Pulang kerja, paman dan bibinya sudah membuat hatinya lelah, bahkan belum sempat istirahat, sudah mendapatkan kabar dari pamannya yang sangat buruk bagi jiwa raganya.
KAMBERLINA masih muda, tidak sekolah sebab paman nya tidak mau menyekolahkan Lina.
"Lina, sini sebentar, ada yang ingin paman katakan padamu."kata pamannya yang memanggil keponakannya itu untuk duduk bersama mereka.
"Ada apa paman? kenapa sepertinya serius sekali!"jawab Lina, dan langsung duduk di depan pamannya.
"Begini..... hmmmm... kami akan memintamu untuk tidak menolak, sebab, paman dan bibimu akan menikahkan mu dengan juragan tanah yang sudah memiliki istri tiga, katanya dia akan menikahimu menjadikannya istri ke empat, dan paman mau kamu harus mau!" tiba tiba saja Lina terkejut mendengar ungkapan pamannya.
"Maaf paman, dengan maksud apa paman menyuruhku menikahi orang yang bisa di sebut menjadi ayahku itu, apa paman tidak waras!" kesal Lina sebab pamannya menyuruh dirinya untuk menikahi pak tua yang sudah terbilang seperti kakek kakek.
"Ini juga demi kebaikan yang kami berikan padamu! jadi jagan pernah menolak untuk menikah dengan juragan tanah itu!"sentak sang bibi, kepada dirinya yang ikut menimpali ucapan pamannya.
"Maksud paman apa, semua sudah aku lakukan kemauan kalian, tetapi maaf untuk yang satu ini, Lina tidak bisa mengikuti kemauan kalian. "ucap Lina dan langsung pergi ke dalam kamar untuk mencari foto kedua orang tuanya.
Kamberlina adalah anak campuran. Turki dan indo. Lina yang sering di sapa oleh tetangganya. memiliki sifat penyayang dan juga
perhatian setiap orang, dan berbuat baik serta ramah, tidak pernah ada ucapan yang keji terhadapnya dari orang luar kecuali kedua paman dan bibinya.
Kamberlina yang masih di umur 17 tahun itu sekarang sedang menatap kedua foto peninggalan ke dua orang tuanya.
Pikiran demi pikiran yang ia pikirkan agar bisa keluar dari rumah itu, tetapi jika dia kabur pasti tidak bisa, kamarnya sangat tinggi, bahkan rumah mereka seperti rumah adat saja.
Paman dan bibinya mempunyai rumah papan nan tinggi sehingga di bawah rumah mereka di ternak kambing dan ayam, dan di lantai atas adalah khusus untuk masak dan kamar buat istirahat, tidak terbilang kecil atau besar, jadi sedang saja. di atas di bagi empat bagian. DAPUR. KAMAR DUA,RUANG TV DAN TAMU JIKA ADA YANG DATANG BERTAMU. SEDANGKAN KAMAR MANDI ADA DI LUAR, TETAPI AMAN. SEMUA SEPERTI KAMAR MANDI DI DALAM RUMAH.
" Apa yang harus aku lakukan, jika kabur, pasti mati juga kan tinggi kalau nak lompat, tetapi kalau keluar diam diam bagaimana pasti bibi ada di bawah bersama paman."kata Lina sambil mondar mandir.
Di bawah bibi dan pamannya sedang mengatur sebuah rencana. "Ma.. bagaimana kalau kita menjebak Lina dan setelah itu kita langsung antar ke rumah juragan tanah itu."usul sang suami.
"Bagaimana caranya mas?"jawab sang istri, bibi Lina. "Kita akan membuat Lina tertidur dengan obat tidur, kita akan memberikannya padanya dengan cara lembut dan hati hati agar dia tidak mencurigai kita untuk menjebaknya."kata sang suami (paman lina)
"Baiklah, kapan itu kita lakukan mas, aku sudah tidak sabar ingin melihat uang bonus yang di janjikan tuan juragan itu."jawab sang istri dengan senang (bibi Lina. )
"Sini, mas sudah mendapatkan cara brilian itu, agar Lina tidak bisa menyadari kalau kita menjebaknya."sambung sang suami (Paman Lina)
"Maksudnya apa mas, jagan buat aku bingung deh"protes sang istri (Bibi Lina)
"Kita akan manjakan Lina dalam satu minggu ini, dan setelah itu kita akan langsung melakukan trik yang terakhir ya itu menyuruhnya minum obat tidur, setelah berhasil kita langsung bawa ke tuan tanah."kata suaminya (paman lina)
"Baiklah, aku setuju, apa sekarang kita meminta maaf kepadanya dengan berpura pura juga?" tanya sang istri (bibi lina.)
