"Sayang" Panggil seseorang.
Salsa langsung menoleh ke arah belakang saat mendengar suara yang sudah lama tidak iya dengar, dan suara yang di rindukannya itu memanggil nama nya.
" Dimas! "seru Salsa dan langsung menghambur ke pelukan sang suami.
"Kamu dari mana aja, kenapa enggak pernah ngabarin aku, kamu lupa sama aku atau kamu Amnesia sampai-sampai kamu enggak pulang-pulang dan ngelupain anak dan istri kamu di rumah." protes Salsa kepada Dimas,
"Maafkan Aku sayang Aku nggak bermaksud ngebuat kamu kuwatir" ucap Dimas dan langsung membalas pelukan Salsa, saat keduanya saling melepas Rindu dengan berpelukan, Salsa dibuat heran saat melihat seorang wanita muda dan cantik sedang menggendong seorang bayi, yang kira-kira usianya sama seperti usia Putrinya. Salsa mencoba melepas pelukannya dari Dimas. Dimas menatap heran ke arah Salsa.
" Sayang ada apa?" tanya Dimas
" Dia siapa?" Tanya Salsa balik menunjuk perempuan berwajah Eropa yang berada di belakang Dimas.
Dimas ragu-ragu untuk menjawab pertanyaan dari wanita yang sangat dicintainya itu.
"Di-dia itu istri kedua aku sayang. Tapi kamu jangan marah dulu semua ini...,"
"Apa!" teriak Salsa memotong perkataan Dimas.
"Kamu berhianat" ucap Salsa lagi dengan lirih.
"Bukan Bukan itu maksud aku...,"
"Terus apa! Kalau kamu nggak berhianat ini itu artinya apa. Jawab aku Dimas" bentak Salsa yang sudah tidak bisa mengontrol emosinya
" Kamu tega berkhianat sama aku" ucap Salsa lagi
"Kamu bohong kan Mas ini enggak bener kan, kamu enggak mungkin berkhianat sama aku, aku yakin kamu itu bukan cowok brengsek. Benerkan Dimas, jawab!" teriak Salsa histeris,
"Maafin aku Sa, tapi semua ini emang bener aku udah nikah sama Bella, aku mohon Maafin aku Sayang" ucap Dimas memohon dan bersujud kepada Salsa dengan air mata yang sudah mengalir deras.
" Pergi kamu dasar br*ngs*k, mana janji kamu Dimas. Kamu berhianat kamu tega sama aku, mana cinta yang dulu kamu janjikan dan kamu ucap kan kepadaku dulu. Aku butuh bukti bukan hanya perkataan dan sekarang, bukannya bukti yang aku dapatkan melainkan penghianatan dan sebuah kebohongan."
"Tapi aku beneran cinta sama kamu. Aku melakukan ini semua karena terpaksa bukan karena kemauan aku sendiri."
"Bohong" teriak Salsa,
"Bener Sa aku enggak bohong."
" Lalu apa ini. Kamu pulang dan membawa seorang wanita yang ternyata adalah madu ku sendiri dengan bayi yang umurnya masih sama, sama anak kamu yang aku lahir kan dengan penuh perjuangan, tanpa ada seorang suami yang menemani, dan di samping waktu aku melahirkan."ucap Salsa dengan suara lantang nya namun diiringi dengan suara isakan tangis yang sudah tidak bisa di bendung lagi.
" Aku pikir aku udah memilih pria yang benar untuk aku cintai tapi ternyata, Semua Itu Bohong. Aku pikir kamu adalah pria yang tepat untuk menjadi sesosok Ayah untuk anak-anakku kelak tapi ternyata. Bahkan kamu dengan teganya ngeduain aku dan nikah lagi di saat istri kamu hampir saja meregang nyawa saat melahirkan darah daging kamu sendiri" teriak Salsa bertambah histeris.
" Stop Salsa, maafkan aku. Sumpah aku enggak pernah ada niatan sedikit pun buat nikah lagi, apalagi ngeduain orang yang aku cintai."
" Diam! Kamu pikir kata-kata kamu bisa ngembaliin kepercayaan aku, enggak Dimas, kamu pikir aku wanita murahan yang enggak punya harga diri dan mau di bodohin sama pria br*ngs*k kayak kamu."
