"Duduklah, ini sudah aku pesan kan bir bintang untuk mu."
"Terimakasih Godfather," setelah menuang bir bintang kedalam gelas, Naga Barat berkata,
"Saya dengar kabar dari pusat, katanya Godfather mengundurkan diri dari ketua organisasi..?"
"Iya, benar. Aku ingin konsentrasi mengurus yayasan dan keluarga. Jadi... Aku mengundurkan diri dari ketua organisasi. Tetapi... Youri ketua baru memaksa ku menjadi penasehat organisasi.
Naga Barat, aku minta tolong ya..?Besok pagi suruh orang mu untuk mengawal nona Anita manajer pusat bank Asia. Kamu kawal selama sebulan dulu. Masalah bayaran jasa pengawalan aku nanti yang bayar."
"Baiklah Godfather."
"Tolong, mobil istriku kamu bawa ke bengkel BMW. Suruh ganti kaca samping dan membetulkan body belakang. Tadi habis di tabrak dan di tembak orang.
Ini kontaknya, mobilnya ada di halaman parkir hotel."
"Baiklah Godfather."
***
"Mengapa Godfather tidak menyuruh saya untuk melakukan pencarian atau memburu orang yang barusan menembak Godfather..?
Atau memerintah kan sekretaris Novi..?
Biasanya Godfather jika ada masalah kekerasan selalu memerintahkan sekretaris organisasi..?"
"Naga Barat... Aku sekarang bukan lagi ketua organisasi The Blus. Jadi, aku tidak berhak seenaknya memerintah kan anggota organisasi demi kepentingan pribadi. Aku sudah berjanji tidak akan ikut campur urusan organisasi. Aku sekarang adalah anggota organisasi seperti dirimu.
Biar masalah ini pihak kepolisian saja yang mengurusnya."
"Tetapi... Walau Godfather sekarang bukan lagi ketua organisasi, semua anggota organisasi masih tetap menghormati dan mematuhi perintah Godfather. Apalagi sekarang Godfather menjabat sebagai penasehat organisasi."
"Iya Naga Barat, itu benar. Tetapi, aku tidak akan memanfaatkan jabatan ku. Sekarang, aku dan kamu adalah sama - sama anggota organisasi biasa. Hanya saja jabatan ku adalah penasehat, dan kamu adalah menajer lapangan untuk wilayah selatan.
Oh iya, aku minta tolong, besok antar kan mobil BMW yang atas nama ku ya, antar ke yayasan kasih ibu."
"Baiklah Godfather."
"Selamat malam Godfather," sapa agen Vina, kemudian salim cium tangan.
"Malam juga Vina. Duduk lah."
"Ada apa Godfather mencari ku..?
Oh iya, aku dengar Godfather mengundurkan diri dari ketua organisasi The Blus..?"
"Iya Vina, aku sekarang bukan lagi ketua organisasi The Blus. Aku ingin belajar menjadi anak yang soleh yang baik."
"Soleh kalau di samping istri, hahahaha..!"
"Vina... Barusan mobil ku di tabrak dari belakang oleh orang lain. Setelah itu, mobil kedua dari belakang menyerang ku. Mereka menembak ku 4x. Untung nya kaca mobil BMW ku anti peluru. Kalau tidak, aku dan manajer Anita bisa mati terkena peluru.
Kamu kan seorang agen intelijen yang berpengaruh, maka aku minta tolong kamu selidiki masalah ini. Kalau bisa, kamu penjara saja pelakunya."
"Baiklah Godfather, nanti akan aku selidiki. Tetapi aku butuh sedikit keterangan. Apa sebelumnya kamu punya masalah dengan orang lain..?"
$Sebenarnya yang punya masalah itu Anita, manajer pusat bank Asia. Aku hanya membantu saja menjadi sopir. Besok kamu temui Anita saja. Ini no telpon nya."
"Baiklah.
Tetapi tumben kamu menyerah kan masalah kekerasan ke polisi..?Biasanya anak buah mu yang kamu suruh memburu."
"Kan aku sekarang bukan lagi ketua Organisasi The Blus. Jadi aku tidak punya anak buah.sekarang aku dan kamu sama, sama - sama anggota biasa.
Naga Barat, antar kan aku pulang ya?"
"Baiklah Godfather."