Bibinya bernama Ibu Sari mina. usia 40 tahun, tidak memiliki anak. Pamannya bernama Ahmad, berusia 45 tahun.
Sedangkan yang dikamar sedang memikirkan cara untuk melakukan pelarian agar tidak di nikahkan dengan orang tua itu. sedangkan Bibinya sedang ke dapur untuk membiarkan segelas susu untuk di berikan kepada Lina.
Lina yang sudah tidak bisa mendapatkan ide, dia akhirnya menuju dapur untuk membuatkan makan malam keluarga kecil itu.
"Bibi sedang apa di dapur? tumben sekali" terkejut Lina setelah sampai di dapur dan malah melihat bibinya yang jahat itu tiba tiba berbaik hati memberikan segelas susu.
"Sayang,.. maafkan bibi ya, mungkin bibi sudah membuat kamu merasa tidak enak, karena perlakuan bibi dan paman kepadamu, sebagai tanda maaf bibi, bibi membuatkan susu untukmu loh. ayo di minum!"katanya dengan basa basi. tentu pikiran Lina bergejolak . *Terima apa tidak ya!*kata hatinya. (lina)
"Ada apa, tumben bibi seperti ini, jagan bilang ingin membuatku agar menuruti kemauan kalian agar menikahi pria tua itu, no, aku tidak mau paman bibi!" katanya dengan perasaan yang takut.
"Kalau kamu khawatir, sini bibi minum, pasti tidak akan terjadi apa apa lihat ya bibi minum susunya separoh!"kata bibinya dan langsung menuangkan susu itu setengah nya ke dalam gelas lain dan meminumnya di hadapan Lina keponakannya.
Setelah di minum oleh bibinya, menunggu beberapa detik tidak ada juga terjadi apa apa. hingga akhirnya dia mau meminum susu hasil buatan bibinya itu.
"Bagaimana ? tidak terjadi apa apakan! masa ia bibi melakukan hal kotor padamu, bibi serius ingin meminta maaf kepada nak Lina, sebab bibi sudah melakukan kesalahan selama ini terhadapmu!" katanya dengan pura pura sedih.
Sehingga Lina dengan mudah, bisa memaafkannya, tetapi masih ragu, keraguannya tidak di perlihatkan kepada bibi dan pamannya, entah ini siasat, Lina tidak tau, yang penting dirinya sedang waspada.
"Baiklah, sekarang bibi saya maafkan, tetapi tidak ada lain kali, bibi sudah saya anggap ibu Lina sendiri, sekarang paman juga begitu, Lina sudah anggap paman sebagai ayah Lina sendiri."kata Lina dengan sungguh sungguh, bahkan masih ada sedikit kecurigaan. sebab ini semua tiba tiba terjadi.
Keesokan harinya, semua berjalan dengan baik, bahkan tidak terlihat sama sekali kalau kedua orang tua itu melakukan hal yang tidak bisa Lina maafkan suatu hari nanti.
AKU HARAP SEMUA INI TIDAK BOHONGAN.
"Baiklah.. apa pekerjaan mu di rumah belum selesai juga?"tanya bibinya dari belakang sambil membawa telur ayam untuk di pilih pilih agar bisa di jual.
"Semua hampir selesai bik, ... sekarang tinggal sedikit lagi, mungkin sebentar lagi akan selesai!"jawab santai Lina.
"Baiklah, sekarang kamu istirahat pasti kamu capek dari tadi bekerja saja."ucap sang bibi.
BERSAMBUNG.