"Tapi demi apapun aku dalam situasi sulit.
Sa kamu harusnya bisa ngertiin suami kamu" ucap Dimas.
"Kamu munafik"
" Kamu Egois dan hanya mementingkan kan diri kamu sendiri dan enggak pernah memikirkan kan perasaan suami kamu" bentak Dimas sehingga membuat Salsa langsung terdiam dan tak percaya dengan semua ini. Salsa hanya bisa menggelengkan kepalanya saat melihat sikap suaminya kembali lagi seperti dulu pada saat awal awal pernikahan.
" Maafin aku Sa. Aku bener-bener enggak sengaja ngebentak kamu tadi." ucap Dimas dan hendak memeluk Salsa,
"Enggak" teriak Salsa dan menjauh mundur dari Dimas,
" Kamu berubah, kamu nggak pernah ngertiin perasaan aku. Wanita Mana yang mau dimadu. Enggak ada Dimas, Enggak ada...," ucapan Sasa terhenti sejenak dan beralih memandang ke arah seorang wanita yang sedang berada di belakang punggung Dimas sambil menunduk kan kepalanya, Salsa hanya bisa tersenyum miris dan beralih memandang ke arah Dimas secara bergantian.
" Maafin aku Sayang"
" Cukup Mas. Udah cukup, aku udah maafin kamu sebelum kamu minta maaf ke aku, jadi berhenti untuk memohon seperti tadi."
"Kamu Beneran udah maafin aku?" tanya Dimas dengan wajah berbinar
" Aku enggak pernah bohong sama kamu.
Dan juga aku enggak pernah munafik dengan semua perkataan aku" balas Salsa dengan senyuman Getir.
Dimas seperti seakan terjungkal dan tertampar dengan perkataan istrinya barusan. Dimas yakin bahwa Salsa pasti sedang menyindirnya, Dimas tidak bisa berbuat apa-apa karena memang semuanya adalah fakta.
Salsa mencoba mendekat ke arah Bella.
" Sudah berapa lama kalian menjalin hubungan?"
" Apa maksud kamu?" sahut Dimas,
" Enggak usah bohong Mas. Berapa lama?" tanya Salsa lagi dengan nada bicara yang sudah naik satu oktaf.
" Kalian pikir aku ini perempuan yang bodoh dan lugu, yang bisa kalian bohongin. Kalian pasti udah ngejalin hubungan sejak lamakan, kalau enggak Mana mungkin sampai bisa menghasilkan Bayi" ucap Salsa.
" Kamu salah paham Salsa" sergah Dimas.
"Udah Stop! Aku nggak mau ngedengerin penjelasan dari pria br*ngs*k kayak kamu. Dasar pengecut, kamu laki-laki b*jing*n. Kamu pengecut Dimas" teriak Salsa dan terus memukuli dada bidang Dimas, untuk melampiaskan emosinya.
" Pukul aku Sa, pukul! Kalau memang dengan kamu memukul aku, bisa membuat kamu tenang." ucap Dimas dan langsung memeluk Salsa Ia membenamkan kepala istrinya itu didada bidang miliknya.
Seorang wanita yang tak lain adalah Bella tidak tahan melihat seorang wanita harus merasakan rasa sakit karena dirinya, Bella merasa jijik terhadap dirinya sendiri, dan merasa Ia tak pantas untuk hidup saat ini juga. Bagaimanapun juga, Bella adalah seorang wanita Ia pasti sangat paham Bagaimana rasanya saat di madu. Hingga tanpa sadar Bella mengeluarkan air mata saat melihat Salsa menangis dan tersiksa akibat dirinya yang telah menjadi seorang pelakor di rumah tangga Dimas dan juga Salsa. Tapi mau bagaimana lagi semua berada diluar kendalinya.
"Kamu pengecut Dimas"
" enggak" ucap Dimas menggeleng,
"Kamu pengecut" teriak Sasa semangkin kuat memukul dada Dimas, Dimas seakan tidak merasakan apapun saat dipukul oleh Salsa. Yang ia rasakan saat ini adalah hanyalah rasa sakit saat melihat wanita yang sangat dicintainya itu terluka dan menangis, karena pria brengsek sepertinya yang tega menduakan Sang Istri.
