NovelToon NovelToon

THE HEIRS ~ SABDA CINTA

Sabda Cinta ~ Sabda Pramaditya

Sabda Pramaditya, yaitu seorang yang berkarater angkuh, Dingin namun juga digilai banyak gadis cantik di sekitarnya.

Sabda adalah seorang pewaris tunggal dari Perusahaan terbesar di ibukota yaitu Pramana Grup.

Meskipun Sabda terkenal dingin dan angkuh tapi dia juga tak jarang berganti ganti Wanita. entahlah kenapa wanita mau dekat dengan orang dingin dan angkuh seperti itu. mungkin saja karena tampangnya yang sangat Tampan dan Kaya Raya sehingga para gadis yang hanya di peralat Sabda itu merasa sukarela melakukan apapun yang di perintahkan oleh sabda.

Padahal cewek itu hanya dijadikan seperti seorang budak saja oleh sabda. di mintai tolong ini dan itu benar benar seperti seorang pembantu.

"Bawakan tasku!" Ucap Sabda pada seorang gadis berambut blonde bernama Karen yang mengikutinya di belakang. Sabda melempar tas miliknya kearah gadis itu.

"Baik Sabda" Ucap Gadis itu yang justru malah merasa terhormat sudah di jadikan budak Sabda.

"Ya Ampun dia beruntung banget bisa di jadikan ceweknya Sabda. Lihat deh! Aku juga mau banget di jadikan budaknya sekalipun. supaya bisa deket terus sama Sabda. Aku Mau bangeet.. " Gumam Para Gadis yang melihat Sabda dengan Wajah yang penuh kegilaan itu.

"Woi Sab! Lo udah bawa cewek baru lagi aja! Bagi bagi dong ke gue!" Ucap Rama salah seorang Teman Sabda.

"Ambil Aja Ram. kalau Lo mau!" Jawab Sabda dengan wajah Santai.

"Heh kenapa diam saja! Taruh tasku di meja!" Ucap Sabda kepada Gadis Blonde itu.

Karen hanya mengepal tanganya ia tidak menyangka kalau Sabda malah menyerahkan dirinya kepada temanya.

"Sab, Lo keterlaluan banget! Tuh cewek sampe nangis gitu! Cup Cup anak Cantik Abang Sabda cuma canda aja kok waktu bilang kamu buat aku. jangan sedih ya" Ucap Rama terkekeh.

"Cih! Lo ngapain nangis segala! Gak asik banget, Udah sana pergi nggak usah jadi pengganggu disini, Gue gak butuh cewek yang nangisan kayak lo" Ujar Sabda yang tidak merasa bersalah sama sekali.

Gadis Blonde yang bernama Karen itupun tidak bisa berbuat apa apa. dia berpikir tidak masalah disuruh suruh tapi ini dia benar benar merasa rendah sekali saat Sabda malah merelakan dia untuk temanya semudah itu tanpa perasaan bersalah sama sekali.

"Sabda kenapa kamu tega banget sama aku sih!" Ucap Karen yang tidak bisa menahan tangisnya.

"Sab, tanggung jawab lo, udah bikin anak orang sampai nangis begitu." Ujar Rama.

Sabda pun beranjak dari duduknya dan menatap wajah Karen.

"Kenapa lo nangis segala hah? Kan lo sendiri yang datang minta jadi Pacar gue. udah tahu pacar gue itu cuma sebutan halus buat pesuruh gue. tapi kan lo suka rela juga. gue juga nggak pernah nyentuh lo jadi buat apa lo nangis kayak udah di lecehin aja!" Ucap Sabda yang langsung pergi meninggalkan Karen. Karen menjatuhkan dirinya ke atas lantai kantin di kampusnya itu.

Dia sadar memang dirinya yang duluan mendekati Sabda tapi dia juga tidak menyangka kalau Sabda bisa setega itu kepadanya.

"Sab, lo beneran tega banget bro!" Ujar Rama menepuk bahu Sabda.

Sabda tidak menanggapi omongan Rama sama sekali. ia menuju Parkiran kampus untuk mengambil mobil sportnya.

"Lo mau balik Sab?" Tanya Rama.

"Iya, gue udah nggak Mood kuliah hari ini. Gue Cabut deh. nanti malam gue tunggu di tempat biasa!" Ucap Sabda yang langsung masuk ke dalam mobil dan melaju dengan cepat.

"Sabda Sabda! Dasar Gila memang!" Gumam Rama meninggalkan lokasi parkiran kembali ke kampus.