JAGAN LUPA LIKE. KOMEN. DAN VOTE. KARYA AUTHOR KE DUA.
# KABUR DARI RUMAH
Hari sudah pada gelap, selama dua hari semua terlihat baik baik saja, walaupun kecurigaan Lina masih ada, ya memang karena kedua pamannya terlihat seperti menyembunyikan sesuatu darinya.
"Maaf bik, saya mau ke kamar dulu, besok harus mengantarkan telur-telur itu ke warung warung. dan besok Lina juga mau membeli sayur untuk besok, karena Lina tidak bisa keluar tiap hari karena ke pasar jauh dari rumah kita kan bik" jelas nya dengan sedikit ragu, takut tidak di ijinkan oleh bibinya, karena selama ini jarang sekali Lina di ijinkan keluar rumah apa lagi ke pasar waktu lina hanya memasak dan membersihkan semua pekarangan rumah tinggi itu.
"Baiklah, kamu tidurlah, besok paman sama bibi mau pergi ke rumah teman dulu, mau arisan, kamu tidak udah masak, habis mengantarkan telur nya kamu pulang saja. biar bibi yang belanja, sekalian pulangnya kebetulan rumah teman arisan berdekatan dengan pasar, bibi mau tidur juga jagan lupa tutup dan kunci rumah jika pamanmu sudah kembali." kata bibinya dan pergi begitu saja.
"Baik bik. selamat malam, kalau begitu Lina masuk ke kamar Lina dulu." setelah berpamitan kepada bibinya, Lina langsung masuk ke kamar tanpa menutup pintu kamarnya, agar Lina tau bahwa sang paman sudah pulang dengan nampak terlihat dari kamarnya jika sang paman lewat dan masuk ke kamar mereka. karena pintu kamarnya dan kamar milik pamannya bersebelahan dengan kamar Lina.
PUKUL 22:40 Suara sepatu seseorang terdengar di telinga Lina. dan segera keluar dari kamar untuk melihat siapa yang datang.
"Eh paman sudah pulang? tapi tumben malam sekali."
"Ada urusan, kau kenapa belum tidur?"
"Bibi tadi menyuruhku untuk tidak tidur dulu sampai paman pulang. nanti jika paman pulang tidak ada yang membuka pintu."
"Paman selalu membawa kunci cadangan, sekarang pergi tidurlah, besok hantarkan telur telur itu ke warung biasa nya, dan jagan lupa ambil duit hasil jualan telur yang kemaren kemaren, paman mau tidur dulu"
"Baik paman." Sang paman langsung memasuki kamar mereka , sedangkan Lina sedang menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan membuang air kecil.
Tanpa segaja dia melewati kamar pamannya, Lina mendegar pembicaraan tentang paman dan bibinya yang sedang membicarakan tentang pernikahannya bersama dengan si tua bangka itu.
"Pak, apa bapak sudah bicara dengan tuan tanah itu, apa katanya?"ucap si bibi kepada suaminya.
"Sudah ma, nanti dia juga akan turun tangan untuk menikahi Lina, agar urusan kita cepat selesai besok dia datang kesini bersama dengan penjaganya dan juga penghulu untuk langsung menikahkan mereka disini, jadi ayo tidur agar besok bagun pagi, untuk mempersiapkan rencana kita, jagan sampai ketahuan oleh Lina, bisa gagal rencana kita untuk menerima uang, dan kita akan di penjara karena sudah membohonginya." kata si paman , mereka tidak tau jika rencananya sudah di dengar semua oleh Lina.
"Apa apaan ini, benar perasaanku mengatakan ada yang tidak beres, lebih baik malam ini aku pergi saja aku masih mempunyai barang peninggalan ibu dan ayah, lebih baik aku pergi ke kota jakarta saja, dari pada disini hidupku sudah sia sia."kata Lina setelah sampai di kamar, Lina segera bersiap untuk pergi, dirinya hanya membawa tas tangan dan baju yang lengket di badannya agar tidak terganggu dengan pelariannya.
Lina memasukkan gelang dan kalung punya ibunya yangvdi berikan dukungan semasih kecil untuk nya. dan pergi setelah paman dan bibinya sudah tertidur lelapnya, sehingga tidak menyadari jika ponakan mereka kabur malam itu.