"Vina... Kamu tidur hotel sini saja ya. Biar manajer Candra yang atur kamarnya."
"Aku mau ke Jakarta saja, ikut penerbangan terakhir jam 10. Karena besok pagi aku ada rapat. Masalah mu, biar orang ku yang mengurusnya."
"Baiklah kalau begitu. Biar diantar Naga Barat ke bandara, sekalian bareng sama aku.
Candra... Aku balik dulu ya?"
"Iya Tuan."
Jam 09 malam Panji turun di depan yayasan.
"Assalamualaikum Kang Idris," sapa Panji sambil berjalan masuk ke rumahnya.
"Waalaikumsalam Gus..."
Setelah masuk kamar, Panji merebahkan badan di samping Maya istrinya yang sedang tidur.
*****
Pondok pesantren Spombob.
Malam itu... Suara knalpot brong menderu memecah keheningan malam kota Nganjuk. Setelah membeli banyak kitab kuning, dengan mengendarai mobil BMW nya, Gus Hanan meluncur pulang ke desa Gumuk.
Setiba di desa Gumuk, Gus Hanan berhenti di samping warung kopi. Setelah keluar dari dalam mobil,
"Assalamualaikum Gus..."
"Waalaikumsalam."
"Mau minum apa Gus..?"
"Kopi hitam saja Pakdhe," jawab Gus Hanan kemudian menyulut rokok.
"Dari mana Gus," tanya warga yang sedang ngopi.
"Dari kota Pakdhe, beli kitab buat baca - baca."
Setelah ngobrol dan bercanda dengan orang desa, Gus Hanan pamit pulang. Setelah sampai rumah barunya, sambil membawa beberapa kitab kuning tawasuf, Gus Hanan pergi ke makam Mbah Wali Kukun, lalu duduk di teras di bawah penerangan lampu.
Sambil menikmati kepulan asap rokok danhil, Gus Hanan membaca kitab gundul tanpa harokat. Namun... Baru saja membaca beberapa lembar, Gus Hanan berkali - kali menguap, lalu tertidur di atas keramik marmer yang sebelahnya terdapat beberapa kitab yang berserakan.
Dalam tidurnya... Gus Hanan bermimpi di ajari ngaji kitab kuning oleh Mbah Wali Kukun selama bertahun - tahun di teras makam. Dalam mimpi itu, Gus Hanan juga di baiat dan di ajari ngaji tarekat oleh Mbah Wali Kukun.
Sementara... Panji yang mendapat tugas dari Kyai Sundal Langit, malam itu sedang berdiri di depan makam Wilda istrinya.
"Assalamualaikum Wilda," sapa Panji.
"Waalaikumsalam Mas, jawab ruh Wilda yang tiba - tiba sudah berada di depan Panji, lalu memeluk Panji.
"Wilda... Aku kesini untuk memenuhi janjiku. Aku akan mengajak mu jalan - jalan. Aku dapat tugas dari Kyai Sundul Langit."
"Baiklah Mas," kata Wilda.
"Mari, gandeng tangan ku," kata Panji kemudian melangkahkan kakinya ke kabupaten Cirebon. Setelah selesai melanksanakan dzikir Diatas Tirai yang di tujukan dan di hadiahkan pada alam semesta beserta isinya sekabupaten Cirebon, Panji mengajak ruh Wilda pergi ke beberapa kabupaten yang berada di pesisir utara pulau jawa.
Adzan Subuh terdengar menggema di kabupaten Semarang. Setelah melaksanakan solat, Wilda kembali ke alam ruhaniah dan Panji langsung pulang ke Surabaya.
*****
Kediaman Manajer Anita.
"Selamat pagi Nona...
Saya Anton si Naga Barat, pengawal yang di tugaskan Tuan Panji untuk mengawal Non Anita hingga satu bulan."
"Pagi juga. Oh, baiklah Mas Anton, silahkan duduk di teras, saya akan mandi dan ganti baju."
"Baiklah Non," sahut Naga Barat kemudian duduk di teras sambil menikmati sebatang rokok.
Kring..!
Jam 12 siang hp Panji berdering. Setelah tersambung,
"Selamat siang Godfather..."
"Siang juga Vina."
