Alexander Wijaya. Pemuda dingin, angkuh, tampan, seorang CEO perusahaan menjadi dambaan bagi setiap wanita yang melihat nya. tapi bagi nya wanita itu hanya makhluk yang merepotkan dan menyusahkan.
Aldi, sang asisten dan tangan kanan Alex sekaligus sahabat yang selalu ada buat Alex mulai dari Alex kecil.
Alex merupakan sosok dingin dan jarang bergaul mulai dari kecil. Aldi yang merupakan anak dari sopir pribadi ayah nya menjadi sahabat satu- satu nya yang paham akan sifat Alex mulai dari kecil dan sudah dianggap sebagai anak angkat oleh keluarga Wijaya.
kenan dan Panji merupakan sahabat Alex dan Aldi semenjak mereka melanjutkan sekolah menengah atas sampe kuliah di jurusan dan kampus yang sama, sehingga kenan dan Panji bekerja di perusahaan Alex karena kepintaran mereka.
Alisha Atmaja. gadis ceria, cantik, dan pintar merupakan gadis pekerja keras dengan kepintaran otak nya yang di batas rata- rata. Alisha mulai tinggal di paris sejak dia kuliah di bidang desainer.
Talita yang merupakan sahabat sekaligus asisten Alisha semenjak mereka kuliah sampai membuka usaha butik di negara Eiffel tersebut..
Alisha merupakan gadis cantik yang banyak penggemar nya,, namun satu prinsip dalam hidup Alisha yaitu 'tidak kenal pacaran, setia pada suami" itulah prinsip hidup nya yang hanya ingin menjalin cinta dengan suami nya kelak setelah menikah.
Paris..
kringg... kring..
Alisha yang masih enggan untuk bangun dari mimpi nya, terganggu karena terlalu berisik mendengar suara handphone yang terus berbunyi di atas laci dalam kamar nya..
''siapa pagi-pagi begini udah nelpon?? gak tau apa ini hari libur. hoamm.. hoammm. " ngomel alisha sambil mengamati layar hand phone.
"OMG mami, kenapa nelpon pagi-pagi begini? pasti ada yang gak beres" teriak alisha dengan mata yang langsung terbelalak melihat nama mami nya ter pampang di layar
"Assalamu'alaikum mami yang cantik dan baik Budi sedunia" sapa alisha dengan manja nya
"Alisha kenapa kamu susah kali di hubungi, mami udah bilang kalau hand phone kamu gak boleh di matiin sesibuk apapun kegiatan kamu,
" iya mami maaf "
" kamu mau penyakit jantung mami kambuh gara-gara kamu?? " teriak mami alisha dengan nada marah
"mami, jawab salam dulu dari alisha oke. pertama nih ya mami. Alisha kemarin sibuk dengan desain terbaru,
kedua Alisha gak tau klo Hand phone nya tiba- tiba bisa mati sendiri,
dan ketiga Alisha gak mau penyakit jantung mami kambuh lagi, karena alisha sayang banget sama Mami dan papi"
"udah gak usah banyak ngomong kamu, mami mau Minggu depan kamu pulang ke sini"
"tapi mi, alisha masih banyak kerjaan di sini. gak mungkin tiba-tiba alisha pulang."
"gak da tapi - tapian. masak mami sama papi yang harus nyusul kamu terus ke sana.
udah, pokok nya kamu pulang.
titik gak pake koma"
"bulan depan ya mi?? please,. please mami sayang!!"
" gak da bulan bulan depan, Minggu depan. klo kamu gak pulang Minggu depan, jangan salah kan mami kalo penyakit jantung mami kambuh gara-gara tingkah kamu lagi sayang"
perkataan mami barusan terpaksa membuat alisha harus menjawab iya.. segelintir bayangan tentang kambuh nya penyakit jantung mami terekam jelas di memori Alisha ketika dia masih menginjak bangku sekolah menengah.
hidup nya saat itu serasa hancur melihat mami nya tergampar di atas brankar dengan di bantu oleh berbagai alat media , dia gak mau klo kejadian di mana mami nya berjuang dengan rasa sakit melawan maut itu terulang lagi..
karena waktu itu sepulang sekolah, Alisha tanpa memberitahukan kepada orang tua nya, dia pergi jalan - jalan bersama teman- teman nya hingga sore.
sebelum pulang, mereka memilih singgah dulu di rumah teman nya. hingga mereka terlelap sampai jam 8 malam.