"Baiklah, aku tidak akan membalas kalian, tetapi aku tidak akan mengakui kalian lagi atas perbuatan dan kelaukan kalian yang tidak pernah berubah, aku pergi, dan jagan pernah menyalahkan ku atas apa yang kalian berikan padku selama ini." setelah mengatakannya Lina langsung pergi dari rumah pamannya dengan pelan pelan, karena kunci rumah itu di berikan oleh bibinya tadi untuk membuka pintu jika pamannya sudah pulang.
Lina pergi dengan berlari pelan setelah keluar dari rumah itu menuju stasiun bus yang akan dia naiki ke kota jakarta, dan tidak melihat ke belakang lagi, karena baginya tidak ada hubungannya lagi di sana.
"Aku harus ke kota sebelah saja, dan menjalankan hidup baruku tanpa ada yang menyakiti ku lagi, disana nanti aku akan bekerja demi kehidupan sehari hariku, mungkin dengan menjual semua barang hasil peninggalan ibu, mungkin bisa memabayar kontrakan dan belanja sebulan sebelum mendapatkan pekerjaan." kata Lina sambil menuju stasiun bus yang akan ia naiki nantinya.
"Apa salahku yangbterlahir seperti ini, selalu di sakiti dan di acuhkan, ketika ada maunya akan di perhatikan walaupun itu palsu, kenapa pahit hidupku yang selalu menerima kenyataan pahit, dan cobaan apa lagi nanti nya akan aku hadapi di kota lain." setelah meraugi kehidupan yang akan dijalaninya, tidak terasa sudah sampai ke stasiun.
"Mau kemana dek?"tanya pria yang sudah seperti pamannya.
"Mau ke Jakarta pak, apa bus yang berangkat jam segini masih ada pak?"tanya Lina.
"Masih neng, tapi masih menunggu penumpang lain, silahkan beli tiketnya dulu, apa ada barang yang mau di masukkan ke bagasi dek?"tanya bapak itu.
"Tidak pak, saya hanya berangkat saja, karena barang barangku ada di jakarta disini hanya bermain kerumahbteman saja."bohongnya.
"Baiklah, sambil menunggu yang lain adek daftar dulu untuk beli tiket di dalam."suruh si bapak.
"Baiklah, Terima kasih pak"lalu Lina masuk ke dalam untuk membeli tiket bus nya.
"Permisi!! apa masih ada tiket untuk ke Jakarta jam segini buk?" tanya Lina.
"Ada dek, buat berapa orang,?"jawab si ibuk penjaga tiketnya.
"Satu saja buk, buat saya."kata Lina lagi.
"Baiklah tunggu sebentar, saya siapkan dulu ya!"setelah mengatakannya dan memerikan sebuah kertas kepada Lina, ibuk itu langsung membuka laci dan mengambil sebuah kertas berwarna putih pink dan memberikannya kepada Lina.
"Ini tiketnya sudah di silakan dan tolong tanda tangani disini, dan ini no kursinya!"kata ibu penjaga tiket itu lagi.
"Baik bu, Terima kasih, kalau begitu saya keluar dan menunggu di dalam bus saja" tidak lama kemudian, para penumpang yang di tunggu akhirnya sudah berkumpul lagi, Lina ingin memberikan makanan dan minuman untuk di jalan, tetapi uangnya hanya tinggal dua puluh ribu saja, sebab Lina belum menjual barang peninggalan orang tuanya. bahkan untuk membeli tiket saja sudah menghabiskan 350 ribu.
"Semua sudah ada!!" tanya si sopir.
"Sudah semua mas..!"jawab mereka semua. lalu bus itu hidup tanpa menunggu lama, busnya berjalan keluar dari terminal menuju jalan yang akan di tempuhnya selama satu hari satu malam.
BERSAMBUNG...
CINTAILAH WANITAMU SEPERTI KAMU MENCINTAI IBUMU. 🙏🙏🙏🙏
"Masih lama di perjalanan, apakah duit 20 ribu bisa untuk di belanjakan? tidur sajalah, ini juga masih malam, lebih baik tidur sampai besok pagi."ucapnya dengan bergumam.
