NovelToon NovelToon

Terpaksa Menikahi Bos Kejam (Forced To Marry A Cruel Boss)

Prolog

Pagi menjelang siang, Arin berangkat menuju sebuah toko yang tidak jauh dari rumahnya, toko yang di bangun untuk memenuhi kebutuhan kehidupan dirinya dan sang Bibi, Arin merupakan gadis yang masih berusia 19 tahun.

dan masih berada di bangku kuliah, Arin tinggal bersama sang bibi saat dirinya masih Sekolah Dasar, kedua orang tua Arin menitipkannya kepada bibi San untuk mengajarkan dirinya menjadi gadis yang mandiri.

kedua orangtua Arin melakukan bisnis trip di USA, karena itu dirinya tidak pernah bertemu dengan kedua orangtuanya, mereka hanya memberikan biaya kebutuhan Arin selama tinggal dengan bibi San.

Cklek..

suara pintu yang didorong terlihat gadis cantik anggun dan tinggi yang mencapai 150 an itu memasuki toko miliknya dan sang bibi.

"Arin.. kau sudah datang?" Tanya bibi San kepada Arin yang baru tiba di toko.

Arin tak langsung menjawab melainkan meletakkan tas miliknya di meja kerja.

"hem iya bibi, maaf jika aku terlambat." ucapnya dengan senyuman yang terukir di bibirnya yang mungil dan berwarna merah muda.

Bibi San tersenyum dan tidak mempermasalahkan soal dirinya yang terlambat, bibi San tau kalau Arin memiliki banyak pekerjaan soal kuliahnya karena itu bibi selalu memaklumi Arin.

"Sudahlah bibi tau kau pasti baru saja pulang kuliah kan?" ucap bibi dan menyentuh pundak Arin.

Arin tersenyum dan menganggukan kepalanya.

"Baiklah bibi kalau begitu aku akan segera menuju kedepan, takut ada pelanggan yang datang." bibi San menganggukan kepalanya, Arin segera bersiap siap menuju meja kasir.

Cklek..

tring...

suara pintu yang terbuka seorang pelanggan pertama datang, terlihat hari sudah menujukan pukul 15.44 sore hari Arin yang masih berada di tokonya tiba tiba di kagetkan dengan kehadiran seseorang.

BRAKK..

suara pintu yang di buka dengan sangat keras, Arin tersentak kaget melihat seseorang yang tengah terduduk di lantai dengan penuh luka pukuluan di wajahnya.

Arin yang mengetahui orang tersebut segera beranjak membantunya.

"Roy, kamu gak papa kan? Apa kamu berantem lagi Roy?" tanya Arin kepada orang tersebut yang ternyata Roy,

"Ck... pria itu menyuruh anak buahnya untuk menghajarku" gerutu Roy yang tanpa memperdulikan perkataan Arin, Arin hanya menatap pria yang saat ini duduk di hadapannya dengan wajah bingung

"Pria itu?... siapa yang kau maksud Roy?" tanya Arin seketika membuyarkan lamunan Roy, Roy terkesiap dan mendapati dirinya tengah bersama Arin di sebuah toko

"Ahh tidak, Aku hanya ck..sudalah lupakan saja." ucap Roy yang tiba tiba mengalihkan topik pembicaraan.

"aku kekasihmu Roy, ceritakan apa yang terjadi, siapa tau aku bisa membantumu." Tukas Arin kepada Roy sembari memegang kedua pipih Roy.

Roy tidak menjawab nya melainkan dirinya berpikir jauh soal masalah yang akan dia hadapi, seketika wajah Roy tersenyum penuh arti, Arin yang menyadari hal itu hanya terdiam heran

"apa yang kau pikirkan Roy?" tanya Arin yang masih penasaran.

"Ahh tidak.. tidak apa apa, tidak ada yang perlu kau cemaskan, baiklah kalau aku pulang terlebih dahulu" sahut Roy.

yang kini beranjak dari tempat duduk dan segera pergi meninggalkan Arin yang masih terlihat bingung

"Ahh sudahlah apa yang kupikirkan" gumam Arin yang kini beranjak dari duduk nya dan segera mengemasih toko.