Sedangkan di sisi lain Sabda selalu ditanya terus menerus kapan menikah oleh orang tuanya yaitu Pramana dan Delia ibunya. dikarenakan usianya yang sudah cukup matang yaitu 25 tahun.

Kuliah Sabda juga sudah tinggal menunggu kelulusan dan wisuda saja jadi sudah saatnya dia memikirkan untuk menikah. itu yang ada di dalam pikiran orang tuanya.

Sabda yang memiliki wajah tampan, tubuh atletis dan memiliki tinggi 182cm membuatnya bak seorang Model terkenal saja. bahkan pamor Sabda mengalahkan para Model atau Aktor sekalipun. mengingat dirinya adalah pewaris tunggal seorang konglomerat.

"Sabda kamu tuh banyak pacar tapi kenapa sih nggak ada yang kamu seriusin salah satu aja gitu. bawa kerumah untuk di kenalkan ke Mama dan Papa mu" Tutur Delia yang sedang menikmati hidangan di meja makan.

"Benar kata Mamamu Sab, kamu bawalah kesini pacar kamu. tapi jangan asal pilih pacar ya. inget kamu itu pewaris tunggal Pramana Grup" Tegas Pramana pada anaknya.

Sabda pun tidak merespon Mama dan Papa nya sama sekali. ia hanya menaruh kembali garpu dan sendok yang sedang ia genggam.

"Sabda sudah kenyang Ma, Pa" Sabda langsung beranjak dari tempat duduknya dan pergi menaiki anak tangga rumahnya menuju ke kamarnya.

"Sabda! Kamu kenapa sih kalau Mama dan Papa ngomong Nggak pernah dengerin main kabur saja" Ucap Papanya yang Geram dengan kelakuan anaknya yang semakin hari semakin keterlaluan saja.

"Sabar Pa, Sabda hanya butuh waktu saja kok" Sahut Delia menenangkan suaminya yang sedang kesal.

"Ini semua karena kamu Ma, terlalu memanjakan dia. dia juga jadi nggak ada Rasa Hormat sama orang tua seperti itu" Ucap Pramana Menaruh kembali Garpu dan sendok.

"Pa, Maafin Mama. Papa kok udah selesai juga makan nya sih" Ucap Delia.

"Papa juga sudah kenyang" Sahut Pramana beranjak dan langsung pergi ke ruang kerjanya.

"Apa apaan sih dia itu. padahal dia itu persis sekali dengan anaknya. kalau kesal langsung pergi begitu saja. tapi selalu saja aku yang di salahkan kalau begini" Gumam Delia yang melanjutkan makan seorang diri.

Sabda yang sedang menenangkan diri di kamarnya melempar handphone nya ke arah tembok hingga handphone nya pun terjatuh dan rusak.

"Dasar Tidak berguna sama sekali! Percuma punya Budak banyak nggak ada yang menarik buat di kerjain! malah minta hati segala. udah tahu cuma budak gue aja malah besar kepala!

Ini lagi dua orang tua itu kenapa selalu saja bicara masalah menikah menikah terus! Siapa juga yang mau menikah, Merepotkan!" Ucap Sabda sambil memejamkan matanya dan tertidur.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Happy Reading

Goomawoo ~ Apple Cherry

Sabda Cinta ~ Cinta Nirmala

"Cinta, Kamu antar minuman ke meja VIP disana ya" Ujar Supervisor berambut pendek bernama Ghea itu kepada Cinta.

"Siap Mbak Ghea," Jawab Cinta.

Cinta Nirmala adalah seorang Gadis Tangguh yang sangat Mandiri. dia hidup sebatang kara karena orang tuanya meninggal kecelakaan saat ia masih berumur 6 tahun. tadinya ia tinggal bersama neneknya di rumah peninggalan kedua orang tuanya.

Namun neneknya menyusul kedua orang tuanya. Nenek Cinta meninggal saat cinta berusia 17 tahun. setelah itu Cinta harus berjuang mati matian membiayai hidupnya. Harta satu satunya dari orang tuanya hanyalah Sebuah Rumah sederhana yang saat ini masih ia tinggali.

Cinta sudah bekerja bermacam macam pekerjaan. mulai dari kasir minimarket, Penjaga Loket tiket Wisata dan yang saat ini sedang ia jalani adalah seorang Pelayan sebuah Bar.