Lina duduk paling belakang, dan bersantai, karena tidak ada teman sebangku nya. disinilah Lina yang tertidur sampai pagi, Lina sadar setelah bus yang dia naiki berhenti di sebuah rumah makan khusus buat para sopir bus.
Sedangkan di rumah paman dan bibinya sedang berlangsung keributan antara kedua suami istri itu yang telah kehilangan sang penghasil uangnya.
"Bapak!!! Lina hilang!!!" pekiknya dari kamar Lina.
"Tidak mungkin dia kabur, bagaimana caranya untuk menjelaskan kepada juragan tanah nanti!!"jawab si suami yang ikut pamnik karena hilangnya Lina.
"Cepat telpon tuan tanah itu pak, siapa tau dia bisa mencarinya juga, jadi kita bisa terbantu."suruhnya kepada sang suami.
"Baiklah, tunggu disini bapak ambil ponsel di kamar dulu."sang suami berlari ke kamarnya untuk mengambil ponsel agar bisa secepatnya menghubungi pria tua itu.
Sedangkan di rumah makan, Lina ingin memesan makanan tapi duitnya tidak mencukupi, sehingga dia memasang teh panas untuk menghilangkan rasa laparnya, dan membeli sebungkus roti yang harga dua ribuan.
Sopir yang melihat nya mendekati Lina dan ingin mengajak makan bersama dengan sopir tampan itu, seorang sopir bus yang masih usia 23 tahun itu mengajak Lina untuk ikut bersamanya.
"Hai cantik, kok tidak mesan makanan, kamu tidak lapar ya!" Lina tidak meara malu mengatakan kebenarannya.
"Maaf kak, tapi duitku kurang hanya sisa dua puluh ribu, belum dapat uang, padahal aku sangat lapar." jelas Lina dan pria itu hanya tersenyum melihat ungkapan gadis di hadapannya.
"Baiklah, ayo makan bersamaku, tapi maaf ya aku hanya seorang sopir saja"sang sopir sangat merendahkan diri, Lina menerima ajakannya dan pergi mengikuti pria muda itu sambil membawa teh panasnya tadi.
"Kalau boleh tau namanya siapa dek? dan tujuannya mau kemana ini."tanya sopir bus itu, sebut saja namanya Alex.
"Mau kejakarta sih kak, mau bekerja, untuk mengubah jati diri, dari pada di kampung hanya di rumah saja mendiam diri" ada keraguan untuk mengatakannya kepada alex.
"Ayo dimakan, bair kakak yang bayar"dengan senang hati Lina menerima tawaran dari alex dan di makan dengan santai sampai mereka berangkat kembali, tetapi sebelum berangkat, alex membawa Lina ke supermarket untuk membeli cemilan.
"Ayo ikut kakak beli rokok dulu, biarkan mereka naik dulu, mereka juga masih mau ke sana untuk jajan di dalam perjalanan nanti!" ingin menolak tapi alex keburu menarik tangan lina.
Di rumah paman milik Lina sedang ada keri utan antara paman dan sang juragan tanah itu.
"Apa kau tidak bisa membayar hutang mu, dan malah membiarkan calon istriku kabur, sekarang hari ini juga kunasi hutang hutang mu dan pergilah sejauh mungkin. jika tidak berikan semua tanahmu dan juga rumah yang kau miliki, pergilah dari kampung ini jagan sampai aku melihat kalian berdua!"usir si tuan tanah kepada paman dan bibinya Lina.
"Tuan, jagan usir kami, berikan kami waktu untuk mencari Lina, saat dia ketemu akan kami bawa langsung ke hadapan tua tanah.."ucap sang paman sambil memohon di hadapan si tuan tanah itu.
"Baik, kau berikan satu bulan, setelah itu berikan padaku dan jagan coba coba membohongi ku lagi"setelah mengatakannya semua pria yang menemani tuan tanah pergi bersama tuannya.