Mami nya yang menunggu di rumah, syok Karena sampe malam alisha belum tiba di rumah, sehingga penyakit jantung nya kambuh.
"iya mami,. Minggu depan alisha pulang, alisha akan selesaikan tugas-tugas alisha dulu dalam beberapa hari ini ya.
mami jangan ngomong kayak gitu lagi ya, alisha gak mau mami sakit lagi"
"oke. mami tunggu kepulangan mu". mami alisha.
"papi di mana, mi?"
"ada tuh, lagi di ruang kerja"
"salam buat papi alisha yang ganteng kebangetan ya mami"
"iya, hati - hati kamu di sana, jaga kesehatan ya"
"iya, mi. Miss you".
"miss you too. my baby... da.. da"
kenapa jadi kacau begini.. kenapa sih mami mesti nyuruh aku pulang di waktu yang gak tepat. pikiran alisha menjadi kacau.
di sisi lain dia tidak bisa meninggalkan tugas nya disini. tetapi mami nya menjadi prioritas utama bagi alisha.
Alisha mulai memeriksa kertas desain nya dan sambil menyalakan laptop.
"lomba nya tinggal hitung hari lagi.
apa gak bisa pulang nya habis lomba aja ya.
terpaksa nih lomba nya gue suruh pegang ama Talita aja" ngomel alisha sambil mengecek pekerjaan nya dan mulai mengambil hand phone untuk menghubungi Talita.
kring.... kring...
"ngapain alisha nelpon lagi libur?
pasti gak beres nih.
gak usah di angkat deh.
kalau penting, ntar pasti di telpon lagi"
ujar Talita sambil melihat layar hand phone nya tanpa menjawab panggilan tersebut.
kring... kring....
"ada apa, sha?"
"Talita, kamu lagi di mana sekarang??"
"aku lagi jogging di taman, kenapa??"
"jogging apa jogging??"
"mumpung hari Minggu libur, sha.
mending jogging deh di taman.
sekalian cuci mata siapa tau ada yang nyangkut di mata turun ke hati"
"Talita, kamu ini kenapa sih? apa kamu putus lagi dengan Dimas?
"oh.. bukan"
" kenapa sih hidup kamu tu harus selalu ber hadapan dengan laki-laki yang gak jelas".
"oppsss.. sorry, sha.
Aku sama dimas bukan putus, tapi belum jodoh untuk jadi pacar, jodoh nya cuma jadi teman tapi mesra"
"terserah kamu deh.. ribet banget hidup Lo buat hal bodoh kayak gituh"
" yah dari pada kamu yang selalu ber komitmen gak jelas.
tidak mau pacaran, mau setia pada suami saja.
bukan jaman Siti Nurbaya lagi, Bu"
"Talitaaaaaa....."
"iya alisha sayang, jangan teriak - teriak. ntar Talita yang cantik ini jadi budeg lagi"
" ke apartemen Aku sekarang juga, gak pake lama.
urgent gak boleh banyak tanya lagi" teriak alisha di seberang telepon..
"gila,, nelpon - nelpon marah gak jelas. trus di matiin.
untung baik dan jadi bos gue.
kalau gak.. ahhhh"
ujar Talita sambil berjalan meninjukan arah genggaman tangan nya ke arah depan karena kesel hari libur nya yang harus nya bisa dia manfaatkan untuk jalan- jalan, masih harus bekerja juga.
@🙏🙏 pembaca setia novel author..
mohon kasih like and komentar nya ya buat author dan perbaikan novel nya.
mohon bantuan nya🙏🙏
supaya author tambah semangat dalam menulis.