"Kamu pengecut Dimas, kalau kamu enggak pengecut. Kenapa kamu malah nikah diam-diam dan enggak secara terang-terangan di depan aku, kamu malah melakukannya di belakangku dan bahkan kamu menikahi dia tanpa seijin dariku." ucap Salsa memandang nyalang ke arah Bella
"Kenapa kamu nangis?" tanya Salsa kepada Bella,
"Harusnya itu aku yang nangis bukan kamu. Sekarang puas kamu udah ngehancurin rumah tangga orang lain. Dimana perasaan kamu sebagai seorang wanita, aku yakin pasti kamu tahu gimana rasanya disaat rumah tangga kita dilanda kebahagiaan namun sekarang semuanya sudah hilang sirna karena kamu" ucap Salsa menunjuk ke arah wajah Bella dengan tersenyum miris.
"Maafin aku, aku enggak berniat buat ngancurin rumah tangga kamu. Ini semua salah paham, kamu dengerin dulu penjelasan dari Dimas. Aku berani sumpah kalau Aku dan Dimas...,"
"Diam" bentak Salsa memotong ucapan Bella,
"Harusnya kamu itu sadar diri, kamu enggak tau malu ya, udah jelas-jelas kamu bersalah dan sekarang kamu malah ngelak dan cari alasan. Kamu pikir aku bodoh. Demi apapun kalian berdua Memang Pantas jadi suami-istri tukang berkilah dan tukang bohong."
" Salsa cukup hentikan semua omong kosong ini."
" kamu belain dia? bisa-bisanya kamu belain wanita ini, dan malah ngebentak aku"
"Dimas berhenti jangan bentak Salsa, kita berdua memang salah dan enggak Seharusnya kamu ngebentak istri kamu sendiri"
" Dasar wanita ular jangan sok baik ya, istri yang mana sekarang. Istri Dimas itu ada 2" balas Salsa dengan wajah yang sudah memerah dan hendak menampar Bella. Namun sebelum tangan Salsa mendarat ke pipi Bella, Dimas sudah Mencegah lebih dulu dan menangkis dengan kasar tangan Salsa.
Bella yang menyaksikannya hanya bisa menggeleng ke arah Dimas, supaya Dimas tidak berbuat kasar kepada Salsa.
" Dimas Stop, aku mohon hentikan tindakan Kasar kamu terhadap Salsa."
"Masuklah" perintah Dimas dengan nada dingin, Bella hanya bisa menuruti semua perkataan dari Dimas, dan tidak bisa menentang perintahnya. Bella langsung masuk ke dalam kamar dengan Bayinya yang sedang menangis. Mungkin karena terganggu oleh pertengkaran tadi hingga membuat bayi Bella menangis.
Bella pergi menaiki tangga menuju kamar dengan di antar oleh seorang Maid yang di perintahkan oleh Dimas.
*****
"Salsa, aku mohon dengar penjelasan aku. Salsa Pliss." ucap Dimas memohon dan langsung mengejar Salsa yang berlari menuju anak tangga dengan menangis.
Dimas dengan langkah cepat mengimbangi langkah kaki Salsa, dan langsung menarik pergelangan tanganya.
Hingga membuat Salsa menubruk dada bidang milik Dimas. Dan tidak bisa berkutik karena Dimas memeluk Salsa dengan sangat erat.
Salsa hanya bisa menangis dan terus menangis.
"Lepasiinnn Dimas, aku mohon tolong lepasin aku." ucap Salsa memohon kepada Dimas dengan suara lemah, dan berusaha melepaskan cekalan tangan Dimas yang menahannya agar tidak pergi.
"Sa, aku mohon dengerin aku dulu!" ucap Dimas dengan suara serak akibat menangis, dan mencium kening istrinya itu. Dimas menangis namun tidak mengeluarkan suara dan hanya mengeluarkan air mata saja.
"Gimana aku mau ngedengerin kamu Dimas. Bahkan kamu sendiri enggak pernah mau ngedengerin aku, aku minta supaya kamu ngelepas tangan aku. Tapi kamu enggak mau nurutin Dimas." Jawab Salsa sambil menangis dan terus mencoba untuk memberontak dari pelukan Dimas.