"Baik tuan Terima kasih sudah memberikan waktu untuk mencari ponakan saya" Tidak akan bisa di cari, karena yang di cari sudah pergi ke kota sebelah untuk menjalankan hidupnya.
"Dek kenapa diam saja, ayo ambil cemilan yang mau di makan nanti di dalam bus nya!"kata alex kepada Lina, tetapi Lina menolak, karena sudah di beri makan.
"Maaf kak, Terima kasih, tapi tidak usah, tadi kaka juga sudah memberikan aku makan,Lina tidak bisa membayarnya, karena juga belum tentu bisa bertemu dengan kaka lagi." tolaknya dengan halus.
"Tidak masalah, jika kita ketemu suatu hari nanti maka di situlah kamu mengembalikannya, jika tidak maka kita saling mengiklaskannya saja, sekarang ayo ambil yang mau kamu makan di dalam bus nanti."kata alex lagi. dengan terpaksa Lina mengambil beberapa cemilan dan satu botol air minum agar nanti tidak kehausan.
Setelah semua selesai, para penumpang naik kedalam bus untuk melanjutkan perjalanan lagi
"Kak, berapa lama lagi kita sampai ke Jakarta kak?"tanya Lina kepada alex.
"Mungkin tiga jam lagi, sudah ayo naik, kursimu dimana?"tanyanya lagi.
"Paling di belakang kak!"jawab Lina, memang benar jika Lina duduk paling belakang, itu karena dirinya lebih menikmati sendirian di belakang, sebab mau main ponsel juga tidak ada gunanya sebab ponsel saja dia tidak punya.
Kaka tidak punya teman di depan, bagaimana jika kau duduk di depan bersama kakak, biar ada teman mengobrol" katanya, Lina ingin menolak, tapi keburu di suruh masuk dan pintupun di tutup.
"Mas,, jagan nakal sama gadis itu, sepertinya dia masih muda"ucap ibu yang hendak duduk dikursinya.
"Iya buk, saya juga tidak akan mengapagapainya. hanya sekedar duduk dan mengibrol untuk menghilangkan rasa kantuk."jawab alex kepada ibu yang berkata padanya tadi.
"Ya sudah, apa semua sudah berada di tempat duduk nya!"tanya alex sambil melihat kearah penumpangnya di dalam.
"Sudah!!" jawab semua penumpang, para penumpang itu menyukai sang sopir karena ramah dan juga sopan santunnya terhadap orang tua ada.
Bus itu melaju dengan kecepatan sedang sambil mengobrol pembicaraan yang berbeda beda, ada tentang kehidupan yang normal ada juga tentang kehidupan yang pahit.
"Dek umurnya sudah berapa? kakak lihat seperti masih sekolah?"tanya alex kepada Lina.
"17 tahun kak"jawab nya.
"Aslinya orang mana dek asal kita berangkat malam tadi, kalau kakak dari mana, kalau sudah punya istri lebih baik tidak usah menggoda wanita lain, soalnya kasian istri kakak sedang menunggu di rumah!"pertanyaan Lina mampu membuat alex tertawa karena lucunya.
"Hahahahaha... kakak ini masih lajang dek, belum punya istri, pacar saja gak punya!"jawabnya sambil tertawa pelan.
"Masa, kakak cakep kok gak punya pacar, kasian kakak nya sudah tua!"ucapan ceplas-ceplos nya membuat alex terkikik karena kelucuan Lina.
"Kamu ini seperti adikku yang di rumah, dia seumuran denganmu"ucap alex dan membuat Lina pengen bertanya lebih dalam lagi.
"Emang kakak tinggal dimana? dan kakak punya adek cewek, pasti dia bahagia mempunyai kakak dan kedua orang tua yang masih lengkap"ucapan Lina membuat alex berfikir tentang ucapannya.
"Kakak tinggal di jakarta, kakak bekerja sebagai sopir, kakak ini memang mempunyai kedua orang tua dan satu orang adik, dia cewe masih sekolah kelas satu SMA.dia juga sangat cerewet menyuruh kakak cepat menikah."kata alex kepada Lina, dan Lina hanya tersenyum paksa mendegar ucapan alex.
BERSAMBUNG..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!