****

Di sebuah ruangan terlihat seorang pria yang tengah duduk sembari meminum segelas anggur di tangannya dan terlihat disisi nya terdapat banyak anak buah miliknya yang setia menemani dirinya,

namun saat dirinya tengah menikmati keheningan tiba tiba salah satu anak buah pria itu datang menemuinya dan berbisik sesuatu di telinganya.

"biarkan dia masuk." ucap pria itu kepada anak buahnya, segera anak buah pria itu berlalu pergi

meninggalkan Tuan nya yang berada disana, tak lama anak buah pria itu kembali, namun kali ini dirinya tidak datang sendirian melainkan bersama seseorang,

"ada perlu apa kau kemari? Apa uang yang ku berikan kepadamu masih belum cukup?" tanya pria itu kepada seseorang yang telah berada di hadapannya saat ini.

"Tuan... Tuan harus bertanggung jawab." Ucap orang tersebut kepada pria itu.

"untuk apa aku betanggung jawab, bahkan aku tidak pernah bermain dengan wanita murahan seperti dirimu!" ucap pria itu kepada seorang gadis.

gadis itu terus memohon kepada pria yang tengah duduk di hadapannya.

"meski kau menangis dan berlutut di hadapanku, percuma buang buang energimu saja, aku tetap tidak akan bertanggung jawab untuk anak yang kau kandung, lagian kau sendiri yang menawarkan dirimu hanya demi uang." ucap pria itu panjang lebar menjelaskan

"Tuan.. kau harus bertanggung jawab bagaimana bisa kau membiarkan ku seperti ini!." Sahut gadis itu dengan tatapan yang menjijikan.

saat diruang itu penuh kericuhan terdengar suara langkah kaki yang berjalan masuk kedalam ruangan itu.

seorang gadis yang menggunakan pakaian mini dengan rambut yang tersanggul rapi, gadis itu bernama Sofia,

"Cih.. memalukan gadis ini tidak tau malu, kau yang menawarkan dirimu untuk tidur bermasa Ardan, lalu kenapa kau malah meminta tanggung jawab." Sahut Sofia.

yang baru saja tiba disana, Sofia berjalan menghampiri gadis itu dan seketika mencambak rambut gadis itu.

"katakan kepadaku, siapa yang menyuruhmu melakukan semua ini?" Tanya Sofia kepada gadis itu dengan tangan yang masih mencambak keras rambut wanita itu, gadis itu menatap wajah Sofia dengan sangat ketakutan.

gadis itu seketika bersuara dan mengakui semuanya disana.

"ahh.. a aku hanya di suruh seseorang untuk hal ini, tolong jangan sakiti aku." ucap gadis itu sembari memohon kepada Sofia.

"Cih...siapa yang menyuruh mu melakukan ini semua?" tanya Sofia lagi, gadis itu tidak menjawab perkataan Sofia,

Sofia yang melihat gadis itu tidak menjawabnya dan segera melayangkan pukulan ke arah gadis itu, namun dengan cepat seseorang menghentikannya.

"Kau tidak perlu mengotori tangan mu Sofia, hanya untuk mengetahui siapa dalang dari semua ini." sahut suara itu tiba tiba,

"Fian?" ucap Sofia, Ardan melihat kedatangan Fian hanya menatapnya dengan tatapan dingin.

"kau.. pergilah" ucapnya kepada gadis yang masih terduduk di lantai, Gadis itu segerah beranjak pergi meninggalkan ruangan itu dengan tergesa gesa.

Fian yang menyadari keberadaan Ardan seketika mendekatinya.

"apa kabar saudaraku, sudah lama kita tidak bertemu ya" Ucap Fian kepada Ardan dengan senyuman.

Ardan hanya menatap diam kearah Fian dan tak menyahuti perkataanya,

"Pergilah kalian tinggalkan aku sendirian, aku tidak mau berbicara saat ini, termasuk dirimu Fian." sahut Ardan kepada mereka semua yang berada di sana.

Fian yang mendengar perkataan Ardan hanya tersenyum smrik dan kini dirinya berlalu pergi meninggalkan ruangan itu.

Pukul 22.00

Arin yang masih sibuk mengemasi toko nya, dan berencana untuk pulang kerumah, namun saat dirinya tengah berada di perjalanan pulang Arin di kejutkan dengan kehadiran Roy, yang tiba tiba.