"Aku enggak akan pernah ngelepasin kamu Sayang. Sampai kapan pun, aku juga enggak bakalan ngebiarin kamu buat pergi."
"Kamu egois Dimas, kamu cuman mau menang nya sendiri." teriak Salsa,
Dimas semangkin mengeratkan pelukannya, dan bahkan Salsa juga semangkin bertambah histeris.
Dimas secara perlahan melepaskan pelukannya saat melihat Salsa sudah tenang.
"Aku mau kita Cerai."
"Syuttt. Jangan bicara seperti itu lagi Sa, aku enggak mau. Aku enggak sangup jika hidup tanpa kamu,"
Dimas meraih wajah Salsa dan menangkup wajah Salsa mengarahkan nya kewajah Dimas.
Namun Salsa enggan untuk menatap wajah Dimas, dan memalingkan wajahnya kesamping.
"Sebegitu jijik kah wajah suami mu ini Sayang. Heemm! Bahkan untuk melihatnya saja kau tidak mau, kau boleh menampar wajah ku sekarang juga Sa, jika kau mau lakukan lah sepuasnya. Tapi ku mohon jangan diamkan aku seperti ini, apalagi sampai meminta kita untuk bepisah, aku tidak sanggup Sa. Lebih baik kau memaki dan menampar wajahku dari pada harus mendiamkan ku seperti ini."
Salsa tidak bergeming dan malah semangkin menundukan wajah nya dari Dimas.
"Kenapa kamu tega" ucap Salsa dengan Suara serak basahnya karena habis menangis,
Dimas menggeleng dan langsung menangkup kedua pipi Salsa, dan terlihat jelas wajah yang kusut, mata sembab akibat menangis serta rambut yang acak acakan. Dimas langsung mencium bibir Salsa.
Salsa memberontak dengan sekuat tenaganya, namun Dimas malah semangkin ******* bibir halus Salsa dengan kasar dan bringas. Tidak perduli dengan Salsa yang sudah hampir kehabisan nafas, dan langsung memukul tengkuk leher Salsa hingga membuat Salsa menjadi tidak sadarkan diri (pingsan). Untung enggak mati ya Tante,
Dimas langsung menggendong tubuh Salsa dan membawanya kedalam kamar.
Secara perlahan Dimas menaruh tubuh Salsa Kekasur King Size berwarna putih itu, Dimas membelai rambut Salsa dan mengusap perlahan bibir Salsa yang sudah membengkak dan bahkan mengeluarkan Darah segar akibat ulah Dimas yang menggigit Salsa hingga berdarah. Dimas perlahan mendekat ke wajah Salsa dan mencium bibir halus dan lembut yang sangat di rindukannya itu. Menciumnya dengan lembut, Dimas menyudahi ciumannya dan mengelap bibirnya yang terdapat sedikit darah segar, yang berasal dari bibir Salsa.
"Maafkan aku Sayang. Tapi aku sangat merindukan mu, semoga setelah ini kau tidak akan membenciku, dan mungkin pasti kau akan memaki ku setelah kejadian ini." ucap Dimas dengan nada bimbang,
"Huffft" ' suara hembusan nafas kasar'
"Aku merindukanmu, dan maafkan aku.
Aku sudah tidak bisa menahan nya lagi,"
Dimas langsung membuka kancing kemeja dan juga celananya, setelah itu Dimas beralih melucuti pakaian Salsa satu persatu.
* Dan mulailah yang itu, apasih namanya aku masih bocil. Jadi masik polos Tante, aku masih kecil tak tun twang, tak tun twang. Belum tau apa apa, tak tun twang, tak tun twang.
Jadi sampek sini aja, ntar kenak marah bapak ku, di tendangnya pulak aku nanti.
Curhatan hati sang Bocil*
Setelah melakukan uwak uwak.
Dengan nafas yang tersenggal senggal Dimas langsung mengambil selimut untuk menutupi tubuh polos istrinya. Dimas mengecup kening Salsa dan menciumi wajah Salsa tanpa henti.