Di dalam apartemen, Alisha Mulai melihat jadwal nya dalam satu Minggu ini. mulai dari desain sampe pergelaran busana.
tok..tok... pintu apartemen nya bunyi.
alisha langsung membuka pintu melihat Talita yang sudah berdiri di depan pintu, dengan membawa makanan yang banyak di tangan nya.
"ayo cepat masuk"
"iya, enapa sih kamu ganggu aja,
ini kan hari libur??
gagal deh waktu joging aku" ngomel Talitha sambil meletakkan makanan menuju meja makan
"kamu bawa apaan??"
"ya makanan lah. bisa kelaparan gue kalau gak bawa makanan ke sini"
"iya . ya.. aku gak punya banyak waktu buat jelasin, mami mau Minggu depan aku balik ke indo.
Jadi sekarang aku mau menyelesaikan tugas aku dulu.
kamu tolong bantu dan awasi butik selama aku gak ada, tolong kamu handle semua nya ya"
"what's??? apa aku gak salah dengar nih?
ya ampun alisha!!!!
kenapa mendadak sih??
terus gimana dengan desain yang baru nanti nya??"
"kalau desain ter baru ntar aku kerjakan waktu di indo aja, hasil nya akan aku email"
" kalau persiapan pergelaran busana gimana??"
"ya kamu yang handle semua nya deh.
aku juga pusing nih mikirin nya"
"berapa hari kamu bakal di sana"
"belum tau, tergantung mami deh pokok nya"
"aku titip semua ke kamu deh, ntar selama satu minggu ini, aku jelasin dulu semua nya ke kamu, oke..!!"
"iya deh,, mau gimana lagi coba"
jawab Talita dengan lesu
"semangat, sekarang kita mulai kerja di nih.
aku jelasin du detail pengeluaran dan pemasukan butik."
"iya.. ya.."
mereka mulai mengerjakan pekerjaan mereka..
Perusahaan Wijaya
Disebuah perusahaan terbesar, seorang laki-laki sedang mondar-mandir sambil memikirkan ucapan dari orang tua nya tadi pagi di rumah.
"pokok nya papa dan mama mau kamu menikah Minggu depan, tidak ada protes" ucap sang papa.
"tapi pa, aku aja belum kenal dengan wanita yang papa jodohkan dengan aku"
"dia wanita baik, pintar, dulu papi nya yang membantu papa saat perusahaan kita hampir jatuh.
Mereka keluarga yang sederhana, bukan seperti gadis lain yang banyak dekatin kamu karena hanya melihat dari segi materi"
"apa gak bisa saling kenal, terus tunangan dulu, pa?"
"gak usah, ntar kamu banyak alasan lagi"
"tapi pa??"
"kalau kamu gak mau, papa bakal sumbangin semua perusahaan papa ke panti asuhan"
"oke, oke.. aku ikutin saran papa.
tapi aku akan bertemu dulu dengan nya sebelum hari pernikahan"
"oke, papa setuju".
kalian bertemu dulu untuk saling mengenal"
1 Minggu berlalu..
terlihat di sebuah bandara, seorang gadis cantik dengan gaya sederhana melangkah terburu-buru untuk bisa cepat sampai dan langsung memeluk orang tuanya..
"mami, alisha kangen banget"
"berarti cuma mami ni yang di kangenin?? berarti papi nya gak ya??" sindir papi
"papiiiiii.. alisha juga kangen banget sama papi,, kangen di peluk papi juga" ucap alisha sambil melingkarkan tangan nya di badan sang papi untuk memeluk papi nya.
"yaudah, ayo kita langsung pulang ya..
mami udah masak semua makanan kesukaanmu"
"siappp, mami. Alisha udah kangen masakan mami.
let's go"
Alisha memandang ke arah luar kaca mobil sambil melihat-lihat pemandangan.
tidak banyak yang berubah selama 1 tahun dia tidak pulang ke kampung halaman nya.
selang waktu 30 menit, mobil sampai di kediaman rumah orang tu alisha.