Kejadian Tak Terduga

" Ohh Roy, kau mengagetkan ku saja "gumam Arin kepada Roy yang sudah berada di sampingnya.

" hemm besok apa kau sibuk? " Tanya Roy kepada Arin,

" hemm kurasa tidak, kenapa? apa kau mau mengajak ku jalan jalan? " Sahut Arin yang menebak nebak.

" Hemm i iya besok aku akan membawamu, pergi bersama ku, aku tunggu kau di halte bus B besok siang, gimana kau mau? " Ucap Roy sembari bertanya kepada Arin.

Arin menganggukan kepalanya pertanda jawaban darinya atas perkataan Roy, Kini Roy dan Arin mereka telah tiba di depan rumah Arin.

Roy segera berpamitan kepada Arin dan beranjak pergi meninggalkan Arin yang masih menatap punggung Roy yang kian menjauh dari pandangannya.

" Bibi aku pulang? " Ucapa Arin dari arah luar.

"vohh kau sudah pulang nak, masuklah, Bibi akan menyiapkan makan malam untuk kita " ucap Bibi San kepada Arin.

Arin segera beranjak masuk kekamarnya dan membersih kan tubuhnya.

saat dirinya sudah selesai Arin segera keluar menuju dapur untuk memakan malam bersama bibi San.

" Oh ya Bi.. besok Arin mau jalan sama Roy, boleh kan? " Tanya Arin kepada bibi San di sela sela makan malam.

" pergilah, jangan pulang terlalu malam, bibi takut terjadi sesuatu kepadamu Rin! " ucap bibi San kepada Arin.

Arin menganggukan kepalanya, dan segera menghabisi makan malamnya, Arin segera beranjak pergi kembali ke kamarnya.

pukul 07.00

Arin sudah bersiap siap untuk menuju kampus nya.

tak... tak.. suara langkah kaki.

Arin berpamitan kepada bibi San untuk berkuliah,

" Bi.. Arin pergi dulu ya? " Ucap Arin yang sudah berada di luar rumah.

" iya.. hati hati di jalan Arin " sahut bibi dari dalam rumah, Arin segera berlalu pergi menusuri jalan tol menuju halte bus.

saat dirinya sudah sampai halte bus tiba tiba Arin di kejutkan dengan kehadiran seseorang yaitu Roy yang kini tiba tiba berada di halte bus tersebut.

Arin menatap Roy dengan heran kenapa dirinya datang begitu cepat.

" Roy, kenapa kamu kemari? " Tanya Arin sedikit penasaran atas keberadaan Roy saat ini.

" ahh tidak... tidak apa apa, Oh.. itu busnya, kau segeralah masuk, sampai bertemu nanti siang " ucap Roy sembari berlalu meninggalkan Arin yang sudah berada di dalam buss.

di perjalanan, Roy kini dirinya tengah bingung akan sesuatu hal yang terus menghantui pikirannya, dan tibalah dirinya di sebuah bar besar di Kota A.

Roy seraya masuk dan menuju suatu ruangan yang begitu mewah, ruangan VVIP, tampaknya Roy ingin menemui seseorang.

" ada perlu apa kau kemari? " tanya seseorang yang ternyata sudah melihat Roy yang berdiri di ambang pintu.

Roy seketika mengalihkan pandangannya kearah orang itu dan memberitahunya sesuatu

" aku ingin menemui seseorang, aku sudah berjanji kepadanya, jadi kumohon biarkan aku masuk " ucap Roy kepada pria itu, pria itu menatap Roy dan memperhatikannya secara ditel.

saat pria itu telah yakin akan perkataan Roy, barulah dirinya membukakan pintu tersebut dan mengizin kan Roy masuk.

Trak..

trak..

suara benturan gelas di atas meja, di dalam ruang itu tampak seorang pria tengah duduk sembari menikmati segelas anggur merah di tangannya.

dan di temani para bodyguard miliknya, saat pria itu tengah sibuk tiba tiba salah satu anak buahnya membisikan sesuatu di telinganya.

" ck... untuk apa dia datang kemari, apa dia benar benar ingin mati " ucap pria itu

trak...

suara gelas yang di hentakan begitu keras di atas meja.