"Maafkan aku Sayang" gumam Dimas,
Dimas langsung tertidur. Mungkin karena kelelahan habis melakukan aktivitas ranjang, Dimas langsung terlelap bersama dengan Salsa ke Alam mimpinya masing masing. Dengan tubuh keduanya masih sama sama polos dan hanya ditutupi oleh selimut putih yang tebal.🙉 Ampun Pak, Bapak ku menangis melihat ini.
Bapak gue bilek: "Bukan anak gue tu".🔪
*****
"Bik, Dimas kemana?" Tanya Bella kepada Maid yang mengantarkan nya tadi kekamar.
"Loh, Non Bella. Kok turun?" tanya sang Maid,
"Oh, saya mau ngisi air panas di termos buat susunya Rafa."
"Minum susu Instan ya Non?"
"Iya Bik, Rafa juga minum ASI kok. Cuman saya kasih susu Pormula supaya nanti Rafa terbiasa minum susu Pormula waktu saya tinggal kerja," balas Bella dengan tersenyum ramah.
Bella langsung pergi berlalu dan melupakan pertanyaan nya tadi kepada Sang Maid untuk menanyakan keberadaan Dimas. Karena Sang Maid tersebut tidak mau membuat Bella sakit hati dan sengaja mengalihkan pembicaraan, karena jika nanti Ia bilang bahwa Dimas dan Salsa sedang berada di dalam kamar. Dan tentu saja Sang Maid paham apa yang sedang dilakukan Dimas saat ini.
Karena secara tidak sengaja, tadi Sang Maid melihat Dimas dan Salsa sedang berciuman di bawah anak tangga.
Salsa terkejut kala melihat tubuhnya sudah tidak baluti oleh apapun melainkan sudah polos tanpa sehelai benang pun.
Salsa hanya bisa menangis dan menganggap bahwa dirinya adalah seorang j*l*ng, yang sudah tidak punya harga diri di depan suaminya sendiri. Salsa tidak kuat jika tidak harus menangis, Ia sampai-sampai menutup mulut dengan kedua tangannya, karna sangking histeris nya. Apa lagi ditambah Salsa melihat sang suami tertidur lelap disampingnya dengan keadaan yang polos. Salsa merasa bahwa harga dirinya sudah di injak-injak dan malu terhadap dirinya sendiri. Bagaimana mungkin suaminya sendiri bahkan menidurinya tanpa izin, seakan-akan seperti menganggap bahwa Salsa adalah seorang pelacur yang seenaknya saja Ia tiduri, tanpa izin meskipun keduanya sedang bertengkar. Dan Dimas dengan seenaknya malah membuatnya pingsan lalu menyetubuhinya. Rasanya Salsa ingin berteriak saat ini juga. Tapi tidak bisa entah kenapa seakan-akan suara nya t'lah habis, dan Salsa hanya bisa menangis.
Padahal Jika saja Memang Dimas menginginkan hal tersebut Salsa tidak akan berani menolak ajakan Dimas untuk berhubungan suami istri, Karena bagaimanapun juga Dimas masih dalam status sebagai suaminya, Salsa juga tidak mau menanggung dosa akibat menolak ajakan suaminya. Namun sepertinya Dimas tidak menghargainya sebagai istri melainkan sebagai seorang pelacur yang bisa dia tidur seenaknya.
Dimas perlahan terbangun dari tidurnya, samar-samar ia mendengar suara isakan tangis seorang wanita, dan ternyata wanita itu adalah istrinya.
"Sayang kamu kenapa?" tanya Dimas.
" Kamu, kamu nangis." ucap Dimas bangkit dari tidurnya dan hendak menghapus air mata yang kini berlinang di pipi sang istri.
"Berhenti Mas jangan dekati aku, kamu enggak pantas buat ngedeketin wanita pelacur seperti aku. Seorang wanita yang ditiduri oleh suaminya sendiri tanpa izin dari istrinya sendiri, aku kotor Mas. Aku kotor. Aku merasa bahwa aku adalah seorang wanita yang tidak menuruti Apa perkataan suaminya, untuk memenuhi keinginannya.