"sayang, kita makan dulu ya karena ini udah jadwal makan siang juga"
"oke mami, tapi alisha mau simpan tas dulu ke kamar ya"
"iya, mami sama papi tunggu di ruang makan langsung ya"
"iya"
mereka mulai memakan makanan yang sudah di hidangkan di atas meja.
selesai makan mereka mulai bercerita dengan mengobrol bersama
"bagaimana dengan kerjaan kamu sayang?"
"alisha suruh handle sama Talita, pa"
"ya penting ada yang tangani kerjaan kamu, jangan sampai terbengkalai gitu aja"
"insyaallah, Talita bisa Talita percaya, pa"
"mami, di sebelah itu rumah siapa?? gede ya mi rumah nya?"
"rumah teman mami sama papi, mereka sengaja buat rumah di samping rumah kita biar bisa bareng terus sama mami-papi.
biar ada kawan ngobrol buat nemenin masa tua kami"
"wah.. hebat banget tuh.. memang siapa sih mi?"
"kamu masih ingat dengan om Wijaya sama istri nya gak?"
"om Wijaya, yang terakhir ketemu ma alisha waktu alisha masih SMP ya Pi??
yang anak nya si Alex yang gendut itu Pi??"
"wushh.... kamu ini, gak boleh kayak gitu. sekarang anak nya ganteng loh!
keren lagi"
"ha...ha..... mami kayak nya ada yang cemburu tu,
mami puji cowok lain kenapa langsung di depan papi sih????.. ha.. ha... "
sekilas alisha melirik ke arah ayah nya yang kelihatan cemburu dengan perkataan istri nya tadi...
"udah.. udah..., bisa-bisa mood ayah kamu makin tambah jelek nanti"
"apa mereka udah pindah ke sini??"
" udah 2 bulan mereka pindah ke sini.
tapi Alex masih tinggal di apartemen nya"
kediaman Wijaya.
Alex yang mendapat perintah dari sang papa untuk pulang ke rumah, mau tidak mau harus mengikuti perintah papa nya.
"Alex, lusa kamu akan ketemu dengan calon istri kamu, sekalian dinner keluarga.
papa harap kamu harus hadir, karena papa gak mau kamu mempermalukan keluarga kita."
"iya, Alex bakalan hadir"
"satu lagi papa mau kamu Minggu depan tinggal dulu di rumah selama acara persiapan pernikahan kamu"
.
"baik pa, Alex akan tinggal disini mulai besok.
tapi Alex tidak bisa janji apapun untuk membahagiakan wanita itu"
"Alex, kamu bener- bener udah kelewatan ya..." marah sang papa.
"kamu langsung ke kantor Alex" perintah sang mama.
mama alex langsung memegang tangan sang suami yang sudah terlihat menahan amarah nya dari tadi,
untuk meredakan amarah nya,
sedangkan di sisi lain, terlihat Alex yang langsung rumah keluar menuju kantor nya.
"sudah pa, biarkan Alex. mama tau Alex gak akan membiarkan alisha sengsara.
Alex itu anak yang baik, bukti nya dia tidak pernah menanggapi wanita yang selalu mengganggu nya, terus dia tidak pernah bermain kasar dengan orang lain.
Alex cuma butuh waktu untuk menenangkan diri nya.
tidak mudah juga buat dia langsung menerima pernikahan ini secara tiba- tiba"
papa Alex langsung mengangguk tanda mengiyakan, karena semua perkataan istri nya memang benar.
Alex langsung masuk ke mobil nya, menuju ke kantor yang di selimuti rasa marah dan kesel dengan perjodohan yang di lakukan oleh kedua orang tua nya.
"kenapa sih,, harus nikah.. nikah..
aaahhhh.,. pusing gue dengar nya ."
ujar Alex sambil memukul stir mobil nya.
@🙏🙏 pembaca setia novel author..
mohon kasih like and komentar nya ya buat author dan perbaikan novel nya.
mohon bantuan nya🙏🙏
supaya author tambah semangat dalam menulis.
kediaman Atmadja.