"Hasil penyelidikan semalam, pelaku penembakan mobil mu adalah orang bayaran. Suruhan Pramono anak pengusaha keramik asal Surabaya. Pelakunya sudah tertangkap, tetapi Pramono otak di balik penyerangan kini bersembunyi di Singapura."
"Apa kamu tau siapa nama Bapak nya..?"
"Bapaknya bernama Andre Hala."
"Baiklah, terimakasih atas informasinya dan kerja kerasnya."
"Sama - sama bos," jawab Vina kemudian mematikan telfonnya.
Kring..!
HP Anita berdering. Setelah tersambung,
"Iya Mas..."
"Pengawal mu suruh pulang. Keadaan sudah aman. Pelaku penyerangan kemarin sudah tertangkap polisi," ujar Panji.
"Baiklah Mas, segera aku suruh pulang," kata Anita kemudian menutup teleponnya.
***
Jam 12 lebih, waktu istirahat, Anita mengendarai mobil Honda Civid hendak makan siang di rumah makan masakan padang yang berada di pertigaan tak jauh dari kantor bank Asia. Ketika pas berada di pertigaan lampu merah... Duaaar!
Bruuuak...!
Truk yang melaju agak kencang ban depannya meletus, lalu oleng dan menabrak mobil Anita hingga mobil Anita terguling di tepi jalan. Beberapa sepeda motor pun hancur berserakan. Korban pun berjatuhan.
Reno pemuda gondrong berusia 23 tahun yang berprofesi sebagai tukang becak, langsung bergegas lari mendekati mobil Honda Civid, kemudian mengeluarkan Anita yang pingsan. Setelah berhasil di keluarkan, Reno segera menyetop mobil bemo, lalu membawa Anita ke rumah sakit Kusuma.
***
Yayasan Kasih Ibu.
"Mas..." panggil Maya.
"Apa sayang..?"
"Lihatlah berita di Tv sebentar.
Kecelakaan di pertigaan Panjahitan. Korban meninggal 4 orang penguna sepeda motor. 6 luka - luka."
"Lalu... Apa hubungannya dengan ku..? Kamu itu kok sukanya melihat berita di tv."
"Gak ada hubungannya sih. Cuma ada Menajer Bank Asia yang menjadi korban. Mobilnya di tabrak truk yang ban depannya meletus."
"Kalau manajer Bank Asia berarti dia Anita, orang yang selalu membantu ku dalam urusan perbankan," sahut Panji.
"Anita yang dulu aku pernah bertemu di Tunjungan Plaza itu ya..?
Yang ngurus investasi uang 200 milyar dulu bukan..?"
"Iya, benar."
"Kak... Jenguk dia sekarang, kamu obati. Anita itu yang setiap bulan menelpon ku, dia yang bantu aku ngurus uang yayasan setiap bulan."
"Iya iya..."
"Anita itu orangnya baik dan jujur," sahut Maya.
***
Rumah sakit Kusuma.
"Bagaimana dokter keadaan korban kecelakaan tadi," tanya Reno.
"Nona itu tidak apa - apa, hanya luka ringan. Dia mengalami benturan saja, di kepala dan bahunya. Paling dua tiga hari bisa pulang."
"Baiklah dokter. Saya akan menunggu sampai keluarganya datang."
****
Panji yang pamitan ke rumah sakit menjenguk Anita, bukannya pergi ke rumah sakit, malah asik makan siang bersama Kaila direktur Hotel Hening.
"Ada apa Mas Panji tiba - tiba menelpon ku dan ngajak bertemu makan siang," tanya Kaila.
"Kangen saja sama kamu.
Lama gak makan bareng."
"Hemmm, aku datang jauh - jauh dari Bali, Mas hanya ngajak makan siang saja..?"
"Iyaaaa. Selesai makan, kamu boleh kembali lagi ke pulau Bali."
"Hemmm, segitunya kalau iseng kepada ku.
Tumben Mas gak minta pijat dan di temani tidur..?"
"Aku ingin belajar menjadi anak soleh."
"Hehehehe, beneran..?"
"Direktur Kaila, aku mau pergi dulu ya," kata Panji kemudian berdiri, "Assalamualaikum..."
"Baiklah bos. Waalaikumsalam."
Dengan mengendarai motor Honda, Panji meluncur ke rumah sakit kusuma. Setelah menanyakan kamar rawat inap atas nama Anita, Panji langsung menuju kamar mawar kelas 3 A-1 ekonomi.