Seolah-olah Aku ini adalah seorang Istri Durhaka yang tidak mau melayani suaminya di ranjang, hingga suaminya memutuskan untuk meniduri istrinya diam-diam, dan bahkan membuat istrinya sendiri pingsan agar sang suami bisa menuntaskan hasrat birahinya nya."ucap Salsa dengan bibir yang bergetar,
"Bukan gitu maksud aku sayang, bukan maksud aku menganggap kamu sebagai istri durhaka. Tapi aku enggak mau membuat kamu melayani ku dalam keadaan sadar, dan disaat kita sedang mengalami kehancuran. Aku nggak mau jika nanti kamu harus melakukannya dengan terpaksa, tanpa keikhlasan dan cinta....,"
" Dan sekarang kamu puas, kamu sekarang udah ngelakuin kan? Udah puas kamu! Disaat-saat seperti ini Bahkan kamu sempat-sempatnya ingin memintaku untuk melayani hasrat birahi mu"
"Bukan maksud aku seperti itu Sa. Aku, aku bener-bener udah enggak tahan, dan aku rindu sama kamu. Dan aku yakin jika kamu melakukan *** dalam keadaan sadar denganku. Aku pastikan kamu pasti akan jijik dengan suamimu, dan aku nggak mau Sa! Aku nggak mau Itu semua terjadi. Dengan sekuat tenaga aku menahan hasrat ku agar tidak menyentuh mu Namun sepertinya semuanya hanya sia-sia karena rinduku sudah mengalahkan kan semuanya." jelas Dimas,
Salsa seakan tidak bisa berkata-kata lagi dan memilih untuk pergi berlalu ke kamar mandi, untuk membersihkan tubuhnya dari sisa sisa bekas percintaan mereka.
"JEEDEER" Salsa menutup pintu kamar mandi dengan sangat kuat, Salsa langsung berlari menuju kearah bawah sower, dan langsung menghidupkan nya. Dengan volume air yang sangat deras Salsa mengguyur tubuhnya, menggosok gosok dengan kuat bagian lehernya, yang banyak tetinggal bekas bekas Kissmark atau(******) lah ya Tan. Yang diberikan oleh Dimas. Salsa menangis saat merasakan perih dikulit bagian lehernya yang lecet akibat Ia gosok dengan kuat, untuk menghilangkan bekas Kissmark dari Dimas.
Bukannya semangkin hilang, tanda merah keunguan itu malah semangkin menjadi jadi, dan semangkin terlihat jelas.
Salsa hanya bisa pasrah dan menangis dibawah guyuran air sower yang membasahi tubuh molek nya.
Dimas hanya bisa menunduk dengan rasa bersalah yang mendalam ada pada dirinya. Dimas mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia merutuki dirinya, bagaimana mungkin dia bisa menjadi khilaf disaat masa masa bersitegang seperti ini.
Setelah menyelesaikan ritual mandinya, Salsa langsung mengenakan baju biasa dan berlalu begitu saja meninggalkan Dimas yang sejak tadi memandang dan memerhatikannya. Salsa keluar dari kamar menuju ke kamar Baby Shireen yang merupakan Putri dari Dimas dan juga Salsa, Yang berada tepat disamping kamar Utama yang ditempati oleh Dimas dan juga Salsa.
" Bik, Bibi kok bisa ada di sini?"
"Eh maaf, Maaf Non saya tadi mendengar Nona Muda Kecil sedang menangis, makanya saya berinisiatif untuk melihat dan menjaga Nona Muda Kecil, dan mengajak nya main main." jelas Bik Sum,
"Makasih ya Bik, udah mau jagain Shireen.
Saya tadi ada urusan" ujar Salsa dan tersenyum ke arah Bik Sum.
"Non!" seru Bik Sum dan langsung memeluk Salsa,
"Yang sabar ya Ndok, Bibik enggak bisa berbuat apa apa." ucap Bik Sum menepuk nepuk pundak Salsa, sambil menangis.
Salsa melepaskan pelukan nya dan langsung menghapus air mata seorang wanita paruh baya yang sudah menjadi Ibu angkatnya. Yang tak lain adalah Bik Sum.
"Bik, Sudahlah. Bagaimana pun itu semua adalah keputusannya Dimas," ucapan Salsa terhenti Ia menghapus air matanya sejenak, dan kembali berkata.