" biarkan dia masuk menemuiku " timpal pria itu sembari melayangkan jarinya menyuruh anak buahnya untuk pergi.

Tak lama anak buah pria itu kiembali bersama seseorang yang datang ingin menemuinya.

pria itu yang sudah menyadari keberadaan orang tersebut seketika berkata kepadanya.

" untuk apa kau datang kemari, apa kemarin belum cukup puas soal pukulan dari anak buah ku!b" ucap pria itu tanpa memandang wajah orang tersebut.

" eng... tidak Tuan, kali ini saya benar benar datang untuk menawarkan Tuan sesuatu, jika Tuan bersedia memberikan uang itu kepadaku " sahut orang tersebut kepada pria itu.

wajah pria itu seketika berubah sedikit terlihat dingin.

" apa yang kau tawarkan untuk ku? " Tanya pria itu dengan wajah yang masih dingin namun membunuh.

" hmm Tuan.. jika kau ingin seorang wanita, aku akan memberikan kekasihku kepadamu, Tuan aku butuh uang itu " sahut orang tersebut dengan penuh keyakinan.

" ck.. wanita?, sudah banyak orang yang mencoba melakukan seperti itu kepadaku, hanya demi uang mereka rela menjual diri mereka kepadaku, sekarang kau menawarkan kekasihmu kepadaku! " Ucap pria itu panjang lebar.

" tidak tuan, dia sudah tidak..gadis lagi, ku percayakan kepadamu, dia bisa melayani mu " tukas orang itu yang mencoba meyakinkan, pria itu menatap intens kearah orang tersebut, dan sembari memanggil anak buahnya

" berikan dia uang itu, dan kau.. ingat jangan pernah bertemu dengan ku lagi, soal kekasihmu berikan dia kepadaku hari ini, ku tunggu, jika tidak... " ucap pria itu sembari mengancam orang tersebut.

" eng kau tenang saja tuan..aku akan membawanya kepadamu hari ini kau tidak perlu cemas " ucap orang itu sembari mengambil koper yang berisikan uang miliyaran rupiah.

dan berlalu pergi meninggalkan ruangan tersebut, namun saat hendak keluar tiba tiba...

deg..

terdengar suara seseorang yang memanggil dirinya, orang itu seketika mengalihkan pandangannya kearah suara itu, dan dilihatnya seorang gadis yang berdiri menghadap kearahnya yang tak jauh di hadapannya.

" A Arin? " tukas orang itu yang ternyata Roy, dengan wajah pucat pasih melihat kearah gadis yang ternyata Arin.

" bagaimana bisa... " ucap Roy yang tidak percaya atas kehadiran Arin yang tiba tiba.

Arin menatap kearah Roy dan kini pandanganya beralih menatap koper yang di bawanya.

namun tidak lama seketika pintu ruangan tersebut terbuka, dan tampak lah seseorang pria dengan wajah tampan blasteran.

dengan tinggi 180 an, pria itu menatap keberadaan Roy dan gadis yang bersamanya.

Seketika Roy terkejut, menatap pria yang baru saja di temuinya telah berada di luar dan kini menatap kearahnya dan Arin, Arin melihat kearah pandangan Roy.

" siapa dia Roy? " Tanya Arin kepada Roy yang masih dalam wajah pucat pasih mendapati dirinya tertangakap basah berada di sebuah bar.

" Roy.. apa dia yang kau maksud kekasihmu? " Tanya pria itu seketika dan kini menatap wajah Arin.

" Eng.. Roy katakan kepadaku apa yang kau lakukan?, dan apa yang ada di tangan mu itu? " Tanya Arin menerka, Roy hanya diam, dan tak menjawab sepatah katapun.

" i iya Tuan.. dia... dia kekasihku " jawab Roy sedikit gugup, pria itu menatap Arin dari ujung kepala hingga kaki.

" bawa dia kemobil sekarang " ucap pria itu kepada anak buahnya, sembari berjalan mendahului Roy dan Arin yang berada disana.

" baik Tuan " jawab anak buah nya, anak buah pria itu segera menghampiri Arin dan memintanya untuk mengikutinya.

Pria Kejam

" mau apa kamu? Roy.. kenapa mereka membawaku? " Tanya Arin dengan wajah ketakutan.