Alisha lagi bersantai bersama orang tua nya sambil menonton TV setelah makan malam.
"alisha, papi sama mami mau ngomong sesuatu yang penting sama kamu"
Alisha menetap heran kedua orang tua nya.
"kami akan menjodohkan kamu dengan
anak keluarga Wijaya.
dan kami sudah memutuskan kamu akan menikah Minggu depan juga"
"what??? apa alisha gak salah dengar Pi?
kenapa papi sama mami langsung memutuskan semua nya,
"ingat umur kamu Alisha, jangan hanya karir yang kamu pikir kan!!"
"alisha belum terlalu kenal dengan anak om Wijaya, pi.
Alisha juga belum mau menikah sekarang"
"keputusan kami sudah bulat,
alisha kami tidak pernah meminta apapun sama kamu.
segala sesuatu bebas kamu pilih, mulai kamu sekolah, kuliah dan kerja di Paris.
tapi papi sama mami cuma mau kamu menikah dengan anak om Wijaya.
ini permintaan kami satu-satu nya. mengingat umur kami yang sudah tua" ucap sang papi dengan nada memohon ke arah alisha
alisha mulai memikirkan ucapan sang papi, memang benar selama ini mami dan papi nya tidak pernah menuntut apapun dari alisha..
"apa gak bisa di undur lagi acara nya, pi?"
"gak Alisha, keputusan sudah kami buat.
kalau kamu gak mau melihat mami kamu kambuh, ikuti kata - kata papi.
karena selama kamu di Paris aja, berapa kali mami kamu kambuh jantung nya.
hanya karena khawatir ketika kamu tidak mengangkat telepon saat mami kamu menelpon berkali - kali."
Alisha kaget dengan penuturan papi nya. karena dia gak pernah tau akan hal seperti ini.
Alisha mulai menganggukkan kepala nya pertanda iya setuju.
"besok malam kita akan makan malam bersama keluarga om Wijaya, untuk menentukan tanggal pernikahan nya.
Untuk konsep pernikahan mami dan Tante Wijaya sudah pernah berdiskusi untuk memilih WO terbaik" ujar sang mami
alisha menatap orang tua nya secara tidak percaya kalau konsep pernikahan nya sudah di atur lebih dulu sebelum dia tau apa-apa tentang pernikahan nya.
"berarti mami-papi sudah menyusun rencana ini udah lama??" ujar alisha dengan wajah bingung nya..
"maafkan kami sayang, kamu tau kan hal terindah yang di inginkan oleh orang tua adalah melihat anak-anak nya menikah dan punya cucu.
jadi mami hanya ingin merasakan hal terindah tersebut sebelum ajal menjemput kami.
kamu tau sendiri keadaan mami gimana sayang?". ujar sang mami dengan air mata yang mulai jatuh.
" maafin alisha, mi. iya alisha mau melaksanakan pernikahan ini.
alisha janji akan mewujudkan mimpi terindah yang mau mami lihat.
alisha janji, mi. tapi mami harus sehat ya demi alisha dan papi" ujar alisha dengan air mata yang mulai jatuh sambil memeluk mami nya.
Acara makan malam bersama, diadakan di kediaman keluarga Atmadja yang hanya di hadiri oleh keluarga Wijaya dan Atmadja.
"Alex kamu dimana?
kamu masih ingatkan tentang acara dinner malam ini?" tanya sang papa
"iya pa, Alex ingat.
ini Alex lagi jalan pulang, 5 menit lagi sampe" ujar Alex yang langsung memotong ucapan sang papa.
"oke, papa tunggu"
Alex memasukkan mobil nya langsung ke garasi dan langsung menuju keruang tamu tempat orang tua nya menunggu.
"malam ma, pa" sapa Alex.
" yaudah, kita langsung berangkat aja. karena keluarga om Atmadja sudah menunggu kita dari tadi"
"what????
Apa cewek yang papa jodohkan dengan Alex anak om Atmadja?" ujar Alex dengan ekspresi wajah yang sulit di tebak
"iya, kamu akan kami jodohkan dengan alisha"
"gak, Alex gak mau"
"beneran kamu gak mau??"