"Jadi bibi, tenang aja. Salsa enggak apa apa kok," 'Salsa mencoba tersenyum'
"Mungkin aja Salsa tidak sesuai, dan kurang cocok di hatinya Dimas.
Salsa bakalan nerima kok. Kalok memang Dimas udah bosen sama Sasa, Salsa bakalan sadar diri kok. Salsa cuman Gadis miskin yang tidak punya apa-apa, dan bahkan Ayah kandung Salsa sendiri jugak enggak mau ngakuin Salsa sebagai Putrinya."
"Ndok! kamu kan punya Bibi, Bibik akan selalu ada buat kamu." ucap Bik Sum dan langsung mengecup Kening Salsa.
Keduanya sama sama menangis, dan saling menguatkan satu sama lain.
Dimas mengembuskan nafas kasar, dan tidak tahan jika tidak mengeluarkan air mata. Ternyata Ia telah mengambil keputusan yang salah, dan malah membuat Istrinya menderita oleh tekanan batin.
Dimas menyandarkan tubuhnya di balik dinding kamar Baby Shireen, Ia tidak sanggup mendengar penuturan dari istri tercintanya itu. Awalnya Dimas ingin menjenguk Sang Buah Hati yaitu Baby Shireen. Namun saat hendak membuka handel pintu, Ia malah mendengar suara Salsa dan juga Bik Sum.
Hingga membuat nya urung untuk masuk kedalam.?
*****
"Sayang, Kamu mau kemana?" tanya Dimas yang melihat Salsa tengah mengemasi baju baju nya kedalam koper.
Keduanya kini memang sedang berada di dalam Kamar Utama. Setelah melakukan makan malam Dimas langsung melangkah menuju Kamar Utama untuk membawa nampan bersisi makanan kepada Salsa.
Karena Salsa tidak mau makan sama sekali dari tadi siang.
Namun saat Dimas masuk kedalam kamar, Ia malah melihat Salsa yang sedang sibuk memberesi pakaian nya kedalam koper.
Dimas mencoba bertanya, namun Salsa malah mengabaikan nya dan tidak menghiraukan ucapan nya.
Dimas langsung meraih pergelangan tangan Salsa, dan membuat keduanya saling berhadap hadapan.
"Kamu mau kemana Sa?" ucap Dimas Lirih, pikiran nya sudah berkecamuk dan tidak menentu.
"Lepasin, Mas!"
"Kamu mau kemana? Kumohon jawab aku," Ucap Dimas lembut dengan mata yang terus memandang bola mata hitam milik Salsa.
"Aku butuh waktu Mas. Jadi tolong jangan halangin aku!"
sekujur tubuh Dimas langsung menegang seketika. *Kayak patung aja ya Tante*
'Jadi Si Dimas ini rumah sendiri enggak gabung sama Mansion Raharga. Dan Bik Sum nya sengaja Dimas Bawak buat Ikut sama dia. Kalok yang belum Mudeng baca aja dulu Cerita #Kerasnya hidup menjadi Anak Orang Kaya# karena dari situ lah Akar pohon nya.
Dan Bik Sum Ngangkat Salsa jadi Anak Angkat nya, karena Salsa sayang Sama Bik Sum, begitu pun sebaliknya. Karena dulu waktu awal Nikah sama Dimas, Bik Sum selalu nolongin Salsa kalok dikasarin sama Dimas. Ntar gua Flasbackin ceritanye, Soalnya perjalanan masih panjang. Jadi sabar ya Tante ya.
(Sasa) itu panggilan Sayang untuk Salsa dari orang2 terdekatnya Salsa. Terutama Dimas, Bik Sum dan juga 1 lagi Rara adik perempuan nya Dimas. Mereka berdua juga deket, dan lengket kali pun. Kayak bombon aja, buat yang gak tau bombon itu apa, itu artinya permen ya Tante. Bahasa Medan soalnya itu.
Nah, Makanya Dimas sering nyebut Sa. Karna maknanya adalah (SASA),
padahal tinggal nambain huruf L udah Jadi Salsa. Dasar ribet amat lu Tante Othor.
Tante Othor tersenyum jahat.🐄
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!