"Nona.. bagaimana bisa kekasihmu ini menjawab pertanyaanmu, kau akan tau nanti saat kau sudah ikut bersama Tuan ku " sahut anak buah pria itu, dan seraya menarik paksa tubuh Arin untuk mengikutinya.

" Roy.. tolong aku.. " ucap Arin sembari menangis, di depan Barr terlihat sebuah mobil mewah terpakir disana.

bersama seorang pria yang sudah berada di dalamnya, tampak pria itu sepertinya tengah menunggu seseorang.

tak...

tak...

" Tuan.. saya sudah membawanya, apa kita harus menelpon salah satu untuk membawanya tuan? " Tanya anak buah pria itu kepada Tuannya yang masih berada di dalam mobil.

" tidak perlu, biarkan dia masuk kedalam mobil ini " ucap pria itu kepada anak buahnya,

" tidak... aku mohon jangan bawa aku pergi, kalian siapa aku tidak mau ikut bersama kalian " ucap Arin sembari melepas paksa.

" baik Tuan... " ucap anak buah pria itu.

sembari menarik tubuh Arin masuk kedalam mobil, tak lama mobil yang membawa pria itu dan Arin sudah berlalu pergi menuju suatu tempat.

Namun dari kejauhan Roy yang masih berada disana, menatap kepergian Arin bersama pria itu.

" Maaf kan aku Arin, aku akan membawamu lagi nanti, setelah aku menyelesaikan tugasku " gumamnya kepada dirinya sendiri.

di sebuah Villa yang begitu mewah, terlihat sebuah mobil terpakir disana dan seorang pria yang baru saja keluar dari dalam mobil tersebut dan berlalu masuk kedalam Villa dan di ikuti oleh anak buahnya,

" lepaskan aku... biarkan aku pergi " teriak Arin kepada mereka, ternyata pria itu membawa Arin ke Villa miliknya, dan entah maksud apa dirinya membawa Arin ke sebuah Villa.

Brukk....

Prank...

" awk.. ssth " rengis Arin yang kesakitan menahan tubuhnya yang terjatuh di lantai.

" apa kau cuma bisa berteriak Nona?, kau membuat ku muak sepanjang perjalanan " ucap pria itu seketika melemparkan tubuh Arin kelantai.

" hiks... hiks... Tuan aku mohon lepaskan aku " ucapa Arin sembari menangis, pria itu menatap tajam kearah Arin dan seketika mencambak keras rambutnya.

" ck kau dan kekasihmu kalian berdua sama sama membuat ku muak " pria itu melempar tubuh Arin keatas kasur dengan sangat kasar.

" tuan, kenapa kalian membawaku kemari lepaskan aku, hiks hiks.. " Arin menangis dengan wajah yang kekatukan menatap pria yang kini berada di hadapannya, dengan tatapan menjijikan.

" Ck, jangan sok suci Nona, kau pikir gadis murahan sepertimu tidak ada bedanya dengan wanita yang ada disana, kalian rela melakukan apapun hanya demi uang hh!! " ucap pria itu seraya melepaskan jas miliknya.

Arin melihat pria itu yang hendak melepaskan jasnya seketika ketakutan.

seketika pria itu kini beranjak naik ke kasur.

PLAK...

satu tamparan mendrat di pipih Kiri Arin dengan sangat keras, seketika tanpa di sadari, Arin kini terdiam tanpa suara.

Deg...

Pria seketika terdiam menatap gadis itu tidak bergeming sedikit pun.

" Ck bangunlah, jangan coba menakuti ku seperti itu, Hei.. " ucap Pria itu seraya menyentuh pundak gadis itu dan membangunkannya.

Arin pingsan akibat pukulan keras di wajahnya, namun seketika anak buah Pria itu datang dan masuk kedalam sana.

dan melihat tuannya dengan wajah sedikit panik, Anak buah pria itu seketika membisikan sesuatu ketelinga pria itu.

" baiklah aku akan segera keluar, kau awasi dia... sampai dia siuman " ucap pria itu seraya menggunakan Jas nya kembali.

Kini pria itu beranjak keluar dari kamar dan segera menuju kelantai bawah, namun sebelum dirinya meranjakan kaki,

tiba tiba ada suara yang memanggil dirininya, Pria itu seketika menglihkan pandangnnya kearah orang yang memanggilnya.