Meskipun awalnya Cinta sering hampir dilecehkan oleh Para Hidung belang yang datang ke Bar tersebut Tapi Cinta bukanlah gadis lemah ia punya berbagai macam jurus untuk menghadapi para laki laki yang mau berbuat tidak senonoh terhadapnya.

Wajah Cinta yang cukup Cantik. umurnya 22 tahun terbilang masih muda.

rambutnya ikal bergelombang berwarna kecoklatan. matanya bulat dan jernih dengan bola mata coklat membuatnya terlihat sangat mempesona. hidung mancung dan bibir yang merah dan seksi membuat daya tarik tersendiri untuknya.

Cinta memiliki seorang teman pria yang sangat perhatian denganya bernama Devano. Devano adalah teman kerja Cinta. ia sering melindungi cinta kalau ada yang mengganggu Cinta. meskipun Devano terlihat sangat perhatian tapi Cinta hanya mengangapnya seorang Teman saja tidak lebih.

"Tuan silahkan ini minumanya" Ucap Cinta meletakkan minuman di meja tamu Vip tersebut. Cinta bergegas untuk kembali ke tempat kerjanya. Namun tangan Pria itu justru menyentuh tanganya dan menariknya sehingga Cinta jatuh terduduk di sofa Tamu.

"Hei Cantik mau kemana sih buru buru banget! Temani aku dulu dong sampai minuman nya habis" Goda Pria kaya yang sudah menjadi langganan tetap di Bar tersebut. Cinta yang sudah biasa di perlakukan seperti itu hanya bersikap santai menanggapinya.

"Maaf Tuan tapi Saya harus kembali dan lagipula saya tidak bisa minum Tuan. saya alergi Alkohol kalau saya minum bahkan kalau saya mencium bau Alkohol dari dekat saya bisa muntah muntah Tuan. saya tidak mau mengotori Meja Tuan dengan muntahan saya. bahkan saya kalau sudah muntah tidak terkontrol Tuan. bisa bisa Tuan akan terkena muntahan saya juga" Ucap Cinta yang sedang memainkan Trik biasa yang sering ia lakukan kepada para tamu hidung belang.

Pria itupun merasa mual mendengar ucapan Cinta tadi. "Sudah sana pergi kalau gitu! Cantik cantik kok Jorok banget sih!" Maki Pria bertubuh kekar itu.

"Permisi Tuan" Ucap Cinta meninggalkan Pria itu.

****

Devano menghampiri Cinta merasa cemas karena melihat Cinta yang lagi lagi di ganggu oleh Pria hidung belang.

"Cinta kamu nggak apa apa kan?" Tanya Devano

"Nggak apa apa lah. kamu kayak Nggak biasa aja sih ngelihat kejadian begini. tenang saja dong Van, aku baik baik saja kok" Ujar Cinta menepuk bahu Devano.

Devano pun menghela nafas Lega.

"Syukurlah Cinta. aku kira kamu di apa apain tadi" Jawab Devano.

"Tenang tenang" Ucap Cinta yang dengan santai melanjutkan pekerjaanya.

"Nta, Hari ini aku antar kamu pulang ya" Ucap Devano pada Cinta.

"Nggak Usah Vano, aku bisa pulang sendiri kok. lagipula rumah kita kan nggak searah juga," Jawab Cinta yang enggan merepotkan orang lain.

"Please banget Nta, soalnya ada yang mau aku omongin sama kamu ini penting." Ucap Devano memohon pada Cinta agar memperbolehkan dia mengantarnya.

"Mukamu serius banget Van, Oke oke Kali ini saja ya" Sahut Cinta pada Devano. Vano merasa sangat senang akhirnya Cinta mau diantar pulang olehnya.

Waktu menunjukkan pukul 22.30 Jam kerja Cinta sudah habis. akhirnya Cintapun bergegas untuk pulang. Devano sudah menunggu Cinta di parkiran dengan Motornya.

"Vano kamu udah nunggu daritadi ya?" tanya Cinta.

"Nggak lah barusan aja sampe parkiran ini" Jawab Vano.

"Yaudah Yuk balik deh aku udah capek banget nih tulang rasanya udah rentek semua" Gumam Cinta yang langsung menaiki motor Vano.

"Pakai Helm nya dulu nih Nta," Ucap Vano menyerahkan helm kepada Cinta. Cinta langsung memakainya.

Sepanjang perjalanan Pulang Cinta tidak berbicara apapun kepada Vano. ia sangat lelah hanya ingin segera sampai ke rumah.