"Permisi Mas," sapa Reno,
"Mas mau cari siapa..?"
"Mau jenguk Anita, korban kecelakaan tadi siang di pertigaan jalan Panjahitan," jawab Panji.
"Oh iya, namanya Anita..?
Silahkan. Ini kamarnya. Mbak Anita nya masih belum sadar. Mas ini siapa nya..?"
"Kenalkan, aku Panji, teman nya Anita."
"Aku Reno tukang becak yang membawa Anita ke rumah sakit ini. Karena sudah ada teman nya, Kalau begitu... Aku permisi dulu, mau Kembali mangkal ke pertigaan Panjahitan."
"Jangan pergi dulu, nanti aku antar. Aku ingin ngobrol dulu dengan mu tentang kronologi kejadian. Lagian ini sudah sore, sebaiknya kamu istirahat kerja."
"Baiklah kang Panji."
"Permisi Mas, apa kalian tau keluarga ibu Anita," tanya dua petugas kepolisian.
"Iya Pak," sahut Panji,
"Ini Mas Reno suaminya."
"Baiklah. Pak Reno, ini tas dan Hp milik ibu Anita suami anda," ujar Pak polisi sambil menyodorkan sebuah tas warnah silver,
"Kalau begitu, saya permisi dulu."
"Iya Pak terimakasih," sahut Reno,
"Kang Panji..!
Bagaimana sih, kok aku di bilang suaminya ibu Anita..?"
"Sebentar lagi kamu akan menjadi suaminya nona Anita," jawab Panji yang sudah mengetahui kalau jodoh Anita adalah tukang becak dari Gus Hanan.
Beberapa rombongan pegawai bank teman kerja Anita datang mendekati kamar Anita.
"Selamat sore Tuan Panji," sapa Kevin direktur Bank Asia yang sudah kenal dengan Panji.
"Selamat sore juga direktur Kevin."
"Bagaimana keadaan Anita..?"
"Dia masih pingsan, silahakan masuk Pak."
"Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu."
"Silahkan Pak Kevin," sahut Panji.
Tiba - tiba seorang lelaki setengah tua dan seorang ibuk beserta gadis cantik buru - buru masuk ke kamar Anita sambil menangis.
"Permisi," sapa Reno,
"Apa bapak ibu ini keluarga nya ibu Anita..?"
"Iya benar Mas, saya orang tua nya. Anda siapa..?"
"Ini Reno calon suaminya bu Anita," sahut Panji tersenyum.
"Ini Pak, tas dan HP nya bu Anita. Kalau begitu saya permisi dulu."
"Baiklah Mas, terimakasih," jawab Mama nya Anita sambil melihat Reno pergi,
"Sejak kapan Anita mempunyai pacar seperti preman itu..!
Calon suami..?
Perasaan Anita tidak pernah cerita ke Mama nya."
"Kang Panji, antar aku ambil becak dulu ya, di pertigaan."
"Baiklah."
"Dengan membonceng Reno, Panji meluncur ke pertigaan Panjahitan. Setelah berada di pertigaan Panjahitan, seorang lelaki setengah tua berkata,
"Reno... Becak mu tadi di bawah pulang sama adik mu."
"Oh ya sudah Pakdhe. Aku langsung pulang saja. Kang Panji, mari kalau mau ke rumah."
"Baiklah," ujar Panji kemudian menghidupkan mesin motor.
Sesampai di halaman rumah Reno, Panji memarkirkan motornya lalu duduk di teras rumah sederhana.
"Duduk dulu kang Panji," ujar Reno kemudian masuk ke dalam rumah.
Setelah menyulut rokok marlboro, Panji berkata lirih,
"Enak juga suasana rumah Reno ini. Halamannya lumayan luas. Ada mushollah kecil di depan rumah.
Ada suara perempuan baca Al qur'an. Siapa dia..? Coba aku terawang."
Setelah menerawang dengan seksama, Panji berkata lirih,
"Ternyata itu suara ibunya Reno. Ibunya selalu istiqomah baca Al qur'an. Hebat juga ibu nya Reno, sudah khatam baca qur'an 1227x.
Ayah nya sakit - sakitan, sejak terjatuh dari kamar mandi. Juga pengaruh usia."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!