"iya, Alex gak setuju."
"baiklah kalau kamu gak setuju.
silahkan kamu keluar dari sini.
tinggalkan semua fasilitas yang papa kasih buat kamu"
"jadi ini rencana papa buat rumah di samping rumah om Atmadja??"
"iya, supaya kamu dan Alisha selalu ada bersama kami.
trus biar kami ada kawan ngobrol di hari tua dan bisa bermain bersama dengan cucu-cucu kami" ujar sang papa dengan wajah tersenyum.
"kenapa papa gak bilang dari awal? papa tau kan, klo alisha itu sangat cerewet.
Alex gak suka, kenapa gak cewek lain aja sih pa?"
"atau kamu mau papa jodohkan kamu sama,
siapa tuh anak rekan bisnis kita yang suka ngejar - ngejar kamu??"
"gak, Alex paham maksud ayah."
"klo kamu gak mau papa jodohkan dengan anak rekan bisnis papa yang itu.
ikuti permintaan papa sama Mama kamu sekarang" ujar sang papa dengan wajah tegasnya..
Alex menarik nafas panjang, memang keputusan ayah nya gak bakal bisa dia ubah, karena dia tau sifat ayah nya yang sangat keras kepala.
"iya pa . Alex setuju di jodohkan dengan alisha" jawab alex dengan wajah sendu nya.
keluarga Wijaya tiba di rumah keluarga Atmadja dengan berjalan kaki dari rumah nya, karena rumah mereka ber sebelahan.
"Malam Atmadja." ujar pak wijaya
"malam Wijaya, ayo silahkan masuk.
kita langsung ke ruang makan ya, buat kita makan malam dulu, baru nanti lanjut ngobrol nya"
Acara makan malam ber langsung dengan canda tawa antara keluarga Wijaya dan Atmadja.
tapi tidak dengan alisha dan Alex, kedua nya terlihat sama- sama tidak menikmati acara makan malam tersebut.
"ayo kita ngobrol di ruang tamu aja, biarkan piring-piring nya nanti bibi yang beresin.
Alex dan alisha, kalian silahkan ngobrol berdua dulu untuk lebih saling mengenal ya" ujar pak Atmadja.
Alex dan alisha saling menatap dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Ayo kita ke taman samping" ajak alisha
Alisha dan Alex duduk di kursi taman samping rumah dengan di temani keheningan malam.
Alex mencoba untuk mengajak ngobrol alisha.
"apa yang membuat mu sampai menerima perjodohan ini??"
"karena orang tua"
"kog bisa??"
"jujur, aku baru tau tentang perjodohan ini kemarin.
ya aku hanya mau membahagiakan orang tua ku dengan perjodohan ini"
"apa tidak ada rencana lain??"
"maksud kamu??" tanya alisha dengan wajah bingung
"karena kebanyakan wanita mendekati aku cuma karena aku ganteng, sukses, dan kaya"
" apa kamu berpikir semua wanita akan sama pemikiran nya??"
"iya" ucap Alex tanpa rasa bersalah
"ingat. jangan pernah merasa sombong dengan apa yang kamu punya.
karena tidak semua hal itu bisa di nilai dengan harta" ucap alisha dengan nada sedikit tinggi.
"oke jika kamu berpikiran seperti itu, aku mengikuti perjodohan ini hanya tidak mau papa sama mama tidak menganggap ku sebagai anak nya dan mencabut semua fasilitas yang aku miliki.
berarti keputusan ada di tangan kamu, mau melanjutkan pernikahan ini atau tidak!" ujar Alex dan langsung berjalan menuju ruang tamu.
Alisha melamun memikirkan perkataan Alex yang sangat menyakitkan bagi nya.
@🙏🙏 pembaca setia novel author..
mohon kasih like and komentar nya ya buat author dan perbaikan novel nya.
mohon bantuan nya🙏🙏
supaya author tambah semangat dalam menulis.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!