Akhirnya setelah sampai di depan Rumah Cinta. Cinta pun turun dari Motor Vano. Cinta menyerahkan Helm milik Vano. "Makasih Yah Van udah dianter pulang. enak juga pulang naik motor nggak perlu nunggu angkot hehe" Ucap Cinta.

"Kalau Nta mau bisa aja kok aku setiap hari anterin Nta pulang naik motor. aku malah seneng" Ucap Vano menarik tangan Cinta.

"Eh.." gumam Cinta merasa Vano cukup Aneh malam ini.

"Nta, Sebenarnya aku mau ngomong sesuatu sama kamu" Ucap Vano.

"Ngomong apa Vano?" Tanya Cinta.

"Nta, selama ini sebenarnya aku tuh udah suka sama kamu." Ucap Vano. Cinta terbengong cukup terkejut mendengar ucapan Vano tadi.

"Nta, Kamu mau Nggak Jadi Pacarku?" Tanya Vano pada Cinta.

Cinta hanya terdiam tidak menjawab.

"Kalau Kamu belum siap bisa besok besok aja kok jawabnya" Ucap Vano.

"Vano, Maafin Aku tapi aku cuma menganggap kamu teman yang sangat baik. tidak lebih Van. jadi Maaf banget" Jawab Cinta tertunduk merasa menyesal namun harus mengatakan sejujurnya pada Vano.

"Nggak apa apa Nta, Aku ngerti kok. tapi jangan sampai hubungan kita berubah yah Nta, kita harus tetap berteman. jangan karena aku bilang gini kamu jadi sungkan sama aku nantinya" Tutur Vano yang sebenarnya merasa kecewa karena di tolak cintanya oleh Cinta.

"Pasti Van, kamu kan teman aku" Jawab Cinta.

"Oke Nta, aku balik dulu ya kalau gitu." Pamit Vano pada Cinta.

"Iya Van, hati hati di jalan yaa" Cinta melambaikan tanganya pada Vano yang sudah melajukan motornya dengan cepat.

"Maafin aku Ya Vano" Gumam Cinta yang langsung masuk ke dalam rumahnya.

Sabda Cinta ~ Pertemuan Pertama

Hari ini seperti biasanya Sabda yang bangun kesiangan lalu dibangunkan langsung oleh Delia.

"Sabda! Bangun ini udah siang udah jam 10! kamu nggak mau kuliah? bukanya kamu harus menyiapkan sidang kamu yang terakhir hari ini!" Ucap Delia yang terus membangunkan Sabda.

"Ma, kenapa sih harus ribut ribut di kamar Sabda, Sabda udah tahu harus bangun jam berapa. lagipula sidang udah selesai. Sabda ke kampus cuma ngurusin beberapa surat aja." Gumam Sabda menarik selimutnya lagi.

"Sabda! Mama Nggak mau tahu kamu sekarang juga harus bangun dan turun kebawah. Papa kamu mau bicara serius sama kamu, Mama nggak mau nanti Mama yang di salahin lagi sama Papa kamu" Ujar Delia pada anak semata wayangnya itu.

"Haaah.. bicara penting apa sih! masalah menikah lagi?" Sabda langsung bangun dari tidurnya dan duduk di samping Delia.

"Sabda kamu cepet mandi dan langsung temui Papa mu yaa nak. menurutlah kali ini saja. Mama nggak mau di salahin lagi sama Papamu. kamu tahu sendiri kan watak Papamu sama kayak kamu persis." Tutur Delia membelai ujung kepala putranya tersebut.

"Ya!"

Sabda pun langsung mandi dan memakai pakaian. ia menuruni Anak tangga menuju meja ruang tengah untuk menemui Papanya yang sudah menunggunya.

"Sabda, duduk!"

Sabda pun langsung duduk di hadapan Papanya itu.

"Ada apa Pa?"

"Sabda dengarkan perkataan Papa kali ini. dan Papa cuma bicara satu kali sama kamu. jangan Bantah cukup kamu pikirkan saja." Tegas Pramana.

"Ya!" sahut Sabda singkat.

"Sabda, Papa mau kamu segera bawa calon Istri kamu ke rumah dalam minggu ini, umur kamu sudah 25 tahun Papa mau kamu yang memegang kendali perusahaan Papa setelah ini. dan untuk itu kamu juga harus memiliki istri yang bisa mendukungmu."

Sabda terdiam, ia memasang raut wajah malas.