" Ardan? " Panggil seseorang kepada pria itu yang ternyata bernama Ardan.

Ardan beranjak menuruni anak tangga, dan menghampiri orang itu.

" sudah ku bilang, aku tidak akan pulang kerumah malam ini " ucap Ardan kepada orang itu, yang ternyata Aziah, Mamah Ardan.

" Ardan..kamu tau kan mamah sangat merindukanmu. " ucap Aziah kepada anak keduannya itu dengan tatapan yang merindukan sosok Ardan.

Ardan tidak mengubris perkataan mamah nya melainkan menatap jauh kearah luar dimana datangnya seseorang yang kini berjalan masuk kedalam Villa.

" ck kenapa Mamah membawa gadis itu juga bersama Mamah? " Tanya Ardan kepada Aziah, dengan wajah yang terlihat jelas ketidak suka atas kehadiran gadis itu, Yang ternyata Nadia Adnan.

" Ardan, Nadia kemari hanya ingin bertemu dengan mu, dia merindukan dirimu, Mamah harap kalian bisa balikan lagi nak " ucap Aziah kepada Ardan.

Ardan mengernyit kan dahinya mendengar perkataan mamahnya memintanya untuk balikan kepada Nadia.

" Ardan pikir tidak ada lagi soal balikan sama Nadia mah! " sahut Ardan yang kini menatap kearah gadis yang bernama Nadia Adnan, namun tanpa di sadari.

sebuah teriakan seseorang dari dalam kamar terdengar oleh Ardan begitu juga Mamah dan Nadia.

mereka menatap bingung Ardan, Ardan seketika teringat bahwah gadis itu telah siuman.

Ardan berusaha menutupi soal itu dari mamahnya.

" Ardan siapa di dalam kamar mu? Itu suara seorang gadis Ardan? Apa kamu bermain dengan wanita Ardan? " Tanya mamah Aziah kepada Ardan.

" Ardan!! " Tukas Nadia sembari menatap wajah Ardan.

" eng... tidak ada, kalian pulanglah, nanti aku akan mampir kesana, kalian pergi lah " ucap Ardan yang mengalihkan topik pembicaran.

" Ardan.. jelaskan siapa yang kau sembunyikan? " Tanya Mamah kepada Ardan.

" sudahlah Mah Ardan lelah, pulang lah Mamahb" ucap Ardan kepada Mamahnya.

BAAMMm..

suara pintu yang di tutup begitu keras, Ardan segera beranjak naik keatas dimana kamarnya berada.

dan di bukannya pintu kamar dan terlihat Arin yang mencoba memberontak, Ardan menatap tajam kearah Arin dan menghampirinya.

" berhenti... jangan coba untuk mendekat, atau.. aku akan mengakhiri nyawaku disini " ucap Arin sembari memegang sebuah gunting yang ternyata tergeletak di meja kamar Ardan.

" Ck.. kau pikir jika kau mengancam ku seperti itu, aku akan memohon kepadamu untuk meletakan benda itu kembali " ucap Ardan kepada Arin yang masih mengancam dirinya.

" kau, jagalah dia selama aku pergi, aku akan pulang kerumah malam ini " timpal Ardan kepada anak buahnya,

" baik Tuan " jawab anak buah Ardan, Ardan segera pergi, namun sebelum dirinya benar benar pergi.

Ardan kembali menatap Arin sekilas lalu melanjutkan langkahnya menuju luar.

saat Ardan sudah benar benar pergi, Arin segera meletakan gunting tersebut kembali di atas meja, Arin melirik kearah anak buah Ardan dan berkata kepadanya.

" aku ingin pulang! " ucap Arin kepada anak buah Ardan,

" maaf Nona, Nona tidak bisa pergi keluar tanpa seizin tuan Ardan, Nona! " jawab anak buah itu kepada Arin.

Arin mendengus kesal dan mencoba berpikir sesuatu namun saat dirinya berpikir keras tiba tiba sebuah ide muncul di benaknya.

" eng... aku lapar, apa kalian punya sesuatu untuk dimakan? " Tanya Arin kepada anak buah itu.

anak buah Ardan seketika menganggukan kepala dan meminta Arin untuk mengikutinya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!