"Papa nggak peduli gimana latar belakang gadis itu asalkan dia baik dan sopan tidak punya riwayat kelam di kehidupanya. kalau kamu tidak membawa perempuan yang akan kamu jadikan calon istri. terpaksa Papa jodohkan kamu dengan gadis pilihan Papa." tutur Pramana.

Sabda hanya mengepal kedua tanganya ia sudah tahu kalau Papanya akan membicarakan masalah pernikahan. tapi ia tidak meyangka kalau Papanya akan mengancamnya dengan perjodohan. Sabda tidak sudi dijodohkan seperti itu.

"Gimana Sabda? Apa kamu sudah pikirkan baik baik perkataan Papa tadi?" Tanya Pramana pada anaknya yang hanya diam menahan amarah sejak tadi.

"Sabda tidak sudi kalau harus di jodohkan Pa!"

"Kamu tidak perlu di jodohkan kalau kamu sudah punya gadis pilihanmu sendiri" Ucap Pramana menutup pembicaraanya.

"Papa sudah selesai berbicara. pikirkan baik baik apa yang Papa katakan tadi" Pramana pergi meninggalkan Sabda yang masih terdiam mematung di tempat duduknya.

"Sial!" maki Sabda.

Sore Harinya Sabda melajukan mobilnya menuju bar ibukota untuk menemui temannya yaitu Rama, yang sudah menunggunya di salah satu ruangan VIP bar tersebut. Sabda yang meminta Rama untuk bertemu. tentu saja Sabda ingin curhat mengenai masalah pernikahan yang diinginkan papanya tadi.

"Hai bro! Akhirnya datang juga lo! ampe jamuran gue nunggu lo" tegur Rama.

"Haaah.. sial sial!" gumam Sabda mengacak ngacak rambutnya dan langsung menjatuhkan dirinya keatas sofa panjang di hadapanya. ia menyandarkan tubuhnya ke sofa tersebut.

"Kenapa lo? kok kayaknya pusing gitu! kebanyakan vewek puyeng lo ya! Hahah"

"Lo nggak pesan minuman!" seru Sabda seakan malas berbicara.

"Udah barusan. lo udah gue pesenin soda sesuai yang lo suka. lo lagian nggak bisa minum sih!"

"Emangnya lo bisa minum apa!" gumam Sabda melempar kacang kearah Rama.

"Hahaha yaudah kita mabok soda ajalah" jawab Rama terkekeh.

Mereka berdua memang tidak biasa dan tidak bisa minum alkohol.

Tiba-tiba Seorang pelayan Bar yang tidak lain adalah Cinta, datang membawa dua botol soda dan beberapa cemilan.

"Tuan ini minumanya silahkan dinikmati" ucap Cinta yang langsung pergi meninggalkan Sabda dan Rama tapi kakinya malah tersangkut tali sepatunya. akhirnya Cinta tidak sengaja terjatuh diatas tubuh tegap Sabda.

Cinta menatap wajah Sabda dari dekat. terlihat mata yang sangat indah dengan bulumata yang lentik. hidung mancung dan bibir yang seksi membuat Cinta menelan ludahnya sendiri.

Cinta menatap wajah Sabda Dari dekat. terlihat mata yang sangat indah dengan bulumata yang lentik. hidung mancung dan bibir yang seksi membuat Cinta menelan ludahnya sendiri. "gila ada ya cowok bagai malaikat begini" Gumam Cinta dalam hati.

"Heh cewek! udah puas natap gue dari deket kan! cepet bangun berat nih" ucap Sabda ketus.

"Ma-maaf Tuan saya tidak sengaja terjatuh." jawab Cinta tergagap ia terkejut dan langsung beranjak dari posisinya.

"Wah gila bidadari kali ya? cantik banget Bro!" Gumam Rama.

"Permisi Tuan saya pamit dulu." Ujar Cinta yang langsung pergi meninggalkan Sabda dan Rama.

"Cih! pura-pura lugu!" Ucap Sabda memandang rendah Cinta.

"Bro, tuh cewek cakep banget sumpah! emang lo gak sadar apa bro?" Tanya Rama yang masih terpesona dengan Cinta.

"Cewek semua sama!" Gumam Sabda yang sedang meminum soda yang sudah dibawa Cinta tadi.

Sebenarnya dalam hati Sabda juga merasa kalau Cinta itu memang cantik. tapi Sabda mana mungkin mengakuinya di hadapan Rama. Sabda berpikir apa dia menjadikan Cinta sebagai calon istri pura-pura nya dia saja. tapi Sabda langsung sadar dari lamunanya. ia menggelengkan kepalanya secepat mungkin.

"Heh bro kenapa lo malah bengong aja!" Ujar Rama.

"Nggak! bosan juga gue. cabut aja lah" jawab Sabda yang langsung pergi meninggalkan Rama.

"Sab! gila kali lo main pergi aja! baru juga duduk!" Sahut Rama kesal.

"Lo disitu aja dulu. gue mau balik tiba-tiba nggak mood" Ucap Sabda singkat.

Rama kesal ia tidak mengikuti Sabda. ia memilih untuk duduk dan menghabiskan minumanya.

"Kebiasaan seenaknya sendiri!" Gerutu Rama kepada temannya itu.

Sabda yang langsung keluar dari ruangan VIP itu. tiba tiba melihat cewek yang tadi terjatuh diatasnya yaitu Cinta. Cinta sepertinya sedang menerima telpon dari seseorang. namun wajahnya tampak pucat pasi.

"Maaf pak tapi saya mohon tenggang waktu lagi pak. saya janji akan melunasi sisa bunganya kepada bapak. tapi tolong jangan sita rumah saya pak. itu harta peninggalan orang tua saya satu satunya" Ucap Cinta berbicara dengan seseorang di ujung telepon.

Cinta yang sempat meminjam uang ke rentenir dengan menggadaikan sertifikat rumahnya sebagai jaminan. ia sangat terdesak saat itu demi melunasi hutangnya untuk pengobatan neneknya saat sakit.

"Kenapa tuh cewek malah nangis di pojokan begitu?" Gumam Sabda melihat Cinta yang sedang menangis sambil menggenggam ponsel.

Sabda pun menghampiri Cinta yang sedang menangis.

"Heh cewek! lo ngapain nangis sendiri di pojokan!" Celetuk Sabda pada Cinta.

"Tuan yang tadi. nggak apa-apa kok" Cinta langsung pergi meninggalkan Sabda. akan tetapi Sabda menghentikan Cinta.

"Heh cewek! gue udah denger pembicaraan lo barusan di telepon!" gumam Sabda menyuruh Cinta untuk duduk.

"Duduk dulu" pinta Sabda.

"Terus apa hubungannya denganmu?" tanya Cinta yang enggan untuk duduk.

"Gue nggak maksud jahat. gue cuma mau kasih penawaran menarik buat lo yang jelas ini bisa nguntungin buat lo. lo bisa lunasin hutang lo ke rentenir itu. asal lo mau bantu gue" ucap Sabda.

"Apa?" Cinta yang merasa belum paham maksud Sabda barusan.

"Siapa Nama Lo?" tanya Sabda

"Cinta Nirmala" jawab Cinta.

"Cinta?" Sabda terkekeh mendengar nama Cinta.

"Kenapa?" tanya Cinta merasa heran.

"Oke Cewek! jadi gimana lo mau nggak bantu gue nanti gue bakal kasih imbalan buat lo. berapapun yang lo mau!"

"Kurang ajar! Jadi kamu cuma mau manfaatin aku. kamu pikir aku ini cewek murahan yang bisa kamu tidurin seenaknya!" Maki Cinta kepada Sabda. ia merasa Sabda ingin melecehkan dia dengan bermaksud menyewanya untuk tidur bersama. itu yang ada di pikiran Cinta.

"Cih!! lo nggak usah ngarep deh! gue bukan mau nidurin lo kali! gue belum bilang apa-apa. lo sendiri yang mikir kearah situ. gue itu nggak berminat melakukan hal itu" bisik Sabda di telinga Cinta membuat Cinta merinding.

"Terus? maksud kamu apa? butuh bantuan apa lagi?" tanya Cinta merasa kesal.

"Gue mau lo jadi istri pura-pura gue. eh bukan maksudnya gimana kalau kita nikah kontrak?" Ucap Sabda menatap wajah Cinta lekat lekat.

"Apa? Kamu udah gila apa? baru aja ketemu udah ngajakin nikah kontrak?" ucap Cinta, dengan suara setengah berteriak, untung saja suasana sangat sepi, jadi tidak ada yang dengar.

"Heh pelan dikit dong kalau ngomong! Gue kan enggak budek!" Maki Sabda pada Cinta.

"Kamu yang nggak waras tahu! buat apa ngajakin nikah kontrak segala?"

.

.

.

.

.

.

.

.

Jangan Lupa tekan Love Like dan berikan Komentarnya yaa..

BERSAMBUNG..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!